ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Bagian Dari Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Yudhi Dwi Permadi 1100867

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Oleh:

Yudhi Dwi Permadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

©Yudhi Dwi Permadi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dan dicetak ulang, difoto kopi, atau dengan cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

(4)

iii

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Analisis Gaya Bahasa Sarkasme Dalam Film Crows Zero (Dilihat Dari Sudut Pandang Psikolinguistik)

(Yudhi Dwi Permadi, 2015, 76 halaman)

Penelitian ini menganalisis penggunaan gaya bahasa sarkasme dalam bahasa Jepang yang dilakukan dari sudut pandang psikolinguistik. Karena penggunaan gaya bahasa setiap individu dalam berbahasa beraneka ragam tergantung pada kepribadian nya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya bahasa sarkasme yang digunakan, dan faktor yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme dalam film Crows Zero. Penelitian ini di dasari teori verbal thought Vygotsy dan teori stimulus response Thorndike.

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dalam film Crows Zero terdapat 23 kata yang terdiri dari [surume], [temee], [baka yarou], [hima jin], [chikin], [binbo nin], [dame kuchi], [aho yarou], [kuso chibi ta], [baka], [saitei], [kubi toru], [hanpa], [kuso yarou], [tobokenjanee], [baka ittenjanee], [nie], [kitanai mimi], [kuso], [busaiku], [buta yarou], [kuso gaki], [kusottare]. Lalu faktor yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme kebanyakan adalah stimulus fisik yang bersifat negatif. Sarkasme seluruhnya digunakan sebagai respon negatif dari stimulus. Walaupun stimulus yang bersifat positif, responnya pasti bersifat negatif.


(5)

ABSTRACT

The Analysis Of Sarcasm In Crows Zero Movie (From The Psycholingustic Of View)

(Yudhi Dwi Permadi, 2015, 76 pages)

This research analyzed the use of sarcasm of Japanese language from the psycholinguistic point of view. because the use of the clanguage style of each person will vary depending on the personality. The purpose of this study was to determine the style of language used sarcasm, and the factors that inbfluence the use of language style sarcasm in the movie Crows Zero. This study is based on Vygotsky's theory of verbal thought and stimulus response theory Thorndike.

Based on the analysis, it can be concluded that in the film there are 23 words Crows Zero consisting of [surume], [temee], [baka yarou], [hima jin], [chikin], [binbo nin], [dame kuchi], [aho yarou], [kuso chibi ta], [baka], [saitei], [kubi toru], [hanpa], [kuso yarou], [tobokenjanee], [baka ittenjanee], [nie], [kitanai mimi], [kuso], [busaiku], [buta yarou], [kuso gaki], [kusottare]. Then the factors that affect the use of sarcasm is mostly physical stimulus is negative. Sarcasm entirely used as a negative response from stimulus. Although the stimulus is positive, the response is negative definite.


(6)

v

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

要旨

映画 ク ZERO け 冷評分析 (心理言語学 視点)

ユ ド マ

本研究 日本語 冷評 使用 い 心理言語学 視点 分析 た あ 修辞法 使用各人 人格 様々 種類 存在 い 本研究 目的 映画 ク ZERO け 冷評 知 使用 影響 与

要因 明 あ 本研究 Vygotski verbal thought 理論

Thorndike Stimulus Response 理論 基 い い

分析 結果 映画 ク ZERO 中 言葉 冷評 あ

内訳 メ メエ 野郎 マ人 ン

貧乏人 メ口 野郎 クソちび太

最低 首取 ン クソ野郎 け

言 匂 汚 耳 クソ

ブサ ク ブ 野郎 クソ クソッ あ そ

冷評 使用 影響 与 要因 否定物理刺激物 あ 冷評 全部刺激物 否定応答 わ 肯定刺激物 応答 否定 あ


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Masalah Penelitian ...6

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II LANDASAN TEORITIS ...10

A. Gaya Bahasa ...10

B. Psikolinguistik ...15

C. Proses Bahasa Berbahasa ...19

D. Kerangka Pemikiran..……….21

E. Penelitian Terdahulu ...22

F. Film Crows Zero ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A. Metode Penelitian...30

B. Situasi Sosial Dan Nara Sumber ...31

C. Pengumpulan Data ...32

D. Prosedur Penelitian...34

E. Langkah - Langkah Analisis Data ...35

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...36

A. Hasil Penelitian ...36


(8)

xii

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...73

A. Simpulan ...73

B. Rekomendasi ...74

DAFTAR PUSTAKA ...75 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang pada kehidupannya tidak dapat lepas dari komunikasi. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Dengan Bahasa kita dapat menyampaikan ide, perasaaan, dan informasi. Bahasa juga bisa menjadi sebuah media pembelajaran. Bila seorang pembaca, penulis, atau pendengar bisa mengerti satu sama lain, maka fungsi dari sebuah bahasa telah tercapai.

