PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Remaja Putri Yang Overweight Dengan Non Overweight Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
HIMMATUNNISAK MAHMUDAH
J 310 090 025
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA
Himmatunnisak Mahmudah
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
At young age, there are some physical changes due to the increase of
muscle mass and fatty tissue. These changes influence nutrition needs and their
food for their growth. Unbalance and the excess of energy intake for teenagers
may occur the nutrition disorder, that is overweight, even obesity. Girls are more
fragile of nutrition disorder than the boys. It is because of fat hoarding happened
to girls in their puberty. Otherwise, the boys experience muscle development.
This means that the girls have higher fat than the boys. It was known that
overweight prevalence of students in SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta was
23.03%. One of the factors influencing overweight is the low of physical activity.
To know the difference of physical activity between overweight and nonoverweight girls at SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta.
This research was Observational research by applying cross sectional
approach. Technique of sampling was taken by employing stratified random
sampling. Sample amount of this research consisted of 39 girls and each group
which was taken consisted of 1-3 grades of SMP Muhammadiyah 10 of
Surakarta. Data of nutrition status used anthropomerty, physical activity used
recall of 3x24 hours which was not successive. To analyze the difference applied
test of Independent of T Test.
This research shows that description of respondent characteristic of SMP
students is the characteristic of respondent age which is mostly 13 years
(37.2%). The average of IMT/U is for overweight group (25.4), while nonoverweight group is 15.5%. Physical activity of overweight group is mostly light
activities (84.6%) with the average of PAL value (1.51), while non overweight
group is mostly middle activities (64.1%) with the average of PAL value (1.82).
There is significant physical activity difference between overweigt and non
overweight girls (p=0.000).
Keyword
Bibliography
: Physical Activity, Overweight, Non Overweight
: 15 (2004-2014)
1
PENDAHULUAN
berisiko mengalami penyakit jantung
Usia remaja merupakan usia
peralihan
dari
masa
(Depkes, 2010).
anak-anak
Kejadian
overweight
pada
menuju masa dewasa. Pada masa
remaja saat ini dibuktikan dengan
remaja
banyak
perubahan
yang
adanya
terjadi.
Selain
perubahan
fisik
prevalensi
berdasarkan
data
nasional
RISKESDAS
karena bertambahnya massa otot
(2010), remaja
juga bertambahnya jaringan lemak
overweight yaitu 7,8% pada remaja
dalam tubuh serta terjadi perubahan
putra dan 15,5 % pada remaja putri.
hormonal.
pada
Prevalensi gizi lebih relatif lebih
mempengaruhi
tinggi pada perempuan dibanding
dasarnya
Perubahan
sangat
ini
yang mengalami
Data
kebutuhan gizi dan makanan pada
dengan
remaja. Pola makan remaja dapat
RISKESDAS
mempengaruhi
dan
prevalensi overweight untuk tingkat
penyakit
Propinsi Jawa Tengah menunjukkan
hari.
6,2% pada remaja putra dan 12,7%
akan
pertumbuhan
berdampak
kronis
pada
dikemudian
remaja
laki-laki.
(2010)
Ketidakseimbangan antara asupan
pada
energi
dapat
beberapa penelitian mengenai status
baik
gizi lebih remaja yang dilakukan di
masalah gizi lebih maupun masalah
kota Depok cukup mengkhawatirkan.
gizi kurang (DepKes, 2007).
Penelitian Sari (2005) terhadap 126
pada
menimbulkan
remaja
masalah
Dikalangan
gizi,
remaja,
remaja
didapatkan
yang
sebesar
karena
Selain
itu,
siswa Sekolah Menengah Pertama
status
gizi lebih merupakan permasalahan
merisaukan
putri.
didapatkan
dapat
prevelensi
34,7%
dan
obesitas
overweight
diri
sebesar 23,82%. Remaja putri lebih
seseorang dan dapat menyebabkan
rawan terkena masalah gizi lebih
gangguan psikologis yang serius.
dibandingkan dengan remaja putra,
Apabila
pada
karena pada remaja putri terjadi
remaja, maka akan tumbuh menjadi
penimbunan lemak selama masa
remaja yang kurang percaya diri.
pubertas, sedangkan pada remaja
Remaja yang mengalami obesitas
putra terjadi perkembangan otot,
maupun
sehingga remaja putri mempunyai
menurunkan
rasa
overweight
kelebihan
percaya
terjadi
berat
badan
(overweight) diketahui 3-4 kali lebih
2
lemak sekitar dua kali lebih besar
remaja
dibandingkan remaja putra.
