UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED- INSTRUCTION (PBI)PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORASDI SMP TELADAN BINJAI T.A. 2011/2012.

i

iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kreativitas
Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pokok Bahasan Teorema
Pythagoras T.A 2011/2012.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syara
tmemperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA beserta jajarannya, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.
Tak lupa juga ucapan terimakasih untuk Dr. W.Rajagukguk, M.Pd selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran
guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Mulyono,
S.Si, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf
pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu
penulis.
Teristimewa

penulis

mengucapkan

terimakasih

kepada

Ibunda


Rosmawati Sianturi, Adinda Easter Christina, Reinhard Robinhood, dan seluruh
keluarga besar penulis yang terus memberikan motivasi dan doa demi
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga penulis
persembahkan untuk ayah tercinta yang sudah lebih dulu menghadap Sang

iv

iii

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII
DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED-INSTRUCTION
(PBI) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PHYTAGORAS
DI SMP TELADAN BINJAI T.A. 2011/2012
Rosamery Junita Munthe
(071244110107)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa
dalam menyelesaikan soal matematika dari berbagai sudut pandang yang berbeda
melalui model pembelajaran PBI pada pokok bahasan teorema pythagoras. Model

PBI terdiri dari lima fase yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan
siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Kategori soal berpikir kreatif adalah soal berpikir
lancar, luwes, dan original. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Swasta Yayasan Perguruan Teladan Binjai sebanyak 35 orang. Prosedur dalam
penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap akhir siklus diberi tes berpikir
kreatif berupa tes uraian yang terdiri dari 6 soal yang telah divalidasi oleh
validator. Dalam penelitian ini, kriteria siswa mencapai skor lebih dari 60
digunakan sebagai acuan dalam melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada
siklus I 12 siswa (34,29%) yang mencapai skor lebih dari 60 dengan nilai rata-rata
sebesar 53,6. Pada siklus II diperoleh data 35 siswa (100%) telah mencapai skor
lebih dari 60 dengan nilai rata-rata 82,6. Jumlah siswa yang mencapai skor lebih
dari 60 meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 23 siswa atau 65,71%
dan nilai rata-rata meningkat sebesar 29,0. Pada siklus I, 3 siswa (8,57 %)
dikategorikan kreatif, 8 siswa(80%) dikategorikan cukup kreatif dan 4 siswa
(11,43%) dikategorikan tidak kreatif dengan skor rata-rata 2.11 (secara
keseluruhan siswa cukup kreatif). Pada siklus II mengalami peningkatan dengan 2

siswa (5,75%) dikategorikan sangat kreatif, 33 siswa (94,29 %) dikategorikan
kreatif dan skor rata-ratanya 2.90 (secara keseluruhan siswa kreatif). Skor ratarata pengamatan berbasis masalah untuk guru pada siklus I adalah 2,17 dan pada
siklus II adalah 2,67 mengalami peningkatan dan berada pada interval 2,5 – 3,24
(baik)
.Karena telah memenuhi kriteria siswa mencapai skor lebih dari 60 dan
mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II maka disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa pada pokok bahasan Pythagoras.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

vii

Daftar Tabel


viii

Daftar Lampiran

ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

5

1.3. Rumusan Masalah

5

1.4. Batasan Masalah


6

1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

6

BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Belajar

7

2.2. Pengertian dan Hakekat Belajar Matematika

8


2.3. Kreativitas

11

2.3.1 Pengertian Kreativitas

11

2.3.2 Kriteria (Aspek)Kreativitas

14

2.3.3 Ciri-Ciri Kreativitas

15

2.4. Pengertian Model Pembelajaran

20


2.5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah/Problem Based Instruction (PBI) 20
2.5.1 Landasan Teoritik

