PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMPIT AL-QUDWAH.

(1)

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMPIT AL-QUDWAH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Konsentrasi Perekayasa Pembelajaran

oleh Megandarisari

NIM 1006197

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

di Kelas VIII SMPIT Al-Qudwah

Oleh Megandarisari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Megandarisari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Megandarisari (1006197), judul skripsi yaitu “Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPIT Al-Qudwah.”

Penelitian ini berkaitan dengan teori kecerdasan Multiple Intelligences yang digagas oleh Gardner, yang kemudian ditarik ke dunia pendidikan menjadi sebuah strategi pembelajaran, dimana strategi pembelajaran ini dijadikan bahan penelitian

oleh penulis. Rumusan masalah umum dari penelitian ini ialah “bagaimana pengaruh strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap motivasi

berprestasi siswa?”, sedangkan tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences

terhadap motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPIT Al-Qudwah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tes kecerdasan multiple intelligences research dan modalitas belajar, serta angket yang berkaitan dengan motivasi berprestasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPIT Al-Qudwah, sedangkan populasinya siswa kelas VIII Putra dan Putri 1 SMPIT Al-Qudwah sebanyak 56 orang. Pengolahan data dilakukan uji hipotesis dengan uji-t dan selanjutnya penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, simpulan yang pertama, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek usaha untuk lebih unggul. Simpulan yang kedua, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis

multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek berpikir kreatif dan inisiatif dalam belajar. Simpulan yang ketiga, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek penyelesaian tugas. Simpulan yang keempat, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek sikap dalam menghadapi tantangan. Simpulan yang kelima, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis

multiple intelligences ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi berprestasi siswa.


(5)

ABSTRACT

Effect of Multiple Intelligences-Based Learning Strategy to The Student’s Achievement Motivation on Social Subjects in 8th Grade SMPIT Al-qudwah. This research is about multiple intelligences theory by Gardner, which is drawn into educational world into learning strategy. The general problem of this

research is “how the effect of multiple intelligences based learning strategy to the

student’sachievement motivation?”, while the general purpose of this research is to determine the effect of multiple intelligences based learning strategy to the student achievement motivation on social studies in 8th class SMPIT Al-Qudwah. The method used in this research is quasi-experimental method, data collection technique used two intelligence test, such as multiple intelligences research and learning modalities, as well as a questionnaire of achievement motivation. The population in this research were students of SMPIT Al-Qudwah, while the sample of this research were eight grade of boy one and eight grade of girl one as many as 56 people. Data processing is done by the hypothesis test with t-test and then making conclusion. Based on the result of this research, the first conclusion, there was significant difference in achievement motivation among students who used multiple intelligences based learning strategy with the students who used the conventional learning strategy on aspect of effort to be superior. The second conclusion, there was significant difference in achievement motivation among students who used multiple intelligences based learning strategy with the students who used the conventional learning strategy on aspect of creative thinking and initiative in learning. The third conclusion, there was significant difference in achievement motivation among students who used multiple intelligences based learning strategy with the students who used the conventional learning strategy on aspect of finishing the task. The fourth conclusion, there was significant difference in achievement motivation among students who used multiple intelligences based learning strategy with the students who used the conventional learning strategy on aspect of attitude to face the challenge. The fifth conclusion, there was significant difference in achievement motivation among students who used multiple intelligences based learning strategy with the students who used the conventional learning strategy on aspect of responsibility to get success and self -confidence. Generally, it could be conclude that multiple intelligences-based learning strategy could give an positive effect to the student’s achievement motivation.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ………. vii DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ……… 8

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Manfaat Penelitian ……… 10

BAB II PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……… 11

B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran ……… 12

C. Teori Multiple Intelligences …………... 13

D. Konsep Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ……… 14

E. Keanekaragaman Kecerdasan dan Indikatornya ………... 18

F. Motivasi Berprestasi ……….. 30

G. Meningkatkan Motivasi Berprestasi ……….. 32 H. Membelajarkan Motivasi Berprestasi ……… 32


(7)

I. Modalitas Belajar ………... 33

J. Hakikat Mata Pelajaran IPS SMP dan MTS ……….. 33

K. Hubungan Antar Variabel ……….. 34

L. Asumsi dan Hipotesis ………. 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ……… 38

B. Populasi dan Sampel ……….. 39

C. Definisi Operasional ……….. 40

D. Instrumen Penelitian ……….. 42

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ………... 48

F. Prosedur Penelitian ……… 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………. 52

B. Pengujian Hipotesis ………... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 86

B. Saran ………... 89

DAFTAR PUSTAKA ………. 91


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan salah satu muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut dikemukakan pada bagian penjelasan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 bahwa bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Adanya ketentuan undang-undang sebagai landasan formal yang mewajibkan IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam sistem pendidikan di Indonesia menjadikan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh dalam sistem pendidikan dan pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

Sementara itu, pengertian dari pembelajaran itu sendiri yakni paduan yang harmonis antara belajar dan mengajar, dimana dalam pembelajaran terdapat proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Seperti tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran dipandang sebagai sebuah sistem. Terkait dengan pandangan tersebut, maka, sebagai sebuah sistem, tentunya pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan bekerja secara sinergis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Komponen-komponen tersebut, diantaranya adalah guru, siswa, materi, metode, media pembelajaran, dan evaluasi.


(9)

Tujuan pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena tujuan pembelajaran akan menjadi dasar dalam menentukan pola pembelajaran yang akan diterapkan. Salah satu tujuan dari mata pelajaran IPS yakni agar siswa memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, tapi hal ini terbukti belum sepenuhnya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Masih sedikit sekali siswa yang sadar dan peduli dengan lingkungannya. Contoh kecil adalah bagaimana siswa menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk kepedulian, masih banyak siswa yang tidak sadar bahwa peduli akan kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Masih kurangnya kepedulian siswa ini mengindikasikan belum tercapainya tujuan dari pembelajaran IPS di sekolah.