rendah. Penelitian ini sesuai dengan
Salah
satu
mempengaruhi
gizi
faktor
lebih
yang
yang
Huriyati
adalah
dkk
ringan
yang
meningkatkan
kurang
aktivitas
(2004)
bahwa
banyaknya waktu untuk aktivitas
aktivitas fisik. Umumnya seseorang
gemuk
memiliki
aktivitas
dalam
sehari
risiko
semakin
gizi
lebih.
daripada seseorang dengan berat
Remaja yang overweight memiliki
badan
fisik
kecenderungan aktivitas fisik kurang
anggota
dibandingkan dengan remaja yang
normal.
merupakan
tubuh
Aktifitas
pergerakan
yang
menyebabkan
memiliki berat badan normal.
pengeluaran yang sangat penting
Survei
pendahuluan
yang
bagi pemeliharaan kesehatan fisik
telah
dan mental serta memanfaatkan
Muhammadiyah 10 Surakarta pada
kualitas hidup agar tetap sehat dan
bulan Februari 2013, didapatkan
bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik
remaja
secara teratur yang dilakukan paling
prevalensi gizi lebih (overweight)
sedikit 30 menit/hari. Apabila lebih
cukup
banyak waktu yang dipergunakan
Berdasarkan uraian di atas penulis
untuk
maka
tertarik untuk melakukan penelitian
manfaat yang diperoleh juga lebih
apakah ada perbedaan aktivitas fisik
banyak (Indrawagita, 2009).
antara remaja putri yang overweight
beraktifitas
fisik,
Berdasarkan hasil penelitian
Sayogo (2006), kelompok
memiliki
remaja
aktivitas
lakukan
putri
di
yang
tinggi
SMP
mempunyai
yaitu
28,03
%.
dengan non overweight di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.
yang tidak mengalami overweight
rata-rata
di
Tujuan penelitian ini adalah
fisik
untuk
mengetahui
perbedaan
sedang, sedangkan untuk kelompok
aktivitas fisik antara remaja putri
anak
yang
yang
aktivitas
overweight
rendah.
memiliki
Hasil
ini
overweight
dengan
overweight di SMP Muhammadiyah
menunjukkan bahwa aktivitas fisik
10 Surakarta.
berhubungan
METODE PENELITIAN
dengan
non
kejadian
overweight pada remaja. Remaja
Jenis penelitian ini bersifat
yang memiliki aktivitas fisik tinggi
observasional dengan pendekatan
memiliki kecenderungan untuk tidak
cross sectional. Penelitian dilakukan
mengalami overweight dari pada
di
3
SMP
Muhammadiyah
10
Surakarta dari bulan Oktober 2013
Sampling. Hasil uji kenormalan data
sampai Maret 2014. Populasi dari
dengan
penelitian ini adalah seluruh siswi
Kolmogorof Smirnov, menunjukkan
kelas
semua
1,
2,
Muhammadiyah
dan
3
SMP
10
Surakarta
menggunakan
data
berdistribusi
test.
adalah siswi kelas 1, 2, dan 3 SMP
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
normal
maka digunakan uji-t Independent t
sebesar 125 siswi. Subjek penelitian
Muhammadiyah
uji
A. Karakteristik Subjek
Surakarta
dengan memenuhi kriteria inklusi
Subjek yang terlibat pada
siswi yang tidak cacat fisik seperti
penelitian ini adalah siswi SMP
patah tulang pada kaki dan siswi
Muhammadiyah 10 Surakarta.
1. Umur Subjek
yang tidak mengalami menstruasi
dan kriteria eksklusi siswi pindah
Subjek yang terlibat pada
sekolah, yang sedang sakit misalnya
penelitian ini adalah siswi SMP
sakit infeksi, serta gemuk tingkat
Muhammadiyah 10 Kota Surakarta.
berat dan kurus tingkat berat. Teknik
Karakteristik
yang digunakan dalam pemilihan
berdasarkan
sampel adalah Stratified Random
dilihat pada Tabel berikut ini.
subjek
umur
penelitian
siswi
dapat
Tabel 1.
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur
(th)
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
12
13
14
15
Total
14
29
23
12
78
17.9
37.2
29.5
15.4
100
2. Status Gizi Subjek
Umur siswi yaitu minimal
berusia 12 tahun dan maksimal
Status
gizi
adalah
suatu
berusia 15 tahun. Paling tinggi
keadaan tubuh yang diakibatkan
umur
oleh keseimbangan antara asupan
siswi
adalah
13
tahun
(37,2%) dan paling sedikit berumur
zat
15 tahun (15,4%).
