PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ”TENDANGAN DARI LANGIT” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn) Pendidikan Karakter Dalam Film ”Tendangan Dari Langit” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ”TENDANGAN DARI
LANGIT” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata-1 Jurusan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan

Oleh:
SUGENG PRIYANTO
A220080094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

2

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM “TENDANGAN DARI
LANGIT” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn)
Sugeng Priyanto, A220080094, Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2013. 82 halaman.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui muatan pendidikan karakter
yang ada dalam film "Tendangan Dan Langit". Penelitian ini bemaksud mengupas
apakah film "Tendangan Dari Langit'' memiliki muatan pendidikan karakter
melalui pesan-pesan yang disampaikan.
Penetitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang dilaksanakan
dengan metode semiotika, yaitu menggali konstruksi makna melalui kode-kode
dalam film. Strategi penelitian menggunakan studi kasus tunggal terperancang,
yaitu memusatkan perhatian pada suatu kasus secara mendetail dan subyek yang
diteliti terdiri dari satu unit dan dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih yaitu
muatan pendidikan karakter dalam film "Tendangan Dari Langit". Sumber data
diperoleh dari film "Tendangan Dari Langit". Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, dokumentasi, dan studi
pustaka. Validitas data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data
menggunakan analisis kualitatif model interaktif yang dimulai dari proses
pengumpulan data, reduksi data, hingga pada penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa film "Tendangan Dari Langit"
memiliki muatan pendidikan karakter semangat pantang menyerah (kerja keras),

persahabatan, religius, kepercayaan diri, dan nasionalisme. Hal ini tercemin dari
sikap, tingkah laku, dan tutor bahasa para tokoh yang ada dalam film "Tendangan
Dari Langit" khususnya tokoh Wahyu. 1) Karakter semangat pantang menyerah
digambarkan oleh Wahyu dengan berlatih keras agar terampil dalam bermain
sepakbola. 2) Karakter persahabatan dapat dilihat dari persahabatan erat tiga
remaja yaitu Wahyu, Purnomo, dan Mitro. 3) Karakter religius disampaikan
melalui tokoh Wahyu yang rajin mengerjakan sholat. 4) Karakter kepercayaan diri
ditunjukkan oleh Wahyu yang memiliki keyakinan untuk mampu melakukan
sesuatu atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. 5) Karakter nasionalisme
ditunjukkan oleh tokoh Wahyu dan teman-temannya dalam film "Tendangan Dari
Langit" yang tercermin dari adanya kesadaran dari generasi muda untuk
membangun pendidikan yang bermutu dan berkualitas untuk negeri selain itu juga
mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Kata kunci: "Tendangan Dari Langit", Karakter Religius, Semiotika, Film

3

A. Pendahuluan
Pembangunan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas
tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga
nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama
Arismantoro (2008: 31) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter
bertujuan mendorong terbentuknya anak-anak yang baik. Anak-anak yang
berkarakter baik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan
cenderung memiliki tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif,
ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta
didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat
penting.
Artinya untuk kepentingan pembangunan karakter tersebut, banyak hal
yang dibenahi. Sistem pendidikan dan arus informasi harus dikondisikan
sedemikian rupa agar siswa mendapat pembelajaran yang lebih baik. Dalam
hal ini media berperan penting dalam pembangunan karakter bangsa. Aspek
media ini semakin penting, mengingat luasnya wilayah geografis Indonesia
yang harus dijangkau, jumlah penduduk yang begitu besar, dan berbagai

lapisan masyarakat yang perlu dilibatkan. Serta, pesatnya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi akhir-akhir ini, di mana mayoritas masyarakat
Indonesia telah mengakses dan menggunakannya, melalui berbagai piranti dan
produk yang tersedia bebas di pasar.
Media menjadi alternatif penyampaian pesan dalam pendidikan
karakterMenurut Riza (2005) film adalah medium yang dapat dengan efektif
menangkap kegelisahan-kegelisahan manusiafilm bukan sekedar media
pandang dengar dan barang dagangan, juga berfungsi sebagai hiburan dan