21

2.5.2 Tujuan PBI

21

vii

2.5.3. Kelebihan dan Kekurangan PBI

22

2.5.4. Tingkah Laku Mengajar (Sintaks)

22

2.5.5 Lingkungan Belajar Dan Sistem Pengelolaan


23

2.6. Materi Ajar

24

2.6.1. Menentukan Teorema Pythagoras

24

2.6.2 Penggunaan Teorema Pythagoras

24

2.6.3 Perbandingan Sisi Segitiga Siku-Siku untuk Sudut Istimewa

25

2.7. Kerangka Konseptual


25

2.8. Hipotesis Tindakan

26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian

27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

27

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

27

3. 3. 1. Subjek Penelitian

27

3. 3. 2. Objek Penelitian

27

3.4. Prosedur Penelitian

28

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

33

3.6. Alat Pengumpul Data

34

3.7. Teknik Pengumpulan Data

34

3.8. Teknik Analisis Data

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Siklus I
4.1.1 Permasalahan

38

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I

38

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I

39

4.1.4 Tahap Observasi

40

4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I

41

4.1.6 Refkesi

45

viii

4.2. Siklus II

47

4.2.1 Permasalahan

47

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II

47

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II

48

4.2.4 Analisis Data Hasil Siklus II

50

4.2.5 Refleksi II

54

4.3. Hasil Penelitian

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan

57

5.2. Saran

57

DAFTAR PUSTAKA

59

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah

23

Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar I

42

Tabel 4.2 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes I

42

Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Original I

43

Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Kreatif I

43

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Sikap Kreatif SIswa I

44

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Pengamatan Berbasis Masalah

44

untuk guru
Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar II

51

Tabel 4.8 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes II

51

Tabel 4.9 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Original II

52

Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Kreatif II

52

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Observasi Sikap Kreatif SIswa I I

53

Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Observasi Pengamatan Berbasis Masalah

53

untuk guru

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

33

57

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat
ditarik dari penelitisn ini adalah:
1. Melalui pembelajaran model pembelajaran PBI ada peningkatan
kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika khususnya
pada pokok bahasan Pythagoras. Hal ini dilihat dari pertambahan jumlah
siswa yang mencapai skor lebih dari 60 untuk kategori berpikir kreatif
dari siklus I ke siklus II sebanyak 23 siswa.
2. Dari hasil tes berpikir kreatif I pada siklus I ke tes berpikir kreatif II pada
siklus II mengalami peningkatan pada aspek berpikir lancar, aspek
berpikir luwes, aspek berpikir original. Hal ini dapat dilihat dari
pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan
berpikir kreatif (skor lebih dari 60) dari siklus I ke siklus II sebanyak 23
siswa.
3. Sikap kreatif siswa meningkat selama pembelajaran dari siklus I ke siklus
II. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kreativitas siswa mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I tidak ada siswa yang dikategorikan
sangat kreatif, 3 siswa dikategorikan kreatif, dan pada siklus II, 2 siswa
dikategorikan sangat kreatif dan 33 siswa dikategorikan kreatif. Berarti
mengalami peningkatan untuk kategori sangat kreatif sebesar 5,71% dan
untuk kategori kreatif sebesar 85,71%

1.2. SARAN
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Yayasan
Perguruan

Teladan

Binjai

disarankan

memperhatikan

kreativitas

(kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif) siswa dan melibatkan peran
aktif siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan
hendaknya guru matematika memberikan informasi yang jelas tentang

58

aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berbasis masalah dan kemampuan siswa akan dicapai
2. Guru diharapkan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan
memberikan motivasi dan memperbanyak member pertanyaan-pertanyaan
yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan
berikan selalu tugas atau pekerjaan ruman (PR) yang soal-soalnya sesuai
dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti
3. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari
siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok
semua aggotanya aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan
4. Kepada siswa SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai khususnya siswa
kelas VIII yang kemampuan berpikir kreatif rendah dan sedang agar lebih
banyak berlatih lagi untuk menyelesaikan soal-soal yang menuntut
kreativitas dalam berpikir
5. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu lebih lama karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banya dan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang akan
dilakukan semakin lebih baik

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan

mempunyai

peranan

yang

sangat

menentukan

bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa
dan negara. Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia
(dalam

http://wawan-satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-pendidikan.html)

menjelaskan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Trianto, 2010:1) mengenai
sistem pendidikan nasional menekankan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan ppotensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Proses pendidikan yang ideal adalah proses pendidikan yang dikemas
dengan memperhatikan adanya berbagai aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan
aspek psikomotorik. Apabila proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan adanya keseimbangan ketiga aspek tersebut maka hasilnya akan
mampu meningkatkan mutu pendidikan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Emil Salim (dalam Esra, 2009:1) bahwa:
“Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh proses pendidikan untuk
melatih siswa mengembangkan kreativitas dan sikap agar mampu
meningkatkan ketrampilan dalam menganalisis dan berpikir logis, untuk
memecahkan setiap masalah dan juga lancar mengemukakan ide-ide atau
gagasan-gagasan dalam mencari penyelesaian masalah.”
Pendidikan merupakan proses kegiatan mengubah perilaku individu ke
arah kedewasaan dan kematangan. Kedewasaan dalam hal ini lebih menekankan
pada mental-spiritual, sikap nalar, baik intelektual maupun emosional, sosial dan

