PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA
DI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:
LAILA ISTIKOMAH
G000100192

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Peran sekolah sangatlah penting dalam membentuk prilaku para siswanya.
Sekolah berfungsi sebagai fasilitator yang akan mengantar para siswa agar mereka
berprestasi dengan iman, ilmu dan amal. Di sekolah peran guru agama sangat

dibutuhkan dalam membimbing dan mengarahkan para siswanya terutama berkaitan
mengenai akhlak. Masa remaja merupakan masa tidak stabilnya emosi yang kadangkadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dewasa dinilai
sebagai perbuatan nakal. Kenakalan yang terjadi di SMK Muhammadiyah Kartasura
sangat beragam bentuknya sehingga perlu diadakan penanggulangan agar tidak
menyebar luas.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam
menanggulangi kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. Tujuan
penelitian ini yaitu identifikasi pelaksanaan dan usaha-usaha yang dilakukan guru
pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK
Muhammadiyah Kartasura. Manfaat penelitian ini yaitu memberi sumbangan untuk
menambah wawasan di bidang pendidikan agama Islam, bagi guru pendidikan agama
Islam dapat memberi motivasi dalam menanggulangi kenakalan siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Setelah melakukan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, guru pendidikan agama Islam berperan cukup aktif dan efektif turut serta
dalam menanggulangi kenakalan siswa. Hal ini bisa dilihat dari tindakan-tindakan

yang telah dilakukan guru pendidikan agama Islam melakukan tanggung jawabnya
sebagai pendidik, pembimbing siswa ke arah pencapaian kedewasaan, mengajarkan
siswa bersikap, bertingkah laku, mengarahkan, menumbuh kembangkan keimanan
dan ketakwaan serta terbentuknya anak didik yang Islami. Kedua, kenakalan siswa
dibagi menjadi dua: (1) Kenakalan ringan seperti sholat tanpa berwudhu, bercanda
ketika sholat, tidak ikut sholat berjamaah, mencontek, tidak mengerjakan PR,
pacaran/duduk berdua dengan lawan jenis, memakai seragam tidak rapi/tidak
dimasukkan, terlambat masuk sekolah, tidak sopan/berkata kotor/menghina guru,
rambut panjang, membawa/bermain HP pada waktu pelajaran, membuat
keributan/kegaduhan dalam kelas, merokok, membolos, alpa, dan tidak masuk dengan
membuat
surat
keterangan
palsu.
(2)
Kenakalan
berat
seperti
menyimpan/memepertontonkan gambar/film porno, berjudi, minum-minuman keras.
Ketiga, strategi dalam menanggulangi kenakalan tersebut adalah strategi prefentif,

strategi represif, strategi kuratif (penyembuhan)
Kata kunci: Guru Pendidikan Agama Islam dan Kenakalan Siswa.

sebagai

PENDAHULUAN

fasilitator

yang

akan

Persoalan yang sangat terasa

mengantar para siswa agar mereka

oleh kita di bidang pendidikan saat ini

berprestasi dengan iman, ilmu dan


adalah munculnya kenakalan remaja.

amal. Di sekolah peran guru agama

Menurut Supramono, masa remaja

sangat dibutuhkan dalam membimbing

merupakan

dan

masa

seorang

anak

mengarahkan


para

siswanya

mengalami perubahan cepat dalam

terutama berkaitan mengenai akhlak.

