PENGARUH SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS TERHADAP KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURWAKARTA KABUPATEN PURWAKARTA.

(1)

KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURWAKARTA KABUPATEN PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh

Fitri Yanti 1000853

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Fitri Yanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fitri Yanti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS TERHADAP KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURWAKARTA KABUPATEN PURWAKARTA

disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd NIP. 197009201998022001

Pembimbing II

Drs. Sururi, M.Pd. NIP. 197011091998011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endang Herawan, M. Pd. NIP. 19600810 198603 1 001


(4)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat masalah mengenai kemampuan manajerial kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan di sekolah yang pimpinnya, hal tersebut diidentifikasikan oleh dari hasil Uji Kompetensi Kepala Sekolah pada kompetensi manajerial kepala sekolah yang masih dibawah dari kompetensi lain. Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket tertutup yang disebarkan kepada sampel sebanyak 78 kepada kepala sekolah dasar.

Berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan

Weighted Means Scored (WMS) diperoleh kecenderungan rata-rata untuk variabel X (Supervisi Manajerial Pengawas) memiliki kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Supervisi Manajerial Pengawas di Kecamatan Purwakarta telah dilaksanakan dengan sangat baik. Kemudian kecenderungan rata-rata untuk variabel Y (Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah) memiliki kriteria sangat baik. Angka tersebut menggambarkan bahwa kemampuan Manajerial Kepala sekolah di Kecamatan Purwakarta dalam penelitian ini adalah sangat baik. Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan kedua variabel tersebut, sehingga analisis data yang digunakan selanjutnya menggunakan statistik parametik. Korelasi variabel X dan Y memiliki hubungan yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,490, memiliki arti hubungan kedua variabel cukup kuat. Pengaruh yang diberikan variabel X terhadap variabel Y sebesar 24,0% dan 76,0% dipengaruhi faktor lain. Hasil uji regresi diperoleh persamaan � = 25,584 + 0,490X memiliki arti jika terdapat penambahan satu variabel X maka akan diikuti peningkatan 0,490 variabel Y.

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa supervisi manajerial pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.Adapun rekomendasi penelitian yaitu kepala sekolah diharapakan lebih memahami tentang supervisi manajerial pengawas dan lebih mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah. Pengawas dalam menjalankan tugas supervisi manajerial melalui pembinaan, pemantauan, dan penilaian. Kepala Sekolah perlu mengadakan berbagai inovasi dalam pengelolaan pendidikan dalam meningkatkan efektivitas dan efisien sekolah.


(5)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FitriYanti. (2014). Influence

ofManagerialSupervisionofManagerialAbilityPrincipalElementaryin Districtof Purwakarta.

ABSTRACT

This research is raised the issues regarding principal's managerial ability in the management of education in schools , it is identified by the Head of the School Competency Test results on managerial competencies principals who are still under the competence of others. The aim of the the research was to obtain an overview of the regulatory influence of managerial supervision of managerial ability elementary school principal in the district of Purwakarta.

The method used in this study the descriptive method with a quantitative approach. The data collection technique using a closed questionnaire distributed to a sample of 78 to the elementary school principal.

Based on calculations using the general tendency Weighted Means Scored (WMS) obtained the average propensity to variable X (Managerial Supervision of Supervisory) has criteria very well. This shows that the general supervision of Managerial Supervisory in District of Purwakarta has been implemented very well. Then, the average propensity to variable Y (Managerial Ability Principal) have a very good the criteria. The figure illustrates that the managerial capabilities in the District of Purwakarta Principals in this study is excellent. Data distribution normality test results show these two variables, so that subsequent data analysis using statistical parametik used. Correlation of variables X and Y have a significant relationship with a correlation coefficient of 0.490, meaning the relationship between the two variables is strong enough. The effect of a given variable X to variable Y for 24.0% and 76.0% influenced by other factors. The results obtained regression equation Y = 25.584 + 0,490X have meaning if there is the addition of the variable X it will be followed by increased 0.490 variable Y.

The conclusion of this research that the supervision of the supervisory managerial positive and significant effect on the ability of elementary school principal managerial district of Purwakarta. The recommendations of the research that is expected to better understand the principals of supervisory and managerial supervision to better identify the problems faced by principals in school management. Supervisors in performing managerial tasks through coaching supervision, monitoring, and assessment. Principals need to conduct a wide range of innovations in the management of education in improving the effectiveness and efficiency of the school.


(6)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum ... 9

2. Tujuan Khusus ... 9

D. Manfaat /Signifikansi Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRANDAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. KAJIAN PUSTAKA ... 12


(7)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengertian Supervisi Manajerial ... 12

b. Fungsi dan Sasaran Supervisi Manajerial ... 15

c. Prinsip dan Metode Supervisi Manajerial ... 17

d. Pembinaan Pengelolaan dan Administrasi Sekolah ... 23

e. Pengawas Sekolah ... 26

2. Konsep Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 29

a. Kepala Sekolah Sebagai Manajer... 29

b. Pengertian Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 33

c. Dimensi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah ... 38

3. Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 40

B. Kerangka Pemikiran ... 45

C. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

1. Lokasi Penelitian ... 48

2. Populasi Penelitian ... 48

3. Sampel Penelitian... 49

B. Desain Penelitian ... 50

C. Metode Penelitian ... 53

1. Metode Deskriptif ... 53


(8)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional ... 55

1. Supervisi Manajerial Pengawas ... 55

2. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 59

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 65

G. Teknik Pengumpulan Data ... 67

1. Tahap Persiapan ... 67

2. Tahap Pelaksanaan ... 67

3. Tahap Pengumpulan Data ... 67

H. Teknik Pengolahan Data ... 68

1. Seleksi Angket ... 68

2. Pengolahan Data ... 69

a. Mencari Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y ... 69

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 70

c. Uji Normalitas Distribusi Data dengan menggunakan rumus chi kuadrat... 71

I. Menguji Hipotesis Penelitian ... 74

1. Analisis Korelasi ... 75

2. Uji Signifikasi Koefisien Korelasi ... 76

3. Uji Koefisien Determinasi ... 77

4. Analisis Regresi ... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 80


(9)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Seleksi Data ... 80

2. Pengklasifikasian Data ... 81

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baru ... 82

4. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan WMS... 83

5. Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X dan Y ... 95

7. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 96

1) Analisis Koefisien Korelasi ... 96

2) Uji Determinasi ... 97

3) Uji Signifikansi Korelasi ... 98

4) Analisis Regresi ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

1. GambaranSupervisi Manajerial Pengawas ... 102

2. Gambaran Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 108

3. Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118

A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 122


(10)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sepuluh Peran Manajer ... 32

