PENGEMBANGAN MODEL PEMELAJARAN ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE (ESP) “PEMERINTAHAN” BERBASIS PEER TEACHING (TUTOR SEBAYA) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PRAJA PADA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN).

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ENGLISH FOR
SPECIFIC PURPOSE (ESP) “PEMERINTAHAN” BERBASIS PEER
TEACHING (TUTOR SEBAYA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PRAJA PADA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI (IPDN)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum

Promovenda
Layla Kurniawati
NIM.0807945

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

==========================================================

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ENGLISH FOR
SPECIFIC PURPOSE (ESP) “PEMERINTAHAN” BERBASIS PEER
TEACHING (TUTOR SEBAYA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PRAJA PADA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI (IPDN)

Oleh
Layla Kurniawati

S.Pd FKIP UMS Surakarta, 1996
M.Pd Bahasa Inggris UPI, 2007

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

© Layla Kurniawati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI
Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. H.Ishak Abdulhak, M.Pd

Ko-Promotor Merangkap Sekretaris,


Prof. Dr. Chaedar Alwasilah, M.A

Anggota

Prof.Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc

Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd
NIP. 19490227 197703 1 002

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI OLEH KOMISI


Disertasi Dengan Judul:
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ENGLISH FOR
SPECIFIC PURPOSE (ESP) “PEMERINTAHAN” BERBASIS PEER
TEACHING (TUTOR SEBAYA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PRAJA PADA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI (IPDN)

Promovenda: Layla Kurniawati
0807945

1. Dr. Mubiar Agustin, M.Pd
.......................................................

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI OLEH KOMISI


Disertasi Dengan Judul:
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ENGLISH FOR
SPECIFIC PURPOSE (ESP) “PEMERINTAHAN” BERBASIS PEER
TEACHING (TUTOR SEBAYA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PRAJA PADA INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI (IPDN)

Promovenda: Layla Kurniawati
0807945

1. Dr. Toto Ruhimat, M.Pd

.....................................................

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


ABSTRAK

Layla Kurniawati, Disertasi 2013. Pengembangan Model Pemelajaran English for
Specific Purpose (ESP) “Pemerintahan” Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya) dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN). Dilatarberlakangi
adanya kesenjangan tiga sistem kurikulum di IPDN
(pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan) dengan implementasi di lapangan, khususnya
pada pengajaran bahasa Inggris. Kurikulum ideal disusun untuk mempersiapkan kader
pamong, namun hasil implementasi belum memuaskan. Sementara praja memiliki
kemampuan dan potensi lebih, termasuk pengetahuan bahasa Inggris. Pengetahuan bahasa
Inggris akan menjadi salah satu unsur penting penunjang pengembangan karir jabatan
maupun karir pendidikan purna praja. Berkaitan dengan hal tersebut, Model Pembelajaran
ESP (English For Specific Purpose) Kepemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) dipilih sebagai model pengembangan pembelajaran bahasa Inggris di IPDN.
Penelitian ini menggunakan pendekatan R & D, dengan tahapan: 1). Preliminary
study; 2). Pengembangaan model; 3). Validasi Model. Mengacu dari pertanyaan
penelitian, diperoleh hasil: 1). Model ESP pemerintahan berbasis peer teaching (tutor
sebaya) dapat meningkatkan kemampuan membaca praja. 2). Model ini memiliki bentuk

yang berupa: a). Tahapan persiapan melalui “team teaching” secara berkolaborasi untuk
menyiapkan: materi, pendekatan pengajaran, serta pre-implementasi pengajaran; b).
Implementasi pengajaran dari hasil team teaching; c). Evaluasi melalui refleksi diantara
pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran (teman sebaya maupun pengajar) mereka.
Validasi model dilakukan dengan membandingkan kelompok eksperimen (KE)
dengan kelompok kontrol (KK), dan masing-masing dilakukan pada tiga kelompok
dengan karakteristik sama menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara hasil post
test KE dan KK. Hal ini menunjukkan model pembelajaran yang dikembangkan cukup
efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca bahasa Inggris praja. Temuan
lainnya: a). Model ini juga dapat mendorong lahirnya learning community (komunitas
pembelajaran), budaya akademisi, jiwa kepemimpinan, berpikir kritis, serta kreatifitas
praja. b). Speaking menjadi dampak ikutan dari pengembangan model ini. c). Model ini
menjadi embrio inovasi pembelajaran yang ada di IPDN dengan melibatkan tenaga
kependidikan dari ketiga sistem kurikulum. Dibutuhkan beberapa prasyarat untuk
keberhasilan implementasi model ini di IPDN, diantaranya: 1). Diimplementasikan pada
kurikulum pengasuhan; 2). Menggunakan ruh lesson study dengan konsep pembelajaran
kolaborasi (collaborative learning); 3). Pengetahuan dan teori belajar mengajar menjadi
salah satu aspek penting yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan pengembangan
model ini.
Implikasi penelitian ini:1). Lahirnya learning community (komunitas pembelajar)

