PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK.

(1)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI

SMK

SKRIPSI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Hanifah Rahmatillah

NIM. 0809169

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI

SMK

Oleh

Hanifah Rahmatillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Hanifah Rahmatillah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Hanifah Rahmatillah NIM. E045. 0809169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. H. Bambang Trisno, M.SIE NIP.1961 0309 1986 10 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE. NIP. 1955 1204 1981 03 1 002

Pembimbing II,

Drs. Wawan Purnama, Msi NIP.1967 1026 1994 03 1 004

Ketua

Tim Pembimbing Skripsi,

Dr. Ade Gaffar Abdullah, S.Pd., M.Si. NIP. 1972 1113 1999 03 1 001


(4)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Oleh :

Hanifah Rahmatillah NIM. 0809169

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Hybrid Learning

Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK” ini merupakan penelitian yang menggabungkan dua metode pembelajaran yaitu tatap muka dengan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi (internet/online). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan produk pengembangan media yang layak dalam mengoptimalkan pembelajaran sebelumnya, (2) mengetahui efektifitas penelitian yang dilihat dari pengukuran gain hasil pretest-posttest, dan (3) mengetahui respon siswa dan guru terhadap penelitian pada kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D) yang dilakukan kepada siswa kelas X program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 2 Kota Bandung pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) dengan materi pengukuran listrik menggunakan AVO meter. Metode penelitian ini menggunakan metode true experimental design dengan pretest-posttest control group design. Eksperimen ini dilakukan dengan objek penelitian dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian berdasarkan tujuan tersebut diperoleh (1) Produk dapat dikatakan layak digunakan, hasil rata-rata uji kelayakan media untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebesar 78,56 %. (2) Efektifitas penelitian diperoleh dari peningkatan gain rata-rata hasil belajar siswa. 29,96% untuk kelas kontrol dan 48,72 % untuk kelas eksperimen, karena peningkatan untuk kelas eksperimen lebih besar 18,76 % dari kelas kontrol, maka hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima dan penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK ini dapat dikatakan efektif. (3) Respon siswa dan guru terhadap penelitian pada kelas eksperimen ini pada tingkat baik dengan hasil 81,50 % dan 80,00 %, tidak perlu revisi produk dan model pembelajaran hybrid

learning ini cocok untuk dikembangkan dalam mencapai mutu pembelajaran yang

lebih baik lagi.


(5)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

APPLICATION OF HYBRID LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE THE QUALITY OF LEARNING

IN VOCATIONAL SCHOOL

By :

Hanifah Rahmatillah NIM. 0809169

Skripsi entitled "Application of Hybrid Learning Model Learning To Improve The Quality of Learning in Vocational School" This is a study that combines two methods of learning that is face to face with a learning-based information technology (internet / online). This study aims to (1) produce a viable media development in optimizing previous learning, (2) determine the effectiveness of the research is seen from the measurement results of pretest-posttest gain, and (3) the response of students and teachers towards research in the experimental class. This study uses the approach of research and development (Research and Development / R & D) carried out to the students of class X programming skills Computer Engineering and Networks semester in Academic Year 2012/2013 at SMK Negeri 2 Bandung on subjects Basic Competency Vocational Computer Engineering and Information Technology (DKKTKI) with material power measurement using AVO meter. This research method using the true experimental design with pretest-posttest control group design. This experiment was carried out with the object of study from two classes, namely the experimental class and control class. The results obtained by these goals (1) Products can be said to be improperly used, the average yield diligence media to improve the quality of learning by 78,56 %. (2) Effectiveness research obtained from the average gain increase student learning outcomes. 29,96 % for grade control and 48,72 % for the class of experiments, due to an increase in the experimental class 18,76 % greater than the control class, the working hypothesis (Ha) is received and the application of the proposed hybrid learning model of learning to improve the quality of learning SMK can be effective. (3) The response of students and teachers to study in classroom experiment at a good level with the results of 81,50 % and 80,00 %, no need to revise the product and learning hybrid learning model is suitable to be developed to achieve a better quality of learning again.

Keywords : Hybrid Learning, R & D, True Experimental Design, Learning Outcomes


(6)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 5

1.8 Struktur Organisasi Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Model Pembelajaran Hybrid Learning ... 7

2.1.1 Definisi Model Pembelajaran ... 7

2.1.2 Definisi Hybrid Learning ... 7

2.1.3 Tujuan Hybrid Learning ... 9

2.1.4 Pentingnya Hybrid Learning ... 10

2.2 Blog Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Mutu Mutu Pembelajaran Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK ... 11

2.2.1 Pengertian Blog ... 11

2.2.2 Fitur-fitur Blog ... 11


(7)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.4 Blog Sebagai Media Pembelajaran Pendukung Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran di SMK ... 12

2.3 Tinjauan Hasil Belajar ... 13

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar ... 13

2.3.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 14

2.3.3 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 14

2.3.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 15

2.4 Materi Pengukuran Listrik Menggunakan AVO Meter ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 31

3.1.1 Metode Penelitian ... 31

3.1.2 Desain Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.2.1 Populasi Penelitian ... 32

3.2.2 Sampel Penelitian ... 33

3.3 Definisi Operasional ... 33

3.4 Tahap dan Alur Penelitian ... 34

3.4.1 Tahap Studi Pendahuluan ... 35

3.4.2 Tahap Studi Pengembangan ... 35

3.4.3 Tahap Evaluasi ... 35

3.5 Uji Coba Produk ... 37

3.6 Instrumen Penelitian ... 37

3.6.1 Instrumen Angket/Kuisioner ... 37

3.6.2 Instrumen Tes ... 38

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38

3.7.1 Uji Validitas ... 38

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 40

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 41

3.7.4 Uji Daya Pembeda ... 42


(8)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.9 Teknik Analisis Data ... 43