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 49

Tabel 3.2Skala Likert ... 57

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 58

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen X ... 62

Tabel.3.5Uji Validitas Instrumen Y ... 63

Tabel 3.6Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 70

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien KorelasiNilai r ... 75

Tabel 4.1Hasil Seleksi Data ... 81

Tabel 4.2Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban ... 81

Tabel 4.3 Skor Baku Variabel X (Supervisi Manajerial Pengawas)... 82

Tabel 4.4 Skor Baku Variabel Y (Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah)... 83


(11)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 85

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ... 89

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X ... 95

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 96

Tabel 4.10 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 97

Tabel 4.11 Nilai Korelasi Antara Variabel ... 97

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi... 98

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Signifikasi Koefisien Korelasi ... 98

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 99

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah ... 16

Gambar 2.2 Unsur-unsur dalam Pengelolaan Sekolah... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 45

Gambar 2.4 Hubungan Variabel X dan Variabel Y ... 47

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 51

Gambar 4.1 Nilai Kecenderungan Umum Setiap Dimensi Variabel X ... 88

Gambar 4.2 Nilai Kecenderungan Umum Setiap Dimensi Variabel Y ... 94


(12)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Nama Lampiran Halaman

Lampiran 1 Administrasi Penelitian 126

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen 128

Instrumen Penelitian Populasi Penelitian

130 136

Lampiran 3 Uji Validitas 138

Uji Reabilitas 147

Lampiran 4 Data Mentah 155

Weight Means Score (WMS)

Mengubah Data Mentah Menjadi Baku

165 171


(13)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji Normalitas Uji Hipotesis

182 185 Lampiran 5 Tabel Distribusi t

Tabel Product Moment Curriculum Vitae

198 199 200


(14)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya memberikan kesempatan yang besar bagi sekolah dalam melakukan berbagai inovasi pengelolaan sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah. Sebagai konsekuensi dari praktek pelaksanaan manajemen sekolah tersebut diperlukan kemampuan manajerial yang cukup memadai dari seorang kepala sekolah, guru dan staf lainnya dalam mengelola sekolah.

Mulyasa (2009:24) memberikan pandangan terkait pentingnya peningkatan kemampuan kepala sekolah sebagai berikut:

Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolahnya.

Konteks otonomi daerah dalamkajian kepala sekolah menjadi topik yang aktual terkait dengan tuntutan kemampuan yang secara dinamis harus terus mengalami peningkatan. Mengingat pentingnya sosok seorang kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi pendidikan pada satuan pendidikan. Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan dimana sebagai faktor penentu kearah mana organisasi yang dipimpinnya akan bermuara. Kondisi idealnya seorang kepala sekolah selaku manajer dituntut memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugas pekerjaan dalam mengelola keseluruhan komponen yang ada dalam


(15)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

organisasi, kemudian mampu mengantisipasi terhadap perubahan yang dihadapi lingkungannya, mengoreksi kelemahan dan sanggup membawa organisasi dalam hal ini sekolah kepada tujuan pendidikan.

Tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah akan ditunjukkan dari seberapa besar keberhasilan sekolah dalam memberikan mutu layanan pendidikan yang seharusnya. Kemampuan tersebut menjadi ideal dimiliki oleh seorang kepala sekolah, namun kondisi yang nampak saat ini masih kurangnya tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah dalam mengelola organisasinya. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah menuntut kepala sekolah untuk menjalankan kepemimpinan profesional yang didalamnya disertai dengan kemampuan manajerial,dan integritas kepribadian, serta sikap demokratis dan transparan dalam setiap pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi sekolah menjadi capaian keberhasilan tujuan pendidikan.

Analisis SWOT yang dilakukan Mulyasa (2009: 72-76) menilai kewenangan yang luas yang dimiliki kepala sekolah dalam sistem manajemen pendidikan harus dapat mengimplementasikan visi menjadi aksi bagi sekolah yang dipimpinnya. Berikut dipaparkan faktor penghambat yang diuraikan menjadi kelemahan dan tantangan kepala sekolah profesional dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah sebagai berikut sebagai berikut:

1. Sistem politik yang kurang stabil 2. Rendahnya sikap mental

3. Wawasan kepala sekolah yang masih sempit

4. Pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan 5. Kurang sarana prasarana

6. Lulusan kurang mampu bersaing 7. Rendahnya kepercayaan masyarakat 8. Birokrasi

9. Rendahnya produktivitas kerja 10.Belum tumbuhnya budaya mutu


(16)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keadaan tersebut merupakan fenomena yang terjadi dilapangan terkait faktor penghambat profesionalisme kepala sekolah. Sistem politik yang kurang stabil menyebabkan ketidakstabilan pengganggaran alokasi biaya pendidikan; masih ditemukannya kepala sekolah yang kurang disiplin saat menjalankan tugasnya, kurang mootivasi bahkan semangat kerja; wawasan kepala sekolah yang masih sempit ditengah kebutuhan peningkatan kualitas sekolah; pengangkatan kepala sekolah yang belum transaparan yang menghambat tumbuh kembang kemampuan kepala sekolah; kurangnya sarana prasarana pendidikan yang menyebabkan kepala sekolah kurang mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sekolah; rendahnya kepercayaan masyarakat yang disebabkan kurang sinkronnya kompetensi lulusan dengan kebutuhan di masyarakat; dan lain sebagainya.

Kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan bagian dari profesionalisme kepala sekolah dalam menjalankan tugas pokoknya. Evaluasi terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah tersebut seperti yang dipaparkan dalam berita harian republika.co.id (23 Juni 2010), Menteri Pendidikan M. Nuh menilai kemampuan Manajerial Kepala Sekolah yang masih rendah padahal kecakapan kepala sekolah dalam mengelola sekolah akan berdampak pada peningkatan prestasi siswa. Senada dengan hal tersebut paparan Abi Sujak dalam berita harian tersebut menambahkan:

Belum maksimalnya kemampuan manajerial kepala sekolah di Indonesia juga dikatakan Kepala Subdirektorat Program Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Kemendiknas, Abi Sujak. Kepala sekolah Indonesia, kata dia, bagus dalam kepribadian dan masalah sosial saja namun belum andal dalam mengelola sekolah dan supervisi akademik.

