ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA (Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS
ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalar Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ii
NOTA DINAS
Lamp : 4 eks. Skripsi
Hal
Yogyakarta, 2 Desember 2016
: Persetujuan
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Assalamu‟alaikum wr. Wb
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama
: Wildan Fathullah
NPM
: 20130730393
Judul
:
ANALISIS
IMPLEMENTASI
AKAD
MURĀBAH̩AH
MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.
04/DSN/MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA (Studi
Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta).
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada
Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat
diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum wr. Wb
Pembimbing
Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag
iii
PENGESAHAN
Judul Skripsi
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS
ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama
: Wildan Fathullah
NPM
: 20130730393
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat
Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 22 Desember 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:
Sidang Dewan Seminar Skripsi
Ketua Sidang
: Syah Amelia Manggala Putri, M.E.I
(…………….)
Pembimbing
: Drs Muhsin Haryanto, M.Ag
(…………….)
Penguji
: Syakir Jamaluddin, S.Ag., M.A
(…………….)
Yogyakarta, ……………………
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,
Dr. Mahli Zainudin Tago, M.Si
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa
: Wildan Fathullah
Nomor Mahasiswa
: 20130730393
Program Studi
: Muamalat
Judul Skripsi
: Analisis Implementasi Akad Murābah̩ah Menurut Fatwa
Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia (Studi Kasus di BMT Prosumen
Amanah Mandiri Yogyakarta).
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, ………………………..
Yang membuat pernyataan
Wildan Fathullah
v
MOTTO
ِِ
ِ ِ ِ
ِِ
ٌض ٱلل ِ ٰو ِس َعة
ُ َح َسُوا ِِ ٰ ذ ٱلدنْيَا َح َسَةٌ َوأ َْر
ْ ين أ
َ ين ءَ َامُوا ٱت ُقوا َرب ُك ْم للذ
َ ُ ْ اَعبَاد ٱلذ
ٍ ٱللِ و َو أَ ْ ُ م بِ َ ِْ ِحس
ِ
اا
ُ ٰٰ َِا يُ َو
َ
َ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada
Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.
Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS Az-Zumār, 39: 10).
ِ
ل ُْ ْم َويَُبِ ْ أَْ َد َام ُك ْم
ُ َل ُوا ٱلل َ ي
ُ َين ءَ َامُوا ِو ت
َ اَأَي َ ا ٱلذ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad, 47: 7).
“Orang yang berbuat Baik tidaklah Mendapat Apa-Apa kecuali Kebaikan yang
Dia Kerjakan dan Kebaikan di sisi-Nya, Allah akan berbuat baik kepadanya”
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala
kenikmatan iman, kesehatan, rahmat dan hidayahnya serta sampai saat ini saya
dapat menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana saya. Selesainya
skripsi ini tidak lepas dari dukungan orang orang tercinta yang cukup berpengaruh
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan rasa bangga dan
bahagia saya turut mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua Orang Tua saya bapak dan ibu yang telah memberikan doa
terbaiknya buat saya, yang telah membimbing dan memaksa saya demi
kesuksesan saya dalam mengerjakan skripsi yang luar biasa ini.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Bambang Cipto
yang telah memberikan besar kesempatan untuk menimba ilmu di kampus
yang muda mendunia ini.
3. Dekan Fakultas Agama Islam, Bapak Dr Mahli Zainuddin Tago, M.Si
yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam berkiprah dan
berkreasi hingga terselesainya skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Muhsin Hariyanto yang selama ini
telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada
ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
5. Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam, Bapak Syarif As’ad S.E.I., M.Si yang berkenan memberikan
ilmunya dan bimbingannya selama kuliah di program studi ini.
vii
6. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Mukhlis Rahmanto, MA, yang
selalu terbuka untuk memberikan masukan serta motivasi bagi saya.
7. Sahabat, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan
mungkin aku sampai di sini, terimakasih untuk canda tawa selama ini dan
perjuangan yang kita lewati bersama. Semoga semangat kita selalu terukir
dalam jiwa kita.
8. Rekan-rekan HIMEPI UMY, EPI G, FIES, KKN 171 UMY, Sampahable,
Pejuang Skripsi, yang telah memberikan dukungan moril ataupun materil.
9. The Member of WAAW yang selama ini menyempurnakan hidup dalam
sepi dan dapat berbahagia bersama di kota perantauan ini.
10. Seluruh teman-teman yang ikut mendukung proses pengerjaan skripsi
yang saya buat ini. Kalian luar biasa dan semoga kita semua bisa
menyongsong masa depan yang cerah bersama.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebab hanya berkat
rahmat-Nya, skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan dapat hadir
dihadapan para pembaca sekalian.
Skripsi ini bertujuan memperluas wawasan, pengetahuan dan nuansa
kerangka berfikir kaitannya dengan pemahaman terhadap akad murābah̩ah
yang harus dan semestinya diterapkan di lembaga keuangan syariah.
Disamping itu, Skripsi ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas akhir
sebagai syarat kelulusan wisuda sarjana di Program Studi Ekonomi dan
Perbankan Islam.
Setelah 6 semester menimba banyak ilmu pengetahuan dari Prodi
Ekonomi dan Perbankan Islam, penulis ingin mengimplementasikan hasil
pembelajaran yang didapat di dunia perkuliahan kepada dunia kemasyarakatan.
Selain itu skripsi ini juga dapat memberikan sumbangan keilmuan kepada
pihak yang membutuhkannya. Tersusunnya skripsi ini tak lepas dari semangat
serta dorongan dari dosen, teman-teman, dan pihak yang terlibat. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu selaku madrasah pertama bagi
saya yang memelihara serta membimbing saya sampai pada fase
saat ini.
2. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag
yang telah memberikan waktu berharganya dengan membimbing
saya sampai terselesainya skripsi ini.
3. Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Fakultas ini.
4. Ketua dan Sekretaris Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam selaku
pemangku kebijakan tertinggi di Prodi EPI yang telah memberikan
bimbingan serta kesempatan menimba ilmu pengetahuan terkait
ekonomi islam dan sekitarnya.
ix
5. Segenap kawan-kawan yang turut memberikan masukan, kritik, dan
keterlibatan proses secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi yang ada saat ini. Jasa anda akan selalu
terkenang saat ini dan nanti.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan skripsi
yang dibuat ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang dapat membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Yogyakarta, 29 November 2016
Wildan Fathullah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
ABSTRAK ................................................................................................... xvi
TRANSLITERASI ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan Penelitian ...................................................... 8
F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
xi
1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 9
2. Jenis Penelitian ............................................................................ 9
3. Sumber Data ................................................................................ 10
4. Populasi dan Sampel ................................................................... 10
5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 11
6. Analisis Data ............................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ................ 14
A. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14
B. KERANGKA TEORI ....................................................................... 18
1. Akad Murābah̩ah ....................................................................... 19
a. Pengertian.............................................................................. 19
b. Persyaratan Murābah̩ah ......................................................... 22
c. Rukun dan Syarat Murābah̩ah ............................................... 23
d. Ciri-ciri Murābah̩ah ............................................................... 26
e. Dasar Hukum Murābah̩ah ..................................................... 26
f. Skema Murābah̩ah ................................................................. 29
2. Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI ......................................... 30
a. Pengertian.............................................................................. 30
b. Kandungan Fatwa DSN MUI ................................................ 30
3. Baitul Mal Wat Tamwil .............................................................. 35
a. Pengertian.............................................................................. 35
b. Prinsip BMT .......................................................................... 36
c. Ciri-ciri Utama BMT............................................................. 37
xii
d. Kegiatan Usaha BMT ............................................................ 38
BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................. 40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 40
B. Prinsip Pembiayaan Murābah̩ah ........................................................ 43
C. Standar Objek Akad Murābah̩ah dan Kepemilikannya ..................... 45
D. Standar Para Pihak Terkait ................................................................ 47
E. Standar Kriteria Nasabah .................................................................. 47
F. Standar Agunan atau Jaminan ........................................................... 48
G. Standar Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) .................. 49
H. Prosedur Akad Murābah̩ah KSPPS BMT PAM ............................... 49
I. Prosedur Akad Murābah̩ah KSPPS BMT PAM ............................... 49
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN .................................................. 53
A. Analisis Praktik Akad Murābah̩ah di BMT PAM ............................. 53
B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Murābah̩ah di BMT PAM
menurut
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-
MUI/IV/2000 MUI ............................................................................ 61
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 84
A. Kesimpulan ....................................................................................... 84
B. Saran-saran ........................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ......................................................................................................... 16
Tabel 4.1 ......................................................................................................... 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 29
xv
ABSTRAK
Konsep muamalah yang diperkenalkan lembaga keuangan syariah adalah
jual beli barang dengan mengalihkan barang kepada seseorang dengan menerima
daripadanya harta atas kerelaaan kedua belah pihak. Konsep ini dikenal dengan
konsep murābah̩ah yaitu jual beli dengan harga asal ditambah dengan keuntungan
yang disepakati kedua belah pihak.
Dewan Syariah Nasional merupakan lembaga yang dibentuk oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang melaksanakan tugas-tugas MUI dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas keuangan syariah. Pada
ketentuan Fatwa Dewan Syariah NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 Majelis Ulama
Indonesia terkait murābah̩ah menjelaskan mengenai (i) ketentuan umum
murābah̩ah dalam bank syariah, (ii) ketentuan murabahah kepada nasabah, (iii)
jaminan dalam murabahah, (iv) utang dalam murabahah, (v) penundaan
pembayaran dalam murābah̩ah, (vi) bangkrut dalam murābah̩ah. Poin-poin dalam
Fatwa DSN ini menjadi sangat penting sebagai dasar/acuan pelaksanaan
murābah̩ah di lembaga keuangan syariah.
