Pengembangan Model S-SCM Industri Furnitur Jati yang Mempertimbangkan Keberlanjutan Produksi dan Kapasitas Penyerapan Karbon.
(B. Teknologi)
Pengembangan Model S-SCM Industri Furnitur Jati yang Mempertimbangkan Keberlanjutan
Produksi dan Kapasitas Penyerapan Karbon
Kata kunci: industri furnitur, keberlanjutan produksi, model s-SCM, penyerapan karbon
Hisjam, Muh.; Sutopo, Wahyudi; Widodo, Kuncoro Harto
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Furnitur merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting Jawa Tengah karena sangat berperan
dalam peningkatan pendapatan asli daerah, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain: kekurangan bahan baku, isu
deforestasi, dan ketidakseimbangan ekologis. Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sebagai pengelola dan
pemelihara hutan negara diharapkan dapat memasok log jati sebagai bahan baku industri (BBI) yang
berkualitas bagi pemanufaktur secara berkelanjutan, dan juga bertugas melestarikan hutan untuk
menjaga penyerapan karbon (CO2). Dengan kondisi hutan yang rusak akibat penjarahan di awal
reformasi, Perum Perhutani harus dapat memanfaatkan sumber daya yang terbatas dengan luas hutan
yang ada untuk memenuhi tujuan tersebut. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan
model sustainable supply chain (s-SC) pada hubungan antara pemasok dan pemanufaktur dalam rangka
mendukung produksi furnitur yang berkelanjutan dan mendukung peningkatan penyerapan karbon
hutan jati dan mengusulkan model implementasi kontrak bisnis yang berguna untuk meningkatkan nilai
ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan bagi pemasok kayu jati dan bagi produsen furnitur. Pada tahun
pertama telah dihasilkan dua model matematis terkait hubungan antara pemasok dan pemanufaktur
serta antara pemanufaktur dan pembeli luar negeri untuk mendukung produksi pada industri furnitur
yang berkelanjutan. Pada tahun kedua, hasil tahap pertama akan dikembangkan untuk memformulasikan
model hubungan pemasok-pemanufaktur yang melibatkan pembeli karbon dalam mendukung
peningkatan penyerapan karbon hutan jati. Hasil penelitian tahun pertama ini ini diharapkan
memberikan bermanfaat bagi Perum Perhutani, Pemanufaktur, dan Asmindo Solo Raya.
Pengembangan Model S-SCM Industri Furnitur Jati yang Mempertimbangkan Keberlanjutan
Produksi dan Kapasitas Penyerapan Karbon
Kata kunci: industri furnitur, keberlanjutan produksi, model s-SCM, penyerapan karbon
Hisjam, Muh.; Sutopo, Wahyudi; Widodo, Kuncoro Harto
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Furnitur merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting Jawa Tengah karena sangat berperan
dalam peningkatan pendapatan asli daerah, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain: kekurangan bahan baku, isu
deforestasi, dan ketidakseimbangan ekologis. Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sebagai pengelola dan
pemelihara hutan negara diharapkan dapat memasok log jati sebagai bahan baku industri (BBI) yang
berkualitas bagi pemanufaktur secara berkelanjutan, dan juga bertugas melestarikan hutan untuk
menjaga penyerapan karbon (CO2). Dengan kondisi hutan yang rusak akibat penjarahan di awal
reformasi, Perum Perhutani harus dapat memanfaatkan sumber daya yang terbatas dengan luas hutan
yang ada untuk memenuhi tujuan tersebut. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan
model sustainable supply chain (s-SC) pada hubungan antara pemasok dan pemanufaktur dalam rangka
mendukung produksi furnitur yang berkelanjutan dan mendukung peningkatan penyerapan karbon
hutan jati dan mengusulkan model implementasi kontrak bisnis yang berguna untuk meningkatkan nilai
ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan bagi pemasok kayu jati dan bagi produsen furnitur. Pada tahun
pertama telah dihasilkan dua model matematis terkait hubungan antara pemasok dan pemanufaktur
serta antara pemanufaktur dan pembeli luar negeri untuk mendukung produksi pada industri furnitur
yang berkelanjutan. Pada tahun kedua, hasil tahap pertama akan dikembangkan untuk memformulasikan
model hubungan pemasok-pemanufaktur yang melibatkan pembeli karbon dalam mendukung
peningkatan penyerapan karbon hutan jati. Hasil penelitian tahun pertama ini ini diharapkan
memberikan bermanfaat bagi Perum Perhutani, Pemanufaktur, dan Asmindo Solo Raya.