Kemudian dalam edukasi.kompas.com (24 Juli 2012), dipaparkan kompetensi dan kinerja kepala sekolah di jenjang TK, SD, SMP, dan


(17)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA/SMK masih rendah disebabkan beberapa kasus, seperti yang dipaparkan Siswandari (Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Kemendikbud) mengatakan bahwa: “banyak kepala sekolah yang sudah dilatih hingga memenuhi standar nasional tidak dipilih bupati/ wali kota. Pengangkatan kepala sekolah mengabaikan kompetensi. Padahal, jika sekolah dipimpin kepala sekolah yang tak kompeten, sekolah sulit untuk maju.”

Masih dalam situs edukasi.kompas.com tersebut memaparkan kondisi kompetensi kepala sekolah dipetakan sebagai berikut:

Berdasarkan pemetaan kompetensi kepala sekolah di 31 provinsi, ternyata kompetensi sosial dan supervisi kepala sekolah umumnya rendah.

Dalam penelitian kompetensi kepala sekolah ditetapkan batas minimal kelulusan 76. Kenyataannya, nilai 85 hanya pada dimensi kompetensi kepribadian. Adapun kompetensi manajerial dan wirausaha rata-rata 74, supervisi 72, dan sosial 63.

”Untuk kemajuan sekolah, dibutuhkan kepala sekolah yang

kompetensinya di atas rata-rata. Kalau cuma rata-rata, perbaikan di sekolah tidak terlalu signifikan, baik untuk guru maupun siswa,” ujar Siswandari.

Dengan demikian untuk menunjang kepala sekolah dalam menjalankan tugas pokoknya diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuannya terutama kemampuan dalam manajerial.

Kondisi tersebut menggambarkan diperlukannya sistem pengangkatan kepala sekolah bukan hanya karena pengalamannya sebagai guru namun dengan mempertimbangkan pengangkatan berdasarkan kemampuan dan keterampilan profesional pada bidang manajemen pendidikan. Kemudian dalam prosesnya diperlukan pembinaan yang sistematik dan berkesinambungan dalam mengasah kemampuan kepala sekolah.

Keadaan tersebut tentunya bukan tanpa jalan keluar, dilapangan telah terbentuk wadah-wadah serta cara dalam memecahkan masalah tersebut


(18)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaluicara peningkatan kemampuan kepala sekolah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah melalui wadah musyawarah kepala sekolah (MKS) maupun kelompok kerja kepala sekolah (KKKS); revitaliasasi MGMP dan MKKS di sekolah yang dikoordinir pengawas sekolah; peningkatan disiplin sehingga dapat menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan menumbuhkan motivasi kerja; pembentukan kelompok diskusi profesi dengan melibatkan pengawas, kepala sekolah, komite, dan tenaga kependidikan lainnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi sekolah.

Pengembangankemampuan kepala sekolah dalam menunjukkan kinerjanya perlu dilaksanakan secara terus menerus dan terencana, mengingat tuntutan akan peningkatan kualitas pendidikan dalam upaya mencapai lulusan yang berdaya saing terus meningkat, sehingga peningkatan kemampuan kepala sekolah tersebutdalam suatu sistem merupakan tugas dan wewenang para pengawas yang berada dibawah tanggung jawab Kepala Dinas Pendidikan Nasional. Dalam kerangka pendidikan nasional, terdapat peran pengawas sekolah yang memiliki ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya. Terdapat rincian kegiatan yang menjadi tugas pengawas dalam PERMENPAN Nomor 21 tahun 2010 salah satunya melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah, dan memantau pelaksanaan kedelapan standar pendidikan nasional.

Pelaksanaan pembinaan pengawas atau dikenal dengan istilah supervisi yang dilakukan pengawas ini bermuara pada peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan melalui supervisi pada pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran pada sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab kepengawasan. Peran pengawas dalam melakukan supervisi kepada sekolah


(19)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

binaannya dikaitkan dengan salah satu tugas supervisi yang dilakukan dalam upaya membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi yang dilakukan pengawas dalam penelitian ini difokuskan pada supervisi manajerial yang menitikberatkan pada pengamatan akan aspek-aspek pengelolaan sekolah sebagai pendukung efektivitas pembelajaran.

Di dalam bahan ajar Diklat Pengawas yang disajikan Ruhyanani (2013:7) dikemukakan: “Supervisi manajerial adalah bantuan profesional yang diberikan kepada kepala sekolah dan staf dalam mengelola pendidikan

untuk mempertinggi kinerja sekolah sehingga mencapai sekolah efektif”.

Berdasarkan pengertian tersebut dalam menjalankan supervisi manajerial yang dilakukan pengawas dilakukan kepada kepala sekolah sebagai bentuk bantuan profesional dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya sehingga menuntun sekolah pada peningkatan efektivitas kinerja yang diharapkan. Peran pengawas yang dipaparkan Rivai, dan Sylviana

Murni (2009: 819), menyatakan bahwa “kepala sekolah memerlukan

bimbingan dalam melaksanakan manajemen yang transparan dan akuntabel,

dalam menerapkan kepemimpinan partisipatif”. Peran tersebut lebih

memperjelas pentingnya keberadaan pengawas dalam membimbing kepala sekolah menjalankan tugasnya.

Sejalan dengan hal tersebut dalam menjalankan tugas pelaksanaan supervisi manajerialnya pengawas sekolah dituntut memiliki kompetensi supervisi manajerial seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dimana dimensi kompetensi pengawas sekolah terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian


(20)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan, dan kompetensi sosial. Dimensi kompetensi supervisi manajerial mengacu pada kemampuan pengawas dalam menguasai metode dalam supervisi yang mampu meningkatkan mutu pendidikan dan melaksanakan pembinaan kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Pelaksanaan supervisi manajerial pengawas yang menjadi salah satu fokusnya adalah kepala sekolah, senada dengan hal tersebut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor13 tahun 2007 mengenai standar kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang meliputi dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Kompetensi manajerial kepala sekolah disini berisi kompetensi kepala sekolah dalam hal pengelolaan kedelapan standar pendidikan dimulai dari proses merencanakan, mengelola, dan memonitoring, evaluasi serta pelaporan.

Gambaran terhadap pelaksanaan supervisi manajerial yang dilakukan pengawas terhadap kepala sekolah melalui pembinaan yang dilakukan pengawas diawali dengan perencanaan untuk melakukan pengawasan kepada sekolah binaannya kemudian dilakukan berbagai kegiatan pengawasan manajerial, sampai kepada pelaporan hasil kepengawasan. Dewasa ini kehadiran pengawas tidak lagi sebagai sosok yang ditakuti karena dikhawatirkan mencari-carikan kesalahan dalam pengelolaan sekolah, namun kini kehadiran pengawas sesuai dengan tugas pokoknya melakukan pembinaan terhadap kemajuan sekolah, sumber daya manusia, melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut terhadap fenomena yang ditemukan sebagai langkah dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.


