UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOCCER LIKE GAMES : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

(1)

Muhamad Anjar, 2013

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui

Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab.

Bandung Barat) Sekripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PGSD Penjas Program Studi S1

Oleh

MUHAMAD ANJAR NIM. 0801476

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Muhamad Anjar, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerepan Pembelajaran Aktivitas Soocer Like Game di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat (Studi PTK)“ ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.

Bandung, Maret 2013 Yang membuat pernyataan,


(3)

Muhamad Anjar, 2013

UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOOCER LIKE GAME DI SDN

1 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (Studi Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh : Muhamad Anjar

NIM. 0801476

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M. Pd NIP.1958 0620 1986 01 1002

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M.P.d NIP. 1971 0117 1998 02 1001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani FPOK UPI Bandung

Drs. Andi Suntoda, M. Pd NIP.1958 0620 1986 01 1002


(4)

Muhamad Anjar, 2013

ABSTRAK Oleh :

MUHAMAD ANJAR

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh permasalahan kurang berkembangnya keterampilan gerak dasar menendang bola pada siswa kelas V SDN I Lembang. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan pembelajaran aktivitas soccer like games dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui bahwa dengan menggunakan modifikasi pembelajaran aktivitas soccer like games dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar menendang siswa kelas V SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus dan dalam setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Instrumen yang digunakan untuk peningkatan gerak dasar menendang yaitu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, ketepatan teknik dasar. Sementara itu alat ukur untuk hasil peningkatan keterampilan gerak dasar menendang yaitu lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pembelajaran aktivitas soccer like games dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menendang baik itu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, dan ketepatan teknik dasar. Hasil peningkatan tersebut ditunjukan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Data awal adalah 5.03 dan siklus 1 adalah 7 sedangkan siklus 2 adalah 8.21 sehingga apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya, maka hasilnyapun diduga akan baik dan memuaskan seperti apa yang dilakukan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu dengan penerapan pembelajaran aktivitas soccer like games dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada usia sekolah dasar dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menendang dan pemahaman dalam permainan sepakbola siswa kelas V SDN I Lembang.


(5)

Muhamad Anjar, 2013

ABSTRACT by:

Muhamad ANJAR

This action research background by underdevelopment problems basic motor skills kicking a ball in the fifth grade students of SDN I Lembang. Way of solving the problem in this research is to apply the learning activities like soccer games in teaching physical education. The purpose of this study is to know that by using a modification of the learning activities like soccer games to develop basic motor skills kick in the fifth grade students of SDN I district Lembang Lembang West Bandung regency.

The research method used in this study is the method of classroom action research or classroom action research. In using this method the researchers used two cycles and in each cycle consisting of two actions. The instrument used for the improvement of the basic motion of kicking the initial attitude, execution, final gesture, the accuracy of the basic techniques. While it is a measuring device for the resulting increase in basic motor skills kicking the observation sheet.

The results showed that the application of learning activities like soccer games can improve basic motor skills kick both initial attitude, execution, final gesture, and the precision of the basic techniques. Results are shown from the increase in the average yield increase per cycle. Preliminary data are 5:03 and cycle 1 is 7 while the second cycle is 8.21 so if the learning process is well implemented in accordance with the plans drawn up earlier, the results have thought would be good and satisfying as what was done in this study.

The conclusion of this research is the application of learning activities like soccer games in teaching physical education at the elementary school age can improve motor skills and understanding of the basic kicks in the game of football the fifth grade students of SDN I Lembang.


(6)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAPTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6


(7)

Muhamad Anjar, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 11

B. Pembelajaran Gerak ... 21

C. Peran Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar Gerak ... 23

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi belajar Gerak ... 25

E. Hakekat Pembelajaran Jasmani ... 30

F. Pembelajaran Menendang Bola/Passing Pendek ... 48

G. Soocer Like Games ... 55

H. Kerangka Berfikir ... 62

I.Hipotesis Tindakan ... 63

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 64

B. Subjek Penelitian ... 65

C. Desain Penelitian ... 66

D. Prosedur Penelitian ... 67

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 75

F. Instruman Penelitian ... 79

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 82

H. Validasi Data ... 85

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 91

B. Analisis Observasi Awal ... 93

C. Paparan Hasil Penelitian ... 112

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 130


(8)

Muhamad Anjar, 2013

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 134 B.Rekomendasi ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 137


