EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR : PenelitianEksperimenKuasiMata PelajaranBahasa Indonesia yang dilakukan di kelas 2 SDIT AL-BINA KecamatanPurwakartaKabupatenPurwakartaTahunAjaran 2012/2013.

(1)

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

(PenelitianEksperimenKuasiMata PelajaranBahasa Indonesia yang dilakukan di kelas 2 SDIT AL-BINA KecamatanPurwakartaKabupatenPurwakartaTahunAjaran

2012/2013 )

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratMemperolehGelar SarjanaPendidikanpadaUniversitasPendidikan Indonesia

Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh NELY AZIZAH

0903405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iii

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan keagungan hanya milik Allah Tuhan semesta Alam karena rahmatNya, skripsi yang berjudul, “Efektivitas Penggunaan Media Film dalam Pembelajaran Menulis Permulaan di Sekolah Dasar” ((Penelitian Eksperimen Kuasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan di kelas 2 SDIT AL-BINA Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ) dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Salawat dan salam akan tetap senantiasa tersanjungkan teruntuk pahlawan sejati, lentera nurani, penuntun hakiki, peneguh imani, teladan hati, anutan penduduk surgawi, Nabi Muhammad SAW.,keluarga, sahabat, serta umat yang senantiasa mengikuti dan meneladani ajarannya.

Keterampilan menulis yang menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini. Keterampilan menulis dipilih karena menulis merupakan keterampilan yang tersulit dari empat keterampilan berbahasa indonesia dikarenakan menulis membutuhkan kesesuaian hati dan kemampuan. Menulis dengan baik dan benar membutuhkan proses dan perjuangan yang panjang. Oleh karena itu dalam jenjang pendidikan di Indonesia telah di tetapkan pembelajaran Bahasa indonesia khususnya menulis ini dari mulai Taman kana-kanak. Begitupun di Sekolah Dasar, dalam masa kelas satu dan dua, siswa mendapatkan pembelajaran keterampilan menulis permulaan yang tujuannya untuk bekal mengarungi bahtera keterampilan menulis lanjutan di kelas tiga sampai kelas VI dan seterusnya.

Seyogyanya guru dapat memeberikan kesan dan pembelajaran yang efektif serta menyenangkan untuk peserta didiknya dalam masa pemrolehan keterampilan menulis permulaan ini karena menjadi titik tolak siswa ketika masa menulis lanjutan. Apalagi zaman yang terus berkembang dan maju baik metodologi maupun teknologi serta media pembelajarannya. Dalam skripsi ini dibahas tentang penggunaan media film untuk menjawab persoalan kesulitan siswa dalam menulis permulaan khususnya menulis karangan deskripsi tumbuhan dan binatang.


(5)

iv

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semoga karya tulis ini memberikan masukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pembelajaran yang dirancang oleh Bapak/Ibu guru dapat lebih bervariatif dikelas sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar siswanya.

“Tiada Gading yang Tak Retak”. Demikian kata pepatah. Oleh karena itu, tegur sapa yang bersifat membangun amat dinantikan, dan akhirnya kepada Allah jua-lah segala kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikembalikan. Semoga Allah Swt senantiasa membuka pintu Maghfirahnya dan mudah-mudahan pula pada batasan-batasan tertentu, skripsi ini ada manfaatnya.amin.

Purwakarta, Juni 2013 Penulis


(6)

ii

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Eksperimen Kuasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan di kelas 2 SDIT AL-BINA Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Tahun

Ajaran 2012/2013 ) Oleh Nely Azizah

0903405

ABSTRAK

.

KeterampiIan menulis merupakan salah satu keterampiIan berbahása yang perlu diajarkan pada siswa secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang lain. Siswa dapat menulis dengan baik melalui proses yang panjang. Salah satu prosesnya adalah mengalami masa menulis permulaan di Sekolah Dasar kelas 1 dan 2. Sebagaimana penelitian yang dilakukan ini fokus terhadap menulis permulaan dengan standar kompetensi mendeskripsikan ciri-ciri binatang dan tumbuhan. Kesulitan dalam menulis deskripsi pada menulis permulaan di kelas 2 SDIT Al-Bina ini mayoritas terdapat pada tanda baca seperti huruf kapital dan kurangnya pembelajaran yang bersifat konkrit. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah ini adalah menggunakan media film agar pembelajaran lebih bersifat konkrit dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen semu (Quasi Experimen Research) dengan desain penelitian “Nonequivalent Control Group Disgn”, yaitu suatu kelompok subjek sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol, dan pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random, adapun jumlah sampel pada kelas eksperimen terdiri dari 20 siswa dan pada kelas kontrol terdiri dari 20 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis deskripsi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ini terdapat peningkatan dari hasil pretest, yaitu kelas eksperimen 17,05 menjadi 26,25 sedangkan kelas kontrol 16,6 menjadi 20,35. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media film pada pembelajaran menulis permulaan. didapatkan t tabel = 2,021 sedangkan t hitung = 14,61. Hal ini berarti 14,61  2,021. Dengan demikian didsarkan pada hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan hipotesisi kerja dapat diterima yaitu “Media Film terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta.


(7)

viii

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………..xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 7

C. Tujuan Penelitian ……… 8

D. Manfaat Penelitian ……….. 9

E. Stuktur Organisasi Penelitian ………... 10

BAB II PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN (KARANGAN DESKRIPSI) DI SEKOLAH DASAR ………... 12

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ……… 12

1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar…. 12

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar…………. 13

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar…. 13

B. Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar……….. 14

1. Pengertian Keterampilan Menulis Permulaan……… 14

2. Kompetensi Menulis Permulaan ……… 15

C. Hakikat Menulis……… 19

1. Pengertian Menulis……… 19

2. Tujuan Menulis……….. 19

3. Fungsi dan Manfaat Menulis………. 20

4. Unsur-Unsur Menulis………. 22

5. Jenis-Jenis Tulisan………. 22

6. Langkah-Langkah Menulis……… 23

7. Ciri-Ciri Tulisan yang Baik……… 24

D. Karangan Deskripsi……… 25

1. Pengertian Karangan Deskripsi……….. 25

2. Macam-Macam Karangan Deskripsi……….. 26

3. Langkah-Langkah Menulis Karangan Deskripsi……… 26

4. Pendekatan Karangan Deskripsi……… 27

5. Karangan Deskripsi yang Baik……….. 27

E. Hakikat Media Pembelajaran……… 28

1. Pengertian Media Pembelajaran………. 28


(8)

ix

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Jenis-Jenis Media pembelajaran………. 30