segala

tubuh,

Guru adalah manusia yang memiliki

perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan

kualitas dalam hal ilmu pengetahuan,

kepribadian. Masa remaja adalah masa


moral dan cinta atau loyal kepada

goncang karena banyaknya perubahan

agama. Manifestasi sikap seorang guru

yang terjadi dan tidak stabilnya emosi

harus ditunjukan melalui sifat-sifat

yang

menyebabkan

ketaatan dan ketakwaannya kepada

timbulnya sikap dan tindakan yang

Allah. Dalam setiap gerak-geriknya dia


oleh orang dewasa dinilai sebagai

harus menoleh ke depan, ke belakang,

perbuatan nakal. Remaja biasanya

dan arah sekitarnya. Sebab, aktifitas

mudah

yang

bidang,

perubahan

kadang-kadang

cemas,


mudah

tergoncang

dilakukan

oleh

guru

akan

emosinya, mudah tersinggung, sangat

dipantau oleh setiap orang dan anak

peka terhadap kritikan. Karena jiwanya

didiknya. Alasannya adalah karena dia


belum stabil, terkadang mereka ingin

sebagai cermin di mana murid akan

terlepas dari aturan yang ada, mudah

menuruti atau mengikutinya.

luar

Komitmen guru dalam hal takut

lingkungannya dan ingin hidup dengan

kepada Allah perlu dilahirkan dalam

gayanya sendiri. Maka tidak heran jika

sikap dan perilakunya di hadapan


banyak remaja yang berbuat nakal

murid. Harga diri dan kesungguhan

ditempat umum (Supramono, 2007: 2).

seorang guru harus dijelmakan dalam

menerima

pengaruh

dari

rutinitas

Peran sekolah sangatlah penting

di


mata

murid

dan

para

masyarakat. Tradisi keilmuan harus

siswanya. Disini sekolah berfungsi

menonjol dalam kehidupannya. Sikap

dalam

membentuk

prilaku



toleran, murah hati dan pemaaf harus

akhlak,

juga

menumbuhkan,

dan

menyatu dalam kehidupannya sebagai

kembangkan keimanan dan ketakwaan

seorang pendidik. Dia bertanggung

peserta didik (Daradjat, 1995: 99).

jawab mendidik murid, mendewasakan

Pada usia SMK berada pada

dan menjadikannya jujur dan berbudi

masa remaja, masa remaja adalah masa

pekerti

mereka

goncang karena banyaknya perubahan

terampil demi mempersiapkan masa

yang terjadi dan tidak stabilnya emosi

depan mereka.

yang

luhur,

membuat

kadang-kadang

menyebabkan

Mungkin ini sebagai tugas yang

timbulnya sikap dan tindakan yang

amat berat yang dibebankan ke atas

oleh orang dewasa dinilai sebagai

pundak guru, bukan hannya dalam

perbuatan nakal. Remaja biasanya

mencerdaskan

mudah

bangsa

akan

tetapi

cemas,

mudah

tergoncang

pemuda

emosinya, mudah tersinggung, sangat

pemudi bermoral dan bertakwa kepada

peka terhadap kritikan. Karena jiwanya

Allah swt (Muhammad AR, 2003: 70-

belum stabil, terkadang mereka ingin

71).

terlepas dari aturan yang ada, mudah

LANDASAN TEORI

menerima

bagaimana

meghasilkan

pengaruh

dari

luar

Peran adalah seperangkat tingkah

lingkungannya dan ingin hidup dengan

yang diharapkan dimiliki oleh orang

gayanya sendiri. Maka tidak heran jika

yang berkedudukan di masyarakat

banyak remaja yang berbuat nakal

(Poerwadarminto, 1976: 854).

ditempat umum (Supramono, 2007: 2).

Guru pendidikan agama Islam

Berdasarkan pengertian di atas

adalah guru agama yang disamping

dapat

melaksanakan tugas pengajaran, yaitu

pengertian

memberitahukan

pengetahuan

agama Islam dalam menanggulagi

keagamaan, ia juga melaksanakan

kenakalan siswa SMK Muhammadiyah

tugas pendidikan dan pembinaan bagi

Kartasura adalah pelaksanaan tugas

peserta

dan

didik,

ia

membantu

pembentukan kepribadian, pembinaan

diambil

peran

fungsinya

pembimbing,


kesimpulan

dan

guru

sebagai

bahwa

pendidikan

pendidik,

pembina

dalam

menghadapi dan mengatasi siswa yang

oleh orang dewasa dinilai sebagai

melakukan perbuatan yang menyalahi

perbuatan nakal. Remaja biasanya

norma atau aturan yang berlaku di

mudah

SMK Muhammadiyah Kartasura.