2

spititual. Bobot kedewasaan akan terungkap dalam kematangannya dalam
berpikir, berucap, berprilaku dan membuat keputusan. Kedewasaan dan
kematangan inilah yang merupakan hasil dari pendidikan, salah satunya
kreativitas. Kebutuhan akan kreativitas sangat penting dalam berbagai bidang,
terutama dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi. Evan (dalam Esra, 2009:1)
mengungkapkan bahwa:
“Pengembangan kreativitas serta prakarsa pada peserta didik mungkin
merupakan tuntutan terbesar dunia pendidikan, sebab kemajuan akan
pengetahuan dan teknologi yang sangat dinamis ditambah persaingan
kompetitif memerlukan kreativitas dan prakarsa setiap peserta didik,
anggota keluarga dan anggota masyarakat.”
Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan keterampilan tinggi yang
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kemauan kerja sama yang
efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan
matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika mempunyai struktur
dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara satu dan yang lainnya serta berpola
pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Sesuai dengan apa yang telah
diungkapkan

oleh

Marpaung

(dalam

Rachmas,

http://rachmad-

unnes.blogspot.com/2008/02/tinjauan-filsafat-dan-psikologi.html) bahwa
“Pembelajaran di Indonesia masih didominasi pembelajaran matematika
yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dalam melaksanakan
pembelajaran matematika dikelas guru menyampaikan konsep-konsep atau
struktur-struktur matematika secara deduktif, guru menulis di papan tulis
dan siswa mencata, guru menyajikan contoh dan siswa bersifat pasif
waktunya lebih banyak untuk mendengarkan penjelasan guru dan
mencatat, selanjutnya guru memberi latihan (soal) dengan tujuan agar sisw
alebih memahami konsep yang baru saja disampaikan dan siswa
mengerjakan latihan tersebut seperti atau mirip dengan contoh yang baru
saja diberikan guru”
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan. Peran serta matematika dalam pendidikan secara
keseluruhan sangat luas tidak hanya berkaitan tentang hal teknis dan ilmiah saja.
Kline (dalam Tim Dosen MKPBM,2001:19) menyatakan: “Matematika itu
bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya

3

sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.”
Menurut

H.

Winter

(dalam

http://leoriset.blogspot.com/2009/01/

matematika-dalam-kehidupan-nyata.html?m=1),
Siswa seharusnya belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan,
memahami lalu dapat mengabstraksikannya sehingga menyeimbangkan
penggunaan otak kiri dan otak kanan (otak kiri digunakan untuk
menghitung dan otak kanan untuk kreativitas) untuk mematematisasikan
situasi di sekelilingnya.
Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa
yang terkandung di dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan
pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar
dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis dan tepat. Ada banyak alasan
tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius

dalam

Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya”.
Dibalik pentingnya pelajaran matematika di dunia pendidikan, ternyata
banyak siswa yang kurang minat bahkan sama sekali tidak minat dengan pelajaran
matematika. Hal ini karena siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang
paling sulit. Seperti yang dikemukakan oleh I wayan Sucita (dalam
http://editorielpendidikan.blogspot.com/2010/06.html) bahwa:
“ Menurut hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru
Matematika di beberapa di Indonesia mengungkapkan bahwa kesulitan
siswa dalam belajar matematika yang paling menonjol adalah
keterampilan berhitung yaitu 51%, penguasaan konsep dasar yaitu 50%,
dan penyelesaian soal pemecahan masalah 49% (Tim PPG
Matematika,2001:18). Dilanjutkan pada tahun 2002 penelitian Pusat
Pengembangan Penataran Guru Matematika mengungkapkan di beberapa
wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menterjemahkan soal
kehidupan sehari-hari ke model matematika (Tim PPPG Matematika,
2002:7).”