4. Dasar-Dasar Pemilihan Media yang Tepat……… 33

F. Media Film dalam Pembelajaran Menulis Permulaan……….. 34

1. Definisi Film………. 34

2. Unsur-Unsur Film………. 35

3. Komposisi Film………. 35

4. Sejarah Film……….. 37

5. Jenis-Jenis Film………. 38

6. Teori yang Melandasi Media Film………. 39

7. Kelebihan dan kekurangan Media Film………. 41

8. Penelitian-Penelitian yang relevan Menggunakan Media Film………. 42

9. Langkah-Langkah penggunaan Media Film dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ……….. 44

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 49

A. Metode Penelitian ……… 49

B. Variabel penelitian ……….. 49

C. Desain Penelitian ……… 50

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 51

E. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 52

F. Prosedur Penelitian ……… 53

G. Definisi Operasional ……….. 54

H. Teknik pengumpulan dan Pengolahan Data ……… 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 66

A. Deskripsi Data Penelitian………. 66

1. Lokasi Penelitian……….. 66

2. Kondisi Guru dan Siswa……….. 66

B. Hasil Uji Instrumen……….. 67

1. Uji Validitas……….. 67

2. Uji Relianbilitas………. 68

3. Indeks Tingkat Kesukaran Soal………. 69

4. Indeks Daya pembeda………. 69

C. Deskripsi Hasil Penelitian……… 71

1. Hasil Pretest dan Postest ………. 71

2. Analisis Data Pretes dan Postest ………. 73

3. Hasil Penelitian………. 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian……… 94

BAB IV PENUTUP……… 97

A. Kesimpulan……… 97

B. Saran ……… 98

DAFTAR RUJUKAN………. 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 103 RIWAYAT HIDUP PENELITI


(9)

x

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Menulis di Kelas I Sekolah Dasar ……….. 16

Tabel 2.2 KOmpetensi Menulis di Kelas II Sekolah Dasar ……… 17

Tabel 2.3 Daftar Kelompok Media Instruksional (Anderson 1976) ……... 30

Tabel 2.4 Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Kontrol ……… 46

Tabel 2.5 Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Eksperimen ………. 47

Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest-Postest Control Group Design ………… 50

Tabel 3.2 Arti Perhitungan Persentase ……… 57

Tabel 3.3 Penafsiran indeks korelasi product moment ……… 59

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran ……….. 60

Tabel 3.5 Tabel Indeks Daya Pembeda ……… 61

Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Siswa SDIT AL-BINA ……… 67

Tabel 4.2 Analisis Validitas Empat Soal Uraian………68

Tabel 4.3 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian………..68

Tabel 4.4 Indeks Tingkat Kesukaran Soal (ITKS)……… 69

Tabel 4.5 27% Kelompok Atas ……… 69

Tabel 4.6 27% Kelompok Bawah ……… 70

Tabel 4.7 IDP Uji Instrumen………. 70

Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Postest di Kelas Eksperimen……….71

Tabel 4.9 Hasil Pretest dan Postest di Kelas Kontrol………72

Tabel 4.10 Bantu Standar Deviasi Normalitas Pretest Kelas Eksperimen…. 74 Tabel 4.11 Tabel Bantu Perhitungan Normalitas Pretest Kelas Eksperimen..75

Tabel 4.12 Tabel Bantu Standar Deviasi Normalitas Pretest Kelas Kontrol..76

Tabel 4.13 Tabel Bantu Perhitungan Normalitas Pretest Kelas Kontrol……77

Tabel 4.14 Bantu Standar Deviasi Normalitas Postest Kelas Eksperimen…..80

Tabel 4.15 Tabel Bantu Perhitungan Normalitas Postest Kelas Eksperimen..81

Tabel 4.16 Tabel Bantu Standar Deviasi Normalitas Postest Kelas Kontrol..83

Tabel 4.17 Tabel Bantu Perhitungan Normalitas Postest Kelas Kontrol……84


(10)

xi

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19 Perbandingan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol………. 88 Tabel 4.20 Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 90 Tabel 4.21 Respon siswa terhadap pembelajaran menulis permulaan


(11)

xii

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Media Pembelajaran Edgar Dale ………... 31 Gambar 2.2 Bagan Komposisi sebuah Film ……… 36


(12)

xiii

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I

I.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……… 103

I.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ………109

LAMPIRAN II II.1 Lembar Observasi kegiatan Siswa di Kelas Eksperimen ………114

II.2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa di Kelas Kontrol ………..115

II.3 Lembar Observasi kegiatan Guru di Kelas Eksperimen……… 116

II.4 Lembar Observasi kegiatan Guru di Kelas Kontrol……….117

LAMPIRAN III III.1 Instrumen Tes………..118

III.2 Instrumen Angket………119

LAMPIRAN IV IV. 1 Perhitungan Instrumen dan Angket Penelitian ………...120

LAMPIRAN V V.1 Tabel Nilai –Nilai r PRODUCT MOMENT………...126

V.2 Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t………127

V.3 Tabel Kurve Normal 0 –Z ………..128

V.4 Tabel Distribusi F ………...129

V.5 Tabel Nilai Chi Kuadrat ……….130

LAMPIRAN VI VI.1 Contoh Hasil Pretest Kelas Eksperimen………..131

VI.2 Contoh Hasil Postest Kelas Eksperimen ……….132

VI.3 Contoh Hasil Pretest Kelas Kontrol……….133

VI.4 Contoh Hasil Postest Kelas Kontrol ……….. 134

VI.5 Contoh Hasil Angket ………..135


(13)

1

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenelitian

Pendidikan bukan hanya diperoleh dari sekolah, tetapi lingkungan keluarga dan masyarakat juga berpengaruh pada perkembangannya, dan hasil dari pendidikan itu akan sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan pengertian pendidikan menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional bab I pasal (1) :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara(Faturrahman, 2012:2).

Berdasarkan undang-undang tersebut, maka sasaran pendidikan nasional adalah untuk membantu siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, membangun kecerdasan, berakhlak mulia serta memberikan keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara.

Salah satu mata pelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah Bahasa Indonesia karena dalam prakteknya pembelajaran bahasa Indonesia ini belajar berkomunikasi dan komunikasi ini sangat penting dalam kehidupan. Sesuai dengan pendapat Tarigan (2009: 2) bahwa dalam tugasnya guru bahasa harus benar-benar memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa yaitu : (1) keterampilan


(14)

2

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyimak,(2)keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis, (Tarigan,1996 : 257).

Dalam urutannya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dari empat keterampilan tersebut. Karena dalam menulis itu dipengaruhi dari proses membaca, menyimak dan berbicaranya. Siswa yang baik dalam membaca, menyimak dan berbicara maka akan baik dan mudah dalam menulisnya, sebaliknya siswa yang kurang atau tidak baik dalam membaca, menyimak dan berbicaranya akan sulit juga dalam menulisnya.

Dalam buku “Daripada Bete ,Nulis Aja!”, Alice McDermott (Mirriam: 2003) mengungkapkan bahwa:

kalau saya tidak menulis, saya tidak akan dapat memahami apapun. Saya merasakan kebutuhan untuk memahami dan menemukan keteraturan, dan ternyata menulis fiksi adalah satu-satunya jalan yang saya temukan untuk memulainya.

Sangat jelas bahwa menulis merupakan bukti pemahaman suatu hal yang didengar, di lihat, dirasakan begitu juga dalam pembelajaran.Siswa dapat dikatakan memahami pembelajaran jika dapat menulis dengan kata-katanya sendiri seperti hal dalam tes tulis dan mengarang.

Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968).Menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1996:21). Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.

Menurut tingkatannya kemampuan menulis diajarkan di sekolah dasar sejak kelas I sampai kelas VI. Di sekolah dasar menulis dibagi menjadi dua


(15)

3

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkatan, yaitu menulis permulaan yang diajarkan di kelas I dan II, dan menulis lanjut, diajarkan di kelas III, IV,V, VI ( Resmini dan Juanda,2007: 119).

Semula memang menulis berarti hanyamembuat huruf, angka, nama dan sesuatu tanda kebahasaan dengan alat tulis pada halaman tertentu, tetapi kini dalam pengertian yang luas menulis dan mengarang mempunyai arti yang sama, sesuai dengan ungkapan Gie (2002: 3) Dalam bahasa indonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (1991), ada suatu kata padanan yang mempunai arti yang sama dengan menulis, yaitu mengarang.

Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal atau permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan. Pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa selanjutnya.Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan sebaliknya.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2 di SD untuk aspek menulis yakni menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda (tumbuhan atau binatang) di sekitar dan menyalin puisi anak (Resmini,2006: 198). Dalam proses pembelajaran menulis permulaan,siswa tidak hanya menerima teori tentang menulis karangan deskripsi sederhana ,tetapi siswa juga dituntut untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diajarkan untuk menghasilkan sebuah karangan deskripsi sederhana, yaitu karangan deskripsi sederhana tentang binatang dan tumbuhan. Dengan demikian, standar kompetensi tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Mirriam(2003: 41) menjelaskan bahwa menulis diibaratkan bercocok tanam dikebun. Sebagaimana diungkapkannya:

Menulis bagaikan bercocok tanam dikebun. Kamu tidak punya bekal apa-apa, kecuali benih-benih gagasan dan keteguhan hati untuk menumbuhkan


(16)

4

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatu. Kamu memelihara apa yang berkembang, menyiangi yang tidak diperlukan, dan akhirnya jerih payahmu akan berubah.

Sebagaimana perumpamaan diatas bahwa siswa membutuhkan benih untuk bercocok tanam artinya siswa membutuhkan bekal dan informasi dari guru untuk menulis.

Anggapan yang mengatakan bahwa menulis atau mengarang itu sulit sudah tertanam pada pikiran mayoritas warga Indonesia, sehingga mereka enggan untuk menulis.Inilah tugas guru sebagai pendidik mula bagi siswa-siswanya di Sekolah dasar untuk menghilangkan anggapan tersebut, dengan cara-cara yang efektif.

Semua pendidik di dunia mengharapkan dan menginginkan pembelajaran khususnya pembelajaran menulis yang aktif, menarik, efektif dan inovatif.Namun, yang dibutuhkan bukan hanya sebatas harapan, tetapi aplikasi yang nyata.Dan kuncinya adalah ada pada guru sendiri.

Menurut DePorter (2009: 24) kuncinya adalah masuk ke dunia mereka,” sejauh kita memasuki dunia siswa, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki di

dalam kehidupan mereka”.Cara untuk masuk ke dunia mereka dalam sebuah pembelajaran bisa dengan membangun hubungan, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan pengertian, hubungan akan membangun jembatan menuju kehidupan bergairah siswa, membuka jalan memasuki dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka. Membina hubungan ini memudahkan guru melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa merasa dibutuhkan, pengelolaan kelas, memperpanjang waktu focus dan meningkatkan kegembiraan bagi siswa.

Motivasi, usaha, inisiatif, berpikir logis, ketekunan, tanggung jawab, fokus,dan menyelesaikan masalah merupakan faktor yang terpenting yang ditanamkan siswa dalam proses pembelajaran (Rich dan Mattox, 2001: 16-29), sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran guru sejatinya dapat


(17)

5

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan faktor-faktor diatas dengan cara-cara yang efektif dan media yang cocok.

DePorter (Goleman: 1995) mengungkapkan Pembelajaran juga tidak memungkiri akan pentingnya ingatan. Sesuai denganpenelitian, otak semakin menunjukkan adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori jangka panjang, dan belajar.Sehingga membuktikan bahwa tanpa keterlibatan emosi,

kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk “merekatkan” pelajaran dalam ingatan.

Oleh karena itu seyogyanya seorang guru tidak memberikan ancaman yang terlalu berat untuk anak karena menyebabkan berpikir rasional anak akan mengecil dan berkurang. Untungnya, otak dapat melakukan sebaliknya. Dengan tekanan positif dan suportif, dikenal sebagai eutress, otak dapat terlibat secara emosional, dan memungkinkan kegiatan saraf maksimal dan keadaan dimana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan tak beraarti lagi yang disebut flow.

DePorter (Goleman: 1990) menggambarkan hubungan antara eustress dan flow sebagai berikut:

Orang agaknya dapat berkonsentrasi paling baik saat mereka sedikit lebih dituntut daripada biasanya, dan mereka dapat memberikan lebih dari tuntutan terllau besar untuk diatasi, mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah genting antara kebosanan dan kecemasan.

Kuncinya adalah membangun ikatan emosinya. Jika tuntutan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika emosional dengan siswa, yaitu dengan menciptakan kesenangan yang teratur, menjalin hubungan baik dengan siswa, dan menyingkirkan ancaman yang terlalu banyak dan besar dalam susana belajar.

Dahlan D. (Burhanuddin dan Sopian, 2011: 89) mengungkapkan empat prinsip memperoleh efesiensi hasil pembelajaran, yakni : 1) law of effect, artinya pembelajaran akan diperkuat apabila menghasilkan rasa senang dan puas, 2) law


(18)

6

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

of exersice, artinya bahwa belajar dapat lebih sempurna apabila diiringi dengan latihan, dan latihan dapat diperbuat melalui hubungan stimulus-respon, 3) law of readness, artinya kesiapan diri untuk belajar akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran seseorang, 4) law of intensife, yakni bahwa pembelajaran akan memperoleh hasil yang efesien jika disertai dengan intensitas situasi emosional yang kuat bagi berlangsungnya pembuatan belajar. Prinsip ini erat sekali kaitannya dengan alat-alat audio visual seperti film, bagan, poster, dan sejenisnya.

Lemahnya tingkat kemampuan menulis siswa mendorong guru bahasa Indonesia untuk mencari metode atau media yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, perlunya diterapkan metode atau media pembelajaran menulis yang tepat untuk membangkitkan motivasi, minat dan kepahaman siswa dalam pembelajaran menulis permulaan karangan deskripsi.Untuk menghasilkan tulisan yang baik, siswa harus sering dilatih untuk belajar mengungkapkan pikiran dan pengalamannya dalam bentuk tulisan, tentunya dengan metode dan media yang tepat.Siswa akan menjadi terbiasa menulis sehingga dapat menghasilkan suatu karangan yang baik.

Pendidik dizaman sekarang sejatinya mampu memanfaatkan media belajar yang sangat kompleks seperti video, televisi dan film, di samping media pendidikan yang sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perludikuasai dengan baik oleh pengajar (Munadi, 2008: 3).

Media pembelajaran merupakan salah satu solusi yang digunakan dalam pembelajaran agar siswa termotivas iuntuk menulis. Menurut Sadiman (2005: 2) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian sisiwa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.


(19)

7

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan penggunaan media dalam pembelajaran, siswa akan lebih mudah dalam mengaplikasikan dan lebih memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam membuat media pembelajaran yang tepat sasaran, untuk mempermudah siswa dalam menyerap materi pelajaran.

Media memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia.Dengan media yang sesuai, siswa dapat menangkap penjelasan dari guru dengan mudah.Begitu juga dalam pembelajaran menulis permulaan karangan deskripsi, yaitu dengan menggunakan film Animasi Kartunsebagai medianya. Dengan media film animasi kartundiharapkan pembelajaran menulis karangan deskripsi lebih efektif dan siswadapat dengan mudah menuangkan ide-ide atau imajinasinya ke dalam sebuah karya sastra yaitu karangan deskripsi sederhana yang baik.

