PROGRAM PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI MEDIA ANGKLUNG BAGI GURU SD SE- GUGUS DR. SUTOMO.

(1)

PROGRAM PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI MEDIA ANGKLUNG BAGI GURU SD SE- GUGUS DR. SUTOMO

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni

Oleh

Syifa Nurtari Ulfah NIM 1201633

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Program Pelatihan Pembelajaran

Tematik Melalui Media Angklung

Bagi Guru SD Se- Gugus Dr.Sutomo

Oleh Syifa Nurtari

S.Pd UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Seni

© Syifa Nurtari Ulfah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SYIFA NURTARI ULFAH

PROGRAM PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI MEDIA ANGKLUNG BAGI GURU SD SE- GUGUS DR. SUTOMO

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. NIP. 197303262000031003

Pembimbing II

Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd. NIP. 196204221986092001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum NIP. 196209171989031002


(4)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat/SignifikanPenelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Hipotesis Penelitian ... 8

B. Pelatihan ... 8

C. Pembelajaran Tematik ... 15

D.Angklung... 23

E. Angklung sebagai Media Pembelajaran Tematik ... 26

F. Teknik Bermain Angklung... 27

G. Musikalitas ... 28

H.Kreativitas ... 34

I. Penelitian Terdahulu ... 36


(5)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Lokasi Penelitian ... 42

B. Desain Penelitian ... 43

C. Metode Penelitian ... 47

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 48

E. Validitas dan Reliabilitas ... 50

F. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

A. Hasil Penelitian... 54

B. Pembahasan ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96

A. Simpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(6)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 42

Tabel 3.2 Kuisioner Pelatihan Guru ... 49

Tabel 3.3 Bobot Penilaian Jawaban... 52

Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Menganalisa Jawaban Responden... 53

Tabel 4.1 Kuisioner Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung 65 Tabel 4.2 Bentuk dan Nilai Not... 70

Tabel 4.3 Kuisioner Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung 76 Tabel 4.4 Hasil Pretest Pelatihan... 85

Tabel 4.5 Hasil Posttest Pelatihan ... 86

Tabel 4.6 Kompetensi Afektif ... 88

Tabel 4.7 Kompetensi Psikomotor ... 89

Tabel 4.8 Kompetensi Kognitif ... 90

Tabel 4.9 Presentase Peningkatan Skor Pretest dan Posttest ... 91


(7)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Lokasi Pelatihan ... 59

Gambar 4.2 Penyampaian Materi pada Pelatihan ... 69

Gambar 4.3 Partitur Lagu "Es Lilin" ... 71

Gambar 4.4 Peserta Mencoba Memainkan Angklung ... 72


(8)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 3.1 Desain Penelitian ... 43

Diagram 3.2 Rancangan Penelitian ... 44

Diagram 3.3 Langkah Penelitian ... 45

Diagram 4.1 Konsep Pelatihan ... 55

Diagram 4.2 Syntax Pelatihan ... 57

Diagram 4.3 Sistem Pelatihan ... 63

Diagram 4.4 Alur Pelatihan ... 64

Diagram 4.5 Model Penelitian ... 82

Diagram 4.6 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Aspek Afektif ... 88

Diagram 4.7 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Aspek Psikomotor ... 89


(9)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Model Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung ... 100

Lampiran 2 Partitur Bahan Ajar ... 113

Lampiran 3 Silabus Pembelajaran Tematik ... 114

Lampiran 4 Dokumentasi Data Visual ... 143

Lampiran 5 Kuisioner & Hasil Perhitungan Pelatihan ... 147

Lampiran 6 SK Pembimbing & SK Penelitian ... 148


(10)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kebingungan guru akan pengimplementasian kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik. Sebagai respon kondisi yang ada, maka termotivasi untuk melaksanakan pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat guru aplikasikan dan kembangkan saat mengajar. Materi yang diajarkan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan dilakukanya penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang kondisi objektif, membuat rancangan model pembelajaran dan pelatihan, mengimplementasikan model pelatihan serta melihat efektivitas model pembelarajn tematik terpadu melalui media angklung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pretest posttest. Hasil temuan dari pelatihan ini yaitu; 1) Pengetahuan dan keterampilan peserta mengenai pemanfaatan angklung dalam pembelajaran tematik terpadu setelah mengikuti pelatihan meningkat. 2) Sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kreativitas untuk mengaplikasikan model di kelas. 3) Metode yang digunakan dalam proses pelatihan dinilai sudah efektif dan efisien


(11)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is motivated confusion will teachers implementing the curriculum in 2013 that uses thematic learning. In response there condition, then motivated to carry out thematic learning through media training angklung as an alternative model of learning that can be applied and developed teacher while teaching. The material taught aims to improve the competence of teachers in the aspect of knowledge, attitudes, and skills. The purpose of this study dilakukanya to obtain a description of the objective conditions, making the design model of learning and training, implement the training model and the effectiveness of integrated thematic teaching models through the media angklung. The method used in this study is the experimental method with one group pretest-posttest design. The findings of this training, namely; 1) Knowledge and skills of the participants regarding the utilization of angklung in an integrated thematic learning after training increased. 2) The attitude and behavior of the participants after the training can enhance the creativity to apply the model in the class. 3) The method used in the training process is considered to be effective and efficient.