Melihat ketentuan fatwa tersebut, penelitan ini ingin mengamati apakah
fatwa ini telah sepenuhnya diimplementasikan di lembaga keuangan syariah
khususnya dalam hal ini BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen
Amanah Mandiri merupakan lembaga keuangan dibawah dinas perkoperasian
yang menjalankan tugasnya dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana
masyarakat sesuai syariah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan
(field research) dengan metode pengumpulan data yaitu interview/wawancara,
dokumentasi, observasi, dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil subjek dari pihak BMT PAM dalam hal ini ialah ketua pengurus,
manajer dan karyawan. Disamping itu dibuktikan dengan wawancara terhadap
anggota murābah̩ah BMT PAM. Metode analisis yang dipakai ialah kualitatifdeskriptif yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang telah
dikumpulkan kemudian diklasifikasikan, disusun, dijelaskan dan ditulis dalam
bentuk kalimat-kalimat hingga diperoleh kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan murābah̩ah di BMT
Prosumen Amanah Mandiri harus dijalankan sesuai ketentuan syariah. Dalam hal
ini BMT PAM berusaha untuk bersikap transparan terhadap transaksi yang
dilakukan kepada nasabah. Kemudian BMT juga sudah berupaya membeli barang
dari supplier sebelum menjualnya lagi ke nasabah pembiayaan dengan harga mark
up. Setelah semua transaksi dilaksanakan, BMT dan Nasabah melakukan
tandatangan akad di lembar perjanjian sebagai bukti keterikatan janji dan ijab
qabul. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa praktik akad murābah̩ah di
BMT Prosumen Amanah Mandiri sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan
Syariah Nasional meskipun terdapat sedikit persoalan terkait transparansi biaya
biaya mark up dalam murābah̩ah.
Kata Kunci: Murābah̩ah, Fatwa, BMT
xvi
ABSTRACT
Muamalah introduced the concept of Islamic financial institutions are
buying and selling goods by transferring the goods to the person receiving the
property there of on willingness both sides. This concept is known as murabaha
concept of sale with the original price plus an agreed profit both parties.
National Sharia Council is an institution established by the Indonesian
Ulema Council (MUI) who carry out tasks MUI in addressing issues related to
financial activities of sharia. At provisions Sharia Board Fatwa NO. 04 / DSNMUI / IV / 2000 Majelis Ulama Indonesia Related murabahah explained regarding
(i) general provisions murabaha in islamic banks, (ii) provision murabaha to
customers, (iii) a guarantee in the murabaha, (iv) debt in the murabaha, (v) a delay
payments in murabaha, (vi) bankrupt in murabaha . points in DSN has become
very important as a base / reference for implementing murabaha in the islamic
financial institutions.
Seeing the fatwa provisions, this research wanted to observe whether this
fatwa has been fully implemented in the Islamic financial institutions in particular
in this case BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen Amanah Mandiri
is a cooperative financial institution official who did their duty in compile funds
and public funds channel sharia-compliant. This research uses field research (field
research) data collection method that interview/interviews, documentation,
observation, and literature. This research was conducted by taking the subject of
the BMT PAM in this case is the chairman of the board, managers and employees.
Besides, evidenced by interviews with members of murabaha BMT PAM. The
analytical method used is qualitative-descriptive method that is used to the data
that has been collected and then classified, compiled, described and written in the
form of sentences to be concluded.
The results showed that the financing murabaha in BMT Prosumen
Amanah Mandiri must be executed in accordance with sharia. In this case BMT
PAM is trying to be transparent for the completed transaction to the customer.
Then BMT has also attempted to buy goods from suppliers before selling it to
customers at a price mark-up financing. After all the transactions carried out,
BMT and Customers to contract signature in the agreement as proof attachment
sheet and the promise of Islamic marriage contract. In general, the authors
conclude that the practice of Murabahah at BMT Prosumen Amanah Mandiri is in
conformity with the provisions of National Sharia Board Fatwa although there are
few problems related to the transparency of the costs of a mark-up in the
murabaha.
Keywords: Murabaha, Fatwa, BMT
xvii
xviii
ABSTRACT
Muamalah introduced the concept of Islamic financial institutions are
buying and selling goods by transferring the goods to the person receiving the
property there of on willingness both sides. This concept is known as murabaha
concept of sale with the original price plus an agreed profit both parties.
National Sharia Council is an institution established by the Indonesian
Ulema Council (MUI) who carry out tasks MUI in addressing issues related to
financial activities of sharia. At provisions Sharia Board Fatwa NO. 04 / DSNMUI / IV / 2000 Majelis Ulama Indonesia Related murabahah explained regarding
(i) general provisions murabaha in islamic banks, (ii) provision murabaha to
customers, (iii) a guarantee in the murabaha, (iv) debt in the murabaha, (v) a delay
payments in murabaha, (vi) bankrupt in murabaha . points in DSN has become
very important as a base / reference for implementing murabaha in the islamic
financial institutions.
Seeing the fatwa provisions, this research wanted to observe whether this
fatwa has been fully implemented in the Islamic financial institutions in particular
in this case BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen Amanah Mandiri
is a cooperative financial institution official who did their duty in compile funds
and public funds channel sharia-compliant. This research uses field research (field
research) data collection method that interview/interviews, documentation,
observation, and literature. This research was conducted by taking the subject of
the BMT PAM in this case is the chairman of the board, managers and employees.
Besides, evidenced by interviews with members of murabaha BMT PAM. The
analytical method used is qualitative-descriptive method that is used to the data
that has been collected and then classified, compiled, described and written in the
form of sentences to be concluded.
The results showed that the financing murabaha in BMT Prosumen
Amanah Mandiri must be executed in accordance with sharia. In this case BMT
PAM is trying to be transparent for the completed transaction to the customer.
Then BMT has also attempted to buy goods from suppliers before selling it to
customers at a price mark-up financing. After all the transactions carried out,
BMT and Customers to contract signature in the agreement as proof attachment
sheet and the promise of Islamic marriage contract. In general, the authors
conclude that the practice of Murabahah at BMT Prosumen Amanah Mandiri is in
conformity with the provisions of National Sharia Board Fatwa although there are
few problems related to the transparency of the costs of a mark-up in the
murabaha.
Keywords: Murabaha, Fatwa, BMT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berangkat dari kegelisahan masyarakat di seluruh dunia khususnya umat
muslim mengenai konsep keuangan syariah, maka di era globalisasi modern ini
muncul lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai solusi atas kegelisahan tersebut.
Sebenarnya di zaman Rasulullah SAW, telah diterapkan konsep ini untuk umat
terdahulu, tetapi setelah sepeninggal beliau praktik keuangan yang sesuai syariah
sedikit demi sedikit hilang. Hal ini karena sudah banyak masyarakat yang melihat
syariah bukan lagi hal utama dalam melakukan praktik perdagangan, transaksi
pinjaman dan kegiatan materi lainnya. Sebab ini memunculkan banyak kegiatan
transaksi rentenir atau yang biasa disebut adalah riba. Pada akhirnya banyak orang
yang hidup pada ekonomi rendah dieksploitasi oleh kegiatan kapitalis (orang-orang
kaya). Seakan-akan uang adalah segalanya.
Sang pencipta Rabb Al-Âlamīn telah berfirman menjelaskan akan larangan
riba. Sehingga manusia lupa akan tugas sebenar-benarnya diciptakan dan diutus ke
bumi Allah SWT ini. Secara umum, tugas kekhalifahan manusia adalah tugas
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan. Untuk
menunaikan tugas tersebut Allah SWT memberikan manusia manhaj hidup (tujuan
hidup). Tujuan hidup ini sudah diatur dalam firman Allah SWT, sehingga aturan
1
2
hidup itu mempunyai 5 hukum yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Aturan tersebut dimaksudkan menjamin keselamatan manusia dalam hidupnya,
baik yang menyangkut keselamatan agama, keselamatan diri, akal, harta benda,
nasab/keturunan (Antonio, 1999: 40). Inilah yang menjadi way of life, jalan hidup
manusia dalam memperoleh harta juga harus baik dan benar. Memperhatikan
segala hal yang telah ditetapkan-Nya.
Sejatinya dalam menjalankan tugas kekhalifahan ini tidak cukup sulit
untuk dilakukan. Apalagi dalam menjalin dan menciptakan kesejahteraan serta
kemakmuran erat kaitannya terhadap hubungan antar sesama manusia. Maka
islam juga telah mengatur tentang hubungan terhadap sesama manusia yang
disebut muamalah ma‟a an-naas. Muamalah secara umum (luas) merupakan
aturan aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan sosial (Suhendi, 2002: 4). Dengan demikian
aturan dalam bermuamalah kepada sesama manusia diperbolehkan selama tidak
ada dalil yang melarangnya.
Semakin banyaknya interaksi muamalah saat ini, kehidupan manusia akan
tambah lebih komplex. Kegiatan ini banyak sekali ditemui dalam bertransaksi
keuangan. Oleh karenanya, di zaman modern ini mulai muncul lembaga-lembaga
keuangan yang menjalankan tugasnya secara syariah.
Pada tahun 1963 berdiri bank Islam pertama kali di dunia yaitu The Mit
Ghamr Bank. Ini merupakan bank Islam pertama yang muncul di zaman modern.
Kemudian juga terdapat lembaga keuangan syariah non bank pertama kali yaitu
3
Baitul Mal Wat Tamwil Bait At Tamwil Al Saudi Al Tunisi pada tahun 1984.
Kemudian mucul juga di Indonesia Bank Islam pertama yaitu Bank Muamalah
Indonesia. Dengan demikian banyak perhatian khusus terhadap lembaga-lembaga
keuangan syariah ini. Sampai akhirnya banyak bermunculan unit-unit usaha
syariah, dan baitul mal wat tamwil. Tetapi hal ini harus banyak membutuhkan
konsep yang jelas dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Produk-Produk di lembaga keuangan syariah merupakan konsep dasar
yang menarik masyarakat untuk lebih mengenal aktivitas lembaga keuangan
syariah. Secara umum tugas lembaga keuangan syariah yaitu sebagai lembaga
intermediasi
dalam
rangka
menghimpun
dana
dari
masyarakat
dan
menyalurkannya kepada masyarakat. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan. Hal ini pun banyak macammacamnya.
Dalam
LKS
umumnya
terdapat
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah, ijarah, dan murābah̩ah dalam aktivitas penyaluran dananya.
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah merupakan akad kerja sama
pembiayaan dalam modal kerja dan perkongsian, sedangkan murābah̩ah
merupakan akad jual beli pembiayaan. Kedua hal ialah perpaduan yang berbeda
sehingga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta resiko
tersendiri. Sampai saat ini pembiayaan murābah̩ah masih menjadi praktik yang
banyak sekali digunakan di LKS karena tingkat resiko yang rendah dan terbilang
aman.