Diketahui bahwa dari total 78 siswi
gizi
dengan
kebutuhan.
yang menjadi responden, rata-rata
4
IMT/U pada kelompok overweight
(Budiyanto, 2004). Radomski et all
sebesar 24.6 dan non overweight
(2003)
sebesar 15.8.
rendahnya
3. Aktivitas Fisik Subjek
Aktivitas
fisik
menyatakan
bahwa
aktivitas
fisik
merupakan faktor paling dominan
merupakan
terhadap
terjadinya
overweight.
salah satu bentuk penggunaan
Berikut kategori aktivitas fisik siswi
energi dalam tubuh. Oleh karena
overweight dan non overweight.
itu,
berkurangnya aktivitas fisik
a. Aktivitas
akibat dari kehidupan yang makin
overweight
modern
dengan
Aktivitas
teknologi
akan
kemajuan
menimbulkan
fisik
siswi
fisik
siswi
overweight dapat dilihat pada tabel
overweight/kelebihan berat badan
2 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.
Aktivitas Fisik Overweight
Aktivitas
Fisik
Ringan
Sedang
Berat
Total
N
%
33
6
0
39
84,6
15,4
0
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa,
sebagian
besar
yang
ruangan/di kelas. Aktivitas tersebut
memiliki
antara lain : belajar, bercanda
sebesar
dengan teman di kelas, makan di
84.6% dengan minimal nilai PAL
kelas, bermain di kelas, dan solat.
1.40, maksimal nilai PAL 1.68, dan
Adapun aktivitas yang dilakukan
rata-rata nilai PAL 1.51. Hal ini
siswa pada saat di rumah/pulang
dapat disimpulkan bahwa remaja
dari
yang
menyapu,
mengalami
aktivitas
siswi
melakukan aktivitasnya di dalam
overweight
ringan
yaitu
mengalami
cenderung
overweight
memiliki
aktivitas
berkumpul
Hasil
recall
kelompok
menunjukkan
besar
aktivitas
siswa
antara
mencuci
lain
:
piring,
menonton tv, bermain game/hp,
ringan.
pada
sekolah,
dengan
keluarga,
fisik
makan, tidur, belajar, solat, dan
overweight,
jalan-jalan dengan teman ataupun
bahwa
lebih
sebagian
keluarga.
senang
5
Hal tersebut sama seperti
gizi)
yang
melebihi
kebutuhan
aktivitas fisik yang dilakukan oleh
normal tubuh manusia. Pola makan
remaja dengan berat badan yang
yang
normal.
menyebabkan
Hanya
membedakan
frekuensi
saja
ialah
yang
kalori
dan
lemak,
terjadinya
dan
penimbunan energi dalam bentuk
beraktivitas.
lemak, dan hal ini disertai dengan
durasi
saat
tinggi
Kegiatan di luar ruangan tidak
kurangnya
begitu disukai karena cuaca di luar
dengan
yang panas atau dingin sehingga
tersebut dibiarkan terus menerus
terlalu banyak keluar keringat dan
dan telah menjadi kebiasaan yang
mudah lelah (Mujur, 2011).
terpola, maka akan terakumulasi
Penelitian
Hadi
aktivitas
berolahraga.
overweight
aktivitas
(Novitasari, 2005).
cenderung
Jika
misal
hal
dalam tubuh dan akhirnya menjadi
(2005),
remaja yang kurang melakukan
fisik
fisik
untuk
bahkan
obesitas
Ada beberapa faktor penting
mengalami kelebihan berat badan.
Hasil penelitian oleh Subardja dkk
yang
dalam Simatupang (2008), yang
overweight pada remaja terutama
menjelaskan
penurunan
bahwa
apabila
dapat
menyebabkan
aktivitas
fisik
dan
dibandingkan besarnya hubungan
peningkatatan ketidakaktifan fisik
antara pola makan dan aktivitas
(inactivity). Secara nyata inactivity
fisik, ternyata aktivitas fisik lebih
merupakan faktor yang jauh lebih
berhubungan
besar
overweight
Sesuai
terjadinya
dengan
pada
dengan
gizi
terjadinya
pengaruhnya
terhadap
terjadinya gizi lebih dibandingkan
anak
remaja.
teori,
bahwa
dengan
lebih
karena
Aktivitas
makan
fisik
berlebihan.