Terdapat ribuan bahasa yang tercatat ada di bumi ini. Namun, perkiraan tepatnya tergantung pada perubahan sembarang antara perbedaan bahasa dan dialek. Setiap bahasa memiliki keunikannya tersendiri, baik dalam penulisan maupun pengucapan. Hal inilah yang menjadi penyebab mempelajari sebuah bahasa asing menjadi tidak mudah. Selain itu dari suatu bahasa muncul variasi-variasi baru yang membuat sebuah bahas menjadi semakin sulit untuk di pelajari.

Setiap bahasa memiliki beragam bentuk konteks kalimat yang tersusun dari ribuan kata yang ada. Ribuan kata ini disusun sesuai keinginan dan pemikiran penutur bahasa agar menjadi sebuah konteks kalimat berisi pengertian gagasan yang memiliki maksud. Konteks-konteks kalimat ini beragam dan selalu memiliki pengertian indah dan buruk. Bahasa dapat menjadi indah apabila isinya dipilih dari kata-kata yang dapat membuat orang berdecak kagum, sedangkan bahasa dapat menjadi buruk apabila kata-katanya disusun dari kata-kata bermakna buruk.

Sudah menjadi hal wajar manusia memiliki rasa, benci ataupun pertentangan pada apapun. Berbahasa merupakan penyampaian pikiran atau perasaan dari orang yang membicarakan mengenai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan bahasa yang merupakan alat penyampai ide maupun perasaan yang sudah wajar bila terjadi perbedaan pendapat atau


(10)

2

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertentangan saat menyampaikan ide maupun perasaannya. Cara menyampaikan ide maupun perasaan bisa berupa kritik, saran, sindiran bahkan hinaan. Dalam menyampaikan pendapat tersebut tentunya setiap orang akan berbeda – beda, tergantung keadaan psikologis si pengguna bahasa. Ilmu yang mengkaji struktur berbahasa dan prilaku berbahasa atau proses berbahasa disebut psikolinguistik (Chaer 2009, hlm 5). Menurut Slobin 1974 (dalam Chaer 2009, hlm 5) Psikolinguistik adalah ilmu yang mencoba menguraikan proses proses psikologi yang berlangsung ketika seseorang mengucapkan kalimat kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu di peroleh oleh manusia. Maka secara teoritis tujuan psikolinguistik adalah mencari satu teori yang secara linguistic bias diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya yang dapat dirasakan dengan pikiran, sedangkan peristiwa fisik adalah segala rangsangan (stimulus) dan gerak balas (respons). Stimulus dan respons adalah dua hal yang membentuk terjadinya suatu proses berbahasa. (Thorndike dalam chaer 2009, hlm 86)

Menurut Keraf (2001, hlm 113) gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian penulis (pemakai bahasa). Dalam bahasa Jepang gaya bahasa dikenal dengan istilah 修辞法 „shuujihou‟ yang artinya : 言葉 用

い 効果的 表現 め 技法„kotoba o takumini mochiite koukatekini

hyougen suru tame no gihou‟ (Teknik untuk mengekspresikan bahasa secara efektif dan menggunakannya dengan terampil) (Nihongo Hyakka Daijiten 1995, hlm 869). Dengan kata lain penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaannya pun akan berbeda tiap orangnya, tergantung pada jiwa kepribadian pemakainya.

Ada banyak ragam gaya bahasa yang dalam pembagiannya mewakili isi yang disampaikan. Gaya bahasa dibagi kedalam 4 kelompok, yakni gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan gaya bahasa pertautan dan gaya bahasa perulangan (Tarigan 1985, hlm 6). Dari berbagai gaya bahasa


(11)

tersebut penulis tertarik untuk meneliti kalimat yang termasuk gaya bahasa pertentangan dari film Crows Zero. Berikut Jenis gaya bahasa yang termasuk dalam kelompok gaya bahasa pertentangan yang di kemukakan oleh Tarigan dalam bukunya yang berjudul “Pengajaran Gaya Bahasa”

Sebagian besar gaya bahasa pertentangan mengandung unsur kritikan penolakan dan hinaan. Dalam bahasa Jepang gaya bahasa pertentangan di kenal dengan istilah 対処法 (Taishohou) yang berarti 情勢 対 適当 処 置 こ ‟Jousei ni taishite tekitou na shochi o suru koto’

