TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 08/Dsn-Mui/Iv/2000 Terhadap Implementasi Akad Musyarakah Pada Bmt Alfa Nusa Kebum

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI
AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syari’ah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy.)

Oleh:
Toha Idi Sambodo
NIM : I 000 090 026
NIRM : 09/X/02.1.2/0119

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA
INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI

AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN

Toha Idi Sambodo
I 000 090 026
Fakultas Agama Islam
ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Tinjauan Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No: 08/DSN-MUI/IV/2000 terhadap implementasi akad
Musyarakah pada BMT Alfa Nusa Kebumen dan menjelaskan aplikasi akad
Musyarakah di BMT Alfa Nusa Kebumen.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskritif. Dalam hal ini mendeskrisikan bagi hasil akad Musyarakah BMT Alfa
Nusa Kebumen serta aplikasinya sesuai atau tidak dengan yang difatwakan oleh
Dewan Syariah Nasional.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan observasi, teknik
wawancara dan dokumentasi yang mendukung berjalannya penelitian ini. Lalu
dianalisis menggunakan metode analisis dan kualitatif dengan cara berpikir
induktif menggambarkan atau menganalisai data yang diperoleh.
Pelaksanaan bagi hasil akad Muyarakah di BMT Alfa Nusa Kebumen

Keuntungan dari hasil usaha dibagihasilkan sesuai dengan kesepakatan di awal
antara pihak BMT Alfa Nusa Kebumen dengan anggota yang mangajukan
pembiayaan akad Musyarakah. Seperti pembagian kerja yang dimana pihak BMT
terlihat hanya sebagai pemberi dana, padahal akad Musyarakah adalah akad yang
memerlukan kerjamsama dua atau lebih pemilik modal, walaupun setiap mitra
mempunyai porsi kerjaanya masing-masing. Jika terjadi kerugian BMT Alfa Nusa
Kebumen akan mengkalkulasikan seberapa besar kerugian, bila kerugian telah
ditambal dengan jaminan masih kurang, maka pihak BMT akan menanggung sisa
kerugian tersebut.
Jika terjadi persengketaan, BMT Alfa Nusa Kebumen mengambil
langkah untuk bertindak lebih tegas dalam menyelesaikan sengketa yang telah
terjadi antara kedua belah pihak setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah. Hal ini tidak sesuai dengan fatwa yang dimana penyelesaian
dilakuakan melalui Badan Arbritase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
Kata Kunci: Fatwa DSN MUI, Akad Musyarakah dan BMT Alfa Nusa
Kebumen.
iii

PENDAHULUAN


keuangan, termasuk di dalamnya

Latar Belakang Masalah

bank-bank syariah. Lembaga ini

Sejalan

dengan

kelak

berkembangnya lembaga keuangan

DPS

(Dewan

Pemerataan


Pengawas

lembaga

paling

tersebut.

orientasi

disyukuri, tetapi juga diwaspadai.

ekonomi

Kewaspadaan itu berkaitan dengan

pada

road),


timbulnya

masing DPS dan hal itu tidak

kecil

dengan

operasionalnya
Syariah

pemberdayaan

masyarakat

menengah

fatwa yang berbeda dari masing-


dan
sistem

berdasarkan

pada

Koperasi

jasa

Islam.

keuangan tersebut bernama KJKS

mustahil akan membingungkan umat

BMT Alfa Nusa Kebumen.

dan nasabah.


Berdirinya KJKS BMT Alfa

Oleh karena itu, MUI sebagai

Nusa

payung dari lembaga dan organisasi

dibentuknya

satu

ini

membantu

menengah. Hal ini terjadi karena

dewan


adanya akad-akad pembiayaan yang

syariah yang bersifat nasional dan
seluruh

Kebumen

perekonomian masyarakat kecil dan

keislaman tanah air, menganggap

membawahi

(grass

jasa lembaga keuangan syariah yang

syariah adalah suatu hal yang harus


perlu

bawah,

sekitarnya, maka didirikan sebuah

masing-masing lembaga keuangan

kemungkinan

pertumbuhan

khususnya wilayah Kebumen dan

Banyak dan beragamnya DPS di

adanya

dengan


ekonomi bisa sampai lapisan yang

Syariah) yang ada dan mengawasi
masing-masing

dikenal

Dewan Syariah Nasional atau DSN.1

syariah di tanah air, berkembang pula
jumlah

kemudian

1

Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan
Pembukaan kantor Bank Syariah (Jakarta:
Bank Indonesia, 1999), hlm. 22.