Kemudian, dilihat dari penggunaan metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPS, mayoritas guru masih kurang kreatif dalam memanfaatkan beragam metode yang tersedia. Padahal ada banyak metode yang bisa diterapkan dalam mata pelajaran IPS, terutama dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang kebanyakan mengedepankan kemampuan siswa untuk dapat menjadi warga Negara yang baik dan peka terhadap isu-isu sosial serta dapat membantu dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran tertua yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh guru sebagai metode untuk menyampaikan materi. Namun, jika metode ini terus-menerus digunakan tanpa ada perpaduan dengan metode lain, tentu siswa akan merasa jenuh dalam belajar dan akhirnya pembelajaran menjadi tidak lagi efektif. Terlebih lagi mata pelajaran IPS memang penuh dengan materi-materi berupa konsep. Tanpa ada upaya untuk menggunakan metode lain demi membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, maka materi yang disampaikan pada siswa hanya sekedar konsep yang akan dihafalkan oleh siswa untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian tanpa ada keinginan untuk mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh konkritnya, guru-guru IPS di salah satu SMP negeri dan juga guru IPS di salah satu SMP swasta di Kabupaten Lebak, masih menggunakan metode ceramah secara penuh dalam proses pembelajaran. Misal, ketika guru mengajarkan siswa tentang materi prinsip ekonomi atau motif ekonomi, hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan saja. Siswa hanya akan sampai pada tahap mengetahui dan teori atau konsep tersebut, tapi belum tentu dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan


(10)

sehari-hari. Tentu tetap ada sisi positif dari penggunaan metode tersebut, yakni dapat memfasilitasi kebutuhan belajar siswa dengan gaya belajar visual maupun auditif. Namun, dengan pemilihan metode yang beragam, guru dapat mengajak siswa untuk memahami teori-teori dan konsep dalam mata pelajaran IPS secara lebih nyata, sehingga siswa juga tidak hanya mengetahui teori tersebut tapi juga dapat memahami dan mengaplikasikannya saat terjun sebagai bagian dari masyarakat.

Komponen pembelajaran selanjutnya yang dapat disorot berkaitan dengan mata pelajaran IPS ini yakni siswa. Jika dahulu siswa dianggap sebagai objek dalam pembelajaran, maka saat ini paradigma tersebut telah bergeser dan terganti dengan paradigma baru yang menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Paradigma tersebut berkembang menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang disebut

student centered learning, dimana dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dan dapat membangun pengetahuannya sendiri, tidak hanya sekedar duduk manis mendengarkan penjelasan tentang materi pelajaran dari guru. Namun yang terjadi lagi-lagi tidak sesuai dengan harapan, masih banyak pembelajaran yang menggunakan model teacher centered learning dimana metode yang digunakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni metode ceramah. Siswa menjadi seperti gelas kosong yang hanya tinggal menunggu untuk diisi oleh guru. Siswa tidak turut berperan aktif dalam pembelajaran, tugas siswa hanya mendengarkan dan menjawab pertanyaan ketika diberi pertanyaan oleh guru. Selanjutnya, paradigma yang terbentuk dalam benak siswa adalah mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan, sehingga tentu saja hal tersebut akan memberikan efek domino terhadap motivasi berprestasi siswa. Siswa menjadi tidak termotivasi untuk belajar IPS, kemudian hasil belajar siswa menjadi tidak optimal karena siswa kehilangan semangat untuk belajar.

Komponen terakhir yang tentu tak kalah pentingnya dengan komponen-komponen pembelajaran yang lain yakni, guru. Semua perubahan yang terjadi dalam sektor pendidikan di Negara manapun, tentu saja tidak akan pernah lepas dari peran guru. Jika kualitas guru di suatu Negara baik, maka kualitas pendidikannya pun akan baik pula. Sebagai contoh, di Finlandia, Negara yang menyandang gelar Negara dengan kualitas pendidikan terbaik, guru-guru di Finlandia merupakan orang-orang terbaik yang peningkatan kemampuannya ditunjang dengan pelatihan-pelatihan terbaik pula. Tidak mudah menjadi guru di Finlandia. Persaingan untuk masuk ke fakultas pendidikan


(11)

sangatlah ketat. Fakultas pendidikan merupakan fakultas paling bergengsi jika dibandingkan dengan fakultas lainnya. Rata-rata dari tujug orang peminat, hanya satu orang yang akan diterima di fakultas pendidikan. Hal itulah yang pada akhirnya menempatkan guru sebagai profesi terhormat. Guru-guru di Finlandia bebas merancang kurikulum dan silabus asalkan sejalan dengan visi dan misi sekolah. Mereka menggunakan beragam strategi mengajar dengan tetap memperhatikan multiple intelligences semua siswa.

Namun hal tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi guru di Indonesia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-kanak/RaudatuI Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*), kesemuanya mempersyaratkan guru harus berlatarbelakang pendidikan minimal Diploma VI atau S1. Namun, pada kenyataannya, dari data statistik Human Development Index (HDI) terdapat 60% guru SD, 40%, SLTP, 43% SMA, 34% SMK dinilai belum layak mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu, 17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru, mengajar bidang studinya yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dikutip dari edukasi.kompas.com edisi 3 Mei 2013, “The United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun 2011 telah melaporkan Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara.” Data ini meliputi aspek tenaga pendidikan, disamping tenaga kerja dan kesehatan.

Berdasarkan data tersebut, dapat kita lihat, kualitas guru di Indonesia sangat berbeda dengan kualitas guru di Negara maju seperti Finlandia. Di Indonesia, guru-guru masih saja bergantung pada panduan dari pemerintah dalam penyusunan silabus untuk pembelajaran. Padahal saat ini pemerintah sudah memberikan keleluasaan kepada para guru untuk merancang silabus sesuai dengan kondisi sekolah, maupun kebutuhan


(12)

belajar siswa, namun sayangnya, banyak guru masih saja kesulitan dalam merumuskan silabus tersebut. Ini disebabkan karena kurang memadainya kompetensi yang dimiliki oleh para guru sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Salah seorang guru di SMP 1 Rangkasbitung pun mengaku kesulitan dalam membuat silabus atau rencana pembelajaran karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang bagaimana merancang silabus dan rencana pembelajaran yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Kesulitan tersebut juga tidak lepas dari kualifikasi pendidikan yang belum memenuhi syarat seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007.