dan budaya akademisi pada lingkup yang lebih luas; 2). Mengaktifkan dan menghidupkan
kembali TPS; 3). Sarana evaluasi peningkatan mutu pembelajaran di IPDN; 4). Salah satu
cara untuk rekruitmen tenaga pengajar; 5). Sarana pengembangan kurikulum di IPDN; 5).
Mini model pembelajaran bahasa Inggris di IPDN regional. Untuk Kemdagri, bottom-up
proses pengembangan kurikulum lembaga pendidikan tinggi di bawah Kemdagri.
Rekomendasi untuk penelitian ini: 1). Diseminasi penelitian yang sama pada sistem
kurikulum lainnya, dengan subyek para tenaga pengajar pada mata kuliah baik bahasa
Inggris maupun mata kuliah lainnya; 2). Dilakukannya iseminasi model pada IPDN
kampus daerah.
Key words: ESP, Peer Teaching, Pengajaran Reading
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Layla Kurniawati, Dissertation 2013. Developing Governmental ESP Learning
Model Based on Peer Teaching in Developing Praja’s Reading Ability in The

Governance Institute of Home Affairs (IPDN). The background of this research is the
gaps between three IPDN curriculum systems and their implementation, especially in
English teaching. The ideal curriculum is made to prepare cadre of leaders, yet the result
is not satisfying. In other side prajas have more ability and potencies, including English
knowledge. English will be one of important aspect to support the development of prajas’
career at their official position and education. In relation with this condition,
Governmental ESP Learning Model based on Peer Teaching is chosen as a model for
developing the English language learning at IPDN.
This research used R & D approach, with the phases: 1). Preliminary study; 2).
Model development; 3). Model Validation. Based on the research questions, the results
show: 1). Governmental ESP Model based on Peer Teaching can develop prajas’ reading
ability. This model had types: a). Preparation phase by “team teaching” to make
collaboration in preparing the learning material and teaching approach; b).
Implementation of teaching based on team teaching result; c). Evaluation by reflection
among the members who follow the learning program even their colleagues and their
teachers.
Model validation is done by comparing the experimental and control group. Each
groups consists of three similar characteristic groups. It shows the significant different
results of post test between experimental and control group. This result shows this
learning model development has effective sufficient in developing reading skill of Praja.

The other findings are: a). This model is also be able to support the rising of learning
community, academic culture, leadership’s soul, critical thinking and prajas creativity. b).
Speaking becomes the nurture effect in the development of this model. c). This model
becomes the embrio of learning innovation which involves the collaboration of three
types of educators from three system of curriculum at IPDN. It needs some requirements
in developing this model at IPDN, such as:1). It can be applicable at parenthing system of
curriculum; 2). This model uses the lesson study souls with collaboration learning
concept; 3). The knowledge and theory of teaching learning become the important aspects
which have great influence in developing this model.
The implications of this research are:1). The born of learning community and
academic culture at wider scope; 2). It is activate and alive the Subject Teaching Team
(TPS); 3). It can be an evaluation tools for developing the learning quality at IPDN; 4). It
is tool for recruiting the cadre of lecturers at IPDN; 5). It is tools for developing
curriculum at IPDN; 6). Mini model for English teaching at IPDN regional. The
implication for MOHA, this model will be bottom up process for developing the
curriculum for the higher education under MOHA. The recommendations for this
research are: 1). The similar research dissemination for other curriculum system at IPDN,
with the subjects are other educators or other lessons; 2). The model disseminates for
IPDN regional campus
.

Key Words: ESP, Peer Teaching, Reading

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal
PERNYATAAN…………………………………………………………………
ABSTRAK……………………………………………………………….……...
ABSTRACT……………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

i
ii
iii
iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………

viii
x
xi
xii

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………

vi

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah……………………………………………………….
Rumusan Masalah……………………………………………………………..
Tujuan Penelitian………………………………………………………............
Manfaat Penelitian……………………………………………………………..
Kerangka Berpikir….………………………………………………………….

1
8
13
14
15

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ESP (ENGLISH FOR SPECIFIC
PURPOSE)“READING” (MEMBACA) BERBASIS PEER TEACHING
(TUTOR SEBAYA) PADA PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN
A. Hakekat Kurikulum dan Pembelajaran…………………………………………
1. Konsep Kurikulum…………………………………………………………
2. Pengertian dan Tahapan Pembelajaran…………………………….............
3. Pengembangan Kurikulum…………………………………………………
3.1. IPDN…………………………………………………...........................
3.2. Kurikulum IPDN………………………………………………………
3.3. Need Analysis (Analisis Kebutuhan)………………………………….
4. Program Pembelajaran…………………………………………………….
5. Model Pembelajaran………………………………………………………
5.1. English For Specific Purpose (ESP)…………………………………
5.2. Reading Skill (Ketrampilan Membaca)……………………………….

21
21
26
31
37
40
45
50
53
56
67

B. Hakekat Bahasa dan Pemerolehan Bahasa…………………………………….
1. Hakekat Filsafat dan Bahasa………………………………………………
2. Teori Belajar dan Teori Perkembangan…………………………………..
3. Teori dan Konsep Pemerolehan Bahasa (SLA)…………………………..