lembaga

1

mendorong

berjalanya

Indonesia

roda

perokomonian. Salah satu akad yang

Tujuan Penelitian

akad ini bertumpu pada kerjasama

Adapun

antara dua pihak atau lebih untuk

yaitu

melakuakan sebuah usaha tertentu,
masing-masing

melainkan

pihak

usaha

yang

dilakukan

bersama-sama

dan

keuntungan

serta

resiko

untuk

Impelmentasi

tujuan

penelitian

mengetahui
Akad

apakah

Musyarakah

pada BMT Alfa Nusa Kebumen telah

memberikan tidak hanya kontribusi
dana

08/DSN-

MUI/IV/2000?

digunakan adalah akad Musyarakah,

dimana

No:

sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia
No: 08/DSN-MUI/IV/2000?

akan
Manfaat Masalah

ditanggung bersama sesuai dengan
Dengan adanya pertanyaan
kesepakatan.
rumusan masalah di atas. Maka
Rumusan Masalah

manfaat yang ingin diperoleh:

Dengan adanya latar belakang

1.

yang di atas dan dikaji lebih dalam,
maka

dari

merumuskan

pada

itu

masalah

Secara teoritis;
a. Hasil

penulis

dari

diharapkan

penelitian

penelitian
dapat

memberikan

sebagai berikut:

pengembangan

Apakah Impelmentasi Akad

kepada

Dewan Syariah Nasional

Musyarakah pada BMT Alfa Nusa

mengenai mekanisme bagi

Kebumen telah sesuia dengan Dewan

hasil akad Musyarakah.

Syariah Nasional Majelis Ulama

2

Tasikmalaya,

b. Memberikan sumbangsih

2.

skripsi

ini

dalam bentuk akademis

membahas

kepada

Musyarakah antara pihak BMT

UMS

yang

pembiayaan

sifatnya penerapan ilmu

dengan

nasabah

yang sudah didapat di

mekanisme

dalam perkuliahan.

Musyarakah pada BMT Al-Bina

akad

dalam

pembiayaan

Secara praktis;

Tasikmalaya dari segi akad,

a. Masukan terhadap institusi

objek akad. Sudah sesuai dengan

langsung

ketentuan fatwa DSN tentang

dengan objek yang diteliti.

Musyarakah, akan tetapi dalam

b. Untuk bahan atas referensi

prakteknya pihak BMT dalam

dalam menyikapi masalah-

menentukan hasil menggunakan

masalah

berkaitan

perhitungan di awal sehingga

muamalah yang terjadi di

muncul adanya ketidak sesuaian

masyarakat.

dalam

yang

terkait

yang

disepakati di awal oleh pihak

Tinjauan Pusataka

Kajian

keuntungan

pustaka

BMT.

merupakan
2.

kajian terhadap hasil-hasil penelitian

Neni Suryani (2013), dalam
penelitiannya yang berjudul

sebelumnya, di antaranya:

Penerapan Akad Musyarakah
1.

Retno Rusdiato (2012), dalam
penelitiannya
Pelaksanaan

yang

dalam

berjudul

Bank

Pembiayaan

Pembiayaan
Muamalat

Pontianak,

Musyarakah di BMT Al-Bina

3

Pada
Cabang

skripsi

ini

membahas pada pembagian

Mudharabah

kerugian

diterapkan

Musyarakah

Muamalat

Pada BMT- MMU Sidogiri

yang

pada

Bank

sepenuhnya

sesuai

dengan

(Studi

Pasuruan),

dari

Kasus

hasil

syariat Islam. Ini dilihat dari

penelitian diperoleh bahwa

sistem pembagian kerugian

penerapan akad mudharabah

yang diterapkan pada Bank

Musyarakah

Muamalat cabang Pontianak

hasil) di BMT-MMU Sidogiri

yang

melihat

penyebab

(sistem

bagi

dari

aspek

dapat mewujudkan visi dan

kerugian.