3.9.1 Uji Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa ... 44

3.9.2 Uji Normalitas Data ... 46

3.9.3 Uji Homogenitas Data ... 47

3.9.4 Uji t (Hipotesis) ... 47

3.10 Alur Penelitian ... 49

3.11 Waktu Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

4.1.1 Uji Validitas Instrumen ... 53

4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 54

4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 54

4.1.4 Uji Daya Pembeda ... 55

4.2 Hasil Tahap Penelitian ... 56

4.2.1 Studi Pendahuluan ... 56

4.2.2 Studi Pengembangan Media ... 57

4.2.2.1 Perencanaan Media ... 57

4.2.2.2 Pengembangan Draf Awal ... 58

4.2.2.3 Uji Kelayakan Media ... 60

4.2.2.4 Evaluasi dan Perbaikan ... 63

4.2.3 Uji Coba Terbatas ... 63

4.3 Analisis dan Pembahasan Data Penelitian ... 66

4.3.1 Hasil Uji Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa ... 66

4.3.1.1 Hasil Uji Data Pretest ... 66

4.3.1.2 Hasil Uji Data Posttest ... 67

4.3.1.3 Hasil Uji Data Gain ... 67

4.3.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 68

4.3.3 Hasil Uji Homogenitas Data ... 69

4.3.4 Hasil Uji t (Hipotesis) ... 70

4.4 Hasil Produk Pengembangan Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK ... 71


(9)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.5 Kelemahan Penerapan Model Pembelajaran Hybrid Learning

Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Rekomendasi ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ... 32

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Uji Coba Produk ... 37

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 41

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 41

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 42

Tabel 3.7 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4 ... 44

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi ... 47

Tabel 3.9 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 51

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 54

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 55

Tabel 4.3 Daya Pembeda Butir Soal ... 55

Tabel 4.4 Hasil Expert Judgement Rancangan ... 61

Tabel 4.5 Hasil Expert Judgement Media ... 61

Tabel 4.6 Hasil Expert Judgement Isi ... 62

Tabel 4.7 Hasil Angket Evaluasi Siswa ... 63

Tabel 4.8 Hasil Angket Evaluasi Guru ... 65

Tabel 4.9 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ... 67

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data ... 68


(11)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Model Pembelajaran Hybrid Learning ... 8

Gambar 2.2 Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK ... 13

Gambar 2.3 Bagian-bagian AVO Meter ... 16

Gambar 2.4 Prinsip Kerja AVO Meter ... 17

Gambar 2.5 (a) AVO Meter Analog dan (b) AVO Meter Digital ... 18

Gambar 2.6 Pengukuran Tegangan Menggunakan AVO Meter ... 19

Gambar 2.7 Pengukuran Arus Menggunakan AVO Meter ... 19

Gambar 2.8 Pengukuran Resistansi Menggunakan AVO Meter ... 20

Gambar 2.9 Pengukuran Resistansi pada Rangkaian Menggunakan AVO Meter ... 20

Gambar 2.10 Pengukuran Kapasitansi Menggunakan AVO Meter ... 21

Gambar 2.11 Pengukuran Tegangan DC Menggunakan AVO Meter ... 22

Gambar 2.12 Mengukur Tegangan AC PLN Menggunakan AVO Meter ... 23

Gambar 2.13 Petunjuk Jarum pada Skala Meter Pengukuran VAC PLN ... 23

Gambar 2.14 Mengecek Kerusakan Komponen Dioda Menggunakan AVO Meter ... 25

Gambar 2.15 Mengecek Jenis Transistor dan Kerusakannya ... 27

Gambar 3.1 Tahapan Studi Penelitian Research and Development (R&D) Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK ... 36

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang Akan diuji normalitasnya ... 46

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kanan ... 49

Gambar 3.4 Bagan Alur Penelitian Secara Garis Besar ... 50

Gambar 3.5 Alur Penelitian Research and Development Pengembangan Media ... 50

Gambar 3.6 Alur Penelitian Data Primer Hasil Belajar Siswa ... 51

Gambar 3.7 Alur Penelitian Data Sekunder Angket ... 51

Gambar 4.1 Desain Navigasi Pengukuran Listrik Menggunakan AVO Meter ... 58


(12)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.2 Desain Isi Materi dengan Teks dan Gambar ... 59

Gambar 4.3 Desain Simulasi Pendukung Materi ... 60

Gambar 4.4 Desain Isi dengan Video ... 60

Gambar 4.5 Diagram Hasil Nilai Rata-rata Pretest ... 66

Gambar 4.6 Diagram Hasil Nilai Rata-rata Posttest ... 67

Gambar 4.7 Diagram Hasil Nilai Rata-rata Belajar Siswa ... 68

Gambar 4.8 Kurva Hasil Uji Pihak Kanan ... 70

Gambar 4.9 Tampilan Awal Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK ... 72

Gambar 4.10 Tampilan Awal Bidang Studi Keahlian Teknik Informasi dan Komunikasi ... 72

Gambar 4.11 Tampilan Awal Standar Kompetensi Teknik Komputer dan Jaringan ... 73

Gambar 4.12 Tampilan Awal Kompetensi Dasar Teknik Komputer dan Jaringan ... 73

Gambar 4.13 Tampilan Awal Blog Pengukuran Listrik Menggunakan AVO Meter ... 74


(13)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A-1 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Lampiran A-2 Soal Uji Coba Instrumen

Lampiran A-3 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Lampiran A-4 Lembar Jawaban Uji Coba Instrumen Lampiran A-5 Hasil Uji Validitas

Lampiran A-6 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran A-7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Lampiran A-8 Hasil Uji Daya Pembeda

LAMPIRAN B

Lampiran B-1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran B-2 Soal Instrumen Pretest/Posttest Lampiran B-3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Lampiran B-4 Lembar Jawaban Instrumen Penelitian Lampiran B-5 RPP Kelas Kontrol