73
73
77
85

C. Hakekat Pengajaran……………………………………………………………
1. Learning Community (Komunitas Pembelajaran)………………………..
1.1. Peer Teaching (Tutor Sebaya)………………………………………..
1.2. Team Teaching (Tim Pengajar)………………………………………
2. Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaborasi)………………………

91
94
99
106
115

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Lesson Study ……………………………………………………………………….
4. Evaluasi Program…………………………………………………………………

121
125

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode………………………………………………………………………….
Subyek dan Lokasi Penelitian…………………………………………………..
Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Model……………………...
Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..
Pengembangan Instrumen……………………………………………………..
Hipotesis Penelitian…………………………………………………………….
Teknik Analisis Data…………………………………………………………...

130
133
136
145
148
153
155

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………………

162

A. Hasil Studi Pendahuluan……………………………………………………….
B. Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya)……………………………………………………….
1. Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya) 1……………………….………………..
2. Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya) 2………………………………………..
3. Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya) 3………………………………..
4. Draft Model Hipotetik ESP Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya)……………………………………………………………
5. Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya) pada Uji Luas......................................................

162

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

189
198
208
217
225
228

C. Hasil Implementasi Model Pembelajaran ESP Pemerintahan Berbasis Peer
Teaching (Tutor Sebaya)……………………………………………………
1. Hasil Ujicoba terbatas……………………………………………………..
2. Hasil Ujicoba Lebih Luas………………………………………………….
3. Validasi Model……………………………………………………………..
D. Pembahasan dan Interpretasi Hasil Penelitian………………………………..

232
232
239
255
260

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI…………………………..

287

A. Simpulan………………………………………………………………………..
B. Implikasi………………………………………………………………………..
C. Rekomendasi…………………………………………………………………..

287
293
297

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….

300

Lampiran………………………………………………………………………………..

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL
Tabel

Hal

1.1.

Tenaga Kependidikan Bahasa Inggris di IPDN……………………….

4

3.1.

Pembagian Waktu pada Sistem Kurikulum di IPDN…………………

134

3.2.

Format Validasi Model Kel. Kontrol dan Kel. Eksperimen………….

159

4.1.

Materi Bahasa Inggris Pengajaran T.A. 2009/2010…………………..

165

4.2.

Materi Bahasa Inggris Pengajaran T.A. 2010/2011……………………

166

4.3.

Materi UTS Bahasa Inggris T.A. 2010/2011………………………….

167

4.4.

Daftar Tenaga Kependidikan B.Inggris IPDN………………………..

173

4.5.

Alokasi waktu Sistem Kurikulum di IPDN…………………………..

190

4.6.

Jurnal Bahasa Inggris Terbit di Asia (Tahun 2005 – 2011)………….

195

4.7.

Materi Reading Pilihan Praja………………………………………….

197

4.8.

Jadwal Kegiatan Mengajar Volunteer………………………………..

198

4.9.

Nilai Membaca B. Inggris Membaca Praja Kel. A. Uji Coba Terbatas…

234

4.10.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 2 Pada Uji Coba Terbatas..

236

4.11.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 3 Pada Uji Coba Terbatas..

237

4.12.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 2&3 Pada Uji Coba Terbatas..

238

4.13.

Nilai Membaca B. Inggris Membaca Praja Kel. B. ………………….

240

4.14

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 2 Pada Uji Luas Kel. B…

242

4.15.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 3 Pada Uji Luas Kel. B…

243

4.16.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 2&3 Pada Uji Luas Kel. B…

244

4.17.

Nilai Membaca B. Inggris Membaca Praja Kel. C……………………

245

4.18.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 2 Pada Uji Luas Kel. C…

247

4.19.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 3 Pada Uji Luas Kel. C…

248

4.20.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 2&3 Pada Uji Luas Kel. C…

249

4.21.

Nilai Membaca B. Inggris Membaca Praja Kel. D……………………

250

4.22.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 2 Pada Uji Luas Kel. D…

252

4.23.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 1& 3 Pada Uji Luas Kel. D…

253

4.24.

Hasil Perhitungan SPSS Nilai Post-Test 2&3 Pada Uji Luas Kel. D…

254

4.25

Hasil Uji Skor Pre-test KE &KK……………………………………..

255

4.26

Hasil Skor Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol……………

256

4.27.

Nilai Membaca Bahasa Inggris Praja Grup E,F,G, Kel. Eksperimen…

258

4.28

Nilai Membaca Bahasa Inggris Praja Grup H,I,J, Kel. Kontrol…………

259

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

1.1.

Gambar alur Konsep Pengembangan Model……………………….

16

2.1.

Gambar Alur Lesson Study…………………………………………

124

3.1.

Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Model ESP
Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya)…………

4.1.

Rancangan

Awal

Pengembangan

Model

Pembelajaran

137
ESP

Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya) 1………
4.2.

Rancangan

Awal

Pengembangan

Model

Pembelajaran

207
ESP

Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya) 2…………
4.3.

Rancangan

Awal

Pengembangan

Model

Pembelajaran

ESP

Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya) 3……
4.4.

226

Model Akhir Pengembangan Model Pembelajaran ESP Pemerintahan
berbasis Peer Tteaching (Tutor Sebaya) ………

4.6.

223

Rancangan Model Hipotetik Pengembangan Model Pembelajaran
ESP Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor Sebaya)…...

4.5.

215

230

Gambar Model Akhir Pengembangan Model Pembelajaran ESP
Pemerintahan berbasis “Peer Tteaching” (Tutor Sebaya)..……

232

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1.