remaja
sekarang
rendahnya aktivitas fisik sehingga
cenderung menurun, remaja lebih
asupan energi yang masuk hanya
banyak
sedikit terpakai untuk beraktivitas
komputer/laptop dan menonton tv.
dan
Beberapa penelitian menunjukkan
sebagian
besar
tersimpan
sebagai lemak tubuh.
bahwa
Selain kurangnya melakukan
aktivitas
fisik,
penyebab
bermain
peningkatan
game
gizi
lebih
banyak terjadi akibat penurunan
total energy expenditure.
dari
kelebihan berat badan (overweight)
karena konsumsi pangan (zat-zat
6
b. Aktivitas
Fisik
Siswi
Non
kategori yaitu normal dan kurus.
Overweight
Aktivitas
overweight
Berikut ini aktivitas fisik siswi non
fisik
siswi
dibagi
non
menjadi
overweight dapat dilihat pada tabel
2
3.
Tabel 3.
Aktivitas Fisik Siswi Non Overweight
Aktivitas Fisik
N
0
14
4
18
Ringan
Sedang
Berat
Total
Status Gizi Non Overweight
Normal
Kurus
%
N
0
3
77.8
10
22.2
8
100
21
Tabel 3 menunjukkan bahwa
beraktivitas dibandingkan dengan
siswi non overweight dibedakan
yang normal.
menjadi dua kategori yaitu normal
dan
kurus.
bahwa aktivitas fisik pada siswi non
mengalami
overweight baik normal maupun
normal sebesar 18 siswi dan kurus
kurus cenderung sedang. Sejalan
sebesar 21 siswi. Status gizi siswi
dengan penelitian terhadap remaja
normal sebagian besar memiliki
SLTP di Kota Yogyakarta dan
aktivitas
Kabupaten
yang
fisik
gizi
Hal ini dapat disimpulkan
non
overweight
Status
%
14.2
47.7
38.1
100
sedang
sebesar
Bantul
yang
juga
77.8% dengan rata-rata nilai PAL
memberikan
gambaran
bahwa
1.84,
remaja
overweight,
jarang
sedangkan
siswi
kurus
non
sebagian besar memiliki aktivitas
melakukan aktivitas fisik, sebagian
fisik
besar
sedang
sebesar
47.7%
dengan rata-rata nilai PAL 1.75.
melakukan
aktivitas
fisik
sedang (Huriyati dkk, 2004).
Siswi kurus mengalami aktivitas
Berdasarkan
hasil
recall
ringan lebih banyak dibandingkan
aktivitas fisik, sebagian besar di
siswi
dibuktikan
rumah para siswi hanya melakukan
dengan hasil aktivitas ringan pada
aktivitas sedang. Aktivitas tersebut
siswi kurus sebesar 14.2% dan
seperti,
siswi normal 0%. Hal tersebut
game, makan, tidur, dan belajar.
terlihat bahwa siswi kurus memiliki
Hal ini sejalan dengan penelitian di
ketidakmampuan
SMPN 1 Manado bahwa sebagian
yang
normal,
untuk
lebih
7
menonton
tv,
bermain
besar siswa melakukan aktivitas
yang masuk dengan energi yang
sedang, serta banyak melakukan
keluar dan merupakan akumulasi
aktivitas
simpanan energi yang berubah
duduk
setiap
hari
menjadi lemak. Hal ini disebabkan
(Malonda dkk, 2012).
4. Hasil Analisis Perbedaan
oleh
konsumsi
asupan
Aktivitas
Fisik
Antara
berlebih
serta
Remaja
Putri
yang
dengan
adanya
Overweight
dengan
Non
Hasil
berat
(overweight)
diimbangi
aktivitas
fisik
(Pritasari, 2006).
Overweight
Kelebihan
tidak
yang
analisis
perbedaan
badan
aktivitas fisik antara overweight
adalah
dengan non overweight adalah
sebagai berikut :
ketidakseimbangan antara energi
Tabel 4.
Analisis Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Overweight dengan Non
Overweight
Status Gizi
Aktivitas Fisik
Overweight
N
%
P
Non
Overweight
N
%
N
Ringan
Sedang
Berat
33
6
0
84.6
15.4
0
3
25
11
7.7
64.1
28.2
Total
39
100
39
100
*
0,00
*uji Independent t-test
Berdasarkan
menunjukkan
tabel
bahwa
4,
penelitian di SMP Muhammadiyah
sebagian
10 Surakarta didapatkan p
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
HIMMATUNNISAK MAHMUDAH
J 310 090 025
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG
OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10
SURAKARTA
Himmatunnisak Mahmudah
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
At young age, there are some physical changes due to the increase of
muscle mass and fatty tissue. These changes influence nutrition needs and their
food for their growth. Unbalance and the excess of energy intake for teenagers
may occur the nutrition disorder, that is overweight, even obesity. Girls are more
fragile of nutrition disorder than the boys. It is because of fat hoarding happened
to girls in their puberty. Otherwise, the boys experience muscle development.
