Bagaimana Mahasiswa Menggunakan Waktunya.

1

BAGAIMANA MAHASISWA MENGGUNAKAN WAKTUNYA?

Wilis Srisayekti
Universitas Padjadjaran Bandung
Abstrak
Studi mengenai penggunaan waktu atau ‘time use’ secara umum melihat apa yang
dilakukan seseorang, kapan, dan berapa lama orang tersebut melakukannya. Cara
seseorang mengelola kehidupan sehari-harinya dapat memberi informasi penting mengenai
rasio atau perimbangan waktu yang dialokasikan untuk aktivitas tertentu, nilai dan
prioritas individu serta masyarakatnya, dan kesempatan sosialisasi, yaitu pengalaman
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Penelitian terhadap 85 mahasiswa dan
mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, yang berusia 18-22
tahun (M = 19,7), melalui teknik buku harian, 24-hour clock journal, ini dimaksudkan
untuk menggambarkan aktivitas mereka, baik untuk necessary activities maupun leisure
activities, persamaan dan / atau perbedaan antara aktivitas mahasiswa dan mahasiswi,
serta persamaan dan / atau perbedaan aktivitas mereka dengan penggolongan aktivitas
menurut Flammer et al. (1999). Pokok diskusi akan meliputi hasil penelitian dan hal-hal
yang berkaitan dengan metodologi.
Kata kunci : ‘time use’, necessary activities, leisure activities, 24-hour clock journal,

mahasiswa & mahasiswi
Abstract
Studies on time use generally investigate what people do, when people do it, and for how
long they do it. The way individuals organize their everyday lives provides essential
information about the ratio of time allocated to certain activities, about individual as
well as societal priorities and values, and about socialization opportunities in the sense
of the kind of experiences people make. The study on 85 students (male and female) of
Padjadjaran University, Faculty of Psychology, Jatinangor, aged 18-22 years (M =
19.7), with using 24-hour clock journal, was aimed to describe their activities, both
necessary activities and leisure activities, the commonality and / or the differences
between male and female students, the commonality with and the differences from the
activities mentioned by Flammer et al. (1999). The results as well as the methodological
issues will be discussed.
Key words : time use, necessary activities, leisure activities, 24-hour clock journal,
male & female students

Pendahuluan

2


Mengisi waktu, mengelola waktu, menggunakan waktu, merupakan beberapa hal
berkaitan dengan waktu yang biasa diucapkan orang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa konsep waktu dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu
yang bisa diisi, dikelola, atau digunakan. Meskipun secara objektif setiap orang memiliki
waktu yang sama setiap harinya, yaitu dua puluh empat jam, namun pengalaman setiap
orang mengenai waktu bisa saja tidak sama. Seseorang bisa merasa bahwa ia memiliki
waktu sangat sedikit, sementara orang lainnya merasa bahwa ia memiliki kelebihan waktu.
Pada tulisan ini waktu diasumsikan sebagai sesuatu yang bisa diukur melalui skala.
Pengalaman tentang waktu yang dimiliki seperti tergambar pada ilustrasi tadi, dengan
demikian bergantung pada penggunaan waktu seseorang, atau the ‘use’ of time, yaitu jenis
aktivitas yang dilakukan seseorang, beserta hambatan-hambatan yang mereka hadapi
(Alsaker et al., 2000).
Perbedaan individual dalam penggunaan waktu dapat dipengaruhi baik oleh faktor
individual maupun oleh faktor masyarakat. Pengaruh masyarakat terhadap penggunaan
waktu seseorang bisa secara langsung atau secara tidak langsung. Pengaruh yang langsung
terhadap penggunaan waktu dapat dilihat misalnya pada kewajiban untuk bersekolah bagi
anak-anak dan remaja, sedangkan pengaruh yang tidak langsung terhadap penggunaan
waktu dapat tercermin melalui norma, tradisi budaya (contohnya alokasi waktu yang
diberikan untuk tugas dan peran tertentu, seperti peran gender), atau sistem ekonomi
(misalnya hambatan finansial atau kesulitan ekonomi yang melanda suatu masyarakat