emosinya, mudah tersinggung, sangat

cemas,

mudah

tergoncang

Menurut Dadang Hawari (dalam

peka terhadap kritikan. Karena jiwanya

Syafa’at, 2008: 82), bentuk-bentuk

belum stabil, terkadang mereka ingin

kenakalan siswa yaitu:

terlepas dari aturan yang ada, mudah

a. Sering membolos.

menerima

b. Dikeluarkan

atau

diskors

luar

gayanya sendiri. Maka tidak heran jika
banyak remaja yang berbuat nakal

c. Selalu berbohong.
kali

dari

lingkungannya dan ingin hidup dengan

dari

sekolah karena berkelakuan buruk.

d. Sering

pengaruh

mabuk

ditempat umum.

atau

Menurut

menyalahgunakan narkotika dan

Willis

(2005:

93),

faktor yang menyebabkan terjadinya

zat adaktif lainnya.
e. Sering kali mencuri.

kenakalan siswa/remaja yaitu:

f. Sering kali merusak barang milik

a. Faktor yang ada di dalam diri anak
sendiri

orang lain.
g. Sering kali melawan otoritas yang

1) Predisposing

faktor-faktor

lebih tinggi seperti melawan guru

yang memberi kecenderungan

atau orang tua, melawan aturan-

tertentu

aturan di rumah atau di sekolah,

remaja. Faktor tersebur dibawa

tidak disiplin.

sejak lahir yang disebut birth

h. Sering kali memulai perkelahian.

perilaku

injury.

Menurut Supramono (2007: 2),

2) Lemahmya pertahanan diri.

masa remaja adalah masa goncang

3) Kurang

karena banyaknya perubahan yang

kemampuan

penyesuaian diri.

terjadi dan tidak stabilnya emosi yang
kadang-kadang

terhadap

4) Kurangnya

menyebabkan

keimanan

timbulnya sikap dan tindakan yang

siswa/remaja.


dasar-dasar
didalam

diri

b. Faktor dari Rumah Tangga
a) Anak

kurang

a. Penanggulangan Secara Preventif

mendapatkan

(pencegahan)

kasih sayang dan perhatian

1) Guru hendaknya memahami

orang tua.

aspek-aspek psikis murid, guru

b) Lemahnya keadaan ekonomi

sebaiknya memiliki ilmu-ilmu

orang tua di desa-desa, telah

tertentu,

menyebabkan

perkembangan, bimbingan dan

tidak

mampu

Psikologi

konseling.

mencukupi kebutuhan anak-

2) Mengintensifkan

anaknya.

pelajaran

agama dan mengadakan tenaga

c) Kehidupan keluarga yang tidak

guru agama ahli dan berwibawa

harmonis.
c.

misalnya

Faktor dari lingkungan masyarakat

serta mampu bergaul secara

a)

harmonis

Kurangnya
ajaran-ajaran

pelaksanaan
agama

3) Mengintensifkan
yang

kurang

memperoleh pendidikan.
c) Kurangnya

bimbingan

dan

disekolah

dengan

menatar

4) Adanya

dari luar.

guru-guru

kesamaan

5) Melengkapi

pendidikan, kekompakan guru, dan

pendidikan.

2005: 127).