Tidaklah mudah menjadi guru yang baik. Guru yang baik adalah guru yang tidak pernah bosan untuk terus belajar, guru yang mampu membuat rencana pembelajaran dengan kreatif sesuai kebutuhan siswa, guru yang bisa membuat siswa senang belajar dan tidak menganggap belajar sebagai sesuatu yang menakutkan, serta guru yang melakukan penilaian secara autentik. Pada tingkatan yang lebih tinggi lagi, guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi siswanya. Sebaliknya, guru yang tidak berkualitas sering melakukan malpraktik yang salah satunya disebut dengan penyakit disteachia. Penyakit disteachia ini merupakan istilah yang berarti “salah mengajar”.

Disteachia atau malpraktik guru ini mengandung tiga virus T, diantaranya teacher talking time, task analysis, dan tracking.

Sering kita temui di kelas, guru yang menggunakan metode ceramah secara penuh selama pembelajaran berlangsung, terutama pada mata pelajaran IPS yang memang banyak menyajikan materi-materi berupa konsep. Inilah yang disebut virus teacher talking time. Proses pembelajaran yang merupakan suatu proses transfer informasi hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa. Padahal pembelajaran akan lebih efektif ketika siswa bisa melakukan aktivitas lebih banyak daripada hanya duduk diam mendengarkan guru menjelaskan materi. Virus kedua yaitu task analysis, pada banyak praktek pembelajaran di kelas, guru hanya menjelaskan materi sesuai dengan apa yang tertulis di dalam bahan ajar, tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga sering kali siswa tidak mengerti apa makna materi-materi yang mereka pelajari dan apa implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Imbasnya, siswa cepat merasa jenuh ketika belajar, karena mereka merasa kurang paham dan tidak merasa perlu untuk memahami materi. Seorang guru yang kreatif biasanya akan selalu menemukan jalan


(13)

untuk dapat menjelaskan materi dengan cara sesederhana mungkin, dengan mengaitkan materi-materi tersebut ke dalam kegiatan keseharian siswa, sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Terakhir, virus tracking, ini adalah virus yang membuat guru senang mengelompokkan siswa dengan label-label tertentu seperti label “pintar” dan “bodoh”. Tentunya, ini akan berdampak buruk pada kondisi psikologis siswa.

Salah satu penyebab munculnya penyakit disteachia tersebut, karena guru belum memahami sepenuhnya bahwa siswa bukanlah gelas kosong yang bisa diisi begitu saja. Siswa harus diberi stimulus agar dapat membangun pengetahuannya sendiri. Sementara stimulus yang bisa diterima oleh siswa jenisnya beragam, tergantung kepada modalitas belajar dan tipe kecerdasan dominan yang dimilikinya. Modalitas belajar berhubungan dengan gaya belajar siswa, baik itu visual, auditif maupun kinestetik. Sementara, berkaitan dengan tipe kecerdasan, dirangkum oleh Gardner dalam multiple intelligences theory, teori kecerdasan yang dewasa ini sudah mulai ditarik ke dunia pendidikan dan diklaim sebagai salah satu strategi pembelajaran yang kemudian dikenal dengan nama yang sama, strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences.

Dengan adanya kebijakan baru yang mengharuskan guru berlatarbelakang pendidikan S1 dan mengikuti program PLPG untuk memperoleh sertifikasi, pengetahuan dan pemahaman guru tentang bagaimana seharusnya menjadi guru yang baik menjadi bertambah. Begitu pula pengetahuan dan kemampuannya dalam memahami peserta didik sehingga dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun sayangnya, masih banyak juga guru yang tidak tahu bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan dominan masing-masing yang mempengaruhi gaya belajarnya di kelas, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda pula. Ketidaktahuan ini menyebabkan timbulnya penyakit disteachia yang telah penulis jelaskan sebelumnya. Jika saja guru dapat mengetahui kecerdasan dominan apa yang dimiliki setiap siswanya, dan sanggup untuk menyiapkan beragam metode mengajar yang sesuai dengan tipe kecerdasan siswa, tentu saja masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas akan dapat terpecahkan. Siswa tidak akan lagi merasa bosan hanya mendengarkan guru berceramah tentang materi yang tidak sepenuhnya mereka mengerti karena guru tidak menjelaskan materi secara deduktif, atau dari umum ke khusus. Siswa juga dapat lebih memahami materi karena guru dapat mengaitkan


(14)

materi-materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa akan lebih mudah untuk mendapatkan gambaran.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penulis berkeyakinan bahwa strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat menjadi jawaban atas beragam masalah pembelajaran yang terjadi di dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan mata pelajaran IPS.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VIII SMPIT Al-Qudwah?”

Secara khusus, penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek usaha untuk lebih unggul?

2. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek berpikir kreatif dan inisiatif dalam belajar?

3. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek penyelesaian tugas?

4. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek sikap dalam menghadapi tantangan?

5. Apakah terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang


(15)

menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VIII SMPIT Al-Qudwah.

Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek usaha untuk lebih unggul.

2. Mengidentifikasi perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek inisiatif dalam belajar.

3. Mengidentifikasi perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek penyelesaian tugas.

4. Mengidentifikasi perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek sikap dalam menghadapi tantangan.

5. Mengidentifikasi perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri.


(16)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam lingkup pendidikan, baik secara formal, maupun nonformal.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang dampak positif dari penerapan metode pembelajaran yang beragam melalui strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru demi peningkatan kualitas pembelajaran ke depannya.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan strategi mengajar yang efektif untuk pembelajaran, serta memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kemampuan serta kreativitasnya dalam mengelola proses pembelajaran. c. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menganalisis masalah dengan pembelajaran yang inovatif.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan, serta memberikan pemahaman yang lebih dalam lagi tentang strategi pembelajaran berbasis


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan yakni pendekatan kuantitatif, mengingat data-data yang diperoleh peneliti merupakan data-data dalam bentuk angka dan pengolahan datanya pun dilakukan melalui perhitungan statistik.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan peneliti yakni metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap motivasi berprestasi siswa. Penggunaan metode kuasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Metode penelitian ini juga menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan, seperti kelompok peserta didik di dalam suatu kelas. Dengan berbagai pertimbangan untuk memperoleh kemudahan, maka peneliti menggunakan metode penelitian ini.

Sementara, desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yakni The Matching Only Post-test Control Group Design. Peneliti menggunakan desain ini karena dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi sebuah perlakuan tanpa harus melakukan pretest dan hanya tinggal membandingkan hasil posttestnya saja.

Dalam desain ini, dibuat perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dua kelompok yang ada diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttest. Setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan, kedua kelompok diberi posttest dengan tes yang sama.


(18)

Setelah hasil posttes diperoleh, hasil posttest antara kedua kelompok dibandingkan dan diuji perbedaannya. Jika terdapat perbedaan hasil posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen, maka terdapat pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

X1 A1

Dipelajari dengan Dibandingkan

Observasi, pengukuran, dsb Hasil posttestnya

X2 B1

Keterangan :

A1 : Posttest pada kelas kontrol

B1 : Posttest pada kelas control

X1 : Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

X2 : Strategi Pembelajaran Konvensional

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti. Arifin (2011, hlm. 215) menyebutkan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.” Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPIT Al-Qudwah.

Kelompok Eksperimen

1 & 2

Kelompok Eksperimen

1 & 2

Kelompok Kontrol

1 & 2

Kelompok Kontrol

1 & 2


(19)

Sekolah ini dipilih karena SMPIT Al-Qudwah sedang dalam proses untuk merintis sekolah multiple intelligences, guru-guru di sekolah ini sudah mengenal strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi peneliti dalam penyusunan lesson plan.

Selain itu, jumlah siswa dalam setiap kelas tidak terlalu banyak, hanya sekitar 25-30. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Sampel

Menurut Arifin (2011, hlm. 215), “Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population).”

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan perpaduan dalam pengambilan sampel secara acak dan klaster. Menurut Arifin (2011, hlm.

222) “Cara ini dianggap efisien, karena penelitian dilakukan terhadap cluster-cluster atau kelompok sampel dan bukan terhadap individu-individu yang sama.” Peneliti menggunakan teknik sampel ini dikarenakan dalam penelitian ini populasi cukup besar, sehingga perlu diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas. Maka dari itu, dalam sampel ini unit analisisnya adalah kelompok atau kelas yang terdiri dari individu-individu. Acak tidak dilakukan pada pemilihan individu dalam kelas tetapi acak atau randomisasi dilakukan untuk memilih kelompok yang akan dijadikan sampel. Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sampel adalah Kelas VIII SMPIT Al-Qudwah.

C. Definisi Operasional


(20)

Strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat mewadahi berbagai metode pembelajaran berbasis active learning dengan memerhatikan tipe-tipe kecerdasan siswa yang beragam agar dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien serta menghasilkan hasil belajar yang optimal. Dalam penelitian ini strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences akan diaplikasikan dalam mata pelajaran IPS Kelas VIII di SMPIT Al-Qudwah dimana siswa akan dibimbing untuk dapat turut aktif dalam pembelajaran dengan penerapan berbagai metode

active learning.

2. Strategi Pembelajaran Konvensional

Strategi pembelajaran konvensional adalah strategi pembelajaran dimana guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional lebih mentitikberatkan pada proses mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran.

Untuk lebih lengkapnya, dikutip dari www.psychologymania.com, strategi pembelajaran konvensional diatur sebagai berikut:

a. Guru memberikan informasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian menjelaskan konsep dari materi pokok pembelajaran. b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang

telah diterangkan dan bertanya hal-hal yang dirasakan belum jelas. Kemudian memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum dengan cara memberikan pertanyaan lanjutan.

c. Guru memberi contoh aplikasi konsep dan latihan soal-soal.

d. Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan secara individual atau mempersilahkan siswa untuk bekerja sama dengan teman sebangku. e. Guru meminta satu siswa atau lebih untuk menuliskan jawaban dari

latihan yang diberikan di papan tulis.

f. Guru memberikan sejumlah soal untuk pekerjaan rumah.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan strategi pembelajaran konvensional adalah penerapan metode ceramah dengan dukungan media-media sederhana seperti whiteboard dan buku pelajaran IPS yang digunakan sebagai buku pegangan siswa.


(21)

3. Motivasi Berprestasi

Menurut Agustin (2011, hlm. 22), “motivasi berprestasi adalah suatu usaha

yang disadari untuk menggerakkan dan mengarahkan seseorang untuk

mencapai prestasi.” Sedangkan menurut Royanto (dalam Agustin, 2011, hlm. 22), “motivasi berprestasi adalah keinginan mencapai prestasi sebaik -baiknya, biasanya yang menjadi ukuran adalah diri sendiri (internal)

ataupun orang lain (eksternal).” Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus

penelitian adalah motivasi internal dan eksternal dalam motivasi berprestasi siswa sebagai pengaruh dari penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran IPS di kelas.

4. Hakikat Mata Pelajaran IPS

Pada hakikatnya mata pelajaran IPS untuk tingkat SMP dan MTs adalah perpaduan dan penyederhanaan berbagai displin ilmu-ilmu sosial yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu. Dalam penelitian ini, mata pelajaran IPS yang dijadikan objek dalam penelitian adalah mata pelajaran IPS Kelas VIII tingkat Sekolah Menengah Pertama.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen yang Digunakan

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Multiple Intelligences Research, instrumen Modalitas Belajar dan angket motivasi berprestasi.

a. Multiple Intelligences Research

Multiple Intelligences Research adalah instrumen riset yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang. Dari analisis terhadap kecenderungan kecerdasan tersebut, dapat disimpulkan metode pembelajaran terbaik bagi seseorang. Dalam


(22)

penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen multiple intelligences research yang telah teruji validitasnya dan telah dibakukan.

b. Instrumen Modalitas Belajar

Selain menggunakan Multiple Intelligences Research, peneliti juga menggunakan instrumen modalitas belajar untuk mengetahui modalitas belajar siswa. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan yang harus dipilih oleh siswa, dimana pernyataan yang dipilih hanya pernyataan yang sesuai dengan kebiasaan belajar siswa.

c. Angket Motivasi Berprestasi Siswa

Instrumen yang diujicobakan meliputi angket motivasi berprestasi. Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Dalam penelitian ini angket meliputi soal pilihan ganda yang terbagi menjadi dua bagian besar yaitu soal pernyataan positif dan soal dengan pernyataan negatif. Penilaian sesuai dengan skala Likert dengan pernyataan SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4 disesuaikan dengan jenis pernyataan.