Jika

misi BMT yaitu terwujudnya

kerugian usaha berasal dari

budaya

nasabah, maka bank tidak ikut

kebaikan

dibidang

sosial

bertanggung

ekonomi

dan

dapat

jawab

dalam

ta’awun

dalam

kerugian atas usaha tersebut.

menanamkan

pemahaman

sebaliknya

bahwa

bagi

berasal

jika

dari

nasabah

kerugian

bank,
tidak

maka
ikut

dalam

hasil

Tinjauan Teoritik
Fatwa

Fatwa adalah keputusan perkara

kerugian.
Khoirul

sistem

adalah adil.

bertanggung jawab mengganti

3.

Dan

Bakdiah
penelitiannya

berjudul
Pembiayaan

(2008),

agama Islam yang diberikan oleh

yang

mufti atau alim ulama tentang suatu

Penerapan
Dengan

Akad

4

masalah.2

Peran

penting

a. Dewan Syariah Nasional MUI

dalam

Dewan

dikeluarkannya sebuah fatwa adalah

Syariah

Nasional

para ulama yang mengerti tentang

(DSN) adalah dewan yang dibentuk

hal syariat, dalam hal ini mengenai

oleh MUI untuk menangai maslah-

hukum-hukum muamalah.

masalah yang berhubungan dengan
aktivitas lembaga keuangan syariah4.

Landasan Syariah mengeluarkan

Berdasarkan

fatwa


SK

Dewan

Pimpinan MUI tentang Pembentukan

Al-Qur’an

    

Dewan Syariah Nasional (DSN) No.
Kep-754/MUI/II/1999,

...  

salah

satu

yang menjadi tugas daan wewenang

“Meraka memnita fatwa kepadamu
(wahai
Muhammad,
mengenai
masalah
Kalalah),
katakanlah:
‘Allah memberi fatwa kepadakamu
dalam perkara kalalah itu.’” (QS.
An-Nisa’ [4]: 176)
 Sunnah (Hadis)

DSN

ialah

fatwa.5Fatwa

Mengeluarkan
Dewan

Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia
No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang

‫م ْن ا ْفتى بفتيا غيْر ثبت فا نَ ا‬
‫ا ْث ه على من ا ْفتاه‬

pembiayaan Musyarakah.
Prinsip Bagi Hasil

“Barang siapa yang mengeluarkan
fatwa tanpa kepastian (sumbernya),
maka sesungguhnya dosanya ke atas
orang yang memberi fatwa.”
(Musnad Ahmad Ibnu Hanbal)3

a. akad Musyarakah
Dalam Al-Musyarakah adalah
akad kerja sama antara dua pihak

2

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), hlm. 424.
3
Majelis Ulama Indonesia, Himpunan
Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah
Nasional MUI (Jakarta: Penerbit Erlaangga,
2014), hlm. 8.

4

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan
Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah
Nasional MUI (Jakarta: Penerbit Erlaangga,
2014), hlm. 4.
5
Majelis Ulama Indonesia, Himpunan
Fatwa Keuangan ..., hlm. 7.

5

َ ‫(ع ْن أبي هريْره رفعه قا إ‬

atau lebih untuk suatu usaha tertentu
pihak

‫ه يق ْو أنا ثالث ال َشر ي يْن ما‬

memberikan kontribusi dana (atau

)‫ل ْم يخ ْن أحده اصاحبه‬

dimana

masing-masing

amal/expertise) dengan kesepakatan

Artinya:

bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung

bersama

“Abu
Hurairah
r.a.
berkata:
Rasulullah SAW. Bersabda “Allah
SAW berfirman: “Aku adalah yang
ketiga dari dua orang yang
berserikat, selama seorang diantara
mereka tidak khianat pada temannya.
Apabila ada yang berkhianat, maka
aku keluar dari mereka: (HR. Abu
Dawud No. 2936)

sesuai

kesepakatan.
1) Dasar Hukum Musyarakah
Landasan

syariah,

yang

pertama Al-Quran
Hadist
...     ...