(Tindakan yang pantas terhadap sebuah situasi.) (koujiten 1973, hlm 1337) Sarkasme, merupakan gaya bahasa yang termasuk dalam gaya bahasa pertentangan. Menurut Kerraf pada tahun 1985 Kata sarkasme berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari kata kerja sarkasein yang

berarti „merobek – robek daging seperti anjing‟,‟menggigit bibir karena marah‟ atau „berbicara dengan kepahitan‟. Yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah 冷 評 (reihyou) yang artinya 冷 淡 躰 道 批 判 こ

(kritikan dengan sikap dingin) (Koujiten 1973 hlm 2342)

Penulis menemukan contoh kalimat yang termasuk sarkasme dari film

Crows Zero oleh beberapa pemain central pada film ini. Pada dasarnya film Crows Zero ini bercerita tentang pertikaian baik internal maupun external

sekolah khusus laki – laki yang di fokuskan kepada Genji sebagai pemeran utama yang berlatar belakang anak dari seorang bos besar Yakuza yang diperintahkan oleh ayahnya tersebut untuk menguasai sekolahnya yaitu Suzuran yang terkenal sebagai sekolah khusus laki – laki yang dimana semua muridnya merupakan berandalan hingga di juluki Crows atau gagak. Hampir seluruh isi film berisi tentang pertikaian siswa yang memiliki latar belakang dan keadaan yang berbeda – beda untuk menjadi orang terkuat di sekolah. Yang tentunya di dalam film ini banyak terdapat kalimat yang termasuk gaya bahasa sarkasme. Berikut kalimat yang dikatakan Kirishima :


(12)

4

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. : え スルメ!

Yari sugi janeezo, surume!

Jangan lebay, cumi!

(Crows Zero)

Konteks :

Data 1 ini terbentuk oleh peristiwa fisik dengan peristiwa fisik. Stimulusnya adalah salah seorang dari sesama murid baru di SMA Suzuran dengan sombong menganggap bahwa dia yang akan menjadi yang terkuat di Suzuran. Proses berbahasa pada kalimat ini, pertama – tama Tokoh (Kirishima) harus mengetahui surume ス ル メ „surume’ (Cumi cumi) itu

botak dan pantas untuk dijadikan hinaan kepada orang botak

Tokoh yang mendapatkan perlakuan buruk yakni peristiwa fisik memberikan respon yang sama kepada lawan bicara. Dalam hal ini penggunaan gaya bahasa yang dilakukan oleh tokoh merupakan respon dari stimulus yang telah di terima. Karena menurut Poerwadarminta 1976 (dalam Tarigan 1985, hlm 92) Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung olok – olok atau sindiran pedas menyayat hati. Dan ciri utama gaya bahasa sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan, celaan yang getir, menyayat hati dan kurang enak di dengar. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa sarkasme sering digunakan untuk mengejek atau mengolok – olok lawan bicara. Seperti pada contoh berikutnya :

2. :バカ野郎!ふ け アホ野郎!

baka yarou! Fuzakenna aho yarou!

Dasar orang bodoh ! Jangan main main orang tolol!


(13)

Data ini dibentuk oleh peristiwa fisik dengan peristiwa fisik. Stimulusnya adalah Ken yang tidak menyetorkan uang sewa yang telah Ken kumpulkan, sehingga sambal menampar Yakuza ini menyumpahi Ken dengan kata バカ (bodoh) dan アホ (tolol). Proses berbahasa pada kalimat ini adalah

tokoh harus mengetahui makna バカ野郎 dan アホ野郎 dan kedua, tokoh

juga harus tahu bahwa stimulus yang diberikan lawan bicara adalah stimulus negatif, yakni telat menyetorkan uang sewa.

Tokoh yang mendapatkan perlakuan buruk yakni peristiwa fisik memberikan respon yang sama kepada lawan bicara. Dalam hal ini penggunaan gaya bahasa yang dilakukan oleh tokoh merupakan respon dari stimulus yang telah di terima.

Berdasarkan kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bagaimana fikiran dan bahasa merupakan 2 hal yang saling mempengaruhi satu sama lain seperti teori verbal tought yang dikemukakan oleh Vygotsky 1968 (dalam Chaer 2009, hlm 55 – 56) dan proses berbahasa itu dibentuk dari 2 peristiwa yang saling berhubungan yaitu peristiwa mental dan peristiwa fisik dimana peristiwa mental adalah segala hal yang bisa di rasakan oleh fikiran dan peristiwa fisik adalah segala rangsangan (stimulus) dan gerak balas (respon) seperti teori stimulus response yang dikemukakan Thorndike (dalam Chaer 2009, hlm 86).