Murābah̩ah diartikan sebagai akad pembiayaan untuk pengadaan suatu
barang dengan menegaskan harga belinya (harga perolehan) kepada pembeli dan
4
pembeli membayarnya secara angsuran dengan harga lebih sebagai laba (Yadi
Janwari, 2015: 20). Untuk itu perlu dipahami konsep pembiayaan murābah̩ah
yang jelas dan secara komperhensif. Karena hal ini merupakan aktivitas transaksi
syariah maka penerapannya juga harus sesuai syariah. Adapun otoritas tertinggi
yang menjadi perumus dalam kebijakan kegiatan LKS ialah Dewan Syariah
Nasional. Lembaga ini ditunjuk oleh Majelis Ulama Indonesia untuk bertanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya di bidang LKS. Sehingga perumusan
pembiayaan murābah̩ah juga disusun dan ditetapkan oleh Dewan Syariah
Nasional.
Pada ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia menjelaskan ketentuan umum tentang murābah̩ah dalam
perbankan syariah (Dewan Syariah Nasional [pengh], 2014: 66) yaitu, mengenai:
1. Bank dan Nasabah harus melakukakn akad murābah̩ah yang harus bebas
riba
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat islam
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasi nya
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya pembelian dilakukan secara hutang
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga plus keuntungan. Dalam kaitan ini bank
harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan
7. Nasabah membayar harga barang yang telat disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murābah̩ah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi pemilik bank.
5
Melihat penjelasan fatwa DSN-MUI diatas, penulis ingin mengkaji terkait
penerapan akad murābah̩ah yang terdapat di salah satu Lembaga Baitul Mal Wat
Tamwil. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu,
adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil,
menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas
prakasa dan modal awal dari tokoh tokoh masyarakat setempat dengan
berlandaskan sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan),
kedamaian, dan kesejahteraan (Rianto, 2012: 317).
Salah satu BMT yang ingin penulis kaji penerapan akad murābah̩ahnya
ialah BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta. Karena BMT tersebut juga
merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang banyak menjalankan aktivitas
penyaluran dananya dengan menggunakan pembiayaan murābah̩ah. Pada 3 tahun
terakhir ini pembiayaan murābabah mencapai 60% dari seluruh produk
pembiayaan (mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah).
Melihat masalah ini, penulis ingin mengetahui bagaimana realisasi
pembiayaan murābah̩ah di BMT tersebut, apakah sudah sesuai dengan yang
digariskan oleh ketentuan yang dikeluarkan fatwa DSN-MUI?. Lebih menariknya
penulis akan tuangkan dalam judul skripsi terkait Analisis Implementasi Akad
Murābah̩ah menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia (Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri).
6
B. Rumusan Masalah
Untuk mendalami masalah yang terjadi kiranya perlu ada pembatasan
pokok masalah, yaitu: “Apakah penerapan ketentuan akad murābah̩ah di BMT
Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta sesuai dengan Fatwa DSN NO. 04/DSNMUI/IV/2000 MUI?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam membahas topik ini ialah: Untuk
mengetahui serta mengkaji lebih dalam mengenai penerapan ketentuan akad
murābah̩ah di BMT Prosumen Amanah Mandiri, terkait kesesuaiannya dengan
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA
INDONESIA.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memberikan kontribusi pada pengembangan teori dan bukti empiris
mengenai akad murābah̩ah.
b. Memperkaya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan produkproduk bank syariah, khususnya produk pembiayaan murābah̩ah.
c. Memberikan kontribusi bagi para ahli perbankan syariah untuk
memperhatikan variasi akad murābah̩ah.
d. Sebagai bahan pembanding antara teori dan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
2. Secara Praktis
7
a. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
penulis dalam memahami penerapan akad murābah̩ah dan membantu
memahami bagaimana penerapan akad murābah̩ah secara riil di BMT
Prosumen Amanah Mandiri.
b. Bagi Instansi
Penelitian ini digunakan untuk membantu lembaga dalam mendalami
akad murābah̩ah untuk benar-benar dilakukan sesuai dengan fatwa
DSM-MUI yang berlaku. Disamping itu penelitian ini juga menambah
pengetahuan para karyawan BMT Prosumen Amanah Mandiri untuk
lebih profesional dalam bekerja.
E. Sistematika Pembahasan
Meninjau menurut penulisan yang terstruktural, peneliti akan menulis
sistematika yang memudahkan peneliti dan pembaca dalam memahami skripsi ini.
Adapun rancangan sistematika yang ingin ditulis adalah sebagai berikut (Pedoman
penulisan skripsi EPI, 2015):
Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, sistematika pembahasan skripsi, dan metodologi penelitian. Bab
pertama ini merupakan bab awal yang mengantarkan pada bab-bab berikutnya.
Bab II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
8
Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang
relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil
penelitian maupun buku.
Bab III: Hasil Penelitian
Memuat klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat
penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya.
BAB IV: Pembahasan Penelitian
Berisi terkait analisis dari hasil yang ditemukan kemudian diungkapkan
dalam bentuk narasi yang mudah dipahami.
BAB V: Penutup
Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan
menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya
dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian
mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait
dengan hasil penelitian yang bersangkutan.
F. Metodologi Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di salah satu
lembaga keuangan syariah yaitu Baitul Mal Wat Tamwil Prosumen
9
Amanah Mandiri yang berlokasikan di Ringroad Barat D 172
Tegalwangi Tamantirto, Kasihan Bantul.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang dilakukan di lokasi kejadian dengan mengamati
fenomena yang ada. Penelitian ini dilakukan langsung di BMT
Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta. Penelitian berupaya untuk
memberikan pembuktian tentang penerapan pembiayaan murābah̩ah
yang diterapkan di BMT Prosumen Amanah Mandiri tersebut.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang
didapat langsung dari informan tanpa perantara media apapun.
Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan. Data primer yang didapat, dapat berupa
opini subjek (orang) yang diteliti sebagai praktisi dan juga bisa
berupa pemahaman praktisi akan SOP pembiayaan murābah̩ah di
BMT tersebut. Data primer ini penulis kumpulkan denga dua
metode, yaitu: metode interview dan metode observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang didapat
peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media perantara.
Umumnya, data sekunder diperoleh sebagai penunjang dari data
10
primer. Adapun yang didapat dari data sekunder oleh peneliti yaitu
melalui buku, jurnal, dan internet.
4. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan semua anggota kelompok manusia,
sedangkan sampel ialah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data tersebut (Sukardi, 2014: 53). Untuk penelitian yang
penulis lakukan perlu adanya pembatasan maka peneliti memilih
sampel dengan teknik nonprobability dengan metode purposive
sampling. Purposive Sampling ialah teknik memilih sampel dengan
dasar bertujuan. Artinya peneliti ingin menentukan subjek penelitian
dengan melihat kapasitas SDM yang dapat memberikan informasi
yang akurat dan releven (Sukardi, 2014: 64).
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
mencari data data yang diperlukan dari objek penelitian yang
sebanarnya. Adapun langah langkah yang ditempuh peneliti dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yaitu suatu percakapan Tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan
secara fisik dan diarahakan pada suatu masalah tertentu (Kartini
Kartono, 1996: 187). Dalam hal ini peneliti menanyakan beberapa
rentetan pertanyaan yang terstruktur kepada pihak pengurus BMT
11
Proseumen Amanah Mandiri yang terdiri dari ketua dan sekretaris
tentang produk produk yang ada di BMT PAM kemudian peneliti
mendalami hasil informasi dan mengorek keterangan lebih lanjut
mengenai hal-hal yang diteliti. Setelah itu mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber pengumpulan data yang
diperoleh peneliti berupa catatan, standar operasi pelaksanaan,
buletin, notulen rapat karyawan, surat perjajian kerjasama dan
sebagainya. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data data dari
beberapa buku buku kumpulan produk produk, arsip, buku rapat
anggota tahunan, lembar akad perjanjian murābah̩ah dan lain
sebagainya yang terdapat di BMT Prosumen Amanah Mandiri
yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Observasi
Observasi merupakan sumber pengumpulan data yang
diperoleh peneliti dengan cara mengamati kejadian yang ada di
dalam BMT Prosumen Amanah Mandiri dan kejadian di lapangan
dengan mengikuti marketing saat menemui nasabah pembiayaan.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka ini merupakan sumber dari literatur buku, dan
catatan-catatan yang sesuai dengan data yang diperlukan.
12
Mengambil teori tentang murābah̩ah, Fatwa DSN tentang
Murābah̩ah, serta penjelasan tentang BMT.
6. Analisis Data
Setelah
data
terkumpul,
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis data dan mengambil kesimpulan data yang terkumpul.
Kesemuanya adalah untuk menyimpulkan data secara teratur dan rapi.
Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan metode deskriptifkualitatif yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang telah
dikumpulkan, kemudian diklasifkasikan, disusun, dijelaskan yakni
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk
memperoleh kesimpulan (Arikunto, 2002: 206). Peneliti juga
menganalisis hasil yang didapat di lapangan, dengan ini peneliti
menggunakan metode induktif.
Setelah itu peneliti mengamati dan mengkaji kegiatan riil yang
terjadi mengenai akad murābah̩ah di BMT Prosumen Amanah Mandiri
kemudian disesuaikan dengan teori yang ada berupa ketentuan Fatwa
Dewan Syariah Nasional tentang murābah̩ah di lembaga keuangan
syariah. Akhirnya peneliti dapat mengetahui dan membahas kajian ini
untuk menjadi penelitian yang bermanfaat secara akademis dan praktis
di kemudian hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Jurnal ilmiah yang terkait dengan penelitian ini adalah
a. Jurnal yang ditulis Nurul dengan judul “Implementasi Pembiayaan
Murābah̩ah” studi kasus di PT. BPRS Tanmiya Artha kediri. Jurnal ini
berisikan mengenai pelaksanaan pembiayaan murābah̩ah di PT. BPRS
Tanmiya Artha Kediri, bahwa BPRS ini telah sesuai dengan prinsip
prinsip hukum islam atas apa yang telah diteliti oleh peneliti. Artikel
mengenai pelaksanaan pembiayaan murābah̩ah di salah satu lembaga
keuangan syariah ini hanya ingin mencocokkan fenomena yang ada
dengan prinsip hukum syariah atau landasan hukum syariah terkait
murābah̩ah.
b. Jurnal yang ditulis oleh Fanny yang berjudul “Akad Pembiayaan
Murābah̩ah dan Praktiknya pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Manado”. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penulis hanya ingin
melihat standar operasional prosedur yang dibuat oleh PT Bank Syariah
Mandiri cabang Manado, seperti proses persyaratan pembiayaan di
lembaga ini. Kemudian bagaimana penyaluran dana murābah̩ah di
lembaga ini. Setelah itu, di dalam kesimpulan jurnal ini penulisnya
membahas
13
14
mengenai akibat hukum dari para pihak dalam akad pembiayaan
murābah̩ah di PT. BSM cabang Manado.
c. Jurnal yang ditulis Muttaqin Nurhuda “Analisis pelaksanaan akad
pembiayaan murabahah di BMT Palur Karanganyar.” Jurnal ini
berisikan mengenai prosedur pembiayaan murābah̩ah yang ada di
BMT Palur Karangananyar, kemudian membahas perihal jaminan
dalam murābah̩ah bahwa jika nasabah tidak dapat melunasi angsuran
pembiayaan maka BMT dapat melakukan penjualan jaminan. Akan
tetapi
penelitian
ini
belum
menyinggung
penundaan
dalam
murābah̩ah, bangkrut dalam murābah̩ah, dan ketentuan-ketentuan
terkait poin Fatwa DSN yang lain.