Penelitian mengenai media film sebelumya pernah dilakukan oleh meliyawati (2012) dengan judul penelitian “Penggunaan Media Film Pendek

dalam pembelajaran Menulis Puisi”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa media film dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi karena meningkatnya kemampuan menulis puisi sebelum menggunakan media film dan sesudah menggunakan film.

Film yang digunakan dalam penelitian ini adalah film pendek yang menggabungkan video dan animasi yang memiliki durasi waktu cukup singkat ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media yang efektif dan sesuai dengan pembelajaran menulis permulaan di kelas. Dengan melihat film tersebut, siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa akan mudah mengingat gambar-gambar hewan bergerak dan warnanya yang bervariasidan tidak memerlukan waktu yang lama sehingga waktu pembelajaran dapat disesuaikan dengan alokasi waktu dalam pembelajaran.

Sesuai pendapat di atas film ini merupakan alat yang dianggap ampuh jika ditangan-tangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu


(20)

8

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maksud terutama sekali terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang lebih banyak menggunakan emosinya dibanding aspek rasionalitasnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, kajian ini mengangkat seberapa efektifkah media film terhadap keterampilan menulis Permulaan di sekolah dasar dengan

judul “Efektivitas Penggunaan Media Film Dalam Pembelajaran Menulis Permulaan Di Sekolah Dasar” (Penelitian Eksperimen Kuasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan di kelas 2 SDIT Al-Bina Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Penelitian ini berawal dari permasalahan secara umum tentang pembelajaran keterampilan menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, terutama mengenai kualitas belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah dasar dengan menggunakan media film.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yakni variabel bebas (VB) yaitu media film dan variabel terikat (VT) yaitu keterampilan menulis permulaan.

Suriamiharja (Resmini, 2008:116) mengemukakan bahwa “menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan,dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

dan kehendak kepada orang lain secara tertulis”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan menulis, seseorang berkomunikasi secara tertulis untuk mengungkapkan perasaan ataupun pikirannya kepada orang lain.Menulis juga ada tahap awal dan lanjutan, untuk menulis awal siswa masih diajarkan cara-cara menulis huruf dan kata serta kalimat yang masih sederhana.Menulis pada tahap awal ini biasa disebut dengan menulis permulaan.

Film sendiri merupakan media yang dipakai untuk merekam suatu keadaaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, atau


(21)

9

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kenyataan, karena keunikan dimensinya (Munadi : 2008: 113). Dari sebuah penelitian sendiri juga mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu mempengaruhi emosional dari para siswa.

Berdasarkan permasalahan diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “apakah media film efektif digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan di Sekolah dasar?”

Agar permasalahan tersebut tidak meluas, pertanyaan tersebut dirumuskan dengan rincian masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis permulaan antara kelas yang menggunakan media film dengan yang tanpa media film di SDIT Al-Bina ?

2. Apakah media film efektif digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan di SDIT Al-Bina?

3. Bagaimana respon siswa kelas II SDIT Al-Bina dalam pembelajaran menulis menggunakan media film?

C. Tujuan Penelitian

Berorientasi terhadap rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Secara umum, tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan media film dalam pembelajaran menulis permulaan di Sekolah Dasar.

2. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kemampuan menulis permulaan karangan deskriptif sebelum penelitian dilakukan.

b. Untuk mengetahui efektifitas media film dalam pembelajaran menulis permulaan karangan deskriptif di kelas 2 SDIT Al-Bina Kecamatan Purwakarta.


(22)

10

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk mengetahui respon siswa kelas 2 SDIT Al-Bina dalam pembelajaran menulis permulaan karangan deskriptif.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberikan sumbangan pemikiran, terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya kajian efektivitas media film terhadap kemampuan menulis permulaan siswa kelas 2 SDIT Al-Bina Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa SD, Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan siswa selalu termotivasi untuk belajar khususnya menulis serta menemukan gaya belajar agar mudah belajar pada semua mata pelajaran.

b. Bagi Guru, Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar dengan bantuan media pembelajaran yang bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa yang umumnya untuk semua mata pelajaran dan khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta melakukan inovasi-inovasi dalam prose pembelajaran.

c. Bagi Sekolah, Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya serta mengembangkan pembelajaran yang efektif, inovasi dan menyenangkan.

d. Bagi Peneliti, Sebagai wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan penelitian sebagai bekal ketika terjun di dunia pendidikan yang seutuhnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Laporan ini diawali dengan bab pendahuluan, dan di akhiri dengan bab kesimpulan dan rekomendasi. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut :


(23)

11

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisikan : a) latar belakang penelitian, b) identifikasi dan rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) struktur organisasi skripsi.

Bab II berisikan kajian pustaka/kerangka pemikiran yang berkaitan dengan teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan media film untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan karangan deskripsi pada siswa kelas II sekolah dasar yang berisikan: a) pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar yang meliputi latar belakang pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, standar kompetendsi pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, dan Ruang Lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, b) keterampilan menulis di sekolah Dasar yang meliputi pengertian keterampilan menulis permulaan, manfaat dan tujuan menulis, unsur dan jenis-jenis menulis, tulisan yang baik ,proses menulis, dan masalah-masalah keterampilan menulis di Sekolah Dasar, c) menulis karangan deskripsi yang meliputi pengertian karangan deskripsi, manfaat karangan deskripsi, langkah-langkah menyusun karagan deskripsi, d) media pembelajaran yang meliputi pengertian media pembelajaran, fungsi media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, pemiliham media pembelajaran yang tepat, e) media film dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar yang meliputi pengertian film, jenis-jenis film, unsur-unsur film, teori yang melandasi penggunaan film dalam pembelajaran, penelitian yang relevan, kelebihan dan kekurangan media film, dan langkah-langkah penggunaan media film dalam proses pembelajaran menulis di kelas 2 SDIT Al-Bina.

Bab III merupakan metode penelitian yang berisikan a) metode penelitian, b) desain penelitian, c) populasi dan sampel, d) prosedur penelitian, e) teknik pengumpulan dan pengolahan data, dan g) lokasi dan subjek penelitian.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan a) deskripsi awal penelitian meliputi keadaan umum lokasi penelitian, kondisi fisik, kondisi guru dan kondisi siswa, b) hasil coba uji instrument meliputi uji validitas,


(24)

12

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

uji reabilitas, uji indeks tingkat kesukaran soal dan indeks daya pembeda, c) deskripsi kegiatan penelitian meliputi hasil pelaksanaan penelitian, analisis hasil pretes-posttest, dan hasil penelitian, d) pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisikan kesimpulan dan saran

Daftar rujukan yang berisikan kesimpulan sumber-sumber yang menjadi rujukan dalam penyusunan skripsi.


(25)

49

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi atauquasi experimental research.Penelitian eksperimen kuasi adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh yang sebenarnya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Burhanuddin, 2009: 15-16).

Penetapan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan alasan bahwa penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, manusia tidak ada yang sama dan bersifat labil. Manusia setiap saat dapat berubah dalam hal pikir, tingkah laku, dan kemauannya, sehingga peneliti tidak bisa mengontrol variabel asing yang mempengaruhi perlakuan sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian eksperimen murni.

Dalam penelitian ini kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara ketat, atau secara penuh.Oleh sebab itu peneliti harus dapat memilih dan menetukan variabel mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya, dalam arti kata tidak dilakukan sepenuhnya.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009: 61).Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu sebagai berikut.