Untuk menggulangi kenakalan
dapat

dilakukan

norma-

fasilitas

6) Perbaikan ekonomi guru(Willis

kekurangan guru.

siswa

untuk

guru-guru

fasilitas

norma-norma

pendidikan,

cara

norma yang dipegang oleh

d. Faktor dari sekolah yang terdiri
guru,

konseling

mengelola bagian ini.

d) Pengaruh norma-norma baru

faktor

bagian

mengadakan tenaga ahli atau

pengawasan

terhadap remaja.

dari

guru-guru

lainnya.

secara

konsekuen.
b) Masyarakat

dengan

dengan

beberapa cara sebagai berikut:


oleh Polri dan kejaksaan Negeri.

b. Penanggulangan Secara Represif

Sebab

Menurut Syafa’at (2008: 144-

jika

terjadi

kenakalan

145), tindakan hukuman kepada

siswa/remaja berarti sudah terjadi

siswa yang melakukan kenakalan

suatu pelanggaran hukum yang

dapat dijalankan sebagai berikut,

dapat berakibat merugikan diri

yaitu berupa:

mereka dan masyarakat. Karena

1) Sanksi hukum.

yang melakukan tindak kejahatan

2) Hukuman untuk menegakkan

adalah anak-anak dibawah umur 16

disiplin berupa tindakan fisik

tahun maka kemungkinan tindakan
Negara terhadapnya adalah:

3) Hukuman untuk menegakkan
disiplin

berupa

1) Anak itu dikembalikan kepada

sanksi

orang tua atau walinya.

administratif.
c. Penanggulangan

Secara

2) Anak itu dijadikan anak Negara.

Kuratif

3) Dijatuhi hukuman seperti biasa,

(penyembuhan)

hanya

Tindakan kuratif adalah upaya

tersebut,

dengan

sepertiganya.

antisipasi terhadap gejala-gejala
kenakalan

dikurangi

Upaya

supaya

kuratif

secara

formal

kenakalan itu tidak meluas dan

memang

merugikan masyarakat. Tindakan

berwajib, dalam hal ini polisi dan

ini dilakukan setelah pencegahan

kehakiman.

lainnya dan dianggap perlu untuk

masyarakat/sekolah juga bertanggung

mengubah tingkah laku siswa yang

jawab

melanggar

kenakalan.

memberikan

dengan

cara

pendidikan

ulang

sudah

jelas

Akan

tugas

tetapi

mengupayakan

yang

anggota

pembasmian

Kerjasama

antara

pemerintah, ulama, guru dan orang tua

kembali. Pendidikan ini diulangi

amat

melalui pembinaan secara khusus

kenakalan siswa/remaja (Willis, 2005:

maupun secara perorangan yang

140).

ahli dalam bidang ini. Upaya
kuratif secara formal dilakukan


diperlukan

dalam

mengatasi

kenakalan

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
lapangan

(field

penelitian
kualitatif

research)

kualitatif.
adalah

bermaksud

Muhammadiyah

untuk

di

SMK

Kartasura.

2)

Observasi, Observasi atau pengamatan

atau

adalah

Penelitian

penelitian

sisiwa

suatu

mengumpulkan

yang

mengadakan

memahami

teknik
data

atau

cara

dengan

jalan

pengamatan

terhadap

fenomena tentang apa yang dialami

kegiatan yang sedang berlangsung

oleh subyek peneliti (Herdiansyah,

(Sukmadinata, 2006: 220). Metode ini

2010: 9). Adapun pendekatan yang

digunakan untuk mengamati secara

digunakan

langsung

dalam

melaksanakan

tentang

keadaan

siswa,

pendekatan

bentuk-bentuk kenakalan dan strategi

Pendekatan

guru pendidikan agama Islam dalam

deskriptif kualitatif adalah pendekatan

menanggulangi kenakalan siswa di

yang diarahkan untuk memecahkan

SMK Muhammadiyah Kartasura. 3)

masalah dengan cara memaparkan atau

Dokumentasi, dokumentasi ini sebagai

menggambarkan apa adanya hasil

pelengkap data. Dokumen-dokumen

penelitian

65).

tersebut diharapkan dapat menjadi

Sedangkan metode yang digunakan

narasumber yang dapat menjawab

dalam pengumpulan data yaitu: 1)

pertanyaan-pertanyaan

Wawancara,

dimungkinkan

penelitian
deskriptif

ini

adalah

kualitatif.