Walaupun dalam praktiknya di dalam dunia pendidikan pembelajaran tentang gaya bahasa yang bisa dibilang kasar ini sangat kurang, karena pandangan negatif akan fungsi dan penggunaannya, namun terlepas dari akan digunakan atau tidaknya gaya bahasa tersebut sebagai pembelajar bahasa Jepang memang sudah seharusnya mengetahui berbagai macam bentuk kalimat dan memahami makna yang dikandungnya. Pembelajar juga seharusnya mengetahui apa saja kalimat yang mengandung makna kasar. Apalagi pembelajar yang memilih jurusan Pendidikan Bahasa Jepang sebagai


(14)

6

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fokus studi adalah menjadi keharusan untuk mengetahui kalimat kasar agar disaat nanti mengajarkan bahasa Jepang kepada pembelajar bahasa Jepang sudah tentu tahu kapan dan dimana bahasa yang baik maupun yang buruk itu diucapkan.

Ada pula penelitian yang berjudul “Aspect of Sarcasm” (2006) yang ditulis oleh mahasiswa Kiryu Junior College, Koichi Kojima yang mengkaji aspek – aspek penggunaan gaya bahasa sarkasme dan satire oleh Semuel

Gulliver, tokoh utama dalam buku Gulliver‟s Travel karya Jonathan Smith.

Dalam penelitiannya disebutkan aspek yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme dan satire itu diantaranya keadaan social tokoh dengan lingkungnnya, kondisi moral dan kebijakan pemerintah pada saat itu.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalis gaya bahasa yang sarkasme yang digunakan pada film yang berjudul Crows Zero dengan kajian linguistik karena penulis beranggapan gaya bahasa tersebut berkaitan dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan sang pengguna bahasa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan juga penulis berharap dengan adanya analisis ini akan menambah kaidah keilmuan khususnya dalam bidang linguistik, terutama dalam gaya bahasa sarkasme.

B. Masalah Penelitian

1. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang penulis buat dalam penelitian ini adalah :

a. Penulis hanya akan menganalisis gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam film Crows Zero.

b. Penulis hanya akan menganalisis faktor apa yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme pada film Crows Zero dari segi psikolinguistik


(15)

2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Gaya bahasa sarkasme apa saja yang terdapat dalam Film Crows Zero?

b. Faktor apa yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam Film Crows Zero dari segi psikolinguistik

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gaya bahasa Sarkasme apa saja yang terdapat dalam film Crows Zero.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat pada film Crows Zero dari segi psikolonguistik

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik dapat memberikan manfaat,baik bagi peneliti sendiri maupun bagi orang lain. Adapun manfaat dari di tulisnya penelitian ini

a. Manfaat Teoritis

1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan terutama dalam ilmu linguistik khusunya dalam kajian gaya bahasa sarkasme dalam bahasa Jepang lewat


(16)

8

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kajian psikolinguistik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai bentuk, makna, dan penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam film Crows Zero

b. Manfaat Praktis 1. Bagi mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu pemahaman mahasiswa tentang majas sarkasme yang ada dalam bahasa Jepang

2. Bagi Pengajar

Diharapkan penelitian ini dapat bermaanfaat sebagai bahan masukan dalam materi pembelajaran pada mata kuliah linguistik atau kebahasaan.

3. Bagi peneliti lainnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kalimat kasar yang ada dalam bahasa Jepang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Secara garis besar sistematika yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada BAB II Landasan Teoritis, akan menjelaskan mengenai teori – teori yang melandasi kegiatan penelitian termasuk pada hasil penelitian terdahulu yang relevan. Dan juga mengenai kajian mengenai pengertian gaya bahasa sarkasme. Berikutnya pada BAB III Metodologi Penelitian pada bab ini akan di bahas mengenai metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Lalu


(17)

berikutnya pada BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, penulis akan menjelaskan mengenai laporan kegiatan penelitian, sajian data dan hasil pengolahannya, diikuti pembahasan, dan kesimpulan yang menyatakan apakah masalah penelitian terjawab atau tidak. Pada bagian pembahasan disajikan pula hasil telaahan berupa data yang telah dianalisis dan kemudian ditafsirkan sehingga menghasilkan sebuah teori baru atau teori pendukung atau sebagai pembuktian dari teori yang sudah ada. Dan yang terakhir pada BAB V Kesimpulan dan Saran, akan menjabarkan mengenai kesimpulan tentang jawaban dari masalah yang diteliti apakah terjawab atau tidak. Kemudian saran atau rekomendasi sebagai implikasi hasil penelitian.


