Perancangan Serian Film Animasi Pendek Sebagai Media Pengenalan Kisah Wayang untuk Remaja.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN SERIAN FILM ANIMASI PENDEK SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KISAH WAYANG UNTUK REMAJA

Oleh Titus Himawan

1064140

Kisah wayang adalah kebudayaan Indonesia yang sangat berharga, kebudayaan ini berkembang di pulau Jawa dan beberapa kisah wayang adalah kisah asli dari Indonesia. Namun tingkat pengetahuan remaja terhadap kisah wayang di Indonesia tergolong sangat rendah. Berdasarkan hasil kuesioner pada target audience remaja berusia 12-18 tahun di Bandung, Indonesia, terdapat 2 dari 10 orang yang mengenali kisah wayang asli Indonesia. Hal ini dilatar belakangi karena kurangnya media informasi, dan banyaknya cerita asing dari luar Indonesia yang mudah diakses oleh remaja. Hal ini sangat disayangkan karena beberapa kisah wayang adalah kebudayaan asli Indonesia, dan kisah-kisah ini memiliki cerita dengan ajaran moral yang baik dan tidak kalah dengan cerita asing.

Berdasarkan permasalahan diatas, media informasi berbentuk serian animasi pendek dirancang dengan tujuan untuk memperkenalkan kisah wayang kepada remaja dan menambah ketertarikan remaja terhadap kisah wayang. Serian animasi dengan judul utama, "Kisah Wayang" akan menyampaikan kisah-kisah dunia perwayangan terutama kisah wayang asli Indonesia, salah satunya adalah kisah Dewa Ruci dan kisah Arjuna Wiwaha.

Kisah wayang akan disampaikan melalui media utama yaitu serian film animasi pendek, yang didukung dengan teaser seri film animasi dan end-credit teaser untuk meng-informasikan audience tentang seri film selanjutnya, disertai juga perancangan poster, sosial media, website, dan gimmick. Film animasi pendek dirancang dengan gaya visual baru, dan mendapat perubahan beberapa plot cerita dengan menambahan unsur humor ke dalamnya agar diminati oleh remaja dan menimbulkan rasa ingin tahu dan respek terhadap kisah wayang.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

SHORT ANIMATION SERIES DESIGN TO INTRODUCE

WAYANG STORIES FOR TEENAGER

Submitted by Titus Himawan

1064140

Wayang (Indonesian traditional puppet show) stories are one of Indonesian very valuable culture which developed in Java and some of the stories are Indonesian native stories. However, the level of teenagers’ knowledge of the stories of Indonesian wayang is low. Based on the results of questionnaires to a target audience of 12-18 year-old adolescents in Bandung, Indonesia, there are 2 out of 10 people who recognize the native Indonesian wayang stories. This is as a result of lack of information about the stories and also the easy access to many foreign stories for teenagers. This is unfortunate since some of the stories are native Indonesian culture and have good moral teaching which is not inferior to the foreign stories.

Based on the above issues, an informational medium in the form of short animations are designed with the aim to introduce the story of the puppet to teenagers and to increase the interest of the young people to wayang stories. This animation series with the main title "Wayang Story" will convey the stories of world puppetry mainly native Indonesian wayang stories, one of which is the story and the story of Dewa Ruci and Arjuna Wiwaha.

Wayang stories will be delivered through the main media which is a short animated film, which is supported by the teaser series of animated films and end-credit teaser to inform the audience about the next movie series, accompanied also designing posters, social media, website, and a gimmick. A short animated film is designed with a new visual style, and it has some plot changes by adding humor into it to make it attractive to teenagers and raises curiosity and respect for the wayang stories.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ORISINILITAS KARYA DAN LAPORAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.2.1 Permasalahan ... 2