(Riduwan,

2010:

Wawancara

adalah

yang

ditanyakan

tidak
melalui

bentuk komunikasi antara dua orang,

wawancara atau observasi. Di dalam

melibatkan

melaksanakan metode dokumentasi,

seseorang

yang

ingin

memperoleh informasi dari seorang

peneliti

lainnya

mengajukan

tertulis seperti buku-buku, majalah,

berdasarkan

koran, kumpulan kliping, dokumen

tujuan tertentu (Mulyana, 2002: 180).

seperti portofolio, catatan harian dan

Wawancara

sebaginya

(Arikunto,

mengetahui peran guru pendidikan

Metode

ini

agama Islam dalam menanggulangi

mendapatkan data tentang struktur

dengan

pertanyaan-pertanyaan

digunakan

untuk



menyelidiki

benda-benda

2006:

digunakan

274).
untuk

kepengurusan, letak geografis, sejarah

Kartasura adalah tidak seimbangnya

berdiri serta fasilitas-fasilitas yang ada

jumlah guru pendidikan agama Islam

di SMK Muhammadiyah Kartasura.

yang hanya 3 orang dengan siswa yang

HASIL PENELITIAN

berjumlah

Kenakalan yang dilakukan siswa
SMK

Muhammadiyah

528.

Oleh

sebab

itu

pendidikan agama Islam di SMK

Kartasura

Muhammadiyah

Kartasura

kurang

merupakan kenakalan yang bersifat

berjalan dengan baik karena rasio guru

pelanggaran terhadap tata tertib atau

dengan siswa kurang seimbang.

peraturan

sekolah.

kenakalan

tidak

Agar

jumlah

Guru pendidikan agama Islam

setiap

SMK Muhammadiyah Kartasura telah

bertambah

harinya, maka diperlukan beberapa

tampak

strategi prefentif, represif dan kuratif

dengan baik dalam menanggulangi

untuk mengatasinya. Semua guru di

kenakalan siswa. Peran-peran tersebut

SMK

Kartasura

dilakukan sebagai salah satu upaya

bertanggung jawab dan bekerjasama

untuk menanggulangi kenakalan siswa

dengan guru bimbingan konseling

yang ada di sekolah tersebut. Hal ini

untuk menanggulangi kenakalan siswa

bisa dilihat dari tindakan-tindakan

di sekolah tersebut. Namun peran guru

yang telah dilakukan guru pendidikan

agama Islam menjadi lebih penting

agama Islam melakukan tanggung

kedudukannya, karena peran guru

jawabnya

agama

pembimbing siswa ke arah pencapaian

Muhammadiyah

Islam

mengajarkan

bukan

hanya

pengetahuan

agama,

melaksanakan

perannya

sebagai

pendidik,

kedewasaan,

mengajarkan

siswa

lebih dari itu guru agama Islam

bersikap,

bertingkah

laku,

dituntut

mengarahkan, menumbuh kembangkan

untuk

menanamkan
kesadaran

mengantarkan
pada

religius

diri
dan

dan
siswa

keimanan

memiliki

dan

ketakwaan

serta

terbentuknya anak didik yang Islami.

kepribadian yang baik. Salah satu yang

Kenakalan

siswa

di

SMK

menjadi kendala dalam pendidikan

Muhammadiyah Kartasura di bagi

agama Islam di SMK Muhammadiyah

menjadi 2 diantaranya yaitu kenakalan


ringan dan kenakalan berat. Kenakalan

berjudi berjumlah 5 siswa, minum-

ringan yang dilakukan para siswa

minuman keras berjumlah 5 siswa.

