PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Remaja Putri Yang Overweight Dengan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
HIMMATUNNISAK MAHMUDAH
J 310 090 025

PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA
Himmatunnisak Mahmudah

Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
At young age, there are some physical changes due to the increase of
muscle mass and fatty tissue. These changes influence nutrition needs and their
food for their growth. Unbalance and the excess of energy intake for teenagers
may occur the nutrition disorder, that is overweight, even obesity. Girls are more
fragile of nutrition disorder than the boys. It is because of fat hoarding happened
to girls in their puberty. Otherwise, the boys experience muscle development.
This means that the girls have higher fat than the boys. It was known that
overweight prevalence of students in SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta was
23.03%. One of the factors influencing overweight is the low of physical activity.
To know the difference of physical activity between overweight and nonoverweight girls at SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta.
This research was Observational research by applying cross sectional
approach. Technique of sampling was taken by employing stratified random
sampling. Sample amount of this research consisted of 39 girls and each group
which was taken consisted of 1-3 grades of SMP Muhammadiyah 10 of
Surakarta. Data of nutrition status used anthropomerty, physical activity used
recall of 3x24 hours which was not successive. To analyze the difference applied
test of Independent of T Test.
This research shows that description of respondent characteristic of SMP

students is the characteristic of respondent age which is mostly 13 years
(37.2%). The average of IMT/U is for overweight group (25.4), while nonoverweight group is 15.5%. Physical activity of overweight group is mostly light
activities (84.6%) with the average of PAL value (1.51), while non overweight
group is mostly middle activities (64.1%) with the average of PAL value (1.82).
There is significant physical activity difference between overweigt and non
overweight girls (p=0.000).
Keyword
Bibliography

: Physical Activity, Overweight, Non Overweight
: 15 (2004-2014)

1

PENDAHULUAN

berisiko mengalami penyakit jantung

Usia remaja merupakan usia
peralihan


dari

masa

(Depkes, 2010).

anak-anak

Kejadian

overweight

pada

menuju masa dewasa. Pada masa

remaja saat ini dibuktikan dengan

remaja


banyak

perubahan

yang

adanya

terjadi.

Selain

perubahan

fisik

prevalensi

berdasarkan


data

nasional
RISKESDAS

karena bertambahnya massa otot

(2010), remaja

juga bertambahnya jaringan lemak

overweight yaitu 7,8% pada remaja

dalam tubuh serta terjadi perubahan

putra dan 15,5 % pada remaja putri.

hormonal.


pada

Prevalensi gizi lebih relatif lebih

mempengaruhi

tinggi pada perempuan dibanding

dasarnya

Perubahan
sangat

ini

yang mengalami

Data

kebutuhan gizi dan makanan pada


dengan

remaja. Pola makan remaja dapat

RISKESDAS

mempengaruhi

dan

prevalensi overweight untuk tingkat

penyakit

Propinsi Jawa Tengah menunjukkan

hari.

6,2% pada remaja putra dan 12,7%


akan

pertumbuhan

berdampak

kronis

pada

dikemudian

remaja

laki-laki.

(2010)

Ketidakseimbangan antara asupan


pada

energi

dapat

beberapa penelitian mengenai status

baik

gizi lebih remaja yang dilakukan di

masalah gizi lebih maupun masalah

kota Depok cukup mengkhawatirkan.

gizi kurang (DepKes, 2007).

Penelitian Sari (2005) terhadap 126


pada

menimbulkan

remaja
masalah

Dikalangan

gizi,

remaja,

remaja

didapatkan

yang


sebesar

karena

Selain

itu,

siswa Sekolah Menengah Pertama

status

gizi lebih merupakan permasalahan
merisaukan

putri.

didapatkan

dapat

prevelensi

34,7%

dan

obesitas
overweight

diri

sebesar 23,82%. Remaja putri lebih

seseorang dan dapat menyebabkan

rawan terkena masalah gizi lebih

gangguan psikologis yang serius.

dibandingkan dengan remaja putra,

Apabila

pada

karena pada remaja putri terjadi

remaja, maka akan tumbuh menjadi

penimbunan lemak selama masa

remaja yang kurang percaya diri.

pubertas, sedangkan pada remaja

Remaja yang mengalami obesitas

putra terjadi perkembangan otot,

maupun

sehingga remaja putri mempunyai

menurunkan

rasa

overweight

kelebihan

percaya

terjadi

berat

badan

(overweight) diketahui 3-4 kali lebih

2

lemak sekitar dua kali lebih besar

remaja

dibandingkan remaja putra.

rendah. Penelitian ini sesuai dengan

Salah

satu

mempengaruhi

gizi

faktor
lebih

yang

yang

Huriyati

adalah

dkk

ringan

yang

meningkatkan

kurang

aktivitas

(2004)

bahwa

banyaknya waktu untuk aktivitas

aktivitas fisik. Umumnya seseorang
gemuk

memiliki

aktivitas

dalam

sehari
risiko

semakin
gizi

lebih.

daripada seseorang dengan berat

Remaja yang overweight memiliki

badan

fisik

kecenderungan aktivitas fisik kurang

anggota

dibandingkan dengan remaja yang

normal.

merupakan
tubuh

Aktifitas

pergerakan
yang

menyebabkan

memiliki berat badan normal.

pengeluaran yang sangat penting

Survei

pendahuluan

yang

bagi pemeliharaan kesehatan fisik

telah

dan mental serta memanfaatkan

Muhammadiyah 10 Surakarta pada

kualitas hidup agar tetap sehat dan

bulan Februari 2013, didapatkan

bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik

remaja

secara teratur yang dilakukan paling

prevalensi gizi lebih (overweight)

sedikit 30 menit/hari. Apabila lebih

cukup

banyak waktu yang dipergunakan

Berdasarkan uraian di atas penulis

untuk

maka

tertarik untuk melakukan penelitian

manfaat yang diperoleh juga lebih

apakah ada perbedaan aktivitas fisik

banyak (Indrawagita, 2009).

antara remaja putri yang overweight

beraktifitas

fisik,

Berdasarkan hasil penelitian
Sayogo (2006), kelompok
memiliki

remaja

aktivitas

lakukan

putri

di

yang

tinggi

SMP

mempunyai

yaitu

28,03

%.

dengan non overweight di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.

yang tidak mengalami overweight
rata-rata

di

Tujuan penelitian ini adalah

fisik

untuk

mengetahui

perbedaan

sedang, sedangkan untuk kelompok

aktivitas fisik antara remaja putri

anak

yang

yang

aktivitas

overweight
rendah.

memiliki

Hasil

ini

overweight

dengan

overweight di SMP Muhammadiyah

menunjukkan bahwa aktivitas fisik

10 Surakarta.

berhubungan

METODE PENELITIAN

dengan

non

kejadian

overweight pada remaja. Remaja

Jenis penelitian ini bersifat

yang memiliki aktivitas fisik tinggi

observasional dengan pendekatan

memiliki kecenderungan untuk tidak

cross sectional. Penelitian dilakukan

mengalami overweight dari pada

di
3

SMP

Muhammadiyah

10

Surakarta dari bulan Oktober 2013

Sampling. Hasil uji kenormalan data

sampai Maret 2014. Populasi dari

dengan

penelitian ini adalah seluruh siswi

Kolmogorof Smirnov, menunjukkan

kelas

semua

1,

2,

Muhammadiyah

dan

3

SMP

10

Surakarta

menggunakan
data

berdistribusi

test.

adalah siswi kelas 1, 2, dan 3 SMP

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

normal

maka digunakan uji-t Independent t

sebesar 125 siswi. Subjek penelitian
Muhammadiyah

uji

A. Karakteristik Subjek

Surakarta

dengan memenuhi kriteria inklusi

Subjek yang terlibat pada

siswi yang tidak cacat fisik seperti

penelitian ini adalah siswi SMP

patah tulang pada kaki dan siswi

Muhammadiyah 10 Surakarta.
1. Umur Subjek

yang tidak mengalami menstruasi
dan kriteria eksklusi siswi pindah

Subjek yang terlibat pada

sekolah, yang sedang sakit misalnya

penelitian ini adalah siswi SMP

sakit infeksi, serta gemuk tingkat

Muhammadiyah 10 Kota Surakarta.

berat dan kurus tingkat berat. Teknik

Karakteristik

yang digunakan dalam pemilihan

berdasarkan

sampel adalah Stratified Random

dilihat pada Tabel berikut ini.

subjek
umur

penelitian
siswi

dapat

Tabel 1.
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur
(th)

Jumlah
(n)

Persentase
(%)

12
13
14
15
Total

14
29
23
12
78

17.9
37.2
29.5
15.4
100
2. Status Gizi Subjek

Umur siswi yaitu minimal
berusia 12 tahun dan maksimal

Status

gizi

adalah

suatu

berusia 15 tahun. Paling tinggi

keadaan tubuh yang diakibatkan

umur

oleh keseimbangan antara asupan

siswi

adalah

13

tahun

(37,2%) dan paling sedikit berumur

zat

15 tahun (15,4%).