1.2.2 Ruang Lingkup ... 2

1.3Tujuan Perancangan ... 3

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI……….. 5

2.1Animasi ... 5

2.1.1 Definisi Animasi ... 5

2.1.2 Jenis Animasi ... 5

2.1.3 Prinsip Animasi ... 6

2.2Penggambaran Tokoh Karakter dalam Karya Fiksi ... 7

2.3Computer Generated Imagery ... 8

2.3.1 Definisi Computer Generated Imagery ... 8


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.4Struktur Naratif ... 10

2.5Perkembangan Psikologi Remaja ... 12

2.6Segmentasi Pasar ... 14

2.6.1 Targeting ... 15

2.6.2 Positioning ... 15

BAB III TUJUAN PERANCANGAN……….. 17

3.1 Perusahaan / Lembaga Terkait ... 17

3.1.1 Musem Wayang ... 17

3.1.2 Gerakan Sejuta Data Budaya ... 19

3.1.3 Indonesia Kaya ... 21

3.2 Kisah Wayang ... 36

3.2.1 Kisah Dewa Ruci ... 22

3.2.2 Kisah Arjuna Wiwaha ... 24

3.2.3 Kisah Gatotkaca Winisuda ... 26

3.3 Data Kuesioner ... 28

3.4 Tinjauan terhadap Proyek / Persoalan Sejenis ... 34

3.4.1 Film Animasi Kisah Wayang, Lakon Bisma ... 34

3.4.2 Film Animasi Asal Mula Kota Cianjur ... 35

3.4.3 Film Animasi Cerita Rakyat, Mat Jenin ... 35

BAB IV PEMECAHAN MASALAH..………. 40

4.1 Konsep Komunikasi ... 40

4.2 Konsep Kreatif ... 40

4.3 Konsep Media ... 42

4.4 Hasil Karya ... 43

4.4.1 Logo ... 44

4.4.2 Storyboard ... 46

4.4.3 Desain Karakter ... 51

4.4.4 Desain Environment ... 58


(5)

4.4.6 Media Pendukung ... 62

BAB V PENUTUP………...………...…. 66

5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema perancangan ... 4

Gambar 3.1 Logo Museum Wayang Indonesia ... 17

Gambar 3.2 Logo Gerakan Sejuta Data Budaya ... 18

Gambar 3.3 Logo Indonesia Kaya ... 21

Gambar 3.4 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 28

Gambar 3.5 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 29

Gambar 3.6 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 29

Gambar 3.7 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 30

Gambar 3.8 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 30

Gambar 3.9 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 31

Gambar 3.10 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 32

Gambar 3.11 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 32

Gambar 3.12 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 33

Gambar 3.13 Diagram hasil survei pada remaja 12-18 tahun ... 33

Gambar 3.14 Screenshot film animasi kisah wayang, Lakon Bisma ... 34

Gambar 3.15 Screenshot film animasi cerita rakyat, Asal Mula Kota Cianjur .... 35

Gambar 3.16 Screenshot film animasi cerita rakyat, Mat Jenin ... 36

Gambar 4.1 Typeface Drakonheart Leiend ... 41

Gambar 4.2 Logo Kisah Wayang ... 44

Gambar 4.3 Logo Dewa Ruci & Arjuna Wiwaha ... 44

Gambar 4.4 Storyboard Kisah Dewa Ruci ... 46

Gambar 4.5 Sketsa konsep karakter kisah Dewa Ruci ... 53

Gambar 4.6 Model tokoh karakter Bima ... 54

Gambar 4.7 Model tokoh karakter Durna ... 55

Gambar 4.8 Model tokoh karakter Rukmuka & Rukmala ... 56

Gambar 4.9 Model tokoh karakter Anantaboga ... 57

Gambar 4.10 Siluet model tokoh karakter Nemburnawa ... 58

Gambar 4.11 Illustrasi environment Hutan ... 59


(7)

Gambar 4.13 Illustrasi environment Interior Istana ... 60

Gambar 4.14 Illustrasi environment Eksterior Istana ... 60

Gambar 4.15 Illustrasi environment Singrangga Land ... 60

Gambar 4.16 Illustrasi environment Gua Singrangga ... 61

Gambar 4.17 Screenshot scene Introduksi ... 61

Gambar 4.18 Screenshot scene Arc pertama ... 62

Gambar 4.19 Screenshot scene Arc kedua ... 62

Gambar 4.20 Poster Dewa Ruci ... 63

Gambar 4.21 Desain merchandise ... 64


(8)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dapat berupa berupa tarian, alat musik, cerita/kisah, ritual, ornamen, motif kain, musik, seni pertunjukan, arsitektur, pakaian tradisional, senjata, makanan, dan bahasa. Beberapa dari kebudayaan ini sudah hilang atau terlupakan karena kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap budayanya, maupun perkembangan zaman yang begitu cepat sehingga menggantikan budaya tradisi dengan budaya modern.