seperti

Kenakalan

sholat

tanpa

berwudhu

tersebut

terjadi

karena

berjumlah 18 siswa, bercanda ketika

beberapa faktor diantaranya: pertama

sholat berjumlah 27 siswa, tidak ikut

faktor yang ada pada diri individu

sholat berjamaah berjumlah 40 siswa,

sendiri karena lemahnya pengendalian

mencontek berjumlah 176 siswa, tidak

emosi, mudah menerima pengaruh dari

mengerjakan PR berjumlah 120 siswa,

luar, kurangnya dasar-dasar keimanan,

pacaran/duduk berdua dengan lawan

minat belajar rendah. Kedua faktor

jenis berjumlah 14 siswa, memakai

dari

seragam tidak rapi/tidak dimasukkan

perhatian dari orang tua, motivasi

berjumlah 37 siswa, terlambat masuk

belajar dari keluarga siswa kurang,

sekolah berjumlah 29 siswa, tidak

kurangnya

sopan/berkata

dalam

kotor/menghina

guru

keluarga

karena

kemampuan

materi

dan

kurangnya

orangtua
kurangnya

berjumlah 7 siswa, rambut panjang

pemahaman agama dalam keluarga.

berjumlah

Ketiga

38

siswa,

faktor

di

lingkungan

karena

kurangnya

membawa/bermain HP pada waktu

masyarakat

pelajaran

perhatian masyarakat kepada remaja

berjumlah

36

siswa,

membuat keributan/kegaduhan dalam

seperti

kelas berjumlah 197 siswa, merokok

kegiatan keagamaan dan karangtaruna,

berjumlah

membolos

tayangan televisi yang tidak mendidik,

berjumlah 162 siswa, alpa (tidak

banyaknya peredaran film-film dan

masuk sekolah tanpa surat keterangan)

gambar-gambar porno. Keempat faktor

berjumlah 213 siswa, tidak masuk

dari lingkungan sekolah adalah kantin

dengan membuat surat keterangan

sekolah

palsu berjumlah 9 siswa. Adapun

sehingga diperbolehkan jajan di luar

kenakalan

lingkungan sekolah dan hal tersebut

12

siswa,

berat

seperti

kurangnya

belum

cukup

palaksanaan

memadai

digunakan siswa untuk membolos.

menyimpan/memepertontonkan
gambar/film porno berjumlah 5 siswa,


bersifat

Strategi guru pendidikan agama

administratif.

pemberian

Islam dalam menggulangi kenakalan

hukuman yang bersifat fisik seperti

siswa yaitu strategi prefentif yang

jalan jongkok, push up,

dilakukan yaitu ketika mengajar selalu

menjewer, (sepanjang hal itu tidak

menanamkan nilai moral dan akhlak,

menimbulkan

pengisian waktu luang dengan cara

pencukuran rambut ketika rambut

mengaktifkan siswa dalam kegiatan

panjang, sholat ditengah lapangan,

keagamaan

seperti

mengerjakan soal ujian di luar kelas

dhuhur

ketika ketahuan mencontek setelah

sholat

setiap

dhuha,

harinya
jum’at,

mencubit,

cedera

fisik),

berjamaah, maupun pada hari besar

diperingatkan

Islam, mengadakan seminar tentang

Sedangkan hukuman yang bersifat

bahaya pergaulan bebas, penambahan

administratif berupa pemberian soal-

wawasan dan pemahaman tentang

soal

keagamaan dengan cara pemutaran

langsung

film yang bertemakan keagamaan,

tersebut disuruh keluar kelas sampai

selalu mendampingi dan memantau

pelajaran selesai, dan melakukan razia

siswa terutama siswa yang nakal pada

didalam kelas. Ketiga strategi kuratif

saat kegiatan di dalam kelas maupun di

dengan

luar kelas. Kedua strategi represif yaitu

kenakalan siswa pada guru BP. Bentuk

menegur siswa secara langsung ketika

sanksi

melakukan kenakalan, menasehati dan

memberikan

memberikan bimbingan khusus kepada

peraturan

siswa yang sering berbuat kenakalan di

perbuatan tersebut sudah termasuk

luar

katagori

jam

pelajaran

agar

tidak

yang

beberapa

harus

dikerjakan

dikumpulkan

cara

dan

melaporkan

yang

dilakukan
kredit

yang

kali.