(18)

30

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan data, prosedur penelitian dan analisis data.

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian metode dapat diartikan sebagai prosedur yang harus di tempuh untuk menjawab pertanyaan. Fungsi metode adalah untuk memperlancar sebuah penelitian agar dapat di jalani dengan efektif dan efisien. Ada banyak metode penelitian yang dapat di pilih untuk di gunakan, akan tetapi kecocokan antar objek yang di teliti dan metode yang di gunakan sangat penting. Oleh karenanya pemilihan metode harus di perhatikan, karena tiap jenis penelitian memiliki pasangan metode yang cocok sesuai dengan karakteristik penelitian itu sendiri.

Sutedi (2011, hlm. 53) mengemukakan bahwa dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Dan adapun fungsinya adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien.

Adapun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Moleong (2007, hlm. 6) menyatakan bahwa: penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan barbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik tersendiri, antara lain seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2007, hlm. 9) bahwa penelitian


(19)

kualitatif memiliki karakteristik menggunakan metode kualitatif yaitu melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Dan penelitian kualitatif juga memiliki karakteristik deskriptif yang datanya berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Adapun dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode deskriptif. Gay (dalam Sevilla,Consuelo G, DKK 1993, hlm. 71) mendefinisikan bahwa metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang.

Alasan penulis memilih metode ini karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas objek yang diteliti secara alamiah dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk, makna, penggunaan dan factor penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam film Crows Zero yang ditinjau dari segi psikolinguistik.

B. Situasi Sosial Dan Nara Sumber

Berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian, Spradley (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 297) ia menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan “social situation

atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut jalan yang sedang mengobrol, atau di tempat kerja, di kota, desa, di sekolah atau wilayah suatu negara.

Adapun Sugiyono (2012, hlm. 298) ikut menyatakan bahwa sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel


(20)

32

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teorititis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan film Jepang dapat pula menggambarkan situasi psikologis tokoh yang terdapat dalam masyarakat Jepang. Karena film dianggap dapat mewakili gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang tersebut. Sehingga populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah situasi psikologis tokoh (konteks) pada gaya bahasa sarkasme yang digunakan dalam film

Crows Zero. Adapun sampelnya adalah sebagian dari populasi tsb.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Sugiyono (2012 hlm. 300) menyatakan bahwa

snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang

pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.

Oleh karena itu dapat dipahami bahwa teknik snowball sampling yang digunakan dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mencari sampel situasi psikologis tokoh (konteks) gaya bahasa sarkasme yang digunakan dalam film

Crows Zero yang awalnya berjumlah sedikit, dan jika dirasa kurang maka

akan ditambah seiring dengan kebutuhan penulis agar dapat mencapai hasil penelitian yang baik.

C. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sutedi (2011, hlm. 179) menyatakan bahwa data penelitian dapat bersumber dari manusia atau bukan manusia. Data dalam penelitian dapat


(21)

diperoleh dari berbagai sumber yang disebut sumber data, dan dalam kajian linguistik sifatnya dapat bersifat lisan dan tertulis (Nadar, 2009, hlm. 107). Film atau dalam penelitian ini disebut dengan drama, dapat juga dijadikan sumber data lisan yang tidak natural. Sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam dialog film Crows Zero yang ditinjau dari segi psikolinguistik.

2. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2011, hlm. 155). Instrumen penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah format data. Sutedi (2011, hlm. 178) menyatakan bahwa format data merupakan salah satu instrumen dalam bentuk tabel yang terdiri dari lajur dan kolom.

Selain format data, Moleong (2007, hlm. 37) juga menyebutkan bahwa

dalam penelitian kualitatif “tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah

instrumen itu sendiri. Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah film Crows Zero dengan durasi 129 menit.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dari sumber data lisan adalah metode simak yang dilanjutkan dengan teknik rekam dan teknik catat (Nadar, 2009, hlm. 108). Sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan dan pencatatan penggunaan gaya bahasa sarkasme dalam film

Crows Zero. Dengan dilakukan teknik pengumpulan data primer yang

ditempuh dengan cara, antara lain:

a. Memfokuskan diri pada pemecahan masalah yang akan diteliti

b. Mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dan mendukung dalam pengambilan kesimpulan tentang objek yang diteliti


(22)

