PRODUKSI SABUN DARI MINYAK JARAK (CASTOR OIL).

PRODUKSI SABUN DARI MINYAK JARAK (CASTOR OIL)

Oleh:
Hetti Haryati
NIM 082244710002
Program Studi Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

i

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga karya ilmiah ini dapat
terselesaikan. Dengan judul skripsi “Produksi Sabun dari Minyak jarak (Castor
Oil)” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang
dibutuhkan dalam memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas MIPA Universitas
Negeri Medan (UNIMED). Selain itu penulis juga berharap skripsi ini dapat
memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca khususnya
mahasiswa kimia di bidang Kimia Organik.
Skripsi ini tak akan pernah selesai disusun, jika saya hanya bekerja
sendirian. Berbagai bantuan, dalam berbagai bentuk, yang diberikan oleh orangorang di sekitar saya, menjadi faktor yang sangat penting.Pada kesempatan ini,
saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah berjasa.
Pertama, kepada orang tua saya Ibunda Hj.Masran Srigadi tercinta dan
Ayahanda H. Zulkifli Nasution tak ada kata yang cukup di dunia yang dapat
mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih saya atas segala doa, kasih sayang,
perhatian, pengertian dan pengorbanan yang telah ibu dan ayah berikan. Semoga
karya kecil ini dapat memberi sedikit kebahagiaan.
Kedua, untuk saudara- saudara saya tersayang, bang Rizki Nasution, kak
Meri Zulia Nasution, Sri Mie Nela Nasution, Sri Mei Neli Nasution dan sibontot

Zumadi Ashari Nasution atas segala perhatian, dorongan, masukan dan suntikan
semangatnya. Dan terima kasih juga untuk Febri Akbar Nasution orang yang
paling banyak kasih masukan, nasehat dan semangat, makasih untuk semuanya.
Ketiga, kepada Bapak Pembimbing skripsi Dr. Marham Sitorus M,Si.
Terima kasih untuk segala petunjuk. Tiada kata yang layak saya ucapkan, selain
terima kasih yang sebesar-besarnya atas masukan, bimbingan dan koreksinya. Dan
kepada Bapak Pembimbing Akademik Bapak Marudut Sinaga M.Si terima kasih
atas bimbingannya selamaini.

i

PRODUKSI SABUN DARI MINYAK JARAK (Castor Oil)
Hetti Haryati (NIM 082244710002)
ABSTRAK
Telah disintesa sabun dari risinoleat minyak jarak yang berasal
dari spesies Ricinus communis Linn, metode yang dilakukan
dengan mencampurkan minyak jarak, minyak zaitun dan asam
stearat dipanaskan sampai larut sampai mencair semua, sambil
diaduk hingga mencapai suhu 70oC. Kemudian menurunkan suhu
hingga 50oC setelah itu ditambahkan larutan NaOH sambil terus

diaduk hingga homogen atau terjadi reaksi penyabunan sempurna
kemudian menambahkan larutan Na EDTA setelah itu sabun
sudah mulai terbentuk yang ditandai dengan mengentalnya
campuran tersebut menjadi seperti pasta, kemudian dituang
kedalam cetakan. Hasil uji yang diperoleh cukup dan memenuhi
SNI. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sabun mandi
yang dibuat dari minyak jarak ini memiliki sifat fisiko kimia
yang meliputi kadar air dan zat menguap sabun padat dan
transparan berkisar 13,63 % dan 15,54 %, jumlah asam lemak
sabun sintesa padat dan transparan 75,52 % dan 70,51 %, kadar
alkali bebas dihitung sebagai NaOH pada sabun sintesa padat dan
transparan yaitu 0,095 % dan 0,087 %, kadar asam lemak bebas
sabun padat dan transparan 1,84 % dan 2,04 %, minyak mineral
sabun sintesa padat dan transparan negatif, derajat keasaman
(pH) sabun sintesa padat dan transparan sama pH 10, uji busa
sabun padat dan transparan 77,7 % dan 71,40 %

