Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Daun Henna (Lawsonia inermis L.) Pada Mukosa Oral Tikus Wistar Jantan.

(1)

v ABSTRAK

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN HENNA

(Lawsonia inermis L.) PADA MUKOSA ORAL TIKUS WISTAR JANTAN Inflamasi dapat ditimbulkan dari proses pembedahan, baik trauma mekanis, kimiawi, maupun biologis dan pada beberapa kondisi dapat menimbulkan gejala yang tidak nyaman pada individu. Daun henna dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi gejala inflamasi, karena adanya kandungan flavonoid.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat ekstrak daun henna (EDH) dalam mengurangi inflamasi yang terjadi.

Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium sungguhan dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian menggunakan 30 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (Polyvinylpirrolidone-Sodium hyaluronate), kelompok EDH 30%, kelompok EDH 15%, dan kelompok EDH 7,5%. Mukosa oral tikus diinjeksi karagenan sebagai pemicu inflamasi, kemudian diberi berbagai perlakuan dan parameter yang diukur adalah lebar inflamasi yang terpanjang dengan menggunakan jangka sorong.

Hasil data dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA satu arah dengan α=0,05 dilanjutkan dengan uji T independen. Ekstrak daun henna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ukuran inflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan dengan nilai p-value = 0,00.

Simpulan, bahwa ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) memiliki efek antiinflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan.


(2)

vi ABSTRACT

STUDY ON ANTIINFLAMMATION EFFECT OF HENNA (Lawsonia inermis L.) LEAF EXTRACT IN ORAL MUCOSA WISTAR MALE RATS Inflammation can be caused by surgical procedures, mechanical trauma, chemical, and biological and in certain condition, the inflammation can cause discomfort to the patient. Leaf of henna that containt flavonoid can be used as an alternative to reduce this symptoms.

The aim of the study was to find out the anti-inflammatory effect of henna leaf extract (HLE) to reduce inflammation.

This research is a prospective experimental study with completely randomized design. The subjects used in this study were 30 Wistar male rats divided into five groups, negative control group, positive control group (Polyvinylpirrolidone-Sodium hyaluronate), liquid of henna leaf extract 30% group, liquid of henna leaf extract 15% group, and liquid of henna leaf extract 7,5% group. The oral mucosa of Wistar male rats were injected with carrageenan to induce inflammation, then some treatment was given and the parameter measured was the longest width of inflammation using a dial caliper.

The data were statistically analyzed using one-way ANAVA test with α = 0,05 and continued with independent groups t-tests. Extract of Henna leaf has a significant influence on the size of inflammation in oral mucosa of Wistar male rats (p-value = 0,00).

Conclusion, there is an antiinflammation effect of henna (Lawsonia inermis L.) leaf extract in the oral mucosa of Wistar male rats.


(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Peneltian ... 3

1.4.1 Aspek Akademis ... 3

1.4.2 Aspek Praktis ... 4

1.5. Kerangka Pemikiran ... 4


(4)

viii

1.7. Metodologi... 6

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Mukosa Oral ... 7

2.1.1 Pengertian Mukosa Oral ... 7

2.1.2 Fungsi Mukosa Oral ... 7

2.1.3 Gambaran Klinis Mukosa Oral ... 9

2.2 Lamina Propria ... 9

2.2.1 Sel-sel di dalam Lamina Propria ... 10

2.2.1.1 Fibroblas ... 10

2.2.1.2 Makrofag ... 10

2.2.1.3 Sel-sel Inflamasi ... 11

2.3 Inflamasi ... 12

2.3.1 Klasifikasi Inflamasi ... 13

2.3.1.1Klasifikasi Inflamasi Berdasarkan Waktu ... 13

2.3.1.2Klasifikasi Inflamasi Berdasarkan Morfologi ... 14

2.3.2 Mekanisme Inflamasi ... 16

2.3.3 Mediator Kimiawi ... 18

2.3.4 Proses yang terjadi pada Inflamasi ... 21

2.4 Tanaman Henna (Lawsonia inermis L.) ... 22


(5)

ix

2.4.2 Morfologi Tanaman Henna ... 23

2.4.3 Klasifikasi Tanaman Henna ... 23

2.4.4 Manfaat Tanaman Henna ... 24

2.4.5 Kandungan Kimia Daun Henna dan Manfaatnya sebagai Antiinflamasi ... 25

2.5 Polyvinylpyrrolidone-Sodium Hyaluronate ... 26

2.6 Karagenan ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 29

3.1Alat dan Bahan ... 29

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 29

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian ... 29

3.2Metode Penelitian... 30

3.2.1 Desain Penelitian ... 30

3.2.2 Variabel Penelitian ... 31

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.2.4 Perhitungan Besar Sampel ... 33