4

mengandung aspek-aspek pendidikan dan penerangan dan karenanya
merupakan salah satu sarana pembinaan bangsa dan pembangun watak. Film
”Tendangan Dari Langit” merupakan salah satu film yang mampu
menjalankan misinya menggugah semangat para penonton mudanya, termasuk
di dalamnya suapan petuah-petuah moralnya tentang hubungan anak dan
orangtua. Semangat tidak menyerah, mengejar impian, nasionalisme, roman
picisan pra remaja sampai persahabatan. Semuanya terangkum dalam sepak
terjang karakter Wahyu, pemuda yang memiliki bakat luar biasa dalam sepak
bola. Namun tidak mendapatkan kesempatan karena ia hanya sebagai anak

dari penjual minuman hangat dan kerupuk dari desa Langitan, di lereng
Gunung Bromo yang terpencil.
Bertolak dari uraian di atas, maka melalui kajian semiotika terhadap
film ”Tendangan Dari Langit” diharapkan mampu menciptakan konstruksikonstruksi ideologi melalui pesan-pesan yang mengandung muatan pendidikan
karakter. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul:
”PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ”TENDANGAN DARI
LANGIT” (Analisis Semiotik Dalam Perspektif PPKn).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah muatan pendidikan
karakter yang ada dalam film ”Tendangan Dari Langit” ?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui muatan pendidikan
karakter yang ada dalam film “Tendangan Dari Langit”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui muatan pendidikan
karakter yang ada dalam film “Tendangan Dari Langit”.

5

D. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Karakter
Menurut Budiastuti (2010: 2), "pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).” Pendidikan karakter
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembelajaran
kepada siswa dengan mengembangkan beragam perilaku seperti moral,
sopan santun, berperilaku baik, sehat, kritis, sukses, sesuai dan atau
diterima secara makhluk-sosial. Konsep pendidikan karakter yang
sekarang dan di masa lalu mencakup istilah sosial dan emosional belajar,
penalaran moral atau pengembangan kognitif, pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan kesehatan, pencegahan kekerasan, berpikir kritis,
penalaran etis, dan resolusi konflik dan mediasi.
Menurut Pusat Kurikulum dalam Pengembangan dan Pendidikan
Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah disebutkn bahwa dalam

rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah
teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4)
Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa
Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)

Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai,
(15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan
(18) Tanggung Jawab (Siswanto, 2010: 9).

2. Kajian Semiotika
Semiotika atau semiologi berasal dari bahasa Yunani, semeion
yang berarti tanda. Menurut John Fiske (2004: 282), semiotika adalah
studi tentang pertandaan dan makna dari sistem tanda; ilmu tentang tanda,
tentang bagaimana makna dibangun dalam “teks” media; atau studi
tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat yang
mengkomunikasikan makna. Sobur (2004:44) menyatakan semiotika

6

adalah “ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai bagian dari
kehidupan sosial
Palapah dan Syamsudin (2006: 114) mendefinisikan film sebagai
“salah satu media yang berkarakteristik masal, yang merupakan kombinasi
antara gambar-gambar bergerak dan perkataan. Film merupakan salah satu
bidang penerapan semiotika. Film dibangun dengan banyak tanda. Tandatanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik

dalam rangka mencapai efek yang diharapkan. Unsur paling penting dalam
film adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan
suara-suara lain yang serentak mengiringi
Kode yang termuat dalam film “Tendangan dari Langit”, meliputi
kode behavior (perilaku), expression (ekspresi), conflict (konflik),
character (karakter) dan dialogue (dialog). Sehingga pada akhirnya akan

diperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
yakni mengenai pendidikan karakter yang termuat dalam film “Tendangan
dari Langit”.

7

E. Kerangka Pemikiran
Tujuan pendidikan nasional:
membentuk insan cerdas
namun juga berkepribadian
atau berkarakter

Film sebagai media

pendidikan

Pendidikan Karakter

Film ”Tendangan Dari
Langit”

Karakter Nasionalis dan
Pantang Menyerah

Analisis Semiotika:
(Kajian Pesan dan Tanda)

Pendidikan Karakter dalam film
”Tendangan Dari Langit”

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan
pendekatan semiotika yang menggali konstruksi makna melalui kode-kode

televisi/film. penggambaran pendidikan karakter yang terkonstruksi dalam
film tersebut, nantinya akan dianalisis berdasarkan unit-unit yang meliputi:
behavior (perilaku), expression (ekspresi), conflict (konflik), character

(karakter) dan dialogue (dialog).

2. Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal terperancang studi
kasus tunggal terpancang adalah “studi kasus yang memusatkan perhatian
pada suatu kasus secara mendetail dan subyek yang diteliti terdiri dari satu

8

unit dan dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih yang terarah pada
tujuan penilaian”. Studi kasus dalam penelitian ini adalah muatan
pendidikan karakter dalam film “Tendangan Dari Langit”.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil observasi
langsung. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
perekaman video dan pengambilan foto dari film.


4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung, dengan observasi langsung Hamidi (2004:74)
mengemukakan pendapat bahwa: observasi berarti peneliti melihat dia
mendengarkan (termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa
yang dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para responden
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum, menjelang, ketika
dan sesudahnya.
b. Mencatat arsip maupun dokumen
c. Studi Pustaka

5. Validitas Angka
Triangulasi data digunakan untuk memeriksa kebenaran data dengan
menggunakan perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan
sumber data yang lain, sehingga keabsahan dan kebenaran data akan diuji
oleh sumber data yang berbeda. Data kajian semiotika muatan pendidikan
karakter dalam film “Tendangan Dari Langit” akan saling dicocokkan
antara hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka. Masing-masing data
kemudian di-cross chek untuk menentukan kevalidannya.

9

6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif
model interaktif yaitu analisis yang dilakukan baik dalam pengumpulan
data, reduksi data, sampai pada penarikan kesimpulan.

G. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan temuan yang diperoleh setelah
menyaksikan film ”Tendangan Dari Langit, maka dapat dikemukakan nilainilai pendidikan karakter yang terkandung dalam film tersebut. Nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut meliputi semangat pantang menyerah (kerja
keras), persahabatan, religius, kepercayaan diri, dan nasionalisme. Hal ini
tercermin dari sikap,tingkah laku,dn tutur bahasa para tokoh yang ada dalam
film „‟ Tendangan Dari Langit” Khususnya tokoh Wahyu.

1. Karakter untuk semangat pantang menyerah
Film ”Tendangan Dari Langit” memuat pesan-pesan bertema kerja
keras pantang menyerah. Pribadi pekerja keras menganggap sesuatu yang
terjadi itu dari segi positifnya. Suatu permasalahan tidak membuat berhenti
namun menjadi cambuk untuk bekerja lebih keras lagi. Dalam film
digambarkan Wahyu berlatih keras agar terampil dalam bermain
sepakbola. Latihan dijalani dengan keras walaupun harus menghindar dari
terjangan kuda yang dinaiki bapaknya. Selain itu kelainan pada kaki
kanannya tidak membuatnya menyerah, ia berlatih dan berlatih terus
sehingga kelainan tersebut dapat diatasi

2. Karakter bersahabat
Film ”Tendangan Dari Langit” memuat pesan-pesan bertema
persahabatan. Pribadi yang bersahabat ditunjukkan oleh tokoh Wahyu
dalam film ”Tendangan Dari Langit”. Hal ini dapat dilihat dari

10

persahabatan erat tiga remaja yaitu Wahyu, Purnomo, dan Mitro.
Persahabatan ini terjalin baik di luar sekolah maupun di dalam sekolah.
Persahabatan juga menjadi kunci untuk menjalin kerja sama yang baik di
antara teman. Seorang sahabat meskipun temannya tidak ada harus tetap
menjaga kehormatan dan menjaga kekompakan.

3. Karakter religius
Karakter religius menunjukkan pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
dan/atau ajaran agama. Pesan religius yang ditemukan dalam film ini
adalah pesan untuk selalu melaksanakan ibadah sholat. Pribadi yang
religius ditunjukkan oleh tokoh Wahyu dalam film ”Tendangan Dari
Langit” yaitu rajin mengerjakan sholat.Ibadah shalat juga mempunyai
fungsi dan hikmah bagi kehidupan kita secara pribadi maupun masyarakat.
Secara pribadi, ibadah shalat akan menghasilkan hikmah kepada mereka
yang mengerjakannya