point

berlaku.

kenakalan

dan
siswa

kasus

dengan
sesuai
Apabila

berat/kronis

mengulangi perbuatannya dan siswa

sehingga mencapai point 100, maka

dimintai penjelasan mengapa berbuat

akan

nakal, pemberian sanksi atau hukuman

berupa konferensi antara pihak orang

dibagi menjadi 2, yaitu hukuman yang

tua dengan pihak sekolah. Sehingga

bersifat fisik dan hukuman yang

sekolah berhak mengambil keputusan


dilakukan

tindakan

khusus

yang tepat untuk siswa, bahkan tidak

dilihat dari tindakan-tindakan yang

menutup

untuk

telah dilakukan guru pendidikan

mengeluarkan siswa dari sekolah dan

agama Islam melakukan tanggung

mengembalikannya kepada orang tua.

jawabnya

Dengan

pembimbing

kemungkinan

dikembalikannya

siswa

sebagai

tersebut maka guru pendidikan agama

pencapaian

Islam

mengajarkan

dan

pihak

sekolah

sudah

pendidik,

siswa

ke

arah

kedewasaan,
siswa
laku,

bersikap,

melepas tanggung jawab terhadap

bertingkah

mengarahkan,

siswa tersebut.

menumbuh kembangkan keimanan
guru

dan ketakwaan, terbentuknya anak

pendidikan agama Islam cukup aktif

didik yang Islami dan berkurangnya

dan

perilaku menyimpang pada siswa.

Secara

langsung

efektif

turut

peran

serta

dalam

menanggulangi kenakalan siswa di

2. Kenakalan siswa di SMK tersebut

SMK Muhammadiyah Kartasura, hal

dibagi menjadi dua, yaitu kenakalan

ini dibuktikan dengan guru pendidikan

ringan

agama Islam melakukan tanggung

Kenakalan ringan seperti sholat

jawabnya

pendidik,

tanpa berwudhu, bercanda ketika

pembimbing siswa ke arah pencapaian

sholat, tidak ikut sholat berjamaah,

kedewasaan,

mengajarkan

siswa

mencontek, tidak mengerjakan PR,

bersikap,

bertingkah

laku,

pacaran/duduk

sebagai

dan

kenakalan

berdua

berat.

dengan

mengarahkan, menumbuh kembangkan

lawan jenis, memakai seragam tidak

keimanan

rapi/tidak dimasukkan, terlambat

dan

ketakwaan

serta

terbentuknya anak didik yang Islami.

masuk sekolah, tidak sopan/berkata

SIMPULAN

kotor/menghina

1. Guru pendidikan agama Islam SMK

panjang,

guru,

rambut

membawa/bermain

HP

Muhammadiyah Kartasura berperan

pada waktu pelajaran, membuat

cukup aktif dan efektif turut serta

keributan/kegaduhan dalam kelas,

dalam menanggulangi kenakalan

merokok, membolos, alpa (tidak

siswa di SMK tersebut. Hal ini bisa

masuk
10 

sekolah

tanpa

surat

masuk

Mendampingi dan memantau

dengan membuat surat keterangan

siswa terutama siswa yang

palsu. Adapun kenakalan berat

nakal pada saat kegiatan di

seperti

dalam kelas maupun di luar

menyimpan/memepertontonkan

kelas.

keterangan),

dan

tidak

b.

gambar/film porno, berjudi, dan

secara

3. Strategi guru pendidikan agama
dalam

represif

(menekan)

dengan cara: 1) Menegur siswa

minum-minuman keras.

Islam

Strategi

langsung

melakukan

menanggulangi

ketika
kenakalan,

kenakalan siswa yang ada di SMK

menasehati dan memberikan

tersebut adalah:

bimbingan

a.