(12)

1

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi semakin tinggi pada masa sekarang. Kebutuhan-kebutuhan akan penguasaan ilmu dan teknologi selama ini secara konvensional telah terpenuhi lewat pendidikan., khususnya pendidikan formal yaitu sekolah. Pendidikan formal lebih diarahkan pada pemenuhan kebutuhan akan penguasaan pengetahuan dan kemampuan dasar yang diperlukan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan akan wawasan aktual dan kecakapan praktis terutama yang bersifat segera, masyarakat lebih mengandalkan pada pelatihan yang dilaksanakan di luar sekolah. Pelatihan memang lebih banyak dilaksanakan dalam dunnia kerja untuk mengisi kebutuhan fungsional. Misalnya kini guru-guru diharuskan untuk menggunakan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013, dimana perlu pelatihan terlebih dahulu untuk mengimplementasikan kepada murid di kelas.

Tahun pelajaran 2013/2014 mulai menggunakan kurikulum yang baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum KBK dan Kurikulum KTSP. Tema pengembangan Kurikulum 2013 ini adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), pengetahuan (tahu apa), dan keterampilan (tahu bagaimana), yang terintegrasi. Banyak kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dimana guru sudah terbiasa dengan cara lama yaitu berorientasi pada konten penyajian materi. Sedangkan pada Kurikulum 2013 ini tugas guru adalah untuk mengarahkan siswa lebih kreatif dan inisiatif. Pada Kurikulum 2013 ini juga terdapat model pembelajaran tematik terpadu yang membuat guru harus bekerja ekstra untuk mengimplementasikannya. Guru dituntut harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang


(13)

2

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.

Model tematik terpadu mulai dikembangkan di awal tahun 1970-an. Model tematik terpadu dianggap sebagai model yang efektif karena dapat mewadahi secara terpadu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Model tematik terpadu ini sangat disarankan untuk digunakan di sekolah dasar karena premis utama model pembelajaran tematik terpadu adalah bahwa siswa membutuhkan kesempatan-kesempatan tambahan agar dapat memanfaatkan bakat dan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis. Setiap guru yang menerapkan model pembelajaran ini harus terlebih dahulu memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas bersama siswa. Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

Pada tahap awal sebelum penulis mengadakan pelatihan, penulis melakukan analisis kondisi objektif guna mengidentifikasi kebutuhan pelatihan agar penyusunan program pelatihan dapat efektif dan efisien bagi peserta. Penulis menemukan kondisi di lapangan ternyata masih banyak guru yang belum bisa mengaplikasikan pembelajaran tematik, khususnya pembelajaran tematik melalui media angklung. Ini semua dikarenakan terlambatnya pemerintah mensosialisasikan kurikulum 2013 pada para guru. Selain belum bisa mengaplikasikan pembelajaran tematik masih banyak juga guru yang belum bisa memainkan lagu menggunakan angklung.


(14)

3

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Faktor penyebabnya karena pelajaran seni budaya di sekolah dasar tidak memakai guru seni budaya sebagai pengajarnya, melainkan guru kelas. Hal ini menjadi penyebab mengapa banyak guru yang belum bisa memainkan lagu menggunakan angklung karena mereka harus mengajarkan berbagai mata pelajaran dan tidak sempat untuk memperdalam mengenai angklung dan musikalitas. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, pemerintah pun ternyata jarang sekali mengadakan pelatihan angklung bagi guru sekolah dasar ini ditambah banyak guru sekolah dasar yang sudah cukup berumur sehingga agak kesulitan untuk bermain musik menggunakan angklung.

Berdasarkan banyaknya kendala yang dihadapi guru untuk

mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan model pembelajaran tematik terpadu, maka dilakukanlah sebuah pelatihan untuk para guru sekolah dasar di Gugus Dr. Sutomo Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Pelatihan mengenai model pembelajaran tematik terpadu menggunakan model pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.

Pelatihan ini menggunakan seni dimana angklung sebagai medianya karena menurut Goldberg (2000) seni dapat diterapkan untuk pelajaran sejarah, ilmu pengetahuan sosial, geografi, ilmu pengetahuan alam, dan matematika. Oleh karena itu pembelajran seni memiliki kesempatan untuk dipadukan dengan mata pelajaran lain. Secara tidak langsung saat siswa belajar mata pelajaran seni, materi mata pelajaran lain bisa tersampaikan pada siswa melalui nyanyian, tarian, ataupun bermain alat musik. Salah satu alat musik yang bisa digunakan untuk dijadikan media yaitu angklung.