This means that the girls have higher fat than the boys. It was known that
overweight prevalence of students in SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta was
23.03%. One of the factors influencing overweight is the low of physical activity.
To know the difference of physical activity between overweight and nonoverweight girls at SMP Muhammadiyah 10 of Surakarta.
This research was Observational research by applying cross sectional
approach. Technique of sampling was taken by employing stratified random
sampling. Sample amount of this research consisted of 39 girls and each group
which was taken consisted of 1-3 grades of SMP Muhammadiyah 10 of
Surakarta. Data of nutrition status used anthropomerty, physical activity used
recall of 3x24 hours which was not successive. To analyze the difference applied
test of Independent of T Test.
This research shows that description of respondent characteristic of SMP
students is the characteristic of respondent age which is mostly 13 years
(37.2%). The average of IMT/U is for overweight group (25.4), while nonoverweight group is 15.5%. Physical activity of overweight group is mostly light
activities (84.6%) with the average of PAL value (1.51), while non overweight
group is mostly middle activities (64.1%) with the average of PAL value (1.82).
There is significant physical activity difference between overweigt and non
overweight girls (p=0.000).
Keyword
Bibliography
: Physical Activity, Overweight, Non Overweight
: 15 (2004-2014)
1
PENDAHULUAN
berisiko mengalami penyakit jantung
Usia remaja merupakan usia
peralihan
dari
masa
(Depkes, 2010).
anak-anak
Kejadian
overweight
pada
menuju masa dewasa. Pada masa
remaja saat ini dibuktikan dengan
remaja
banyak
perubahan
yang
adanya
terjadi.
Selain
perubahan
fisik
prevalensi
berdasarkan
data
nasional
RISKESDAS
karena bertambahnya massa otot
(2010), remaja
juga bertambahnya jaringan lemak
overweight yaitu 7,8% pada remaja
dalam tubuh serta terjadi perubahan
putra dan 15,5 % pada remaja putri.
hormonal.
pada
Prevalensi gizi lebih relatif lebih
mempengaruhi
tinggi pada perempuan dibanding
dasarnya
Perubahan
sangat
ini
yang mengalami
Data
kebutuhan gizi dan makanan pada
dengan
remaja. Pola makan remaja dapat
RISKESDAS
mempengaruhi
dan
prevalensi overweight untuk tingkat
penyakit
Propinsi Jawa Tengah menunjukkan
hari.
6,2% pada remaja putra dan 12,7%
akan
pertumbuhan
berdampak
kronis
pada
dikemudian
remaja
laki-laki.
(2010)
Ketidakseimbangan antara asupan
pada
energi
dapat
beberapa penelitian mengenai status
baik
gizi lebih remaja yang dilakukan di
masalah gizi lebih maupun masalah
kota Depok cukup mengkhawatirkan.
gizi kurang (DepKes, 2007).
Penelitian Sari (2005) terhadap 126
pada
menimbulkan
remaja
masalah
Dikalangan
gizi,
remaja,
remaja
didapatkan
yang
sebesar
karena
Selain
itu,
siswa Sekolah Menengah Pertama
status
gizi lebih merupakan permasalahan
merisaukan
putri.
didapatkan
dapat
prevelensi
34,7%
dan
obesitas
overweight
diri
sebesar 23,82%. Remaja putri lebih
seseorang dan dapat menyebabkan
rawan terkena masalah gizi lebih
gangguan psikologis yang serius.
dibandingkan dengan remaja putra,
Apabila
pada
karena pada remaja putri terjadi
remaja, maka akan tumbuh menjadi
penimbunan lemak selama masa
remaja yang kurang percaya diri.
pubertas, sedangkan pada remaja
Remaja yang mengalami obesitas
putra terjadi perkembangan otot,
maupun
sehingga remaja putri mempunyai
menurunkan
rasa
overweight
kelebihan
percaya
terjadi
berat
badan
(overweight) diketahui 3-4 kali lebih
2
lemak sekitar dua kali lebih besar
remaja
dibandingkan remaja putra.