Pulau jawa adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Di daerah ini dapat ditemukan banyak cerita/kisah tradisional yang sangat menarik. Cerita-cerita ini menceritakan tentang legenda asal usul tempat, asal usul tokoh karakter, pesan moral yang baik, humor, dan lain-lain. Cerita/kisah tradisional ini sering diperkenalkan sebagai dongeng, seni pertunjukan, pantun&peribahasa.

Cerita/kisah tradisional hampir dimiliki oleh setiap suku bangsa Indonesia dari berbagai daerah. Cerita/kisah ini mulai dilupakan dan kurang diketahui oleh masyarakat Indonesia sendiri seiring dengan perkembangan zaman dan banyaknya cerita asing yang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah cerita/kisah tradisional dari Pulau Jawa. Fenomena ini terjadi karena kurangnya kewaspadaan masyarakat Indonesia terhadap budaya sendiri dan kurangnya proses dokumentasi. Sangat disayangkan, cerita/kisah tradisional yang dimiliki oleh Indonesia tidak kalah menarik dengan cerita-cerita modern lainnya.

Dokumentasi adalah salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan budaya. Melalui proses dokumentasi yang baik, kebudayaan Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun negara asing. Namun proses


(9)

dokumentasi di Indonesia belum berjalan dengan baik, dan masih banyak yang menggunakan bahasa lisan untuk melestarikan budaya secara turun temurun.

Salah satu cerita/kisah tradisional yang sudah mulai terlupakan adalah kisah tokoh wayang. Kisah tokoh wayang pada umumnya diceritakan dengan seni pertunjukan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, peminat masyarakat Indonesia untuk menonton seni pertujukan wayang terus berkurang. Sehingga menyebabkan tokoh-tokoh dan cerita wayang ini kurang dikenali oleh masyarakat, terutama generasi baru. Salah satu kisah dan tokoh wayang yang sudah cukup terlupakan adalah Bima di kisah Dewa Ruci.

Perkembangan zaman dan teknologi dapat menjadi ancaman serta menjadi media pendukung budidaya kebudayaan Indonesia tergantung dengan cara penggunaannya. Generasi baru, terutama anak-anak dan remaja zaman ini banyak mengkonsumsi waktunya dengan media dan teknologi baru. Media dan teknologi baru dapat menyajikan informasi dengan cepat dan praktis. Peneliti ingin menggunakan potensi media dan teknologi baru untuk menyampaikan kisah tradisional wayang salah satunya kisah Dewa Ruci untuk generasi baru terutama kaum remaja di pulau Jawa.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menyampaikan kisah wayang denganmenggunakan media dan teknologi baru untuk remaja?

b. Bagaimana upaya dokumentasi dan publikasi serian film animasi pendek kisah wayang agar dapat dijangkau oleh target-target

audience?

Ruang lingkupdalam perancangan animasi pendek ini adalah remaja berusia 12 - 18 tahun, kalangan menengah atas. Pemilihan target remaja dikarenakan


(10)

Universitas Kristen Maranatha

oleh kisah wayang lebih bersifat heroik, mengandung unsur kekerasan dan kedewasaan. Salah satu kisah wayang, yaitu kisah Dewa Rucimemiliki makna cukup mendalam dan mengandung kisah pencarian jati diri yang baik untuk dijadikan pesan moral untuk remaja.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan perancangan karya ini adalah sebagai berikut:

a. Mengenalkan kembali kisah wayang kepada remaja usia 12-18 tahun di pulau Jawa.

b. Menambahkan ketertarikan remaja terhadap kisah wayang melalui perancangan film animasi pendek kisah wayang yang menarik dan mudah dijangkau.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini, metode perolehan dan pengolahan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Pencarian data melalui pengamatanke Museum Wayang untuk memperdalam wawasan mengenai hal yang terkait dengan proses perancangan tugas akhir ini.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi pada dan buku-buku kisah Wayang. Referensi ini digunakan sebagai pedoman untuk memahami pokok permasalahan dan mencari cara pemecahan masalah yang tepat, efektif.

c. Kuesioner

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada remaja berusia 12-18 tahununtuk validitas pernyataan. Kuesionerjuga menjadi salah satu media yang dapat memperkuat pernyataan yang diangkat.


(11)

1.5 Skema Perancangan


(12)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kisah Wayang adalah kumpulan serian film animasi pendek yang menceritakan cerita wayang, terutama kisah wayang asli Indonesia. Kisah Wayang disertai dengan beberapa sub-judul dengan durasi yang relative lebih pendek. Hal ini menekankan tentang animasi yang dapat dinikmati tanpa menghabiskan waktu yang banyak, dan dapat memberikan kesan yang positif untuk audience terutama di penekanan plot humor ke dalam cerita Kisah Wayang.