qudsi

menunjukkan

“...Maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga...” (an-Nisaa’:12)

kepada

     ... 

kecintaan

Allah

hamba-hambanya

melakukan

     

tersebut

perkongsian

yang
selama

saling menjunjung tinggi amanat
kebersamaan

... 

dan

menjauhi

syariah

menerapkan

yang

konsisten

penghianatan.6

...dan Sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan
mengerjakan
amal
yang
saleh...(Shaad: 24)

Bank
prinsip-prinsip

berdasarkan tuntunan Al-Quran dan
Hadits. Prinsip-prinsip bank syariah

Dasar syariah tentang Musyarakah

menyangkut beberapa permasalah

dalam hadistnya yaitu:

Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari
Teori ke Pratik (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 74.
6

6

pokok, antara lain: Prinsip Titipan

itu karena Musyarakah menganut

atau Simpanan (Al-Wadiah), Prinsip

azas

Bagi Hasil (profit sharing), Prinsip

contract”.8

”profit

and

loss

sharing

Jual Beli (At-tijarah), Prinsip Sewa

based service).7
Dalam

Musyarakah,

akad

PROYEK
USAHA

kedua belah pihak ikut andil dalam
penyertaan

modal

(equity

partisipation), dan masing-masing

KEUNTUNGAN/
KERUGIAN

dapat pula terjun langsung secara
bersama-sama
manajemen.

dalam
Bila

Nasabah
Parsial:
Asset Value

Bank Syariah
Parsial
Pembiayaan

(Al-ijarah), dan Prinsip Jasa (fee-

usaha

proses
Bagi hasil keuntungan sesuai
porsi kontribusi modal (nisbah)

yang

dijalakan bersama mendapat untung,
keuntungan akan dibagi berdasarkan

Gambar 1. Skema Akad

nisbah bagi hasil yang ditentukan di

Musyarakah menurut Syafi’i

muka atas dasar kesepakatan kedua

Antonio.
b. Penerapan

pihak, secara proposional, biasanya
bergantung
proses

pada

manajemen.

dirinya
Namun

Bagi

Hasil

Musyarakah

dalam

Prinsip

bila

dasar

operasional

bank syariah adalah tidak mengenal

usahanya merugi, kedua pihak secara
bersama-sama menanggung kerugian

8

Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktek
Mikro Keuangan Syariah: Beberapa
Permasalahan dan Alternatif
Solusi(Yogjakarta: UII Press, 2002),hlm. 42.

7

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa,
Menejemen Bisnis ..., hlm. 9.

7

konsep bunga dan kemitraan atau
kerja

sama

(mudhârabah

Perkiraan
Bulan
ke

dan

musyârakah) dengan prinsip bagi
hasil.

Dalam

peminjaman

bank

syariah,

uang

1-12

Setora
n
(C=A
+B)
5.500.
5.000.000 500.000
000
Cicilan
pokok
(A)

Bagi
Hasil
(B)

hanya

dimungkinkan untuk tujuan sosial
Catatan:

tanpa adanya imbalan apapun.9
1. Jumlah
Pembiayaan yang melibatkan

terlibat

dalam

shohibul

mal 1=Rp. 60.000.000,-

dana dari bank, biasanya bank tidak
akan

pembiayaan

2. Jangka waktu 12 bulan

pengelolaan

3. Perkiraan/proyeksi

usaha secara maksimal. Sehingga

bagi

hasil

12%p.a flat

bisa jadi terdapat pelaksana usaha

METODE PENELITIAN

bukan merupakan salah satu dari

Jenis penelitian ini adalah

pemilik dana

penelitian lapangan (Field Research)

Berdasarkan pola ini dapat

serta penelitian ini juga termasuk

diilustrasikan kasus-kasus sebagai

penelitian deskriptif yang dimana

berikut:

menjelaskan dan menggambarkan

Tabel 1. Pelaksana Usaha

karakteristik data yang diambil.