Hal

Mean Uji Terbatas Kel.A Model Pembelajaran ESP Berbasis Peer
Teaching Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja………….

4.2.

Perolehan Skor Minimum dan Maksimum Pada Uji Terbatas
Kel.A…………………………………………………………..……….

4.3.

235

235

Mean Uji Luas Kel.B Model Pembelajaran ESP Berbasis Peer
Teaching Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja…………

241

4.4.

Perolehan Skor Minimum dan Maksimum Pada Uji Luas Kel.B……….

241

4.5.

Mean Uji Luas Kel.C Model Pembelajaran ESP Berbasis Peer
Teaching Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja…………

246

4.6.

Perolehan Skor Minimum dan Maksimum Pada Uji Luas Kel.C……….

246

4.7.

Mean Uji Luas Kel.D Model Pembelajaran ESP Berbasis Peer
Teaching Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja………….

251

4.8.

Perolehan Skor Minimum dan Maksimum Pada Uji Luas Kel.D……….

251

4.9.

Perolehan Skor Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol Dalam Uji
Validasi………………………………………………………………….

4.10.

Perolehan Skor Rata-Rata

256

Post-Test Kel. Eksperimen dan Kel.

Kontrol…………………………………………………………………

257

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 - SK Pembimbing dan Ijin Penelitian..................................................

1

Lampiran 2 –Instrumen Observasi KBM Bahasa Inggris di IPDN.........................

3

Lampiran 3 - Instrumen Pra-Survei Praja.......................................................

4

Lampiran 4 - Instrumen Pra-Survei Dosen......................................................

9

Lampiran 5 - Bahan Pembelajaran.................................................................

14

Lampiran 6 – Placement Test…....................................................................

27

Lampiran 7 - Instrument Pre- Post Test.................................................................

36

Lampiran 8- Lembar Observasi Pengembangan Model...................................

50

Lampiran 9- Panduan Wawancara..................................................................

54

Lampiran 10 – Data Statistik…………………………………………………...

55

Lampiran 11 – Foto –Foto Kegiatan…………………………………………..

67

Lampiran 12- Kurikulum IPDN.......................................................................

82

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis Peer Teaching (Tutor
Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah pendidikan tinggi
kepamongprajaan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kepmendagri,
Nomor 36 tahun 2009 mengenai Statuta IPDN). Statuta IPDN mencantumkan
kerangka pemikiran lahirnya pendidikan kepamongan IPDN, yaitu:
Pemikiran yang mendasar dan menyeluruh atas pengalaman panjang
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dari masa ke masa, telah
melahirkan falsafah pendidikan pemerintahan yang memberikan
gambaran jelas tentang karakter pemimpin yang memiliki sikap, mental,
dan perilaku sebagai seorang pamong yang bertakwa, adil dan bijak. Hal
ini merupakan landasan dalam memimpin penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang dalam
perkembangan selanjutnya pemimpin pemerintahan diposisikan sebagai
abdi Negara dan abdi masyarakat.

Lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan memiliki tiga jenis
pendidikan: a). Pendidikan vokasi; b). Pendidikan akademik dan c).
Pendidikan profesi. Pendidikan vokasi diselenggarakan melalui program
diploma dan sarjana yang diselenggarakan melalui pengajaran, pelatihan, dan
pengasuhan, dengan menggunakan sistem kredit semester.
Lembaga yang memiliki kekhasan untuk menghasilkan keunggulankeunggulan kompetitif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan jaman. IPDN
memiliki pola pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan tinggi
pada umumnya. Kekhasan tersebut tampak dari penggunaan, penerapan, dan
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penggabungan berbagai kompetensi, baik pengetahuan (ilmu pemerintahan),
keterampilan praktis dalam mengelola aparatur pemerintahan serta sikap
sebagai aparat pelayan masyakat.
Hal tersebut terefleksi pada ketiga kurikulumnya, yaitu kurikulum
pengajaran, kurikulum pelatihan dan kurikulum pengasuhan (Jarlatsuh)
Permendagri nomor 36 tahun 2009. Ketiga kurikulum tersebut dapat dimaknai
sebagai perwujudan dari tiga bentuk kemampuan sebagaimana dikaji dalam
taksonomi Bloom (kognitif, psikomotor dan afektif).
Melalui kurikulum yang memuat tiga konsep dasar taksonomi Bloom
tersebut diharapkan dapat menjadikan IPDN sebagai pendidikan tinggi
kepamongprajaan di lingkungan kementerian dalam negeri. Lembaga yang
dapat mempersiapkan kader pamong yang unggul. Kader pamong yang siap
bekerja keras dalam mewujudkan visi dan misi Kemdagri dan terdepan dalam
mewujudkan Bhineka Tunggal Ika. Lembaga pendidikan kedinasan ini juga
memberikan dasar-dasar ilmu pemerintah terapan yang dibutuhkan Praja yang
dipersiapkan sebagai calon kader pemimpin di daerah-daerah seluruh wilayah
Indonesia.
Berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan
kurikulum yang dipedomani, dengan harapan praja akan memiliki kemampuan
lebih. Daya nalar yang tinggi, dasar kesetiaan/loyalitas yang kuat serta
ditunjang dengan kesehatan yang prima baik jasmani maupun rohani melalui
pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh IPDN dalam bentuk pengajaran,
pelatihan, dan pengasuhan.
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perwujudan harapan ideal seperti penjabaran di atas tidak semudah yang
dibayangkan. Laporan temuan tim konsultasi reformasi IPDN dan World Bank
(2005) menemukan beberapa permasalahan di IPDN, diantaranya: 1).
Permasalahan berkaitan dengan kualitas lulusan IPDN yang belum maksimal;
2). Implementasi kurikulum Jarlatsuh yang belum terintegrasi; dan 3).
Permasalahan berkaitan dengan SDM tenaga kependidikan.
Bahasa Inggris sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan pada ketiga
kurikulum (pengajarn, pelatihan dan pengasuhan) juga memiliki permasalahan
yang sama dengan temuan tim tersebut. Bahasa Inggris diberikan pada
kurikulum pengajaran sebanyak 2 sks, pelatihan 1 sks, serta pengasuhan yang
dimasukkan dalam kegiatan English day pada setiap hari jum’at (Permendagri
nomor 51 tahun 2009).
Bahasa Inggris memiliki permasalah yang sama seperti laporan temuan
tim konsultasi reformasi IPDN dan World Bank (2005), yaitu: a).
Implementasi kurikulum Jarlatsuh pada mata kuliah bahasa Inggris belum
terintegrasi. Materi, Metode dan pendekatan pembelajaran pada ketiga ranah
kurikulum belum efektif. Implementasi di lapangan menunjukkan materi yang
diberikan di pengajaran, pelatihan, maupun di pengasuhan tidak saling
berkaitan. Terindikasi pembelajaran bahasa Inggris pada ketiga ranah
kurikulum tersebut seolah berdiri sendiri dan bukan merupakan satu bagian
integral, saling terkait, dan menguatkan.
Kondisi tersebut didasarkan atas kenyataan di lapangan yang
menunjukkan: a). Mata kuliah bahasa Inggris diampu tenaga pengajar yang
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berbeda dan tidak boleh saling menggantikan (pengajar, pelatih, dan
pengasuh); b). Perbedaan latar belakang pendidikan maupun keilmuan
masing-masing tenaga kependidikan bahasa Inggris; c). Ketiga kelompok
tenaga akademik tersebut bernaung di bawah TPS yang berbeda (TPS
Pengajaran dan TPS Pelatihan). TPS kurang dapat menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik (penyusunan GBPP dan SAP, modul pembelajarannya)
maupun dalam pengembangan akademik; d). Kurang adanya koordinasi
diantara TPS pengajaran maupun pelatihan untuk memadukan, menunjang,
dan melengkapi satu sama lain materi yang akan diberikan pada kedua ranah
kurikulum. Masing-masing memaknai dan menerapkan pembelajaran secara
beragam dan berdampak pada sulitnya mencapai tujuan sebagaimana
tercantum pada kurikulum.
Kendala implementasi pengajaran bahasa Inggris dilaksanakan oleh
SDM tenaga kependidikan bahasa Inggris yang kurang siap. IPDN memiliki
14 tenaga kependidikan bahasa Inggris dengan latar belakang pendidikan dan
keilmuan yang berbeda (pada kurikulum Jarlat), sebagaimana tergambar pada
data berikut ini:
Tabel. 1.1
Tenaga Kependidikan Bahasa Inggris
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama
MGS. Ismail,S. Pd
DR.Rini D.A, M.Pd
Dwi I, S.Pd,M.Si
Ismi Dini S,S.Pd
Sari K, S.Pd, MM
Uliana,S.Pd,M.Si
Jatnika D.,SE,ME
Apih Sapari
Alexander N, SH
Dra.Yosephine,MT

Jabatan
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Dosen

S1
B.Ing
B.Indo
B.Ing
B.Ing
B.Ing
B.Ing
ekonomi
B.ing
Hukum
Adm

Pendidikan
S2
Administrasi
Adpen
Ilmu Sosial
MM
Pemerintahan
ekonomi
Planologi

S3
Adpen
-

KET
Fungsional
Fungsional
Fungsional
Fungsional
staf
Fungsional
Fungsional
Fungsional
Honorer
Fungsional
Fungsional