Tujuan dari perancangan serian film animasi pendek ini adalah untuk memperkenalkan cerita wayang, terutama cerita wayang asli Indonesia kepada remaja. Serta menarik minat remaja untuk lebih mencintai dan turut ikut serta dalam membudidayakan kebudayaan Indonesia.

Film animasi pendek ini akan disajikan dengan gaya visual baru yang disukai remaja yaitu percampuran gaya visual realis dan kartun, disertai dengan perubahan plot dengan menekankan unsur humor untuk memberi variasi dan kesan positif kepada remaja. Penyampaikan informasi film animasi pendek menggunakan narasi bahasa Indonesia, yang mewakili peran Dalang di dalam seni pertunjukan wayang.

Perancangan serian film animasi pendek kisah wayang sangat potensial untuk memperkenalkan kisah wayang untuk remaja, namun masih sangat besar ruang untuk meningkatkan efektivitas. Dalam segi cerita, visual, maupun segi promosi. Diharapkan melalui langkah kecil ini, dapat memberikan dampak besar terhadap sudut pandang remaja terhadap kisah wayang.


(13)

5.2 Saran

Saran yang didapat penulis dari penguji antara lain mengenai suara narator yang dapat dipertimbangkan menggunakan suara wanita atau laki-laki. Pemilihan suara yang lebih berat atau lebih ringan, masih dapat dikembangkan agar penyampaian pesan dapat lebih menarik. Penguji juga memberikan saran untuk menjaga beberapa unsur kisah wayang asli jangan dihilangkan dan dimodifikasi, perlu perhitungan dalam menjaga unsur kebudayaan namun tetap tampil menarik untuk remaja.


(14)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Blair, Preston. 1994. Cartoon Animation. California: Walter Foster Publising, Inc. Buxton, Bill. 2002. TheArt of Maya: an Introduction to 3D Computer Graphics. New

York: Alias Wavefront.

Chatman, Seymour. 1980. Story and Discourse (Narrative Structure in Fiction and

Film) .London: Cornel University Press.

Derakhshani, Dariush. 2012. Introducing Autodesk Maya 2013. Indiana: John Wiley & Sons, Inc.

Hurlock, Elizabeh B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasali, Rhenald. 1999. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1991. Prinsip Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta, Prenhallindo.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran.Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Monks, F.J. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarya: Gajah Mada University Press.

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Edisi Ketiga, Bandung: Linda Karya.

Sayuti, Suminto. 2000. Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Thomas, Frank and Ollie Johnston. 1995. The Illusion of Life: Disney Animation. Ney York: Walt Disney Productions.


(1)

dokumentasi di Indonesia belum berjalan dengan baik, dan masih banyak yang menggunakan bahasa lisan untuk melestarikan budaya secara turun temurun.

Salah satu cerita/kisah tradisional yang sudah mulai terlupakan adalah kisah tokoh wayang. Kisah tokoh wayang pada umumnya diceritakan dengan seni pertunjukan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, peminat masyarakat Indonesia untuk menonton seni pertujukan wayang terus berkurang. Sehingga menyebabkan tokoh-tokoh dan cerita wayang ini kurang dikenali oleh masyarakat, terutama generasi baru. Salah satu kisah dan tokoh wayang yang sudah cukup terlupakan adalah Bima di kisah Dewa Ruci.

Perkembangan zaman dan teknologi dapat menjadi ancaman serta menjadi media pendukung budidaya kebudayaan Indonesia tergantung dengan cara penggunaannya. Generasi baru, terutama anak-anak dan remaja zaman ini banyak mengkonsumsi waktunya dengan media dan teknologi baru. Media dan teknologi baru dapat menyajikan informasi dengan cepat dan praktis. Peneliti ingin menggunakan potensi media dan teknologi baru untuk menyampaikan kisah tradisional wayang salah satunya kisah Dewa Ruci untuk generasi baru terutama kaum remaja di pulau Jawa.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana menyampaikan kisah wayang denganmenggunakan media dan teknologi baru untuk remaja?

b. Bagaimana upaya dokumentasi dan publikasi serian film animasi pendek kisah wayang agar dapat dijangkau oleh target-target audience?