tertentu dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat aktivitas remaja penganggur, seperti
dikemukakan Ullah, 1990, dalam Alsaker, et al., 1999). Dikatakan pula bahwa faktor
individual dan sosial atau masyarakat dalam penggunaan waktu seseorang dapat
berinteraksi. Misalnya masa perkuliahan dapat begitu melelahkan bagi seorang mahasiswa
sehingga yang bersangkutan membutuhkan waktu tidur lebih banyak, namun tidak
demikian halnya bagi mahasiswa lainnya.
Penelitian tentang penggunaan waktu belum memiliki tradisi panjang, karena di
bidang psikologi penelitian lebih banyak diarahkan misalnya untuk melihat kompetensi
seseorang, representasi mental, dan sebagainya. Namun demikian dapat diketengahkan di
sini beberapa alasan mengapa penelitian tentang ’bagaimana orang menggunakan
waktunya’ juga memberikan manfaat (Alsaker et al., 2000).
Alasan pertama berkaitan dengan deskripsi tentang penggunaan waktu itu sendiri,
yaitu aktivitas apa saja yang dilakukan orang, berikut ’bilamana atau kapan’, untuk berapa
lama, serta dengan siapa mereka melakukan aktivitas tersebut. Deskripsi mengenai
penggunaan waktu tidak saja dapat memberi informasi mengenai rasio atau perimbangan
waktu yang dialokasikan orang untuk aktivitas yang diperlukan, disebut commitments or
necessary activities, melainkan juga mengenai kepadatan jadwal yang harus dijalaninya.
Pada anak-anak contohnya, perimbangan waktu tersebut sangat bergantung pada waktu
yang mereka perlukan untuk bersekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah. Sementara itu
mungkin saja aktivitas waktu luang, atau leisure activities, mereka tersembunyi dalam

kepadatan jadwal mereka. Selain itu dikemukakan pula bahwa kompetensi dan preferensi
yang dimiliki seseorang untuk aktifitas tertentu, tidak terlihat dampaknya pada kehidupan
jika tidak muncul dalam perilaku; sebab sistem kehidupan bukan hanya berarti mampu
untuk hidup melainkan kehidupan itu sendiri. Berangkat dari pernyataan tadi, maka
gambaran mengenai penggunaan waktu pada mahasiswa (students) misalnya, dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai jadwal mahasiswa, berapa banyak waktu
yang mereka gunakan untuk komitmennya terhadap sekolah, dan berapa banyak waktu
yang dimiliki di luar kegiatan belajar untuk kegiatan lainnya.

3

Alasan ke dua adalah bahwa penggunaan waktu juga dapat mencerminkan nilai yang
dimiliki seseorang. Informasi mengenai cara seseorang mengelola kehidupan sehari-hari
memberikan informasi penting mengenai prioritas dan nilai individu, di samping prioritas
dan nilai masyarakat yang dianutnya. Pertanyaan yang diajukan pada seseorang mengenai
nilai yang dimiliki, hanya akan memberikan jawaban mengenai nilai ideal yang dimiliki
individu atau masyarakat, namun kurang memberi gambaran tentang bagaimana nilai
tersebut muncul secara aktual pada kehidupan mereka. Contohnya, waktu siswa dalam
kehidupan sehari-hari yang digunakan untuk kegiatan sekolah di berbagai negara sangat
bervariasi. Keadaan ini selanjutnya tentu akan mempengaruhi pula aktivitas waktu luang

siswa di berbagai negara tersebut. Hasil penelitian lintas negara memperlihatkan, bahwa
perbedaan terbesar antar negara dalam penggunaan waktu pada adolesen, tampak
mencerminkan perbedaan dalam regulasi institusional pada masyarakat di negara yang
bersangkutan. Misalnya adolesen yang sebagian besar waktunya, atau persentase terbesar
penggunaan waktunya, digunakan untuk mencari uang, dijumpai di negara-negara yang
memiliki waktu sekolahnya relatif singkat. Selain itu informasi mengenai bagaimana
adolesen menggunakan waktunya, dapat memberi kejelasan tentang ruang hidup mereka
(Lebensraum, life style) secara hipotetik. Hal ini dimungkinkan karena dari informasi
tersebut dapat diketahui aktivitas mana yang memiliki nilai positif atau nilai negatif bagi
mereka. Selain itu dapat diketahui pula seberapa banyak waktu yang mereka gunakan
untuk aktivitas yang berorientasi ke masa kini (Gegenwartsorientierung) seperti hobby,
liburan, peer; dan seberapa banyak waktu yang mereka gunakan untuk aktivitas yang
berorientasi ke masa depan (Zukunftsorientierung) seperti sekolah atau menuntut ilmu,
pekerjaan (Lehr & Bonn, 1974, dalam Oerter & Montada, 1987).
Alasan ke tiga adalah bahwa penggunaan waktu dapat menjadi indikator dari
kesempatan untuk bersosialisasi, yang memberikan gambaran tentang pengalaman apa saja
yang dimiliki seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Penelitian mengenai
penggunaan waktu karenanya, dapat bermanfaat untuk memahami sosialisasi seseorang.
Penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa gejala depresi misalnya, disertai
perilaku menarik diri, atau social withdrawal, dan pasifitas. Dibandingkan dengan teman