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11
12
13
14

Dra. Ella W, M.Si
Dra. Tuti K, M.Si
Layla K ,S.Pd, M.Pd
Cucu M, SS,M.Hum

Dosen
Pelatih
Pelatih
Pelatih

Biologi
B.Ing
B.Ing
B.Sunda

Keb.Publik
Pemerintahan
B.Ing
Linguistik

Pmrthn(*)
PK(*)
-

Fungsional
Struktural
Struktural
Staf

(*) sedang melanjutkan S3

Data di atas menunjukkan: tenaga kependidikan dengan latar pendidikan
bahasa Inggris setingkat S1 sebanyak tujuh orang atau (50%) dari jumlah
tenaga kependidikan bahasa Inggris yang ada. Sedangkan yang berlatar
belakang S2 bahasa Inggris sebanyak satu oranng atau (8%), dan yang tidak
berlatar belakang bahasa Inggris enam orang atau (42%) dari total jumlah
tenaga kependidikan bahasa Inggris yang ada.
Implementasi kurikulum bahasa Inggris pada kurikulum pengasuhan
lebih sulit lagi untuk diterapkan secara nyata dikarenakan kurangnya SDM di
bagian pengasuhan yang menguasai bahasa Inggris. Data personil di bagian
pengasuhan menunjukkan jumlah total pengasuh di lingkungan IPDN
sebanyak 130 pengasuh, dan hanya ada satu pengasuh yang berlatar belakang
pendidikan bahasa Inggris. Hal tersebut berdampak pada English day pada tiap
hari jum’at sebagai implementasi kurikulum pengasuhan hanya berupa tataran
wacana semata.
Permasaalahan lain pada pengajaran bahasa Inggris di IPDN berkaitan
dengan metode pengajaran. Bahasa Inggris cenderung diberikan dalam kontek
general English (bahasa Inggris umum) dengan menekankan teori ketata
bahasaan (tenses, structure, dan grammar). Materi bersifat pengulangan
pelajaran pada tingkat SMU, sehingga fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
kurang dapat terwadahi.
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berbagai fakta menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran bahasa
Inggris tampak kurang terencana dan bersifat pengulangan materi SMU.
Bahasa Inggris cenderung menjadi MKDU pada kurikulum pengajaran dan
memiliki kesamaan permasalahan seperti dihadapi oleh Perguruan Tinggi lain
yang menerapkan MKDU. Alwasilah (2000:100) mengemukakan pendapatnya
mengenai MKDU, yaitu:
”MKDU Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebaiknya dirancangkan
untuk membangun keterampilan menulis dan menghindari penekanan
teoritis normatif yang cenderung merupakan pengulangan materi SMU
yang tidak perlu. Lemahnya motivasi mahasiswa untuk mengikuti
MKDU lebih disebabkan oleh lemahnya pemahaman berbagai pihak
akan hasil belajar dan fungsi bahasa bagi para mahasiswa. Pembenahan
penyelenggaraan MKDU ini harus melibatkan berbagai pihak untuk
mencapai hasil yang optimal.

Terdapat pengulangan materi SMU pada pengajaran di perguruan
tinggi. Kondisi tersebut dapat diasumsikan bahwa pengajaran bahasa Inggris
pada tingkat SMU belum berhasil. Apabila alasan tersebut yang dipakai maka
MKDU bahasa Inggris idealnya 4 SKS dengan pembagian 2 SKS untuk reviu
materi SMU dan 2 SKS untuk materi bahasa Inggris pada tingkat perguruan
tinggi.
Di samping pengulangan pengajaran, MKDU bahasa Inggris di IPDN
cenderung diberikan dalam kontek general English (bahasa Inggris umum).
Difokuskan pada pengajaran structure (tata bahasa) baik pada tenses dan
grammar. Pada kontek ini, fungsi bahasa lebih pada bentuk rumusan
dibandingkan sebagai alat komunikasi. Fakta - fakta tersebut menunjukkan

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bahwa terdapat permasalahan pengajaran bahasa Inggris pada ketiga ranah
kurikulum di IPDN.
Sementara perkembangan dan tuntutan jaman menunjukkan bahwa
bahasa Inggris menjadi satu kebutuhan penting pada kegiatan pendidikan di
IPDN saat ini. Hal tersebut tampak dari:
Permintaan alumni terhadap terjemahan ijazah dan transkrip berbahasa
Inggris meningkat dari tahun ke tahun. Trankrip dan ijazah berbahasa Inggris
akan digunakan untuk mendapatkan beasiswa pendidikan lanjutan di dalam
dan luar negeri. Kesempatan ini terbuka luas untuk para alumni IPDN yang
sudah berstatus sebagai PNS. Mereka cukup mempersiapkan persyaratan
kompetensi lainya (pengetahuan dan bahasa Inggris) untuk mendapatkan
peluang beasiswa (scholarship) tersebut.
Jenjang karir (jabatan maupun pendidikan) untuk para alumni IPDN
tidak terlepas dari bahasa Inggris. Diklatpim (pendidikan pelatihan pimpinan
pada jenjang jabatan struktural) sebagai prasyarat untuk menduduki jabatan
struktural pada tingkatan tertentu memasukkan bahasa Inggris sebagai
prasyarat dalam seleksinya. Demikian pula ketika mereka lulus dan mengikuti
kegiatan diklat, mereka akan bertemu kembali bahasa Inggris sebagai salah
satu materi pelatihan dalam diklat pimpinan tersebut. Semakin meningkat
jenjang diklatpimnya semakin meningkat pula porsi jumlah pengajaran bahasa
Inggris yang diberikan.
Kemampuan

penguasaan bahasa Inggris bagi praja akan dapat

digunakan untuk menunjang karir jabatan maupun pendidikan. Perubahan dan
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tuntutan jaman menuntut peningkatan kualitas mutu pendidikan bagi peserta
didik semakin diperlukan. Dengan penguasaan bahasa Inggris tersebut, akan
menjadi salah satu bentuk bargaining position (harga tawar) untuk tetap
terselenggaranya keberadaan lembaga pendidikan ini. Dengan kata lain
kualitas yang diharapkan terlahir berupa outcome PNS sebagai kader aparatur
yang memiliki gabungan kompetensi pengetahuan (ilmu pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta berbagai keterampilan praktis dalam mengelola aparatur
pemerintahan serta sikap (melayani) diharapkan akan dapat terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Kondisi yang dihadapi pengajaran bahasa Inggris di IPDN adalah
rendahnya kemampuan penguasaan bahasa Inggris Praja pada ketiga ranah
kurikulum jarlatsuh, yang disebabkan: 1). Tidak terintegrasinya ketiga ranah
kurikulum dalam pengajaran bahasa Inggris; 2). Kurang berjalannya fungsi
TPS (Tim Pengajar Subyek) pada tiap kurikulum sebagai wahana
pengembangan

kompetensi

tenaga

pengajar.