(9)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR TABEL

Hal

3.1 Keadaan Siswa ... 76

3.2 Keadaan Guru ... 77

4.1 Data Awal Tes Menendang Bola ke Sasaran ... 92

4.2 Data Awal Pembelajaran Menendang Bola ... 94

4.3 Tabel Keterangan ... 95

4.4 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 95

4.5 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan I ... 97

4.6 Data Kemampuan Menendang Bola Pada Peserta Didik ... 100

4.7 Tabel Keterangan ... 101

4.8 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 101

4.9 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan II ... 105

4.10 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus I Tindakan II ... 108

4.11 Tabel Keterangan ... 109

4.12 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 109


(10)

Muhamad Anjar, 2013

4.14 Proses Pembelajaran Siklus 2 Tindakan 1 ... 114

4.15 Data Hasil Pembelajaran Menendang bola Siklus 2 Tindakan 1 ... 117

4.16 Tabel Keterangan ... 118

4.17 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 118

4.18 Proses Kegiatan Pembelajaran ... 121

4.19 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus 2 ... 124

4.21 Tabel Keterangan ... 125

4.22 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 125

4.23 Data Hasil Tes Siklus 2 ... 128


(11)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR GRAFIK

Hal

4.1 Rata-Rata Menendang bola Data Awal, Siklus I dan


(12)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR GAMBAR

Hal

2.1 Emapat Langkah Dalam PTK ... 13

2.2 Bentuk Spiral Terdiri dari beberapa siklus ... 14

2.3 Riset Akasi Model Kemmis dan Mc Taggart ... 15

2.4 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 41

2.5 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 42

2.6 Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ... 43

2.7 Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ... 43

2.8 Menyundul Bola Sambil berdiri ... 45

2.9 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 46

2.10 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 47

2.11 Menggiring Bola dengan Punggung Kaki ... 47

2.12 Tahap Dasar Menendang Bola ... 49

2.13 Tahap Matangg Menendang Bola ... 50

2.14 Menendang dengan Menggunakan Kaki Bagian Dalam ... 53


(13)

Muhamad Anjar, 2013

2.16 Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki ... 54

2.17 Menendang dengan Menggunakan Kaki bagian Dalam ... 55

2.18 To Hit The Target Dengan Pantulan Dulu ... 59

2.19 Passing Or Dribling Vs Intercepting ... 60

2.20 Permainan kucing bola dengan satu bola oleh enam orang,satu kucing 61 2.21 Permainan 3 Vs 3 Dengan 1 joker ... 62

3.1 Model Spiral Dari Kemmis Dan Tagart ... 66


(14)

Muhamad Anjar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Sagala (2008:61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

Menurut Husdarta (2000) Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Guru berperan tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa saja, tetapi berperan sebagai fasilitator dan motivator agar siswa terlibat aktif belajar (learn how to learn). Sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting, salah satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992:8)

“Guru merupakan faktor stategik lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi guru dan siswa. Guru mempunyai kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus dipergunakan demi kepentingan siswa.”


(15)

2

Muhamad Anjar, 2013

Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat (appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani diperlukan perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik harus bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga keberhasilan siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti diantaranya nilai tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam pembelajaran sering ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan dengan guru maupun siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya dikarenakan materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak tercapai sebab siswa tidak menguasai


(16)

3

Muhamad Anjar, 2013

materi pembelajaran tersebut yang pada akhirnya pembelajaran hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.

Seperti dikatakan oleh guru penjas SDN 1 Lembang, bahwa dalam pembelajaran permainan sepak bola, siswa-siswa banyak mengalami kesulitan khususnya dalam pembelajaran menendang bola, dimana hanya 58 % siswa yang mengalami tuntas dalam pembelajaran, dikarenakan pembelajaran menendang bola di anggap mudah, padahal dalam prakteknya pembelajaran menendang cukup sulit dan mudah merasa bosan, selain itu jumlah bola yang digunakan tidak sesuai dengan banyaknya siswa, sehingga siswa banyak menunggu giliran tugas geraknya, selain itu juga siswa tidak dibawa pada proses pembelajaran gerak pada permainan yang sesungguhnya, maka siswa perlu diberikan Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM). Sedangkan menurut Moh. User Usman dkk ( 1993:8) menjelaskan bahwa “tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%.” dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran penjas di SDN I Lembang adalah 70.

Aktivitas permainan diberikan kepada siswa yang ikut membantu pencapaian tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru, meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sempurna.

Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SDN I Lembang, penulis tertarik untuk menindaklanjutinya dengan


(17)

4

Muhamad Anjar, 2013

mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang disebutkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas V (Lima) semester satu Nomor 1 dan 1.2 yaitu :

“Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan mempraktikkan variasi gerak dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran”.

Berdasarkan kutipan di atas, gerak dasar yang dimaksud yaitu gerak dasar atau keterampilan gerak dasar menendang dalam bermain sepakbola dengan fokus penelitian, “Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat.”

B. Identifikasi Masalah

Dalam pembelajaran sepakbola khususnya menendang memiliki tujuan untuk peningkatan kualitas gerak tubuh. Begitu pula dalam pembelajaran menendang yang dilakukan di SDN 1 lembangpun mempunyai tujuan yang sama, yaitu agar siswa dapat meningkatkan kualitas gerak tubuhnya. Untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh siswa, seorang guru harus memberikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Apabila siswa merasa senang dalam melakukan aktifitas geraknya maka tujuan pembelajaranpun akan mudah dicapai sehingga diharapkan dalam aktifitas gerak tersebut siswa dapat meningkatkan kemampuan menendang bola dan juga dapat berprestasi


(18)

5

Muhamad Anjar, 2013

berdasarkan keterampilan yang dimilikinya, agar di kemudian hari siswa dapat mengubah taraf hidupnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Namun harapan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemampuan dan kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran, media pembelajaran yang menunjang dan kemampuan guru dalam mensiasati suatu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut sangat berkesinambungan dalam proses belajar mengajar, faktor-faktor tersebut seringkali menjadi masalah untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas, sehingga apabila proses pembelajaran tersebut berkualitas dalam arti efektif dan menyenangkan, maka pembelajaran tersebut akan memberikan hasil yang maksimal. Kondisi pembelajaran tersebut terjadi di SDN 1 Lembang dan sekaligus menjadi masalah-masalah yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa dalam teknik dasar menendang masih rendah.

2. Pembelajaran menendang dianggap mudah oleh siswa, yang sebetulnya dalam praktiknya cukup sulit.

3. Pembelajaran menendang terkesan monoton, sehingga siswa cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

4. Metode/ strategi/ gaya/ pendekatan yang tidak sesuai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis tuangkan kedalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

Apakah penerapan aktivitas soccer like game dapat mengembangkan gerak dasar menendang siswa ?


(19)

6

Muhamad Anjar, 2013

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk mengembangkan modifikasi pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran gerak dasar menendang melalui pembelajaran soccer like games siswa kelas V di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui bagaimana peningkatan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang siswa di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.


(20)

7

Muhamad Anjar, 2013

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam menyusun rencana pembelajaran untuk mengembangkan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang. F. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Upaya, menurut Poerwadarminto (1984 : 1132) yaitu “Usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud”.

2. Pengembangan,menurut Poerwadarminto (1984 : 358) artinya proses cara atau perbuatan mengembangkan.

3. Gerak Dasar, Menurut Sugiyanto (1991 : 13), Kemampuan gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan control tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan malakukan gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar tidaknya gerakan yang telah dilakukan.


(21)

8

Muhamad Anjar, 2013

4. Pembelajaran, menurut Sagala (2008 : 61) “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.”

5. Aktivitas, menurut Poerwadarminto (1984:23) Aktivitas kegiatan,keaktifan,kesibukan atau ukuran untuk menyatakan tingkat kegiatan. 6. Soccer like games, menurut Bahagia Y ( :58) adalah permainan-permainan

yang menyerupai permainan sepakbola. Menyerupai artinya cara memainkan serta gerak yang dilakukannya sama seperti pada gerakan pemainan sepak bola, pembedanya hanya terletak pada pendekatan permainan serta bentuk-bentuk pemelajaran, serta aturan dan perlengkapan yang dapat dimodifikasi seluas-luasnya demi kepentingan keterlibatan paserta didik dalam aktivitas pemelajaran.


(22)

Muhamad Anjar, 2013

BAB III METODE PENELITI A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang siswa.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang bola, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

„Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan kedilan dari : a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini‟.

Sedangkan menurut Ebbutt (1985) Hopkins, (1993) dalam Wiraatmadja (2005:12 mengemukakan ;

„Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut‟.

Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan


(23)

Muhamad Anjar, 2013

65

memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian apabila melihat perkembangnya, penelitian tindakan kelas bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam proyek yang dinamakan Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot dan Clem Adelman merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing-masing dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan di ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in

Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian


(24)

Muhamad Anjar, 2013

66

tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3) menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

‟Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi‟. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, pada kelas V dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN I Lembang, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor


(25)

Muhamad Anjar, 2013

67

SIKLUS II

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut :

?

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998 SIKLUS I

Observasi

Pelaksanaan Refleksi


(26)

Muhamad Anjar, 2013

68

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes menendang bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran menendang bola.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah dengan menggunakan bola yang lembut supaya siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk menendang bola. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolok ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

I. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah : a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di lapangan.

c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan guru yang sering terjadi pada proses pembelajaran.


(27)

Muhamad Anjar, 2013

69

d.Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. fokusnya adalah upaya mengembangkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran menendang bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Siklus I Tindakan I Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit 1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan salah satu bagian kaki.

 Siswa menjelaskan posisi badan saat menendang.


(28)

Muhamad Anjar, 2013

70

65 Menit

10 Menit

 Siswa menjelaskan bagaimana perkenaan kaki pada bola saat menendang.

2. MOTORIK

 Menendang bola berpasangan secara bergantian

 Menendang bola berpasangan dengan jarak yang ditentukan guru

 Menendang bola dengan

memantulkan ke tembok dan di arahkan ke target.

3. AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan

setiap tugas yang diberikan.  Percaya diri dalam melakukan

tugas yang diberikan.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

 Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang bolanya.


(29)

Muhamad Anjar, 2013

71

b. Siklus I Tindakan II Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit

65 Menit

10 Menit

1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan salah satu bagian kaki.

 Siswa menjelaskan pergerakan

menendang bola secara

bergantian.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola.

2. MOTORIK

 Menendang bola berpasangan secara bergantian.

 Menendang bola secara

bergantian dengan satu

kelompok tiga orang.

 Melakukan permainan kucing bola dengan satu kucing dan empat yang memainkan bola.

3. AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan

setiap tugas yang diberikan.  Percaya diri dalam melakukan


(30)

Muhamad Anjar, 2013

72

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang bolanya.

c. Siklus II Tindakan I Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit

65 Menit

1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan

pergerakan maju mundur.  Siswa menjelaskan pergerakan

menendang bola saling silang atau zig-zag.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan 3 VS 1.


(31)

Muhamad Anjar, 2013

73

10 Menit

 Menendang bola berpasangan

dengan pergerakan maju

mundur.

 Menendang bola secara

bergantian dengan vareasi pergerakan saling silang atau zig-zag satu kelompok tiga orang.

 Melakukan permainan 3 VS 1 dengan aturan sepuluh kali sentuhan “Ten Ball” untuk mendapatkan skor/poin satu.

3. AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan setiap tugas yang diberikan.  Percaya diri dalam melakukan

tugas yang diberikan.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang.


(32)

Muhamad Anjar, 2013

74

d. Siklus II Tindakan 2 Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit

65 Menit

10 Menit

1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan variasi

menendang bola di tempat dengan formasi segi empat.  Siswa menjelaskan pergerakan

variasi menendang bola dengan formasi segi empat.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola 1 orang kucing dan 5 orang yang memainkan bola.

2. MOTORIK

 Menendang bola di tempat

dengan formasi segi empat.

 Menendang bola secara

bergantian dengan vareasi pergerakan formasi segi empat.  Melakukan permainan kucing bola dengan 1 kucing dan 5 yang memainkan bola.

4.AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan


(33)

Muhamad Anjar, 2013

75

 Percaya diri dalam melakukan tugas yang diberikan.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

Konfirmasi

 Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan

 Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian angket 3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang.

III.Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari


(34)

Muhamad Anjar, 2013

76

hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah : a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai proses dan hasil tindakan.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan guru penjas Deni S.Pd dan guru kelas V adalah mitra peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam


(35)

Muhamad Anjar, 2013

77

kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a.Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN I Lembang adalah 395 orang. Dari jumlah yang begitu banyak merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna.

Dari jumlah siswa yang cukup banyak ini, bila tidak bisa mengelolanya maka merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru, siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Di mana jumlah siswa kalau dirinci sebagai berikut :

Tabel 3.1 Keadaan Siswa

Kelas L P Jumlah

1 27 23 50

2 33 30 63

3 41 43 84

4 33 34 67

5 35 34 69

6 38 24 62


(36)

Muhamad Anjar, 2013

78

b.Keadaan Guru

Tabel 3.2 Keadaan Guru

No Nama /NIP Tempat

Tanggal Lahir Jabatan 1 Ibrahim Patty, S.Pd.