34

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara terperinci dan disaring isinya dan diambil bagian-bagian yang dianggap pentinguntuk mendukung keobjektifan penelitian ini. (Harahap, hlm. 47)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian. Mengingat pentingnya prosedur penelitian tesebut, maka akan diuraikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dimulai dari awal penelitian dilakukan sampai dibuat kesimpulan akhir. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Menentukan objek penelitian, dalam hal ini penulis memilih kajian gaya bahasa sarkasme pada penelitian ini

2. Mengumpulkan teori-teori umum yang berkaitan dengan kajian psikolinguistik

3. Mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan gaya bahasa sarkasme

4. Menggali, mengkaji, dan mendalami teori-teori psikolinguistik dan gaya bahasa sarkasme yang telah diperoleh, kemudian memilih teori yang sesuai dengan penelitian.

5. Menonton dan menyimak film Crows Zero.

6. Mengumpulkan data yang termasuk gaya bahasa sarkasme dalam film

Crows Zero

7. Mencatat skrip dialog yang selanjutnya dijadikan korpus data pada film Crows Zero yang mengandung gaya bahasa sarkasme

8. Menganalisis data gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam film

Crows Zero dengan mengklasifikasikan ke dalam faktor yang

mempengaruhinya berdasarkan kajian psikolinguistik. 9. Menyimpulkan hasil penelitian


(23)

E. Langkah – langkah Analisis data

Sugiyono (2012, hlm. 335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Tahap-tahap analisis data yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan gaya bahasa sarkasme dalam kalimat percakapan yang terdapat dalam film Crows Zero dengan cara mentranskipnya menjadi tulisan.

2. Mengidentifikasikan dan mengkaji setiap gaya bahasa sarkasme yang telah diubah dalam transkip tulisan.

3. Mengklasifikasikan dalam percakapan tersebut sesuai jenis aspek psikolinguistik.

4. Membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah semua proses pengolahan data selesai dilakukan.


(24)

73

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pencapaian yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah telah diketahuinya jenis-jenis, makna, penggunaan dan faktor penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam sebuah film Jepang berlandaskan beberapa teori dan kajian yang telah dideskripsikan

5.1 Simpulan

Terdapat 23 kata yang termasuk gaya bahasa sarkasme yang menjadi objek penelitian yang terdapat dalam film Crows Zero. 23 gaya bahasa sarkasme tersebut antara lain : 野郎[baka yarou] 4 buah[baka] 3 buah、 貧乏人[binbo nin] 3 buah、テメエ[temee] 2 buah、最低[saitei] 2 buah、 クソッ [kusottare] 2 buah、ス メ[surume]、 マ人[hima jin]

[chikin]、 、 メ 口[dame kuchi]、ア ホ 野 郎[aho yarou]、 ク ソ ち び 太[kuso chibi ta]、 首 取 る[kubi toru]、 ン [hanpa]、 ク ソ 野 郎

[kuso yarou]、とぼけんじゃね [tobokenjanee] 2 buah、 言ってん

じゃね [baka ittenjanee]、匂 [nie]、汚ね 耳[kitanai mimi]、クソ

[kuso]、 ブ サ イ ク[busaiku]、 ブ 野 郎[buta yarou]、dan ク ソ

[kuso gaki] yang masing masing satu buah.

Faktor yang mempengaruhi tokoh dalam film Crows Zero dalam penggunaan gaya bahasa sarkasme adalah stimulus yang diterima oleh tokoh yang kebanyakan berupa peristiwa fisik, namun ada juga yang berupa peristiwa mental. peristiwa tersebut juga cenderung berbentuk hal yang negatif, walaupun ada beberapa contoh dimana gaya bahasa sarkasme digunaakan berdasarkan peristiwa positif, kalimat nya tetap bermakna negatif.. Stimulus juga adalah bagian dari proses berbahasa yang akan memicu tokoh dalam berbahasa menggunakan gaya bahasa khususnya gaya bahasa sarkasme. Bentuk penggunaan gaya bahasa


(25)

sarkasme merupakan respon tokoh dari proses berbahasa yang meliputi proses penerimaan stimulus yang di terima tokoh

5.2 Rekomendasi

Kesulitan yang penulis temui dalam penelitian ini adalah kurangnya referensi tentang gaya bahasa dan psikolinguistik yang berbahasa Jepang. Karena banyaknya referensi berbahasa Indonesia yang membuat penulis kesulitan dalam mengimplementasikannya kedalam bahasa Jepang. Adapun rekomendasi untuk penelitian seterusnya, karena referensi pengetahuan gaya bahasa khususnya sarkasme dalam bahasa Jepang yang masih sangat sedikit, jadi teruslah lakukan penelitian tentang berbagai macam gaya bahasa pertentangan seperti sinisme, satire , atau dapat pula melakukan penelitian gaya bahasa sarkasme seperti yang telah dilakukan dalam penelitian ini, karena bahasa itu tidak statis, jadi akan selalu berubah penggunaannya, karena penggunaan gaya bahasa itu tergantung dengan kepribadian penggunanya dan hal itu pasti terjadi pula pada kebiasaan orang jepang dalam menggunakan gaya bahasa ini. Dapat pula penelitian ini digunakan sebagai referensi pelitian gaya bahasa sarkasme dalam rangka mengkontrastifkan penggunaan gaya bahasa tersebut dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.