Lampiran B-6 RPP Kelas Eksperimen

Lampiran B-7 Modul Pembelajaran Pengukuran Listrik Menggunakan AVO Meter Lampiran B-8 Flowchart Penelitian

LAMPIRAN C

Lampiran C-1 Hasil Pretest Kelas Kontrol Lampiran C-2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Lampiran C-3 Hasil Pretest yang Didapat Lampiran C-4 Hasil Posttest Kelas Kontrol Lampiran C-5 Hasil Posttest Kelas Eksperimen Lampiran C-6 Hasil Posttest yang Didapat Lampiran C-7 Hasil Indeks Gain yang Didapat

Lampiran C-8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Lampiran C-9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Lampiran C-10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol


(14)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran C-11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Lampiran C-12 Hasil Uji Homogenitas

Lampiran C-13 Hasil Uji Hipotesis

LAMPIRAN D

Lampiran D-1 Silabus

Lampiran D-2 Perhitungan Manual Uji Validitas Lampiran D-3 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran D-4 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran Lampiran D-5 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda Lampiran D-6 Perhitungan Manual Uji Normalitas Lampiran D-7 Perhitungan Manual Uji Homogenitas Lampiran D-8 Perhitungan Manual Uji Hipotesis

LAMPIRAN E

Lampiran E-1 Flowchart Media Pembelajaran Lampiran E-2 Story Board Media Pembelajaran Lampiran E-3 Tampilan Media Pembelajaran

LAMPIRAN F

Lampiran F-1 Format Wawancara Siswa Lampiran F-2 Format Wawancara Guru Lampiran F-3 Lembar Expert Judgement Lampiran F-4 Lembar Observasi Kelas Kontrol Lampiran F-5 Lembar Observasi Kelas Eksperimen Lampiran F-6 Angket Evaluasi Siswa

Lampiran F-7 Angket Evaluasi Guru

LAMPIRAN G

Lampiran G-1 Tabel Konsultasi

Lampiran G-2 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran G-3 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lampiran G-4 Surat Izin Penelitian

Lampiran G-5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran G-6 Berita Acara Pra Sidang


(15)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pembangunan negara, hal ini terlihat dari tujuan pendidikan nasional (Kemediknas) menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan :

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seiring dengan semakin berkembangnya Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai Negara. Bahkan terdapat tekanan TI yang sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global karena : (1) teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, (2) hasil belajar siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (3) TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di bidang pendidikan di sekolah dan memanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang sudah tidak berpusat pada guru (Teacher Centered

Learning) tetapi berpusat pada siswa (Student Centered Learning) dan pembelajaran yang menjadikan siswa lebih berani untuk bertanya dan berdiskusi pada waktu online dari pada di kelas pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 2 Kota Bandung, maka peneliti merasa diperlukannya tambahan suatu penerapan model pembelajaran jarak jauh yang mendukung, baik, efektif dan efisien, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) tanpa terbatas ruang


(16)

2

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan waktu dalam meningkatkan pembelajaran yang menjadikan siswa berperan aktif dan berani dalam belajar. Tetapi tanpa adanya follow up dan feedback dari peserta didik akan pembelajaran tersebut maka kita kurang mengetahui apakah peserta didik mengerti atau tidak dengan adanya pembelajaran tersebut.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membangun model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK yang merupakan

penggabungan pembelajaran tatap muka (face to face) di kelas dengan pengelolaan berbasis TI (online) secara integrasi. Media pembelajaran yang digunakan adalah blog, dimana merupakan salah satu aplikasi yang menggunakan

software Content Management System (CMS) yang bebas dan terbuka (free opensource) yang secara langsung sudah terhubung ke internet. Fitur-fitur yang

terdapat di dalam blog ini dirasa sangat cocok sekali dalam mengimplementasikan model pembelajaran hybrid learning di SMK, kelebihannya karena blog ini sangat mudah untuk digunakan, sehingga guru dapat dengan leluasa untuk menghapus atau memperbaharui blog dalam memberikan materi, tugas, simulasi, animasi dan video pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa diperlukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka diperoleh rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah produk yang akan dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran?

2. Apakah model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran efektif digunakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung?

3. Bagaimana respon siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada kelas


(17)

3

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran yang layak dalam mengoptimalkan pembelajaran sebelumnya.

2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran hybrid

learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota

Bandung melalui pengukuran gain hasil pretest dan posttest.

3. Untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada kelas eksperimen.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka masalah dalam penilitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini merupakan pelengkap atau komplemen penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK tentang DKKTKI (Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika), dengan materi : pengukuran listrik dengan AVO meter.

2. Media interaktif pada penelitian ini dibatasi pada interaksi siswa dengan media blog yang berupa gambar, animasi, simulasi dan video pembelajaran. 3. Aspek yang diamati adalah kelayakan produk sebagai media pembelajaran, efektifitas yang dilihat dari ranah kognitif dalam penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dan respon siswa serta guru terhadap penerapan pembelajaran pada kelas eksperimen.

4. Penelitian dilaksanakan sampai uji coba terbatas, sehingga penelitian ini diatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas X program studi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 2 Kota Bandung.

5. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah hybrid


(18)

4

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. Adapun adanya kelas kontrol hanya untuk memperkuat hasil efektifitas dari penerapan penelitian.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah, penerapan model pembelajaran hybrid learning di SMK ini

diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk membantu dalam pengembangan tambahan ilmu pendidikan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu (pembelajaran tatap muka dan online) dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Bagi Guru, model pembelajaran hybrid learning di SMK ini diharapkan

dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran seperti peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mengajar pada mata pelajaran DKKTKI.