2. Skripsi yang ditulis oleh Kunti Ulfa Tarrohmi mengenai Implementasi
Sistem Pembiayaan Murābah̩ah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 Majelis Ulama Indonesia yang dilakukan di
BMT Al Khalim Kranggan Temanggung. Skripsi ini membahas tentang
ikatan penjual dan pembeli yang mana keduanya sama-sama memiliki hak
dan kewajiban yang harus dijalankan. Adapun ikatan ini dituangkan dalam
akad perjanjian pembiayaan jual beli murābah̩ah dalam pasal I sampai
dengan pasal VII mengenai kesepakatan pembiayaan antara pihak I selaku
BMT al Khalim dan Pihak II selaku nasabah yang mengajukan
pembiayaan. Kemudian dari ikatan perjanjian ini dianalisislah oleh peneliti
kemudian disesuaikan dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional
mengenai pembiayaan murābah̩ah.
15
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitan Sekarang
PERBEDAAN
NOJURNAL/SKRIPSI
Terdahulu
1
Sekarang
Nurul dengan judul
Lokasi: Kediri
Lokasi: Yogyakarta
“Implementasi
Substansi: Hanya
Substansi: Kesesuaian
Pembiayaan
melihat
dengan ketentuan Fatwa
Murābah̩ah” studi
pelaksanaannya
DSN
kasus di PT. BPRS
Metode: Kualitatif-
Metode: Kualitatif-
Tanmiya Artha
Deskriptif
Deskriptif
kediri
Teknik Pengambilan
Sampel: Purposive
2
Fanny yang
Lokasi: Manado
Lokasi: Yogyakarta
berjudul “Akad
Substansi: Acuan
Substansi: Kesesuaian
Pembiayaan
ketentuannya
dengan ketentuan Fatwa
Murābah̩ah dan
terhadap UU,
DSN-MUI,
Praktiknya pada
mengungkapkan alur
Mengungkapkan alur
PT Bank Syariah
pengajuan
dan konsep murābah̩ah
Mandiri Cabang
pembiayaan
di BMT PAM, dan
Manado”
murābah̩ah di
melengkapi penelitian
lembaga tersebut, dan sebelumnya.
membahas akibat
Metode: Kualitatif
16
wanprestasi,
Deskriptif dengan
Metode: Penelitian
teknik purposive
Hukum Normatif
sampling
(UU No. 21 Tahun
2008
3
Muttaqin Nurhuda
Lokasi: Karanganyar
Lokasi: Yogyakarta
“Analisis
Substansi: Kajian
Substansi: Kesesuaian
pelaksanaan akad
terkait prosedur
dengan ketentuan Fatwa
pembiayaan
murabahah, jaminan
DSN-MUI,
murabahah di BMT dalam murābah̩ah
Mengungkapkan
Palur
Metode: Kualitatif
konsep murābah̩ah di
Karanganyar
Deskriptif
BMT PAM, dan
melengkapi penelitian
sebelumnya.
Metode: Kualitatif
Deskriptif dengan
teknik purposive
sampling
4
Kunti Ulfa
Lokasi: Temanggung
Lokasi: Yogyakarta
Tarrohmi
Substansi: Kajian
Substansi: Kajian
mengenai
murābah̩ah Fatwa
murābah̩ah Fatwa
Implementasi
DSN-MUI pasal 1
DSN-MUI pasal 1-6,
Sistem Pembiayaan Metode: Kualitatif
dan
17
Murābah̩ah
Deskriptif
melengkapi/meneruskan
Menurut Fatwa
Pengumpulan data:
penelitian sebelumnya.
Dewan Syariah
interview dan
Metode: Kualitatif
Nasional NO.
dokumentasi
Deskriptif dengan
04/DSN-
teknik purposive
MUI/IV/2000
sampling
Majelis Ulama
Pengumpulan data:
Indonesia (Studi
Interview, dokumentasi,
Kasus di BMT Al-
observasi, dan studi
Khalim Kranggan
pustaka
Temanggung)
B. Kerangka Teori
Salah satu konsep fiqh muamalah yang banyak dipraktikkan oleh
perbankan syari’ah adalah jual beli murābah̩ah. Akad ini banyak diminati oleh
perbankan syari’ah dikarenakan faktor keamanan dan minimnya resiko bagi bank
syariah dibanding akad mudhārabah dan musyārakah. Murābah̩ah merupakan
jual beli dengan ketentuan yang lebih spesifik dibanding dengan jual beli pada
umumnya.
1. Akad Murābah̩ah
a. Pengertian
Murābah̩ah
secara
lafdzi
berasal
dari
masdar
ribh̩un
(keuntungan). Murābah̩ah adalah masdar dari Rābah̩a – Yurābih̩u –
18
Murābah̩atan (memberi keuntungan) (Yazid, 2009: 85). Secara istilah
(Janwari, 2015: 14), murābah̩ah ini banyak didefinisikan oleh banyak
fuqaha. Jual beli murābah̩ah adalah jual beli dengan harga jualnya
sama dengan harga belinya ditambah dengan keuntungan. Gambaran
murābah̩ah ini, sebagaimana dikemukakan oleh para ulama
fikih
yaitu:
1) Malikiyah, murābah̩ah adalah jual beli barang dengan harga beli
beserta tambahan yang diketahui oleh penjual dan pembeli.
2) Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, murābah̩ah adalah jual
beli dengan harga pokok atau harga perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disepakati.
3) Ibn Qudamah yang menyatakan bahwa murābah̩ah adalah menjual
dengan harga beli ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
4) Wahbah az-Zuhayli memberikan definisi murābah̩ah dengan jual
beli dengan harga awal ditambah keuuntungan.
Dari uraian tersebut, maka dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan murābah̩ah adalah jual beli barang dengan alat ukur
disertai tambahan yang ditentukan (resale with a started profit). Dalam
murābah̩ah ini setidak-tidaknya ada dua pihak yang terlibat, yakni
penjual dan pembeli. Disamping itu, dalam murābah̩ah ini mesti ada
kejelasan tentang harga awal dan harga jual yang disampaikan oleh
pihak penjual kepada pihak pembeli.
19
Bai‟ al -murābah̩ah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al murābah̩ah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Misalnya
pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga Rp.
10.000.000. Kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp.
750.000 dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga Rp.
10.750.000. Pada umumnya si pedagang eceran tidak akan memesan
dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah
menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan
diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran, kalau memang
akan dibayar secara angsuran (Antonio, 1999:145).
Dalam kamus-kamus bahasa Arab, murābah̩ah juga diartikan
sebagai ( ال اal-namā’) yang berarti tumbuh dan berkembang, karena
dengan murābah̩ah, terjadi pertumbuhan harta dari semula misalkan
Rp 100.000.000,- menjadi Rp 110.000.000,- (Agustianto, 2015: 115)
Sedangkan secara istilah fikih, bay’ murābah̩ah adalah
ا
َا
َل ال
Murābah̩ah adalah jual beli dengan harga awal (harga pokok)
disertai dengan tambahan keuntungan tertentu. Definisi ini adalah
definisi yang disepakati oleh para ahli fiqh, walaupun ungkapan yang
digunakan berbeda-beda (Agustianto, 2015: 115).
20
Murābah̩ah juga didefinisikan oleh lembaga konstitusi yang
ada di Indonesia yaitu (Janwari, 2015: 19):
1) Menurut Fatwa DSN MUI, Murābah̩ah adalah menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
(Fatwa DSN-MUI Nomor 4 Tahun 2000).
2) Menurut PBI Peraturan BI No.7/46/PBI/2005, Murābah̩ah adalah
jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah margin
keuntungan yang disepakati. (Pasal 1 Definisi, ayat 7)
3) Sementara itu Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Murābah̩ah ialah Pembiayaan saling menguntungkan yang
dilakukan oleh shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan
melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga
pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang
merupakan keuntungan atau laba bagi shāhib al-māl dan
pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur. (Pasal 20
angka 6, Buku II).
4) Menurut PAPSI 2013, Murābah̩ah adalah akad jual beli barang
dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan
yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan beban
perolehan tsb kepada pembeli.
5) Dalam perspektif perbankan syariah, murābah̩ah diartikan dengan
suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan
nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian
bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah dan
akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga
beli ditambah margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
Dengan kata lain, murābah̩ah adalah perjanjian jual beli antara
bank dengan nasabah, dimana bank membeli barang yang
diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah.
Secara legal ke-Indonesia-an, murābah̩ah dapat diartikan
dengan akad pembiayaan untuk pengadaan suatu barang dengan
menegaskan harga belinya (harga perolehan) kepada pembeli dan
pembeli membayarnya secara angsuran dengan harga lebih sebagai
laba (Janwari, 2015: 20).
b. Persyaratan Murābah̩ah
21
Dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan atas
dasar Akad Murāb
DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS
ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalar Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Wildan Fathullah
NPM: 20130730393
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ii
NOTA DINAS
Lamp : 4 eks. Skripsi
Hal
Yogyakarta, 2 Desember 2016
: Persetujuan
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Assalamu‟alaikum wr. Wb
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama
: Wildan Fathullah
NPM
: 20130730393
Judul
:
ANALISIS
IMPLEMENTASI
AKAD
MURĀBAH̩AH
MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.