Angklung yang cukup beragam mulai dari angklung tradisi pentatonis sampai dengan angklung diatonis sebagai salah satu seni budaya yang dipilih untuk dijadikan sebagai media ungkap dalam berkreativitas seni. Sehubungan dengan kompleksnya masalah yang terkait dengan angklung, dikesempatan ini hanya diterapkan dan di transformasikan melalui pelatihan tematik tentang ruang lingkup angklung diatonis yaitu pengetahuan secara teori dan praktek untuk penanaman kompetensi keterampilan / skill bagi peserta pelatihan.


(15)

4

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, penulis memilih angklung sebagai media untuk diterapkan dalam tema pada pembelajaran tematik. Setelah angklung dijadikan media dalam pembelajaran tematik ini, dipilihlah mata pelajaran yang cocok yang bisa diterapkan permainan angklung didalamnya. Mata pelajaran yang dipilih diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Matematika. Melalui media angklung ini murid bisa berkomunikasi serta memanfaatkan media tersebut sebgai alat transformasi budaya. Keanekaragaman budaya tersebut juga mengajarkan peserta untuk bisa saling menghargai, berprilaku, bekerja sama sesuai dengan tema yang telah dipilih yaitu Indahnya Kebersamaan.

Indahnya Kebersamaan yang diimplementasikan menjadi tema utama dalam pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung ini. Mata pelajaran yang dipadu padankan untuk diimplementasikan sesuai dengan penggunaan angklung sebagai media ungkap yang didalamnya mengkolaborasikan mata pelajaran Seni Budaya, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika. Dengan maksud dari keempat mata ajar yang disatukan itu menjadi sebuah model pembelajaran seni tematik yang bernilai karakter budaya lokal dan mampu menstimulus kreativitas para peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran seni budaya yang berbasis pada penerapan kurikulum 2013.

Pada langkah ini kegiatan penelitian diawali dengan penyampaian konsep pelatihan, kemudian dianalisis, diterapkan, direfleksi untuk selanjutnya diverifikasi terutama dalam pengolahan lagu yang terkait dengan pola ritmis, pola melodis, unsur-unsur musikal lainnya menjadi penunjang dalam ketercapaian pelatihan. Selanjutnya kegiatan pelatihan tematik yang dilakukan agar tercapai indahnya kebersamaan dieksplorasikan dan dielaborasikan empat bidang mata ajar yaitu Seni Budaya, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika.

Seni Budaya menerapkan tentang aspek musikalitas baik secara tekstual maupun konstekstual, artinya hal-hal yang berhubungan erat dengan rasa musik, dibahas pada bidang seni, misalnya lagu, syair, nada, melodi, ritme, ekspresi, tempo, dan dinamika. Semua itu diterapkan dan dimainkan agar mencapai nilai


(16)

5

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang estetis artistik. Bahasa Indonesia yang merupakan media komunikasi dipilih sebagai bidang yang mampu menginformasikan dan mentransformasikan isi tema lagu yang berhubungan dengan sastra lagu (rumpaka). Matematika bukan untuk menyajikan perhitungan jumlah angka, akan tetapi bidang ini mampu menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan jumlah nada dan nilai not. PPKN berhubungan dengan nilai etika dan nilai moral, artinya diharapkan dengan memadukan bidan ini pada pembelajaran tematik, peserta didik mampu untuk mensikapi karya budaya masyarakat khususnya tentang angklung yang sudah menjadi sebuah ikon budaya masyarakat sunda khususnya dan Jawa Barat pada umumnya. Secara operasional peserta didik bisa terampil memainkan angklung dengan teknik, sikap dan posisi tubuh yang benar.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut dengan melakukan penelitian melalui metode

penelitian eksperimen dengan judul “Pelatihan Pembelajaran Tematik Melalui Media Angklung Bagi Guru SD Se- Gugus Dr.Sutomo Cimahi” dengan harapan

tema hasil penelitian ini bisa berdampak positif bagi pemerhati pendidikan dan menemukan solusi kearah yang lebih variatif, kreatif, dan produktif sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif, efektif efisien, dan menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian yang berjudul Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung bagi Guru SD se-Gugus Dr. Sutomo Cimahi ini adalah dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu.

Konsep kurikulum 2013 yang harus menjadi pijakan guru mengajar di kelas. Guru membutuhkan rangsangan awal untuk mengembangkan kurikulum 2013 dimana didalamnya terdapat pembelajaran tematik terpadu. Rangsangan awal dapat berupa pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui angklung ini.

