(Bidang Teknologi) Pembuatan Prototipe Pengering Gabah Radiasi Inframerah dengan Menggunakan Pengaturan Fuzzy Logic.

(Bidang Teknologi)
Pembuatan Prototipe Pengering Gabah Radiasi Inframerah dengan Menggunakan Pengaturan
Fuzzy Logic
Kata kunci: pengering gabah, fuzzy logic, pengering kontinyu
Nizam, Muhammad; Kusharjanta, Bambang; Irianto, Tri
LPPM UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Perkembangan produksi gabah kering giling dalam beberapa tahun terakhir ini menurut Bulog
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Namun demikian keadaan diatas tidak ditunjang dengan
proses penanganan pasca panen dengan baik. Akibatnya banyak gabah rusak akibat salahnya
penanganan pasca panen atau sebab alam lain seperti iklim yang tidak menentu. Untuk itu diperlukan
perbaikan penanganan pasca panen salah satunya adalah dengan mengembangkan pengering radiasi
infra merah. Satu keunggulan sistem pengering ini adalah tidak terpengaruh cuaca. Namun demikian
beberapa kelemahan dari sistem pengering yang ada adalah sangat sulit untuk mengendalikan kestabilan
suhu dan penurunan kadar air. Terlalu cepat penurunan kadar air akan mengakibatkan pengerasan
permukaan gabah sehingga beras dapat pecah. Untuk itu diperlukan pengaturan yang cerdas agar dapat
mengendalikan suhu ruang pengering dan penurunan kadar air pada ruang pengering. Suatu metode
yang diusulkan adalah menggunakan pengaturan suhu ruang pengering dengan menggunakan fuzzy
logic. Dalam fuzzy logic, input pengatur didapat dari suhu dan kelembaban ruang pengering, yang
kemudian digunakan untuk mengatur pemanasan lampu infra merah dan exhaust fan. Metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan
pengeringan buatan berbasis radiasi inframerah pada ruang pengering dengan tipe kontinyu dengan

penambahan ruangan pengering sebagai ruang pre heating pada jenis gabah yang sama. Pengambilan
data dilakukan dengan dua cara pengaturan yakni menggunakan pengaturan on-off dan pengaturan fuzzy
logic. Pada pengaturan on-off, sebuah set poin suhu ditetapkan terdahulu. Apabila mencapai suhu
tercapai maka lampu inframerah dan fan dimatikan. Pengaturan ini dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan mikrokontroler ATMega-32 dan sensor SHT-10 sebagai sensor suhu dan kelembaban.
Untuk menghindari kerusakan range suhu yang diberikan untuk menghidupkan adalah -0.5o/+1.5oC. dari
set poin 40oC. Sedangkan pada fuzzy logic range yang digunakan adalah -0.4o/+0.2oC dari set poin yang
sama. Hal ini disebabkan karena pada fuzzy logic pengaturan intensitas cahaya dan kelembaban dapat
dilakukan sehingga memungkinkan lampu untuk tidak sepenuhnya padam dan menghindari kerusakan
pada lampu. Pengambilan sample data gabah dilakukan setiap 30 menit pada kedua pengaturan tersebut
sampai dengan pengeringan mencapai 14% wb (standar SNI) dicapai. Kecepatan mencapai kadar gabah
14% wb ini digunakan sebagai acuan efektif tidaknya pengaturan fuzzy digunakan dalam pengeringan ini.
Selain itu berbandingan kualitas gabah juga digunakan dengan membandingkan beras kepala yang retak.
Dari hasil penelitian ini didapatkan pengering gabah dengan radiasi inframerah berpengatur fuzzy logic
lebih baik dibandingkan pengaturan on-off. Dari waktu pengeringan didapati dengan menggunakan
pengaturan fuzzy logic pengeringan dapat lebih cepat 20-30% dari pengaturan tanpa pengaturan fuzzy
logic dan dengan pengaturang kontinyu akan mempercepat waktu pengeringan sebesar 10%. Selain itu
pengaturan fuzzy logic ini dapat secara efektif mengurangi persentase beras kepala yang retak rata-rata
akibat pengeringan dengan perbandingan untuk pengaturan fuzzy logic dan pengaturan tanpa
pengaturan masing-masing adalah 7.5%:14.5%. Dengan demikian dapat disimpulkan pengaturan fuzzy

logic secara efektif dapat digunakan sebagai alternatif cara untuk mempercepat pengeringan gabah dan
memperbaiki kualitas gabah hasil pengeringan.