i

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi


Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB 1. PENDAHULUAN

1

1.1.Latar belakang masalah

1


1.2.Rumusan Masalah

3

1.3.Batasan Masalah

3

1.4.Tujuan Penelitian

3

1.5.Manfaat Penelitian

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

4


2.1. Minyak Jarak

4

2.1.1. Taksonomi Minyak Jarak

4

2.2. Asam Risinoleat

5

2.3. Sabun

7

2.3.1. Safonifikasi

11


2.4. Oleokimia

14

2.5. Surfaktan

15

2.6. Tegangan Permukaan

18

2.7. Komponen Lain Pembentuk Sabun

24

BAB III. METODE PENELITIAN

28


3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

28

3.2. Alat dan Bahan

28

3.3. Metode Penelitian

28

3.3.1. Proses Pembuatan Sabun

28

3.3.2. Karakterisasi Sabun

29


3.4. Diagram Alir Penelitian

31

3.4.1. Diagram Alir Pembuatan Sabun Sintesa Padat

31

3.4.2.Diagram Alir Pembuatan Sabun Sintesa Transparan

32

3.4.3. Stabilitas busa
3.4.4. Penentuan berat jenis aquades

33
33

3.4.4.1. Penentuan berat jenis sabun


33

3.4.4.2. Penentuan tegangan permukaan aquades

34

3.4.4.3.Penentuan tegangan permukaan sabun

34

BAB IV.HASIL PEMBAHASAN

35

4.1. Proses PembuatanSabun

35

4.2. Hasil Analisis Fisiko Kimia Sabun

38

4.2.1.Kadar Air Dan Zat Menguap

39

4.2.2. Jumlah Asam Lemak

40

4.2.3. Kadar Alkali Bebas Dihitung Sebagai NaOH

40

4.2.4. AsamLemak Bebas

41

4.2.5. Minyak Mineral

41

4.2.6. Derajat Keasaman (pH)

42

4.2.7. Stabilitas Busa

42

4.2.8. Tegangan Permukaan

43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

46

5.1. Kesimpulan

46

5.2. Saran

46

DAFTAR PUSTAKA

47

LAMPIRAN

49

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak dari minyak jarak

4

Tabel 2.3. Syarat mutu sabun mandi

10

Tabel 2.4. Diagram Alur Oleokimia

15

Tabel 4.2. Hasil analisis fisiko kimia sabun

38

Tabel 4.3. Massa jenis dari masing-masing sabun

44

Tabel 4.4. Tegangan permukaan pada masing-masing sabun

44

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Larutan

49

Lampiran 2. Hasil Analisis Data Fisiko Kimia Sabun

51

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Gambar untuk suatu surfaktan

1

Gambar 2.1. Ricinus Communis

5

Gambar 2.2. Reaksi terjadinya Proses Pirolisis

7

Gambar 2.3. Reaksi Safonifikasi

8

Gambar 2.5. Molekul surfaktan membentuk misel

17

Gambar 4.1. Skema sabun padat dari minyak jarak

36

Gambar 4.2. Skema sabun transparan dari minyak jarak

37

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Larutan

49

Lampiran 2. Hasil Analisis Data Fisiko Kimia Sabun

51

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabun merupakan molekul organik yang terdiri dari dua kelompok
gugus.Gugus pertama dinamakan lifofilik (hidrofilik jika medium pendispersinya
air) yang mempunyai arti “suka akan pelarut” dan gugus kedua dinamakan
lifofilik

(hidrofilik

bila

medium

air)

yang

berarti

“tidak

menyukai

pelarut”.Struktur ini dikenal sebagai zat aktif permukaan / surfaktan (Bird, 1987).
Sabun merupakan campuran garamnatrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali
(seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu
proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akanterhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang
digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari
arang kayu.Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak jarak.
Minyak jarak (castor oil) merupakan suatu trigliserida yang dapat
dibedakan dengan gliserida lainnya dari komposisi asam lemaknya, viskositas,
bilangan asetil dan kelarutannya dalam alkohol yang sangat tinggi. Biji jarak
(Ricinus communis Linn) mengandung 54% minyak yang disusun oleh beberapa
asam lemak sebagai gliserida diantaranya asam risinoleat (75-87,5%), oleat (715%), linoleat (3,5-8%), asam palmitat (2-5%), asam stearat (0,5-2%), asam
linolenat (0,5-2%).( (Ketaren,1988; Johnson, 1989 dan Sujadmoko,1992).
Asam risinoleat yang merupakan komposisi utama dari trigliserida minyak
jarak adalah asam lemak yang memiliki keunikan struktur tersendiri,
dibandingkan asam lemak lainnya yaitu turunan asam oleat (C18:1 ) yang pada
posisi ω-7 memiliki gugus hidroksil serta mengandung ikatan π pada posisi ω-9
(Miller,1984). Dengan demikian memberikan suatu pemikiran untuk mengubah
senyawa ini ke berbagai bentuk senyawa kimia lainnya yang diharapkan
bermanfaat dalam bidang oleokimia.

