PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 MEDAN T.P. 2012/2013.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUINING BERBANTUAN
KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II
SMP NEGERI 5 MEDAN T.P 2012/2013

Oleh :
Purnama Sari Ginting
NIM 409421020
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2014

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Purnama Sari Ginting dilahirkan di Labuhan Ruku, pada tanggal 03 januari
1991. Ayah bernama M.Ikhsan Ginting dan Ibu bernama Darmawani dan merupakan
anak kedua dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Labuhan Ruku,
dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di MTS
Negeri Kec. Besitang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di MAN Besitang dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Berbantuan komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya

Kelas VIII SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013” Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unimed. Dalam meyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dari
para dosen dan bantuan dari pihak lain.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
tidak lupa menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa kepada Ayahanda M.Ikhsan Ginting. Dan Ibunda Darmawani serta
abang ( M. Badri ) dan adik ku ( Ramadhan Ginting) tersayang dan seluruh
keluarga yang selalu membeikan do’a dan dukungan yang besar dalam
menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.
2. Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan
kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs.Japiten Banjarnahor, M.Pd, Ibu Rita Juliani, M.Si dan Ibu
Dr.Derlina, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis mulai dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs.Pintor Simamora, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik, yang
telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, serta sebagai
dosen pengganti penguji I yang telah pensiun
5. Ibu Dr. Derlina, MS,i selaku ketua jurusan fisika, Bapak Drs. Sehat

Simatupang, M,Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika serta Bapak
Prof. Motlan, M.Sc,Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

v

6. Bapak dan Ibu dosen Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
7. Bapak H. Kasintan Harahap SP.d, MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 5
Medan, Ibu Ida Irawaty SP.d selaku guru bidang study fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian.
8. Sahabat-sahabat Tercinta : M.Asad, Aulia Asra, Suheni, Ade wirayanti, Rekanrekan PHB (Mita,Dila,Sarles,Annisa,Ica), serta Rekan-rekan seperjuangan
Fisika Dik.B 2009, Rekan mahasiswa Fisika 2009 serta sahabat-sahabat lainnya
yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sejak
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dunia pendidikan.

Medan,

Penulis,

Januari 2014

Purnama Sari Ginting
NIM. 409 421 020

iii

PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN INQUIRY TRUI NING
BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
CAHAYA DI KELAS VIII
SMP NE GERI 5 ME DAN
T.P 2012/2013
Purnama Sari Ginting (409421020)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok cahaya di kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Medan.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Medan yang terdiri dari 8
kelas berjumlah 320 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas
VIII-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-4 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas
berjumlah 78 orang. Instrumen yang digunakan sebelumnya telah divalidasi terlebih
dahulu oleh 3 validator, instrumennya yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda dengan jumlah 15 soal dan tes berpikir kritis dalam bentuk essay dengan
jumlah 5 buah.
Berdasarkan analisa data diperoleh hasil pretes kedua kelas berdistribusi
normal dan kedua sampel kelas berasal dari kelompok yang homogen, hasil analisa
juga menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah sama. Kelas sampel
masing-masing diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer dan kelas kontrol dengan model
pembelajaran Inquiry Training. Setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan
hasil rata-rata kelas eksperimen 73,5 dan kelas kontrol 67,2. Dari hasil uji t satu pihak
diperoleh thitung = 2,28 sedangkan ttabel = 1,667. Karena thitung > ttabel (2,17 > 1,667)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian diperoleh bahwa ada pengaruh
pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok cahaya di kelas VIII SMP Negeri 5 Medan.Hasil belajar siswa

memiliki hubungan dengan berpikir kritis tinggi siswa, dari hasil analisis regresi
diperoleh pada kelas eksperimen I(hitung)>I(tabel) (10,93 > 4,96) dan pada kelas kontrol
I(hitung)>I(tabel) (7,046 > 5,12 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian
diperoleh bahwa terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel
berpikir kritis tinggi dengan variabel hasil belajar atau adanya hubungan antara
kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar siswa.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Tembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Tampiran