(26)

50

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media film.Media ini dijadikan perlakuan bagi kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol pembelajaran digunakan tanpa menggunakan media film.Variabel bebas merupakan variabel yang menentukan arah atau yang menjadi sebab munculnya variabel terikat (Darmadi, 2011: 21).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Darmadi, 2011: 21).Dalam penelitian ini variabel terikat berupa kemampuan siswa dalam menulis permulaan setelah diberi perlakuan yang berupa penggunaan media film.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, artinya penetapan kelas kontrol dan kelas eksperimen tanpa random atau acak tetapi dilakukan pada kelas tertentu yang telah ada atau sebagaimana adanya (Sudjana dan Ibrahim, 2009:44).

Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai perlakuan, yakni menggunakan media film pada pembelajaran menulis permulaan. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak dikenai perlakuan. Desain penelitian ini digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Nonequivalent Pretest-Postest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E Y1 X Y2

C Y1 - Y2

Keterangan:

E : kelompok eksperimen C : kelompok kontrol Y1 : pretest


(27)

51

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y2 : postest

X : media film

Kelompok kontrol dan keompok eksperimen ini keduanya akan mendapatkan pretest dan potest yang akan dihitung perbedaannya sehingga akan terlihat pengaruh yang diberikan.Hasil pretes yang baik apabila perbedaan nilai awal tidak berbeda signifikan.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian yang betujuan untuk menguji Efektivitas penggunaan media film dalam pembelajaran menulis permulaan ini dilaksanakan di 2 SDIT AL-BINA kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan berikut:

a. SDIT AL-BINA merupakan salah satu SD yang digunakan mahasiswa dalam Program Pelatihan Profesi (PLP) selama 3 bulan sehingga memberikan kemudahan untuk memperoleh ijin serta pelaksanaan penelitian.

b. SDIT Al-BINA memiliki tiga kelas 2 yaitu kelas 2 A (Abu Bakar As-Shidiq), 2 B (Ustman bin Affan) dan kelas 2 C (Ali bin Abi Thalib) sehingga dapat dilakukan penelitian eksperimen ini yang membutuhkan dua kelas untuk kelas kontrol dan eksperimen.

c. Pendidikan guru-guru yang mengajar di SDIT AL-BINA ini lebih banyak bukan lulusan pendidikan, sehingga secara tidak langsung memberikan masukan yang bersifat membangun.

d. Media yang terdapat dalam SDIT Al-BINA ini cukup lengkap seperti Projector, speaker active yang dibutuhkan oleh peneliti dan memberikan masukan agar menggunakan media yang tersedia di sekolah secara maksimal.

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Mei 2013 sampai dengan tanggal 30 Mei 2013. Jangka waktu tersebut meliputi tiga tahap, yaitu 1) pengukuran awal kemampuan menulis permulaan (pre-test), 2) perlakuan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran pada kelompok kontrol, dan 3) pengukuran akhir kemampuan menulis permulaan (post-test).


(28)

52

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 117). Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek itu.

Darmadi (Ary,dkk. 1985: 138) mendefinisikan population is all of well defined class of people, event or objects sedangkan menurut Isaac (1983) populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian (Darmadi, 2011: 52).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SDIT AL-BINA kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta.

2. Sampel

Arikunto (2011: 174) mendefinisikan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, sedangkan menurut Akdon (Sugiyono , 2008: 98) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji instrument terhadap kelas 2 di SD Plus 2 Al-Muhajirin yang berjumlah 33 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Uji instrument dilakukan tanggal 14 mei 2013.

Adapun sampelnya adalah siswa kelas 2 A dan 2 C SDIT AL-BINA kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta tahun ajaran 2012/2013 pada semester 2 (genap) dengan jumlah siswa di kelas 2 A adalah 20 siswa dengan Guru kelas Ibu Sutikah Diah,P. S.Pd dan jumlah kelas 2 C adalah 20 siswa dengan Guru kelas Ibu Sri Munawaroh, S.Pd.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara mengundi seluruh kelas 2 SDIT AL-BINA kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta, yang berjumlah tiga kelas untuk menentukan kelompok eksperimen


(29)

53

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kelompok kontrol. Dari hasil pengundian tiga kelas pada SDIT AL-BINA kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta diperoleh sampel, yaitu kelas 2 C sebagai kelompok eksperimen dan kelas 2 A sebagai kelompok kontrol.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahapan pra-eksperimen ini merupakan tahap persiapan yang lakukan sebelum penelitian,beberapa hal yang dilakukan yaitu :

a. Mengidentifikasi permasalahan dan melakukan survei tempat penelitian. b. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak sekolah yang akan menjadi

penelitian.

c. Menyusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian. d. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

e. Melakukan Uji Instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui kualitasnya. Instrumen soal diujikan kepada 33 siswa kelas 3 SD Plus 2 Al-Muhajirin Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan ini merupakan inti dari penelitian. Hal-hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:

a. Persiapan pembelajaran

Dalam proses persiapan yang dilakukan adalah mengkaji ulang tentang tujuan pembelajaran yang telah disusun apakah sesuai dengan kurikulum KTSP.Selain itu mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan penelitian seperti soal instrumen, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat-alat yang dibutuhkan (projector, speaker active dan laptop).

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari pelaksanaan pretest, perlakuan, dan pelaksanaan postest. Berikut merupakan penjelasannya.


(30)

54

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Pelaksanaan pretest, pretestinidilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal menulis permulaan siswa kelas 2 di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan 10 soal yang sebelumnya telah diuji di sekolah lain. 2) Perlakuan, pada tahap perlakuan inilah dilakukan pembelajaran yang

sebenarnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pmbelajaran yang telah disusun. Setelah kedua kelompok dianggap memiliki kondisi yang sama dan telah diberikan pretest, maka untuk tahap selanjutnya diadakan treatment (perlakuan) untuk mengetahui kemampuan menulis permulaan siswa. Perlakuan yang dilakukan dengan melibatkan media film, peserta didik, guru, dan peneliti. Guru sebagai pelaku manipulasi proses belajar-mengajar dan peneliti sebagai pelaku yang memanipulasi proses belajar mengajar.

3) Pelaksanaan posttest, setelah masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan, kedua kelompok tersebut diberikan posttest (tes akhir) dengan materi yang serupa seperti saat kegiatan pretes (tes awal). Postest bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan menulis permulaan siswa setelah diberikan perlakuan, yaitu pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan media film. Selain itu, juga untuk membandingkan nilai yang dicapai saat pretes, apakah hasilnya meningkat, sama, atau menurun.

3. Tahap Pasca Penelitian

Tahap pasca penelitian ini merupakan tahapan evaluasi, dimana data pretest, posttest dan angket serta lembar observasi diolah untuk mengetahui perbedaan perkembangan menulis permulaan siswa kelas kontrol dan eksperimen.

G. Definisi Operasional

Dalam sebuah judul penelitian terdapat beberapa istilah yang perlu difahami, agar tidak terjadi kesalahfahaman perlu adanya penjelasan.Berikut ini adalah arti istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian diatas.

1. Efektivitas penggunaan media film dalam penelitian ini adalah merupakan suatu strategi tepat guna dalam pembelajaran dengan menggunakan media


(31)

55

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

film yang dianggap memberikan pengaruh terhadap kesuksesan keterampilan menulis permulaan siswa di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta.