Ruang lingkupdalam perancangan animasi pendek ini adalah remaja berusia 12 - 18 tahun, kalangan menengah atas. Pemilihan target remaja dikarenakan


(2)

oleh kisah wayang lebih bersifat heroik, mengandung unsur kekerasan dan kedewasaan. Salah satu kisah wayang, yaitu kisah Dewa Rucimemiliki makna cukup mendalam dan mengandung kisah pencarian jati diri yang baik untuk dijadikan pesan moral untuk remaja.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan perancangan karya ini adalah sebagai berikut:

a. Mengenalkan kembali kisah wayang kepada remaja usia 12-18 tahun di pulau Jawa.

b. Menambahkan ketertarikan remaja terhadap kisah wayang melalui perancangan film animasi pendek kisah wayang yang menarik dan mudah dijangkau.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini, metode perolehan dan pengolahan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Pencarian data melalui pengamatanke Museum Wayang untuk memperdalam wawasan mengenai hal yang terkait dengan proses perancangan tugas akhir ini.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi pada dan buku-buku kisah Wayang. Referensi ini digunakan sebagai pedoman untuk memahami pokok permasalahan dan mencari cara pemecahan masalah yang tepat, efektif.

c. Kuesioner

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada remaja berusia 12-18 tahununtuk validitas pernyataan. Kuesionerjuga menjadi salah satu media yang dapat memperkuat pernyataan yang diangkat.


(3)

1.5 Skema Perancangan


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kisah Wayang adalah kumpulan serian film animasi pendek yang menceritakan cerita wayang, terutama kisah wayang asli Indonesia. Kisah Wayang disertai dengan beberapa sub-judul dengan durasi yang relative lebih pendek. Hal ini menekankan tentang animasi yang dapat dinikmati tanpa menghabiskan waktu yang banyak, dan dapat memberikan kesan yang positif untuk audience terutama di penekanan plot humor ke dalam cerita Kisah Wayang.

Tujuan dari perancangan serian film animasi pendek ini adalah untuk memperkenalkan cerita wayang, terutama cerita wayang asli Indonesia kepada remaja. Serta menarik minat remaja untuk lebih mencintai dan turut ikut serta dalam membudidayakan kebudayaan Indonesia.

Film animasi pendek ini akan disajikan dengan gaya visual baru yang disukai remaja yaitu percampuran gaya visual realis dan kartun, disertai dengan perubahan plot dengan menekankan unsur humor untuk memberi variasi dan kesan positif kepada remaja. Penyampaikan informasi film animasi pendek menggunakan narasi bahasa Indonesia, yang mewakili peran Dalang di dalam seni pertunjukan wayang.

Perancangan serian film animasi pendek kisah wayang sangat potensial untuk memperkenalkan kisah wayang untuk remaja, namun masih sangat besar ruang untuk meningkatkan efektivitas. Dalam segi cerita, visual, maupun segi promosi. Diharapkan melalui langkah kecil ini, dapat memberikan dampak besar terhadap sudut pandang remaja terhadap kisah wayang.


(5)

5.2 Saran

Saran yang didapat penulis dari penguji antara lain mengenai suara narator yang dapat dipertimbangkan menggunakan suara wanita atau laki-laki. Pemilihan suara yang lebih berat atau lebih ringan, masih dapat dikembangkan agar penyampaian pesan dapat lebih menarik. Penguji juga memberikan saran untuk menjaga beberapa unsur kisah wayang asli jangan dihilangkan dan dimodifikasi, perlu perhitungan dalam menjaga unsur kebudayaan namun tetap tampil menarik untuk remaja.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Blair, Preston. 1994. Cartoon Animation. California: Walter Foster Publising, Inc. Buxton, Bill. 2002. TheArt of Maya: an Introduction to 3D Computer Graphics. New

York: Alias Wavefront.

Chatman, Seymour. 1980. Story and Discourse (Narrative Structure in Fiction and Film) .London: Cornel University Press.

Derakhshani, Dariush. 2012. Introducing Autodesk Maya 2013. Indiana: John Wiley & Sons, Inc.

Hurlock, Elizabeh B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasali, Rhenald. 1999. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1991. Prinsip Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta, Prenhallindo.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran.Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Monks, F.J. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarya: Gajah Mada University Press.

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Edisi Ketiga, Bandung: Linda Karya.

Sayuti, Suminto. 2000. Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Thomas, Frank and Ollie Johnston. 1995. The Illusion of Life: Disney Animation. Ney York: Walt Disney Productions.