sepermainan atau peers, keterlibatan adolesen yang mengalami depresi dalam berbagai
macam aktivitas sosial lebih sedikit. Keadaan ini dapat diartikan bahwa adolesen yang
depresi kehilangan banyak kesempatan untuk belajar bagaimana harus berperilaku dengan
teman sepermainan atau peers, belajar mendapatkan umpan balik dari perilaku mereka,
dan sebagainya (Harrington, 1993, dalam Alsaker, et al., 1999). Sebagaimana dilaporkan
oleh Alsaker & Flammer (1996, dalam Flammer et al., 1999) pada penelitian di Swiss dan
Norwegia, adolesen yang mengalami depresi banyak menghabiskan waktunya untuk
melamun, menonton televisi di hari Minggu, atau hanya berjalan-jalan ke sana ke mari.
Kalau pun mereka terlibat dalam kegiatan olah raga, mereka lebih menyukai untuk
melakukannya sendirian dan tidak bersama teman sepermainan atau peers. Hasil penelitian
tersebut tampak sejalan dengan kenyataan bahwa adolesen tadi memiliki kualitas
pertemanan yang baik, namun mereka sering merasa terasing dalam kelompok teman
sepermainan atau peers.
Penelitian tentang penggunaan waktu yang pernah dilakukan berkaitan dengan
beberapa hal, yaitu: (1) perbedaan usia, (2) perbedaan tingkat pendidikan, (3) perbedaan
jenis kelamin, (4) perbedaan letak geografi.
Tulisan ini akan menyampaikan hasil penelitian mengenai penggunakan waktu pada
mahasiswa/i, yaitu persamaan dan / atau perbedaan mahasiswa/i dalam menggunakan
waktunya untuk aktivitas yang diperlukan atau the necessary activities, dan aktivitas


4

waktu luang atau the leisure activities. Aktivitas yang diperlukan atau the necessary
activities, merupakan aktivitas yang jarang sekali dilakukan karena pilihan sendiri.
Aktivitas tersebut terutama berkaitan dengan aktivitas formal (misalnya sekolah) dan
aktivitas informal (misalnya perawatan diri) (Alsaker & Flammer, 1999). Aktivitas waktu
luang, the leisure activities atau the leisure-time activities, merupakan aktivitas di waktu
luang, yaitu waktu yang tersisa sesudah semua komitmen dan tugas-tugas formal dan
informal dilakukan. Aktivitas waktu luang adalah aktivitas yang dilakukan individu dengan
lebih bebas (dibandingkan dengan tugas atau kerja), namun mungkin saja berakhir dengan
komitmen yang agak tidak fleksibel dan jadwal ketat (e.g. Herzberg, Hoessl & Lipski,
1995; dalam Flammer, et al, 1999).
Metode
Subjek penelitian berjumlah 85 orang, terdiri atas 17 mahasiswa dan 68 mahasiswi
semester dua Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, yang berusia 18-22
tahun (M = 19,7). Data diperoleh melalui teknik buku harian, yaitu 24-hour clock journal
(Flammer, et al, 1999) selama satu minggu mulai hari Senin hingga Sabtu, saat masa
perkuliahan reguler berlangsung, bukan saat menjelang ujian dan saat ujian, atau minggu
diadakannya kuis. Mahasiswa dan mahasiswi diminta menuliskan secara rinci aktifitas yang
dilakukan dan lamanya waktu yang mereka gunakan dalam melakukannya. Aktivitasaktivitas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam penggolongan aktivitas yang

dikemukakan oleh Flammer et al (1999). Hasil penelitian hanya akan menampilkan
gambaran mengenai penggunakan waktu pada mahasiswa, untuk necessary activities dan
untuk leisure activities. Hasil penelitian yang memberikan gambaran lebih jauh misalnya
tentang ’dengan siapa mereka melakukan aktivitas tersebut’, dan ’bagaimana perasaan
mereka selama melakukan aktivitas tersebut’, tidak disertakan dalam pembicaraan
mengenai hasil dan pembahasan penelitian kali ini.
Hasil penelitian dan pembahasannya
Akan disajikan pada bagian ini hasil penelitian yang diperoleh dari 87 subjek penelitian
yang terdiri atas 17 mahasiswa dan 68 mahasiswi; 97% beragama Islam; 55,29% dari
mereka tinggal di Jatinangor dan 44,7% dari mereka tinggal di Bandung; 44,7% dari
mereka tinggal bersama orang tua, 55,29% tinggal di kamar atau rumah sewaan. Untuk
perjalanan menuju dan dari universitas yang berlokasi di Jatinangor, 51,76% dari mereka
mempergunakan jasa angkutan umum, 20% menggunakan mobil pribadi, 7,05% motor
pribadi, 21,17% pergi bersama teman yang menggunakan mobil pribadi.
Tabel 1, menampilkan gambaran penggunaan waktu mahasiswa/i untuk necessary
activities; dan Tabel 2, mengungkapkan gambaran penggunaan waktu mahasiswa/i untuk
leisure activities. Uraian berikutnya akan memaparkan gambaran yang tersaji pada kedua
bagan tersebut beserta perhitungan lainnya. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa
data penelitian diperoleh dari pencatatan aktivitas subjek penelitian pada buku harian
selama satu minggu mulai hari Senin hingga Sabtu, saat masa perkuliahan reguler