2. Keterampilan Menulis permulaan dalam penelitian ini adalah suatu kecakapan atau keterampilan yang sejatinya dimiliki oleh siswa sekolah dasar di kelas 1 dan 2 sebelum masuk kepada kemampuan menulis lanjutan yang kompleks. Keterampilan menulis permulaan dimana permulaan siswa menulis dengan adanya aturan dan penghargaan serta pengakuan dari guru.

H. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Instrumen Penelitian

Menurut Riduwan (2008: 69) Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatnnya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Berbicara tentang instrumen penelitian ini sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi atau penilaian dan pengukuran.Menurut Arikunto (2010: 193) Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

Berdasarkan pendapat diatas, apabila menyebut alat instrument pengumpulan data maka sama saja dengan menyebut alat evaluasi. Dan dalam mengumpulkan data ini juga harus benar sesuai dengan pendapat Riduwan(2008: 70) bahwa data yang dikumpulkan harus benar karena data ini digunakan untuk menguji hipotesis dan menjadi landasan dalam mengambil kesimpulan.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dan benar, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes dan nontes berupa lembar observasi dan angket sebagai berikut:

a. Tes

Tes sebagai pengumpul data menurut Riduwan (2008: 76) adalah serangkaian pertanyaan atau latihanyang digunakan untuk mengukur


(32)

56

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuaan atau bakat yang dimilikimoleh individu atau kelompok.

Dari berbagai macam tes yang ada, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang mengukur penguasaan dan kemampuan peserta diidk setelah mereka selama waktu tertentu menerima proses belajar mengajar dari guru. (Darmadi, 2011:98).

Tes berupa lembar soal yang terdiri dari 4 soal uraian mendeskripsikan ciri-ciri hewan dan tumbuhan untuk mengetahui kemampuan menulis permulaan (menulis deskripsi sederhana).

b. Observasi

Akdon (2008: 136) memberikan pengertian tentang observasi yaitu : Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan, apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusi, fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil.

Alat instrumennya adalah berupa lembar observasi.Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan guru selama pembelajaran dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran yang diamati oleh observer adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan guru, diantranya a)Keterampilan membuka pembelajaran, b)Penggunaan media pembelajaran, c) Penguasaan materi pembelajaran, d)Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, e) Evaluasi (menulis karangan deskripsi sederhana), f) Keterampilan menutup pembelajaran. 2) Kegiatan siswa, diantaranya a) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

b) Keaktifan siswa dalam bertanya, c) Sikap siswa dalam merespon pembelajaran, d) Evaluasi (menulis permulaan/ menulis karangan deskripsi sederhana).

c. Angket/Kuesioner

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2008: 71). Angket dibedakan menjadi dua jenis yang dipandang dari cara menjawabnya, yaitu:


(33)

57

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden teinggal memilih.

Dalam penelitian ini yang digunakan hanya kuesioner/angket tertutup.Angket yang disajikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis permulaan menggunakan media film.

Cara menghitung hasil angket tertutup ini menggunakan persentase dengan rumus sebagai berikut:

� � =Fc

N × 100%

Keterangan :

Fc = jumlah responden yang memilih option tertentu N = jumlah responden

Selanjutnya memberikan arti atau makna persentasi dalam bentuk tabel respon siswa terhadap pembelajaran menulis permulaan menggunakan media film. Berikut merupakan tabel tersebut:

Tabel 3.2

Arti Perhitungan Persentase

Nilai Persentase Arti

0 % Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26% - 49 % Hampir Setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % -79% Pada Umumnya


(34)

58

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengembangan Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. (Arikunto, 2010: 211). Dan menurut Umar (2011: 166) Uji validitas ini berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada instrument yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan.

Disebut valid jika hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur (Darmadi, 2011: 117). Teknik untuk mengetahui kevalidan sebuah instrumen salah satunya yang dikemukakan oleh pearson yaitu teknik Product moment (Arikunto, 2010: 314).

Dan untuk menghitungnya menggunakan rumus angka kasar, sebagai berikut:

= . − ( )

( . 2− 2) ( . 2− 2)

Keterangan:

r

xy =koefesiensi korelasi antara X dan Y xy =jumlah perkalian antara X dan Y

X =

hasil tes bahasa indonesia yang dicari validitasnya setiap nomor

Y =jumlah jawab setiap nomor

X2 =kuadrat dari X Y2 = kuadrat dati Y

Selanjutnya mencari thitung (uji-t) dengan rumus sebagai berikut (Akdon, 2008:144) :

hitung

= � −2

1− 2

Keterangan:


(35)

59

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk  = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2) dengan kaidah keputusan: jika t hitung t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung t tabel berarti tidak valid.

Jika instrumennya valid, selanjutnya melihat krtiteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) yang disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Penafsiran indeks korelasi product moment

Angka korelasi Makna

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup tinggi

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221).Akan tetapi jangan sampai salah arah dengan pengertian diatas, yang diusahakn dapat dipercaya adalah datanya bukan semata-mata instrumennya.

Darmadi (2011: 122) mengungkapkan bahwa reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan, artinya suatu instrumen penelitian dikatakan reliabilitas apabila instrumen digunakan kapanpun dan bilamanapun hasilnya sama.

Adapun untuk menguji realibilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan metode Belah Dua (Split Half Method) Spearman Brown dengan rumus:

11= 2.r b

1 + r b

Keterangan:

r11= reliabilitas instrument


(36)

60

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya mencari rtabel dengan signifikansi  = 0,05 dan dk = n-2 maka akan diperoleh rtabel. Lalu membandingkan r dengan r .Kaidahnya adalah : jika r11

r tabel berarti reliabel dan jika r11 r tabel berarti tidak reliable.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Indeks kesukaran butir soal merupakan bilangan yang menunjukan tingkat kesukuran butir soal (Suherman, 2003: 170). Untuk tipe soal uraian, rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir adalah sebagai berikut:

IK= �

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran = Rata-rata Skor SMI = skor maksimal Ideal

Klasifikasi indeks kesukaran butir soal yang digunakan berdasarkan Suherman (2003, 161) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran

Nilai DP Interpreatsi

IK= 1,00 Soal terlalu mudah

0,70<DP ≤1,00 Soal Mudah

0,30<DP ≤0,70 Soal Sedang

0,00<DP ≤0,30 Soal Sukar

IK =0,00 Soal terlalu Sukar

d. Daya Pembeda

Indeks untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah disebut Indeks Daya Pembeda (IDP) (Surapranata, 2006: 24).

Uji Daya Pembeda dihitung melalui pembagian kelompok menjadi dua bagian yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok siswa yang memiliki


(37)

61

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan menulisnya tinggi dan kelompok bawah yang merupakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan menulisnya rendah.Umumnya para ahli membagi kelompok menjadi 27 % kelompok atas dan 27 % kelompok bawah.Rumus yang digunakan adalah:

DP = − � Keterangan :

DP = Daya Pembeda

= rata-rata skor peserta didik kelompok atas = rata-rata skor peserta didik kelompok bawah SMI = Skor Maksimal Ideal

Selanjutnya dilihat maknanya melalui tabel dibawah ini: Tabel 3.5

Tabel Indeks Daya Pembeda

Koefisien Makna

 0,30 Diterima 0,10s.d 0,29 Direvisi

0,10 Ditolak

3. Teknik Pengolahan Data Pretest dan Postest

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dipakai untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. (Umar, 2011: 181).

Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.Untuk mendeteksi normal atau tidaknya suatu data salah satunya menggunkan metode chi-Kuadrat(Akdon, 2005:171). Adapun tahapan-tahapanya yaitu:

a. Menetukan Nilai terbesar dan terkecil dari data b. Menetukan Rentang nilai


(38)

62

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= � � − � � �

c. Menetukan Batas Kelas.

Rumusnya :

�= 1 + 3,3 log(�)

d. Membuat tabel interval e. Menetukan Rata-rata( )

=

f. Mentukan simpangan Baku

=

(�.

2)( )2

�(�−1)

g. Menghitung chi Kuadrat

  k i fe fe f x 1 2 2 0 Dimana: 2

x = Chi Kuadrat 0

f =hasil pengamatan

fe=frekuensi yang di harapkan

b. Uji Homogenitas

Darmadi (2011: 126) mengungkapkan bahwa mengukur homogenitas pada dasarnya adalah memperhitungkan dua sumber kesalahan yang muncul pada tes yang direncanakan. Kedua sumber tersebut adalah:

1)Content atau isi sampling dari tes yang dibelah, dan 2) heterogenitas tingkah laku daerah (domain) yang disampel. Semakin heterogen suatu domain pada umumnya dapat diterjemahkan semakin rendah konsistensi antar item suatu tes.Sebaliknya semakin homogeny suatu doamain dalam tes semakin tinggi tingkat konsistensi antar item.

Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan Uji-F yaitu varians terbesar disbanding varian terkecil menggunakan tabel F. (Akdon, 2008: 165) langkah-langkah untuk menguji homogenitas dengan varians terbesar disbanding dengan varians terkecil adalah sebgai berikut:


(39)

63

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Langkah 1 (mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil) dengan rumus: � =� � �

� � � �

2) Langkah 2 (Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel ) dengan rumus: dk pembilang = n-1 (varians terbesar)

dk penyebut = n-1 (varians terkecil) dengan taraf signifikan () = 0,05

Adapun untuk kriterian pengujiannya adalah jika Fhitung  Ftabel berarti tidak homogen, dan jika Fhitung  Ftabelberarti homogen.

c. Uji perbedaan 2 Rata-Rata (Uji t)

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang seringdituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2005: 219) sedangkan menurut Darmadi (2011: 43), hipotesis adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah laku, kejadian dan peristiwa yang sudah atau akan terjadi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah penjelasan atau dugaan sementara baik tentang tingkah laku, kejadian atau peristiwa dimana dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Darmadi (2011: 75) menjelaskan dua alasan mendasar hipotesis dibuat sebelum peneliti kelapangan, yaitu:

1) hipotesis yang baik meunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan, 2) bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interpretasinya.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis komparatif yang merupakan dugaan atau tidaknya perbedaan secara signifikan nilai 2 kelompok atau lebih (Sugiyono, 2011: 212).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 = Tidak ada perbedaan meningkatkan keterampilan menulis permulaan di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 antara kelas kontrol dan eksperimen.


(40)

64

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0 :1 = 2 (berbeda)

H1 = Ada perbedaan meningkatkan keterampilan menulis permulaan di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 antara kelas kontrol dan eksperimen

H0 :1 ≠2 (berbeda)

Menghitung hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus Independent Sample Test sebagai berikut:

t = x1− x2

s1 2 n1 +

s2 2 n2

Keterangan:

t = nilai thitung

x1 = rata-rata kelompok 1

x2 =rata-rata kelompok 2

n1 = jumlah sampel kelompok 1 n2 = jumlah sampel kelompok 2

Adapun untuk signifikansi uji t sebagai berikut: jika t hitung t tabelmaka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas control, sebaliknya jika t hitung t tabel maka Hi diterima artinya ada perbedaan kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Pembuktian Hipotesis

Tujuan dilakukannya pembuktian hipotesis adalah untuk mengetahui dan membuktikan apakah dugaan awal peneliti terhadap apa yang diteliti bisa diterima atau tidak terima. Penerimaan atau penolkan dugaan tersebut dilakukan dengan uji hipotesis menggunakan statistik. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah :

1) Langkah 1 (Membuat H0 dan H1 dalam bentuk kalimat)

Ho : Media Film tidak terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta.

H1 : Media Film terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan di kelas 2 SDIT AL-BINA Purwakarta.


(41)

65

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Langkah2 (Membuat tabel perbedaan rata-rata pretest dan posttest)

3) Langkah 3 (Mencari rata-rata perbedaan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol).

Mx = x

N

Keterangan:

Mx = rata-rata nilai

X = selisih nilai pretest dan posttest N = jumlah siswa

Selanjutnya menghitung 2 menggunakan rumus:

X2 = X2− ( )

4) Langkah 4 Mencari nilai thitung , menggunakan rumus:

t = Mx2 − Mx1

x 12 + x 22 n1 + n2− 2

1 n1

1 n2

5) Langkah 5 menetukan derajat kebebasan, dk = n1 + n2 -2 6) Langkah 6 mencari ttabeldengan signifikansi 0,05

Adapun untuk ketentuan pengujian hipotesis ini adalah jika t hitung t tabelmaka Ho diterima dan Hi ditolak dan jika t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima.


(42)

97

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahandanpembahasanhasilpenelitianeksperimen yang dilakukanpadakelas 2 di SDIT AL-BINA tahunajaran 2012/2013, tentanghasilpembelajaranmenulispermulaandenganmenggunakan film disimpulkansebagaiberikut:

1. Kegiatan yang paling signifikanberbedapadakelaseksperimendankontroladalahmenontonataumenyi mak film. Siswa kelaseksperimenjauhlebihsemangat, menunjukansikapperhatian, menginginkantempatduduknya di depansemuasedangkan di kelaskontrol yang tanpamenggunakan media film kurangterlihatsemangatbelajardanperhatiannyaterhadappembelajaran.

2. Didasarkandarihasilperhitunganpretestantarakelaseksperimendankelaskontroli nitidakadaperbedaankemampuanmenulis (homogen) setelahdiberikanperlakuandandilakukanposttesthasilnyaadaperbedaankemamp uansiswadalammenulispermulaan.

3. Berdasarkan data

penyebaranangketterhadapresponsiswatentangpembelajaranmenulispermulaa nmenggunakan media film inidapatditarikkesimpulanbahwapadaumumnyasiswamenyatakanrespon yang positif, belajarmenjadisemangatdanmenyenangkan.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian,

makapenelitimenyarankanbeberapahalsebagaiberikut : 1. Guru

seyogyanyamempertimbangkanpembelajaranmenulispermulaandenganmengg unakan media film sebagaisalahsatualternatif media mengajar yang menarikkarenatidakhanyadapatmeningkatkankualitasafektifsiswatetapijugapr estasibelajarkognitifsiswa.


(43)

98

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penerapan media film initidakhanyadapatdigunakanpadamatapelajaranbahasaindonesiaatauketeramp ilanmenulis ,tetapijugadapatditerapkanpadamatapelajaran lain yang sesuaidengantujuanpembelajaran.

3. Keterampilanmenulispermulaaninibutuhperhatiandimanapondasimenulisnyaa kandipengaruhiolehbagaimana guru memberikanarahandanpengajaranmenulispadamasamenulispermulaan.

Olehkarenaitu, guru


(44)

99

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RUJUKAN

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Anitah , S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Mataram: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badudu dan Zain, M.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Burhanuddin, TR. (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan: Pengantar Praktis Menuju Penyusunan Skripsi dan Makalah. Purwakarta.