Khususnya

dalam

mempersiapkan GBPP, SAP, maupun materi ajar bahasa Inggris dalam
struktur TPS itu sendiri maupun antar kurikulum yang ada (Jarlatsuh).
Kondisi empirik tersebut memiliki keterkaitan dengan faktor-faktor
seperti: latar belakang pendidikan dan tingkat pendidikan SDM tenaga
pengajar bahasa Inggris yang beragam. Secara tidak langsung berdampak
kepada keberlangsungan TPS dan pengajaran bahasa Inggris yang ada.
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Faktor manajemen pembelajaran, mencakup pendekatan, metode, teknik
pembelajaran, jenis tugas / latihan, interaksi dan pengelolaan kelas kurang
terakomodir. Faktor sarana prasarana penunjang pengajaran bahasa Inggris
belum mencukupi. Di samping itu belum terdapatnya evaluasi kegiatan
pengajaran bahasa Inggris di masing-masing kurikulum (Jarlatsuh), sehingga
tidak terdapat umpan balik kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris
tersebut berdampak kepada pemerolehan pengetahuan praja terhadap bahasa
Inggris yang belum maksimal khususnya pada aspek pengembangan
keterampilan membaca (reading) pada pengajaran bahasa Inggris. Reading
(membaca) menjadi salah satu keterampilan yang penting dan dibutuhkan
untuk menunjang pengetahuan praja dan dibutuhkan pada jenjang
pendidikan lanjutan mereka. Berbagai pengetahuan pada pendidikan lanjutan
(S2 & S3) banyak berasal dari sumber yang menggunakan bahasa Inggris.
Pengembangan keterampilan membaca perlu diberikan untuk membekali
mereka ke depannya nanti. Sementara potensi dan kemampuan bahasa
Inggris praja cukup bagus, tetapi kurang diberdayakan secara maksimal. Hal
tersebut tampak dari nilai praja pada UTS, UAS dan UAP (Ujian Akhir
Pelatihan) yang belum maksimal. Demikian pula hasil nilai reading
(membaca) yang menjadi bagian dari penilaian dalam UTS, UAS dan UAP
praja juga kurang memuaskan.
IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongan satu-satunya
di bawah Kemdagri yang bergerak dibidang ilmu pemerintahan, sudah
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

saatnya mengembangkan konsep pengajaran bahasa Inggris yang khusus dan
relevan dengan ilmu pemerintahan. Pengembangan bahasa Inggris dalam
kontek pemerintahan yang dapat dituangkan melalui ESP (English for
Specific Purpose). Pengembangan pembelajaran yang akan dapat membekali
kemampuan peserta didiknya dengan keterampilan bahasa Inggris dan ilmu
yang dipelajarinya.
Berbagai

pendidikan

tinggi

di

luar

negeri

telah

berhasil

mengembangkan ESP sesuai disiplin ilmu yang mereka berikan. Sebagai
contoh MinSCAT (Mindoro State College for Agriculture and Technology –
Pendidikan Tinggi Pertanian dan Teknologi Mindoro) di Filipina. Hasil
Riset Agutaya (2010) memperlihatkan bahwa MinSCAT telah berhasil
mengembangkan bahasa Inggris khusus mereka (ESP) yang bergerak di
bidang pertanian.
MinSCAT mengembangkan pengajaran bahasa Inggris yang relevan
dengan latar belakang pendidikan peserta didik mereka di bidang pertanian.
Hasilnya cukup bagus dalam mengembangkan penguasaan kompetensi
bahasa Inggris peserta didik mereka. Temuan riset tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan penguasaan bahasa Inggris mahasiswanya dipengaruhi
oleh ketertarikan mahasiswa belajar bahasa Inggris yang mampu memberi
manfaat dan berkaitan langsung dengan ilmu yang mereka tekuni.
Demikian pula dengan HUST (Hadhramaout University of Science and
Technology) dalam mengembangkan konsep pengajaran bahasa Inggris
yang relevan dengan teknologi perminyakan. Hasil riset dari Al- Tamimi,
Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dkk (2010) “Investigating the Englsih Language Needs of Petroleum
Engineering at HUST”, memperlihatkan bahwa bahasa Inggris diberikan
berkaitan dengan latar belakang ilmu yang dipelajari oleh mahasiswanya.
Bidang

sain

dan

teknologi,

khususnya

pertambangan-perminyakan.