Sabun termasuk dalam kelas umum yang disebut dengan surfaktan yakni
senyawa yang dapat menurunkan tegangan air.Molekul surfaktan mengandung
suatu ujung hidrofobik dan satu ujung hidrofobik.Surfaktan (surface active
agents) menurunkan tegangan permukaan air dan mematahkan ikatan-ikatan
hidrogen pada permukaan.Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala hidrofiliknya
pada permukaan air dengan ekor hidrofiliknya terentang menjauhi permukaan air.
Secara umum lambang untuk surfaktan diperlihatkan pada gambar:

Gambar 1.1.gambar umum untuk suatu surfaktan

Molekul-molekul dan ion-ion yang diadsorbsi pada antar muka dinamakan
surfaktan.Nama lainnya adalah amfifil, yang menunjukkan bahwa molekul atau
ion tersebut mempunyai affinitas tertentu baik solven polar maupun non
polar.Tergantung dari jumlah dan sifat dari gugus-gugus polar dan non polar yang
ada padanya, amfifil dapat bersifat hidrofilik (suka air), lipofilik (suka minyak)
atau bersifat seimbang.Surfaktan digolongkan berdasarkan struktur kimianya atau
berdasarkan sifat gugus hidrofilik dan gugus hidrofobiknya.Surfaktan memiliki
rantai atom karbon yang panjang yang merupakan bagian yang hidrofobik. Oleh
karena adanya kedua bagian ini dalam suatu senyawa maka disebut dengan
ampifilik.( Fessenden, 1982)
Atas dasar ini peneliti tertarik untuk memanfaatkan asam risinoleat dari
minyak jarak sebagai bahan pembuatan sabun yang diturunkan dari minyak jarak
(Ricinus communis Linn).Pemanfaatan minyak jarak menjadi produk sabun
merupakan upaya yang paling menarik dan ekonomis.Hal ini karena sabun
dibutuhkan oleh masyarakat banyak untuk mandi, mencuci muka dan aktivitas
lainnya. Sebagaimana minyak nabati lainnya, minyak jarak dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pernbuatan sabun karena mampu memberikan efek
pembusaan yang sangat baik dan memberikan efek positif terhadap kulit dan
untuk meningkatkan nilai tambah pada minyak jarak.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu bagaimanakah pengaruh asam risinoleat terhadap pembuatan
sabun yang didegradasi dari minyak jarak, dan Apakah sabun yang terbuat dari
minyak jarak tersebut memiliki kemampuan untuk mengemulsi kotoran, baik
yang larut dalam air maupun yang tak larut dalam air ataupun zat pengotor
lainnya.

1.3. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya jenis tumbuhan yang menghasilkan minyak nabati,
maka dalam penelitian ini yang diteliti adalah hanya minyak jarak saja yang
berasal dari spesies Ricinus communis Linn

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesa sabun dari minyak jarak
yang berasal dari spesies Ricinus communis Linn.Mengetahui sifat fisikokimia
sabun yang dihasilkan.Dan meningkatkan nilai tambah minyak jarak dengan cara
membuat sabun dari minyak jarak.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang

dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk

menigkatkan penggunaan minyak jarak dalam pembuatan sabun dan mengetahui
karakteristik sabun yang dibuat dari minyak jarak. Bagi mahasiswa sendiri untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sehingga menuntut kita untuk terus
melakukan penelitian yang terbaik dalam pembuatan sabun yang berasal dari
asam lemak sumber lainnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Sabun mandi yang dibuat dari minyak jarak ini memiliki sifat fisiko kimia
sabun yang meliputi, kadar air dan zat menguap sabun padat dan transparan
berkisar 13,63 % dan 15,54 %, jumlah asam lemak sabun padat dan transparan
75,52 % dan 70,51 %, kadar alkali bebas dihitung sebagai NaOH pada sabun
padat dan transparan yaitu 0,095 % dan 0,087 %, kadar asam lemak bebas sabun
padat dan transparan 1,84 % dan 2,04 %, minyak mineral sabun padat dan
transparan negatif, derajat keasaman (pH) sabun padat dan transparan sama pH
10, uji busa sabun padat dan transparan 77,7 % dan 71,40 %
Hasil tegangan permukaan yang diperoleh sabun yang disintesa telah
memenuhi standar nilai dari sabun yang telah beredar dipasaran karena standar
nilainya tidak berbeda jauh dimana sabun padat yang disintesa dan sabun
transparan yang disintesa bernilai 0,2524 dyne/cm dan 0,2331 dyne/cm.