04/DSN/MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA (Studi
Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta).
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada
Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat
diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum wr. Wb
Pembimbing
Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag
iii
PENGESAHAN
Judul Skripsi
ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURĀBAH̩AH MENURUT FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS
ULAMA INDONESIA
(Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama
: Wildan Fathullah
NPM
: 20130730393
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat
Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 22 Desember 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:
Sidang Dewan Seminar Skripsi
Ketua Sidang
: Syah Amelia Manggala Putri, M.E.I
(…………….)
Pembimbing
: Drs Muhsin Haryanto, M.Ag
(…………….)
Penguji
: Syakir Jamaluddin, S.Ag., M.A
(…………….)
Yogyakarta, ……………………
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,
Dr. Mahli Zainudin Tago, M.Si
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa
: Wildan Fathullah
Nomor Mahasiswa
: 20130730393
Program Studi
: Muamalat
Judul Skripsi
: Analisis Implementasi Akad Murābah̩ah Menurut Fatwa
Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia (Studi Kasus di BMT Prosumen
Amanah Mandiri Yogyakarta).
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, ………………………..
Yang membuat pernyataan
Wildan Fathullah
v
MOTTO
ِِ
ِ ِ ِ
ِِ
ٌض ٱلل ِ ٰو ِس َعة
ُ َح َسُوا ِِ ٰ ذ ٱلدنْيَا َح َسَةٌ َوأ َْر
ْ ين أ
َ ين ءَ َامُوا ٱت ُقوا َرب ُك ْم للذ
َ ُ ْ اَعبَاد ٱلذ
ٍ ٱللِ و َو أَ ْ ُ م بِ َ ِْ ِحس
ِ
اا
ُ ٰٰ َِا يُ َو
َ
َ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada
Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.
Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS Az-Zumār, 39: 10).
ِ
ل ُْ ْم َويَُبِ ْ أَْ َد َام ُك ْم
ُ َل ُوا ٱلل َ ي
ُ َين ءَ َامُوا ِو ت
َ اَأَي َ ا ٱلذ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad, 47: 7).
“Orang yang berbuat Baik tidaklah Mendapat Apa-Apa kecuali Kebaikan yang
Dia Kerjakan dan Kebaikan di sisi-Nya, Allah akan berbuat baik kepadanya”
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala
kenikmatan iman, kesehatan, rahmat dan hidayahnya serta sampai saat ini saya
dapat menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana saya. Selesainya
skripsi ini tidak lepas dari dukungan orang orang tercinta yang cukup berpengaruh
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan rasa bangga dan
bahagia saya turut mempersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua Orang Tua saya bapak dan ibu yang telah memberikan doa
terbaiknya buat saya, yang telah membimbing dan memaksa saya demi
kesuksesan saya dalam mengerjakan skripsi yang luar biasa ini.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Bambang Cipto
yang telah memberikan besar kesempatan untuk menimba ilmu di kampus
yang muda mendunia ini.
3. Dekan Fakultas Agama Islam, Bapak Dr Mahli Zainuddin Tago, M.Si
yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam berkiprah dan
berkreasi hingga terselesainya skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Muhsin Hariyanto yang selama ini
telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada
ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
5. Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam, Bapak Syarif As’ad S.E.I., M.Si yang berkenan memberikan
ilmunya dan bimbingannya selama kuliah di program studi ini.
vii
6. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Mukhlis Rahmanto, MA, yang
selalu terbuka untuk memberikan masukan serta motivasi bagi saya.
7. Sahabat, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan
mungkin aku sampai di sini, terimakasih untuk canda tawa selama ini dan
perjuangan yang kita lewati bersama. Semoga semangat kita selalu terukir
dalam jiwa kita.
8. Rekan-rekan HIMEPI UMY, EPI G, FIES, KKN 171 UMY, Sampahable,
Pejuang Skripsi, yang telah memberikan dukungan moril ataupun materil.
9. The Member of WAAW yang selama ini menyempurnakan hidup dalam
sepi dan dapat berbahagia bersama di kota perantauan ini.
10. Seluruh teman-teman yang ikut mendukung proses pengerjaan skripsi
yang saya buat ini. Kalian luar biasa dan semoga kita semua bisa
menyongsong masa depan yang cerah bersama.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebab hanya berkat
rahmat-Nya, skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan dapat hadir
dihadapan para pembaca sekalian.
Skripsi ini bertujuan memperluas wawasan, pengetahuan dan nuansa
kerangka berfikir kaitannya dengan pemahaman terhadap akad murābah̩ah
yang harus dan semestinya diterapkan di lembaga keuangan syariah.
Disamping itu, Skripsi ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas akhir
sebagai syarat kelulusan wisuda sarjana di Program Studi Ekonomi dan
Perbankan Islam.
Setelah 6 semester menimba banyak ilmu pengetahuan dari Prodi
Ekonomi dan Perbankan Islam, penulis ingin mengimplementasikan hasil
pembelajaran yang didapat di dunia perkuliahan kepada dunia kemasyarakatan.
Selain itu skripsi ini juga dapat memberikan sumbangan keilmuan kepada
pihak yang membutuhkannya. Tersusunnya skripsi ini tak lepas dari semangat
serta dorongan dari dosen, teman-teman, dan pihak yang terlibat. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu selaku madrasah pertama bagi
saya yang memelihara serta membimbing saya sampai pada fase
saat ini.
2. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag
yang telah memberikan waktu berharganya dengan membimbing
saya sampai terselesainya skripsi ini.
3. Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Fakultas ini.
4. Ketua dan Sekretaris Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam selaku
pemangku kebijakan tertinggi di Prodi EPI yang telah memberikan
bimbingan serta kesempatan menimba ilmu pengetahuan terkait
ekonomi islam dan sekitarnya.
ix
5. Segenap kawan-kawan yang turut memberikan masukan, kritik, dan
keterlibatan proses secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi yang ada saat ini. Jasa anda akan selalu
terkenang saat ini dan nanti.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan skripsi
yang dibuat ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang dapat membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Yogyakarta, 29 November 2016
Wildan Fathullah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
ABSTRAK ................................................................................................... xvi
TRANSLITERASI ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan Penelitian ...................................................... 8
F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
xi
1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 9
2. Jenis Penelitian ............................................................................ 9
3. Sumber Data ................................................................................ 10
4. Populasi dan Sampel ................................................................... 10
5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 11
6. Analisis Data ............................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ................ 14
A. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14
B. KERANGKA TEORI ....................................................................... 18
1. Akad Murābah̩ah ....................................................................... 19
a. Pengertian.............................................................................. 19
b. Persyaratan Murābah̩ah ......................................................... 22
c. Rukun dan Syarat Murābah̩ah ............................................... 23
d. Ciri-ciri Murābah̩ah ............................................................... 26
e. Dasar Hukum Murābah̩ah ..................................................... 26
f. Skema Murābah̩ah ................................................................. 29
2. Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI ......................................... 30
a. Pengertian.............................................................................. 30
b. Kandungan Fatwa DSN MUI ................................................ 30
3. Baitul Mal Wat Tamwil .............................................................. 35
a. Pengertian.............................................................................. 35
b. Prinsip BMT .......................................................................... 36
c. Ciri-ciri Utama BMT............................................................. 37
xii
d. Kegiatan Usaha BMT ............................................................ 38
BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................. 40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 40
B. Prinsip Pembiayaan Murābah̩ah ........................................................ 43
C. Standar Objek Akad Murābah̩ah dan Kepemilikannya ..................... 45
D. Standar Para Pihak Terkait ................................................................ 47
E. Standar Kriteria Nasabah .................................................................. 47
F. Standar Agunan atau Jaminan ........................................................... 48
G. Standar Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) .................. 49
H. Prosedur Akad Murābah̩ah KSPPS BMT PAM ............................... 49
I. Prosedur Akad Murābah̩ah KSPPS BMT PAM ............................... 49
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN .................................................. 53
A. Analisis Praktik Akad Murābah̩ah di BMT PAM ............................. 53
B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Murābah̩ah di BMT PAM
menurut
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-
MUI/IV/2000 MUI ............................................................................ 61
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 84
A. Kesimpulan ....................................................................................... 84
B. Saran-saran ........................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ......................................................................................................... 16
Tabel 4.1 ......................................................................................................... 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 29
xv
ABSTRAK
Konsep muamalah yang diperkenalkan lembaga keuangan syariah adalah
jual beli barang dengan mengalihkan barang kepada seseorang dengan menerima
daripadanya harta atas kerelaaan kedua belah pihak. Konsep ini dikenal dengan
konsep murābah̩ah yaitu jual beli dengan harga asal ditambah dengan keuntungan
yang disepakati kedua belah pihak.
Dewan Syariah Nasional merupakan lembaga yang dibentuk oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang melaksanakan tugas-tugas MUI dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas keuangan syariah. Pada
ketentuan Fatwa Dewan Syariah NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 Majelis Ulama
Indonesia terkait murābah̩ah menjelaskan mengenai (i) ketentuan umum
murābah̩ah dalam bank syariah, (ii) ketentuan murabahah kepada nasabah, (iii)
jaminan dalam murabahah, (iv) utang dalam murabahah, (v) penundaan
pembayaran dalam murābah̩ah, (vi) bangkrut dalam murābah̩ah. Poin-poin dalam
Fatwa DSN ini menjadi sangat penting sebagai dasar/acuan pelaksanaan
murābah̩ah di lembaga keuangan syariah.