(26)

74

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: Rineka Cipta Harahap, N. (2008). Analisis Pragmatik Wacana Iklan Surat Kabar. (skripsi).

Universitas Sumatera Utara, Medan.

http://ci.nii.ac.jp/naid/110006392218 26 Januari 2015

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Crows_Zero 20 Oktober 2014

Keraf, Gorys, 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kesaint Blanc.

Kindaichi, Haruhiko. (1995). Nihongo Hyakka Daijiten. Jepang: Taishukan Shoten Kojima, Koichi. (2006). Aspect of Sarcasm. Jepang:NII Electronic Library Service. Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik Edisi 1. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nadar, F.X. (2009). Pragmatik Dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu Nakamura, Akira. (1978). Hiyuhyougen Jiten. Tokyo: Kadokawa Shoten

Obashi, Toshio. (1966). Kokugo Jiten. Tokyo: Tokyodoshuppan.

Panandjaja, James. (1997). Folklor Jepang. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Permana, Y. D (2014) analisis pemakaian danseigo oleh pemeran pria dalam film animasi Kuroko no Basuke. SKRIPSI sanrjana FPBS UPI. Bandung: Tidak di terbitkan.

Poerwadarminta, WJS. (1984). Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(27)

Sevilla, C.G. dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Shinmura, Izuru. (1973). Koujiten. Tokyo: Iwanami Shoten.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang Cetakan Kedua. Bandung: UPI PRESS, HumanioraUtama Press.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1985). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : IKAPI. Tim Penyususn Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar


(1)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

|

c. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara terperinci dan disaring isinya dan diambil bagian-bagian yang dianggap pentinguntuk mendukung keobjektifan penelitian ini. (Harahap, hlm. 47)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian. Mengingat pentingnya prosedur penelitian tesebut, maka akan diuraikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dimulai dari awal penelitian dilakukan sampai dibuat kesimpulan akhir. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Menentukan objek penelitian, dalam hal ini penulis memilih kajian gaya bahasa sarkasme pada penelitian ini

2. Mengumpulkan teori-teori umum yang berkaitan dengan kajian psikolinguistik

3. Mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan gaya bahasa sarkasme

4. Menggali, mengkaji, dan mendalami teori-teori psikolinguistik dan gaya bahasa sarkasme yang telah diperoleh, kemudian memilih teori yang sesuai dengan penelitian.

5. Menonton dan menyimak film Crows Zero.

6. Mengumpulkan data yang termasuk gaya bahasa sarkasme dalam film Crows Zero

7. Mencatat skrip dialog yang selanjutnya dijadikan korpus data pada film Crows Zero yang mengandung gaya bahasa sarkasme

8. Menganalisis data gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam film Crows Zero dengan mengklasifikasikan ke dalam faktor yang mempengaruhinya berdasarkan kajian psikolinguistik.


(2)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

|

E. Langkah – langkah Analisis data

Sugiyono (2012, hlm. 335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Tahap-tahap analisis data yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan gaya bahasa sarkasme dalam kalimat percakapan yang terdapat dalam film Crows Zero dengan cara mentranskipnya menjadi tulisan.

2. Mengidentifikasikan dan mengkaji setiap gaya bahasa sarkasme yang telah diubah dalam transkip tulisan.

3. Mengklasifikasikan dalam percakapan tersebut sesuai jenis aspek psikolinguistik.

4. Membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah semua proses pengolahan data selesai dilakukan.


(3)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pencapaian yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah telah diketahuinya jenis-jenis, makna, penggunaan dan faktor penggunaan gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam sebuah film Jepang berlandaskan beberapa teori dan kajian yang telah dideskripsikan

5.1 Simpulan

Terdapat 23 kata yang termasuk gaya bahasa sarkasme yang menjadi objek penelitian yang terdapat dalam film Crows Zero. 23 gaya bahasa sarkasme tersebut antara lain : 野郎[baka yarou] 4 buah[baka] 3 buah