Seni dapat menjadi salah satu media untuk digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu bidang pelajaran seni yang menginsprasi peneliti untuk


(17)

6

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengkolaborasikan bidang ajar dengan tematik adalah seni budaya, matematika, bahasa Indonesia, dan PPKN sesuai dengan analisis kondisi awal yang dilakukan untuk meninjau kebutuhan pembelajaran di sekolah.

Guru-guru belum memliki banyak pengalaman belajar dengan menggunakan media dan di sekolah belum diterapkan konsep pembelajaran Tematik Terpadu sehingga guru lebih banyak menguraikan materi tanpa adanya pembelajaran pengamatan dan praktek langsung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah agar permasalahan tidak terlalu luas dan terfokus maka rumusan tersebut disusun dalam pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimana konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung?

2. Bagaimana implementasi pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung?

3. Bagaimana efektivitas dan efisiensi model pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum dari penelitian ini adalah membuat pelatihan bagi guru sekolah dasar dengan harapan tema hasil penelitian ini bisa berdampak positif bagi pemerhati pendidikan dan menemukan solusi kearah yang lebih variatif, kreatif, dan produktif sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif, efektif efisien, dan menyenangkan.

Secara operasional, penelitian adalah bertujuan membuat konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui angklung lalu mengimplementasikannya dalam pelatihan untuk melihat efektivitas dan efisiensi model pembelajaran yang telah dibuat.


(18)

7

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Konsep pelatihan model pembelajaran tematik terpadu begi guru, implementasi model saat pelatihan, efektivitas dan efisiensi model.Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada peneliti, lembaga, dan masyarakat. Pihak tersebut diungkap sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu menggunakan angklung.

2. Manfaat bagi lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran tematik terpadu, sehingga guru di kelas tidak lagi bingung dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu.

3. Manfaat bagi Pengemban kurikulum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dan bahan masukan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan kurikulum mata pelajaran di sekolah dasar.

4. Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat mengenai model pembelajaran angklung terpadu ini.


(19)

42

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di empat sekolah dasar yang berada dalam gugus dr.Sutomo Kelurahan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

b. Waktu Penelitian

Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan April 2014 sampai dengan Mei 2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel: 3.1

Jadwal pelaksanaan penelitian

No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub pokok bahasan

1. Jumat, 30 Mei 2014

Pelatihan Eksperimen Pembelajaran tematik melalui media angklung 2. Sabtu, 31 Mei

2014

Pelatihan Eksperimen Uji coba pembelajaran tematik melalui media

angklung

2. Populasi Penelitian

Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 37) populasi dapat didefinisikan sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria tertentu, yang ditentukan peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitan yang dapat ditentukan oleh peneliti berdasarkan criteria-kriteria yang dibutuhkan. Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kelas empat sekolah dasar se Kecamatan Cimahi Tengah. Mengingat desain penelitian menggunaikan


(20)

43

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pra eksperimen, maka seluruh populasi dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok eksperimen.

B. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 hlm. 13) data penelitian pada pendekatan kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini bermaksud untuk melihat keeratan hubungan antar variabel dan mengetahui kesesuaian teori dengan kenyataan di lapangan.

Diagram 3.1 Desain Penelitian

2. Rancangan Penelitian

INPUT

•Afekti f •Ps i komotor •Kogni tif

PROSES

•Kuri kulum, Media, Metode •Tema tik

•Pel a tihan

OUTPUT

•Afekti f •Ps i komotor •Kogni if

OUTCOME •Progra m

Pel a tihan •Tra ns fer Ni lai


(21)

44

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest

Design. Dalam desain ini perlakuan dan pengambilan hasil perlakuan dilakukan

dalam suatu kelompok, namun sebelum perlakuan diberikan, dilakukan suatu prates. Gambaran mengenai rancangan One Group Pretest-Posttest Design (Dantes, 2012) sebagai berikut,

Diagram 3.2.

Rancangan Penelitian One Group Pretest-Posttest

Keterangan:

a. Memilih sekelompok subyek untuk sample yaitu guru-guru kelas empat sekolah dasar se- Kecamatan Cimahi Tengah.

b. Mengadakan pretes bagaimana kompetensi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik melalui media angklung kepada siswa.

c. Memberikan perlakuan yaitu memberikan pelatihan tentang model pembelajaran tematik melalui media angklung.

d. Mengadakan postes setelah perlakuan yaitu menilai apakah pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung membantu guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu kepada siswa.

e. Mencari rata-rata skor dan simpangan baku, baik dari pretest maupun posttest lalu membandingkan keduanya.

f. Menguji perbedaan rata-rata dengan uji-t.