Bukan Merupakan Salah

Penggunaan metode untuk

Satu dari Pemilik Dana.

mendekati

masalah

yang

diteliti

adalah pendekatan deskriptif, yaitu
penelitian

9

Muhammad Asro dan Muhammad
Kholid, Fiqh Perbankan (Bandung: Pustaka
Setia, 2011), hlm. 64.

yang

menggambarkan

keadaan kerjasama dan pembagian

8

hasil dari akad Musyarakah yang

Wawancara

adalah

terdapat pada BMT Alfa Nusa

salah satu tenik pengumpulan

Kebumen.

data

Peneliti mengambil tempat
penelitian

di

BMT

Alfa

dalam

penelitian

tanpa

meggunakan tes. Sesuai tidaknya

Nusa

data

yang

diinginkan

oleh

Kebumen yang beralamat di jalan

sebuah

Cendrawasih No. 9 Kebumen.

dipengaruhi oleh beberapa aspek

1. Observsi
disebut

dalam

daftar

pertanyaan

dan

situasi

penulis

kegiatan pemusatan perhatian

beberapa

terhadap suatu objek dengan
seluruh

(dituangkan

wawancara)11. Dalam hal ini

sebagai pengamatan, meliputi

menggunakan

sangat

wawancara, bahan wawancara

Metode Pengumpulan Data

Observasi

penelitian

pihak

alat

akan

mewawancarai

narasumber
BMT

pada

seperti
bagian

pembiayaan Musyarakah BMT

indra.10 Karena selama observasi

Alfa Nusa Kebumen.

tidak ada transaksi pembiayaan

3. Dokumentasi

akad Musyarakah di BMT Alfa

Teknik ini digunakan

Nusa Kebumen, maka penulis

untuk mencari data mengenai

berinisiatif melakukan transaksi

hal-hal yang variabel berupa

pembiayaan akad Musyarakah.

catatan, transkip, buku, prestasi,

2. Wawancara
10

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 146.

M Subana Dkk, Dasar-dasar
Penelitian Ilmiah (Bandung: Setia Pustaka,
2011), hlm. 142.

9

notulen dan sebagainya.12 Dalam

sehingga simpulan diperoleh semata-

hal ini penulis data mengenai

mata

dokumentasi

melakukan pengumpulan data.13

pengajuan

berupa

surat

pembiaaan,

dengan

terlebih

Penulis

surat

kontrak akad Musyarakah dan

analisis

foto terkait berlangsungnya akad

menggambarkan

pembiayaan Musyarakah.

berlangsungnya

data

dahulu

menggunakan
kualitatif

dengan

implementasi
akad

pembiayaan

Musyarakah.

Metode Analisi Data

Dalam memperoleh hasil
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHSAN

yang sesuai dengan materi dan tujuan
maka

Pada fatwa Dewan Syariah

analisis yang dipergunakan adalah:

Nasional Majelis Ulama Indonesia

metode

analisis

kualitatif

No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang

dengan

cara

induktif

akad pembiayaan Musyarakah garis

dilakukannya

penelitian,

data
berpikir

menggambarkan atau menganalisa

besar ketentuan sebagai berikut:

data kualitatif yang diperoleh (data

a) Pernyataan ijab dan qabul harus

berupa kata atau kalimat bukan

dinyatakan

berbentuk

untuk

angka-angka),

dalam

oleh

menunjukan

analisis induktif, in (di dalam),

mereka

peneliti secara langsung berada ‘di

kontrak (akad).

dalam

b) Pihak-pihak

dalam’ lokasi penelitian itu sendiri,

para

yang

pihak

kehendak

mengadakan

berkontrak

harus cakap hukum.

12

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi
Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu
Sosial Humaniora pada
Umumnya(Yogjakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hlm 234.

13

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi
Penelitian Kajian Budaya ......, hlm 328.