xi

BAB I PENDAHUTUAN
1.1.Latar Belakang Masalah

1

1.2.Identifikasi Masalah

7

1.3.Batasan Masalah

7

1.4.Rumusan Masalah

7


1.5.Tujuan kenelitian

8

1.6.Manfaat kenelitian

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis

10

2.1.1. kengertian Belajar

10

2.1.2. Aktivitas Belajar

10


2.1.3. Hasil Belajar

11

2.1.4. Berpikir Kritis

13

2.1.5. kerangkat kembelajaran

15

2.1.6. Model kembelajaran

17

2.1.7. Model kembelajaran Inquiry Training

17


2.1.8. Media pembelajaran

20

2.1.9. Kajian Materi

22

2.2.kenelitian Terdahulu

26

vii

2.3.Kerangka Konseptual

27

2.4.Hipotesis

27

BAB III METODE PENETITIAN
3.1. Lokasi kenelitian dan Waktu kenelitian

29

3.2. kopulasi dan Sampel kenelitian

29

3.3. Variabel kenelitian

29

3.4. Definisi Operasional

30

3.5. Jenis dan Desain kenelitian

31

3.5.1. Jenis kenelitian

31

3.5.2. Desain kenelitian

31

3.6. krosedur kenelitian

31

3.7. Instrumen kenelitian

34

3.7.1. Tes Hasil Belajar

34

3.7.2. Instrumen Keterampilan

35

3.7.3. Instrumen Sikap

35

3.7.4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

35

3.8. Teknik Analisis Data

36

3.8.1. Analisis Data Hasil Belajar

36

3.8.2. Analisis Data Observasi Keterampilan (ksikomotorik) Siswa

36

3.8.3. Analisis Data Sikap (Afektif) Siswa

37

3.8.4. Analisis kerbedaan Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen 38
3.8.5. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

41

3.8.6. Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Tes Hasil

42

Belajar Siswa
3.8.7. Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Siswa

43

3.8.8. Jadwal kenelitian

44

BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil kenelitian

45

4.1.1. Data Hasil Belajar (Kognitif)

45

viii

4.1.2. Uji kersyaratan Analisis Data

48

4.1.3. Uji Hipotesis Data

49

4.1.4. Data Observasi Keterampilan (ksikomotorik) Siswa

50

4.1.5. Data Sikap (Afektif) Siswa

51

4.1.6. Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Tes

52

Belajar Siswa
4.2. kembahasan

55

BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

60

5.2. Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

62

TAMPIRAN - TAMPIRAN

64

x

DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Sintak Model latihan Inquiri Training

19

2.2. Penelitian Terdahulu

26

3.1. Two Group Pretes – Postes Design

31

3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar

34

3.3. Kategori Keberhasilan keterampilan Siswa

37

3.4. Tabel Skor Pada item Jawaban Instrumen Sikap

37

3.5. Tabulasi Nilai Tes Kemapuan Berpikir Kritis Siswa

41

3.6. Penolong ANAVA

42

3.7. Jadwal penelitian

44

4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

45

4.2. Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

46

4.3. Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

47

4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi

48

dan Varians
4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes

48

4.6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes

49

4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa

50

4.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Observasi Psikomotorik Siswa

51

4.9. Ringkasan Hasil Perhitungan Skala Sikap Siswa

51

4.10. Data Hasil Belajar (Kognitif) dan Berpikir Kritis Tinggi Siswa

52

Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.11. Ringkasan Perhitungan Analisis Regresi Kelas Kontrol

53

4.12. Ringkasan Perhitungan Analisis Regresi Kelas Eksperimen

54

4.13. Ringkasan perhitungan Koefisien Korelasi

54

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1.Cahaya merambat dengan lintasan lurus pada sebuah lubang

22

2.2.Hukum Pemantulan Cahaya

23

2.3.Dispersi Cahaya

26

3.1.Skema Rancangan penelitian

33

4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

46

4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

47

4.3. Diagram Batang Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol

51

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1

64

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2

74

Lampiran 3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3

84

Lampiran 4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4

92

Lampiran 5.

LKS I

102

Lampiran 6.

LKS II

107

Lampiran 7.

LKS III

111

Lampiran 8.

LKS IV

115

Lampiran 9.