Melihat ketentuan fatwa tersebut, penelitan ini ingin mengamati apakah
fatwa ini telah sepenuhnya diimplementasikan di lembaga keuangan syariah
khususnya dalam hal ini BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen
Amanah Mandiri merupakan lembaga keuangan dibawah dinas perkoperasian
yang menjalankan tugasnya dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana
masyarakat sesuai syariah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan
(field research) dengan metode pengumpulan data yaitu interview/wawancara,
dokumentasi, observasi, dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil subjek dari pihak BMT PAM dalam hal ini ialah ketua pengurus,
manajer dan karyawan. Disamping itu dibuktikan dengan wawancara terhadap
anggota murābah̩ah BMT PAM. Metode analisis yang dipakai ialah kualitatifdeskriptif yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang telah
dikumpulkan kemudian diklasifikasikan, disusun, dijelaskan dan ditulis dalam
bentuk kalimat-kalimat hingga diperoleh kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan murābah̩ah di BMT
Prosumen Amanah Mandiri harus dijalankan sesuai ketentuan syariah. Dalam hal
ini BMT PAM berusaha untuk bersikap transparan terhadap transaksi yang
dilakukan kepada nasabah. Kemudian BMT juga sudah berupaya membeli barang
dari supplier sebelum menjualnya lagi ke nasabah pembiayaan dengan harga mark
up. Setelah semua transaksi dilaksanakan, BMT dan Nasabah melakukan
tandatangan akad di lembar perjanjian sebagai bukti keterikatan janji dan ijab
qabul. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa praktik akad murābah̩ah di
BMT Prosumen Amanah Mandiri sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan
Syariah Nasional meskipun terdapat sedikit persoalan terkait transparansi biaya
biaya mark up dalam murābah̩ah.
Kata Kunci: Murābah̩ah, Fatwa, BMT
xvi
ABSTRACT
Muamalah introduced the concept of Islamic financial institutions are
buying and selling goods by transferring the goods to the person receiving the
property there of on willingness both sides. This concept is known as murabaha
concept of sale with the original price plus an agreed profit both parties.
National Sharia Council is an institution established by the Indonesian
Ulema Council (MUI) who carry out tasks MUI in addressing issues related to
financial activities of sharia. At provisions Sharia Board Fatwa NO. 04 / DSNMUI / IV / 2000 Majelis Ulama Indonesia Related murabahah explained regarding
(i) general provisions murabaha in islamic banks, (ii) provision murabaha to
customers, (iii) a guarantee in the murabaha, (iv) debt in the murabaha, (v) a delay
payments in murabaha, (vi) bankrupt in murabaha . points in DSN has become
very important as a base / reference for implementing murabaha in the islamic
financial institutions.
Seeing the fatwa provisions, this research wanted to observe whether this
fatwa has been fully implemented in the Islamic financial institutions in particular
in this case BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen Amanah Mandiri
is a cooperative financial institution official who did their duty in compile funds
and public funds channel sharia-compliant. This research uses field research (field
research) data collection method that interview/interviews, documentation,
observation, and literature. This research was conducted by taking the subject of
the BMT PAM in this case is the chairman of the board, managers and employees.
Besides, evidenced by interviews with members of murabaha BMT PAM. The
analytical method used is qualitative-descriptive method that is used to the data
that has been collected and then classified, compiled, described and written in the
form of sentences to be concluded.
The results showed that the financing murabaha in BMT Prosumen
Amanah Mandiri must be executed in accordance with sharia. In this case BMT
PAM is trying to be transparent for the completed transaction to the customer.
Then BMT has also attempted to buy goods from suppliers before selling it to
customers at a price mark-up financing. After all the transactions carried out,
BMT and Customers to contract signature in the agreement as proof attachment
sheet and the promise of Islamic marriage contract. In general, the authors
conclude that the practice of Murabahah at BMT Prosumen Amanah Mandiri is in
conformity with the provisions of National Sharia Board Fatwa although there are
few problems related to the transparency of the costs of a mark-up in the
murabaha.
Keywords: Murabaha, Fatwa, BMT
xvii
xviii
ABSTRACT
Muamalah introduced the concept of Islamic financial institutions are
buying and selling goods by transferring the goods to the person receiving the
property there of on willingness both sides. This concept is known as murabaha
concept of sale with the original price plus an agreed profit both parties.
National Sharia Council is an institution established by the Indonesian
Ulema Council (MUI) who carry out tasks MUI in addressing issues related to
financial activities of sharia. At provisions Sharia Board Fatwa NO. 04 / DSNMUI / IV / 2000 Majelis Ulama Indonesia Related murabahah explained regarding
(i) general provisions murabaha in islamic banks, (ii) provision murabaha to
customers, (iii) a guarantee in the murabaha, (iv) debt in the murabaha, (v) a delay
payments in murabaha, (vi) bankrupt in murabaha . points in DSN has become
very important as a base / reference for implementing murabaha in the islamic
financial institutions.
Seeing the fatwa provisions, this research wanted to observe whether this
fatwa has been fully implemented in the Islamic financial institutions in particular
in this case BMT Prosumen Amanah Mandiri. BMT Prosumen Amanah Mandiri
is a cooperative financial institution official who did their duty in compile funds
and public funds channel sharia-compliant. This research uses field research (field
research) data collection method that interview/interviews, documentation,
observation, and literature. This research was conducted by taking the subject of
the BMT PAM in this case is the chairman of the board, managers and employees.
Besides, evidenced by interviews with members of murabaha BMT PAM. The
analytical method used is qualitative-descriptive method that is used to the data
that has been collected and then classified, compiled, described and written in the
form of sentences to be concluded.
The results showed that the financing murabaha in BMT Prosumen
Amanah Mandiri must be executed in accordance with sharia. In this case BMT
PAM is trying to be transparent for the completed transaction to the customer.
Then BMT has also attempted to buy goods from suppliers before selling it to
customers at a price mark-up financing. After all the transactions carried out,
BMT and Customers to contract signature in the agreement as proof attachment
sheet and the promise of Islamic marriage contract. In general, the authors
conclude that the practice of Murabahah at BMT Prosumen Amanah Mandiri is in
conformity with the provisions of National Sharia Board Fatwa although there are
few problems related to the transparency of the costs of a mark-up in the
murabaha.
Keywords: Murabaha, Fatwa, BMT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berangkat dari kegelisahan masyarakat di seluruh dunia khususnya umat
muslim mengenai konsep keuangan syariah, maka di era globalisasi modern ini
muncul lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai solusi atas kegelisahan tersebut.
Sebenarnya di zaman Rasulullah SAW, telah diterapkan konsep ini untuk umat
terdahulu, tetapi setelah sepeninggal beliau praktik keuangan yang sesuai syariah
sedikit demi sedikit hilang. Hal ini karena sudah banyak masyarakat yang melihat
syariah bukan lagi hal utama dalam melakukan praktik perdagangan, transaksi
pinjaman dan kegiatan materi lainnya. Sebab ini memunculkan banyak kegiatan
transaksi rentenir atau yang biasa disebut adalah riba. Pada akhirnya banyak orang
yang hidup pada ekonomi rendah dieksploitasi oleh kegiatan kapitalis (orang-orang
kaya). Seakan-akan uang adalah segalanya.
Sang pencipta Rabb Al-Âlamīn telah berfirman menjelaskan akan larangan
riba. Sehingga manusia lupa akan tugas sebenar-benarnya diciptakan dan diutus ke
bumi Allah SWT ini. Secara umum, tugas kekhalifahan manusia adalah tugas
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan. Untuk
menunaikan tugas tersebut Allah SWT memberikan manusia manhaj hidup (tujuan
hidup). Tujuan hidup ini sudah diatur dalam firman Allah SWT, sehingga aturan
1
2
hidup itu mempunyai 5 hukum yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Aturan tersebut dimaksudkan menjamin keselamatan manusia dalam hidupnya,
baik yang menyangkut keselamatan agama, keselamatan diri, akal, harta benda,
nasab/keturunan (Antonio, 1999: 40). Inilah yang menjadi way of life, jalan hidup
manusia dalam memperoleh harta juga harus baik dan benar. Memperhatikan
segala hal yang telah ditetapkan-Nya.
Sejatinya dalam menjalankan tugas kekhalifahan ini tidak cukup sulit
untuk dilakukan. Apalagi dalam menjalin dan menciptakan kesejahteraan serta
kemakmuran erat kaitannya terhadap hubungan antar sesama manusia. Maka
islam juga telah mengatur tentang hubungan terhadap sesama manusia yang
disebut muamalah ma‟a an-naas. Muamalah secara umum (luas) merupakan
aturan aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan sosial (Suhendi, 2002: 4). Dengan demikian
aturan dalam bermuamalah kepada sesama manusia diperbolehkan selama tidak
ada dalil yang melarangnya.
Semakin banyaknya interaksi muamalah saat ini, kehidupan manusia akan
tambah lebih komplex. Kegiatan ini banyak sekali ditemui dalam bertransaksi
keuangan. Oleh karenanya, di zaman modern ini mulai muncul lembaga-lembaga
keuangan yang menjalankan tugasnya secara syariah.
Pada tahun 1963 berdiri bank Islam pertama kali di dunia yaitu The Mit
Ghamr Bank. Ini merupakan bank Islam pertama yang muncul di zaman modern.
Kemudian juga terdapat lembaga keuangan syariah non bank pertama kali yaitu
3
Baitul Mal Wat Tamwil Bait At Tamwil Al Saudi Al Tunisi pada tahun 1984.
Kemudian mucul juga di Indonesia Bank Islam pertama yaitu Bank Muamalah
Indonesia. Dengan demikian banyak perhatian khusus terhadap lembaga-lembaga
keuangan syariah ini. Sampai akhirnya banyak bermunculan unit-unit usaha
syariah, dan baitul mal wat tamwil. Tetapi hal ini harus banyak membutuhkan
konsep yang jelas dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Produk-Produk di lembaga keuangan syariah merupakan konsep dasar
yang menarik masyarakat untuk lebih mengenal aktivitas lembaga keuangan
syariah. Secara umum tugas lembaga keuangan syariah yaitu sebagai lembaga
intermediasi
dalam
rangka
menghimpun
dana
dari
masyarakat
dan
menyalurkannya kepada masyarakat. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan. Hal ini pun banyak macammacamnya.
Dalam
LKS
umumnya
terdapat
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah, ijarah, dan murābah̩ah dalam aktivitas penyaluran dananya.
Pembiayaan mudharabah dan musyarakah merupakan akad kerja sama
pembiayaan dalam modal kerja dan perkongsian, sedangkan murābah̩ah
merupakan akad jual beli pembiayaan. Kedua hal ialah perpaduan yang berbeda
sehingga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta resiko
tersendiri. Sampai saat ini pembiayaan murābah̩ah masih menjadi praktik yang
banyak sekali digunakan di LKS karena tingkat resiko yang rendah dan terbilang
aman.