Adapun langkah-langkah penelitian:

PRETEST PROSES


(22)

45

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.3. Langkah penelitian

a. Langkah pertama, melakukan kajian teori:

1) Mengidentifikasi dan membatasi masalah

Proses identifikasi berguna untuk mengetahui permasalahan dengan jelas, sehingga tindakan sesuai dengan kebutuhan masalah yang sedang ditetliti. 2) Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian

Pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, peraturan tertulis, surat kabar, dokumen serta referensi yang mendukung terhadap objek kajian yang diteliti. 3) Merumuskan hipotesis

Pada penelitian kuantitatif, hipotesis bertujuan untuk menguji teori yang sudah ada. Teori tersebut kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis untuk diuji dengan sampel yang ditentukan oleh peneliti. Hipotesis yang diuji dalam penelitian adalah hipotesis nol yang artinya menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada pengaruh. Oleh karena itu, hipotesis penelitian akan menyatakan gagasan sebaliknya, yaitu: ada hubungan atau ada pengaruh. Agar pengujian hipotesis lebih tepat dan hasilnya dapat digeneralisasikan ke Pel a tihan Pembelajaran

Tema tik melalui Media Angkl ung

Tahap awal

i dentifikasi dan membatasi ma s alah Meneliti literatur Merumuskan hipotesis

Tahap inti

Pe l a ksanaan Obs e rvasi Pe nyus unan data


(23)

46

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

populasi maka perlu dikontrol validitas dalam pelaksanaan perlakuannya, baik validitas internal maupun eksternal.

a) Pengaruh sejarah atau historis, dikontrol dengan mencegah agar tidak terjadi kejadian-kejadian khusus dan pelaksanaan perlakuan sehingga pelatihan tidak terlalu lama jangka waktunya yakni hanya satu hari.

b) Alat pengukuran, dikontrol dengan menguji cobakan terlebih dahulu instrument yang digunakan sehingga didapat instrument pengukuran yang baik.

c) Perbedaan kemampuan pada kelompok eksperimen, dikontrol dengan pemilihan sampel diambil dari populasi yang homogen.

d) Pengambilan sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi. e) Mengambil kelompok eksperimen yang homogen.

f) Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua peserta pelatihan. 4) Perencanaan dan Persiapan

Sebelum melaksanaan kegiatan pelatihan, peneliti melakukan studi pendahuluan yaitu 4W 1H; apa yang harus dilakukan, tentang apa pelatihan yang akan diberikan, siapa saja peserta dan pelatih, dimana dan kapan akan dilakukan pelatihan, dan bagaimana pelatihan dilaksanakan. Menentukan variabel bebas & terikat, memilih desain yang digunakan, menentukan sampel, menyusun alat, membuat outline prosedur pengumpulan data, dan merumuskan hipotesis statistic.

b. Langkah kedua, Pelaksanaan, Observasi, dan Penyusunan Data

1) Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, guru-guru kelompok eksperimen diberikan pre test berupa kuisioner. Pre test ini dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta. Setelah kelompok eksperimen diberikan pre test, tahap selanjutnya dilakukan perlakuan (treatment). Perlakuan berupa diberikan sebuah pelatihan yang mencakup pengenalan konsep, eksplorasi, dan implementasi. Langkah terakhir adalah memberikan post test. Hasil dari


(24)

47

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

post test tersebut akan digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan yaitu pelatihan.

2) Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan eksperimen berjalan. Kegiatan observasi dilakukan secara langsung menggunakan bantuan lembaran observasi. Observasi bertujuan untuk melihat segala aktifitas dan dampak yang dialami peserta sebelum, selama, dan setelah pelatihan.

3) Penyusunan Data

Menentukan taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis, mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul), dan melakukan penafsiran.

c. Langkah ketiga, Evaluasi

Pada kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh dari data-data dan observasi akan diolah. Kegiatan evaluasi tidak hanya membandingkan hasil pre test dan post test saja, tetapi juga melihat semua aktifitas pelatihan, seperti: kinerja pelatih dan partisipasi peserta selama pelatihan. Dari hasil evaluasi dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan pembelajaran.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimental (experimental research) pada umumnya menuntut kontrol yang ketat pada pengaruh variabel lain di luar variabel perlakuan (treatment). Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena penelitian eksperimen pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang mampu memberi informasi paling mantap, baik ditinjau dari validitas internal maupun validitas eksternalnya. Penelitian eksperimental juga dapat berfungsi untuk menetapkan kajian hubungan antar variabel. Dalam penelitian eksperimen harus terdapat perlakuan, sedangkan efek dari perlakuan itu adalah hasil (outcome). Perlakuan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan


(25)

48

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dinilai pengaruhnya. Dalam pelaksanaannya akan ada satu kelompok yang diberikan treatment yang sudah diatur tetapi tidak ada kelompok pembandingnya karena dalam penelitian ini berfokus pada seberapa efektifk model pembelajaran angklung terpadu terhadap peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu. Oleh karena itu peneliti memilih desain pra eksperimental dalam penelitian ini. Menurut Dantes (2012 hlm. 95): “Desain pra eksperimen ditandai dengan tidak adanya kelompok pembanding dan randomisasi. Perlakuan diberikan kepada kelompok yang telah terbentuk apa adanya”.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang tepat dalam proses penelitian dapat memudahkan terkumpulnya data-data yang akurat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Yaitu pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, peraturan tertulis, surat kabar, dokumen serta referensi yang mendukung terhadap objek kajian yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Teknik pengumpulan data yang fungsinya untuk memperolah informasi, diperoleh dengan cara :