3.2.5 Persiapan Alat ... 34

3.2.6 Persiapan Bahan Uji ... 34

3.2.7 Prosedur Kerja ... 35

3.2.8 Alur Penelitian ... 36


(6)

x

3.3.1 Analisis Statistik ... 37

3.3.2 Hipotesis Statistik ... 37

3.3.3 Kriteria Uji ... 37

3.4 Aspek Etik Penelitian ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Hasil Penelitian Ukuran Inflamasi ... 38

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 39

4.2Pembahasan ... 42

4.3Uji Hipotesis ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1Simpulan ... 45

5.1.1 Simpulan Tambahan ... 45

5.2Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50


(7)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Manfaat Ekstrak Daun Henna... 25

Tabel 4.1 Rerata Ukuran Inflamasi Tiap Kelompok (jam) ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik ANAVA satu arah ... 40


(8)

xii

DAFTAR DIAGRAM


(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sel Inflamasi Akut dan Kronis ... 11

Gambar 2.2 Tanda-tanda Inflamasi Akut dan Kronis ... 14

Gambar 2.3 Sistem Mediator Kimiawi yang Dipicu Faktor Hageman ... 19

Gambar 2.4 Metabolisme Asam Arakidonat pada Proses Inflamasi ... 20

Gambar 2.5 Tanaman Henna ... 24

Gambar 2.6 Struktur Formula Kapaa Karagenan... 27

Gambar 2.7 Struktur Formula Iota Karagenan... 27

Gambar 2.8 Struktur Formula Lambda Karagenan ... 28


(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat dan Bahan Penelitian ... 50

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 52

Lampiran 3 Hasil Data Penelitian ... 55

Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik ... 57

Lampiran 5 Etik Penelitian ... 59


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi dapat juga diartikan sebagai usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang kaya akan protein dan sel.1,2 Pada dasarnya inflamasi sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka, tanpa inflamasi infeksi dapat terus berlangsung tanpa terkendali dan luka sukar sembuh. Reaksi inflamasi yang terus-menerus terjadi pun berpotensi membahayakan yang mengakibatkan rusaknya jaringan.3 Di bidang kedokteran gigi, inflamasi merupakan komplikasi kedua tertinggi setelah infeksi, diikuti dengan perdarahan, trismus dan parastesi pada kasus pasca odontektomi.4

Berbagai obat antiinflamasi telah dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas inflamasi sebagai bagian dari proses penyembuhan luka, serta untuk mencegah terjadinya inflamasi lebih lanjut. Obat antiinflamasi diklasifikasikan menjadi golongan steroid dan non-steroid. Antiinflamasi Non Steroid (AINS) merupakan sediaan yang paling luas peresepannya terutama pada kasus-kasus nyeri inflamasi karena efeknya dalam mengatasi nyeri inflamasi ringan sampai


(12)

2

sedang. Penggunaan AINS dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan saluran cerna jika digunakan dalam dosis tinggi dan dapat menyebabkan gangguan ginjal yang berat terutama asam mefenamat yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Obat antiinflamasi golongan kortikosteroid juga berguna sebagai antiinflamasi, tetapi penggunaannya terbatas hanya untuk keadaan yang sangat spesifik dan selektif dalam kedokteran gigi karena efek sampingnya.5 Kortikosteroid sistemik dapat menyebabkan hiperglikemia, osteoporosis, dan hipertensi jika pada pertimbangan dosis dan jangka waktu pemberiannya tidak tepat.6

Penggunaan bahan tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu.7 Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional berasal dari India ialah henna (Lawsonia inermis L.), menjadi perhatian para peneliti di seluruh dunia mengenai efektifitasnya dalam bidang farmakologis yang mulai digunakan sebagai antiinflamasi sampai antikanker.8

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gagandeep Chaudhary et al (2010) menunjukkan bahwa kandungan isoplumbagin dan lawsaritol dari kulit batang pohon henna memberikan efek antiinflamasi dengan cara induksi karagenan pada kaki tikus.9 Department of Clinical Laboratory Sciences, College of Pharmacy, University of Baghdad menyatakan bahwa bagian daun tanaman henna mengandung naphthoquinone (lawsone) jika digunakan pada konsentrasi yang tinggi dapat berguna sebagai obat analgesik, antiinflamasi dan antipiretik yang dilakukan percobaan pada tikus.10


(13)

3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada mukosa oral tikus untuk mengetahui efek antiinflamasi dari ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut: apakah ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) memiliki efek antiinflamasi terhadap mukosa oral tikus Wistar jantan.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian esktrak daun henna (Lawsonia inermis L.) terhadap penurunan ukuran inflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Aspek Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan memberikan informasi ilmiah mengenai kegunaan ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) sebagai antiinflamasi pada mukosa oral.


(14)

4

1.4.2 Aspek Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif pengobatan inflamasi serta memanfaatkan penggunaan bahan alami yaitu tanaman henna sebagai antiinflamasi.

1.5Kerangka Pemikiran

Inflamasi mengacu pada rangkaian non-spesifik yang berhubungan erat dengan respon terhadap benda asing, kerusakan jaringan, atau keduanya. Proses inflamasi bertujuan untuk membawa fagosit dan protein plasma ke daerah yang terluka sehingga dapat mengisolasi, merusak, atau menginaktivasi benda asing; menghilangkan debris, dan mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan. Inflamasi menimbulkan rasa sakit dan terkadang sel penyebab jejas tidak dapat tereliminasi, sehingga dapat menghasilkan rasa sakit dan kerusakan yang kronis.11 Inflamasi menimbulkan tanda-tanda klinis antara lain kemerahan (rubor), panas (calor), pembengkakan (tumor), sakit (dolor), dan penurunan fungsi (function laesa). Reaksi kompleks yang terjadi pada pembuluh darah merupakan respon terhadap adanya cedera, diikuti oleh akumulasi cairan dan leukosit di jaringan ekstravaskuler. Respon vaskuler dan seluler diperantarai oleh mediator kimiawi yang berasal dari plasma atau sel akibat adanya rangsang inflamasi.12 Mekanisme inflamasi dimulai ketika bakteri atau benda asing menembus lapisan luar kulit, kemudian makrofag segera memulai proses fagositosis sehingga mengakibatkan peningkatan aliran darah di daerah jejas. Vasodilatasi pembuluh darah dipicu oleh histamin yang dihasilkan oleh sel mast pada jaringan yang


(15)

5

mengalami kerusakan menyebabkan peningkatan suhu dan kemerahan pada daerah inflamasi. Peningkatan permeabilitas vaskuler menyebabkan keluarnya cairan kaya protein dari pembuluh darah ke jaringan interstisial (eksudasi). Hilangnya protein plasma menurunkan tekanan osmotik intravaskuler dan meningkatkan tekanan osmotik cairan interstisial. Hal ini menyebabkan peningkatan cairan ekstravaskuler yang disebut juga edema.11,13

Tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat, protein, flavonoid, tannin, fenolik, alkaloid, terpenoid, quinones, xanthones, kumarin dan asam lemak. Henna sudah dibuktikan berguna sebagai antimikroba berspektrum luas karena memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antimikotik, dan antiparasit.9

Golongan utama dari senyawa penghambat siklooksigenase adalah flavonoid dan fenolik. Flavonoid yang berasal dari tanaman dapat mengurangi regulasi dari siklooksigenase-2 di dalam jaringan sel. Beberapa khasiat hena telah dibuktikan antara lain sebagai antibakteri, melalui penelitian terhadap bakteri gram negatif dan bakteri gram positif antara lain Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecium.10 Penggunaan daun henna sebagai obat luka alternatif telah dibuktikan oleh Elya et al dengan membuat luka pada punggung tikus dan penyembuhan luka terjadi sampai hari ke-12.14

Park et al (2001) menyatakan, banyak ekstrak tanaman yang di dalamnya mengandung flavonoid digunakan secara tradisional sebagai antiinflamasi secara topikal di Asia.15


(16)

6

1.6Hipotesis

Ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) memiliki efek antiinflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan.

1.7Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada percobaan ini, tikus dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diberikan polyvinylpyrrolidone-sodium hyaluronate, kelompok perlakuan ketiga, keempat dan kelima yang diberikan ekstrak daun henna (EDH) masing-masing dengan konsentrasi 30%, 15%, dan 7,5%. Data yang diukur adalah lebar inflamasi yang terpanjang pada kelima kelompok tersebut dengan menggunakan jangka sorong. Analisis data dengan menggunakan uji ANAVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji T independen.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pembuatan ekstrak dan determinasi tanaman uji telah dilakukan di Institut Teknologi Bandung. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat pada bulan Desember 2014 sampai April 2015.


(17)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) memiliki efek antiinflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan.

5.1.1 Simpulan Tambahan

Pemberian ekstrak daun henna dengan berbagai konsentrasi memiliki potensi antiinflamasi yang sama baiknya pada jam ke-2 setelah perlakuan dan ekstrak daun henna 30% memiliki potensi antiinflamasi yang paling kuat jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai bagian lain dari tanaman henna yang dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai sediaan dan konsentrasi yang berbeda dalam kegunaannya sebagai antiinflamasi.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai tanaman henna sebagai antiinflamasi berdasarkan variasi waktu.


(18)

61 RIWAYAT HIDUP

Nama : Revita Christie Meitasari

NRP : 1190034

Tempat dan Tanngal Lahir : Bontang, 11 Mei 1994

Alamat : Jl. Osamaliki no. 17E, Salatiga

Riwayat Pendidikan

 TK Vidatra, Bontang (1999-2000)

 SD Vidatra, Bontang (2000-2006)

 SMP Vidatra, Bontang (2006-2007)

 SMP Kristen 02, Salatiga (2007-2009)

 SMA Negeri 3, Salatiga (2009-2010)

 Adventist University of the Philippines (2010-2011)  Fakultas Kedokteran Gigi UKM, Bandung (2011-sekarang)


(19)

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika;200:407-415.

2. Fragiskos FD. Oral Surgery. Germany: Springer;2007:205.

3. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC;2005:66-88.

4. Andi H, Dibyo P, Adi U. Lama Waktu Operasi, Luas Daerah Operasi, Banyaknya Larutan Irigasi dan Jenis Anestesi dengan Komplikasi yang terjadi Pascaodontektomi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan;2012: 15:140-146.

5. Fajriani. Pemberian Obat-obatan Anti inflamasi Non Steroid (AINS) pada Anak. Indonesian Journal of Dentistry;2008:15(3):200-204.

6. Ratna S. Kortikosteroid dalam Tata Laksana Uveitis: Mekanisme Kerja, Aplikasi Klinis, dan Efek Samping. Journal of the Indonesian Medical Association;2011:61:265-269.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 381/ 2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional. Jakarta. [serial online] [cited 27 Maret 2015]

Available from: URL:

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/845/4/BK200 7-G26.pdf.


(20)

47

8. Kamal M, Jawaid T. Pharmacological Activities of Lawsonia inermis Linn.: A Review. International Journal of Biomedical Research;2010: 1(2):62-68.

9. Chaudhary G, Goyal S, Poonia P. Lawsonia inermis Linnaeus: A Phytopharmacological Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research; 2010:2(2):91-98.

10.Merdaw MA. Inhibition of Bacterial Growth by Lawsonia inermis (henna) Leaf Extracts In Vitro. IBN Al-Haitham J. For Pure and Appl. S CI; 2009:22(4).

11.Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB. Pharmacology Examination and Board Review. 8th ed. New York: McGraw-Hill Education;2008:301. 12.Way LW. Current Surgical Diagnosis & Treatment. 9th ed. New York:

The Mc Graw-Hill;1991:95-100.

13.Karnen GB. Imunologi Dasar. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000:13,259.

14.Berna E, Farida I, Siti K. Penggunaan Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis Linn.) Sebagai Obat Luka Alternatif. Jurnal Bahan Alami Indonesia; 2007:6(3):85-89.

15.Emrizal, Armon F, Fitri S dkk. Isolasi Senyawa dan Uji Aktivitas Anti-Inflammasi Ekstrak Metanol Daun Puwar Kincung (Nicolaia speciosa Horan). Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia;2012:1(1): 1-5.

16.Squire C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, and Function. Oxford: Wiley-Blackwell;2011:3-65.


(21)

48

17.Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku Ajar dan Atlas Wheater Histologi Fungsional. Edisi 3. Jakarta: EGC;1993:234-236.

18.Bowman WC, Rand MJ. Textbook of Pharmacology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publ;1982.

19.Kumar V, Abbas, Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2004:47-78.

20.Sherwood L. Human Physiology from Cell to Systems. 6th ed. Jakarta: EGC;2001:413.

21.Fonseca RJ. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed, vol.1. St. Louis, Missouri: Elsevier;2005:27-35.

22.Peterson et al. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. India: Mosby-Elsevier;2007:50.

23.Hutapea JR dkk. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. 2001. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; (I) Jilid 2.

24.Pacar Kuku. [serial online] [cited 12 April 2015] Available from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Henna

25.Yadav S, Kumar A, Dora J. Essential Perspectives of Lawsonia inermis. International Journal of Pharmaceutical and Chemical Science. Apr-Jun 2013. Vol. 2(2).

26.Bruneton J. Pharmacognosy, Phytochemistry medicinal Plants. 2nd ed. 1999.


(22)

49

27.Hernani, Rahardjo M. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya;2005:16.

28.Rathee P, Chaudhary H et al. Mechanism of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: A Review. Inflammation & Allergy-Drug Targets. 2009:8:229-235.

29.Polyvinylpyrrolidone, Sodium Hyaluronate dan Clorhexidine Efek untuk Lesi Pasca Bedah. Layout CDK Edisi 181. November 2010:605-606. 30.Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. Handbook of pharmaceutical

excipients. 6th ed. London: Pharmaceutical Press;2009:122-125.

31.Winyard PG, Willoughby DA. Inflammation Protocols. Totowa, NJ: Humana Press Inc;2003,225:115-121.

32.Ridwan E. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dan Penelitian Kesehatan. Journal of the Indonesian Medical Association;2013,63:112-6.


(1)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian ekstrak daun henna (Lawsonia inermis L.) memiliki efek antiinflamasi pada mukosa oral tikus Wistar jantan.

5.1.1 Simpulan Tambahan

Pemberian ekstrak daun henna dengan berbagai konsentrasi memiliki potensi antiinflamasi yang sama baiknya pada jam ke-2 setelah perlakuan dan ekstrak daun henna 30% memiliki potensi antiinflamasi yang paling kuat jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai bagian lain dari tanaman henna yang dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai sediaan dan konsentrasi yang berbeda dalam kegunaannya sebagai antiinflamasi.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai tanaman henna sebagai antiinflamasi berdasarkan variasi waktu.


(2)

61 RIWAYAT HIDUP

Nama : Revita Christie Meitasari

NRP : 1190034

Tempat dan Tanngal Lahir : Bontang, 11 Mei 1994

Alamat : Jl. Osamaliki no. 17E, Salatiga Riwayat Pendidikan

 TK Vidatra, Bontang (1999-2000)

 SD Vidatra, Bontang (2000-2006)

 SMP Vidatra, Bontang (2006-2007)

 SMP Kristen 02, Salatiga (2007-2009)

 SMA Negeri 3, Salatiga (2009-2010)

 Adventist University of the Philippines (2010-2011)  Fakultas Kedokteran Gigi UKM, Bandung (2011-sekarang)


(3)

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika;200:407-415.

2. Fragiskos FD. Oral Surgery. Germany: Springer;2007:205.

3. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC;2005:66-88.

4. Andi H, Dibyo P, Adi U. Lama Waktu Operasi, Luas Daerah Operasi, Banyaknya Larutan Irigasi dan Jenis Anestesi dengan Komplikasi yang terjadi Pascaodontektomi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan;2012: 15:140-146.

5. Fajriani. Pemberian Obat-obatan Anti inflamasi Non Steroid (AINS) pada Anak. Indonesian Journal of Dentistry;2008:15(3):200-204.

6. Ratna S. Kortikosteroid dalam Tata Laksana Uveitis: Mekanisme Kerja, Aplikasi Klinis, dan Efek Samping. Journal of the Indonesian Medical Association;2011:61:265-269.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 381/ 2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional. Jakarta. [serial online] [cited 27 Maret 2015]

Available from: URL:

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/845/4/BK200 7-G26.pdf.


(4)

47

8. Kamal M, Jawaid T. Pharmacological Activities of Lawsonia inermis Linn.: A Review. International Journal of Biomedical Research;2010: 1(2):62-68.

9. Chaudhary G, Goyal S, Poonia P. Lawsonia inermis Linnaeus: A Phytopharmacological Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research; 2010:2(2):91-98.

10.Merdaw MA. Inhibition of Bacterial Growth by Lawsonia inermis (henna) Leaf Extracts In Vitro. IBN Al-Haitham J. For Pure and Appl. S CI; 2009:22(4).

11.Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB. Pharmacology Examination and Board Review. 8th ed. New York: McGraw-Hill Education;2008:301. 12.Way LW. Current Surgical Diagnosis & Treatment. 9th ed. New York:

The Mc Graw-Hill;1991:95-100.

13.Karnen GB. Imunologi Dasar. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000:13,259.

14.Berna E, Farida I, Siti K. Penggunaan Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis Linn.) Sebagai Obat Luka Alternatif. Jurnal Bahan Alami Indonesia; 2007:6(3):85-89.

15.Emrizal, Armon F, Fitri S dkk. Isolasi Senyawa dan Uji Aktivitas Anti-Inflammasi Ekstrak Metanol Daun Puwar Kincung (Nicolaia speciosa Horan). Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia;2012:1(1): 1-5.

16.Squire C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, and Function. Oxford: Wiley-Blackwell;2011:3-65.


(5)

48

17.Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku Ajar dan Atlas Wheater Histologi Fungsional. Edisi 3. Jakarta: EGC;1993:234-236.

18.Bowman WC, Rand MJ. Textbook of Pharmacology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publ;1982.

19.Kumar V, Abbas, Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2004:47-78.

20.Sherwood L. Human Physiology from Cell to Systems. 6th ed. Jakarta: EGC;2001:413.

21.Fonseca RJ. Oral and Maxillofacial Trauma. 3rd ed, vol.1. St. Louis, Missouri: Elsevier;2005:27-35.

22.Peterson et al. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. India: Mosby-Elsevier;2007:50.

23.Hutapea JR dkk. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. 2001. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; (I) Jilid 2.

24.Pacar Kuku. [serial online] [cited 12 April 2015] Available from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Henna

25.Yadav S, Kumar A, Dora J. Essential Perspectives of Lawsonia inermis. International Journal of Pharmaceutical and Chemical Science. Apr-Jun 2013. Vol. 2(2).

26.Bruneton J. Pharmacognosy, Phytochemistry medicinal Plants. 2nd ed. 1999.


(6)

49

27.Hernani, Rahardjo M. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya;2005:16.

28.Rathee P, Chaudhary H et al. Mechanism of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: A Review. Inflammation & Allergy-Drug Targets. 2009:8:229-235.

29.Polyvinylpyrrolidone, Sodium Hyaluronate dan Clorhexidine Efek untuk Lesi Pasca Bedah. Layout CDK Edisi 181. November 2010:605-606. 30.Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. Handbook of pharmaceutical

excipients. 6th ed. London: Pharmaceutical Press;2009:122-125.

31.Winyard PG, Willoughby DA. Inflammation Protocols. Totowa, NJ: Humana Press Inc;2003,225:115-121.

32.Ridwan E. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dan Penelitian Kesehatan. Journal of the Indonesian Medical Association;2013,63:112-6.