5.2. Saran
Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh perlakuan suhu dan
kecepatan pengadukan pada proses pembuatan sabun terhadap karakteritik sabun
yang dihasilkan. Hal lain yang perlu dikaji adalah kemungkinan penggunaan lebih
dari satu jenis minyak dalam satu formula sabun dengan penambahan bahan
bukan lemak yang berbeda dalam komposisi yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Awang, R., Ahmad, S., Grazmah, G., (2001) Properties Of Sodium Soap Derived
From Palm-Based Dihidroxystrearic Acid, Journal of Oil Palm Research,
Vol 13.33, Malaysia
Bird, T., (1987), Kimia Fisik Untuk Universitas, Gramedia, Jakarta
Bailey,

A.E., (1950), Industrial
publishing,Inc, New York

Oil

and

Fat

Product,

Interscholatic

Cavitch, S. M. 1997. The Soapmaker’s Companion A Comprehensive Guide With
Recipes, Techniques & Know How. Storey Books, North Adams.
Cohen L.F. Soto, A.Melgarejo, dan D.W. Robert.2008. Performance of Ulfo Fatty
Metyl Ester Sulfonate Versus Liniear Alkyl Benzene Sulfonate, Secondary
Alkane Sulfonate and α- Sulfo Fatty Methyl Ester Sulfonate. Journal of
Surfactan and Detergent 11:181-186.
Fessenden, RJ., dan Fessenden,J.S., (1999), Kimia Organik, Alih bahasa
pujaatmaka, A.H., Jilid 1 dan 2, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta
Fessenden., RJ., (1982), Kimia Organik, Edisi Ke Empat, Jilid II, Erlangga,
Jakarta
Gennaro, R.A., (1990), Rhemington’s Pharmacentical Sciences 18 th Edition
Marck Printing Company, Easton, Pennsylvania, USA.
Ginting, M., Sihotang,H dan Ginting K., (2006), Dehidrasi Risonoleat Menjadi
Linoleat yang Terdapat dalam Minyak Jarak (Ricinus Communis linn)
Menggunakan Molekuler Shive Secara Refluks dalam Beberapa Pelarut
Organik, Jurnal Komunikasi Penelitian, vol 18(3):17, Medan
Hart,H., (2003), Kimia Organik, Edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta
Hdw, Hartono., (2012), Mencari Uang dengan Mudah dan Halal, Bratachem,
Jakarta
Jellinek, s., (1970), formulation and function of cosmetics, Wiley Interscience,
New York
Johnson, R.W, (1989), Fatty Acid in Industry, Marcell Dekler, Inc, Jakarta
Johnson, R.W., (1984), The Chemistry Of Dibasic and Polybasic Fatty Acids,
J.Am.Oil.Chem. Soc. Vol 61, No 62, 241.
Ketaren, S,. (1984), Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan, UI-Press,
Jakarta
Lehninger, A.L., (1988), Biochemistry, Worth Pub. Inc, New York

Lehninger, A.L., (1996), Dasar-dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta
Levenspiel., (1999), Chemical Reaction Engineering, 2nd ed, John Wiley and
Sons, New York.
Miller, A.J., dan Newel, F.E., (1984), Modren Experimental Organic Chemistry,
University – Press, Western Washington
Parasuram, K.S., (1995) Soap And Detergent, McGraw Hill Book Company,
London
Piyalli G., et al. (1999). Detergency and Foam Studies on Linear Alkylbenzene
Sulphonate and Secondary Alkyl Sulphonate. J. Of Surfactant and
Detergent. 2(4) : 489 – 493.
Poejiadi, A., (1994), Dasar-Dasar Biokimia, Edisi Keempat, UI-Press, Jakarta
Ricthler, M.J. Knaut, J.,(1984), Challenges to Nature Industry, Marketing and
Economics of Oleochemicals in Western Europe, USA, J.Am.Oil. Chem.
Soc. Vol 61.160
Rosen, M.J., (1978), Surfactant and Interfacial Fenomena, Jhon Wiley & Sons,
New York
SNI 063532, (1994), Standar Mutu Sabun Mandi, Dewan Standarisasi Nasional,
Jakarta.
Solomons, T.W.G., (2004), Organic Chemistry, Jhon Wiley and Sons, New York
T, Mitsui.,(1997) New Cosmetics Science. Shiseido Co.,Ltd. Tokyo
Wasitaatmadja, S.M., (1997), Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta
Wollat, E., (1985), The Manufacture Of Soap, Other Detergent and Glyserine,
John Wiley and Sons, New York