berlangsung, bukan saat menjelang ujian dan saat ujian, atau minggu diadakannya kuis.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini secara umum mencerminkan
aktivitas subjek penelitian dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selanjutnya akan

5

disampaikan pula diskusi atau pembahasan mengenai hasil penelitian serta segi metodologi
dari penelitian ini.
Tabel 1 : Necessary activities (n = 85; 17 mahasiswa, 68 mahasiswi)

Keterangan:
1.
sleeping
2.
body care
3.
meals
4.
way to university
5.

university

6.
7.
8.
9.
10.

homework
household chores
shopping
praying
preparation / getting ready

Tabel 2 : Leisure activities (n = 85; 17 mahasiswa, 68 mahasiswi)

6

Keterangan:
1.

reading
2.
hanging around with friends
3.
tv & radio
4.
sports & games
5.
playing a musical instrument
6.
organization
7.
dating
8.
courses

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

post office
bank
working
walking alone
with family
getting rest
telephone
hospital

Pada tabel 1 terlihat bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan signifikan antara
mahasiswa dan mahasiswi dalam penggunaan waktu mereka untuk necessary activities
(lihat juga Srisayekti, 2002). Tabel 2 memperlihatkan bahwa meskipun tidak signifikan,
terlihat adanya beberapa perbedaan antara mahasiswa dan mahasiswi dalam penggunaan
waktu mereka untuk leisure activities (lihat juga Srisayekti, 2002). Mahasiswa
menggunakan waktu mereka lebih banyak daripada mahasiswi untuk menonton televisi
dan mendengarkan radio (tv & radio); sedangkan mahasiswi menggunakan waktu mereka
lebih banyak daripada mahasiswa untuk membaca (reading) dan bersama teman (hanging
around with friends).
Secara lebih rinci tergambar pada penelitian ini, bahwa secara umum baik mahasiswa
maupun mahasiswi, menggunakan waktunya lebih banyak untuk necessary activities
(66,67% waktu / hari pada mahasiswa, SD = 9%; 72,11% waktu / hari pada mahasiswi,
SD = 7,72%), dibandingkan untuk leisure activities (33,33% waktu / hari pada
mahasiswa, SD = 14,13%; 27,89% waktu / hari pada mahasiswi, SD = 7,91%).
Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut, baik necessary activities maupun leisure
activities, pada mahasiswa dan pada mahasiswi, berlangsung di rumah (bagi mereka yang
tinggal bersama dengan orang tua di rumah) atau di penginapan (bagi mereka yang tinggal
di kamar atau rumah sewaan), yaitu 70,81% pada mahasiswa dan 75,18% pada mahasiswi;
di universitas (12,52% pada mahasiswa, 10,63% pada mahasiswi), dan perjalanan menuju

7

universitas (9,15% pada mahasiswa, 8,02% pada mahasiswi) (lihat juga Srisayekti, 2002).
Dengan demikian lokasi aktivitas subjek pada penelitian ini, yaitu mahasiswa dan
mahasiswi, tampak tidak jauh berbeda dari lokasi utama berlangsungnya aktivitas dari
pelajar sekolah menengah utama. Penelitian mengenai leisure activities pada pelajar SMU
di salah satu kota dan salah satu wilayah pedesaan di daerah Jawa Barat, juga
memperlihatkan bahwa secara umum aktivitas mereka berlangsung di rumah dan di
sekolah (lihat juga Srisayekti, 2000).
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan penggunaan waktu
mahasiswa/i untuk kegiatan yang diperlukan atau necessary activities memiliki korelasi
signifikan dengan penggunaan waktu mereka untuk kegiatan waktu luang atau leisure
activities (total = -0,920; mahasiswa = -0,237; mahasiswi = -793; p