rendah. Penelitian ini sesuai dengan
Salah
satu
mempengaruhi
gizi
faktor
lebih
yang
yang
Huriyati
adalah
dkk
ringan
yang
meningkatkan
kurang
aktivitas
(2004)
bahwa
banyaknya waktu untuk aktivitas
aktivitas fisik. Umumnya seseorang
gemuk
memiliki
aktivitas
dalam
sehari
risiko
semakin
gizi
lebih.
daripada seseorang dengan berat
Remaja yang overweight memiliki
badan
fisik
kecenderungan aktivitas fisik kurang
anggota
dibandingkan dengan remaja yang
normal.
merupakan
tubuh
Aktifitas
pergerakan
yang
menyebabkan
memiliki berat badan normal.
pengeluaran yang sangat penting
Survei
pendahuluan
yang
bagi pemeliharaan kesehatan fisik
telah
dan mental serta memanfaatkan
Muhammadiyah 10 Surakarta pada
kualitas hidup agar tetap sehat dan
bulan Februari 2013, didapatkan
bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik
remaja
secara teratur yang dilakukan paling
prevalensi gizi lebih (overweight)
sedikit 30 menit/hari. Apabila lebih
cukup
banyak waktu yang dipergunakan
Berdasarkan uraian di atas penulis
untuk
maka
tertarik untuk melakukan penelitian
manfaat yang diperoleh juga lebih
apakah ada perbedaan aktivitas fisik
banyak (Indrawagita, 2009).
antara remaja putri yang overweight
beraktifitas
fisik,
Berdasarkan hasil penelitian
Sayogo (2006), kelompok
memiliki
remaja
aktivitas
lakukan
putri
di
yang
tinggi
SMP
mempunyai
yaitu
28,03
%.
dengan non overweight di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.
yang tidak mengalami overweight
rata-rata
di
Tujuan penelitian ini adalah
fisik
untuk
mengetahui
perbedaan
sedang, sedangkan untuk kelompok
aktivitas fisik antara remaja putri
anak
yang
yang
aktivitas
overweight
rendah.
memiliki
Hasil
ini
overweight
dengan
overweight di SMP Muhammadiyah
menunjukkan bahwa aktivitas fisik
10 Surakarta.
berhubungan
METODE PENELITIAN
dengan
non
kejadian
overweight pada remaja. Remaja
Jenis penelitian ini bersifat
yang memiliki aktivitas fisik tinggi
observasional dengan pendekatan
memiliki kecenderungan untuk tidak
cross sectional. Penelitian dilakukan
mengalami overweight dari pada
di
3
SMP
Muhammadiyah
10
Surakarta dari bulan Oktober 2013
Sampling. Hasil uji kenormalan data
sampai Maret 2014. Populasi dari
dengan
penelitian ini adalah seluruh siswi
Kolmogorof Smirnov, menunjukkan
kelas
semua
1,
2,
Muhammadiyah
dan
3
SMP
10
Surakarta
menggunakan
data
berdistribusi
test.
adalah siswi kelas 1, 2, dan 3 SMP
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
normal
maka digunakan uji-t Independent t
sebesar 125 siswi. Subjek penelitian
Muhammadiyah
uji
A. Karakteristik Subjek
Surakarta
dengan memenuhi kriteria inklusi
Subjek yang terlibat pada
siswi yang tidak cacat fisik seperti
penelitian ini adalah siswi SMP
patah tulang pada kaki dan siswi
Muhammadiyah 10 Surakarta.
1. Umur Subjek
yang tidak mengalami menstruasi
dan kriteria eksklusi siswi pindah
Subjek yang terlibat pada
sekolah, yang sedang sakit misalnya
penelitian ini adalah siswi SMP
sakit infeksi, serta gemuk tingkat
Muhammadiyah 10 Kota Surakarta.
berat dan kurus tingkat berat. Teknik
Karakteristik
yang digunakan dalam pemilihan
berdasarkan
sampel adalah Stratified Random
dilihat pada Tabel berikut ini.
subjek
umur
penelitian
siswi
dapat
Tabel 1.
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur
(th)
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
12
13
14
15
Total
14
29
23
12
78
17.9
37.2
29.5
15.4
100
2. Status Gizi Subjek
Umur siswi yaitu minimal
berusia 12 tahun dan maksimal
Status
gizi
adalah
suatu
berusia 15 tahun. Paling tinggi
keadaan tubuh yang diakibatkan
umur
oleh keseimbangan antara asupan
siswi
adalah
13
tahun
(37,2%) dan paling sedikit berumur
zat
15 tahun (15,4%).
Diketahui bahwa dari total 78 siswi
gizi
dengan
kebutuhan.
yang menjadi responden, rata-rata
4
IMT/U pada kelompok overweight
(Budiyanto, 2004). Radomski et all
sebesar 24.6 dan non overweight
(2003)
sebesar 15.8.
rendahnya
3. Aktivitas Fisik Subjek
Aktivitas
fisik
menyatakan
bahwa
aktivitas
fisik
merupakan faktor paling dominan
merupakan
terhadap
terjadinya
overweight.
salah satu bentuk penggunaan
Berikut kategori aktivitas fisik siswi
energi dalam tubuh. Oleh karena
overweight dan non overweight.
itu,
berkurangnya aktivitas fisik
a. Aktivitas
akibat dari kehidupan yang makin
overweight
modern
dengan
Aktivitas
teknologi
akan
kemajuan
menimbulkan
fisik
siswi
fisik
siswi
overweight dapat dilihat pada tabel
overweight/kelebihan berat badan
2 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.
Aktivitas Fisik Overweight
Aktivitas
Fisik
Ringan
Sedang
Berat
Total
N
%
33
6
0
39
84,6
15,4
0
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa,
sebagian
besar
yang
ruangan/di kelas. Aktivitas tersebut
memiliki
antara lain : belajar, bercanda
sebesar
dengan teman di kelas, makan di
84.6% dengan minimal nilai PAL
kelas, bermain di kelas, dan solat.
1.40, maksimal nilai PAL 1.68, dan
Adapun aktivitas yang dilakukan
rata-rata nilai PAL 1.51. Hal ini
siswa pada saat di rumah/pulang
dapat disimpulkan bahwa remaja
dari
yang
menyapu,
mengalami
aktivitas
siswi
melakukan aktivitasnya di dalam
overweight
ringan
yaitu
mengalami
cenderung
overweight
memiliki
aktivitas
berkumpul
Hasil
recall
kelompok
menunjukkan
besar
aktivitas
siswa
antara
mencuci
lain
:
piring,
menonton tv, bermain game/hp,
ringan.
pada
sekolah,
dengan
keluarga,
fisik
makan, tidur, belajar, solat, dan
overweight,
jalan-jalan dengan teman ataupun
bahwa
lebih
sebagian
keluarga.
senang
5
Hal tersebut sama seperti
gizi)
yang
melebihi
kebutuhan
aktivitas fisik yang dilakukan oleh
normal tubuh manusia. Pola makan
remaja dengan berat badan yang
yang
normal.
menyebabkan
Hanya
membedakan
frekuensi
saja
ialah
yang
kalori
dan
lemak,
terjadinya
dan
penimbunan energi dalam bentuk
beraktivitas.
lemak, dan hal ini disertai dengan
durasi
saat
tinggi
Kegiatan di luar ruangan tidak
kurangnya
begitu disukai karena cuaca di luar
dengan
yang panas atau dingin sehingga
tersebut dibiarkan terus menerus
terlalu banyak keluar keringat dan
dan telah menjadi kebiasaan yang
mudah lelah (Mujur, 2011).
terpola, maka akan terakumulasi
Penelitian
Hadi
aktivitas
berolahraga.
overweight
aktivitas
(Novitasari, 2005).
cenderung
Jika
misal
hal
dalam tubuh dan akhirnya menjadi
(2005),
remaja yang kurang melakukan
fisik
fisik
untuk
bahkan
obesitas
Ada beberapa faktor penting
mengalami kelebihan berat badan.
Hasil penelitian oleh Subardja dkk
yang
dalam Simatupang (2008), yang
overweight pada remaja terutama
menjelaskan
penurunan
bahwa
apabila
dapat
menyebabkan
aktivitas
fisik
dan
dibandingkan besarnya hubungan
peningkatatan ketidakaktifan fisik
antara pola makan dan aktivitas
(inactivity). Secara nyata inactivity
fisik, ternyata aktivitas fisik lebih
merupakan faktor yang jauh lebih
berhubungan
besar
overweight
Sesuai
terjadinya
dengan
pada
dengan
gizi
terjadinya
pengaruhnya
terhadap
terjadinya gizi lebih dibandingkan
anak
remaja.
teori,
bahwa
dengan
lebih
karena
Aktivitas
makan
fisik
berlebihan.