NIP. 195607101977111001 Ambon, 10-07-1956 Kepala Sekolah 2 Teti Hidayati, A.Ma.Pd.

NIP. 130564067 Bdg, 02-02-1955 Guru kelas IV-A 3 Supriati, A.Ma.Pd.

NIP. 130564126 Bdg, 03-08-1952 Guru kelas II-B 4 Lucia Ribawanti, S.Pd.

NIP. 131017067 Bdg, 04-02-1959 Guru kelas VI-B 5 Bambang Supartono, S.Pd.

NIP. 130953025 Bdg, 08-08-1960 Guru kelas III A 6 Ela Latifah, A.Ma.Pd.

NIP. 130952517 Grt, 22-12-1960 Guru kelas I-A 7 Eha, S.Pd.

NIP. 131165505 Bdg, 20-12-1961 Guru kelas I-B 8 Nani Kartika, S.Pd.

NIP. 131165259 Bdg, 03-03-1962 Guru kelas VI-A 9 Tuti Herawati, A.Ma.Pd.

NIP. 131311512 Smd, 10-07-1964 Guru kelas V-B 10 Yuswandi, S.Ag.

NIP. 131364179 Bgr, 25-03-1963

Guru PAI kelas I-VIA

11 N.Tati hartati, S.Pd.

NIP. 131316484 Tsk, 02-10-1962

Guru penjas kelas IB -VI B 12 Dede Sukandar,S.Pd.

NIP. 131507918 Cms, 11-04-1963 Guru kelas V-A 13 Imas Masripah S.Pd.I

NIP. 150312371 Grt, 16-05-1967

Guru PAI kelas I-VI B 14 Siti Sumiati, S.Pd.

NIP. 132239427 Bdg, 08-04-1973 Guru kelas II-A 15 Dodo Sugiono

NIP. 131726202 Bdg, 20-06-1966 Penjaga

16 Deni S.Pd. Bdg, 12-08-1988 Guru Penjas I A–VI A

17 Eulis karmini Bdg, 23-03-1979 Guru kelas III-B 18 Ade Ika Rosita, S.Pd. Sbg, 30-11-1986 Guru Bahasa Inggris

Kelas I-VI A

19 Anita Novita Sari, a.Ma. Cjr, 12-02-1986 Guru Bahasa Inggris Kelas I-VI B

20 Okhta Hardi Prawira Bdg, 30-10-1990 TU


(37)

Muhamad Anjar, 2013

79

Dari jumlah guru yang ada yaitu 18 orang, maka rasio jumlah murid dan guru adalah seorang guru memegang atau mendidik 22 orang anak, merupakan tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.

c.Lingkungan Belajar

SDN I Lembang berada di pusat ibu kota Kecamatan Lembang, sebagaian besar mata pencaharian orang tua siswa adalah pedagang atau berwiraswasta karena letak SDN 1 lembang yang berada di sekitar pusat pembelanjaan yaitu pasar raya panorama lembang. Walaupun sebagian besar perekonomian masyarakat pedagang, perhatian terhadap pendidikan pun mulai lebih baik, dengan indikator sebagai berikut:

1.Semua anak mempunyai pakaian olahraga.

2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian besar masih baik. 3. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak

sangat berminat seperti kegiatan berenang, kemping, studi tour.

4.Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas, anak-anak banyak yang mengikuti kegiatan tersebut.

5.Kegiatan tabungan anak-anak sangat baik.

Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kekuatan dan peluang dalam meningkatkan hasil pembelajaran penjas orkes di SDN I Lembang.


(38)

Muhamad Anjar, 2013

80

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung yaitu hari Kamis mulai pukul 7.30 sampai 10.00 WIB, kegiatan dipusatkan di halaman sekolah dan di lapangan sepakbola Guruminda Desa lembang Kecamatan Lembang khususnya dalam pelaksanaan. Sedangkan waktu cadangan seandainya hari tersebut ada halangan seperti hari libur atau hujan lebat maka kegiatan dipindahkan ke hari Sabtu karena hari tersebut merupakan hari yang biasa diisi dengan kegiatan pramuka jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan kegiatan ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN I Lembang. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl


(39)

Muhamad Anjar, 2013

81

popper dalam Wiriaatmadja (2002:104) observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:209) bahwa, „Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.

3. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri‟.


(40)

Muhamad Anjar, 2013

82

6. Hasil tes menendang bola a. Menendang ke sasaran

Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan hasil pembelajaran menendang bola adalah tes keterampilan sepakbola dari Dr Norbert Rogalski dan Dr. Ernest G. Degel dalam Sukatamsi ( 2001:6.18) :

„Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut pemain berdiri pada jarak 10 meter di depan gawang modifikasi yang lebarnya 1 meter. Bola diam terletak di tanah, dengan ancang-ancang bola ditendang dengan kaki bagian dalam ke arah sasaran gawang. Bola harus masuk ke dalam sasaran gawang, Kesempatan menendang bola ke arah sasaran gawang 5 kali dengan kaki kanan, 5 kali dengan

kaki kiri. Peningkatan prestasi adalah jumlah bola yang sah masuk ke dalam sasaran‟ .

Gambar 3.2 Tes Menendang Sukatamsi (2001:6.19)

Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus. Sehingga dapat memberikan gambaran status kenaikan hasil belajar masing-masing siswa.

Aspek-aspek penilaian tes menendang ini berdasarkan Iwan sudjarwo (2007 : 18) yaitu :

Sikap Awal (Berdiri menghadap target, tangan direntangkan untuk menjaga keseimbangan, ayunkan kaki yang akan menendang kebelakang,


(41)

Muhamad Anjar, 2013

83

fokus perhatian pada bola) Pelaksanaan (Tubuh berada di atas bola, ayunkan kaki yang akan menendang ke depan Kedua tangan terbuka, jaga kaki agar tetap lurus, tendang salah satu bagian bola dengan salah satu bagian kaki ) Sikap Akhir ( Pindahkan berat badan ke depan, kaki tetap lurus dan di ayun ke depan, salah satu tangan berada di atas, gerakan akhir berlangsung dengan mulus )

b. Observasi kemampuan menendang bola

Aspek yang diobservasi adalah sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir dan ketepatan teknik dasar

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari : 1. Hasil belajar

2. Rencana pembelajaran

3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 4. Catatan lapangan

c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes menendang bola kepada siswa.

d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.


(42)

Muhamad Anjar, 2013

84

f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisa Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :

„Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda‟.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280) dikemukakan bahwa :

„Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian‟.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data

collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya


(43)

Muhamad Anjar, 2013

85

berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175) yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

H. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 : 173).


(44)

Muhamad Anjar, 2013

86

Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu triangulasi metode dan penyidik.

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Triangulasi

Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang


(45)

Muhamad Anjar, 2013

87

seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.


(46)

Muhamad Anjar, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dengan keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis tentang Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat. keterampilan gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola peserta didik mengalami perubahan yang meningkat, hal ini terlihat pada hasil tes menendang.

Hasil tes tersebut diantaranya pada data awal didapatkan rata-rata kemampuan siswa adalah 5.03, sedangkan hasil siklus I mendapat rata-rata 7, Sementara untuk hasil siklus II mendapat rata-rata 8.21. Setelah peneliti melakukan penelitian di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat menggunakan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game, gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut : 1. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang bola menggunakan kaki

bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola.

2. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan fokus perhatian pada bola .


(47)

133

Muhamad Anjar, 2013

3. Siswa mampu bermain sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola dan kaki tumpu diayunkan kebelakang saat melakukan passing (perkenaan kaki pada bola).

4. Ketika bermain sepakbola siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan tidak terburu-buru dan tepat pada sasaran atau target.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun rekomendasi tersebut adalah:

1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya mensiasati proses pembelajaran agar situasi pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan bagi siswa. Sehingga apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan senang maka materi yang di sampaikan mudah diserap oleh siswa dan hasilnyapun akan maksimal.

3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan menempatkan guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan peneliti mengenai kemampuan guru yang tidak berlatar


(48)

134

Muhamad Anjar, 2013

pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum olahraga di sekolah.

Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan jasmani di masa mendatang.


(49)

Muhamad Anjar, 2013

Daftar Pustaka

Andayani dkk, ( 2007 ) Pemantapan Kemampuan Profesional. Uneversitas Terbuka

Aqib Zainal ( 2006 ) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Yrama Widya Bahagia Y, ( 2007) Permainan Invasi. Direktori/ PEND.OLAHRAGA/ FPOK.