(21)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan dari gambaran fenomena permasalahan dan tuntutan kemampuan manajerial sekolah yang sinkron dengan tuntutan pembinaan pengawas sekolah melalui supervisi manajerial pengawas, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai “Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di KecamatanPurwakarta Kabupaten Purwakarta”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, identifikasi terhadap masalah yang dipaparkan yakni sistem politik yang tidak stabil menyebabkan ketidakpastian dalam alokasi anggaran belanja untuk pendidikan, rendahnya sikap mental kepala sekolah dalam hal disiplin dan motivasi kerja, minimnya partisipasi kepala sekolah dalam kegiatan pembinaan di KKKS yang menyebabkan sempitnya wawasan yang dimiliki, pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan, dan perilaku kepemimpinan yang tidak transparan berujung pada menurunnya rasa memiliki dari stakholder sekolah. Kondisi tersebut menjadi salah satu akibat pada salah satu penilaian kepala sekolah melalui Uji Kompetensi kepala sekolah yang belum mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam kondisi ideal kepala sekolah dituntut memiliki kelima dimensi kompetensi yakni dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Kemampuan manajerial seorang kepala sekolah amat menentukan, karena dengan kemampuan yang dimilikinya dapat menggambarkan kearah mana tujuan sekolah akan dibangun.

Upaya meningkatkan kemampuan manajerial kepala sekolah banyak hal yang dapat dilakukan, seperti halnya upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah sendiri seperti halnya dalam mengikuti workshop untuk kepala


(22)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah sehingga dapat terus menggali kemampuannya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan Kelompok Kerja Kepala Sekolah dimana didalamnya sebagai wadah bagi kepala sekolah dalam berbagi ilmu dan pengalaman serta peningkatan kemampuannya, serta baik itu melalui kegiatan yang dilakukan pengawas melalui pembinaan dan pengarahan yang dilakukan sebagai tanggung jawab pengawas dalam melakukan pengawasan terhadap sekolah binaanya. Salah satu tugas pokok pengawas dalam melaksanakan pembinaan terhadap kepala sekolah yakni melalui supervisi manajerial. Melalui metode dan teknik supervisi manajerial yang dilakukan pengawas yang dilakukan dalam kegiatan kepengawasan tersebut dikatakan supervisi manajerial pengawas.

Untuk memperjelas dan membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan ditelitidalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana supervisi manajerial pengawas di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta?

b. Bagaimana kemampuan manajerial kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta?

c. Seberapa besar pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang aktual mengenai pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.


(23)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Khusus

Sedangkan yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui gambaransupervisi manajerial pengawas di

Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta;

b. Untuk mengetahui gambaran kemampuan manajerial kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta; dan

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/signifikansi dari segi teoritisdan praktis. Sehingga hasil dari penelitian ini secara teoritis dan praktik tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap keilmuan Administrasi Pendidikan, karena ranah yang peneliti angkat dalam penelitian ini sesuai dengan Disiplin Keilmuan Administrasi Pendidikan yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada bidang pengembangan dengan menyangkut kemampuan manajerial kepala sekolah yang secara strategis diperlukan dalam membangun organisasi sekolah sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan. Secara praktis, beberapa manfaat yang diharapkan, diantaranya:

1. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai salah satu disiplin ilmu Administrasi Pendidikan dalam lingkup pengembangan sumber daya manusia yakni pengembangan kemampuan kepala sekolah melalui kegiatan supervisi yang dilakukan pengawas.

2. Bagi akademisi/lembaga pendidikan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap pelaksanaan supervisi manajerial


(24)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan pengawas sehingga dapat secara sistematik dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah dalam menggali kemampuan manajerialnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari skripsi ini terdiri dari beberapa unsur yang terintegrasi, berikut penulis gambarkan dalam struktur organisasi skripsi berdasarkan Peraturan RektorUniversitas Pendidikan Indonesia Nomor 4892/UN40/HK/2013 yang dikemas dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2013. Secara sistematis struktur skripsi ini terdiri dari bagian awal, inti, dan penutup.

Pada bagian awal, struktur skripsi terdiri dari judul penelitian, lembar pengesahan, pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiarisme, kata mutiara, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak yang menggambarkan secara general atau uraian singkat dari keseluruhan isi skripsi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Pada bagian inti, struktur skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama merupakan Pendahuluan yang dari latar belakang dimana menggambarkan alasan rasional dan pentingnya permasalahan untuk diteliti, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.Bab kedua adalah Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian terdiri dari kajian pustaka yang melandasi kedua variabel dalam penelitian dari segi teoritis dan konseptual yakni kajian supervisi manajerial pengawas dan kemampuan manajerial kepala sekolah, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab tiga membahas Metode Penelitian yang membahasdimulai dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik


(25)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data, dan analisis data. Bab keempat membahas mengenaiHasil Penelitian dan Pembahasan memaparkan hal-hal yang menyangkut pengolahan data berupa pemaparan data dan analisis atau pembahasan dari hasil pengolahan data. Bab kelima adalah Kesimpulan dan Rekomendasimenjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi yang diberikan baik untuk lembaga yang diteliti sampai kepada paparan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.Pada bagian terakhir,penelitian ini terdapat bagian penutup dari struktur skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan dalam melengkapi dan memperlancar penelitian.


(26)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar di KecamatanPurwakarta KabupatenPurwakarta. Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar di KecamatanPurwakarta KabupatenPurwakarta.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan aspek penting dalam penelitian. Populasi yang digambarkan sebagai suatu obyek dalam penelitian sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2010:117) yaitu “populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu”. Dari penjelasan tersebut Sugiyono (2010:117) memberikan pengertian “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan paparan tersebut populasi yang diambil untuk penelitian diuraikan berdasarkan jumlah objek/subjek yang dibutuhkan dalam penelitian beserta keseluruhan karakteristik/sifat yang dibutuhkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(27)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang diangkat adalah seberapa besar pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar, maka populasinya adalah kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

Berikut gambaran mengenai jumlah populasi penelitian dalam lingkup Sekolah Dasar di Kecamatan Purwakarta KabupatenPurwakarta yang terbagi atas sepuluh gugus dengan masing-masing pengawas sekolah yang bertugas terhadap sekolah binaan tersebut, ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

Gugus Jumlah

Sekolah

Jumlah Kepala Sekolah

I 8 7

II 10 10

III 8 8

IV 8 7

V 8 8

VI 9 9

VII 11 11

VIII 10 10

IX 10 10

X 8 7

Total Kepala Sekolah 87

3. Sampel

Dalam penelitian adakalanya peneliti menjadikan keseluruhan unit obyek untuk diteliti, adapun yang hanya mengambil sebagian dari seluruh obyek yang akan diteliti. Sehingga menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Selanjutnya untuk penentuan sampel dalam penelitian ini,


(28)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengacu pada Arikunto (2009: 95) mengenai paparannya dalam menentukan jumlah anggota sampel sebagai berikut:

... jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya.

