Pengembangan Struktur Rangka Kuda-Kuda Ringan Berbahan Dasar Laminated Veneer Lumber (LVL) Kayu Sengon.

(B. Teknologi)
Pengembangan Struktur Rangka Kuda-Kuda Ringan Berbahan Dasar Laminated Veneer
Lumber (LVL) Kayu Sengon
Basuki, Achmad; Kristiawan, Stefanus Adi; Priyantono, Hermawan Kris
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Salah satu alternatif antisipasi berkurangnya kayu keras sebagai material elemen struktur adalah
pemanfaatan kayu sengon menjadi laminated veneer lumber (LVL). Pemanfaatan LVL tersebut tentunya
membutuhkan kajian dari segala aspek termasuk kekuatan sambungan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh konfigurasi pasak bambu laminasi dan sudut arah serat kuat tumpu LVL ,
kekuatan sambungannya dan kekuatan desak batang tunggal dan ganda LVL, serta variasi penambahan
klos pada batang ganda LVL.
Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dan analisis, dengan membuat model
sambungan dari LVL 18x80x200 mm dan variasi sudut serat 00, 300, 450, 600 dan 900. Diameter pasak
bambu laminasi yang digunakan 8, 10 dan 15 mm. Pengujian kekuatan desak batang tunggal dan ganda
LVL mengacu pada variasi panjang berdasarkan rasio kelangsingan batang LVL, serta pada pengujian
variasi klos mengacu pada pemberian jumlah klos pada batang ganda LVL.
Dari hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa peningkatan jumlah konfigurasi pasak mempunyai
pola yang tidak linear terhadap jumlah tahanan lateral, dan tahanan lateral berdasarkan sudut arah serat
mempunyai nilai berkebalikan dari hitungan teoritis. Kuat tumpu menunjukkan kecenderungan yang
menurun dari sejajar serat sampai tegak lurus serat LVL.
Semakin besar dimensi panjang pada batang tunggal maupun ganda mengakibatkan kapasitas dalam

menahan beban tekuk semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena semakin besar kelangsingan maka akan
semakin besar resiko tekuk terjadi. Batang tunggal maupun batang ganda mengalami kegagalan material
(crushing material) pada nilai kelangsingan 15. Hal tersebut dindikasikan dengan tidak terjadinya tekuk
pada batang.
Kecenderungan penurunan kekuatan batang secara signifikan yang terjadi diatas dimensi panjang batang
tekan 50 cm. Jarak optimum antar klos maksimal pada jarak 30 cm.