3. Bagi Siswa, penggunaan model pembelajaran hybrid learning di SMK ini

diharapkan siswa dapat belajar Teknologi Informasi (TI), menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan keingintahuan, serta minat belajar untuk mempelajari dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran terkait khususnya.

4. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

dan wawasan penulis dalam menerapkan alternatif model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2011: 100) terdiri dari tiga bentuk yaitu hipotesis deskriptif (berkenaan dengan variabel mandiri),

komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan).

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis komparatif (dua sampel) yaitu dugaan tentang perbandingan, tidak berkenaan dengan variabel mandiri atau hubungan. Maka hipotesis pada penelitian ini adalah:


(19)

5

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak terdapat efektifitas dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI).

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran hybrid

learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK lebih efektif dari

pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. H0 : µ1 ≤ µ2 ; H0 diterima, Ha ditolak

Ha : µ1 > µ2 ; H0 ditolak, Ha diterima 1.7 Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Ciliwung Nomor 4 Kota Bandung, sebagai lokasi penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dan diuji coba terbatas.

Adapun sampel penelitian yang diambil adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan semester ganjil 2012/2013 di SMK 2 Kota Bandung, yaitu X TKJ 1 berjumlah 39 siswa sebagai kelas kontrol dan X TKJ 2 berjumlah 39 siswa sebagai kelas eksperimen.

1.8 Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, lokasi dan sampel penelitian serta struktur organisasi penelitian.

BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang model pembelajaran hybrid learning, blog sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran


(20)

6

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran hybrid learning di SMK, tinjauan hasil belajar dan materi pengukuran listrik menggunakan avometer.

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, tahap penelitian, uji coba produk, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, alur penelitian dan waktu penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil uji coba instrumen penelitian, hasil tahap penelitian, analisis dan pembahasan data penelitian, hasil produk penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dan kelemahan penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK.

BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan rekomendasi yang diberikan.


(21)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitan 3.1.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran menurut Borg dan Gall tahun 1988 (Sugiyono, 2009 : 4).

Pada umumnya penelitian untuk R&D dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen, hal ini dikarenakan R&D berada di antara penelitian dasar yang dapat menggunakan eksperimen dan kualitatif dan penelitian terapan yang dapat menggunakan eksperimen dan survey.

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini sesuai seperti apa yang dikemukakan oleh pendapat Sudjana (2007) sebagai berikut :

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variabel) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK diposisikan sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa diposisikan sebagai variabel terikat.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental

Design dengan menggunakan desain percobaan jenis Pretest-Posttest Control Group Design. Dimana desain dalam penelitian ini terdiri dari kelas atau


(22)

31

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada kelas eksperimen ini menggunakan penerapan model pembelajaran hybrid

learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK (X) sedangkan pada

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

Adapun desain penelitian yang akan dilakukan terlihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design

Kelas / Kelompok

Tes Awal (Pretest)

Perlakuan (Variabel Bebas)

Tes Akhir

(Variabel Terikat / Posttest)

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan :

Y1 : Tes Awal (Pretest).

X1: Pemberian perlakuan kelas eksperimen yaitu penerapan model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK.

X2 : Pemberian perlakuan kelas kontrol yaitu model pembelajaran konvensional.

Y2 : Tes Akhir (Posttest).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

Suatu batasan penelitian yang harus ada dan ditemui adalah berkaitan dengan populasi penelitian, hal ini dikarenakan data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut (Sukardi, 2003:53) :

Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut maka populasi dalam penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 yang beralamat di Jalan Ciliwung Nomor 4 Kota Bandung dengan populasi sasaran adalah seluruh siswa program studi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun alasan dari pemilihan SMK Negeri 2


(23)

32

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kota Bandung dikarenakan peneliti telah melaksanakan kegiatan PPL di SMK tersebut, sehingga mudah dalam perizinan.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang peneliti sampel (Arikunto, 2006 : 13). Dari populasi yang telah ditentukan di atas maka sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X program studi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 2 Kota Bandung, yaitu X TKJ 1 berjumlah 39 siswa sebagai kelas kontrol dan X TKJ 2 berjumlah 39 siswa sebagai kelas eksperimen.

3.3 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul penelitian ini, maka perlu dibuat penjelasan/definisi sebagai berikut :

1. Hybrid Learning

Hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran ini adalah produk learning yang didesain untuk pembelajaran model hybrid yaitu model

pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran konvensional (tatap muka) dengan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi (TI) secara integrasi.

Hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran ini di desain

khusus bagi SMK yang dalam implementasinya sangat memperhatikan integrasi aspek pedagogi terpadu yaitu mengintegrasikan elemen interface learning dalam desain pembelajaran hybrid melalui pendekatan teori belajar konstruktivistik, behavioristik dan kognitif, dalam rangka menciptakan pembelajaran yang berlangsung efektif.

2. Belajar

Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.


(24)

33

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar adalah segala perubahan perilaku yang dimiliki peserta diklat sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya (Rudi Susilana, 2006 : 102).

3.4 Tahap dan Alur Penelitian

Menurut Borg dan Gall (Sugiyono : 2011), tahap-tahap penelitian dan pengembangan (R&D) terdiri dari 10 (sepuluh) langkah berikut:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.

2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement).

3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subjek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan analisis data.

5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal.

6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.

8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara,observasi, dan kuesioner.

9. Melakukan revisi produk akhir, berdasarkan saran pada uji coba lapangan. 10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan

menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

Di dalam penelitian R&D ini, diperbolehkan meneliti sampai pada tahap uji coba terbatas saja. Oleh karena itu, penelitian penerapan model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK menggunakan

prosedur dalam tiga tahap sebagai penyederhanaan.

Adapun tiga tahap penyederhanaan tersebut yaitu tahap studi pendahuluan, tahap studi pengembangan dan tahap evaluasi.