Dengan keadaan obyek penelitian kepala sekolah dasar se-Kecamatan Purwakarta, terdapat 90 sekolah kemudian objek dalam penelitian ini sebanyak 87 kepala SD, peneliti mengambil keseluruan obyek untuk dijadikan sampel sehingga penelitian ini dikatakan penelitian populasi.

B. Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian merupakan salah satu langkah perencanaan dalam penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan sistematik dan efektif. Kemudian tujuannya sendiri adalah memberikan pertanggung jawaban terhadap tahap-tahapan yang diambil dalam penelitian. Ali (1985:72) memaparkan “rancangan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara masak hal-hal yang dilakukan, dan akan dijadikan pedoman selama pelaksanaan penelitian”. Senada dengan ungkapan Nasution (2009: 23) yang berpendapat bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Perumusan rancangan penelitian ini Ali (1985: 72-73) menekankan terdapat beberapa kriteria meliputi:

1. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, termasuk masalah, tujuan, sumber data – baik yang tersedia maupun yang mungkin dapat diperoleh – waktu, sarana-prasarana;


(29)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Disusun secara logis dan sistematis sehingga memberikan kemungkinan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan dan bagi orang lain dalam melakukan penilaian;

3. Harus sejauh mungkin membatasi hal yang berhubungan dengan data, sumber data, sarana maupun prasarana;

4. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.

Dari pemaparan tersebut diatas, perlu diketahui komponen-komponen pada desain penelitian yang dipaparkan Shah dalam Nazir (1983: 84) sebagai berikut:

 Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian

 Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya

 Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk uji

 Membangun penyelidikan atau percobaan

 Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel

 Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan  Menyusun alat serta teknik mengumpulkan data

 Membuat coding serta mengadakan editing dan processing data  Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk

mengadakan generalisasi serta inferensi statistik

 Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta mengajukan beberapa saran dan kerja peneliti yang akan datang

Dengan desain penelitian memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan peneliti. Berikut gambaran desain penelitian pada penelitian ini:

Kajian Teori Hipotesis Penelitian

Pendekatan dan Metode

Pengumpulan Data


(30)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Desain Penelitian

Penjelasan Metode Penelitian

Studi pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini diantaranya dilakukan kepada pengawas sekolah dasar dan kepala sekolah sendiri yang berperan sebagai responden dalam penelitian ini. Selain itu dilakukan pula analisis yuridis dan teoritik yang diperlukan, sehingga dapat ditarik tiga buah rumusan masalah penelitian yakni: Bagaimana supervisi manajerial pengawas di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta? Bagaimana kemampuan manajerial kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta?Seberapa besar pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta?. Dengan menggunakan teori yang ada, dan berkaitan pada variabel penelitian tersebut,

Studi Pendahuluan

Latar Belakang Masalah Fenomena Makro Yuridis, Teoritik Fenomena Mikro Empirik

Rumusan masalah

Pengolahan Data

Pengujian Hipotesis

Kesimpulan dan Rekomendasi


(31)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya dirumuskan hipotesis pada penelitian ini. Kemudian penetapan pendekatan dan metode pendekatan yang sesuai untuk penelitian ini.

Pada tahap proses selanjutnya, dengan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif dilakukan pengumpulan data melalui instrumen angket yang melalui proses validitas dan reliabilitas. Proses pengumpulan data menggunakan angket yang telah valid dan reliabel tersebut disebar kepada responden sesungguhnya. Tahap analisis data ini dilakukan seleksi angket dan pengolahan data dengan menggunakan tahapan perhitungan uji hipotesis dalam upaya membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

Hasil dari serangkaian kegiatan penelitian ini adalah sebuah kesimpulan yang menggambarkan hasil penelitian yang selanjutnya diberikan rekomendasi dalam upaya memberikan masukan bagi pihak terkait.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya sehingga memperoleh suatu kesimpulan guna mencapai suatu tujuan penelitian.Sebagaimana Syaodih (2012: 52) menjelaskan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Selanjutnya Sugiyono (2010:3), “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dari pemaparan tersebut terdapat empat kata kunci yang diangkat yakni cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan tertentu.Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan rasional, empiris, dan sistematik. Rasional menekankan pada kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal atau terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati indera manusia. Sistematis berarti proses yang


(32)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.Data yang diperoleh melalui jalan penelitian ini adalah data empiris melalui kriteria yang valid, ditunjukkan pada derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya dan data yang dikumpulkan peneliti. Setiap penelitian memiliki tujuan akhir dan kegunaan tertentu, diantaranya terdapat tiga macam kegunaan yakni penemuan yang sebelumnya belum pernah diketahui, pembuktian dalam upaya membuktikan akan suatu informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan dalam rangka memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Selanjutnya penelitian untuk kegunaan tertentu diantaranya untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Berdasarkan uraian permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, adapun metode penelitian yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan peristiwa atau kejadian pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

Menurut Ali (1985:120) mengenai Metode Penelitian Deskriptif yaitu: Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi.

Penggunaan metode deskriptif ini guna pemecahan masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana pengertian metode deskriptif Syaodih (2012: 54) yaitu: “suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,


(33)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”.Sejalan dengan masalah yang peneliti telah uraikan sebelumnya, melalui metode deskriptif ini dapat memecahkan permasalahan yang ada tersebut dan mendapatkan gambaran faktual mengenai pengaruh supervisi manajerial pengawas terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara statistik. Menurut Sugiyono (2010: 14) metode pendekatan kuantitatif yaitu :

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagi metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel X dalam penelitian ini yaitu supervisi manajerial pengawas, terhadap variabel Y yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah dengan cara mengukur dan menghitung apa yang menjadi indikator-indikator varibel sehingga diperoleh deskripsi dan korelasi diantara varibel-variabel penelitian dengan perhitungan statistika.