Murābah̩ah diartikan sebagai akad pembiayaan untuk pengadaan suatu
barang dengan menegaskan harga belinya (harga perolehan) kepada pembeli dan
4
pembeli membayarnya secara angsuran dengan harga lebih sebagai laba (Yadi
Janwari, 2015: 20). Untuk itu perlu dipahami konsep pembiayaan murābah̩ah
yang jelas dan secara komperhensif. Karena hal ini merupakan aktivitas transaksi
syariah maka penerapannya juga harus sesuai syariah. Adapun otoritas tertinggi
yang menjadi perumus dalam kebijakan kegiatan LKS ialah Dewan Syariah
Nasional. Lembaga ini ditunjuk oleh Majelis Ulama Indonesia untuk bertanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya di bidang LKS. Sehingga perumusan
pembiayaan murābah̩ah juga disusun dan ditetapkan oleh Dewan Syariah
Nasional.
Pada ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia menjelaskan ketentuan umum tentang murābah̩ah dalam
perbankan syariah (Dewan Syariah Nasional [pengh], 2014: 66) yaitu, mengenai:
1. Bank dan Nasabah harus melakukakn akad murābah̩ah yang harus bebas
riba
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat islam
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasi nya
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya pembelian dilakukan secara hutang
6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga plus keuntungan. Dalam kaitan ini bank
harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan
7. Nasabah membayar harga barang yang telat disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murābah̩ah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi pemilik bank.
5
Melihat penjelasan fatwa DSN-MUI diatas, penulis ingin mengkaji terkait
penerapan akad murābah̩ah yang terdapat di salah satu Lembaga Baitul Mal Wat
Tamwil. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu,
adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil,
menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan
martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas
prakasa dan modal awal dari tokoh tokoh masyarakat setempat dengan
berlandaskan sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan),
kedamaian, dan kesejahteraan (Rianto, 2012: 317).
Salah satu BMT yang ingin penulis kaji penerapan akad murābah̩ahnya
ialah BMT Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta. Karena BMT tersebut juga
merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang banyak menjalankan aktivitas
penyaluran dananya dengan menggunakan pembiayaan murābah̩ah. Pada 3 tahun
terakhir ini pembiayaan murābabah mencapai 60% dari seluruh produk
pembiayaan (mudharabah, musyarakah, ijarah, murabahah).
Melihat masalah ini, penulis ingin mengetahui bagaimana realisasi
pembiayaan murābah̩ah di BMT tersebut, apakah sudah sesuai dengan yang
digariskan oleh ketentuan yang dikeluarkan fatwa DSN-MUI?. Lebih menariknya
penulis akan tuangkan dalam judul skripsi terkait Analisis Implementasi Akad
Murābah̩ah menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 04/DSN-MUI/IV/2000
Majelis Ulama Indonesia (Studi Kasus di BMT Prosumen Amanah Mandiri).
6
B. Rumusan Masalah
Untuk mendalami masalah yang terjadi kiranya perlu ada pembatasan
pokok masalah, yaitu: “Apakah penerapan ketentuan akad murābah̩ah di BMT
Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta sesuai dengan Fatwa DSN NO. 04/DSNMUI/IV/2000 MUI?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam membahas topik ini ialah: Untuk
mengetahui serta mengkaji lebih dalam mengenai penerapan ketentuan akad
murābah̩ah di BMT Prosumen Amanah Mandiri, terkait kesesuaiannya dengan
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.04/DSN-MUI/IV/2000 MAJELIS ULAMA
INDONESIA.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memberikan kontribusi pada pengembangan teori dan bukti empiris
mengenai akad murābah̩ah.
b. Memperkaya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan produkproduk bank syariah, khususnya produk pembiayaan murābah̩ah.
c. Memberikan kontribusi bagi para ahli perbankan syariah untuk
memperhatikan variasi akad murābah̩ah.
d. Sebagai bahan pembanding antara teori dan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
2. Secara Praktis
7
a. Bagi Penulis
Penelitian ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
penulis dalam memahami penerapan akad murābah̩ah dan membantu
memahami bagaimana penerapan akad murābah̩ah secara riil di BMT
Prosumen Amanah Mandiri.
b. Bagi Instansi
Penelitian ini digunakan untuk membantu lembaga dalam mendalami
akad murābah̩ah untuk benar-benar dilakukan sesuai dengan fatwa
DSM-MUI yang berlaku. Disamping itu penelitian ini juga menambah
pengetahuan para karyawan BMT Prosumen Amanah Mandiri untuk
lebih profesional dalam bekerja.
E. Sistematika Pembahasan
Meninjau menurut penulisan yang terstruktural, peneliti akan menulis
sistematika yang memudahkan peneliti dan pembaca dalam memahami skripsi ini.
Adapun rancangan sistematika yang ingin ditulis adalah sebagai berikut (Pedoman
penulisan skripsi EPI, 2015):
Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, sistematika pembahasan skripsi, dan metodologi penelitian. Bab
pertama ini merupakan bab awal yang mengantarkan pada bab-bab berikutnya.
Bab II: Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
8
Memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori yang
relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil
penelitian maupun buku.
Bab III: Hasil Penelitian
Memuat klasifikasi bahasan disesuaikan dengan pendekatan, sifat
penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitiannya.
BAB IV: Pembahasan Penelitian
Berisi terkait analisis dari hasil yang ditemukan kemudian diungkapkan
dalam bentuk narasi yang mudah dipahami.
BAB V: Penutup
Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan
menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya
dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, berisi uraian
mengenai langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait
dengan hasil penelitian yang bersangkutan.
F. Metodologi Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di salah satu
lembaga keuangan syariah yaitu Baitul Mal Wat Tamwil Prosumen
9
Amanah Mandiri yang berlokasikan di Ringroad Barat D 172
Tegalwangi Tamantirto, Kasihan Bantul.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang dilakukan di lokasi kejadian dengan mengamati
fenomena yang ada. Penelitian ini dilakukan langsung di BMT
Prosumen Amanah Mandiri Yogyakarta. Penelitian berupaya untuk
memberikan pembuktian tentang penerapan pembiayaan murābah̩ah
yang diterapkan di BMT Prosumen Amanah Mandiri tersebut.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang
didapat langsung dari informan tanpa perantara media apapun.
Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan. Data primer yang didapat, dapat berupa
opini subjek (orang) yang diteliti sebagai praktisi dan juga bisa
berupa pemahaman praktisi akan SOP pembiayaan murābah̩ah di
BMT tersebut. Data primer ini penulis kumpulkan denga dua
metode, yaitu: metode interview dan metode observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang didapat
peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media perantara.
Umumnya, data sekunder diperoleh sebagai penunjang dari data
10
primer. Adapun yang didapat dari data sekunder oleh peneliti yaitu
melalui buku, jurnal, dan internet.
4. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan semua anggota kelompok manusia,
sedangkan sampel ialah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data tersebut (Sukardi, 2014: 53). Untuk penelitian yang
penulis lakukan perlu adanya pembatasan maka peneliti memilih
sampel dengan teknik nonprobability dengan metode purposive
sampling. Purposive Sampling ialah teknik memilih sampel dengan
dasar bertujuan. Artinya peneliti ingin menentukan subjek penelitian
dengan melihat kapasitas SDM yang dapat memberikan informasi
yang akurat dan releven (Sukardi, 2014: 64).
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
mencari data data yang diperlukan dari objek penelitian yang
sebanarnya. Adapun langah langkah yang ditempuh peneliti dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yaitu suatu percakapan Tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan
secara fisik dan diarahakan pada suatu masalah tertentu (Kartini
Kartono, 1996: 187). Dalam hal ini peneliti menanyakan beberapa
rentetan pertanyaan yang terstruktur kepada pihak pengurus BMT
11
Proseumen Amanah Mandiri yang terdiri dari ketua dan sekretaris
tentang produk produk yang ada di BMT PAM kemudian peneliti
mendalami hasil informasi dan mengorek keterangan lebih lanjut
mengenai hal-hal yang diteliti. Setelah itu mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber pengumpulan data yang
diperoleh peneliti berupa catatan, standar operasi pelaksanaan,
buletin, notulen rapat karyawan, surat perjajian kerjasama dan
sebagainya. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data data dari
beberapa buku buku kumpulan produk produk, arsip, buku rapat
anggota tahunan, lembar akad perjanjian murābah̩ah dan lain
sebagainya yang terdapat di BMT Prosumen Amanah Mandiri
yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Observasi
Observasi merupakan sumber pengumpulan data yang
diperoleh peneliti dengan cara mengamati kejadian yang ada di
dalam BMT Prosumen Amanah Mandiri dan kejadian di lapangan
dengan mengikuti marketing saat menemui nasabah pembiayaan.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka ini merupakan sumber dari literatur buku, dan
catatan-catatan yang sesuai dengan data yang diperlukan.
12
Mengambil teori tentang murābah̩ah, Fatwa DSN tentang
Murābah̩ah, serta penjelasan tentang BMT.
6. Analisis Data
Setelah
data
terkumpul,
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis data dan mengambil kesimpulan data yang terkumpul.
Kesemuanya adalah untuk menyimpulkan data secara teratur dan rapi.
Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan metode deskriptifkualitatif yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang telah
dikumpulkan, kemudian diklasifkasikan, disusun, dijelaskan yakni
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk
memperoleh kesimpulan (Arikunto, 2002: 206). Peneliti juga
menganalisis hasil yang didapat di lapangan, dengan ini peneliti
menggunakan metode induktif.