10

c) Objek akad (meliputi modal,

surat kotrak (akad) pembiayaan
Musyarakah.

kerja keuntungan dan kerugian).
d) Biaya

modal

yang

Namun

kontrak

(akad) Musyarakah BMT Alfa Nusa

dipersengkatakan.
Pada BMT Alfa Nusa

Kebumen pasal 2 poin 5; pihak II

Kebumen mempunyai beberapa

berhak

ketentuan sebagai berikut:

mengenai

Pernyataan
qabul

dalam

ijab

segala

usahanya

hal

itu

sesuai

ketentuan syar’i dan kesepakatan

dan

Musyarakah

akad

melakukan

kedua

belah

dituangkan di dalam kontrak

keikutsertaan

(akad) pembiayaan Musyarakah,

manajemen,

yang menerangkan tentang:

melakukan

pihak
pihak

kecuali

I

tanpa
dalam

dalam

hal

pembinaan

dan

pengawasan.14

1) Siapa sebagai pihak I dan pihak
II,

Hal tersebut berbeda dengan

2) Pengajuan pembiayaan modal

fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan

kerja,

Syariah Nasional yaitu poin kerja;


3) Kesepakatan-kesepakatan yang
dibuat kedua belah pihak,
4) Jaminan

sebagai

Partisipasi para mitra dalam
pekerjaan

penguat

merupakan

dasar

pelaksanaan Musyarakah; akan

amanah,

tetapi, kesamaan porsi kerja

5) Keterlambatan pembayaran,

bukanlah

merupakan

syarat.

6) Dan keterikatan kedua belah

Seorang

mitra

boleh

pihak

dengan

penandatangan

14

Kontrak (Akad) Pembiayaan
Musyarakah BMT Alfa Nusa Kebumen.

11

lebih

disepakati oleh kedua pihak, dari

banyak dari yang lainnya, dan

pihak anggota dengan pihak BMT

dalam hal ini ia boleh menuntut

Alfa Nusa Kebumen. Sehingga dapat

bagian

menghasilkan besaran angsuran yang

melaksanakan



kerja

keuntungan

tambahan

bagi dirinya.

akan dibayarkan oleh pihak anggota

Setiap mitra melaksanakan kerja

sebagai pihak pemohon pembiayaan

dalam Musyarakah atas nama

akad Musyarakah di BMT Alfa Nusa

pribadi dan wakil dari mitranya.

Kebumen.

Kedudukan

masing-masing

Lalu dilihat dari mekanisme

dalam organisasi kerja harus

bagi hasil akad Musyarakah dengan

dijelaskan melalui kontrak.

perkiraan bagi hasil flat sebagai
berikut:

Hasil dari wawancara yang telah

Jumlah pembiayaan shohibul mal x nibah bagi hasil
Jangka waktu setoran

penulis lakukan dengan BMT Alfa
Pada

Nusa Kebumen, dapat mengetahui
mekanisme

bagi

hasil

BMT

Alfa

Nusa

Kebumen jika usaha bisnis yang

akad

dilakukan oleh anggota mendapatkan

Musyarakah sebagai berikut:

keuntungan
Besaran pokok pijaman x nisbah bagi hasil
Berapa kali angsuran

maka

keuntungan

tersebut akan dibagi hasilnya sesuai
dengan kesepakatan. Jika terjadi

Besaran pokok pinjaman akan
kali

kerugian BMT Alfa Nusa Kebumen

angsuran, kemudian akan dikalikan

yang menanggung resiko setelah

dengan nisbah bagi hasil yang telah

dikurangi dengan adanya jaminan.

dibagikan

dengan

berapa

BMT Alfa Nusa Kebumen tidak akan

12

Di

menuntut pengembalian modal yang

dalam

fatwa

telah disepakati kedua belah pihak.

Syariah

BMT Alfa Nusa Kebumen tidak akan

keputusan

menuntut pengembalian modal jika

penyelesaiannya dilakukan melalui

kerugian

Badan Arbritase Syariah setelah

yang

dikalkulasikan

Nasional

Dewan
membuat

dengan

cara

kesepakatan tidak tercapai melalui

ditambah jaminan masih kurang.
Pada fatwa Dewan Syariah

musyawarah.16 KJKS BMT Alfa

Nasional MUI, jika usaha yang

Nusa Kebumen mempunyai cara

dijalankan

tak

mendapatkan

tersendiri menyelesaikan sengketa

keuntungan

tapi

mendapatkan

atau

kerugian,

maka

kerugian

yaitu

dengan

bertindak tegas setelah penyelesaian

harus

dibagi di antara para mitra secara

melalui musyawarah tidak tercapai.

proposional menurut saham masingmasing modal.

perselisihan

KESIMPULAN DAN SARAN

15

Kesimpulan

Ketentuan lain di dalam akad

Berdasarakan hasil penelitian

Musyarakah yaitu adanya jaminan,

yang

jaminan ini menurut fatwa Dewan

sebelumnya,

Syariah Nasional pada prinsipnya,

kesimpulan bahwa tinjauan fatwa

tidak ada namun untuk menghindari

Dewan Syariah Nasional Majelis

terjadinya penyimpangan, LKS dapat

Ulama

meminta jaminan.