remaja
sekarang
rendahnya aktivitas fisik sehingga
cenderung menurun, remaja lebih
asupan energi yang masuk hanya
banyak
sedikit terpakai untuk beraktivitas
komputer/laptop dan menonton tv.
dan
Beberapa penelitian menunjukkan
sebagian
besar
tersimpan
sebagai lemak tubuh.
bahwa
Selain kurangnya melakukan
aktivitas
fisik,
penyebab
bermain
peningkatan
game
gizi
lebih
banyak terjadi akibat penurunan
total energy expenditure.
dari
kelebihan berat badan (overweight)
karena konsumsi pangan (zat-zat
6
b. Aktivitas
Fisik
Siswi
Non
kategori yaitu normal dan kurus.
Overweight
Aktivitas
overweight
Berikut ini aktivitas fisik siswi non
fisik
siswi
dibagi
non
menjadi
overweight dapat dilihat pada tabel
2
3.
Tabel 3.
Aktivitas Fisik Siswi Non Overweight
Aktivitas Fisik
N
0
14
4
18
Ringan
Sedang
Berat
Total
Status Gizi Non Overweight
Normal
Kurus
%
N
0
3
77.8
10
22.2
8
100
21
Tabel 3 menunjukkan bahwa
beraktivitas dibandingkan dengan
siswi non overweight dibedakan
yang normal.
menjadi dua kategori yaitu normal
dan
kurus.
bahwa aktivitas fisik pada siswi non
mengalami
overweight baik normal maupun
normal sebesar 18 siswi dan kurus
kurus cenderung sedang. Sejalan
sebesar 21 siswi. Status gizi siswi
dengan penelitian terhadap remaja
normal sebagian besar memiliki
SLTP di Kota Yogyakarta dan
aktivitas
Kabupaten
yang
fisik
gizi
Hal ini dapat disimpulkan
non
overweight
Status
%
14.2
47.7
38.1
100
sedang
sebesar
Bantul
yang
juga
77.8% dengan rata-rata nilai PAL
memberikan
gambaran
bahwa
1.84,
remaja
overweight,
jarang
sedangkan
siswi
kurus
non
sebagian besar memiliki aktivitas
melakukan aktivitas fisik, sebagian
fisik
besar
sedang
sebesar
47.7%
dengan rata-rata nilai PAL 1.75.
melakukan
aktivitas
fisik
sedang (Huriyati dkk, 2004).
Siswi kurus mengalami aktivitas
Berdasarkan
hasil
recall
ringan lebih banyak dibandingkan
aktivitas fisik, sebagian besar di
siswi
dibuktikan
rumah para siswi hanya melakukan
dengan hasil aktivitas ringan pada
aktivitas sedang. Aktivitas tersebut
siswi kurus sebesar 14.2% dan
seperti,
siswi normal 0%. Hal tersebut
game, makan, tidur, dan belajar.
terlihat bahwa siswi kurus memiliki
Hal ini sejalan dengan penelitian di
ketidakmampuan
SMPN 1 Manado bahwa sebagian
yang
normal,
untuk
lebih
7
menonton
tv,
bermain
besar siswa melakukan aktivitas
yang masuk dengan energi yang
sedang, serta banyak melakukan
keluar dan merupakan akumulasi
aktivitas
simpanan energi yang berubah
duduk
setiap
hari
menjadi lemak. Hal ini disebabkan
(Malonda dkk, 2012).
4. Hasil Analisis Perbedaan
oleh
konsumsi
asupan
Aktivitas
Fisik
Antara
berlebih
serta
Remaja
Putri
yang
dengan
adanya
Overweight
dengan
Non
Hasil
berat
(overweight)
diimbangi
aktivitas
fisik
(Pritasari, 2006).
Overweight
Kelebihan
tidak
yang
analisis
perbedaan
badan
aktivitas fisik antara overweight
adalah
dengan non overweight adalah
sebagai berikut :
ketidakseimbangan antara energi
Tabel 4.
Analisis Perbedaan Aktivitas Fisik Antara Overweight dengan Non
Overweight
Status Gizi
Aktivitas Fisik
Overweight
N
%
P
Non
Overweight
N
%
N
Ringan
Sedang
Berat
33
6
0
84.6
15.4
0
3
25
11
7.7
64.1
28.2
Total
39
100
39
100
*
0,00
*uji Independent t-test
Berdasarkan
menunjukkan
tabel
bahwa
4,
penelitian di SMP Muhammadiyah
sebagian
10 Surakarta didapatkan p