Diketahui bahwa dari total 78 siswi

gizi

dengan

kebutuhan.

yang menjadi responden, rata-rata
4

IMT/U pada kelompok overweight

(Budiyanto, 2004). Radomski et all

sebesar 24.6 dan non overweight

(2003)

sebesar 15.8.

rendahnya

3. Aktivitas Fisik Subjek
Aktivitas

fisik

menyatakan

bahwa

aktivitas

fisik

merupakan faktor paling dominan

merupakan

terhadap

terjadinya

overweight.

salah satu bentuk penggunaan

Berikut kategori aktivitas fisik siswi

energi dalam tubuh. Oleh karena

overweight dan non overweight.

itu,

berkurangnya aktivitas fisik

a. Aktivitas

akibat dari kehidupan yang makin

overweight

modern

dengan

Aktivitas

teknologi

akan

kemajuan
menimbulkan

fisik

siswi

fisik

siswi

overweight dapat dilihat pada tabel

overweight/kelebihan berat badan

2 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.
Aktivitas Fisik Overweight
Aktivitas
Fisik
Ringan
Sedang
Berat
Total

N

%

33
6
0
39

84,6
15,4
0
100

Tabel 2 menunjukkan bahwa,
sebagian

besar

yang

ruangan/di kelas. Aktivitas tersebut

memiliki

antara lain : belajar, bercanda

sebesar

dengan teman di kelas, makan di

84.6% dengan minimal nilai PAL

kelas, bermain di kelas, dan solat.

1.40, maksimal nilai PAL 1.68, dan

Adapun aktivitas yang dilakukan

rata-rata nilai PAL 1.51. Hal ini

siswa pada saat di rumah/pulang

dapat disimpulkan bahwa remaja

dari

yang

menyapu,

mengalami
aktivitas

siswi

melakukan aktivitasnya di dalam

overweight

ringan

yaitu

mengalami

cenderung

overweight

memiliki

aktivitas

berkumpul

Hasil

recall

kelompok

menunjukkan
besar

aktivitas

siswa

antara
mencuci

lain

:

piring,

menonton tv, bermain game/hp,

ringan.
pada

sekolah,

dengan

keluarga,

fisik

makan, tidur, belajar, solat, dan

overweight,

jalan-jalan dengan teman ataupun

bahwa
lebih

sebagian

keluarga.

senang
5

Hal tersebut sama seperti

gizi)

yang

melebihi

kebutuhan

aktivitas fisik yang dilakukan oleh

normal tubuh manusia. Pola makan

remaja dengan berat badan yang

yang

normal.

menyebabkan

Hanya

membedakan
frekuensi

saja

ialah

yang

kalori

dan

lemak,

terjadinya

dan

penimbunan energi dalam bentuk

beraktivitas.

lemak, dan hal ini disertai dengan

durasi

saat

tinggi

Kegiatan di luar ruangan tidak

kurangnya

begitu disukai karena cuaca di luar

dengan

yang panas atau dingin sehingga

tersebut dibiarkan terus menerus

terlalu banyak keluar keringat dan

dan telah menjadi kebiasaan yang

mudah lelah (Mujur, 2011).

terpola, maka akan terakumulasi

Penelitian

Hadi

aktivitas

berolahraga.

overweight

aktivitas

(Novitasari, 2005).

cenderung

Jika

misal
hal

dalam tubuh dan akhirnya menjadi

(2005),

remaja yang kurang melakukan
fisik

fisik

untuk

bahkan

obesitas

Ada beberapa faktor penting

mengalami kelebihan berat badan.
Hasil penelitian oleh Subardja dkk

yang

dalam Simatupang (2008), yang

overweight pada remaja terutama

menjelaskan

penurunan

bahwa

apabila

dapat

menyebabkan

aktivitas

fisik

dan

dibandingkan besarnya hubungan

peningkatatan ketidakaktifan fisik

antara pola makan dan aktivitas

(inactivity). Secara nyata inactivity

fisik, ternyata aktivitas fisik lebih

merupakan faktor yang jauh lebih

berhubungan

besar

overweight
Sesuai
terjadinya

dengan
pada

dengan
gizi

terjadinya

pengaruhnya

terhadap

terjadinya gizi lebih dibandingkan

anak

remaja.

teori,

bahwa

dengan

lebih

karena

Aktivitas

makan
fisik

berlebihan.

remaja

sekarang

rendahnya aktivitas fisik sehingga

cenderung menurun, remaja lebih

asupan energi yang masuk hanya

banyak

sedikit terpakai untuk beraktivitas

komputer/laptop dan menonton tv.

dan

Beberapa penelitian menunjukkan

sebagian

besar

tersimpan

sebagai lemak tubuh.

bahwa

Selain kurangnya melakukan
aktivitas

fisik,

penyebab

bermain

peningkatan

game

gizi

lebih

banyak terjadi akibat penurunan
total energy expenditure.

dari

kelebihan berat badan (overweight)
karena konsumsi pangan (zat-zat
6

b. Aktivitas

Fisik

Siswi

Non

kategori yaitu normal dan kurus.

Overweight
Aktivitas
overweight

Berikut ini aktivitas fisik siswi non
fisik

siswi

dibagi

non

menjadi

overweight dapat dilihat pada tabel

2

3.