(25)

34

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap studi pendahuluan ini merupakan tahap awal kegiatan penelitian. Kegiatan yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran dengan penggunaan media untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan penggunaan media untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui gambaran umum yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sarana, dan fasilitas pembelajaran yang mendukung.

3.4.2 Tahap Studi Pengembangan

Dalam tahap studi pengembangan ini terdiri dari 4 tahap berikut: 1. Perencanaan Media.

2. Pengembangan Draft Awal. 3. Uji Kelayakan Media. 4. Evaluasi dan Perbaikan.

Keempat tahap di atas dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahap studi pengembangan dalam merancang dan menghasilkan produk yang baik juga layak untuk digunakan.

3.4.3 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilihat dari tes awal siswa sebelum diberi perlakuan (pretest), kemudian pada saat belajar diberikan perlakuan (implementasi produk), dan di akhir diberikan tes evaluasi setelah diberikan perlakuan (posttest). Ketiga tahap ini dilakukan secara bertahap, hingga akhirnya dapat diperoleh produk akhir yang akan menentukan efektifitas produk yang dibuat pada pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI).

Adapun tiga tahap penyederhanaan tahap penelitian dan pengembangan (R&D) di atas serta alur dari penelitian terlihat pada gambar 3.1 berikut :


(26)

35

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1Tahapan Studi Penelitian Research and Development (R&D) Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK (Sugiyono, 2011 dengan modifikasi) Penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK yang telah diuji kelayakannya merupakan produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini. Pada uji kelayakan, rancangan, media dan isi dari blog dikonsultasikan kepada pakar di bidang komunikasi dan pakar materi yang sesuai dengan materi yang terdapat pada media blog.

3.5 Uji Coba Produk

Bagian yang sangat penting dalam penelitian dan pengembangan (R&D) adalah uji coba produk, karena bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang

1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN

STUDI LITERATUR

Studi Lapangan tentang bentuk Pembelajaran DKKTKI yang terjadi

Deskripsi dan analisis Temuan (Model Faktual)

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN

Uji Kelayakan Media

Evaluasi dan Perbaikan

Temuan Draft Desain Model Pembelajaran Hybrid Learning

Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK Penyusunan Perangkat Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran di SMK

3. TAHAP EVALUASI

Produk Final

1. Pretest

2. Implementasi Model


(27)

36

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah dibuat layak digunakan atau tidak dalam mencapai sasaran dan tujuan serta kesesuaian dengan pengguna untuk menyelesaikan masalah pembelajaran. Dua kriteria pada produk yang baik adalah kriteria pembelajaran (instructional

criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria).

Uji coba ini dilakukan dua kali : (1) Uji ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk. Dengan uji coba kualitas produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris. Adapun secara tahapan uji coba secara terinci telihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Uji Coba Produk

Tahapan Uji Coba Jumlah Sampel Karateristik Sampel Proses, Orientasi, dan Hasil Uji Coba

Awal, Uji Ahli 3 orang Tenaga ahli: bidang studi, perancangan, multi media.

Kualitatif (Expert Judgement),

kuesioner, interview, draf awal

produk; kesesuaian substasi, metodologi, ketepatan media. Utama, Kelompok Kecil (XTKJ2) 39 orang

Pemakai produk : siswa, jumlah

terbatas

Kesesuaian produk dengan pemakai

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2011).

3.6.1 Instrumen Angket/Kuisioner

Menurut Sugiyono (2009), angket atau disebut juga kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis pada responden untuk dijawab. Penyebaran angket ini digunakan untuk memperoleh informasi yang mengarah pada dua aspek berikut:

1. Aspek Studi Pendahuluan, meliputi : format wawancara siswa dan guru mengenai kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung dan pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan.

2. Aspek Media, meliputi: kemenarikan tampilan fisik, ketepatan penggunaan rancangan penyajian materi, kesesuaian durasi waktu dengan karakteristik sasaran, kejelasan dan kemenarikan paparan materi, kualifikasi gambar,


(28)

37

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualifikasi teks yang digunakan, kemudahan penggunaan blog, kejelasan blog, kejelasan tujuan, kesesuaian tujuan dan materi, kejelasan penyajian materi, kesesuaian blog dan materi serta kesesuaian evaluasi dan tujuan. Model angket/kuisioner yang digunakan adalah skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS)dan sangat tidak setuju (STS).

3.6.2 Instrumen Tes

Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53). Instrumen tes ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan pembelajaran.

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji coba instrumen adalah sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 59), sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

(Arikunto, 2010: 72) Keterangan :


(29)

38

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rxy : Koefisien korelasi

X : Skor tiap item dari setiap responden

Y : Skor total seluruh item dari setiap responden ∑X : Jumlah skor tiap siswa pada item soal

∑Y : Jumlah skor total seluruh siswa n : Banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,810 – 1,000 Sangat Tinggi

0,610 – 0,809 Tinggi

0,410 – 0,609 Cukup

0,210 – 0,409 Rendah

0,000 – 0,209 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75 dengan modifikasi) Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut :

√ √

(Sugiyono, 2012: 230) Keterangan :

t : thitung

r : Koefisien korelasi n : Banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk) = n –2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung> ttabel, maka

item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel, maka item soal dinyatakan

tidak valid.


(30)

39

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang dapat memberikan data yang sesuai dengan kenyataan merupakan karakteristik dari instrument yang baik. Menurut Arikunto (2010:90), reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama.