MUI/IV/2000 terhadap mekanisme

15

16

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan
Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah
Nasional MUI (Jakarta: Penerbit Erlaangga,
2014), hlm. 90.

diuraikan
maka

Indonesia

pada

bab

dapat

ditarik

No.

08/DSN-

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan
Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah
Nasional MUI (Jakarta: Penerbit Erlaangga,
2014)., hlm. 90.

13

bagi hasil akad Musyarakah pada

kesepakatan di awal antara pihak

BMT Alfa Nusa Kebumen sebagai

BMT Alfa Nusa Kebumen dengan

berikut:

anggota

1. Aplikasi akad Musyarakah di

yang

mangajukan

pembiayaan akad Musyarakah.

BMT Alfa Nusa Kebumen masih

3. Hal yang terkait kerugian jika

ada beberapa hal yang belum

terjadi saat usaha tersebut berjalan

sesuai

Dewan

pada BMT Alfa Nusa Kebumen,

Seperti

BMT akan menghitung kerugian

pembagian kerja yang dimana

yang diperoleh. Setelah itu akan

pihak BMT sebagai pengawas dan

dikurangi dengan jaminan yang

pembinaan,

akad

telah disepakati di dalam kontrak.

Musyarakah adalah akad yang

Namun jika masih ada kerugian

memerlukan kerjasama dua atau

maka

lebih pemilik modal, walaupun

menanggung

setiap mitra mempunyai porsi

tersebut, hal ini berlaku bila pihak

kerjaanya masing-masing.

anggota memang tidak sanggup

dengan

Syariah

fatwa

Nasional.

padahal

2. Mekanisme bagi hasil BMT Alfa

pihak

BMT
sisa

akan
kerugian

membayar kerugian.

Nusa Kebumen sesuai dengan

4. Hal yang terkait kerugian jika

teori yang ada mengenai bagi

terjadi saat usaha tersebut berjalan

hasil akad Musyarakah yaitu:

pada BMT Alfa Nusa Kebumen,

Jumlah pembiayaan shohibul mal x nibah bagi hasil
Jangka waktu setoran

Keuntungan
dibagihasilkan

dari

hasil

sesuai

BMT akan menghitung kerugian

usaha

yang diperoleh. Setelah itu akan

dengan

dikurangi dengan jaminan yang

14

telah disepakati di dalam kontrak.

Musyarakah

karena

akad

Namun jika masih ada kerugian

Musyarakah

dilihat

dari

maka

aplikasinya

partisipasi

antara

pihak

menanggung

BMT
sisa

akan

kedua

kerugian

yang

melakukan kerjasama memiliki

anggota memang tidak sanggup

keunggulan dalam kebersamaan

membayar kerugian.

dan

keadilan

baik

dalan

pembagian keuntungan maupun
Dengan

kerugian

selesainya

mempunyai

penyusunan skripsi dan semua data

3.

memberikan saran kepada beberapa

menggunakan

agar

khususnya

Baitul Mal wat Tamwil Alfa
Kebumen

perekonomian

dapat berkembang.

akad

Musyarakah.