(34)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Secara operasional peneliti merumuskan definisi operasional dalam penelitian ini untuk menggambarkan secara spesifik dimensi dalam suatu variabel berdasarkan teori relevan. Komaruddin (1986: 57) mengemukakan bahwa “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”.

Untuk memudahkan mamahami akan konsep dalam penelitian ini dan menghindari persepsi yang berbeda terhadap variabel yang diteliti, berikut definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Supervisi Manajerial Pengawas

Secara operasional Supervisi Manajerial Pengawas adalah supervisi yang dilakukan melalui kepala sekolah dalam bentuk layanan profesional pada aspek pengelolaan sekolah dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah. Kaitannya dengan tugas pokok yang dilakukan pengawas kegiatan layanan tersebut dilakukan dalam bentuk pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap pengelolaan pendidikan di sekolah.

2. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Kemampuan manajerial kepala sekolah merupakan segenap kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki sekolah dalam mencapai tujuan sekolah, melalui perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan, dan sistem informasi manajemen.


(35)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya kegiatan penelitian adalah melakukan pengukuran, sehingga diperlukannya alat ukur yang baik atau sering dikatakan instrumen penelitian. Sugiyono (2010: 148) memaparkan “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Arikunto (2009: 101) menambahkan “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Penyusunan instrumen penelitian menurut Sugiyono (2010: 149) terdapat titik tolak yang perlu diperhatikan yakni:

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”.

Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner atau angket. Sugiyono (2010: 199) memberikan pengertian “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kemudian Syaodih mengemukakan bahwa: “Angket atau kuesioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulam data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel X (supervisi manajerial pengawas) dan variabel Y (kemampuan manajerial pengawas). Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala


(36)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dasar yang memiliki ranah kerja dilingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan PurwakartaKabupaten Purwakarta. Penentuan kepala sekolah sebagai responden yang diteliti karena memberikan gambaran terkait variabel-variabel yang akan diteliti.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yakni format instrumen variabel X dan format instrumen variabel Y. Teknik pengukuran kedua variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Fenomena sosial yang telah ditetapkan dalam penelitian ini seperti yang dikatakan diatas adalah variabel penelitian, dengan menggunakan skala likert variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator variabel. Sehingga indikator yang telah ditetapkan tersebut menjadi titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan.

Instrumen dalam penelitian dengan menggunakan skala likert ini dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Berikut Sugiyono (2010: 135) memberikan gambaran:

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

a. Sangat Setuju a. Selalu

b. Setuju b. Sering

c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang

d. Tidak Setuju d. Tidak Pernah


(37)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk keperluan analisis kuantitatif, alternatif instrumen tersebut diberikan skor, digambarkan pada tabel Skala Likert berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

Analisis Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Intrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen digunakan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, didalamnya menggambarkan dimensi serta indikator dari masing-masing variabel penelitian yang kemudian selanjutnya diuraikan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau pernyataan. Berikut kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No Item

Supervisi Manajerial Pengawas

(Variabel X)

Pembinaan

Kinerja sekolah melalui 8SNP 1,2,3,4,5, 6,7,8 Pengembangan kualitas sekolah 9,10

Kinerja kepala sekolah 11,12,13

Kinerja seluruh tenaga

kependidikan

14,15,16

Monitoring

Pemantauan terhadap 8 SNP

17,18,19, 20,21,22, 23,24,25, 26,27,28, 29,30 Permasalahan yang dihadapi

dalam penyelenggaraan pelaksanaan program


(38)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian

Kinerja kepala sekolah 34

Kinerja guru 35

Kinerja staf sekolah 36

Standar mutu pendidikan 37

Inovasi pendidikan 38

Kemampuan Manajerial

Kepala Sekolah (Variabel Y)

Perencanaan Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan

1,2,3,4,5

Menyusun rencana perubahan dan pengembangan sekolah

6

Perencanaan SDM 7,8,9,

Perencanaan pengembangan

kurikulum

10,

Perencanaan sumber daya sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang efektif, efisien dan akuntabel

11,12

Variabel Dimensi Indikator No Item

Pelaksanaan Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif

13

Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik

14,15, 16,17,

Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

18,19

Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik

20,21, 22,23

Mengelola pengembangan

kurikulum dan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional

24, 25

Mengelola sumber daya sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang efektif, efisien dan akuntabel

26, 27,28

Pengawasan/ Evaluasi

Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

29,30, 31,32,


(39)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya manusia secara optimal Kepemimpin

an kepala

sekolah

Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal

33,34, 35,36, 37

Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif

38,39

Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif, dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik

40

Sistem informasi manajemen

Memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah

41,42, 43

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpul data dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Proses pengembangan intrumen dengan menggunakan angket yang telah disusun tersebut, selanjutnya di uji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat akurasi instrumen terhadap responden. Instrumen yang valid menandakan alat ukur dalam menilai variabel yang diteliti mendapatkan data valid sehingga dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Senada dengan hal tersebut Sugiyono (2010: 173) menekankan sebagai berikut:

... instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.

Melalui uji coba angket, kemudian dilakukan analisis statistik dalam upaya menguji tingkat validitas dan reliabilitas masing-masing variabel yang dapat dipertanggung jawabkan.


(40)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba angket yang dilakukan dalam penelitian ini disebarkan kepada 12 orang responden yakni Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Kota Bandung pada tanggal 3 sampai 4 Oktober 2014. Berikut gambaran Proses Pengembangan Intrumen dalam penelitian ini:

1. Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan dari instrumen yang dibuat peneliti sehingga instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir instrumen yang digunakan dalam penelitian digunakan analisis pada tiap item, dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Selanjutnya rumus yang digunakan untuk pengujian validitas ini yaitu Korelasi Product Moment Pearson, terdapat dalam Sugiyono (2010: 255) sebagai berikut:

= −( ) . ( )

{ . 2−( )2}. { . 2−( )2}

Keterangan :

= Koefisien korelasi = Jumlah responden

( ) = Jumlah perkalian X dan Y

( ) = Jumlah skor tiap butir

( ) = Jumlah skor total 2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan 2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Setelah mendapatkan nilai r, selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus berikut:


(41)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = −2

1− 2 Keterangan :

= Nilai

r = Koefisiensi korelasi hasil n = Jumlah responden

Melalui perhitungan tersebut diketahuilah nilai korelasi dari masing-masing item instrumen. Harga selanjutnya dibandingkan dengan harga . Untuk kesalahan 5% dan derajat kebebasan dk = n -2, uji validitas pada penelitian ini diperoleh 12-2= 10, dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh = 1,812. Sehingga dari perhitungan dalam uji validitas ini akan diperoleh kesimpulan yaitu jika nilai > maka item soal dinyatakan valid, sedangkan apabila < maka item soal dinyatakan tidak valid.Adapun hasil yang diperoleh terhadap perhitungan statistik angket yang telah disebarkan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Uji Validitas