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipatoris, dimana peneliti hanya mengamati saat pelaksanaan pelatihan tanpa ikut serta dalam pelaksanaan pelatihan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan fakta dengan cara tanya jawab langsung atau meminta penjelasan langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian. Teknik wawancara yang peneliti lakukan


(26)

49

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

adalah dengan teknik wawancara terstruktur. Dimana dalam malakukan wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

c. Angket atau kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menjabarkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang telah tersedia. Dari hasil tersebut diharapkan dapat diketahui reaksi dan pendapat responden secara langsung, sehingga dapat memudahkan dalam menganalisis apa yang menjadi topik dalam penelitian ini.

Adapun kuisioner yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu: Tabel 3.2.

Kuisioner Pelatihan Guru

No Pertanyaan SB B KB TB STB

1 Pengetahuan guru mengenai angklung sebagai alat music

2 Pemahaman guru mengenai pemanfaatan angklung dalam pembelajaran tematik terpadu

3 Pemahaman guru mengenai angklung sebagai media pembelajaran

4 Pengetahuan guru mengenai penggunaan angklung dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

5 Pengetahuan guru mengenai penggunaan angklung dalam mata pelajaran

matematika

6 Pengetahuan guru mengenai penggunaan angklung dalam mata pelajaran seni 7 Pengetahuan guru mengenai penggunaan


(27)

50

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

angklung dalam mata pelajaran pkn 8 Pengetahuan guru mengenai musikalitas

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 125) kevalidan suatu perangkat tes adalah taraf sejauh mana perangkat tes itu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sejalan dengan yang disampaikan Sugiyono (2007 hlm. 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak

(construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono

(2007 hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu DR. Dewi Suryati Budiwati, M.Pd.

2. Uji reliabilitas instrumen

Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 118) keajegan sutau perangkat tes adalah taraf kejaegan, reliabilitas, atau keterandalan suatu perangkat tes, dalam arti sejauh mana tes itu sama dengan dirinya sendiri. Dengan demikian untuk mengetahui reliabilitas suatu perangkat tes, alat pembandingnya adalah tes itu sendiri. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik paralel. Koefisien reliabilitas yang didapatkan dengan teknik paralel disebut dengan indeks ekuivalensi. Indeks ekuivalensi ini didaptkan dengan menggunakan dua tes yang dianggap sama atau paralel terhadap sekumpulan subjek yang sama. Hasil atau skor yang didapatkan dari dua tes itu kemudian dikorelasikan.


(28)

51

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan penelitian harus jelas populasi yang merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2007 hlm. 90)

Dari pengetian diatas, terlihat bahwa inti dari populasi merupakan kumpulan dari unit yang akan diteliti. Secara ideal, kita sebaiknya meneliti seluruh anggota populasi. Akan tetapi, seringkali populasi penelitian cukup besar sehingga tidak mungkin untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia. Dalam keadaan demikian, maka penelitian hanya dapat dilakukan terhadap sampel. Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.

Penelitian dengan menggunakan sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Ini berarti bahwa kemungkinan kesalahan dalam menarik kesimpulan selalu ada. Oleh karena itu, setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan berusaha untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Hal ini akan berkaitan dengan bagaimana teknik pengambilan sampelnya.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Berdasarkan fokus kajian penelitian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah para guru kelas empat sekolah dasar se- Kecamatan Cimahi Tengah yaitu sebanyak 20 orang

G. Teknik Analisis Data

Untuk keperluan pengolahan data, maka dalam penelitian ini mengacu pada hasil observasi dan hasil dari penyebaran angket kepada responden (kelompok


(29)

52

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

eksperimen) . Angket tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan yang didasarkan kepada setiap indikator yang diuraikan dalam operasionalisasi variabel dengan lima pilihan jawaban yang memperlihatkan gradasi nilai dari sangat positif sampai nilai sangat negatif dan pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sugiyono mengemukakan bahwa: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.” (Sugiyono, 2007 hlm. 107). Berdasarkan skala likert diatas maka peneliti menentukan alternatif jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.3

Bobot Penilaian Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Jawaban (pertanyaan positif)

Sangat Baik 5

Baik 4

Kurang Baik 3

Tidak Baik 2

Sangat Tidak Baik 1

Sumber : Sugiyono, 2007 hlm. 108

Setelah data dari seluruh pertanyaan yang disebarkan diperoleh kemudian ditabulasikan, diprosentasikan dan diberi penjelasannya. Untuk memudahkan proses analisis data dari hasil jawaban responden maka peneliti menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Tabel Penolong Untuk menganalisa Jawaban Responden

Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi Skor Jumlah %

Sangat Baik Baik


(30)

53

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kurang Baik Tidak Baik

Sangat Tidak Baik


(31)

96

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Mengkaitkan hasil penelitian pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung bagi guru sekolah dasar se- gugus dr.Sutomo melalui tema dengan rumusan masalah penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Angklung dapat berperan sebagai media pembelajaran dalam mengembangkan karakter peserta didik. Optimalisasi potensi angklung sebagai media pendidikan dapat ditingkatkan melalui pelatihan pembelajaran tematik terpadu terhadap guru, mengingat beberapa keunikan dan keuntungan yang diperoleh melalui pembelajaran terpadu. Pemanfaatan angklung sebagai media dalam pembelajaran tematik terpadu dapat juga menjadi wahan pembentukan manusia Indonesia yang berbudaya serta berkarakter.

Secara spesifik, simpulan yang diperoleh dari temuan penelitian ini adalah: 1. Konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung

ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam tahap perencanaan yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi kebutuhan, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi peserta dan tujuan apa yang ingin dicapai dari pelatihan setelah diketahui kebutuhan peserta,kondisi, dan permasalahan peserta. Dalam proses pelaksanaan yang juga perlu diperhatikan sesuai perencanaan adalah melakukan pretest, yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan melalui kuisioner dan melaksanakan pelatihan sesuai dengan konsep yang sudah dirancang sebelumnya. Terakhir tahap evaluasi dilakukan sesuai konsep dan persiapan model yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil dari kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan melalui posttest dan melalui kegiatan pengamatan.

2. Implementasi pelatihan ini harus sesuai dengan konsep pelatihan yang telah dibuat agar tujuan pelatihan dapat tercapai yaitu peningkatan


(32)

97

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kompetensi peserta. Kompetensi peserta mengenai pemanfaatan angklung dalam pembelajaran tematik terpadu setelah mengikuti pelatihan menjadi bertambah. Sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kreativitas untuk mengaplikasikan model di kelas. Asumsi ini terbukti dari hasil peningkatan nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah pelatihan. Model pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung ini menambah nilai edukasi, nilai budaya, nilai estetik, dan nilai sosial peserta

B.Saran

Akhir dari penelitian adalah merekomendasikan hasil penelitian dengan tujuan meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran tematik terpadu di dalam kelas. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan memperluas cakupan bahasan, misalnya memperbanyak responden penelitian, serta meneliti pula variabel lain yang belum diteliti. Penelitian juga bisa dilakukan dengan cakupan wilayah yang lebih luas agar mendapatkan hasil yang lebih valid.


(33)

98

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arsyad Azhar. ( 2007). Media pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Dantes, Nyoman. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Andi.

Depdiknas. (2006). Metode Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolh dasar. Jakarta: Puskur.

Gintings, Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis manajemen Pendidikan dan

Pelatihan. Bandung: Humaniora.

Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik melalui

Pengalaman Musik. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Milyartini, R., Yukarya, O., Karwati, U., Hermawan, D., & masunah, J. (2003).

Metodologi Pengajaran Angklung. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Seni Tradisional Universitas pendidikan Indonesia (P4ST UPI).

Rae, Leslie. (2005). The Art of Training and Development: Using people Skills

Mengelola Keterampilan Manusia. Jakarta: Gramedia.

Soeharto. (1992). KAMUS – MUSIK. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supraptinigsih, dkk. (2010). Tematik. Jakarta: Kemendiknas.

Thorne, Kaye. (2005). The Art of Training and Development: Coaching for

Change Peran Pelatih dalam Proses Perubahan Manusia dan Organisasi.

Jakarta: Gramedia.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Surabaya: Kencana

Utami, Munandar. (2009). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi mewujudkan


(1)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan penelitian harus jelas populasi yang merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono mengemukakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2007 hlm. 90)

Dari pengetian diatas, terlihat bahwa inti dari populasi merupakan kumpulan dari unit yang akan diteliti. Secara ideal, kita sebaiknya meneliti seluruh anggota populasi. Akan tetapi, seringkali populasi penelitian cukup besar sehingga tidak mungkin untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia. Dalam keadaan demikian, maka penelitian hanya dapat dilakukan terhadap sampel. Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.