4. Karakter kepercayaan diri
Kepercayaan diri adalah suatu sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri. Pribadi yang percaya diri ditunjukkan oleh tokoh Wahyu dalam
film ”Tendangan Dari Langit”. Wahyu memiliki keyakinan untuk mampu
melakukan sesuatu atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diteladani karakter dari
Wahyu yang percaya diri pada kemampuannya. Rasa percaya diri memang
tidak

terbentuk

dengan

sendirinya

melainkan

berkaitan

dengan

kepribadian seseorang. Kepercayaan diri adalah keyakinan akan
kemampuan diri sendiri secara adekuat dan menyadari kemampuankemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat.
Fatimah (2006) mengartikan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang

11

individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang
dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan
kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri
hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi
dan percaya bahwa dia bias karena didukung oleh pengalaman, potensi
aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

5. Karakter nasionalisme
Pribadi yang nasionalis ditunjukkan oleh tokoh Wahyu dan temantemannya dalam film ”Tendangan Dari Langit”. Karakter nasionalis ini
tercermin dari adanya kesadaran dari generasi muda untuk membangun
pendidikan yang bermutu dan berkualitas untuk negeri selain itu juga
mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Nasionalisme merupakan kesadaran individu dalam suatu bangsa
yang bersama-sama berusaha untuk mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa.
Nilai nasionalisme terdapat dalam makna nilai Pancasila yaitu nilai
persatuan. Nilai persatuan Indonesia mengandung makna bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia. Adanya perbedaan bukan membuat perselisihan tetapi
justru dapat menciptakan kebersamaan (Wijianto, 2007: 13)
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan,
dalam melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga
keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan
yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru
disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga

12

merupakan salah satu menjaga negara ini. Artinya dengan membangun
kesadaran berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah melakukan
salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan uraian analisis di atas dapat dinyatakan bahwa dalam film
”Tendangan Dari Langit” memiliki muatan pesan yang dapat dijadikan contoh
dan pembelajaran bagi generasi muda tentang pendidikan karakter semangat
pantang menyerah (kerja keras), persahabatan, religius, kepercayaan diri, dan
Nasionalisme. Namun berdasarkan hasil

analisis, nilai

nasionalisme

merupakan tema utama yang hendak disampaikan dalam film ini.
Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan
untuk menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri dengan kokoh dalam kerangka
sejarah pendahulunya, dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka
eksistensi suatu negara akan selalu terjaga dari segala ancaman, baik ancaman
secara internal maupun eksetrnal. Generasi muda adalah salah satu aset
Indonesia pada masa mendatang. Bangsa ini harus mampu menempatkan
remaja-remajanya saat ini menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa
mendatang. Tentu saja harus ada upaya-upaya untuk menanamkan sebuah ciri
khas budaya bangsa ini untuk membedakannya dengan orang dari negeri lain.
Selain itu adanya budaya lokal yang melekat pada diri pemuda-pemuda
Indonesia akan mampu memperkuat jati diri dan kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Film “Tendangan Dari Langit” memiliki muatan pendidikan karakter
semangat pantang menyerah (kerja keras), persahabatan, religius, kepercayaan

13

diri, dan nasionalisme. Hal ini tercemin dari sikap, tingkah laku, dan tutur
bahasa para tokoh yang ada dalam film ”Tendangan Dari Langit” khususnya
tokoh Wahyu. (1) Karakter semangat pantang menyerah digambarkan oleh
Wahyu dengan berlatih keras agar terampil dalam bermain sepakbola. (2)
Karakter persahabatan dapat dilihat dari persahabatan erat tiga remaja yaitu
Wahyu, Purnomo, dan Mitro. Persahabatan juga menjadi kunci untuk menjalin
kerja sama yang baik di antara teman. Seorang sahabat meskipun temannya
tidak ada harus tetap menjaga kehormatan dan menjaga kekompakan. (3)
Karakter religius disampaikan melalui tokoh Wahtu yang rajin mengerjakan
sholat. (4) Karakter kepercayaan diri ditunjukkan oleh Wahyu yang memiliki
keyakinan untuk mampu melakukan sesuatu atau berperilaku sesuai dengan
yang diharapkan. (5) Karakter nasionalisme ditunjukkan oleh tokoh Wahyu
dan teman-temannya dalam film ”Tendangan Dari Langit” yang tercermin dari
adanya kesadaran dari generasi muda untuk membangun pendidikan yang
bermutu dan berkualitas untuk negeri selain itu juga mengedepankan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

I. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi pemirsa film agar lebih cermat dalam memahami makna film yang
ditonton sehingga dapat memahami pesan positif dari film tersebut
2. Bagi produsen film dan sutradara, hendaknya lebih mengutamakan pesan
moral yang mendidik dalam membuat karya film. Karakter pribadi yang
baik perlu ditonjolkan agar menjadi contoh bagi generasi muda.
3. Bagi guru hendaknya anak-anak dibiasakan dengan karakter yang terpuji
dan perbuatan yang baik serta dijauhkan dari perbuatan yang buruk dan
rendah. Hendaklah ditanamkan dalam diri anak-anak tersebut sifat-sifat
pemberani, sabar dan rendah hati, menghormati teman, cinta kepada

14

bangsa dan negara, taat kepada kedua orang tua dan kepada guru serta taat
beribadah.
4. Bagi penelitian berikutnya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan
dilanjutkan ke aspek-aspek pendidikan karakter untuk mengembangkan
penelitian tentang film yang dapat menjadi contoh karakter pribadi yang
baik.

15

DAFTAR PUSTAKA

Arismantoro. 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Charachter Building : Bagaimana
Mendidik Anak Berkarakter ? . Yogyakarta : Tiara Wacana
Budiastuti, Emy. 2010. Strategi Penerapan Pendidikan Karakter Pada
Pembelajaran Praktek Busana. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Seminar Nasional
2010 “Character Building for Vocational Education” Jur. PTBB, FT UNY
5 Desember 2010
Fiske, John. 2004. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra
Lickona, Thomas. 2004. Educating for Character, How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia
Palapah dan Syamsudin, 2006. Study Ilmu Komunikasi. Bandung: Fakultas Ilmu
Komunikasi UNPAD
Qardhawi, Yusuf. 2009. Islam Bicara Seni. Solo: Era Intermedia
Risa, Riri. 2005. Soe Hok Gie. Catatan Seorang Demonstran. Jakarta: LP3ES
Siswanto, Heni Waluyo. 2010. Pendidikan Karakter: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Implementasinya di Satuan Pendidikan. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang Kemendiknas. Email: [email protected]
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudrajad, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan Karakter http://akhmadsudrajat.
wordpress.com /2010/08/20/pendidikan-karakterdi-mp/ Diakses 29
Nopember 2011
Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. http://waskitamandiribk.wordpress.
com/ 2010/06/02/urgensi-pendidikankarakter/ Diakses 25 Nopember 2011

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PERSPEKTIF PPKn Konstruksi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Perspektif PPKn (Analisis Semiotik pada Film Alangkah Lucunya (negeri ini).

0 4 16

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI Konstruksi Pendidikan Karakter Cinta Damai Dalam Film Di Timur Matahari (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn).

0 0 17

PENDAHULUAN Konstruksi Pendidikan Karakter Cinta Damai Dalam Film Di Timur Matahari (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn).

0 1 10

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI Konstruksi Pendidikan Karakter Cinta Damai Dalam Film Di Timur Matahari (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn).

0 0 10

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA FILM ”SURAT KECIL UNTUK TUHAN (Analisis Semiotik Dalam Konstruksi Pendidikan Karakter Religius Pada Film ”Surat Kecil Untuk Tuhan (Analisis Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 2 14

PENDAHULUAN Konstruksi Pendidikan Karakter Religius Pada Film ”Surat Kecil Untuk Tuhan (Analisis Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 1 9

NASKAH PUBLIKASI Konstruksi Pendidikan Karakter Religius Pada Film ”Surat Kecil Untuk Tuhan (Analisis Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 2 16

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM ”TENDANGAN DARI LANGIT” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn) Pendidikan Karakter Dalam Film ”Tendangan Dari Langit” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 0 14

PENDAHULUAN Pendidikan Karakter Dalam Film ”Tendangan Dari Langit” (Kajian Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 1 9

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON FILM TENDANGAN DARI LANGIT (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Dalam Menonton Film Tendangan Dari Langit di Kota Malang).

0 0 102