2. Teknik Uji Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Berprestasi Siswa

Analisis uji validitas angket motivasi berprestasi siswa menggunakan rumus korelasi product moment.


(23)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah responden

ΣX = jumlah skor butir soal ΣY = jumlah skor total soal

ΣX2 = jumlah skor kuadrat butir soal

ΣY2 = jumlah skor total kuadrat butir soal

Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel 5%. Maka butir soal tersebut valid.

Peneliti melakukan uji coba instrumen saat instrumen penelitian tersedia dan siap digunakan. Uji coba instrumen ini dilakukan dengan memberikan angket yang berisi 20 pernyataan kepada 30 orang siswa kelas VIII SMPIT Ad-Da’wah yang bukan merupakan bagian dari sampel penelitian, tapi memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel penelitian. Berikut ini peneliti sajikan hasil pengolahan data uji coba instrumen dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Excel 2010.

Untuk mengetahui validitas dari instrumen motivasi berprestasi, maka dilakukan uji validitas dengan rumus Pearson’s Product Moment, yaitu:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = jumlah responden

ΣX = jumlah skor butir soal ΣY = jumlah skor total soal


(24)

ΣX2 = jumlah skor kuadrat butir soal ΣY2 = jumlah skor total kuadrat butir soal

Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung lebih besar dari rtabel 5%. Maka butir soal tersebut valid.

Hasil perhitungan uji validitas melalui perhitungan excel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Data Hasil Uji Validitas Motivasi Berprestasi Siswa

No. Soal r Hitung r Tabel Keterangan

1 0.516 0.361 VALID

2 0.148 0.361 TIDAK VALID

3 0.682 0.361 VALID

4 0.279 0.361 TIDAK VALID

5 0.117 0.361 TIDAK VALID

6 0.365 0.361 VALID

7 0.377 0.361 VALID

8 0.416 0.361 VALID

9 0.531 0.361 VALID

10 0.485 0.361 VALID

11 0.163 0.361 TIDAK VALID

12 0.213 0.361 TIDAK VALID

13 0.22 0.361 TIDAK VALID

14 0.491 0.361 VALID

15 0.58 0.361 VALID

16 0.577 0.361 VALID


(25)

18 0.523 0.361 VALID

19 0.547 0.361 VALID

20 0.629 0.361 VALID

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 20 soal pada instrumen motivasi berprestasi, terdapat 6 soal yang tidak valid, sedangkan 14 soal lainnya valid. Untuk keseimbangan data penelitian, 6 buah soal yang tidak valid tidak dihilangkan, namun diperbaiki redaksi kalimatnya sehingga yang digunakan untuk keperluan penelitian jumlah soalnya tetap sebanyak 20 soal.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi instrumen, apakah instrumen yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran instrumen tersebut diulang. Untuk mengukur reliabilitas instrumen angket motivasi berprestasi siswa, menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut:

(Sumber: Arifin, 2011)

Keterangan :

r 11 = koefisisien reliabilitas instrument (total tes)

k = banyaknya butir pertanyaan yang sahih

Σδ2b = jumlah varian butir

Σδ2t = varian skor total

Perhitungan uji reliabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan r hitung > r tabel 5%.


(26)

reliabilitas dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha, sebagai berikut:

Langkah pertama, menghitung varians skor total:

Σσ

t2 = ΣY2– (ΣY) 2

N

N

Σσ

t2 = 141911 – (2051) 2

30

30

Σσ

t2 = 141911 – 140220,033

30

Σσ

t2 = 56,365

Langkah selanjutnya yaitu menghitung jumlah varians setiap butir soal dengan menggunakan aplikasi Microsoft excel, sehingga diperoleh nilai bahwa jumlah varians setiap butir soal (

Σσ

b2) adalah sebesar

15,605.

Kemudian, barulah nilai varians skor total dan jumlah varians setiap butir dimasukkan kedalam rumus Cronbach Alpha:

r11 = ( )

r11 = ( )

r11 = (1,077)(0,723)


(27)

Berdasarkan perhitung tersebut, maka dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas dari variable y adalah 0,78 sedangkan nilai r tabel dari n = 30 pada alfa = 5% adalah 0,361.

Dengan demikian nilai r hitung > dari r tabel, sesuai dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliable dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup 0,21 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r ≤ 0,21 Sangat rendah

(Arikunto, 2006:75)

Mengacu pada interpretasi reliabilitas pada tabel diatas, dapat diketahui pula bahwa derajat reliabilitas instrumen angket motivasi berprestasi yang digunakan peneliti adalah tinggi.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan merupakan tes intelegensia Multiple Intelligences Research dan Tes Modalitas Belajar


(28)

yang berfungsi untuk mengetahui tipe kecerdasan siswa dan modalitas belajar siswa.

b. Angket

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Dalam penelitian ini angket meliputi soal pilihan ganda yang terbagi menjadi dua bagian besar yaitu soal pernyataan positif dan soal dengan pernyataan negatif. Penilaian sesuai dengan skala Likert dengan pernyataan SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, disesuaikan dengan jenis pernyataan.

2. Teknik Analisis Data

a. Perhitungan MSI (Metode Suksesif Interval)

Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi interval. Dalam penelitian ini, MSI dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft excel.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas dari kedua data sampel. Menurut Sugiyono (2002),

“Varians kedua sampel homogen atau tidak, perlu diuji homogenitas

variansnya dengan Uji-F.” Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus Uji-F seperti berikut ini :

F = varians terbesar varians terkecil

(Sumber: Arifin, 2011, hlm. 281)


(29)

Uji hipotesis dilakukan dengan perhitungan uji-t. Uji-t merupakan teknik analisis data yang bertujuan untuk menguji perbedaan dua rata-rata dari dua sampel tentang suatu variable yang diteliti. Pada penelitian ini rumus yang digunakan adalah:

t = X1 – X2

( )

(Sumber: Sugiyono, 2009, hlm. 265) Keterangan:

t = nilai t-test yang dicari

X1 = rata-rata kelompok sample 1

X2 = rata-rata kelompok sample 2

S12 = simpangan baku sample 1 yang dikuadratkan (varians 1)

S22 = simpangan baku sample 2 yang dikuadratkan (varians 2) n1 = jumlah sample 1

n2 = jumlah sample 2

Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dimana :

1) Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat

perbedaan antara motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional)

2) Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak

terdapat perbedaan antara motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences

dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional)

2. Prosedur Penelitian


(30)

Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Mendesain Penelitian

a. Menentukan masalah

Penentuan masalah dilakukan berdasarkan observasi dan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti.

b. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan berkunjung ke instansi terkait. c. Merumuskan masalah

Rumusan masalah dibuat berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Merumuskan asumsi dan hipotesis

Setelah menentukan masalah yang akan diteliti, peneliti merumuskan asumsi dasar yang berlandaskan pada teori-teori terkait. Selanjutnya, barulah dirumuskan hipotesisnya.

e. Memilih metode dan pendekatan penelitian

Pemilihan metode dan pendekatan penelitian disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

f. Menentukan variabel dan sumber data

Penentuan variabel dan sumber data penelitian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dalam penelitian yang akan dilakukan.

g. Menentukan dan menyusun instrumen yang akan digunakan

Penentuan dan penyusunan instrumen disesuaikan dengan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian yang akan dilakukan. 2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari lapangan dengan instrumen yang telah ditetapkan.

b. Melakukan analisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis data yang diperoleh.

c. Menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data. 3. Pembuatan Laporan Penelitian


(31)

Laporan penelitian dibuat dalam bentuk tertulis dengan tetap

memerhatikan kaidah-kaidah penelitian laporan penelitian yang sudah dibakukan.


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti membuat beberapa simpulan yang juga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.

Simpulan yang pertama berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek usaha untuk lebih unggul. Dari data-data yang diperoleh dan telah diolah, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada aspek usaha untuk lebih unggul, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

Simpulan yang kedua berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek berpikir kreatif dan inisiatif dalam belajar. Simpulan yang diperoleh peneliti dari hasil olah data yang telah dilakukan, pada aspek berpikir kreatif dan inisiatif dalam belajar, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional.


(33)

Simpulan yang ketiga berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek penyelesaian tugas. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pada aspek penyelesaian tugas, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Untuk aspek penyelesaian tugas, dari data yang telah disajikan sebelumnya dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen sebagian besar siswa berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, mengerjakan tugas sebelum ditegur oleh guru, maupun menyelesaikan tugas lebih awal. Pada aspek ini, motivasi berprestasi siswa, pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Simpulan yang keempat berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek sikap dalam menghadapi tantangan. Dari data-data yang diperoleh dan telah diolah sehingga dapat ditelaah, peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pada aspek sikap dalam menghadapi tantangan, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Untuk aspek sikap dalam menghadapi tantangan, dari data yang telah disajikan sebelumnya dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa di kelas eksperimen terlihat bersemangat dalam menghadapi tantangan, sementara di kelas kontrol terjadi sebaliknya. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa di kelas kontrol yang menyatakan setuju bahwa mereka merasa kesulitan mempelajari materi-materi IPS dan hal tersebut membuat mereka malas belajar, selain

itu pada pernyataan “saya hanya akan belajar IPS pada materi yang mudah saja” banyak

disetujui oleh siswa di kelas kontrol. Pada aspek ini, motivasi berprestasi siswa pada kelas eksperimen terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan motivasi berprestasi siswa pada kelas kontrol.


(34)

Simpulan yang kelima berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri. Berdasarkan perolehan data-data di lapangan yang kemudian diolah oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa pada kelas eksperimen yang memberikan jawaban sangat setuju maupun setuju pada pernyataan positif, dan tidak setuju atau sangat tidak setuju pada pernyataan negatif, sedangkan hal sebaliknya terjadi pada kelas kontrol dimana jawaban sangat setuju dan setuju lebih banyak diarahkan pada pernyataan negatif, sementara jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju lebih banyak diarahkan pada pernyataan yang positif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPIT Al-Qudwah Kabupaten Lebak, ditemukan bahwa strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini memberikan pengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa. Hasil positif dari strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini dapat dilihat dari hasil perbandingan skor motivasi berprestasi siswa pada kelas eksperimen, dimana siswa yang mendapat perlakuan atau belajar sesuai dengan tipe kecerdasan dominannya, cenderung memperoleh skor motivasi berprestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan atau belajar sesuai dengan tipe kecerdasan dominannya.

Penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Dengan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences

ini siswa dapat belajar atau menerima berbagai informasi dengan baik, karena penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan tipe kecerdasan siswa. Dengan terserapnya informasi dengan baik, prestasi siswa akan dapat meningkat sehingga motivasi berprestasinya pun akan turut meningkat, oleh karena konsep diri positif yang akhirnya tertanam di dalam diri siswa sebagai hasil dari penerapan strategi pembelajaran ini.


(35)

B. Saran

Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan juga simpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, diantaranya:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam penelitian ini, maka saran yang ingin disampaikan oleh peneliti kepada guru adalah untuk dapat menerapkan metode-metode pembelajaran yang lebih kreatif lagi untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Peneliti menemukan bahwa siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran saat diterapkan permainan-permainan edukasi seperti cerdas cermat atau jeopardy. Apabila metode-metode semacam itu dapat diterapkan secara berkala pada setiap pembelajaran di kelas, tentu motivasi berprestasi siswa akan dapat ditingkatkan.

2. Bagi Sekolah

Peneliti sangat mengapresiasi niat baik sekolah untuk mengembangkan SMPIT Al-Qudwah menjadi sekolah multiple intelligences, namun perlu usaha ekstra untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Pihak sekolah harus memperhatikan kemampuan guru-guru untuk dapat menerapkan sistem pembelajaran berbasis

multiple intelligences. Selain itu, sarana dan prasarana juga tentunya harus dilengkapi untuk menunjang kebutuhan media pembelajaran.

3. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Peneliti berharap bahwa penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi positif bagi jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sebagai salah satu jurusan yang mempelajari metode-metode pembelajaran secara spesifik dan disiapkan untuk dapat merancang metode-metode pembelajaran inovatif guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Saran dari peneliti berkaitan dengan penelitian tentang strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini, peneliti berharap agar penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pihak jurusan, mahasiswa teknologi pendidikan maupun dosen, karena


(36)

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti saat ini belum maksimal dan belum menampakkan hasil yang maksimal.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan mempertimbangkan waktu penelitian yang akan digunakan, agar penelitian dapat menampakkan hasil yang lebih akurat. Selain itu, diharapkan juga agar peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran multiple intelligences ini.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar & Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode & Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Armstrong, T. (2003). Sekolah Para Juara. Bandung: Penerbit Kaifa.

Armstrong, T. (2003). Setiap Anak Cerdas!: Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligencesnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Barrera, M.X. & Patricia, L.A. (2009). Personal Intelligences and A Colombian

Experience. Dalam H. Gardner, S. Moran, dkk (Penyunting), Multiple Intelligences Around The World . (hlm. 268). San Fransisco: Jossey Bass.

Budiartati, E. (2007). “Pembelajaran Melalui Bermain Berbasis Kecerdasan Jamak Pada Usia Dini”. Lembaran Ilmu Kependidikan. Jilid 36, No. 2, Desember 2007.

Chatib, M. & Fatimah, I.N. (2013). Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas. Bandung: Penerbit Kaifa.

Chatib, M. & Said, A. (2012). Sekolah Anak-anak Juara. Bandung: Penerbit Kaifa. Chatib, M. (2012). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia. Bandung: Penerbit Kaifa.

Chatib, M. (2013). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa & Semua Anak Juara. Bandung: Penerbit Kaifa.

Delaserra, Q. (2013). Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei). [online]. Tersedia di: http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. Diakses pada 4 April 2013.

Gunawan, A. W. (2003). Born to be A Genius. Jakarta: Gramedia. Gunawan, A. W. (2004). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia.

Iskandarwasid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(38)

M. Battro, A. (2009). Multiple Intelligences & Constructionism in The Digital Era.

Dalam H. Gardner, S. Moran, dkk (Penyunting), Multiple Intelligences Around The World. (hlm. 297). San Fransisco: Jossey Bass.

Mardalis. (2009). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi untuk SMA & MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. [online] Tersedia di: http://books.google.co.id/books?id=-VPNS5CbDhYC&lpg=PA1&hl=id&pg=PA1#v=onepage&q&f=false. Diakses pada 4 April 2014

Mudjiono & Dimyati. (2002). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurseto, T. (2010). “Pembelajaran Motivasi Berprestasi dalam Mata Kuliah

Kewirausahaan dengan Game Tournament.” Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Vol. 7 Nomor 1, April 2010.

Prasetyo, J.J.R. (2009). Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan & Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rola, F. (2006). “Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi berprestasi Berprestasi pada Remaja.” Makalah Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Ronis, D. (2007). Asesmen Sesuai Cara Kerja Otak. California: Corwin Press.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2003). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian & Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Sugiyanto. “Kontribusi Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas IX SMAN 10 Semarang.” [pdf] Tersedia di: staff.unyu.ac.id/sites/default/files/132319838/artikel%20makalah.pdf. Diakses pada 5 Mei 2014.


(39)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suhana, C. & Hanafiah, N. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tanpa Nama. (2012). “Strategi Pembelajaran Konvensional.” [online]. Tersedia di:

http://www.psychologymania.com/2012/12/strategi-pembelajaran-konvensional.html. Diakses pada 4 April 2014.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum & Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Uno, H. B. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Widhiarso, W. Skala Likert (Summated Ratings). [pdf]. Tersedia di: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/3_-_summated_ratings.pdf. Diakses pada 23 April 2014.

Yasa, P. Raditya Mahendra. (2012, 7 Maret). Kualitas Guru Masih Rendah. Kompas

[Online], halaman 1. Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/07/08304834/Kualitas.Guru.Masih.Renda h.%20Rabu%207%20Maret%202012. Diakses pada 15 Oktober 2013


(1)

Simpulan yang kelima berkaitan dengan perbedaan motivasi berprestasi siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri. Berdasarkan perolehan data-data di lapangan yang kemudian diolah oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pada aspek tanggung jawab untuk sukses dan kepercayaan diri, terdapat perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa pada kelas eksperimen yang memberikan jawaban sangat setuju maupun setuju pada pernyataan positif, dan tidak setuju atau sangat tidak setuju pada pernyataan negatif, sedangkan hal sebaliknya terjadi pada kelas kontrol dimana jawaban sangat setuju dan setuju lebih banyak diarahkan pada pernyataan negatif, sementara jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju lebih banyak diarahkan pada pernyataan yang positif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPIT Al-Qudwah Kabupaten Lebak, ditemukan bahwa strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini memberikan pengaruh terhadap motivasi berprestasi siswa. Hasil positif dari strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini dapat dilihat dari hasil perbandingan skor motivasi berprestasi siswa pada kelas eksperimen, dimana siswa yang mendapat perlakuan atau belajar sesuai dengan tipe kecerdasan dominannya, cenderung memperoleh skor motivasi berprestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan atau belajar sesuai dengan tipe kecerdasan dominannya.

Penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Dengan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini siswa dapat belajar atau menerima berbagai informasi dengan baik, karena penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan tipe kecerdasan siswa. Dengan terserapnya informasi dengan baik, prestasi siswa akan dapat meningkat sehingga motivasi berprestasinya pun akan turut meningkat, oleh karena konsep diri positif yang akhirnya tertanam di dalam diri siswa sebagai hasil dari penerapan strategi pembelajaran ini.


(2)

B. Saran

Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan juga simpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, diantaranya:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam penelitian ini, maka saran yang ingin disampaikan oleh peneliti kepada guru adalah untuk dapat menerapkan metode-metode pembelajaran yang lebih kreatif lagi untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Peneliti menemukan bahwa siswa terlihat sangat antusias dalam pembelajaran saat diterapkan permainan-permainan edukasi seperti cerdas cermat atau jeopardy. Apabila metode-metode semacam itu dapat diterapkan secara berkala pada setiap pembelajaran di kelas, tentu motivasi berprestasi siswa akan dapat ditingkatkan.

2. Bagi Sekolah

Peneliti sangat mengapresiasi niat baik sekolah untuk mengembangkan SMPIT Al-Qudwah menjadi sekolah multiple intelligences, namun perlu usaha ekstra untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Pihak sekolah harus memperhatikan kemampuan guru-guru untuk dapat menerapkan sistem pembelajaran berbasis multiple intelligences. Selain itu, sarana dan prasarana juga tentunya harus dilengkapi untuk menunjang kebutuhan media pembelajaran.

3. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Peneliti berharap bahwa penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi positif bagi jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sebagai salah satu jurusan yang mempelajari metode-metode pembelajaran secara spesifik dan disiapkan untuk dapat merancang metode-metode pembelajaran inovatif guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Saran dari peneliti berkaitan dengan penelitian tentang strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini, peneliti berharap agar penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pihak jurusan, mahasiswa teknologi pendidikan maupun dosen, karena


(3)

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti saat ini belum maksimal dan belum menampakkan hasil yang maksimal.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan mempertimbangkan waktu penelitian yang akan digunakan, agar penelitian dapat menampakkan hasil yang lebih akurat. Selain itu, diharapkan juga agar peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran multiple intelligences ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar & Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode & Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Armstrong, T. (2003). Sekolah Para Juara. Bandung: Penerbit Kaifa.

Armstrong, T. (2003). Setiap Anak Cerdas!: Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligencesnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Barrera, M.X. & Patricia, L.A. (2009). Personal Intelligences and A Colombian

Experience. Dalam H. Gardner, S. Moran, dkk (Penyunting), Multiple Intelligences Around The World . (hlm. 268). San Fransisco: Jossey Bass.

Budiartati, E. (2007). “Pembelajaran Melalui Bermain Berbasis Kecerdasan Jamak Pada Usia Dini”. Lembaran Ilmu Kependidikan. Jilid 36, No. 2, Desember 2007.

Chatib, M. & Fatimah, I.N. (2013). Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas. Bandung: Penerbit Kaifa.

Chatib, M. & Said, A. (2012). Sekolah Anak-anak Juara. Bandung: Penerbit Kaifa. Chatib, M. (2012). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di

Indonesia. Bandung: Penerbit Kaifa.

Chatib, M. (2013). Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa & Semua Anak Juara. Bandung: Penerbit Kaifa.

Delaserra, Q. (2013). Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei). [online]. Tersedia di: http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. Diakses pada 4 April 2013.

Gunawan, A. W. (2003). Born to be A Genius. Jakarta: Gramedia. Gunawan, A. W. (2004). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia.

Iskandarwasid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

M. Battro, A. (2009). Multiple Intelligences & Constructionism in The Digital Era. Dalam H. Gardner, S. Moran, dkk (Penyunting), Multiple Intelligences Around The World. (hlm. 297). San Fransisco: Jossey Bass.

Mardalis. (2009). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi untuk SMA & MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. [online] Tersedia di: http://books.google.co.id/books?id=-VPNS5CbDhYC&lpg=PA1&hl=id&pg=PA1#v=onepage&q&f=false. Diakses pada 4 April 2014

Mudjiono & Dimyati. (2002). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurseto, T. (2010). “Pembelajaran Motivasi Berprestasi dalam Mata Kuliah

Kewirausahaan dengan Game Tournament.” Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Vol. 7 Nomor 1, April 2010.

Prasetyo, J.J.R. (2009). Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan & Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rola, F. (2006). “Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi berprestasi Berprestasi pada Remaja.” Makalah Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Ronis, D. (2007). Asesmen Sesuai Cara Kerja Otak. California: Corwin Press.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sagala, S. (2003). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian & Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Sugiyanto. “Kontribusi Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas IX SMAN 10 Semarang.” [pdf] Tersedia di:


(6)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suhana, C. & Hanafiah, N. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tanpa Nama. (2012). “Strategi Pembelajaran Konvensional.” [online]. Tersedia di:

http://www.psychologymania.com/2012/12/strategi-pembelajaran-konvensional.html. Diakses pada 4 April 2014.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum & Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Uno, H. B. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Widhiarso, W. Skala Likert (Summated Ratings). [pdf]. Tersedia di: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/3_-_summated_ratings.pdf. Diakses pada 23 April 2014.

Yasa, P. Raditya Mahendra. (2012, 7 Maret). Kualitas Guru Masih Rendah. Kompas

[Online], halaman 1. Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/07/08304834/Kualitas.Guru.Masih.Renda h.%20Rabu%207%20Maret%202012. Diakses pada 15 Oktober 2013


Dokumen yang terkait

ANALISIS STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PAI DI MAN 12 JAKARTA

0 17 106

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 79

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 01 RAJABASA

2 17 94

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp Negeri 3 Saw

0 2 16

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN IPS EKONOMI Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Metode Pembelajaran Pada Siswa Kelas Viii Mata Pelajaran Ips Ekonomi Smp

0 2 15

KEEFEKTIFAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR.

0 1 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMPIT AL-QUDWAH - repository UPI S KTP 1006197 Title

0 0 3

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN EDUPRENEURSHIP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES

0 0 16

BAB V PEMBAHASAN A. Desain Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (kecerdasan majemuk) Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Di MTs Negeri Bandung Tulungagung - STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES (KECERDASAN MAJEMUK) PADA MATA PELAJAR

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MIN 6 LAMPUNG SELATAN

0 1 159