Penelitian dengan menggunakan sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Ini berarti bahwa kemungkinan kesalahan dalam menarik kesimpulan selalu ada. Oleh karena itu, setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan berusaha untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Hal ini akan berkaitan dengan bagaimana teknik pengambilan sampelnya.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Berdasarkan fokus kajian penelitian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah para guru kelas empat sekolah dasar se- Kecamatan Cimahi Tengah yaitu sebanyak 20 orang

G. Teknik Analisis Data

Untuk keperluan pengolahan data, maka dalam penelitian ini mengacu pada hasil observasi dan hasil dari penyebaran angket kepada responden (kelompok


(2)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

eksperimen) . Angket tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan yang didasarkan kepada setiap indikator yang diuraikan dalam operasionalisasi variabel dengan lima pilihan jawaban yang memperlihatkan gradasi nilai dari sangat positif sampai nilai sangat negatif dan pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sugiyono mengemukakan bahwa: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.” (Sugiyono, 2007 hlm. 107). Berdasarkan skala likert diatas maka peneliti menentukan alternatif jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.3

Bobot Penilaian Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Jawaban (pertanyaan positif)

Sangat Baik 5

Baik 4

Kurang Baik 3

Tidak Baik 2

Sangat Tidak Baik 1

Sumber : Sugiyono, 2007 hlm. 108

Setelah data dari seluruh pertanyaan yang disebarkan diperoleh kemudian ditabulasikan, diprosentasikan dan diberi penjelasannya. Untuk memudahkan proses analisis data dari hasil jawaban responden maka peneliti menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Tabel Penolong Untuk menganalisa Jawaban Responden

Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi Skor Jumlah %

Sangat Baik Baik


(3)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kurang Baik Tidak Baik

Sangat Tidak Baik Jumlah


(4)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Mengkaitkan hasil penelitian pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung bagi guru sekolah dasar se- gugus dr.Sutomo melalui tema dengan rumusan masalah penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Angklung dapat berperan sebagai media pembelajaran dalam mengembangkan karakter peserta didik. Optimalisasi potensi angklung sebagai media pendidikan dapat ditingkatkan melalui pelatihan pembelajaran tematik terpadu terhadap guru, mengingat beberapa keunikan dan keuntungan yang diperoleh melalui pembelajaran terpadu. Pemanfaatan angklung sebagai media dalam pembelajaran tematik terpadu dapat juga menjadi wahan pembentukan manusia Indonesia yang berbudaya serta berkarakter.

Secara spesifik, simpulan yang diperoleh dari temuan penelitian ini adalah: 1. Konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung

ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam tahap perencanaan yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi kebutuhan, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi peserta dan tujuan apa yang ingin dicapai dari pelatihan setelah diketahui kebutuhan peserta,kondisi, dan permasalahan peserta. Dalam proses pelaksanaan yang juga perlu diperhatikan sesuai perencanaan adalah melakukan pretest, yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan melalui kuisioner dan melaksanakan pelatihan sesuai dengan konsep yang sudah dirancang sebelumnya. Terakhir tahap evaluasi dilakukan sesuai konsep dan persiapan model yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan hasil dari kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan melalui posttest dan melalui kegiatan pengamatan.

2. Implementasi pelatihan ini harus sesuai dengan konsep pelatihan yang telah dibuat agar tujuan pelatihan dapat tercapai yaitu peningkatan


(5)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kompetensi peserta. Kompetensi peserta mengenai pemanfaatan angklung dalam pembelajaran tematik terpadu setelah mengikuti pelatihan menjadi bertambah. Sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kreativitas untuk mengaplikasikan model di kelas. Asumsi ini terbukti dari hasil peningkatan nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah pelatihan. Model pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung ini menambah nilai edukasi, nilai budaya, nilai estetik, dan nilai sosial peserta

B.Saran

Akhir dari penelitian adalah merekomendasikan hasil penelitian dengan tujuan meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran tematik terpadu di dalam kelas. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan memperluas cakupan bahasan, misalnya memperbanyak responden penelitian, serta meneliti pula variabel lain yang belum diteliti. Penelitian juga bisa dilakukan dengan cakupan wilayah yang lebih luas agar mendapatkan hasil yang lebih valid.


(6)

Syifa Nurtari Ulfah, 2014

Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arsyad Azhar. ( 2007). Media pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Dantes, Nyoman. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Andi.

Depdiknas. (2006). Metode Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolh dasar. Jakarta: Puskur.

Gintings, Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Humaniora.

Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Milyartini, R., Yukarya, O., Karwati, U., Hermawan, D., & masunah, J. (2003). Metodologi Pengajaran Angklung. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional Universitas pendidikan Indonesia (P4ST UPI).

Rae, Leslie. (2005). The Art of Training and Development: Using people Skills Mengelola Keterampilan Manusia. Jakarta: Gramedia.

Soeharto. (1992). KAMUS – MUSIK. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supraptinigsih, dkk. (2010). Tematik. Jakarta: Kemendiknas.

Thorne, Kaye. (2005). The Art of Training and Development: Coaching for Change Peran Pelatih dalam Proses Perubahan Manusia dan Organisasi. Jakarta: Gramedia.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Surabaya: Kencana

Utami, Munandar. (2009). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi mewujudkan Potensi kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama