PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

(1)

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

Oleh

RIZAL AKHMAD ZAENI NIM. 0702530

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK

DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA

PERMAINAN SEPAK BOLA

Oleh

Rizal Akhmad Zaeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rizal Akhmad Zaeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : RIZAL AKHMAD ZAENI

Nim : 0702530

Judul Skripsi : PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK

DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002

Pembimbing II

Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd. NIP. 194907221973031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD Penjas

Drs. Andi Suntoda, M.Pd. NIP. 195806201986011002


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA

PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Rizal Akhmad Zaeni

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam melakukan lemparan kedalam pada permainan sepakbola. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 31 orang. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui bahwa penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran lemparan ke dalam pada permainan sepakbola pada siswa kelasV SDN I Langensari diduga dapat meningkatkan keterampilan serta kemampuan melempar bola siswa. Hasil penelitian ini pada siklus I terdapat peningkatan sebanyak 20.5 % dari data awal dan pada siklus 2 terdapat kenaikan sebanyak 22.77 % dari Siklus 1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa 1).Melalui modifikasi alat, kualitas pembelajaran mengenai keterampilan gerak dasar lemparan kedalam pada sepakbola siswa di SDN 1 langensari khusunya Pelajaran Penjas meningkat. Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1). Para guru Penjas dapat lebih kreatif dalam memodifikasi alat yang tepat dalam pembelajaran agar kualitas pembelajaran baik dan proses pembelajarannyapun efektif khususnya dalam memaksimalkan waktu aktif belajar. 2). Para siswa diharapkan memahami serta mengusai gerak dasar.dan.cara.bermain sepakbola yang telah diberikan oleh guru Penjas sehingga.tujuan pembelajaran dapat dicapai 3). Bagi siswa yang belum menguasai.dasar-dasar..bermain.sepakbola.diharapkan berlatih lebih giat lagi.agar.kemampuan.yang.dimilikinya.sama.dengan siswa yang telah mengusai dasar-dasar bermain sepakbola. 4). Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk menguji kembali model pembelajaran ini dengan subjek yang berbeda dan pengobservasiannya yang lebih baik lagi.


(5)

ABSTRACK

IMPLEMENTATION OF CUSTOMIZATION TOOLS FOR IMPROVING BASIC MOVEMENT SKILL TOSS INTO THE GAME OF FOOTBALL

(Action research to V grade student at SDN I Langensari Lembang Bandung regency western districts)

By Rizal Akhmad Zaeni

Purpose of this research is to improve students skill in conducting throw into the game of football. Research method used was action research method in 2 siclus. Research of siclus is student grade V public elementary schools Langensari Bandung sub district with 31 people of student. The prosedur of research wich include is planning, implementation, observation, and reflection. Instrument vied in this study was the observation, field notes and documentation. Based processing and data analysis note that the implementation of customization tools in learning a throw-in in soccer game in grade V SDN I Langensari expected to increate basic skills picting motion. This research in cycle i there is an increase of 20.5 % from the initial data and on cycle 2 there is an increase of 22.77 % from cycle I. Based on these result we can conclude that 1). Through modification tools, basic movement skills on the football pitch into school SDN I Langensari particular increased physical education lessons. Based on the data obtained, the authors put forward some suggestions which is expected to benefit the: 1). Physical education teachers can be more creative in modifying the right tools in order to study the quality of both teaching process was particularly effective in maximizing active learning time. 2). The students are expected to understand and master the basic movements and how to play football which has been given by the physical education teacher so that objectives can be achieved. 3). For student who have not mastered the basics of playing football are expected to practice even harder so that it has the same ability with students who have mastered the basics of playing football. 4). To fellow students, it is advisable to reexamine this learning model with a different subject and observations better.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan pemecahan masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 10

B. Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Jasmani ... 12

C. Peranan Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar ... 14

D. Pembelajaran Gerak Dasar Permainan Sepak Bola ... 16

E. Tinjauan Tentang Modifikasi Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 18

F. Pembelajaran Lemparan Kedalam pada Permainan Sepakbola Melalui Modifikasi Alat …... 21

G. Kerangka Berpikir ... 25

H. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... 40

H. Validasi Data ... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(7)

A. Deskripsi Data Penelitian ... 44

1. Paparan Data Awal ... 44

2. Deskripsi Data Siklus I …... 47

a. Paparan Data Perencanaan ... 47

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 47

c. Data Siklus I Proses Pembelajaran Lemparan Kedalam ... 49

d. Observasi dan Refleksi Siklus I ... 51

3. Paparan Data Siklus II ... 52

a. Paparan Data Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 53

c. Proses Keterampilan Pembelajaran Lemparan Kedalam Siklus II ... 55

d. Observasi dan Refleksi Siklus II ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Keadaan Siswa ... 36

3.2 Keadaan Guru ... 36

3.3 Keterampilan Proses ... 39

4.1 Data Awal Proses Pembelajaran Lemparan ke Dalam ... 45

4.2 Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 47

4.3 Data Siklus I Proses Pembelajaran Lemparan Kedalam ... 49

4.4 Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 53

4.5 Proses Keterampilan Pembelajaran Lemparan Kedalam Siklus II .... 55


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Lempar Tangkap Dari Bawah Berpasangan ... 22

2.2 Lempar Tangkap Dari Atas Berkelompok ... 23

2.3 Lempar Tangkap Sambil Bergerak dan Berkelompok ... 23


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Khusus untuk aspek permainan bola besar khususnya permainan sepakbola merupakan suatu materi yang banyak disenangi oleh peserta didik khususnya siswa sekolah dasar. Untuk mengembangan potensi peserta didik dalam pengembangan materi sepakbola diperlukan suatu usaha yang sistematis, penyaluran minat dan bakat peserta didik harus dilakukan dari mereka berada di bangku sekolah dasar sehingga pengkayaan gerak dasar sudah mulai tertanam untuk bekal hidup kelak dalam menjalani spesialisasi minat dan bakatnya. Salah satu aspek yang terkandung dalam permainan sepak bola yang perlu diberikan di sekolah dasar adalah aspek melempar bola. Melempar bola dijelaskan Lutan dan Toho ( 1997/1996:74) adalah :

Kemampuan melempar adalah mendorong suatu objek melalui udara dengan mengggunakan tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud objek adalah bola. Keterampilan melempar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan, jarak dan tinggi serta putaran dan kecepatan yang sesuai.

Aspek tersebut sangat diperlukan untuk menghidupkan jalannya suatu pertandingan bila bola ke luar lapangan dari garis samping. Bila dicermati dalam melemparkan bola (throw in) menurut aturan tidak dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam tidak ada hukuman


(11)

bagi pemain yang berdiri off side, jadi pemain penyerang bebas berdiri di muka gawang lawan (Sukatamsi :2001:43). Mencermati pendapat tersebut melempar bola merupakan awal serangan yang bisa mengganggu konsentrasi pertahanan dan membahayakan gawang lawan, sehingga bila dibiasakan dari usia sekolah dasar akan menjadi sebuah alternatif pemahaman dalam menyusun serangan bagi mereka yang melakukannya, hal ini sering terjadi pada kegiatan kompetisi sepak bola antar SD di Kecamatan Lembang, banyak kejadian yang merepotkan pertahanan lawan bila lemparan ke dalam dilakukan oleh mereka yang mempunyai aspek kekuatan.

Bukti empiris kemampuan melempar bola dalam permainan sepakbola pada siswa SDN I Langensari perlu ditingkatkan di mana penilaian keterampilan proses melempar bola hasilnya rata-rata 44.5 %, kesulitan yang muncul adalah kurang biasanya peserta didik melakukan latihan kekuatan dan belum memahaminya pola gerak dasar melempar sehingga aspek yang sangat menunjang aktivitas melempar tidak terlatih dan hasilnya seperti dijelaskan di atas, sehingga perlu usaha untuk meningkatkan hasil belajarnya, bukti empiris ini penulis cantumkan dalam penelitian ini hanya sebagai bahan acuan bukan sebagai pembanding karena dasar kemampuan manusia berbeda-beda (individualisasi). Latar belakang pencapaian hasil pembelajaran yang masih kurang ini, disebabkan oleh pembelajaran kurang inovatif seperti pembelajaran berpusat pada guru, yang terjadi siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan menurut Moh. User Usman dkk, ( 1993:8) : ”dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%”, sedangkan hasil penelitian Brophy & Good, 1986; Siedentop, 1991 dalam A. Suherman (2009:122) :

”Menyatakan bahwa bentuk latihan keterampilan baru dapat dikatakan sesuai apabila rata-rata 80% dari seluruh siswa berhasil melakukannya dengan baik, apabila sebagian besar siswa berhasil, maka siswa cenderung ingin melajutkan latihan tersebut”.

Dari konsep tersebut maka pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 75 – 80 % siswa menguasai materi pembelajaran, karena dari penguasaan materi tersebut berhubungan dengan semangat berlatih dan tugas guru adalah bagaimana


(12)

3

menciptakan motivasi belajar siswa sehingga kaitannya dengan keberhasilan seperti dijelaskan Suherman. A (2009:121) bahwa tugas guru harus mampu :

a. Guru harus mampu menciptakan dan merubah bentuk aktivitas belajar keterampilan yang layak aktivitas belajar yang rnemungkinkan berhasil dikuasai oleh sebagian besar siswa yang mempelajarinya.

b. Guru harus mampu mendorong siswa agar dapat menyesuaikan bentuk aktivitas belajar keterampilannya sehingga sesuai dengan tingkat kemampuannya. Aktivitas belajar yang diberikan memungkinkan dirubah oleh siswa menjadi lebih mudah atau lebih sulit sehingga akan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang melakukannya

c. Guru harus mampu membuat siswa senang melakukan aktivitas belajar yang diberikannya sehingga tanpa disadari oleh siswa bahwa aktivitas tersebut dapat meningkatkan keterampilannya. Aktivitas belajar yang diberikan memungkinkan untuk dilakukan dengan senang hati oleh siswa.

Dari konsep ini tugas seorang guru dituntut untuk mengerahkan segala daya tentang pedagogi yang dimilikinya demi kepentingan siswa. Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan bermain akan menambah kemampuan gerak dasar. Untuk membina kondisi fisik peserta didik, bermain merupakan pendekatan yang paling tepat seperti yang dikemukakan Saputra (2002 : 63) yaitu

Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.

Pendapat di atas sama halnya dengan yang dijelaskan Sukintaka (1992:37) :

Aktifitas permainan diberikan kepada siswa sekolah dasar ikut membantu pencapaian tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru, meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sempurna.


(13)

Mencermati kutipan di atas, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau dan mampu melakukan gerak dasar dengan baik, yaitu dengan cara mensiasati proses pembelajaran dengan menggunakan sarana bermain dan memodifikasi alat. Tujuan modifikasi dijelaskan Suherman. A (2009:5) adalah :

Penyelenggaraan penjas yang selaras dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa sehingga diharapkan akan memperlancar tercapainya berbagai kompetensi siswa dalam penjas dan olahraga baik dari aspek fisik, sosial, sportivitas, kompetitif, maupun keterampilan strategis dalam mengatasi berbagai masalah permainan dan olahraga.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengembangkannya ke dalam Penelitian Tindakan Kelas melalui modifikasi alat pembelajaran seperti berat bola secara bertahap ditingkatkan dari model bola plastik sampai bola sebenarnya, sedangkan judul penelitiannya adalah ”Penerapan Modifikasi Alat Untuk Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Lemparan Kedalam Pada Permainan Sepak Bola”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah I. Rumusan Masalah

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah penerapan modifikasi alat berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan gerak dasar lemparan ke dalam pada permainan sepakbola di SDN I Langensari Kec. Lembang Kab. Bandung Barat?

2. Pemecahan Masalah

Permasalahan tentang rendahnya kemampuan siswa dalam aktifitas melempar dalam permainan sepakbola perlu dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas, metode penelitian ini digunakan karena mempunyai kelebihan seperti dijelaskan Zaenal Aqib (2007:18) :


(14)

5

1.PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan. 2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. 3. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang rerjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. 4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK mempakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tek hnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai pemecahan.

Penelitian tindakan kelas hanya dilakukan dalam setting kelas maka dalam pengumpulan datanya perlu adanya pengamat/observer seperti dijelaskan Igak warhdani, dkk (2007:2.22) yaitu

Dalam langkah persiapan pelaksanaan disebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Artinya, apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Sesuai dengan hakikat PTK dan mengacu kepada peran guru sebagai aktor utama dalam PTK, idealnya observasi tersebut dilakukan oleh guru sendiri. Namun, jika observasi atau perekaman data tersebut terlalu menyita waktu guru dan mengakibatkan konsentrasi guru dalam mengajar terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan alat perekam atau meminta teman sejawat untuk membantu mengumpulkan data melalui observasi.

Sedangkan tahapan penelitian tindakan terdiri dari empat komponen (Kemis dan Taggart dalam Zaenal Aqib, 2007:21) dijelaskan yaitu “ 1. Perencanaan (planning) 2. Aksi atau Tindakan (acting) 3. Observasi (observing) 4. Refleksi (reflecting) (Lewin 1990).”


(15)

Pembelajaran lemparan ke dalam, kondisi fisik yang sangat menunjang adalah kekuatan seperti dijelaskan Harsono (1988:177) bahwa “Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan”.

Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan bermain akan menambah kemampuan kekuatan seseorang bahkan terbentuknya power, di mana power adalah gabungan kekuatan dan kecepatan.

Aspek yang perlu diperhatikan supaya hasil lemparan bola memperoleh hasil yang baik, maka aspek kekuatan perlu mendapatkan perhatian khususnya kekuatan otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan seperti dijelaskan

Sukatamsi (2001:3.33) yaitu : “…Waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot

-otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan…”.

Sehingga modifikasi alat pembelajaran merupakan pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola di samping penggunaan metode bermain seperti dijelaskan Lutan (2001:1.7) yaitu :

Bermain merupakan dunia anak. Mereka haus akan gerak. Dengan bermain mereka menjadi tangkas. Bukan hanya itu, melalui bermain mereka dapat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Karena itu pula, keterampilan mereka menjadi berkembang. Mereka akan kuasai dengan baik aneka keterampilan dasar, seperti melompat, melempar, menggantung, berlari dan lain-lain. Keterampilan mereka bertambah kaya. Kelak kesemuanya inilah yang akan menjadi landasan kuat bagi keterampilan dalam hidup sehari-hari, termasuk keterampilan olahraga.

Indikator pembelajaran berhasil atau ada kemajuan apabila dalam aktivitas dan hasil belajar mengandung aspek di bawah ini :

1. Aktivitas guru dan siswa mengalami kemajuan atau perbaikan dari pembelajaran sebelumnya.

2. Hasil aktivitas pembelajaran lemparan siswa yang dilakukan mengalami peningkatan secara individu maupun secara keseluruhan.

3. Penampilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menampakan kegembiraan, semangat, antusias, dan aspek kedisiplinan .


(16)

7

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan lemparan ke dalam melalui modifikasi alat di SDN I Langensari Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui bagaimana penerapan modifikasi alat terhadap keterampilan lemparan kedalam dalam permainan sepakbola.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada keterampilan lemparan ke dalam. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat modifikasi alat.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lemparan kedalam.

c. Memperbaiki mutu pembelajaran disekolah dalam jangka pendek. 2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lemparan kedalam.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.

c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah keterampilan lemparan kedalam.


(17)

e. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan inovasi kurikulum.

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Modifikasi menurut Samsudin (2008:71) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara menurunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksud kan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil.

2. Sepakbola menurut Sarumpaet, dkk (1992:5) merupakan permainan yang dimainkanoleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Di dalam usaha-usaha untuk memasukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaatinya. Agar peraturan-peraluian permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasil dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya). Oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara sportivitas.

3. Permainan menurut Framberg, dalam Berky (1995) merupakan aktivitas yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas dalam


(18)

9

bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri siswa sendiri secara spontan.

4. Melempar bola (throw in) menurut Lutan (1997:74) adalah “kemampuan mendorong suatu objek melalui udara dengan mengggunakan tangan.” Dalam kaitan ini yang dimaksud objek adalah bola. Keterampilan melempar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan, jarak dan tinggi serta putaran dan kecepatan yang sesuai.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan keterampilan melempar bola.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan keterampilan melempar bola, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan menurut Ebbutt (1985), dalam Hopkins, (1993) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:13) mengemukakan ;

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas


(20)

27

adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian apabila melihat perkembangnya, dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:14) Penelitian tindakan kelas bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam proyek yang dinamakan Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot dan Clem Adelman merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing-masing dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan di ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab (1998) dalam Suherman. A (2004:3) menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisipatif, menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis,


(21)

terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Mengacu pada kutipan diatas, model penelitian tindakan kelas sangat cocok digunakan pada jenis penelitian yang mengacu pada kegiatan proses belajar mengajar karena model pembelajaran tindakan kelas ini memiliki langkah-langkah yang dapat menyelesaikan masalah dengan sendirinya.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN I Langensari Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, pada kelas VA dengan jumlah siswa 31 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik bervariasi perhatiannya terhadap pendidikan, karena kebanyakan secara ekonomi dan sosial strata menengah ke bawah dan ini salah satu tantangan dan kelemahan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN I Langensari ini, tetapi hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut :


(22)

29

SIKLUS II

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan ?

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes melempar bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola.

SIKLUS I

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Gambar 3.1


(23)

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah dengan menggunakan bola yang di modifikasi supaya siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk melempar bola. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

I. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah : a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di lapangan.

c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan guru yang sering terjadi pada proses pembelajaran.

d.Mempersiapkan instrumen seperti RPP, angket untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Fokusnya adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran melempar bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Siklus I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)

(a).Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan berdoa dan absensi


(24)

31

(b).Guru menyampaikan apersepsi mengenai pembelajaran yang lalu dan pentingnya aktivitas penjas.

(c).Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit ) Ekplorasi

(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan sepakbola salah satunya adalah teknik melempar bola.

(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat melempar bola. Elaborasi

(d).Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(e).Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan lempar tangkap dari bawah secara berpasangan dengan jarak 2 meter dan bertahap diubah jaraknya secara bergantian dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan. Bola yang digunakan adalah bola plastik dan bola plastik yang diisi dengan kain bekas dan ditambah air secukupnya.

(f). Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan melempar bola secara berpasangan dari atas, variasi segi tiga dilakukan di tempat dan bergerak, serta diubah jaraknya dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan.

(g).Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan permainan melempar bola dari atas kepala secara beregu, dengan menggunakan sasaran sebagai tujuan lemparan, serta diubah jaraknya dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan.


(25)

Konfirmasi

(i) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(j) Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan 3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

(k) Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

(l) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. (m) Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(n).Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan melempar bolanya.

b. Siklus II

1). Kegiatan Pendahuluan ( 30 menit)

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi (b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya seperti permainan ucing kacugak/ucing tidur dan permainan tembak kijang.

2). Kegiatan Inti ( 80 menit ) Ekplorasi

(c).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan sepakbola.

(d).Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar/gerak dasar permainan sepakbola.

Elaborasi

(h).Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(i). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan melempar bola berpasangan secara bergantian sesuai dengan kelompoknya. Variasi latihan berdua berhadapan, bertiga segi tiga, sambil bergerak dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan


(26)

33

(j). Guru membagi peserta didik perkelompok 4 orang, dengan 1 orang kucing, 3 orang yang memainkan bola dengan cara

melempar-lemparkan bola menghindari kucing menguasai bola, bila bola dikuasai kucing maka terjadi pergantian peranan. Permainan pertama lempar tangkap di tempat dan permainan kedua sambil bergerak. Bola yang digunakan bola voli dan bola sebenarnya. Lemparan dilakukan menggunakan 1 tangan dahulu dilanjutkan dengan 2 tangan.

Lempar-Tangkap dari Atas Berkelompok di Tempat Depdikbud (2004:10)

Lempar-Tangkap Sambil Bergerak dan Berkelompok Depdikbud (2004:11) Konfirmasi


(27)

(l). Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(m). Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan 3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

(n). Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

(o). Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. (p). Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(q). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan melempar bolanya.

III.Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :


(28)

35

a. Membuat perbaikan skenario pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai proses dan hasil tindakan.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, tempat penulis bekerja. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan guru penjas Aceng Mamun, S.Pd. dan guru kelas V Jaenudin, S.Pd. adalah mitra peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a.Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN I Langensari adalah 420 orang. Dari jumlah yang begitu banyak merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna.

Dari jumlah siswa yang cukup banyak ini, bila tidak bisa mengelolanya maka merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru, siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Di mana jumlah siswa kalau dirinci sebagai berikut :


(29)

Tabel 3.1 Keadaan Siswa

Kelas L P Jumlah

1 36 32 68

2 33 31 64

3 41 43 84

4 35 38 73

5 35 34 69

6 38 24 62

Jumlah 218 202 420

b.Keadaan Guru

Tabel 3.2 Keadaan Guru

No Nama /NIP Tempat

Tanggal Lahir Jabatan 1 Dra. Tatiek Arriati, R. SH.

NIP. 130 482 900 Guru Pembina Kepala Sekolah 2 Nani Suhartini

130 953 252 Guru Pembina Guru Kelas

3 Jaenudin, S.Pd.

130 949 114 Guru Pembina Guru Kelas

4 Yayat Ganepyati, S.Pd

131 019 298 Guru Pembina Guru Kelas

5 Nurul Aini HU

130 949 097 Guru Pembina Guru Kelas

6 Sutisna, S.Pd.

131 163 917 Guru Pembina Guru Kelas

7 Aceng Ma‟mun, S.Pd

132 237 906 Guru Muda Tk.I Guru PJOK

8 Oneng

132 282 323 Guru Kelas

9 Nenden Mulyani, S.Pd.I NUPTK Guru Kelas

10 Halida Gustiah NUPTK Guru Kelas

11 Nita Rismawati NUPTK Guru Kelas

12. Rizal Akhmad Zaeni NUPTK Guru PJOK

Dari jumlah guru yang ada yaitu 12 orang, maka rasio jumlah murid dan guru adalah seorang guru memegang atau mendidik 35 orang anak, merupakan


(30)

37

tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.

c.Lingkungan Belajar

SDN I Langensari Lembang berada di pinggiran ibu kota Kecamatan Lembang, sebagaian besar mata pencarian orang tua siswa adalah buruh tani atau berwiraswasta karena letak SDN 1 Langensari Lembang yang berada di sekitar daerah pertanian.

Dengan sebagian besar perekonomian masyarakat buruh tani pengaruhnya terhadap perhatian pendidikan pun dirasakan kurang maksimal, dengan indikator sebagai berikut:

1.Tidak semua anak anak mempunyai pakaian olahraga.

2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian ada yang kurang layak.

3. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak sangat kurang berminat seperti kegiatan berenang, kemping, studi tour.

4.Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas, anak-anak kurang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

5.Kegiatan tabungan anak-anak kurang refresentatif bila dibandingkan dengan sekolah lainnya yang terdekat.

Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kelemahan dan tantangan dalam meningkatkan hasil pembelajaran penjas orkes di SDN I Langensari Lembang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung yaitu hari Rabu mulai pukul 7.30 sampai 10.00 WIB, kegiatan dipusatkan di lapangan sepakbola Langensari Desa Langensari Kecamatan Lembang khususnya dalam pelaksanaan, kebetulan lokasi tersebut sangat dekat dengan sekolah. Sedangkan waktu cadangan seandainya hari tersebut ada halangan seperti hari libur atau hujan lebat maka kegiatan dipindahkan ke hari Sabtu karena hari tersebut


(31)

merupakan hari yang biasa diisi dengan kegiatan pramuka jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan kegiatan ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas VA SDN I Langensari. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl popper dalam Wiriaatmadja (2002:104) observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.

2. Angket

Angket disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajaran yang sedang atau sudah dilaksanakan.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:209) bahwa, “Catatan lapangan adalah catatan tertulis


(32)

39

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri‟.

5. Lembar observasi Keterampilan Proses Melempar Bola. Sucipto dkk, (2000 :37)

Tabel 3.3 Keterampilan proses

No Nama

Aspek

Jmlh % Sikap Berdiri Sikap

memegang bola

Cara Melempar Gerak lanjutan Po sis i b ad an teg ak Po sis i k ak i k an g k an g /s alah s atu k ak i k ed ep an L u tu t sed ik it d itek u k B o la d ip eg an g d iatas k ep ala Jar i ta n g an d ib u k a selu as -lu asn y a B o la d itar ik k eb elan g B ad an m elen tin g Saat m elem p ar k ed u a tan g an d ia y u n k an k ed ep an Ked u a k ak i b er d ir i d en g an u ju n g k ak i Dilan ju tk an d en g an b rjalan k ed ep an 1 2 3 4 5 Keterangan :

- Posisi badan tegak, posisi kaki kangkang atau salah satu kaki ke depan dan lutut sedikit ditekuk.

- Bola dipegang di atas kepala dengan jari-jari tangan di buka

seluas-luasnya, sehingga ujung jari telunjuk kiri dan kanan, ujung ibu jari kiri dan kanan bertemu di belakang bola.


(33)

- Bola ditarik kebelakang kepala sambil melentingkan badan.

- Waktu melemparkan bola kuatkan otot-otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan diayunkan ke depan dan dibantu dengan kedua lutut diluruskan serta badan dilecutkan ke depan.

- Gerak lanjutan kedua kaki berdiri di atas ujung-ujung jari kaki dan dilanjutkan dengan gerakan lari atau berjalan ke depan.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari : 1. Hasil belajar

2. Rencana pembelajaran

3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 4. Catatan lapangan

c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes melempar bola kepada siswa.

d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.

f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :


(34)

41

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280) dikemukakan bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman, dalam Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di triangulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175) yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi


(35)

data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

H. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 : 173).

Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan, ”Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu triangulasi metode dan penyidik.

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam


(36)

43

penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada.pembimbing.


(37)

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dampak penerapan modifikasi alat untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lemparan kedalam pada permainan sepakbola di SDN Langensari 1 Lembang Kabupaten Bandung sangat memberikan manfaat bagi kepentingan perbaikan pembelajaran, di mana hasil yang diperoleh dari siklus 1 terdapat peningkatan sebanyak 20.5 % dari data awal dan pada siklus 2 terdapat peningkatan sebanyak 22.77 % dari siklus 1. Selain itu juga modifikasi alat dengan penilaian aspek indikator lemparan kedalam pada sepakbola, juga memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan belajar peserta didik.

B. Saran

1. Guru Penjas Orkes untuk mencoba menggali lebih dalam lagi materi-materi dalam pembelajaran lemparan kedalam sebagai bagian dari pembelajaran sepakbola sehingga menghasilkan suatu gagasan atau ide yang lebih baik sebagai upaya meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian dengan kajian yang sama supaya menggunakan subjek atau kelas yang berbeda.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar (2011) Pedagogi Olahraga (Seri : Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Prodi PJKR FPOK UPI

Depdiknas (2004:8) Model Latihan Jasmani Untuk keterampilan Gerak Dasar. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Harsono (2007) : Teori dan Metodologi Pelatihan. UPI

Hoedaya (2005) Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapannya. PPS. UPI

Husdarta (2001) Tesis Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Penjas UPI Bandung

Igak warhdani, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas Universitas Terbuka

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD: LOAN – IND

Liswara (1992) Motorik Pengantar Teori, Rosda, Jaya Bandung.

Lutan (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Dirjen Olahraga Depdiknas.

Lutan (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. UT Lutan dan Toho Cholik ( 1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud

Ma’mun (2008) Skripsi Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh

melalui Media. UPI Kampus Sumedang.

Mahendra.A (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja RosdaKarya, Bandung.

Samsudin (2008:71) Pembelajaran Penjas Orkes SMA ALFABETA.Bandung. Saputra. Y (2002) Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta


(40)

62

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas Terbuka. Jakarta

Sucipto, dkk (2000) Sepakbola. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP D-III.

Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung Suherman A (2004). Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas. FPOK

Bandung.

Suherman. A (2009) Kompilasi Bahan Kuliah Media dan Alat Bantu Pembelajaran. FPOK UPI.

Suherman. A (2009) Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang WarliArtika. Bandung.

Sukintaka (1992) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belaiar Mengaiar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sarumpaet, dkk (1992) Permainan Besar, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung

Toho dan Lutan (1996/1997:74) Penjas dan Kesehatan. Depdikbud. Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD. IBRD: LOAN 3496-IND

Zaenal Aqib (2007) Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Yrama Widya.Bandung


(41)

(1)

43

penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data kepada.pembimbing.


(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dampak penerapan modifikasi alat untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lemparan kedalam pada permainan sepakbola di SDN Langensari 1 Lembang Kabupaten Bandung sangat memberikan manfaat bagi kepentingan perbaikan pembelajaran, di mana hasil yang diperoleh dari siklus 1 terdapat peningkatan sebanyak 20.5 % dari data awal dan pada siklus 2 terdapat peningkatan sebanyak 22.77 % dari siklus 1. Selain itu juga modifikasi alat dengan penilaian aspek indikator lemparan kedalam pada sepakbola, juga memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan belajar peserta didik.

B. Saran

1. Guru Penjas Orkes untuk mencoba menggali lebih dalam lagi materi-materi dalam pembelajaran lemparan kedalam sebagai bagian dari pembelajaran sepakbola sehingga menghasilkan suatu gagasan atau ide yang lebih baik sebagai upaya meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian dengan kajian yang sama supaya menggunakan subjek atau kelas yang berbeda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar (2011) Pedagogi Olahraga (Seri : Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Prodi PJKR FPOK UPI

Depdiknas (2004:8) Model Latihan Jasmani Untuk keterampilan Gerak Dasar. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Harsono (2007) : Teori dan Metodologi Pelatihan. UPI

Hoedaya (2005) Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapannya. PPS. UPI

Husdarta (2001) Tesis Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Penjas UPI Bandung

Igak warhdani, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas Universitas Terbuka

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD: LOAN – IND

Liswara (1992) Motorik Pengantar Teori, Rosda, Jaya Bandung.

Lutan (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Dirjen Olahraga Depdiknas.

Lutan (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. UT Lutan dan Toho Cholik ( 1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud

Ma’mun (2008) Skripsi Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh

melalui Media. UPI Kampus Sumedang.

Mahendra.A (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja RosdaKarya, Bandung.

Samsudin (2008:71) Pembelajaran Penjas Orkes SMA ALFABETA.Bandung. Saputra. Y (2002) Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta


(5)

62

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas Terbuka. Jakarta

Sucipto, dkk (2000) Sepakbola. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP D-III.

Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung Suherman A (2004). Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas. FPOK

Bandung.

Suherman. A (2009) Kompilasi Bahan Kuliah Media dan Alat Bantu Pembelajaran. FPOK UPI.

Suherman. A (2009) Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang WarliArtika. Bandung.

Sukintaka (1992) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belaiar Mengaiar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sarumpaet, dkk (1992) Permainan Besar, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung

Toho dan Lutan (1996/1997:74) Penjas dan Kesehatan. Depdikbud. Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD. IBRD: LOAN 3496-IND

Zaenal Aqib (2007) Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Yrama Widya.Bandung


(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 9 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 18 56

MODIFIKASI PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Di Sdn Cisitu I Kota Bandung.

1 4 39

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung.

0 2 32

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN KOOPERATIF TEKNIK TGT PADA SISWA KELAS V SDN CIHANEUT KECAMATAN PASEH KABUPATEN BANDUNG.

0 1 47

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING DAN CATCHING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SDN Langensari II Kec. Lembang.

1 2 44

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MODIFIKASI ALAT PEMUKUL UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SDN KAREDOK KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

3 14 40

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

1 10 49

PENERAPAN PEMBELAJARAN MELEMPAR BOLA KE DALAM LAPANGAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN CITRASARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 50