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut :

( )

(Sugiyono, 2012: 359) Keterangan :

ri : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab benar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q k : Banyaknya item instrumen

st2 : Varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(Sugiyono, 2012: 361) dimana :

(Sugiyono, 2012: 361) Keterangan :

xt2 : Varians

∑Xt : Jumlah skor seluruh siswa

n : Jumlah siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri> rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri< rtabel, instrumen


(31)

40

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,810 – 1,000 Sangat Tinggi

0,610 – 0,809 Tinggi

0,410 – 0,609 Cukup

0,210 – 0,409 Rendah

0,000 – 0,209 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75 dengan modifikasi)

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Hal ini seirama dengan pendapat Arikunto (2010:207) yang mengatakan bahwa Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal.

Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus :

(Arikunto, 2010: 208) Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,710  1,000 Soal Mudah

0,310  0,709 Soal Sedang

0,000  0,309 Soal Sukar

(Arikunto, 2010: 210 dengan modifikasi)


(32)

41

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010:211). Daya pembeda ini digunakan untuk mengetahui perbedaan antara jawaban kelompok atas dan kelompok bawah. Indeks diskriminasi merupakan angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda tersebut. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.

2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada tiap butir soal.

4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

D : Indeks daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB :Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,000  0,209 Jelek

0,210 0,409 Cukup

0,410  0,709 Baik

0,710 1,000 Baik sekali

Negatif Tidak Baik (Harus Dibuang)

(Arikunto, 2010: 218 dengan modifikasi)

3.8 Teknik Pengumpulan Data


(33)

42

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran sebelumnya, metode pembelajaran, penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika. 2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes, dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini berupa tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan saat pretest dan posttest. Tes awal (pretest) diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara tes akhir (posttest) diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol.

4. Angket, digunakan berupa pertanyaan tertutup dan terbuka sehingga membantu responden dalam menjawab selain memudahkan peneliti untuk melakukan analisis data. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu format wawancara siswa dan guru, lembar expert judgement, lembar observasi serta angket evaluasi siswa dan guru.

3.9 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki


(34)

43

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan secara deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari angket berupa deskriptif persentase.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah: Keterangan :

∑ : Jumlah

n : Jumlah seluruh item angket

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka digunakan ketetapan pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4

Tingkat

Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan

0 – 54 Sangat Kurang Direvisi

55 – 64 Kurang Direvisi

65 – 74 Cukup Direvisi

75 – 89 Baik Tidak perlu direvisi

90 – 100 Sangat Baik Tidak perlu direvisi

(Sudjana: 2007) Sedangkan data evaluatif, merupakan hasil dari pemberian instrumen berupa

pretest sebelum dan posttest sesudah diberi perlakuan penambahan penerapan

model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada kelas eksperimen.

3.9.1 Uji Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diberikan perlakuan (posttest). Perbedaan rata-rata nilai tersebut digunakan untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain)


(35)

44

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil belajar ranah kognitif yang kemudian hasil tersebut dibandingkan sehingga mengetahui efektifitas dari penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK pada kelas eksperimen.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest,

posttest dan gain siswa :

1. Pemberian skor dan merubahnya ke dalam bentuk nilai

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights

only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal

yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengen ketentuan berikut:

Nilai siswa = 

x 100

2. Menghitung gain semua subjek penelitian (siswa)

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara

matematis dituliskan sebagai berikut:

Gain = Nilai posttest Nilai pretest

Data gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif. Adapun hasil belajar ranah kognitif ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang positif sebelum dan sesudah pembelajaran (gain bernilai positif).

3. Menghitung rata-rata gain

Nilai rata-rata (mean) dari gain pembelajaran ditentukan dengan menggunakan rumus:

̅

4. Menghitung perbedaan rata-rata gain kelas kontrol dan eksperimen

Nilai perbedaan rata-rata (mean) dari gain pembelajaran kelas kontrol dan eksperimen ditentukan dengan menggunakan rumus:


(36)

45

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data perbedaan rata-rata gain ini dihitung untuk mengetahui rata-rata selisih peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas kontrol dan eksperimen, sehingga terlihat efektif atau tidaknya penelitian penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di SMK ini pada kelas eksperimen.

3.9.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal baku/standar (a) dengan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b).

Gambar 3.2(a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012:80), untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan

chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

3. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.

34,13% 34,13% 13,53%

13,53%

2,7% 2,7%

? ?

? ?

?

?

(b) (a)


(37)

46

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

Keterangan :

fo : Frekuensi/Jumlah Data Hasil Observasi

fh : Frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan

dan menjumlahkannya. Harga merupakan harga chi-kuadrat (χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan, jika :

hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.9.3 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi dari dua kelas atau lebih mempunyai varians yang sama atau berbeda. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik.

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas adalah :

(Sugiyono : 2009) Derajat kebebasan masing-masing dk1 = (n1 - 1) dan dk2 = (n2 - 1) dan jika

Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi α1 = 0,05 dan α2 = 0,01 maka dinyatakan

homogen.


(38)

47

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Uji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Pada statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik, yaitu statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik parametrik dan jika datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka digunakan statistik non parametrik.

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar siswa melalui tes. Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji satu pihak (One

Tail Test) yaitu uji pihak kanan. Menurut Sugiyono (2009), untuk dua sampel

independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan t-test. Untuk melakukan t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan pertimbangan dalam memilih rumus t-test, yaitu bila n1 = n2, varians

homogen (�12 = �22), maka dapat digunakan rumus uji t-test dengan polled

varians, sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu mencari nilai rata – rata dan simpangan baku.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis komparatif adalah sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata data ( ̅)

̅ 2. Menghitung simpangan baku (s)

̅

(Sugiyono, 2012: 57) Keterangan :

xi : Nilai pada tiap siswa

̅ : Nilai rata-rata n : Jumlah siswa s : Simpangan baku


(39)

48

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menghitung harga t

̅

̅

[

]

Dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 - 2 dan taraf signifikansi α = (0,05)

Keterangan :

n1 : Jumlah sampel pada kelas eksperimen

n2 : Jumlah sampel pada kelas kontrol

̅ : Rata – rata gain kelas eksperimen ̅ : Rata – rata gain kelas kontrol sІ² : Varians gain kelas eksperimen sЇ² : Varians gain kelas kontrol 4. Melihat harga ttabel

5. Menggambar kurva

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kanan (Sugiyono, 2012: 100)

6. Meletakkan kedudukan thitung dan ttabel dalam kurva yang telah dibuat (ttabel

harus dibuat menjadi positif, karena berada pada daerah kanan). 7. Membuat keputusan pengujian hipotesis uji pihak kanan

Dalam uji pihak kanan berlaku ketentuan : apabila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha (lebih besar dari ttabel), maka Ha diterima dan H0

ditolak.

thitung > ttabel, berarti Ha diterima

thitung ≤ ttabel, berarti Ha ditolak 3.10 Alur Penelitian

Daerah penolakan H0/

penerimaan Ha Daerah

penerimaan

H0 α


(40)

49

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur penelitian yang dilakukan dalam bentuk flowchat terlihat pada Lampiran B-8, sedangkan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut :

1. Alur Penelitian Secara Garis Besar

Secara garis besar alur penelitian terlihat pada gambar 3.4 berikut:

Gambar 3.4Bagan Alur Penelitian Secara Garis Besar Keterangan :

: Metode dan desain penelitian : Kegiatan inti penelitian

: Kesimpulan dan temuan penelitian berdasarkan tujuan penelitian

2. Alur Penelitian Research and Development Pengembangan Media

Gambar 3.5 Alur Penelitian Research and Development Pengembangan Media (Sugiyono,2009)

3. Alur Penelitian Data Primer Hasil Belajar Siswa

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain

Produk Produk Desain

Revisi Produk Uji Coba Produk Revisi Desain Desain Produk Revisi Produk Produksi Masal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Pretest

PBM Penerapan Model

Hybrid Learning di

SMK

PBM Model Konvensional

Posttest

Posttest

Tujuan 

Kesimpulan  Temuan Penelitian Umpan Balik Uji Homogenitas Uji Komparatif


(41)

50

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.6 Alur Penelitian Data Primer Hasil Belajar Siswa

Data primer penelitian ini berupa peningkatan gain hasil belajar siswa pada saat pretest dan posttest di kelas kontrol dan eksperimen. Dari peningkatan tersebut terlihat penggunaan model pembelajaran mana yang efektif.

4. Alur Penelitian Data Sekunder Angket

Gambar 3.7Alur Penelitian Data Sekunder Angket

Penelitian data sekunder ini berupa angket, dimana angket yang diberikan kepada guru mata pelajaran terkait, guru pendukung penelitian dan siswa yang diberikan angket adalah siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan.

3.11 Waktu Penelitian

Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian adalah :

Tabel 3.9 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tahap Penelitian

Waktu Penelitian

September, Oktober, November Desember,

Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Persiapan

Studi Pendahuluan Format

Wawancara Siswa

Format

Wawancara Guru Expert Judgement Format

Angket Evaluasi Siswa Lembar Observasi Kelas Eksperimen Lembar Observasi Kelas Kontrol Angket Evaluasi Guru Pengolahan Data Angket Kesimpulan dan Hasil Angket (Pretest) Kelas Kontrol (Pretest) Kelas Eksperimen Model Pembelajaran Konvensional

Penerapan Model Pembelajaran

Hybrid Learning di SMK

Hasil Belajar (Posttest) Hasil Belajar (Posttest) Efektifitas (Hasil Belajar)


(42)

51

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelaksanaan

Akhir

Penelitian berlangsung selama 12 minggu dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama dua minggu. Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama delapan minggu dengan uji coba penelitian selama satu minggu dan pembelajaran selama tujuh minggu dengan enam kali pertemuan, serta tahap akhir dilakukan selama dua minggu.


(43)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan

Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran

di SMK” pada kelas X eksperimen Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan

Jaringan pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Kota Bandung, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Produk yang dikembangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, layak digunakan dengan rata-rata uji kelayakan media sebesar 78,56 %.

2. Rata-rata gain untuk kelas kontrol adalah 29,96 dari skor rata-rata pretest sebesar 49,16 dan skor rata-rata posttest sebesar 79,12. Untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata gain adalah 48,72 dari skor rata-rata pretest sebesar 35,46 dan skor rata-rata posttest sebesar 84,18. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 29,96% untuk kelas kontrol dan 48,72 % untuk kelas eksperimen. Karena peningkatan untuk kelas eksperimen lebih besar 18,76 % dari kelas kontrol, maka penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dapat dikatakan efektif pada kelas eksperimen. 3. Respon siswa dan guru sangat baik terhadap penerapan model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK

berdasarkan hasil angket evaluasi siswa 81,50 % dan angket evaluasi guru sebesar 80,00 %.

5.2 Rekomendasi

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :


(44)

74

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tersedianya fasilitas Personal Computer (PC) atau laptop dan koneksi internet yang memadai dalam model pembelajaran hybrid learning di SMK sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, efektif dan efisien. 2. Sebaiknya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang

digunakan dapat melihat aktivitas baik yang dilakukan siswa maupun guru, sehingga dapat terlihat aktif atau tidaknya penggunaan pembelajaran berbasis teknologi informasi.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan pada pembelajaran jarak jauh harus diperkuat fasilitas untuk komunikasi berbasis online sehingga maksimal terasa berguna suatu pembelajaran jarak jauh tersebut.

4. Siswa tidak boleh hanya mengandalkan pembelajaran berbasis online saja dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus didukung dengan sumber-sumber lain sehingga pengetahuan yang didapat lebih luas lagi.

5. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih konkret, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut pada penerapan model pembelajaran hybrid

learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dengan skala


(1)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6 Alur Penelitian Data Primer Hasil Belajar Siswa

Data primer penelitian ini berupa peningkatan gain hasil belajar siswa pada saat pretest dan posttest di kelas kontrol dan eksperimen. Dari peningkatan tersebut terlihat penggunaan model pembelajaran mana yang efektif.

4. Alur Penelitian Data Sekunder Angket

Gambar 3.7Alur Penelitian Data Sekunder Angket

Penelitian data sekunder ini berupa angket, dimana angket yang diberikan kepada guru mata pelajaran terkait, guru pendukung penelitian dan siswa yang diberikan angket adalah siswa kelas eksperimen yang diberikan perlakuan.

3.11 Waktu Penelitian

Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian adalah : Tabel 3.9 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tahap Penelitian

Waktu Penelitian

September, Oktober, November Desember, Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke-

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Persiapan

Studi Pendahuluan Format

Wawancara Siswa

Format

Wawancara Guru Expert Judgement Format

Angket Evaluasi Siswa Lembar Observasi Kelas Eksperimen Lembar Observasi Kelas Kontrol Angket Evaluasi Guru Pengolahan Data Angket Kesimpulan dan Hasil Angket (Pretest) Kelas Kontrol (Pretest) Kelas Eksperimen Model Pembelajaran Konvensional

Penerapan Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK

Hasil Belajar (Posttest) Hasil Belajar (Posttest) Efektifitas (Hasil Belajar)


(2)

51

Pelaksanaan Akhir

Penelitian berlangsung selama 12 minggu dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama dua minggu. Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama delapan minggu dengan uji coba penelitian selama satu minggu dan pembelajaran selama tujuh minggu dengan enam kali pertemuan, serta tahap akhir dilakukan selama dua minggu.


(3)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan

Model Pembelajaran Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran

di SMK” pada kelas X eksperimen Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan

Jaringan pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Kota Bandung, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Produk yang dikembangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, layak digunakan dengan rata-rata uji kelayakan media sebesar 78,56 %.

2. Rata-rata gain untuk kelas kontrol adalah 29,96 dari skor rata-rata pretest sebesar 49,16 dan skor rata-rata posttest sebesar 79,12. Untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata gain adalah 48,72 dari skor rata-rata pretest sebesar 35,46 dan skor rata-rata posttest sebesar 84,18. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 29,96% untuk kelas kontrol dan 48,72 % untuk kelas eksperimen. Karena peningkatan untuk kelas eksperimen lebih besar 18,76 % dari kelas kontrol, maka penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dapat dikatakan efektif pada kelas eksperimen. 3. Respon siswa dan guru sangat baik terhadap penerapan model pembelajaran

hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK berdasarkan hasil angket evaluasi siswa 81,50 % dan angket evaluasi guru sebesar 80,00 %.

5.2 Rekomendasi

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :


(4)

74

1. Tersedianya fasilitas Personal Computer (PC) atau laptop dan koneksi internet yang memadai dalam model pembelajaran hybrid learning di SMK sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, efektif dan efisien. 2. Sebaiknya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang

digunakan dapat melihat aktivitas baik yang dilakukan siswa maupun guru, sehingga dapat terlihat aktif atau tidaknya penggunaan pembelajaran berbasis teknologi informasi.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan pada pembelajaran jarak jauh harus diperkuat fasilitas untuk komunikasi berbasis online sehingga maksimal terasa berguna suatu pembelajaran jarak jauh tersebut.

4. Siswa tidak boleh hanya mengandalkan pembelajaran berbasis online saja dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus didukung dengan sumber-sumber lain sehingga pengetahuan yang didapat lebih luas lagi.

5. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih konkret, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut pada penerapan model pembelajaran hybrid learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMK dengan skala yang lebih besar.


(5)

Hanifah Rahmatillah,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRID LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muh. Junaedi. (2011). Aplikasi Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. [Online]. Tersedia di :http://junodunifa.blogspot.com/2011/ 01/aplikasi-teknologi-informasi-dalam_9261.html. [09 September 2012] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budhi. (2007). [Online]. Manfaat Blog sebagai Media Informasi. Tersedia di : http://kangbudhi.wordpress.com/2007/12/01/manfaat-blog-sebagai-media-informasi/. [09 September 2012]

Farid, Ahmad Zaki Ramdani. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Blog dalam Pembelajaran Audio Video. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Harsana, Budi. (2007). [Online]. Pengertian Blog. Tersedia di : http://blog.ub.ac.id/ jurnal/pengertian-blog/. [09 September 2012]

Kern, R., & Warschauer, M. (2000). Theory and practice of network-based language teaching. In M. Warschauer & R. Kern (Eds.), Network-based language teaching: Concepts and practice. Cambridge: Cambridge University Press.

Koran, Jaya Kumar C. (2002), Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malaysia. Cadangan Perlaksanaan Pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia.

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Kejuruan


(6)

76

Purwantoro. (2010). Cara Menggunakan Avometer Multimeter. [Online]. Tersedia di : http://dasar2elektronika.blogspot.com/2010/11/cara-menggunakan-avometer-multimeter.html. [23 September 2012]

Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Rogers, P. L., (2001). Traditions to transformations: The forced evolution of higher education. Educational Technology Review, 9(1), 47-60.

Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Siahaan, Sudirman. (2004). E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah

Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: www.ilmukomputer.com. [23 September 2012]

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar baru.

Sudjana, Nana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara. Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Tim

Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. FIP UPI.

Suyanto, Asep Herman. (2005). Mengenal E-Learning. [Online]. Tersedia di: www.ipi.or.id/elearn.pdf. [23 September 2012]

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

______,___. AVO Meter. [Online]. Tersedia di :http://smkn2-singosari.sch. id/downlot.php?file=avo-meter-word1.doc. [23 September 2012]