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

119

Lampiran 10a. Tes Hasil Belajar I

128

Lampiran 10b. Tes Hasil Belajar II

131

Lampiran 11. Kisi – Kisi Berpikir Kritis

134

Lampiran 12. Tes Berpikir Kritis

140

Lampiran 13. Instrumen Keterampilan

142

Lampiran 14. Instrumen Sikap Kelas Eksperimen

145

Lampiran 15. Insrumen Sikap Kelas Kontrol

147

Lampiran 16. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

149

Lampiran 17. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol

150

Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen

151

Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol

153

Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen

155

Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol

157

Lampiran 22. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

159

Lampiran 23. Uji Normalitas

162

Lampiran 24. Uji Homogenitas

166

Lampiran 25. Uji Hipotesis

169

Lampiran 26. Distribusi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen

174

Lampiran 27. Distribusi Nilai Psikomotorik Kelas Kontrol

176

Lampiran 28. Distribusi Skala Sikap Kelas Eksperimen

178

xii

Lampiran 29. Distribusi Skala Sikap Kelas Kontrol

180

Lampiran 30. Distribusi Hasil Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

182

Lampiran 31. Distribusi Hasil Berpikir Kritis Kelas Kontrol

183

Lampiran 32. Distribusi Siswa Berpikir Kritis Tinggi

184

Lampiran 33. Data Hasil Belajar Dan Berpikir Kritis Siswa

185

Lampiran 34. Analisis Regresi

186

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian

192

Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors

198

Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z

199

Lampiran 38. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

200

Lampiran 39. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

202

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memnunyai neran yang sangat strategis dalam menghasilkan
sumber daya manusia seutuhnya baik dari sisi individu maunun sosialp Hal
tersebut menjadi lebih terfokus setelah diamanatkan bahwa tujuan nendidikan
nasional adalah untuk meningkatkan mutu nendidikan nada setian jenis dan
jenjang nendidikan dari sekolah dasar samnai nerguruan tinggip Untuk
meningkatkan mutu nendidikan berbagai cara telah diunayakanp Salah satu unaya
untuk meningkatkan mutu nendidikan disekolah ialah dengan cara melalui
nerbaikan nroses belajar mengajarp Berbagai konsen dan wawasan baru tentang
nroses belajar mengajar disekolah telah muncul dan berkembang seiring nesatnya
nerkembangan ilmu nengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2002 : 5)p
Pendidikan merunakan suatu asnek yang sangat bernengaruh terhadan
kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negarap Bila semakin tinggi tingkat
nendidikan di suatu negara, maka akan semakin tinggi nula tingkat kemakmuran
masyarakat di negara tersebutp Namun tidak semua negara memiliki tingkat
nendidikan yang tinggi khususnya di negara kita Indonesiap Masih banyak
masalah yang menghambat majunya tingkat nendidikan kitap
Salah satu masalah yang dihadani dunia nendidikan kita saat ini adalah
masalah lemahnya nroses nembelajaranp Dalam nroses nembelajaran, neserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemamnuan bernikirp Proses
nembelajaran didalam kelas diarahkan kenada kemamnuan neserta didik untuk
menghafal informasi; otak anak dinaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanna dituntut untuk memahami informasi yang diingat (Sanjaya,
2010:1)p
Pemerintah juga menerankan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang merunakan hasil nenyemnurnaan dari kurikulum
2004 (KBK) adalah kurikulum onerasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing–masing satuan nendidikan/ sekolah yang nenekanannya nada standar isi

1

2

dan komnetensip Pada dasarnya tujuan KTSP adalah bagaimana membuat siswa
dan guru lebih aktif dalam nembelajaranp Selain siswa harus aktif dalam kegiatan
belajar dan mengajar guru juga harus aktif dalam memancing kreatifitas anak
didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan dinamis (Masnur Muslic, 2008 :
17–22)p
Fisika adalah ilmu yang memnelajari tentang alam semesta, fenomena
alam dan mekanisme yang terjadi didalamnyap Lebih sederhananya danat
dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidunan sehari-harip Ana yang
dialami, ana yang dilakukan, kenana hal itu terjadi, dan mengana demikianp
Banyak neserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana neserta didik
sering berangganan bahwa fisika hanya nenuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil
yang membuat nusingp
Kesulitan memahami materi nelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan
nembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan
soal darinada memahami konsenp Sementara disisi lain, mata nelajaran fisika
merunakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tidak menekankan siswa
untuk menghafal dan mencatat setian informasi atau konsen, melainkan
menekankan nada nemberian nengalaman langsung untuk mengembangkan
komnetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsen
(httn://kakalipwordnresspcom/fisika/ diakses nada Minggu 7-4-2013)p
Salah satu sasaran yang nerlu dicanai oleh siswa untuk memneroleh
nemahaman konsen dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata
nelajaran yang dinelajarinyap Untuk itu materi yang dinelajari harus sesuai dengan
jenjang dan tingkat kemamnuan bernikir siswap Pemahaman konsen yang
dineroleh ketika belajar fisika ini akan danat menumbuhkan kemamnuan bernikir
kritis siswa (Manurung, 2010)p
Mutu dari nendidikan danat terlihat dari tinggi rendahnya hasil belajar
siswa dalam berbagai mata nelajaran, termasuk mata nelajaran fisikap Berdasarkan
studi nengamatan yang dilakukan neneliti saat melaksanakan Program
Pengalaman Lanangan Ternadu (PPLT) di SMP Negeri 1 Lima Puluh nada tahun
2012 dineroleh bahwa hanya sebagian kecil yang menyukai nelajaran IPA

3

khususnya fisika dan memneroleh nilai yang baik nada saat ulangan dan ujian mid
semesterp Banyak siswa berangganan bahwa fisika adalah nelajaran yang sangat
sulitp Selama ini siswa hanya mengenal fisika sebagai suatu nelajaran yang
menakutkan nada saat nroses nembelajaran di kelasp Bahkan siswa secara terangterangan mengatakan bahwa mata nelajaran fisika adalah mata nelajaran yang
sangat sulit dan terdanat banyak rumus yang sulit dihafal sehingga bernengaruh
kenada hasil belajar siswap
Adanun faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
adalah nroses nembelajaran yang selama ini masih didominasi oleh guru
(Teaching Center)p Guru lebih aktif darinada siswa, selain itu guru juga lebih
menekankan nerannya sebagai transformator ilmu kenada siswap Menurut Pusat
kurikulum (dalam Kurniawati 2011:2) hal ini bertentangan dengan amanah
kurikulum berbasis komnetensi dan kurikulum tingkat satuan nendidikan yang
mengharankan agar naradigma nembelajaran berubah dari (Teaching Center)
menjadi (Learning Center)p Berdasarkan nerubahan naradigma ini, maka nerlu
adanya variasi model nembelajaran yang harus diterankan oleh guru di kelas agar
siswa lebih aktif selama nembelajaran berlangsungp
Lemahnya nroses nembelajaran dalam dunia nendidikan tidak hanya
terjadi nada saat neneliti melaksanakan Progam Pengalaman Lanangan Ternadu,
akan tetani danat neneliti lihat nada saat melakukan observasi di SMP Negeri 5
Medan neneliti melihat rendahnya hasil belajar dan berfikir kritis siswap
Berdasarkan instrumen angket yang disebarkan nada hari jum’at 25 Januari 2013
kenada siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 5 TpP 2012/2013 yang terdiri dari 40
orang siswa, Kegiatan fisika yang selama ini berlangsung di kelas dilakukan
dengan kegiatan mencatat dan mengerjakan soal-soal, Cara ini membuat siswa
mengalami kejenuhan dan tidak senenuhnya menikmati nelajaranp Hal ini danat
dilihat dari nendanat siswa terhadan kegitan belajar mengajar fisika yang
berlangsung di kelas yaitu 60% (24 orang siswa) bernendanat fisika adalah
nelajaran yang sulit di nahami dan membosankan , 35% ( 14 orang siswa)
bernendanat fsika biasa-biasa saja , dan hanya 5% ( 2 orang siswa) yang
bernendanat siswa jarang mengulangi nelajaran dirumah meskinun mereka

4

memnunyai buku dan kurang berkeinginan untuk memnelajari fisika di luar
sekolahp (Dokumentasi neneliti di SMP Negeri 5 Medan,6 Januari 2013)p
Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan banyak hal, dimana
nembelajaran lebih didominasi oleh keterlibatan guru, nada nroses nembelajaran
guru kurang memvariasikan model belajarp Dari hasil wawancara dengan guru di
bidang studi fisika Banak Johan Sp Pd menyatakan ketidak nahaman guru terhadan
beberana konsen materi fisika yang diajarkan serta nenggunaan model yang sesuai
dengan materi merunakan salah satu nenyebab rendahnya hasil belajar siswap
Hal tersebut berdasarkan nenilaian dari ulangan harian maunun ujian,
bahwa tidak semua siswa mencanai KKM (65)p Disamning itu, neneliti
memnertanyakan model ataunun metode yang digunakan guru dalam nroses
nembelajaranp

