IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR DAN MENANGKAP MELALUI AKTIVITAS BASKET BALL LIKE GAMES PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA KELAS VI DI SDN 3 CIHARASHAS BANDUNG BARAT.
IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR DAN MENANGKAP MELALUI AKTIVITAS BASKET BALL
LIKE GAMES
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN 3 Ciharashas Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Satu Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh
DHEA AMELIA PRATIWI 0902661
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
IMPLEMENTASI PENDEKATAN
BERMAIN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN GERAK DASAR
MELEMPAR DAN MENANGKAP
MELALUI AKTIVITAS BASKET BALL LIKE
GAMES
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI SDN 3 Ciharashas Bandung Barat)
Oleh
Dhea Amelia Pratiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan
© Dhea Amelia Pratiwi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
(3)
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN
DHEA AMELIA PRATIWI
IMPLEMENTASI PEDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR DAN MENANGKAP MELALUI AKTIVITAS BASKET BALL
LIKE GAMES
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd NIP. 194903161972111001
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 197508122009121004
Mengetahui: Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002
(4)
Dhea Amelia Pratiwi (2013). Implementasi Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Gerak Dasar Melempar dan Menangkap Melalui Aktivitas Basket Ball Like Games Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN 3 Ciharashas Bandung Barat. Pembimbing I Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay,M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah implementasi pendekatan bermain melalui basket ball like games dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap pada siswa kelas VI. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Ciharashas Bandung Barat. Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan bermain melalui basket ball like games dalam bentuk permainan ten ball dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, catatan lapangan, kamera foto, dan evaluasi berupa tes pengukuran lempar tangkap bola. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil belajar tes praktek lempar tangkap bola siswa pada pra siklus sebesar 38.046, pada siklus 1 sebesar 38.512, pada siklus 2 sebesar 40.209
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan modifikasi pembelajaran penjas melalui penerapan pendekatan bermain berupa basket ball like games maka kemampuan siswa dalam pembelajaran akan semakin meningkat.
(5)
Dhea Amelia Pratiwi (2013). The Playing Approach Implementation in Attempt to Increase the Basic Movement Skills Learning Result on Throwing and Catching Through Basket Ball Like Games Activity Classroom Action Research on Grade VI in Elementary School 3 of Ciharashas Bandung Barat. Advisor I Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd., Advisor II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd
ABSTRACT
This research aimed to disclose if the playing approach implementation in through basket ball like games could increase the basic movement skills of throwing and catching on grade VI students in Elementary school 3 Ciharashas Bandung Barat. Problem solving in this research is by implementing playing approach through basket ball like games in form of ten ball games in physical education learning. Research method which used in this research is classroom action research method. Instrument which used in this research are observation sheets, field notes, camera, and evaluation in form of ball throwing and catching measurement test. Based on research result obtained learning result of student’s practical examination in ball throwing and catching on pre cycle were as many as 38,046, on cycle1 were as many as 38,512, on cycle 2 were as many as 40,209.
Based on data processing and analysis result, the conclusion of this research is by modifying the physical education learning through playing approach such as
basket ball like games, then students’ ability in learning will more increasing.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Pemecahan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian... 7
F. Manfaat Penelitian... 7
G. Batasan Masalah ... 8
H. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Belajar dan Pembelajaran ... 10
2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 11
(7)
5. Faktor-faktor yang Menentukan Keterampilan dan Pembelajaran
... 16
6. Tahapan Pembelajaran ... 16
7. Hasil Belajar ... 17
8. Pendekatan Bermain ... 18
9. Fungsi Bermain ... 19
10.Bentuk Permainan ... 20
11.Hakikat Basket Ball Like Games ... 22
12.Hakikat PTK ... 30
B. Kerangka Berpikir ... 32
C. Hipotesis Tindakan ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Tujuan Operasional Penelitian ... 34
B. Desain Penelitian ... 34
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37
D. Subjek Penelitian ... 41
E. Variabel Penelitian ... 42
F. Prosedur Penelitian ... 42
G. Instrumen Penelitian ... 44
H. Teknik Pengumpulan Data ... 47
I. Validasi Data ... 51
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 54
A. Hasil Observasi Awal ... 54
(8)
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
E. Perbandingan Nilai Hasil Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 ... 115
F. Diskusi Penemuan ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A. Kesimpulan... 120
B. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Walaupun Pendidikan jasmani sering didefinisikan dalam redaksi yang beragam, namun pada umumnya pandangan tersebut didasarkan pada bagaimana orang tersebut memandang manusia itu sendiri. Pandangan pertama, yang juga sering disebut pandangan tradisional, menganggap bahwa manusia itu sendiri dari dua komponen utama yaitu jasmani dan rohani (dikhotomi). Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain, pendidikan jasmani hanya sebagai pelengkap saja. Dalam Suherman (2009:3) pandangan terhadap pendidikan jasmani seperti itu dapat kita amati pada Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950 Bab VI pasal 9 sebagai berikut,
“Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat kuat lahir dan batin, diberikan pada seluruh jenjang pendidikan.”
Pandangan pendidikan jasmani berdasarkan pandangan dikhotomi manusia ini secara empirik menimbulkan salah kaprah dalam merumuskan tujuan program pelaksanaan, dan penilaian pendidikan jasmani. Dari kenyataan menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani ini cenderung mengarah kepada upaya memperkuat badan, memperhebat keterampilan fisik, atau kemampuan jasmaniahnya, selain dari itu sering juga pelaksanaan pendidikan jasmani ini justru mengabaikan kepentingan jasmani itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Robert Gensemer (Freeman, 2001) dalam Mahendra (2007:4), bahwa:
“Pendidikan jasmani diistilahkan sebagai proses menciptakan „tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.‟ Artinya, dalam tubuh yang baik diharapkan pula
(10)
Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, dari mulai Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas, bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi (PT) yang mewajibkan seluruh mahasiswanya mengikuti perkuliahan Penjas dan olahraga dengan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) tertentu.
Eksistensi Penjas dalam lingkup sistem pendidikan nasional tidak terlepas dari suatu keyakinan terhadap nilai-nilai Penjas yang terkandung di dalamnya, yang jika diselenggarakan dalam situasi dan kondisi pendidikan yang kondusif akan memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Juliantine et al. (2012:6) :
Penjas merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Penjas bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, sosial, moral, dan estetika. Banyak peneliti yang menemukan eratnya hubungan antara Penjas dengan perkembangan kognitif, mental, sosial, moral dan estetika. Begitu pula pengaruh positif Penjas terhadap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor. Penjas dapat merangsang fungsi simpul-simpul syaraf, sehingga secara neurologi Penjas dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa. Selain itu, aktivitas fisik dan olahraga yang diselenggarakan dalam Penjas dapat mengembangkan keserasian, keindahan, dan kecantikan tubuh.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui Penjas keselarasan dan keseimbangan hidup jasmani dan rohani dapat dipelihara dan ditingkatkan. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
(11)
meningkatkan aktivitas rohani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani pun mencakup pengembangan individu secara menyeluruh artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya terfokus pada aspek fisik saja melainkan juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Bucher (1964) dalam Suherman (2009:7) dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Jadi tujuan penjas tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara matang dan terencana, dengan demikian hal terpenting untuk disadari oleh guru pendidikan jasmani adalah bahwa ia harus mempersiapkan program pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penjas itu sendiri.
Dalam kurikulum pendidikan jasmani terdapat beberapa ruang lingkup yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berolahraga yaitu aktivitas permainan, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Penulis dalam penelitian ini menggunakan salah satu ruang lingkup yang terdapat dalam kurikulum yaitu aktivitas permainan atau lebih tepatnya implementasi pendekatan bermain.
(12)
Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Salah satu aktivitas permainan yang terdapat dalam kurikulum dan mempunyai daya tarik siswa adalah permainan bola basket, melalui permainan bola basket diharapkan dapat disukai oleh siswa di sekolah-sekolah. Sehingga para siswa baik tingkat SD, SMP maupun SMA mulai masuk atau terlibat dalam klub-klub atau perkumpulan basket usia dini. Salah satu faktor lain yang menjadi hambatan dalam terlaksananya pembelajaran permainan bola basket adalah mengenai sarana yang disediakan di sekolah kurang memadai, banyak sekolah-sekolah tidak memiliki lapangan basket diakibatkan karena lahan atau biaya yang tidak murah. Selain itu, faktor lain yang menjadi penghambat yaitu faktor guru. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan agar siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan guru, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran pun tercapai.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penjas khususnya permainan bola basket yaitu pembelajaran kurang merangsang minat belajar atau tidak meningkatnya kemampuan siswa bermain ini disebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan sehingga waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar/drill oleh guru, sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses permainan yang sebenarnya selain itu juga penggunaan bola basket sesungguhnya membuat ketakutan tersendiri bagi siswa karena rasa sakit yang ditimbulkan pada saat melakukan gerak dasar bermain bola basket sehingga siswa kurang tereksplorasi kebutuhannya dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, bila permasalahan ini tidak segera diatasi maka hasil belajar siswa pun tidak tercapai. Untuk memecahkan permasalahan ini, salah satunya memerlukan implementasi pendekatan bermain melalui aktivitas basket ball like games.
(13)
Permainan bola basket di sekolah dasar merupakan salah satu kegiatan/belajar dalam pendidikan jasmani untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik (psikomotor), pengetahuan dan penalaran (kognitif), serta penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-spiritual-sosial).
Melalui implementasi pendekatan bermain pembelajarannya menekankan proses perpaduan antara taktik dan teknik permainan dalam waktu bersamaan, melalui proses itu siswa dapat memahami hakikat dari pembelajaran bola basket secara utuh dan sekaligus keterampilan bermain bola basket akan turut terlatih.
Bahagia (2010:134), mengemukakan:
Basket ball like games adalah permainan-permainan yang menyerupai permainan basket. Ini dilakukan karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah-sekolah terhadap permainan dan perlengkapan basket. Cara memainkan permainan baske ball like games ini adalah dengan passing intercepting dengan menggunakan tangan, dan membuat skorenya dengan jalan memasukan bola ke dalam sasaran berupa keranjang atau apapun. Perlengkapan permainan yang diperlukan sangat sederhana yaitu berupa bola dari bahan apapun asal mudah untuk dioper-operkan dan mudah untuk ditangkap.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi pendekatan bermain dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap melalui aktivitas basket ball like games”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VI di SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
(14)
1. Kemampuan siswa dalam keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola masih rendah.
2. Tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bola basket sangat rendah. 3. Siswa mengalami berbagai kesulitan saat belajar bola basket.
4. Guru kesulitan mencari strategi yang tepat untuk membuat siswa belajar dengan menyenangkan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul penelitian yaitu “Implementasi pendekatan bermain dalam upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar menangkap dan mengoper melalui aktivitas
basket ball like games”, penulis merumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut: “Apakah implementasi pendekatan bermain melalui basket ball like games dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap pada siswa kelas VI?”
D. Pemecahan Masalah
Memperhatikan rumusan masalah di atas, maka pemecahan masalah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar melempar dan menangkap dalam belajar bola basket menggunakan implementasi pendekatan bermain atau tepatnya melalui aktivitas basket ball like games, implementasi pendekatan bermain digunakan sebagai pemecahan masalah karena karakteristik atau sifat manusia pada hakiki yaitu suka bermain. Pendekatan ini diberikan diharapkan siswa bisa mengembangkan aspek-aspek kemampuan fisik, sosial, emosional dan intelektual sehingga dari pengembangan tersebut mereka bisa memecahkan masalah dalam permainan.
(15)
Penulis menggunakan pendekatan ini, dimana peserta didik dengan berbagai latar belakang pengalaman gerak memerlukan perlakuan yang sama dalam mengikuti pembelajaran seperti senang mengikuti pembelajaran yang mengandung unsur bermain.
Jadi pembelajaran permainan bola basket melalui aktivitas basket ball like games, anak akan mendapatkan kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan, bila anak dalam mengikuti pembelajaran dengan ekspresi yang menyenangkan, penerimaan pembelajaran pun akan mudah diserap sehingga tujuan peningkatan pemahaman bermain bola basket akan mudah dicapai.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap bola melalui aktivitas basket ball like games pada siswa kelas VI di SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bola basket aktivitas basket ball like games baik keterampilan gerak dasar maupun kemampuan bermain bola basket yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
(16)
Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam mengembangkan disiplin ilmu pendidikan jasmani di sekolah tentang berbagai pendekatan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pendidik, khususnya guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran dapat mengimplementasikan pendekatan bermain melalui aktivitas basket ball like games.
b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam khasanah pendidikan jasmani.
c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan pengalaman tentang proses belajar pendidikan jasmani dengan menggunakan implementasi pendekatan bermain sehingga dapat diaplikasikan di sekolah tersebut.
G. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah pokok penelitian berkenaan dengan peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap siswa kelas VI SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat dengan implementasi pendekatan bermain.
(17)
2. Hasil belajar keterampilan gerak dasar akan dilihat dari materi melempar dan menangkap dalam aktivitas basket ball like games.
3. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
4. Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk pokok bahasan melempar dan menangkap dalam aktivitas basket ball like games di kelas VI SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Ciharashas Bandung Barat dan objek penelitian ini adalah siswa kelas VI A yang berjumlah 43 orang siswa terdiri dari 20 siswa putra dan 23 siswa putri.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional ini diperlukan untuk menghindari salah pengertian mengenai istilah yang dipahami dalam penelitian ini, maka penulis perlu mengemukakan beberapa istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dari
el-kawaqi.blogspot.com (2011-2012), implementasi diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Implementasi yang dimaksud adalah penerapan pembelajaran yg penulis gunakan dalam penelitian, yaitu implementasi pendekatan bermain.
2. Menurut Mahendra (2007:5) bermain adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.
3. Dalam eprints.uny.ac.id (2012), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4. Dalam Bahagia (2010:134) basket ball like games adalah
(18)
(19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pendekatan bermain melalui aktivitas basket ball like games merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Karena selain hasil belajar siswa meningkat untuk mengikuti pembelajaran yang guru sampaikan melalui pendekatan bermain, secara tidak disadari siswa sudah memenuhi kebugaran jasmani yang mereka butuhkan. Selain itu siswa dapat bergerak aktif tanpa ada ruang batas gerak.
B. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian terdari dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Desain Tahapan SPTK Model John Elliot (Sumber: akhmadsudrajat.wordpress.com, 2008)
(20)
Dari bagan di atas terdapat empat langkah penting PTK, yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi yaitu:
1. Penyusunan rencana
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil PBM, sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan (Kunandar, 2012:71).
Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan dengan mitra peneliti untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang didapat.
Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.
b. Menghubungi guru mata pelajaran PJOK dan meminta kesediaannya untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
c. Melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian.
d. Menyusun kesepakatan dengan guru mengenai waktu pelaksanaan penelitian. e. Mendiskusikan dan menentukan metode yang akan diterapkan dalam
penelitian tindakan kelas.
f. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran saat penelitian.
g. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar dan proses pembelajaran.
h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa.
(21)
i. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti.
j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dan diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.
k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.
2. Tindakan
Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan atau pelaksanaan. Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan (Kunandar, 2012:72). Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan tindakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun, yaitu
tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
b. Mengoptimalkan penggunaan permainan basket ball like games dalam kegiatan pembelajaran.
c. Mengadakan evaluasi hasil belajar terhadap siswa berupa tes dalam setiap akhir siklus.
d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun. e. Melaksanakan diskusi balik dengan mitra peneliti.
f. Melaksanakan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan. g. Melaksanakan pengolahan data.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi
(22)
refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh keadaan realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif (Kunandar, 2012:73).
Tahap observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti.
b. Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan mengembangkan permainan basket ball like games. c. Melakukan pengamatan terhadap hubungan antara permainan basket ball like
games dengan hasil belajar keterampilan gerak dasar. 4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi dan memahami persoalan serta keadaan tempat timbulnya persoalan itu. Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi di antara peneliti dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana (Kunandar, 2012:75).
Dari pernyataan yang telah dipaparkan di atas, pada kegiatan ini peneliti melakukan:
a. Kegiatan diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan.
(23)
Setiap tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan serangkaian tahapan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam masing-masing tahapan termuat proses penyempurnaan yang didasarkan atas hasil masing-masing proses. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan membuat rencana, selanjutnya diadakan tindakan dan observasi yang kemudian dilakukan refleksi sebagai gambaran untuk membuat rencana selanjutnya.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sekolah SDN 3 Ciharashas Bandung Barat. Untuk lebih jelasnya mengenai aktivitas dan jadwal pelaksanaan penelitian disajikan dalam tabel seperti dibawah ini:
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Hari Tanggal Waktu Siklus Kegiatan
Jumat 30 Agustus
2013 08.10-10.30
Pra
siklus Tes praktek lempar tangkap bola basket Sabtu 31 Agustus
2013 08.10-10.30 1
1. Latihan lempar tangkap sambil bergerak
2. Permainan ten ball Jumat 6 September
2013 08.10-10.30 1
1. Latihan lempar tangkap sambil bergerak
2. Permainan ten ball dengan ditambah variasi permainan Sabtu 7 September
(24)
Jumat 13 September
2013 08.40-10.30 2
1. Latihan lempar tangkap 2. Latihan mengecoh lawan 3. Latihan menghindari lawan 4. Permainan ten ball
Sabtu 14 September
2013 08.10-10.30 2
1. Latihan lempar tangkap 2. Latihan mengecoh lawan 3. Latihan menghindari lawan 4. Permainan ten ball dengan
ditambah menggunakan variasi permainan Sabtu 21 September
2013 08.10-10.30 2 Tes praktek lempar tangkap bola siklus 2
3. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN 3 Ciharashas Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan guru penjas ibu Nina Herdiana, guru kelas VI A, dan teman sejawat peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur sebagai berikut :
a. Keadaan siswa
Jumlah siswa di SDN 3 Ciharashas adalah 401 siswa. Dari jumlah begitu banyaknya merupakan suatu kekuatan, tantangan maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang lebih bermakna.
Dari jumlah siswa yang cukup banyak ini bila tidak bia mengelolanya maka merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru,
(25)
siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Dimana jumlah siswa bila dirinci sebagai berikut :
Tabel 3.2 Keadaan Siswa
Kelas L P Jumlah
1 30 29 59
2 39 27 66
3 32 35 67
4 32 37 69
5 33 26 59
6 43 38 81
Jumlah 209 192 401
b. Keadaan guru
Tabel 3.3
Keadaan Guru SDN 3 Ciharashas
No. Nama Tempat Tanggal Lahir Jabatan
1. Hj. Iis Salamah, S.Pd Bandung, 10-07-1961 Kepala Sekolah 2. Supriyatin, S.Pd Bandung, 06-12-1957 Guru
3. Dede Maryan, S.Pd Tasikmalaya, 07-10-1957 Guru 4. Tintin Sopiah,S.Pd Bandung, 16-06-1963 Guru 5. Nina Herdiana, S.Pd Bandung, 26-09-1965 Guru PJOK 6. Nurlaela Melahayati, S.Pd Bandung, 13-09-1968 Guru 7. Susy Yusmayanti, S.Pd Tasikmalaya, 30-10-1968 Guru 8. Dana Sutisna, S.Pd Bandung, 02-10-1964 Guru 9. Siti Saodah, S.Pd Cianjur, 14-10-1969 Guru 10. Tien Suhartini, S.Pd Bandung, 11-11-1962 Guru
(26)
11. Drs. D. A. Saefudin, M.Pd Bandung, 10-04-1969 Guru PAI 12. Yuniar Srimulyati, S.Pd Bandung, 05-01-1985 Guru 13. Asep Sukandar Bandung, 04-02-1958 Penjaga
14. Any Susilawati, S.Pd Jepara, 01-08-1972 Guru B. Inggris 15. Dewi Patimah, A.Ma.Pd Bandung, 20-11-1987 Guru
16. Moh. Jusep Bandung, 03-05-1958 Guru SBK
17. Ridwan Kurniawan Bandung, 29-09-1982 TU/Operator 18. Tubagus Hery Kusumah Bogor, 16-01-1962 Guru PJOK 19. Siti Hodijah, S.Pd Bandung, 08-03-1985 Guru 20. Sri Devi Pertiwi Bandung, 26-04-1991 Pustakawati
Dari jumlah guru yang ada yaitu 17 orang, maka rasio jumlah murid dan guru adalah seorang guru memegang atau mendidik 23 sampai 24 orang siswa, merupakan tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.
c. Lingkungan belajar
SDN 3 Ciharashas terletak di antara perkampungan dan di transisi kota, sebagian besar mata pencaharian orang tua siswa adalah karyawan swasta, atau buruh karena di daerah tersebut terdapat banyak perindustrian sehingga terdapat banyak lapangan pekerjaan. Sejauh ini tidak ada permasalahan ekonomi yang dapat menghambat pada proses keberlangsungan pembelajaran siswa di sekolah. Dapat dilihat perhatian terhadap pendidikan pun mulai membaik, dengan indikator sebagai berikut:
1) Semua anak mempunyai pakaian olahraga.
2) Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagian besar masih baik. 3) Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak
(27)
4) Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas, anak-anak banyak yang mengikuti kegiatan tersebut.
5) Kegiatan tabungan anak-anak sangat baik.
Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kekuatan dan peluang dalam meningkatkan hasil pembelajaran penjasorkes di SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat.
D. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 3 Ciharashas Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, pada kelas VI dengan jumlah siswa 43 orang. Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.
E. Variabel Penelitian
Ada tiga variabel pokok yang dilibatkan dalam PTK ini, yaitu:
1. Variabel input: Siswa kelas VI SDN 3 Ciharashas Kabupaten Bandung Barat 2. Variabel proses: Implementasi pendekatan bermain
3. Variabel output: Hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah di
(28)
desain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk setelah itu diadakan tes melempar dan menangkap bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap bola.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan melempar dan menangkap bola modifikasi yaitu bola yang terbuat dari bahan yang lunak namun tetap bisa dipantulkan agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut dan sakit saat akan menyentuh bola dengan alasan bolanya terlalu besar dan keras. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut:
Tabel 3.4 Siklus penelitian
Keterangan Tanggal Materi
Siklus I Tindakan I
Tindakan II
Melakukan dan mengintervensikan keterampilan melempar dan menangkap bola secara berpasangan dengan jarak dekat.
Melaksanakan dan mengintervensikan keterampilan melempar dan menangkap bola (passing) dengan menggunakan permainan basket ball like games yaitu pembelajaran melempar dan menangkap bola dengan melakukan permainan ten ball.
Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan serta mendokumentasikan baik secara
(29)
Tindakan III
tertulis, rekaman foto/catatan dan menyusun alternatif tindakan penelitian.
Observasi langsung: peneliti langsung turun ke lapangan dan terlibat berada bersama obyek penelitian.
Observasi tidak langsung: melakukan analisis terhadap dokumentasi dan catatan lapangan. Observasi terbuka, observasi terfokus, observasi
terstruktur.
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. Evaluasi
Siklus II Tindakan I
Tindakan II
Melakukan dan mengintervensikan keterampilan melempar dan menangkap bola secara berpasangan menangkap dengan kedua tangan di depan dada dengan jarak jauh.
Melaksanakan dan mengintervensikan keterampilan melempar dan menangkap bola dengan menggunakan permainan basket ball like games yaitu pembelajaran melempar dan menangkap bola dengan melakukan permainan ten ball.
Melakukan dan mengintervensikan permainan basket ball like games:
o Pembelajaran melempar dan menangkap bola
(30)
Tindakan III
o Melakukan permainan ten ball dengan bola
modifikasi. Pengumpulan data Evaluasi
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Pengamatan atau Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas VI SDN 3 Ciharashas Bandung Barat. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Kunandar (2012:143),
menyatakan bahwa ”Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran.”
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, diarasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Kunandar (2012:197)
bahwa, ”Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti
atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek
(31)
3. Kamera foto
Kamera foto yang digunakan utnuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Hopkins (2011:200) bahwa, ”Foto, atau
yang lebih belakangan berbentuk kamera digital, juga menjadi perangkat utama untuk merekam peristiwa-peristiwa penting di ruang kelas atau menggambarkan episode pengajaran tertentu.”
4. Tes keterampilan lempar tangkap bola basket
Menurut Nurhasan dan Cholil (2007:240) tes ini mengukur mengenai keterampilan penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan bola basket. Tes ini terdiri dari tiga butir tes yaitu :
a. Tes melempar dan menangkap bola b. Tes memasukan bola ke keranjang basket c. Tes menggiring bola
Tes ini mempunyai r validitas sebesar 0,89 yang diperoleh dari hasil penghitungan multiple korelasi dengan metode Werry-Doelittle.
Tes keterampilan bola basket ini dapat digunakan untuk : a. Mengklasifikasi keterampilan para siswa
b. Menentukan kemajuan hasil belajar siswa
c. Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan dari siswa dalam cabang olahraga bola basket
a. Administrasi pelaksanaan tes
Adapun tes keterampilan yang peneliti pilih yaitu tes melempar dan menangkap bola. Pelaksanaan tes dan skorsing menurut Nurhasan dan Cholil (2007:241) adalah sebagai beriku :
Tes melempar dan menangkap bola. Orang coba dengan bola di tangan berdiri di belakang garis yang jauhnya 3 m dari tembok. Setelah aba-aba
(32)
melakukan tes, testee tidak boleh menginjak atau melewati garis. Apabila pada waktu melakukan lemparan salah satu atau kedua kaki testee menginjak atau melewati garis, maka lemparan tersebut dianggap tidak sah dan tidak diberi angka. Lemparan dihitung sejak bola lepas dari kedua tangan.
3 m x
(testee)
Gambar 3.2. Diagram lapangan tes melempar dan menangkap bola (Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007: 242)
b. Bola
Bola yang digunakan adalah bola modifikasi yang terbuat dari karet, bahannya lunak dan ringan. Keliling bola ± 75 cm. Lebih detailnya lihat gambar 3.3
Bidang sasaran Bidang sasaran
(33)
Gambar 3.3. Bola Modifikasi yang Terbuat dari Karet Berbahan Lunak c. Observasi kemampuan basket ball like games
Aspek yang diobservasi adalah kemampuan, percaya diri, kerjasama, minat, kegembiraan, disiplin.
H. Teknik Pengumpulan Data 1. Data dan cara pengambilannya
a. Sumber data: yang menjadi data dalam pnelitian ini adalah siswa dan guru. b. Jenis data: jenis data yang di dapat adalah data kualitatif yang terdiri dari:
1) Hasil belajar
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 4) Catatan lapangan
c. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes keterampilan gerak dasar melempar dan menangkap kepada siswa.
d. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.
e. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.
f. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
(34)
2. Pengolahan data
Setelah mengumpulkan data, selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku 1) Mencari nilai rata-rata (X)
X =
Keterangan:
X = nilai rata-rata yang dicari X = Skor mentah
N = Jumlah sampel
Σ = jumlah
2) Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:
S =
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari
Σ = jumlah
X = nilai data mentah
X = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel
b. Korelasi Product Moment dengan simpangan
Bertujuan untuk mencari derajat/tingkat validitas suatu tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy =
(35)
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X1 = perbedaan skor variabel X dengan nilai rata-rata dari variabel X Y1 = perbedaan skor variabel Y dengan nilai rata-rata dari variabel Y �X1Y1 = jumlah dari hasil perkalian antara X1 dengan Y1
X12 = nilai X1 yang dikuadratkan Y12 = nilai Y1 yang dikuadratkan c. Uji tingkat validitas
Uji tingkat validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil tes yang diberikan valid atau tidak. Selanjutnya, dalam Suntoda (2012: 16) untuk menguji tingkat validitas suatu tes dihitung signifikansi koefisien korelasi yang diperoleh menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut :
=
Arti dari rumus tersebut : t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
Distribusikan table t untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk= n-2), maka : Jika berarti valid, sebaliknya jika berarti tidak valid. Apabila instrumen atau tes itu valid, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya adalah sebagai berikut :
(36)
Antara 0.600 s/d 0.799 = tinggi Antara 0.400 s/d 0.599 = cukup tinggi Antara 0.200 s/d 0.399 = rendah
Antara 0.000 s/d 0.199 = sangat rendah (tidak valid)
d. Korelasi Product Moment dengan angka kasar
Teknik Korelasi Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Adapun pendekatan statistik yang digunakan seperti yang dikemukakan Abduljabar dan Darajat K.N (2010: 229) dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
Keterangan:
rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) N = jumlah subjek
�X = jumlah skor variabel X �Y = jumlah skor variabel Y
�X2 = jumlah dari kuadrat skor-skor X �Y2 = jumlah dari kuadrat skor-skor Y �XY = jumlah dari perkalian skor X dengan Y �(X)2 = jumlah skor X dikuadratkan
(37)
e. Penilain Acuan Patokan (PAP)
PAP dilakukan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar tes keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola dengan menggunakan skala 1-10 dengan batas penguasaan minimumnya 50%-60% dengan nilai 6.
I. Validasi Data
Data yang telah dikategorisasikan, selanjutnya dibuat kode sesuai dengan model yang dikembangkan, kemudian peneliti memvalidasi melalui member cek, triangulasi, dan audit trial yang diambil dari tujuh bentuk validasi yang dikembangkan oleh Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) yang dikutip oleh Kunandar (2012:108-109). Kegiatan validasi data yang dilakukan sebagai berikut: 1. Member cek
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.
2. Triangulasi
Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.
3. Audit trail
Yaitu pengecekan kesahihan temuan penelitian dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan menginformasikan kepada sumber data (siswa). Selain itu, peneliti juga menginformasikan dan mendiskusikan temuan penelitian tersebut
(38)
dengan teman sejawat dan dosen pembimbing. Kegiatan ini dilakukan utnuk mendapatkan saran, tanggapan dan masukan sehingga bisa memperoleh data dengan validitas tinggi.
J. Hasil Belajar Siswa
Pengolahan data untuk mengukur prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif langsung melalui penskoran terhadap hasil tes siswa. Dalam http://www.scribd.com yang dikutip oleh Bintunwardah (2013) penskoran siswa aspek kognitif dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
TK = x 100 Dengan TK = tingkat keberhasilan belajar siswa
�S = jumlah skor yang diperoleh siswa = skor maksimal (skor ideal)
Prestasi belajar siswa diperoleh dengan membandingkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan jumlah total siswa. Ketuntasan belajar klasikal dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan kelas mencapai 75% Mulyasa (2009) dalam Permata Sari et al. (2013:3). Untuk menentukan ketuntasan klasikal digunakan rumus:
KK= ST x 100 % (Purwanto, 2004:102) dalam (Permata Sari et al., 2013:3) N
Keterangan :
KK = Ketuntasan klasikal N = Jumlah siswa seluruhnya ST = Siswa tuntas
Tingkat keberhasilan yang dicapai dibagi menjadi 5 kategori yang ditafsirkan pada tabel sebagai berikut:
(39)
Kategori Prestasi Belajar
Persentase Keberhasilan Kategori Prestasi Belajar
90%-100% Sangat baik
70%-89% Baik
63%-69% Cukup
43%-62% Kurang
0%-42% Sangat kurang
K. Ketuntasan Belajar
Kurikulum yang berlaku saat ini menghendaki adanya ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar adalah ketuntasan pembelajaran siswa terhadap suatu materi tertentu atau pada akhir semester. Kriteria ketuntasan belajar setiap sekolah tentunya berbeda-beda, bergantung pada kemampuan maupun reputasi sekolah yang bersangkutan. SDN 3 Ciharashas telah menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada angka 70 untuk mata pelajaran kelas VI tahun pelajaran 2012-2013. Sementara itu, untuk keberhasilan belajar siswa ditetapkan pada angka 70% dari total siswa. Artinya, pembelajaran dianggap tuntas apabila minimal 70% dari jumlah total siswa memperoleh nilai di atas nilai KKM tersebut.
(40)
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa setelah diterapkannya pendekatan bermain melalui basket ball like games terdapat peningkatan hasil belajar dan peningkatan aktivitas belajar, dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata pada setiap siklus pembelajarannya. Pada siklus 1 diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 80% kemudian meningkat menjadi 95% pada siklus 2. Sedangkan untuk hasil belajar tes praktek lempar tangkap bola siswa pada pra siklus sebesar 38.046, pada siklus 1 sebesar 38.512, pada siklus 2 sebesar 40.209.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui implementasi pendekatan bermain melalui basket ball like games dalam pembelajaran Penjas, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Saat menerapkan basket ball like games, usahakan untuk terlebih dahulu menjelaskan aturan main yang berlaku pada pembelajaran ini kepada siswa maupun observer. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2. Guru PJOK diharapkan dapat menerapkan pembelajaran basket ball like games di sekolah. Untuk itu tujuan pembelajaran bola basket dengan menggunakan pembelajaran basket ball like games sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas VI merupakan tindakan penting yang menjadi acuan utama ketika menyajikan bahan ajar yang disertai pemilihan
(42)
3. Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk selalu kreatif dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B & Darajat, K, N. (2010). Modul Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Y. (2010). Modul Permainan Invasi. Bandung: FPOK UPI.
Hendrayana, Y. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.
Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juliantine, T et al. (2012). Modul Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mahendra, A. (2007). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Subroto, T et al. (2008). Modul Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.
Suntoda, A. (2012). Power Point Tes Pengukuran, Evaluasi Penjas dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber Lain
Bahagia, Y. (2010). Modul 4 Basket Ball Like Games-File UPI: 117. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19490316197
(44)
2111-Bintunwardah. (2013). Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/21624433/PRESTASI-BELAJAR [14 Oktober 2013]
Febyan, C. (2013). Pengertian Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://kawancerdas.blogspot.com/2013/02/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html [21 Juni 2013]
Linda, K. (2012). Tinjauan Tentang Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7761/3/bab%202%20-%2008108244003.pdf [11 Juni 2013]
Mahendra, A. (2007). Pembelajaran Gerak. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198
9031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_ Mahendra/Modul_11-_Pembelajaran_Gerak.pdf [11 Juni 2013]
Permata Sari, D et al. (2013). Penerapan Teori Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 99 Pekanbaru. [Online], Vol 1, 12 halaman. Tersedia: http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2629/1/JURNAL%20DIAH%20PE RMATA%20SARI.pdf [14 Oktober 2013]
Sunendar, T. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [15 Juni 2013]
Tn. (2011-2012). Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html [11 Juni 2013]
(1)
Dhea Amelia Pratiwi, 2013
Implementasi Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Gerak Dasar Melempar dan Menangkap Melalui Aktivitas Basket Ball Like Games Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN 3 Ciharashas Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Persentase Keberhasilan Kategori Prestasi Belajar
90%-100% Sangat baik
70%-89% Baik
63%-69% Cukup
43%-62% Kurang
0%-42% Sangat kurang
K. Ketuntasan Belajar
Kurikulum yang berlaku saat ini menghendaki adanya ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar adalah ketuntasan pembelajaran siswa terhadap suatu materi tertentu atau pada akhir semester. Kriteria ketuntasan belajar setiap sekolah tentunya berbeda-beda, bergantung pada kemampuan maupun reputasi sekolah yang bersangkutan. SDN 3 Ciharashas telah menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada angka 70 untuk mata pelajaran kelas VI tahun pelajaran 2012-2013. Sementara itu, untuk keberhasilan belajar siswa ditetapkan pada angka 70% dari total siswa. Artinya, pembelajaran dianggap tuntas apabila minimal 70% dari jumlah total siswa memperoleh nilai di atas nilai KKM tersebut.
(2)
(3)
Dhea Amelia Pratiwi, 2013
Implementasi Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Gerak Dasar Melempar dan Menangkap Melalui Aktivitas Basket Ball Like Games Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN 3 Ciharashas Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa setelah diterapkannya pendekatan bermain melalui basket ball like games terdapat peningkatan hasil belajar dan peningkatan aktivitas belajar, dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata pada setiap siklus pembelajarannya. Pada siklus 1 diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 80% kemudian meningkat menjadi 95% pada siklus 2. Sedangkan untuk hasil belajar tes praktek lempar tangkap bola siswa pada pra siklus sebesar 38.046, pada siklus 1 sebesar 38.512, pada siklus 2 sebesar 40.209.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui implementasi pendekatan bermain melalui basket ball like games dalam pembelajaran Penjas, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Saat menerapkan basket ball like games, usahakan untuk terlebih dahulu menjelaskan aturan main yang berlaku pada pembelajaran ini kepada siswa maupun observer. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2. Guru PJOK diharapkan dapat menerapkan pembelajaran basket ball like games di sekolah. Untuk itu tujuan pembelajaran bola basket dengan menggunakan pembelajaran basket ball like games sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas VI merupakan tindakan penting yang menjadi acuan utama ketika menyajikan bahan ajar yang disertai pemilihan pendekatan mengajar yang sesuai.
(4)
2
3. Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk selalu kreatif dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.
(5)
Dhea Amelia Pratiwi, 2013
Implementasi Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Gerak Dasar Melempar dan Menangkap Melalui Aktivitas Basket Ball Like Games Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN 3 Ciharashas Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Abduljabar, B & Darajat, K, N. (2010). Modul Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Y. (2010). Modul Permainan Invasi. Bandung: FPOK UPI.
Hendrayana, Y. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.
Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juliantine, T et al. (2012). Modul Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mahendra, A. (2007). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Subroto, T et al. (2008). Modul Teori Bermain. Bandung: FPOK UPI.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.
Suntoda, A. (2012). Power Point Tes Pengukuran, Evaluasi Penjas dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumber Lain
Bahagia, Y. (2010). Modul 4 Basket Ball Like Games-File UPI: 117. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19490316197
2111-YOYO_BAHAGIA/PERMAINAN_INVASI_(MODUL)/MODUL_4.pdf [11 Juni 2013]
(6)
2
Bintunwardah. (2013). Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/21624433/PRESTASI-BELAJAR [14 Oktober 2013]
Febyan, C. (2013). Pengertian Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://kawancerdas.blogspot.com/2013/02/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html [21 Juni 2013]
Linda, K. (2012). Tinjauan Tentang Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7761/3/bab%202%20-%2008108244003.pdf [11 Juni 2013]
Mahendra, A. (2007). Pembelajaran Gerak. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198
9031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_ Mahendra/Modul_11-_Pembelajaran_Gerak.pdf [11 Juni 2013]
Permata Sari, D et al. (2013). Penerapan Teori Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SDN 99 Pekanbaru. [Online], Vol 1, 12 halaman. Tersedia:
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2629/1/JURNAL%20DIAH%20PE RMATA%20SARI.pdf [14 Oktober 2013]
Sunendar, T. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [15 Juni 2013]
Tn. (2011-2012). Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html [11 Juni 2013]