Nusa

akan

dalam

bidang mikro berbasis syariah

Indonesia umumnya semua akad
ada,

masyarakat

akad pembiayaan Musyarakah

Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama

yang

masing-

menguntungkannya menjalankan

sekiranya

fatwa

tugas

mitra

Dan, Baitul Mal wat Tamwil

kepada

Baitul Mal wat Tamwil Alfa
Kebumen

setiap

bisa memberikan pengetahuan

pihak yang terkait sebagai berikut:

Nusa

dan

masing.

yang terkumpul, maka penulis ingin

2.

mitra

tersebut, hal ini berlaku bila pihak

Saran

1.

belah

lebih

mengoptimalkan kembali akad

15

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dan Priansa, Donni Juni. 2009. Menejemen Bisnis Syariah.
Bandung: Alfabeta.
Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Pratik. Jakarta: Gema Insani.
Anwar, Syamsul. 2007. Hukum Perjanjian Syariah Studi Tentang Teori dalam
Fikih Muamalat . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asro, Muhamad dan Kholid, Muhamad. 2011.Fiqh Perbankan. Bandung: Pustaka
Setia.
Bakdiah, Khoirul. 2008. Penerapan Pembiayaan Dengan Akad Mudharabah Dan
Musyarakah (Studi Kasus Pada BMT- MMU Sidogiri Pasuruan).
Universits Islam Negeri Malang. (http://lib.uin-malang.ac.id), diakses
tanggal 11 Maret 2014.
H. Veithzal Rivai, Dkk. 2012. Islamic Business and Ecoonomic Ethic Mengacu
pada Al-Quran dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis,
Keuangan, dan Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ilmi SM, Makhalul. 2002. Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah: Beberapa
Permasalahan dan Alternatif Solusi. Yogjakarta: UII Press.
Indonesia, Bank. 1999. Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan kantor Bank Syariah.
Jakarta: Bank Indonesia.
Ismanto, Kuat. 2009. Manajemen Syari’ah: Implementasi TQM Dalam Lembaga
Keaungan Syari’ah. Yogjakarta: Putaka Pelajar.
Khasana, Jamilatun. 2008. Implementasi Akad Pembiayaan Musyarakah Wal
Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik dalam Produk Kongsi Pemilikan Rumah
Syariah (Kprs) pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. (http://eprints.uns.ac.id), diakses tangga 11
Maret 2014.
Kutha Ratna, Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan IlmuIlmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

16

Majelis Ulama Indonesia. 2014. Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan
Syariah Nasional MUI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
M Subana, Dkk. 2011. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Setia Pustaka.
Muhammad. 2000. Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer.
Yogyakarta: UII Press.
Muhammad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank
Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Muhammad. 2008. Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Rusdianto, Reno. 2012. Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah di BMT Al-Bina
Tasikmalaya.
Universitas
Sunan
Gunung
Jati
Bandung.
(http://www.fshuinsgd.ac.id), diakses tanggal 11 Maret 2014.
Suriyani, Neni. 2013. Penerapan Akad Musyarakah dalam Pembiayaan Pada Bank
Muamalat
Cabang
Pontianak.
Universitas
Tanjungpura.
(http://junal.untan.ac.id), diakses tanggal 11 Maret 22014.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.

17

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA (Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)

7 40 107

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 08/Dsn-Mui/Iv/2000 Terhadap Implementasi Akad Musyarakah Pada Bmt Alfa Nusa Kebum

0 2 14

PENDAHULUAN Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 08/Dsn-Mui/Iv/2000 Terhadap Implementasi Akad Musyarakah Pada Bmt Alfa Nusa Kebumen.

0 4 4

Tinjauan Hukum Terhadap Akad Ijarah Pada Lembaga Keuangan Syariah Mikro Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasioanl MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

0 0 2

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN PERUMAHAN RAKYAT BERDASARKAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR 04/DSN-MUI/IV/2000 (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Surakarta).

0 0 16

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis U Indonesia (MUI) tentang Keuangan dan Perbankan Syariah | PUSTAKA MADRASAH

0 0 4

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis U Indonesia (MUI) tentang Keuangan dan Perbankan Syariah | PUSTAKA MADRASAH

0 0 4

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis U Indonesia (MUI) tentang Keuangan dan Perbankan Syariah | PUSTAKA MADRASAH

0 0 4

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis U Indonesia (MUI) tentang Keuangan dan Perbankan Syariah | PUSTAKA MADRASAH

0 0 5

Kumpulan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis U Indonesia (MUI) tentang Keuangan dan Perbankan Syariah | PUSTAKA MADRASAH

1 2 4