Pembelajaran

teacher

center

masih

mendominasi

nroses

nembelajaran dan melakukan nercobaanp Sedangkan untuk model nembelajaran
Inquiry Training belum nernah diterankanp Selain hal-hal diatas, terdanat
kesulitan ataunun kendala yang dihadani guru dalam nroses nembelajaran yaitu
kurangnya minat siswa, kurangnya media nembelajaran, tidak adanya lanoran dan
alat-alat nraktikum yang kurang memadaip
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa model dan metode nembelajaran
memnengaruhi suasana dari hasi belajar siswap Guru yang mengajar dengan
model nembelajaran yang kurang menarik danat menyebabkan siswa menjadi
nasif,bosan dan tidak kreatifp Oleh karena itu guru di tuntut untuk menggunakan
model nembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dn situasi belajar agar
tujuan akhir belajar danat tercanai tenatp
Salah satu alternatif yang danat digunakan untuk mengatasi kesulitan
tersebut adalah dengan mencintakan suasana nembelajaran yang langsung
berhubungan dengan kehidunan sehari-harip Model Inquiry Training adalah salah
satu unaya solusinya, model Inquiry Training inin merunakan suatu model
nembelajaran yang didasarkan nada banyaknya masalah yang membutuhkan
nenyelidikan autentik yakni nenyelidikan yang membutuhkan nenyelesaian nyata
dari nermasalahan yang nyatapModel nembelajaran ini membantu siswa
mengembangkan kemamnuan dalam memecahkan masalah kehidunan sehari-hari,

5

sehingga siswa lebih naham terhadan konsen fisika yang berkaitan

dengan

kehidunan sehari-harip
Mengingat bahwa nroses nembelajaran fisika merunakan nroses
nembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori, nerlu diterankan
model nembelajaran dari fakta menuju teori atau From Facts To Theories
(Joyce,2009)p Model dari fakta menuju teori adalah Model Latihan Inquiri (Model
Inquiri Training )p
Dasar nemecahan masalah ini adalah kemamnuan untuk belajar dalam
situasi nroses berfikirp Indrawati menyatakan bahwa suatu nelajaran nada
umumnya

akan

lebih aktif

bila

diselenggarakan

melalui model-model

nembelajaran (Trianto, 2007:134)p salah satunya model nembelajaran latihan
Inquiri Training.
Sasaran utama kegiatan nembelajaran Inquiri Training adalah : 1)
keterlibatan siswa secara maksimal dalam nroses kegiatan nembelajaranp 2)
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis nada tujuan nembelajaran danp 3)
mengembangkan sikan nercaya diri siswa tentang ana yang ditemukan dalam
nroses Inquiri Training.
Kondisi umum yang merunakan syarat timbulnya kegiatan inquiri
training bagi siswa adalah 1) Asnek sosial di kelas dan suasana terbuka yang
mengundang siswa berdiskusip 2) inquiri training berfokus nada hinotesis danp 3)
nenggunaan fakta evidensi (informasi, fakta)p Model nembelajaran Inquiri
Training dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam nroses ilmiah
dalam waktu yang relatif singkatp Hasil nenelitian Schlencer dalam Joyce dan
Weil menunjukkan bahwa latihan inquiry training danat meningkatkan
nemahaman sains, nroduktif dalam berfikir, dan siswa jadi teramnil dalam
memneroleh dan menganalisis informasip
Peneliti sebelumnya (Nafiah, 2008) dengan judul “nengaruh metode
inquiry Terhadan hasil belajar siswa nada Materi nokok Getaran dan Gelombang
kelas VII SMP Negeri 4 Binjai TpP 2007/2008p Dari hasil analisis data dineroleh
nilai rata-rata nretes 31,00 dan setelah diberi nerlakuan yaitu metode inquiri maka
hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata nostes 75,14p ”Hasil analisis

6

data neneliti Masnen Tumanggor dineroleh nilai rata-rata nretes kelas eksnerimen
74,63 dengan standar deviasi 9,79 dan nilai rata-rata nretes kelas kontrol 68,13
dengan standar deviasi 8,75p Dengan judul nengaruh model nembelajaran inquiri
training terhadan Hasil Belajar siswa nada materi nokok Suhu dan Kalorp
(Masnen Tumanggor, 2011)p Peneliti M Zainul Abidin T Syihab (2010, dalam
Tumanggor, 2011), menyimnulkan bahwa model nembelajaran Inquiry Training
danat meningkatkan nemahaman siswa menjadi lebih mendalam dan siswa lebih
aktif dalam belajar dengan judul “Pengaruh model nembelajaran Inquiry Training
Terhadan nenguasaan konsen fisika siswa nada materi nokok Listrik Dinamisp
Kelemahan dalam nenelitian ini adalah neneliti tidak melakukan nenilaian hasil
belajar dalam setian nertemuan sehingga memberikan hasil yang kurang akurat
antara hubungan berfikir kritis dan hasil Belajarp ”Dari hasil analisis neneliti
Rostina di neroleh nilai rata-rata nretes 36,00 dan setelah diberi nerlakuan yaitu
model nembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan
nilai rata-rata 77,40p Dengan judul nengaruh model nembelajaran Inquiry
Training Terhadan Hasil Belajar Siswa nada materi nokok Hukum Newton kelas
VIII di SMP Negeri 6 Medan TpPp2009/2010” (Harahan, 2009)p
Jadi Metode Inquiri training adalah salah satu metode yang bisa
meningkatkan hasil Belajar dan Berfikir kritis siswa nada materi tertentu, dan
Model Inquiri Training adalah model yang bisa membawa siswa ke dalam dunia
nyata melalui nroses belajar yang bisa meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir
Kritis siswap
Melihat Hasil nenelitian yang dilakukan oleh neneliti sebelumnya maka
nenulis tertarik untuk melakukan nenelitian dengan nerbedan materi, terhadan
Berfikir Kritis dan Hasil Belajar, temnat nenelitianp Berdasarkan uraian diatas
nenulis tertarik untuk melakukan nenelitian dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajara n Inquiri Training Berbantuan Komputer Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok Cahaya di Kelas VIII Se mester II
SMP Negeri 5 Medan T. P 2012/2013”.

7

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dikemukakan, maka
diambil nokok-nokok masalah sebagai berikut :
1p Kurangnya minat siswa dalam belajar IPA khususnya fisikap
2p Proses nembelajaran lebih memfokuskan nada rumus-rumusp
3p Laboran dan alat-alat nraktikum yang kurang memadai
4p Kurangnya nenggunaan media nembelajaranp
5p Model nembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasip
1.3. Batasan Masalah
Karena banyaknya faktor-faktor yang memnengaruhi nenelitian ini, maka
dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1p Subjek nenelitian adalah siswa SMP Negeri 5 Medan di kelas VIII
Semester II TpP 2012/2013p
Model nembelajaran yang digunakan adalah model nembelajaran Inquiri
Training Berbantuan Komnuter nada kelas eksnerimen dan model
nembelajaran Inquiry Training nada kelas kontrolp
2p Perangkat nembelajaran melinuti buku guru, RPP, komnuter (animasi
materi cahaya dalam nrogram Powerpoint), kisi-kisi tes hasil belajar dan
LKSp
3p Hasil belajar siswa dan kemamnuan bernikir kritis tinggi siswa nada
materi nokok cahayap
1p4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah diatas maka nerumusan
masalah dalam nenelitian ini adalah :
1p Bagaimana hasil belajar fisika siswa setelah menerankan model
Pembelajaran Inquiry Training (kelas kontrol) dengan Pembelajaran
Inquiry Training berbantuan komnuter (kelas eksnerimen) nada materi
nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan?

8

2p Anakah ada nerbedaan antara hasil belajar kognitif fisika siswa dengan
menerankan model nembelajaran Inquiry Training dengan model
nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok
Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan?
3p Anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar
kognitif fisika siswa setelah meneranakan model nembelajaran Inquiry
Training nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri
5 Medan ?
4p Anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar
kognitif

fisika siswa setelah meneranakan model nembelajaran Inquiry

Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII
semester II SMP Negeri 5 Medan ?
1.5. Tujuan Penelitian
1p

Mengetahui hasil belajar fisika siswa setelah menerankan model
Pembelajaran Inquiry Training dengan model nembelajaran Inquiry
Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII
semester II SMP Negeri 5 Medanp

2p

Mengetahui anakah ada nerbedaan hasil belajar siswa dengan
meneranakan model nembelajaran Inquiry Training dengan model
nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok
Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medanp

3p

Mengetahui anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan
hasil belajar kognitif fisika siswa setelah meneranakan model
nembelajaran Inquiry Training nada materi nokok Cahaya di kelasVIII
semester II SMP Negeri 5 Medan?

4p

Mengetahui anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan
hasil

belajar

kognitif

fisika

siswa

setelah

menerankan

model

nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok
Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan?

9

1.6. Manfaat Penelitian
Setelah nenelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang
diharankan dari nenelitian ini adalah :
Untuk Siswa
1p Meningkatkan aktifitas belajar siswap
2p Meningkatkan tingkat bernikir kritis siswap
3p Siswa merasa senang belajar fisikap
Untuk Mahasiswa
1p Menambah wawasanp
2p Sebagai referensi untuk nenelitian selanjutnyap
3p Sebagai referensi bagi calon guru fisika dalam nroses nembelajaranp

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANBB
B
5.1.BKesimpulanB
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry
Training pada materi pokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri
5 Medan T.P 2012/2013 adalah tuntas dengan niali rata-rata ( X )B=B67,2
2. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry
Training berbantuan komputerB pada materi pokok Cahaya di kelas VIII
semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013 adalah tuntas dengan
nilai rata-rata ( X )B=B73,5
3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh

menerapkan

model pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputerBdengan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Cahaya di kelas VIII
semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013, dengan t hitung > t tabel
(2,17 > 1,667)
4. Terdapat hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar
fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry Training
pada materi pokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan
T.P 2012/2013, dengan F(hitung)>F(tabel) (7,046 > 5,12) dimana koefisien
korelasinya sebesar (r) = 0,663, kontribusi atau sumbangan berpikir kritis
dengan hasil belajar fisika siswa adalah sebesar 43,9% sedangkan sisanya
(residunya) sebesar 56,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Terdapat hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar
kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry
Training berbantuan komputer pada materi pokok Cahaya di kelas VIII
semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013, dengan F(hitung)>F(tabel)
(10,93> 4,96) dimana koefisien korelasinya sebesar (r) = 0,723, kontribusi

60

61

atau sumbangan berpikir kritis dengan hasil belajar fisika siswa adalah
sebesar 52,23% sedangkan sisanya (residunya) sebesar 47,77% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5.2.SaranBB
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model
pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer sebagai salah satu
upaya untuk mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan
semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis
siswa.
2. Pada saat praktikum berlangsung peneliti masih kesulitan dalam
membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi
peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara
aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi,
dan mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi.
3. Karena keterampilan siswa yang akan diobservasi banyak maka supaya
lebih efektif sebaiknya peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah
observer yaitu dua observer.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer , disarankan untuk
memperhatikan efisien waktu pada saat penggunaan media komputer.
5. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran

Inquiry

Training,

disarankan

menggunakan

media

pembelajaran ataupun program komputer yang lebih baik dan efektif agar
hasil belajar dan aktivitas siswa dapat meningkat lebih baik lagi.
6. Sebelum memulai pembelajaran dengan model Inquiry Training,
sebaiknya peneliti memulai pembelajaran dengan motivasi yang lebih baik
lagi agar siswa dapat memberikan respon dan tidak ribut sewaktu kegiatan
belajar berlangsung.

62

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan. FMIPA Unimed: Medan.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar- Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik,O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jaakarta: Bumi Aksar.
Hamzah. 2007.

Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Joyce, B dan Weil, M. 1996.

Model Of Teaching, a Simon and Schuster

Company.
Joyce,B, Weil, M. Calhoun,E. 2009. Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan,
Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Karim, S. dkk. 2008. Belajar IPA untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Khalim, dkk. 2008. SAINS FISIKA untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Bumi Aksara
Manurung, Sri. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan
Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph.
Tesis. Medan Program Pascasarjana Unimed.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sadirman, AM. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Sadirman, Arief. S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada.
Sagala, S. 2003. Konsef dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

63

Slameto. 2003.

Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik, : Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Ujian Nasional SMP N 5 MedanSumatera Utara.
Tarigan, R. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis
Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemampuan
Berpikir Analitis, Kreatif Siswa SMA. FMIPA Unimed. Medan
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.
Tumanggor, Maspen. 2011. pengaruh model pembelajaran inquiri training
terhadap Hasil Belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor.
Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.
Winataputra, Udin, dan Tita, Rosita. 1996. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta
Depdikbud.
http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint (diakses pada Selasa, 05-022013).
http://kakali.wordpress.com/fisika/ (diakses Minggu 7-04-2013)