Burhanuddin dan Sopian, A. (2011). Islam My Way of Life. Subang: Royyan Press.

Cahyani, I. dan Rosmana,I.(2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press.

---,.dan dkk. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Chatib, M. (2012). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.

--- (2011). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: kaifa.

Damadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(45)

100

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Deporter, B. Et al. (2009). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Djarot, S.R. (2010). Apa Itu Film? Film Itu Apa?. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/29025055/Apa-Itu-Film [08 Mei 2013]

Faturrahman. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Haryono.

Finoza, L. (2001). Komposisi Bahasa Indonesia : untuk mahasiswa nonjurusan bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hamzah, S.A. (1981). Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Gie, L.T. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset.

Kartika, L. (2007). Makalah Kejanggalan Film Indonesia. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/23437993/makalah-film-indonesia [8 Mei 2013]

Kusmiatun, A. (2012). Konsep Dasar Menulis: Pengantar Materi Penulisan. [online] Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,%20 S.Pd.,M.Hum./KONSEP%20DASAR%20MENULIS.pdf. [27 April 2013]. Mirriam, C. G. (2003). Daripada Bete Nulis Aja!. Bandung: Kaifa For Tenns.

Miyarso, E. ( 2011 ). Peran Penting Sinematografi dalam Pendidikan pada Era Teknologi dan Komunikasi. [online]. Tersedia;

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/estu-miyarso-mpd/peran%20penting%20sinematografi.pdf. [26 April 2013].

Mulyasa. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.


(46)

101

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nasution. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Prashning, B. (2007). The Power of Learning Styles: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Bandung: Kaifa.

Purwanto,N. dan Alim. D. (1997). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Resmini, N., Churiyah, Y. dan Sundori,N. (2006). Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press.

Resmini, N., Hartati, T. dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.

Rich, D. dan Mattox, B. (2010). Metode Mega Skills. Bandung: Hikmah.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnnya. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung. CV. Sinar baru.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

---. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhendar dan Supinah, P. (1992). Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya.


(47)

102

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suparni. (1985). Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum 1984. Bandung: Ganea Exact.

Suparno. (2007). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas,Realibilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes:

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

---. (1982). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS IKIP Bandung.

Umar, H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Press.

Yuniarti, Y. (2011). Produk PT. Rumah Animasi Indonesia. [online].

Tersedia: http://graphiccomputer.blogspot.com/2011/09/produk_13.html [13 April 2013].

Wikipedia. (2013). Perkembangan Film. [online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film [8 Mei 2013].


(1)

97

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahandanpembahasanhasilpenelitianeksperimen yang dilakukanpadakelas 2 di SDIT AL-BINA tahunajaran 2012/2013, tentanghasilpembelajaranmenulispermulaandenganmenggunakan film disimpulkansebagaiberikut:

1. Kegiatan yang paling

signifikanberbedapadakelaseksperimendankontroladalahmenontonataumenyi mak film. Siswa kelaseksperimenjauhlebihsemangat, menunjukansikapperhatian, menginginkantempatduduknya di depansemuasedangkan di kelaskontrol yang tanpamenggunakan media film kurangterlihatsemangatbelajardanperhatiannyaterhadappembelajaran.

2. Didasarkandarihasilperhitunganpretestantarakelaseksperimendankelaskontroli

nitidakadaperbedaankemampuanmenulis (homogen)

setelahdiberikanperlakuandandilakukanposttesthasilnyaadaperbedaankemamp uansiswadalammenulispermulaan.

3. Berdasarkan data

penyebaranangketterhadapresponsiswatentangpembelajaranmenulispermulaa

nmenggunakan media film

inidapatditarikkesimpulanbahwapadaumumnyasiswamenyatakanrespon yang positif, belajarmenjadisemangatdanmenyenangkan.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian,

makapenelitimenyarankanbeberapahalsebagaiberikut : 1. Guru

seyogyanyamempertimbangkanpembelajaranmenulispermulaandenganmengg unakan media film sebagaisalahsatualternatif media mengajar yang menarikkarenatidakhanyadapatmeningkatkankualitasafektifsiswatetapijugapr estasibelajarkognitifsiswa.


(2)

2. Penerapan media film initidakhanyadapatdigunakanpadamatapelajaranbahasaindonesiaatauketeramp ilanmenulis ,tetapijugadapatditerapkanpadamatapelajaran lain yang sesuaidengantujuanpembelajaran.

3. Keterampilanmenulispermulaaninibutuhperhatiandimanapondasimenulisnyaa

kandipengaruhiolehbagaimana guru

memberikanarahandanpengajaranmenulispadamasamenulispermulaan.

Olehkarenaitu, guru


(3)

99

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Anitah , S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Mataram: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badudu dan Zain, M.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Burhanuddin, TR. (2010). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan: Pengantar Praktis Menuju Penyusunan Skripsi dan Makalah. Purwakarta.

Burhanuddin dan Sopian, A. (2011). Islam My Way of Life. Subang: Royyan Press.

Cahyani, I. dan Rosmana,I.(2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press.

---,.dan dkk. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Chatib, M. (2012). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.

--- (2011). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: kaifa.

Damadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(4)

Deporter, B. Et al. (2009). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Djarot, S.R. (2010). Apa Itu Film? Film Itu Apa?. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/29025055/Apa-Itu-Film [08 Mei 2013]

Faturrahman. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Haryono.

Finoza, L. (2001). Komposisi Bahasa Indonesia : untuk mahasiswa nonjurusan bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hamzah, S.A. (1981). Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Gie, L.T. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset.

Kartika, L. (2007). Makalah Kejanggalan Film Indonesia. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/23437993/makalah-film-indonesia [8 Mei 2013]

Kusmiatun, A. (2012). Konsep Dasar Menulis: Pengantar Materi Penulisan. [online] Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,%20 S.Pd.,M.Hum./KONSEP%20DASAR%20MENULIS.pdf. [27 April 2013]. Mirriam, C. G. (2003). Daripada Bete Nulis Aja!. Bandung: Kaifa For Tenns.

Miyarso, E. ( 2011 ). Peran Penting Sinematografi dalam Pendidikan pada Era

Teknologi dan Komunikasi. [online]. Tersedia;

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/estu-miyarso-mpd/peran%20penting%20sinematografi.pdf. [26 April 2013].

Mulyasa. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.


(5)

101

Nely Azizah, 2013

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nasution. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Prashning, B. (2007). The Power of Learning Styles: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Bandung: Kaifa.

Purwanto,N. dan Alim. D. (1997). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Resmini, N., Churiyah, Y. dan Sundori,N. (2006). Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press.

Resmini, N., Hartati, T. dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.

Rich, D. dan Mattox, B. (2010). Metode Mega Skills. Bandung: Hikmah.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnnya. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung. CV. Sinar baru.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

---. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhendar dan Supinah, P. (1992). Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. Suherman. (2006). Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.


(6)

Suparni. (1985). Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum 1984. Bandung: Ganea Exact.

Suparno. (2007). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas,Realibilitas, dan Intrepretasi Hasil Tes:

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

---. (1982). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS IKIP Bandung.

Umar, H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Press.

Yuniarti, Y. (2011). Produk PT. Rumah Animasi Indonesia. [online].

Tersedia: http://graphiccomputer.blogspot.com/2011/09/produk_13.html [13 April 2013].

Wikipedia. (2013). Perkembangan Film. [online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film [8 Mei 2013].