4

Aspek kreativitas siswa dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah
matematika. Siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai
landasan untuk menentuka pilihan dan keputusan. Dalam memecahkan masalah
matematika, siswa harus menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep dan
menggunakan ketrampilan komputasi dalam berbagai situasi baru yang berbeda.
Erman Suherman (http://educare.e-fkipunla.net) mengemukakan:
“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada
umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru
masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,
…., dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi.
Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan
adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti
pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu
dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal
pengetahuan seperti membawa wadah kosong”.
Peran guru sangat penting dalam pembelajaran. Didalam kelas, guru
berperan sebagai fasilitator siswa untuk mengembangkan kreativitas masingmasing siswa, sehingga siswa terarah dalam menyelesaikan permasalahan
matematika. Namun kenyataannya guru mengajarkan matematika masih secara
konvensional yang menyebabkan siswa kurang tertarik belajar matematika.
Berdasarakan hasil wawancara singkat dengan guru pelajaran matematika
SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai pada waktu mengamati sikap siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika menunjukkan bahwa
masih perlu meningkatkan aspek-aspek lain selain hasil belajar siswa, salah
satunya adalah kreativitas. Hal ini dilihat saat siswa mengerjakan soal, khususnya
soal cerita, hanya berpatokan pada contoh yang diberikan guru. Oleh karena itu,
SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai dipilih sebagai lokasi penelitian.
Peneliti memilih pokok bahasan pythagoras karena materi tersebut banyak
sekali hubungannya dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa baik yang
disadari maupun tidak, selain itu untuk memahami materi pythagoras diperlukan
ketelitian dan analisis masalah.
Pentingnya kreativitas seperti yang telah diuraikan memerlukan adanya
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas. Berdasarkan ciri utama

5

model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) yang meliputi suatu
pengajuan pertanyaan atau masalah, suatu pemusatan antar disiplin, penyelidikan
autentik, kerja sama, serta menghasilkan karya dan peragaan, maka peneliti
memilih Problem Based Instruction (PBI) sebagai model pembelajaran untuk
meningkatkan kreativitas siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa
Kelas VII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Melalui

Model

Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pokok Bahasan
Teorema Pythagoras di SMP Teladan Binjai T.A 2011/2012

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Siswa hanya mampu mengerjakan soal matematika yang sesuai dengan
contoh.
2. Siswa kurang kreatif untuk memahami dan menganalisis masalah
matematika.
3. Siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep-konsep yang ada dalam
memecahkan masalah matematika.
4. Proses pembelajaran yang kurang mendukung siswa untuk aktif dalam
menyelesaikan ide-ide atau gagasannya sendiri.
5. Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika.
6. Model pembelajaran yang digunakan kurang tepat dengan materi yang
diajarkan.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat cakupan yang cukup luas, maka perlu adanya batasan masalah.
Berdasarkan masalah yang telah dituliskan dalam identifikasi masalah, maka
penelitian kreativitas ini dibatasi pada menyelesaikan soal matematika melalui
model pembelajaran problem based instruction (PBI) pada pokok bahasan teorema
pythagoras.

6

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang diambil peneliti
adalah “Apakah melalui model pembelajaran berdasarkan masalah atau PBI dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada
pokok bahasan Teorema Pythagoras

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas
siswa dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
melalui model pembelajaran PBI

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Problem Based-Instruction
diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan persoalan
matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras dan meningkatkan
kreativitas siswa dalam meyelesaikan soal matematika.
2. Bagi guru, mendapat pengalaman langsung meneliti dengan penelitian
tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mengembangkan profesi guru serta mengubah pola dan sikap guru dalam
mengajar yang semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi
berperan sebagai fasilitator dan mediator yang dinamis sehingga kegiatan
belajar mengajar yang dirancang dan dilaksanakan menjadi lebih efektif,
efisien, kreatif dan inovatif.
3. Bagi mahasiswa, akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian ini
dan diperoleh suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI KELAS VIII A SMP NEGERI 10 JEMBER

1 23 17

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENGURANGI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KELAS X-2 SMA NEGERI GRUJUGAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2010/2011

0 13 19

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL SISWA PADA POKOK BAHASAN BELA NEGARA KELAS IX SMP NEGERI 3 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 82

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN FAKTORISASI ALJABAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMEN (TGT) SISWA SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 0 18

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LIMAS KELAS VIII MTSN MODEL BANDA ACEH Rimilda

0 0 9

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KRITERIA POLYA Nurul Fajri

0 4 13

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KEBUMEN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION SISWA KELAS VIII SMP N 2 SEDAYU

0 0 8