BSNP ( 2006 ) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas

Harsono (1988:100) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching Harsono. (2007:5). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung

Husdarta (2000) belajar dan pembelajaran. Jakarta. Depdiknas Igak dkk, (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka

Kosasih, Engkos (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta. CV Akademika Pressindo.

Lutan, R. (1988). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas,

Jakarta

Lutan, R. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas

Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Masnur dkk, (1987) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Poerwadarminto, (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka Jakarta.


(50)

Muhamad Anjar, 2013

Remmy Muchtar ( 1992 ) Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung

Samsudin (2008) Penbelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (SD/MI). Jakarta: Litera

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas terbuka. Jakarta Sucipto (1999). Sepakbola. Jakarta. Depdikbud. Dikdasmen. Bagian proyek

Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000

Sugiyanto (1993) Perkembangan Dan Belajar Motorik, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta

Sugiyanto, (1997) Perkembangan dan Belaiar Gerak, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung


(1)

87

seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada pembimbing.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dengan keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis tentang Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat. keterampilan gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola peserta didik mengalami perubahan yang meningkat, hal ini terlihat pada hasil tes menendang.

Hasil tes tersebut diantaranya pada data awal didapatkan rata-rata kemampuan siswa adalah 5.03, sedangkan hasil siklus I mendapat rata-rata 7, Sementara untuk hasil siklus II mendapat rata-rata 8.21. Setelah peneliti melakukan penelitian di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat menggunakan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game, gerak dasar menendang dalam permainan sepakbola mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut : 1. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang bola menggunakan kaki

bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola.

2. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan fokus perhatian pada bola .


(3)

133

3. Siswa mampu bermain sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola dan kaki tumpu diayunkan kebelakang saat melakukan passing (perkenaan kaki pada bola).

4. Ketika bermain sepakbola siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan tidak terburu-buru dan tepat pada sasaran atau target.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun rekomendasi tersebut adalah:

1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya mensiasati proses pembelajaran agar situasi pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan bagi siswa. Sehingga apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan senang maka materi yang di sampaikan mudah diserap oleh siswa dan hasilnyapun akan maksimal.

3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan menempatkan guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan peneliti mengenai kemampuan guru yang tidak berlatar


(4)

134

pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum olahraga di sekolah.

Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan jasmani di masa mendatang.


(5)

Daftar Pustaka

Andayani dkk, ( 2007 ) Pemantapan Kemampuan Profesional. Uneversitas Terbuka

Aqib Zainal ( 2006 ) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Yrama Widya Bahagia Y, ( 2007) Permainan Invasi. Direktori/ PEND.OLAHRAGA/ FPOK.

BSNP ( 2006 ) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas

Harsono (1988:100) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching Harsono. (2007:5). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung

Husdarta (2000) belajar dan pembelajaran. Jakarta. Depdiknas Igak dkk, (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka

Kosasih, Engkos (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta. CV Akademika Pressindo.

Lutan, R. (1988). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas, Jakarta

Lutan, R. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Masnur dkk, (1987) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Poerwadarminto, (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka Jakarta.


(6)

Remmy Muchtar ( 1992 ) Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung

Samsudin (2008) Penbelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (SD/MI). Jakarta: Litera

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas terbuka. Jakarta Sucipto (1999). Sepakbola. Jakarta. Depdikbud. Dikdasmen. Bagian proyek

Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000

Sugiyanto (1993) Perkembangan Dan Belajar Motorik, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta

Sugiyanto, (1997) Perkembangan dan Belaiar Gerak, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLA KECIL: Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Isola Bandung.

0 1 9

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MANIPULATIF SISWA KELAS V DI SDN NENGKELAN.

1 21 41

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS GERAK DASAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK RITMIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iii Sdn Cikudayasa Kecamatan Cibiru.

0 4 37

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Penerapan Aktivitas Soccer Like Games.

0 3 32

UPAYA MENGEMBANGKAN GERAK DASAR MELALUI AKTIVITAS PERMAINAN BOLA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III SDN Sukarasa 3 kota Bandung).

0 6 36

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

0 0 45

UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOCCER LIKE GAMES.

0 4 50

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab. Bandung Barat.

0 0 45

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR DAN MENANGKAP MELALUI AKTIVITAS BASKET BALL LIKE GAMES PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA KELAS VI DI SDN 3 CIHARASHAS BANDUNG BARAT.

0 2 44

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 41