Setelah itu peneliti mengamati dan mengkaji kegiatan riil yang
terjadi mengenai akad murābah̩ah di BMT Prosumen Amanah Mandiri
kemudian disesuaikan dengan teori yang ada berupa ketentuan Fatwa
Dewan Syariah Nasional tentang murābah̩ah di lembaga keuangan
syariah. Akhirnya peneliti dapat mengetahui dan membahas kajian ini
untuk menjadi penelitian yang bermanfaat secara akademis dan praktis
di kemudian hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Jurnal ilmiah yang terkait dengan penelitian ini adalah
a. Jurnal yang ditulis Nurul dengan judul “Implementasi Pembiayaan
Murābah̩ah” studi kasus di PT. BPRS Tanmiya Artha kediri. Jurnal ini
berisikan mengenai pelaksanaan pembiayaan murābah̩ah di PT. BPRS
Tanmiya Artha Kediri, bahwa BPRS ini telah sesuai dengan prinsip
prinsip hukum islam atas apa yang telah diteliti oleh peneliti. Artikel
mengenai pelaksanaan pembiayaan murābah̩ah di salah satu lembaga
keuangan syariah ini hanya ingin mencocokkan fenomena yang ada
dengan prinsip hukum syariah atau landasan hukum syariah terkait
murābah̩ah.
b. Jurnal yang ditulis oleh Fanny yang berjudul “Akad Pembiayaan
Murābah̩ah dan Praktiknya pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang
Manado”. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penulis hanya ingin
melihat standar operasional prosedur yang dibuat oleh PT Bank Syariah
Mandiri cabang Manado, seperti proses persyaratan pembiayaan di
lembaga ini. Kemudian bagaimana penyaluran dana murābah̩ah di
lembaga ini. Setelah itu, di dalam kesimpulan jurnal ini penulisnya
membahas
13
14
mengenai akibat hukum dari para pihak dalam akad pembiayaan
murābah̩ah di PT. BSM cabang Manado.
c. Jurnal yang ditulis Muttaqin Nurhuda “Analisis pelaksanaan akad
pembiayaan murabahah di BMT Palur Karanganyar.” Jurnal ini
berisikan mengenai prosedur pembiayaan murābah̩ah yang ada di
BMT Palur Karangananyar, kemudian membahas perihal jaminan
dalam murābah̩ah bahwa jika nasabah tidak dapat melunasi angsuran
pembiayaan maka BMT dapat melakukan penjualan jaminan. Akan
tetapi
penelitian
ini
belum
menyinggung
penundaan
dalam
murābah̩ah, bangkrut dalam murābah̩ah, dan ketentuan-ketentuan
terkait poin Fatwa DSN yang lain.
2. Skripsi yang ditulis oleh Kunti Ulfa Tarrohmi mengenai Implementasi
Sistem Pembiayaan Murābah̩ah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
NO. 04/DSN-MUI/IV/2000 Majelis Ulama Indonesia yang dilakukan di
BMT Al Khalim Kranggan Temanggung. Skripsi ini membahas tentang
ikatan penjual dan pembeli yang mana keduanya sama-sama memiliki hak
dan kewajiban yang harus dijalankan. Adapun ikatan ini dituangkan dalam
akad perjanjian pembiayaan jual beli murābah̩ah dalam pasal I sampai
dengan pasal VII mengenai kesepakatan pembiayaan antara pihak I selaku
BMT al Khalim dan Pihak II selaku nasabah yang mengajukan
pembiayaan. Kemudian dari ikatan perjanjian ini dianalisislah oleh peneliti
kemudian disesuaikan dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional
mengenai pembiayaan murābah̩ah.
15
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitan Sekarang
PERBEDAAN
NOJURNAL/SKRIPSI
Terdahulu
1
Sekarang
Nurul dengan judul
Lokasi: Kediri
Lokasi: Yogyakarta
“Implementasi
Substansi: Hanya
Substansi: Kesesuaian
Pembiayaan
melihat
dengan ketentuan Fatwa
Murābah̩ah” studi
pelaksanaannya
DSN
kasus di PT. BPRS
Metode: Kualitatif-
Metode: Kualitatif-
Tanmiya Artha
Deskriptif
Deskriptif
kediri
Teknik Pengambilan
Sampel: Purposive
2
Fanny yang
Lokasi: Manado
Lokasi: Yogyakarta
berjudul “Akad
Substansi: Acuan
Substansi: Kesesuaian
Pembiayaan
ketentuannya
dengan ketentuan Fatwa
Murābah̩ah dan
terhadap UU,
DSN-MUI,
Praktiknya pada
mengungkapkan alur
Mengungkapkan alur
PT Bank Syariah
pengajuan
dan konsep murābah̩ah
Mandiri Cabang
pembiayaan
di BMT PAM, dan
Manado”
murābah̩ah di
melengkapi penelitian
lembaga tersebut, dan sebelumnya.
membahas akibat
Metode: Kualitatif
16
wanprestasi,
Deskriptif dengan
Metode: Penelitian
teknik purposive
Hukum Normatif
sampling
(UU No. 21 Tahun
2008
3
Muttaqin Nurhuda
Lokasi: Karanganyar
Lokasi: Yogyakarta
“Analisis
Substansi: Kajian
Substansi: Kesesuaian
pelaksanaan akad
terkait prosedur
dengan ketentuan Fatwa
pembiayaan
murabahah, jaminan
DSN-MUI,
murabahah di BMT dalam murābah̩ah
Mengungkapkan
Palur
Metode: Kualitatif
konsep murābah̩ah di
Karanganyar
Deskriptif
BMT PAM, dan
melengkapi penelitian
sebelumnya.
Metode: Kualitatif
Deskriptif dengan
teknik purposive
sampling
4
Kunti Ulfa
Lokasi: Temanggung
Lokasi: Yogyakarta
Tarrohmi
Substansi: Kajian
Substansi: Kajian
mengenai
murābah̩ah Fatwa
murābah̩ah Fatwa
Implementasi
DSN-MUI pasal 1
DSN-MUI pasal 1-6,
Sistem Pembiayaan Metode: Kualitatif
dan
17
Murābah̩ah
Deskriptif
melengkapi/meneruskan
Menurut Fatwa
Pengumpulan data:
penelitian sebelumnya.
Dewan Syariah
interview dan
Metode: Kualitatif
Nasional NO.
dokumentasi
Deskriptif dengan
04/DSN-
teknik purposive
MUI/IV/2000
sampling
Majelis Ulama
Pengumpulan data:
Indonesia (Studi
Interview, dokumentasi,
Kasus di BMT Al-
observasi, dan studi
Khalim Kranggan
pustaka
Temanggung)
B. Kerangka Teori
Salah satu konsep fiqh muamalah yang banyak dipraktikkan oleh
perbankan syari’ah adalah jual beli murābah̩ah. Akad ini banyak diminati oleh
perbankan syari’ah dikarenakan faktor keamanan dan minimnya resiko bagi bank
syariah dibanding akad mudhārabah dan musyārakah. Murābah̩ah merupakan
jual beli dengan ketentuan yang lebih spesifik dibanding dengan jual beli pada
umumnya.
1. Akad Murābah̩ah
a. Pengertian
Murābah̩ah
secara
lafdzi
berasal
dari
masdar
ribh̩un
(keuntungan). Murābah̩ah adalah masdar dari Rābah̩a – Yurābih̩u –
18
Murābah̩atan (memberi keuntungan) (Yazid, 2009: 85). Secara istilah
(Janwari, 2015: 14), murābah̩ah ini banyak didefinisikan oleh banyak
fuqaha. Jual beli murābah̩ah adalah jual beli dengan harga jualnya
sama dengan harga belinya ditambah dengan keuntungan. Gambaran
murābah̩ah ini, sebagaimana dikemukakan oleh para ulama
fikih
yaitu:
1) Malikiyah, murābah̩ah adalah jual beli barang dengan harga beli
beserta tambahan yang diketahui oleh penjual dan pembeli.
2) Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, murābah̩ah adalah jual
beli dengan harga pokok atau harga perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disepakati.
3) Ibn Qudamah yang menyatakan bahwa murābah̩ah adalah menjual
dengan harga beli ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
4) Wahbah az-Zuhayli memberikan definisi murābah̩ah dengan jual
beli dengan harga awal ditambah keuuntungan.
Dari uraian tersebut, maka dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan murābah̩ah adalah jual beli barang dengan alat ukur
disertai tambahan yang ditentukan (resale with a started profit). Dalam
murābah̩ah ini setidak-tidaknya ada dua pihak yang terlibat, yakni
penjual dan pembeli. Disamping itu, dalam murābah̩ah ini mesti ada
kejelasan tentang harga awal dan harga jual yang disampaikan oleh
pihak penjual kepada pihak pembeli.
19
Bai‟ al -murābah̩ah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al murābah̩ah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Misalnya
pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga Rp.
10.000.000. Kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp.
750.000 dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga Rp.
10.750.000. Pada umumnya si pedagang eceran tidak akan memesan
dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah
menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan
diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran, kalau memang
akan dibayar secara angsuran (Antonio, 1999:145).
Dalam kamus-kamus bahasa Arab, murābah̩ah juga diartikan
sebagai ( ال اal-namā’) yang berarti tumbuh dan berkembang, karena
dengan murābah̩ah, terjadi pertumbuhan harta dari semula misalkan
Rp 100.000.000,- menjadi Rp 110.000.000,- (Agustianto, 2015: 115)
Sedangkan secara istilah fikih, bay’ murābah̩ah adalah
ا
َا
َل ال
Murābah̩ah adalah jual beli dengan harga awal (harga pokok)
disertai dengan tambahan keuntungan tertentu. Definisi ini adalah
definisi yang disepakati oleh para ahli fiqh, walaupun ungkapan yang
digunakan berbeda-beda (Agustianto, 2015: 115).
20
Murābah̩ah juga didefinisikan oleh lembaga konstitusi yang
ada di Indonesia yaitu (Janwari, 2015: 19):
1) Menurut Fatwa DSN MUI, Murābah̩ah adalah menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
(Fatwa DSN-MUI Nomor 4 Tahun 2000).
2) Menurut PBI Peraturan BI No.7/46/PBI/2005, Murābah̩ah adalah
jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah margin
keuntungan yang disepakati. (Pasal 1 Definisi, ayat 7)
3) Sementara itu Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Murābah̩ah ialah Pembiayaan saling menguntungkan yang
dilakukan oleh shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan
melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga
pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang
merupakan keuntungan atau laba bagi shāhib al-māl dan
pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur. (Pasal 20
angka 6, Buku II).
4) Menurut PAPSI 2013, Murābah̩ah adalah akad jual beli barang
dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan
yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan beban
perolehan tsb kepada pembeli.
5) Dalam perspektif perbankan syariah, murābah̩ah diartikan dengan
suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan
nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian
bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah dan
akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga
beli ditambah margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan.
Dengan kata lain, murābah̩ah adalah perjanjian jual beli antara
bank dengan nasabah, dimana bank membeli barang yang
diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah.
Secara legal ke-Indonesia-an, murābah̩ah dapat diartikan
dengan akad pembiayaan untuk pengadaan suatu barang dengan
menegaskan harga belinya (harga perolehan) kepada pembeli dan
pembeli membayarnya secara angsuran dengan harga lebih sebagai
laba (Janwari, 2015: 20).
b. Persyaratan Murābah̩ah
21
Dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan atas
dasar Akad Murāb