Strategi prefentif (pencegahan)

siswa yang sering berbuat

dengan

kenakalan di luar jam pelajaran

cara:

1)

Ketika

khusus

mengajar selalu menanamkan

agar

nilai moral dan akhlak. 2)

perbuatannya

Pengisian waktu luang dengan

dimintai penjelasan mengapa

cara

siswa

berbuat nakal. 2) Pemberian

keagamaan

sanksi atau hukuman, dibagi

setiap harinya seperti sholat

menjadi 2 yaitu bersifat fisik

dhuha,

(sepanjang

dalam

mengaktifkan
kegiatan

jum’at,

dhuhur

tidak

kepada

mengulangi
dan

hal

siswa

itu

tidak

cedera

fisik)

berjamaah, maupun pada hari

menimbulkan

besar Islam. 3) Mengadakan

anatara lain jalan jongkok,

seminar

bahaya

push up, mencubit, menjewer,

4)

pencukuran rambut, sholat di

dan

tengah lapangan, mengerjakan

tentang

soal ujian di luar kelas dan

tentang

pergaulan

bebas.

Penambahan

wawasan

pemahaman
keagamaan

dengan

cara

bersifat

pemutaran

film

yang

lain berupa pemberian soal-

5)

soal yang harus dikerjakan dan

bertemakan

keagamaan.

11 

administratif

antara

langsung

dikumpulkan

siswa

dan

c. Meningkatkan

kelas sampai pelajaran selesai.

perpustakaan, ruang OSIS, lab

kelas.

computer, dan sebagainya agar

Strategi kuratif (penyembuhan)

siswa

dengan cara melaporkan kasus

waktunya

kenakalan siswa pada guru

positif.

dapat

memanfaatkan

untuk

d. Mengadakan

hal

yang

kegiatan

home

visit.

SARAN

e. Mengagendakan

Kepada guru pendidikan agama

silaturrahmi

rutin dengan orang tua/wali

Islam
a. Penambahan

murid.

kegiatan

keagamaan khususnya dalam

DAFTAR PUSTAKA

bidang sosial.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

b. Lebih

meningkatkan

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

pengawasan terhadap perilaku

Jakarta: Rineka Cipta.

siswa untuk selalu mematuhi

Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan

peraturan sekolah.

Islam

c. Dalam memberikan hukuman
kepada

2.

kelengkapan

3) Melakukan razia di dalam

BK.

1.

berada

dilingkungan sekolah.

siswa tersebut disuruh keluar

c.

tetap

siswa,

Dalam

Keluarga.

Jakarta:

Ruhama.

alangkah

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi

baiknya hukuman yang berupa

Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu

fisik dihindari.

Sosial. Jakarta: Salemba empat.

Bagi pengurus sekolah

Muhammad AR. 2003. Pendidikan di

a. Meningkatkan

Alaf Baru. Jogjakarta: Prismasophie.

pengambilan

input siswa.

Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi

b. Membuka lagi kantin sekolah

Penelitian

agar ketika waktu istirahat,

Kualitatif.

Remaja Rosda Karya.

12 

Bandung:

Poerwadarminto. 1976. Kamus Umum
Bahasa

Indonesia.

Jakarta:

Balai

Pustaka.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variable-Variabel

Penelitian,

Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,

N.S.

2006.

Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Supramono,
Acara

Gatot.

2007.

Hukum

Pengadilan

Anak.

Jakarta:

Djambatan.
Syafaat, Aat dkk. 2008. Peranan
Pendidikan
Mencegah

Agama

Islam

Kenakalan

dalam
Remaja

(juvenile delinquency).Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Willis, S. Sofyan. 2005. Remaja &
Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

13 

Dokumen yang terkait

PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

0 4 132

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

1 2 17

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Peran Pendidikan Karakter Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 6 17

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 2 12

Peran Guru Pendidikan Agama Islam PAI d

0 1 27

STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PAI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMK BRAWIJAYA KEPUNG KEDIRI

0 0 22

BAB II PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGANI SISWA INTROVERT PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 1 34