Sehingga bekal bahasa Inggris yang relevan dengan ilmu yang dipelajari
akan dapat membekali pengetahuan mahasiswa terkait dengan dunia kerja
nyata.
Pentingnya bahasa Inggris sesuai ilmu yang dipelajari peserta didik
juga didasarkan atas kebutuhan akan pentingnya bahasa Inggris yang relevan
dengan dunia kerja peserta didik ke depan nanti. Seperti pengembangan ESP
yang diberikan oleh Cheng, dkk (2008) mengenai “A Discursive Approach
to Legal Texts: as an Example”. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa
jurusan hukum universitas China. Pengembangan bahasa Inggris dalam
kontek hukum yang dilakukan untuk membekali mahasiswa menghadapi era
perdagangan bebas dalam kontek internasional. Konsep ini diharapkan dapat
membekali mahasiswa mereka menjadi praktisi hukum yang siap pada
kancah percaturan internasional.
Demikian pula riset yang dilakukan oleh Arvani (2006) “A Discourse
Analysis of Business Letters”, yang mencoba membekali peserta didik
dengan latar belakang ilmu administrasi bisnis. Mahasiswa pada jurusan
tersebut dibekali bahasa Inggris dengan fokus pada surat menyurat dengan
latar belakang bisnis. Dengan pengembangan bahasa Inggris bisnis tersebut,

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

setidaknya dapat membekali mahasiswa pengetahuan surat menyurat dan
berbagai pengetahuan berkaitan dengan dunia bisnis dalam bahasa Inggris.
Melihat berbagai temuan riset berkaitan dengan ESP seperti tersebut
di atas, apabila dilihat dari latar belakang keilmuan sudah waktunya IPDN
mengembangkan bahasa Inggris pemerintahan. Kebutuhan peserta didik
terhadap bahasa Inggris pemerinthan akan dapat memberi nilai tambah bagi
purna praja. Khususnya bahasa Inggris pada aspek keterampilan “reading”
(membaca) yang dirasa sangat penting untuk menunjang pendidikan lanjutan
mereka nantinya.

2.

Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan identifikasi permasalahan seperti tersebut di atas, maka

penelitian ini difokuskan pada konsep pembelajaran yang akan mampu dan
dapat dipakai untuk memecahkan berbagai permasalahan pengajaran bahasa
Inggris di IPDN khususnya pada pengajaran reading (membaca) bahasa
Inggris. Model Pembelajaran bahasa Inggris yang bagaimana untuk
meningkatkan kemampuan reading (membaca) bahasa Inggris Praja IPDN.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, rumusan pertanyaan penelitian ini
akan difokuskan pada:
1. Bagaimana kondisi pembelajaran bahasa Inggris di IPDN sekarang?
2. Bagaimana

model

pembelajaran

ESP

pemerintahan

yang dapat

meningkatkan kemampuan reading (membaca) praja di IPDN?

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana implementasi model pembelajaran ESP pemerintahan yang
dikembangkan pada pembelajaran bahasa Inggris?
4. Bagaimana efektifitas model pembelajaran ESP pemerintahan yang
dikembangkan tersebut untuk meningkatkan kemampuan reading
(membaca) bahasa Inggris praja?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan

model

pembelajaran

bahasa

Inggris

yang

dapat

meningkatkan kemampuan reading (membaca) praja IPDN yang berkaitan
dengan ilmu pemerintahan. Sementara tujuan yang lebih spesifik pada
penelitian ini adalah:
1. Menemukan profil tentang proses pembelajaran bahasa Inggris yang
selama ini dilakukan di IPDN.
2. Mengembangkan model pembelajaran ESP pemerintahan yang dapat
meningkatkan kemampuan reading (membaca) praja di IPDN.
3. Mengetahui implementasi model pembelajaran ESP yang dikembangkan
untuk meningkatkan kemampuan reading (membaca) bahasa Inggris praja.
4. Menguji efektifitas model pembelajaran ESP yang dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan reading (membaca) bahasa Inggris praja.

Layla Kurniawati, 2013
Pengembangan Model Pembelajaran English For Specific Purpose (ESP) Pemerintahan Berbasis
Peer Teaching (Tutor Sebaya) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Praja Pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian
Terbangunnya model pembelajaran bahasa Inggris yang dapat
meningkatkan

kemampuan

pemerolehan

bahasa

Inggris

khususnya

keterampilan membaca pada praja IPDN. Hal ini penting, karena IPDN
merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi kepamongan di bawah
Kemdagri yang memiliki kekhasan: a). Lulusannya berprofesi sebagai PNS
yang berkecimpung dan bergerak pada bidang kepamongan dan pemerintahan;
b). IPDN merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi kepamongan
penghasil calon-calon kader aparatur pemerintah yang akan disebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Hasil riset ini juga akan memberi manfaat baik pada tataran teoritik
maupun praktis berupa:

1. Manfaat Teoritik:
Berkembangnya konsep teoritik berkaitan dengan pemerolehan
bahasa, khususnya bahasa asing untuk usia dewasa (pada pendidikan
tinggi). Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan berkaitan
dengan pemerolehan bahasa melalui model pembelajaran yang ditawarkan.
Memberikan sumbangan teoritik berkaitan dengan colaborative learning
(pembelajaran kolaborasi) yang dibangun melalui pengembangan model
ini. Termasuk teori-teori berkaitan dengan peer teaching (tutor sebaya),
team teaching (tim pengajar) dan learning community (komunitas
pembelajaran).
Layla Kurniawati, 2013
Pengem