Variabel X (Supervisi Manajerial Pengawas)

No. �� Keputusan Keterangan

1 0,532 1,938 1,812 Valid Digunakan 2 0,661 2,789 1,812 Valid Digunakan 3 0,536 2,006 1,812 Valid Digunakan 4 0,661 2,789 1,812 Valid Digunakan


(42)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,595 2,339 1,812 Valid Digunakan 6 0,753 3,619 1,812 Valid Digunakan 7 0,595 2,339 1,812 Valid Digunakan 8 0,753 3,619 1,812 Valid Digunakan 9 0,800 4,214 1,812 Valid Digunakan 10 0,530 1,975 1,812 Valid Digunakan 11 0,249 0,813 1,812 Tidak Valid Dibuang 12 0,510 1,876 1,812 Valid Digunakan 13 0,800 4,214 1,812 Valid Digunakan 14 0,516 1,907 1,812 Valid Digunakan 15 0,630 2,566 1,812 Valid Digunakan 16 0,530 1,975 1,812 Valid Digunakan 17 0,739 3,466 1,812 Valid Digunakan 18 0,631 2,571 1,812 Valid Digunakan 19 0,635 2,602 1,812 Valid Digunakan 20 0,753 3,619 1,812 Valid Digunakan 21 0,774 3,863 1,812 Valid Digunakan 22 0,774 3,863 1,812 Valid Digunakan 23 0,695 3,060 1,812 Valid Digunakan 24 0,551 2,089 1,812 Valid Digunakan 25 0,601 2,376 1,812 Valid Digunakan 26 0,775 3,882 1,812 Valid Digunakan

No. �� Keputusan Keterangan

27 0,793 4,110 1,812 Valid Digunakan 28 0,548 2,073 1,812 Valid Digunakan 29 0,569 2,187 1,812 Valid Digunakan 30 0,522 1,937 1,812 Valid Digunakan


(43)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 0,661 2,788 1,812 Valid Digunakan 32 0,720 3,277 1,812 Valid Digunakan 33 0,603 2,392 1,812 Valid Digunakan 34 0,528 1,964 1,812 Valid Digunakan 35 0,525 1,953 1,812 Valid Digunakan 36 0,559 2,129 1,812 Valid Digunakan 37 0,735 3,428 1,812 Valid Digunakan 38 0,696 3,061 1,812 Valid Digunakan

Dari tabel Uji Validitas Variabel X tersebut diketahui terdapat 1 item tidak valid, yakni item nomor 11. Maka berdasarkan diskusi bersama pembimbing item tersebut disepakati untuk tidak digunakan karena indikator yang dimaksud telah dapat diwakili oleh pernyataan nomor 12, dan 13.

Tabel 3.5 Uji Validitas

Variabel Y (Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah)

No. �� Keputusan Keterangan

1 0,588 2,296 1,812 Valid Digunakan 2 0,704 3,135 1,812 Valid Digunakan 3 0,504 1,845 1,812 Valid Digunakan 4 0,584 2,275 1,812 Valid Digunakan 5 0,676 2,899 1,812 Valid Digunakan 6 0,533 1,990 1,812 Valid Digunakan 7 0,526 1,957 1,812 Valid Digunakan

No. �� Keputusan Keterangan


(44)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 0,229 0,744 1,812 Tidak Valid Diperbaiki 10 0,481 1,735 1,812 Tidak Valid Diperbaiki 11 0,543 2,043 1,812 Valid Digunakan 12 0,723 3,308 1,812 Valid Digunakan 13 0,592 2,324 1,812 Valid Digunakan 14 0,992 7,531 1,812 Valid Digunakan 15 0,561 2,144 1,812 Valid Digunakan 16 0,741 3,488 1,812 Valid Digunakan 17 0,803 4,255 1,812 Valid Digunakan 18 0,540 2,029 1,812 Valid Digunakan 19 0,290 0,960 1,812 Tidak Valid Diperbaiki 20 0,607 2,416 1,812 Valid Digunakan 21 0,922 7,531 1,812 Valid Digunakan 22 0,793 4,112 1,812 Valid Digunakan 23 0,570 2,196 1,812 Valid Digunakan 24 0,992 7,531 1,812 Valid Digunakan 25 0,703 3,123 1,812 Valid Digunakan 26 0,714 3,221 1,812 Valid Digunakan 27 0,659 2,771 1,812 Valid Digunakan 28 0,662 2,509 1,812 Valid Digunakan 29 0,810 4,366 1,812 Valid Digunakan 30 0,782 3,974 1,812 Valid Digunakan 31 0,544 2,049 1,812 Valid Digunakan 32 0,787 4,037 1,812 Valid Digunakan 33 0,532 1,988 1,812 Valid Digunakan 34 0,714 3,221 1,812 Valid Digunakan 35 0,683 2,995 1,812 Valid Digunakan


(45)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36 0,641 2,664 1,812 Valid Digunakan

No. �� Keputusan Keterangan

37 0,530 1,976 1,812 Valid Digunakan 38 0,641 2,644 1,812 Valid Digunakan 39 0,741 3,448 1,812 Valid Digunakan 40 0,741 3,448 1,812 Valid Digunakan 41 0,523 1,942 1,812 Valid Digunakan 42 0,561 2,144 1,812 Valid Digunakan 43 0,618 2,483 1,812 Valid Digunakan

Berdasarkan tabel Uji Validitas terhadap Variabel Y, diketahui bahwa terdapat 3 item pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor 9, 10, dan 19. Dengan saran dari pembimbing, ketiga item tersebut tetap digunakan dengan sebelumnya dilakukan perubahan redaksi dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh responden penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Setelah tahap uji validitas, intrumen penelitian harus melalui tahap uji realibilitas. Langkah ini digunakan sebagai tahap untuk menunjukkan bahwa instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2002: 154) memaparkan “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.

Pengujian reliabilitas intrumen dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha, rumus yang digunakan dalam Riduwan (2009: 115) sebagai berikut:

11=


(46)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana :

11 = Nilai Realiabilitas

1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha ini sebagai berikut:

a.Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

=

2

( )2 �

= Varians skor tiap-tiap item 2 = Jumlah kuadrat item

( )2 = Jumlah item dikuadratkan

� = Jumlah responden

b. Menjumlahkan Varians semua item

=

1

+

2

+

3

= Jumlah Varians semua item 1 + 2 + 3… = Varians item ke-1,2,3...n c. Menghitung Varians total dengan rumus:

=

2

( )2 �

d. Masukan nilai Alpha dengan rumus:

11=

−1 . 1−

Melalui rangkaian langkah-langkah tersebut diatas diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:


(47)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji reliabilitas pada instrumen variabel X (Supervisi Manajerial Pengawas) diperoleh harga 11sebesar 0,958 maka 11> atau 0,957> 0,602, hal tersebut berarti data dari variabel X termasuk reliabel, karena nilai 11lebih besar dari nilai .

b. Uji reliabilitas pada instrumen variabel Y (Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah) diperoleh harga 11sebesar 0,961 maka 11> atau 0,963> 0,602, hal tersebut berarti data dari variabel Y termasuk reliabel, karena nilai 11lebih besar dari nilai .

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berikut tahapan-tahapan yang bisa ditempuh dalam pengumpulan data ini:

1. Tahap Persiapan

a. Tahap pertama, peneliti melakukan studi pendahuluan yang ditujukan untuk menggali informasi mengenai aspek-aspek yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Tahap kedua, peneliti melakukan persiapan penelitian meliputi hal-hal yang barkaitan dengan surat perizinan penelitian.

c. Menyusun instrumen penelitian terkait dengan kedua variabel.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam prosedur pengumpulan data ini dimulai dengan uji coba angket yaitu dengan melaksanakan uji validitas dan realibilitas angket. Sehingga akan didapatkan kriteria valid dan reliabel dari intrumen yang peneliti buat. Selanjutnya dilakukan penyebaran intrumen penelitian kepada seluruh sampel yang dibutuhkan dalam penelitian sesuai dengan subyek penelitian.


(1)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, terdapat beberapa rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Pengawas Pendidikan

a. Supervisor pendidikan harus mampu menciptakan iklim kondusif dengan menjalin komunikasi aktif yang baik dengan rekan kerjanya disini adalah kepala sekolah. Melalui komunikasi yang baik akan menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik, dimana kedua jabatan ini yakni pengawas dan kepala sekolah memiliki peran penting sebagai pelaksana teknis pendidikan dan penjaminan mutu pendidikan pada tingkat sekolah.

b. Pengawas juga harus pandai dalam melakukan inovasi dalam kegiatan pembinaan melalui metode ataupun teknik supervisi sehingga dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah, guru dan staf, serta kinerja sekolah binaannya.

c. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk melanjutkan tingkat pendidikannya dalam upaya meningkatkan kemampuan dan menunjang kariernya.

2. Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah turut aktif dalam berbagai kegiatan pembinaan dalam menggali kemampuan manajerial yang dimilikinya, sehingga dapat memanfaatkan sumber daya sekolah secara efektif dan efisien.

b. Kepala sekolah dalam melakukan pengelolaan sekolahnya penting memperhatikan aspek keterbukaan baik dari segi perencanaan program maupun dari segi hasil yang telah dicapai, karena dengan sikap tersebut mampu membangun kepercayaan seluruh stakeholder sekolah.


(2)

123

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penelitian selanjutnya dapat menggali faktor-faktor lain yang mampu meningkatkan kemampuan manajerial kepala sekolah selain daripada supervisi manajerial yang dilakukan oleh pengawas.

b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan komparasi supervisi manajerial yang dilakukan pengawas dengan karakteristik pengawas yang berbeda.


(3)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Ametembum. (1989). Supervisi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sumber Daya Insani. Bandung: Suri.

Amtu, Onisimus. (2011). MANAJEMEN PENDIDIKAN di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarman dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan, Denny Ferry., Djumadi., Enos Passelle. (2013). Peningkatan Kemampuan Manajerial Dalam Memacu Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Administrative Reform. 1, (3), hlm. 694-707.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2005). Kinerja Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Pengawas Sekolah: Dimensi Kompetensi Manajerial. Jakarta: Dirjen PMPTK Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penyusunan Program Pengawasan Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan PMPTK Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2009). Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.


(4)

124

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. (2011). Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: Reflika Aditama.

Indrafachurdi, Soekarto, dkk. (1984). Pengantar KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN: DALAM RANGKA INOVASI PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN JABATAN GURU-GURU. Jakarta: Badan Penerbit Alda. Karweti, Engkay. (2010). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang.Jurnal Penelitian Pendidikan. 11, (2), hlm. 73-84.

Komarudin. (1986). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung : Aksara.

Kompas. (2012). Kompetensi Kepala Sekolah Masih Rendah [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/24/05154075/Kompetensi.Kepala. Sekolah.Masih.Rendah. [24 April 2014].

Makawimbang, Jerry H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: ROSDA.

Mulyasa. (2012). MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: ROSDA.

Mulyasa. (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Nazir, Moh (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Oktaviani, Ima (2008). Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala SMP Terbuka terhadap Mutu Layanan Pendidikan (Studi deskriptif pada SMP Terbuka di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta). Skripsi pada FIP UPI. Bandung.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.


(5)

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Sekolah/Madrasah.

Republika. (2010). M Nuh Nilai Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Rendah. [Online]. Tersedia: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita /10/06/23/121187-m-nuh-nilai-kemampuan-manajerial-kepala-sekolah-rendah. [24 April 2014].

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veitzal dan Sylviana Murni. (2009). Education Management: Analisis teori dan praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ruhyanani, Hindama. (2013). Supervisi Manajerial For Pengawas. Diakses dari: http://hindamaruhyanani.files.wordpress.com/2013/09/supervisi-manajerial-hindama.ppt [24 April 2014].

Sudjana, Nana. (2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar (2010) Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama

Suherman, A. (2010). Pengaruh Kemampuan Profesioanl Kepala Madrasah dan Peran Komite terhadap Mutu Layanan Pendidikan di MTS Se-Kecamatan

Barebeg. [Online] Tersedia: http://adesuherman.blogspot.com/2010/11/

pengaruh-kemampuan-profesional-kepala.html. [24 April 2014].

Sujanto, Bedjo. (2007). MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH: Model Pengelolaan Sekolah di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Saagung Seto.


(6)

126

Fitri Yanti, 2014

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sutisna, Oteng (1989). Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa

Syaodih, Nana (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. (2010) KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Warun. (2007). Implementasi Supervisi Manajerial Pengawas TK/SD dalam Meningkatkan Kemampuan Profesional Kepala SD. Tesis pada Universitas Negeri Semarang.