Tabel 3.
Aktivitas Fisik Siswi Non Overweight

Aktivitas Fisik
N
0
14
4
18

Ringan
Sedang
Berat
Total

Status Gizi Non Overweight
Normal
Kurus
%
N
0
3
77.8
10
22.2
8
100
21

Tabel 3 menunjukkan bahwa

beraktivitas dibandingkan dengan

siswi non overweight dibedakan

yang normal.

menjadi dua kategori yaitu normal
dan

kurus.

bahwa aktivitas fisik pada siswi non

mengalami

overweight baik normal maupun

normal sebesar 18 siswi dan kurus

kurus cenderung sedang. Sejalan

sebesar 21 siswi. Status gizi siswi

dengan penelitian terhadap remaja

normal sebagian besar memiliki

SLTP di Kota Yogyakarta dan

aktivitas

Kabupaten

yang

fisik

gizi

Hal ini dapat disimpulkan

non

overweight

Status

%
14.2
47.7
38.1
100

sedang

sebesar

Bantul

yang

juga

77.8% dengan rata-rata nilai PAL

memberikan

gambaran

bahwa

1.84,

remaja

overweight,

jarang

sedangkan

siswi

kurus

non

sebagian besar memiliki aktivitas

melakukan aktivitas fisik, sebagian

fisik

besar

sedang

sebesar

47.7%

dengan rata-rata nilai PAL 1.75.

melakukan

aktivitas

fisik

sedang (Huriyati dkk, 2004).

Siswi kurus mengalami aktivitas

Berdasarkan

hasil

recall

ringan lebih banyak dibandingkan

aktivitas fisik, sebagian besar di

siswi

dibuktikan

rumah para siswi hanya melakukan

dengan hasil aktivitas ringan pada

aktivitas sedang. Aktivitas tersebut

siswi kurus sebesar 14.2% dan

seperti,

siswi normal 0%. Hal tersebut

game, makan, tidur, dan belajar.

terlihat bahwa siswi kurus memiliki

Hal ini sejalan dengan penelitian di

ketidakmampuan

SMPN 1 Manado bahwa sebagian

yang

normal,

untuk

lebih
7

menonton

tv,

bermain

besar siswa melakukan aktivitas

yang masuk dengan energi yang

sedang, serta banyak melakukan

keluar dan merupakan akumulasi

aktivitas

simpanan energi yang berubah

duduk

setiap

hari

menjadi lemak. Hal ini disebabkan

(Malonda dkk, 2012).
4. Hasil Analisis Perbedaan

oleh

konsumsi

asupan

Aktivitas

Fisik

Antara

berlebih

serta

Remaja

Putri

yang

dengan

adanya

Overweight

dengan

Non

Hasil
berat

(overweight)

diimbangi

aktivitas

fisik

(Pritasari, 2006).

Overweight
Kelebihan

tidak

yang

analisis

perbedaan

badan

aktivitas fisik antara overweight

adalah

dengan non overweight adalah
sebagai berikut :

ketidakseimbangan antara energi

Tabel 4.
Analisis Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Overweight dengan Non
Overweight
Status Gizi
Aktivitas Fisik

Overweight
N

%

P

Non
Overweight
N
%

N

Ringan
Sedang
Berat

33
6
0

84.6
15.4
0

3
25
11

7.7
64.1
28.2

Total

39

100

39

100

*

0,00

*uji Independent t-test
Berdasarkan
menunjukkan

tabel

bahwa

4,

penelitian di SMP Muhammadiyah

sebagian

10 Surakarta didapatkan p

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FASTFOOD DAN AKTIVITAS FISIK ANTARA STATUS GIZI OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT PADA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surak

0 3 10

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FASTFOOD DAN AKTIVITAS FISIK ANTARA STATUS GIZI OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT PADA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surak

0 2 18

PENDAHULUAN Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

0 1 5

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dan Aktivitas Fisik Antara Status Gizi Overweight Dan Non-Overweight Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta.

0 2 5

PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT Perbedaan Pola Konsumsi Fast Food Dan Soft Drink Pada Remaja Putri Overweight Dan Non Overweight Di SMA Assalam Surakarta.

0 2 19

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Asupan Makan Zat Gizi Makro (Protein, Lemak Dan Karbohidrat) Dan Kesegaran Jasmani Antara Remaja Putri Yang Overweight Dan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Asupan Makan Zat Gizi Makro (Protein, Lemak Dan Karbohidrat) Dan Kesegaran Jasmani Antara Remaja Putri Yang Overweight Dan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Remaja Putri Yang Overweight Dengan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 2 18

BAB I PENDAHULUAN Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Remaja Putri Yang Overweight Dengan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Remaja Putri Yang Overweight Dengan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 2 5