貧乏人[binbo nin] 3 buah、テメエ[temee] 2 buah、最低[saitei] 2 buah、 クソッ [kusottare] 2 buah、ス メ[surume]、 マ人[hima jin]

[chikin]、 、 メ 口[dame kuchi]、ア ホ 野 郎[aho yarou]、 ク ソ ち び 太[kuso chibi ta]、 首 取 る[kubi toru]、 ン [hanpa]、 ク ソ 野 郎 [kuso yarou]、とぼけんじゃね [tobokenjanee] 2 buah、 言ってん

じゃね [baka ittenjanee]、匂 [nie]、汚ね 耳[kitanai mimi]、クソ [kuso]、 ブ サ イ ク[busaiku]、 ブ 野 郎[buta yarou]、dan ク ソ [kuso gaki] yang masing masing satu buah.

Faktor yang mempengaruhi tokoh dalam film Crows Zero dalam penggunaan gaya bahasa sarkasme adalah stimulus yang diterima oleh tokoh yang kebanyakan berupa peristiwa fisik, namun ada juga yang berupa peristiwa mental. peristiwa tersebut juga cenderung berbentuk hal yang negatif, walaupun ada beberapa contoh dimana gaya bahasa sarkasme digunaakan berdasarkan peristiwa positif, kalimat nya tetap bermakna negatif.. Stimulus juga adalah bagian dari proses berbahasa yang akan memicu tokoh dalam berbahasa menggunakan gaya bahasa khususnya gaya bahasa sarkasme. Bentuk penggunaan gaya bahasa


(4)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

sarkasme merupakan respon tokoh dari proses berbahasa yang meliputi proses penerimaan stimulus yang di terima tokoh

5.2 Rekomendasi

Kesulitan yang penulis temui dalam penelitian ini adalah kurangnya referensi tentang gaya bahasa dan psikolinguistik yang berbahasa Jepang. Karena banyaknya referensi berbahasa Indonesia yang membuat penulis kesulitan dalam mengimplementasikannya kedalam bahasa Jepang. Adapun rekomendasi untuk penelitian seterusnya, karena referensi pengetahuan gaya bahasa khususnya sarkasme dalam bahasa Jepang yang masih sangat sedikit, jadi teruslah lakukan penelitian tentang berbagai macam gaya bahasa pertentangan seperti sinisme, satire , atau dapat pula melakukan penelitian gaya bahasa sarkasme seperti yang telah dilakukan dalam penelitian ini, karena bahasa itu tidak statis, jadi akan selalu berubah penggunaannya, karena penggunaan gaya bahasa itu tergantung dengan kepribadian penggunanya dan hal itu pasti terjadi pula pada kebiasaan orang jepang dalam menggunakan gaya bahasa ini. Dapat pula penelitian ini digunakan sebagai referensi pelitian gaya bahasa sarkasme dalam rangka mengkontrastifkan penggunaan gaya bahasa tersebut dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.


(5)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

|

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: Rineka Cipta Harahap, N. (2008). Analisis Pragmatik Wacana Iklan Surat Kabar. (skripsi).

Universitas Sumatera Utara, Medan.

http://ci.nii.ac.jp/naid/110006392218 26 Januari 2015

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Crows_Zero 20 Oktober 2014

Keraf, Gorys, 2001. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kesaint Blanc.

Kindaichi, Haruhiko. (1995). Nihongo Hyakka Daijiten. Jepang: Taishukan Shoten Kojima, Koichi. (2006). Aspect of Sarcasm. Jepang:NII Electronic Library Service. Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik Edisi 1. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nadar, F.X. (2009). Pragmatik Dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Nakamura, Akira. (1978). Hiyuhyougen Jiten. Tokyo: Kadokawa Shoten Obashi, Toshio. (1966). Kokugo Jiten. Tokyo: Tokyodoshuppan.

Panandjaja, James. (1997). Folklor Jepang. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Permana, Y. D (2014) analisis pemakaian danseigo oleh pemeran pria dalam film animasi Kuroko no Basuke. SKRIPSI sanrjana FPBS UPI. Bandung: Tidak di terbitkan.

Poerwadarminta, WJS. (1984). Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(6)

Yudhi Dwi Permadi, 2015

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DALAM FILM CROWS ZERO

|

Sevilla, C.G. dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Shinmura, Izuru. (1973). Koujiten. Tokyo: Iwanami Shoten.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang Cetakan Kedua. Bandung: UPI PRESS, HumanioraUtama Press.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1985). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : IKAPI. Tim Penyususn Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar