PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh : ADI SUPRIYADI

NIM. 0809165

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Oleh Adi Supriyadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Adi Supriyadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Adi Supriyadi NIM. E045.0809165

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. Bambang Trisno. MSIE NIP. 19610309 198610 1 001

Pembimbing II,

Wawan Purnama, S.Pd., M.Si NIP. 19671026 199403 1 004

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Ketua


(4)

i Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Oleh : Adi Supriyadi NIM. 0809165

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah terbatasnya siswa dalam mengeksplorasi ilmu yang berkaitan dengan mata pelajaran DKKTKI, suasana pembelajaran yang mudah jenuh dan bosan, serta keterbatasan buku pegangan siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh diterapkannya model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) terhadap perkembangan mutu pembelajaran, secara khusus prestasi belajar, motivasi belajar, kreativitas dan interaksi siswa. Penelitian ini dilaksanakan terhadap satu kelas eksperimen dengan mengambil sampel di kelas XI TKJ 2 SMK N 2 Bandung dengan mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan Informatika (DKKTKI). Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-experimental design dengan desain one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif) dan angket untuk mengukur variabel sekunder (motivasi belajar, interaksi siswa dan kreativitas siswa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan gain rata – rata sebesar 21,34%. Selain itu, dari data hasil angket yaitu berupa rekapitulasi jawaban responden terhadap semua variabel sekunder termasuk kedalam kategori tinggi. (motivasi belajar = 61,28%, interaksi siswa = 59,26% dan kreativitas siswa = 66,41%). Maka dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan model SCL berbasis MOODLE dapat dikatakan efektif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.


(5)

i

ABSTRACT

PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

By : Adi Supriyadi NIM. 0809165

Issue underlying this research is the limitation of the students in exploring subjects DKKTKI, learning environment which makes them easily get bored and tired, and limited textbook. The purpose of this study is to analyze the influence of the implementation of Student Centered Learning (SCL) model on the development of learning quality, specifically on learning achievement, motivation, creativity, and students’ interaction. The research was conducted on the experimental class by taking samples in class XI TKJ 2 SMK N 2 Bandung based on Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan Informatika (DKKTKI). The research method used was a pre-experimental design one group pretest and posttest design. Instruments used in the data collection were the result of achievement test (cognitive) and questionnaire to measure the secondary variables (motivation, student interaction and creativity of the students). The results showed that there is an increase in student learning outcomes in the cognitive domain. This result can be demonstrated by an increase in average gain - average of 21.34%. Based on the data collected from the questionnaire in the form of respondents' answers to all secondary variables, all of them are categorized into the high category (motivation = 61.28% students’ interaction= 59.26% and creativity of students = 66.41%). So from the results obtained, it can be concluded that the use of the SCL model in the basis of MOODLE can be used effectively in improving the quality of learning.


(6)

v Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Batasan Masalah ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Model Pembelajaran ... 10

2.2 Definisi Student Centered Learning ... 11

2.2.1 Elemen – Elemen Dalam SCL ... 13

2.2.2 Penerapan Student Centered Learning ... 14

2.3 MOODLE Sebagai Media Pembelajaran Pendukung Student Centered Learning ... 17

2.3.1 Pengertian MOODLE ... 17

2.3.2 Kelebihan MOODLE ... 17

2.3.3 Fitur – fitur MOODLE ... 18

2.3.4 Instalasi MOODLE ... 28

2.4 Tinjauan Prestasi Belajar ... 28

2.4.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 29


(7)

2.5.1 Pengukuran Motivasi Belajar ... 31

2.6 Tinjauan Interaksi Siswa ... 32

2.7 Tinjauan Kreativitas Siswa ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 37

3.4 Variabel Penelitian ... 39

3.5 Paradigma Penelitian ... 40

3.6 Instrumen Penelitian ... 41

3.6.1 Instrumen Tes ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 43

3. Tingkat Kesukaran ... 44

4. Daya Pembeda ... 45

3.6.2 Instrumen Angket/Kuisioner ... 46

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.8 Teknik Analisis Data ... 49

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa ... 49

3.8.2 Uji Normalitas ... 51

3.8.3 Analisis Data Sekunder/Data Angket ... 52

3.9 Prosedur dan Alur Penelitian ... 53

3.9.1 Tahap Persiapan ... 53

3.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 54

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Penelitian ... 57

4.1.1 Studi Pendahuluan ... 57

4.1.2 Gambaran Umum Penelitian ... 58

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 60


(8)

vii Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 62

4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... 62

4.3 Analisis dan Pembahasan Data Primer Penelitian ... 63

4.3.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 63

4.3.2 Hasil Uji Gain ... 64

4.4 Analisis Dan Pembahasan Data Sekunder Penelitian ... 66

4.4.1 Interaksi Siswa ... 66

4.4.2 Motivasi Belajar Siswa ... 68

4.4.3 Kreativitas Siswa ... 69

4.5 Kelemahan Penggunaan Model Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis MOODLE ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Rekomendasi ... 72


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 37

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal ... 42

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal ... 44

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 45

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 46

Tabel 3.6 Format Instrumen Angket ... 47

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 49

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi ... 52

Tabel 4.1 Materi Pembelajaran ... 59

Tabel 4.2 Validitas Butir Soal ... 61

Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 62

Tabel 4.4 Daya Pembeda Butir Soal ... 63

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data ... 64

Tabel 4.6 Persentase Nilai dan Gain ... 65

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Interaksi Siswa ... 66

Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Motivasi Belajar Siswa ... . 68

Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Kreativitas Siswa ... . 69


(10)

ix Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2 ... 3

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 40

Gambar 3.2 Kurva Normal Baku dan Kurva Distribusi Data ... 51

Gambar 3.3 Diagram Alur Proses Penelitian ... 56

Gambar 4.1 Diagram Persentase Nilai dan Gain Rata-Rata ... 65

Gambar 4.2 Diagram Diagram Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Interaksi Siswa ... 67

Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 69

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Kreativitas Siswa ... 70


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A-1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Lampiran A-2 Instrumen Uji Coba

Lampiran A-3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Lampiran A-4 Hasil Uji Validitas

Lampiran A-5 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran A-6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Lampiran A-7 Hasil Uji Daya Pembeda

LAMPIRAN B

Lampiran B-1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran B-2 Instrumen Pretest Posttest

Lampiran B-3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Lampiran B-4 Kisi-Kisi Instrumen Angket

Lampiran B-5 Instrumen Angket

Lampiran B-6 RPP Pertemuan 1 Sampai 9

LAMPIRAN C

Lampiran C-1 Hasil Belajar Lampiran C-2 Analisis Gain

Lampiran C-3 Hasil Uji Normalitas Pretest Lampiran C-4 Hasil Uji Normalitas Posttest Lampiran C-5 Analisis Angket

LAMPIRAN D

Lampiran D-1 Silabus

Lampiran D-2 Perhitungan Manual Uji Validitas Lampiran D-3 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran D-4 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran Lampiran D-5 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda Lampiran D-6 Perhitungan Manual Uji Normalitas Lampiran D-7 Foto Dokumentasi Penelitian


(12)

xi Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN E

Lampiran E-1 Tabel Konsultasi

Lampiran E-2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran E-3 Administrasi Penelitian


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu problematika yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia adalah terdapat kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan sikap dan perilakunya. Banyak siswa yang hanya diberikan hafalan tanpa memperhatikan aspek pemahaman itu sendiri. Paradigma ini muncul karena selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru sebagai pusatnya. Sistem pembelajaran semacam ini dikenal dengan metode Teacher Centered Learning (TCL).

Dalam TCL, guru menjadi aktor utama dalam sebagian besar kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari perencanaan materi pembelajaran sampai ke masalah ujian dan penilaian, hampir semuanya dikendalikan oleh para pengajar. Dengan menggunakan metode seperti ini, para siswa menjadi tidak dapat berbuat terlalu banyak ketika materi yang akan diterimanya ternyata sangat tidak sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya, siswa yang berada dalam lingkungan seperti ini umumnya akan sulit untuk melibatkan dirinya ke dalam kegiatan belajar-mengajar yang sedang diambilnya.

Metode TCL membuat siswa menjadi pasif sehingga kreativitas mereka kurang terasah. Guru banyak melakukan kegiatan belajar mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing) dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Metode ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah


(14)

2

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan (Sudjana, 2003).

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti ketika melakukan studi pendahuluan di SMK Negeri 2 Bandung pada program studi Teknik Komputer dan Jaringan, proses pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (DKKTKI) masih menggunakan model TCL, dimana guru menjadi pusat dalam proses pembelajaran dan metode pembelajaran yang dilakukan berupa ceramah. Hal ini tentunya menimbulkan beberapa masalah diantaranya siswa menjadi terbatas dalam mengeksplorasi ilmu yang berkaitan dengan mata pelajaran DKKTKI karena pengetahuanya hanya sebatas yang diperoleh dari guru dan buku pegangan saja. Dengan metode TCL ini juga terkadang suasana pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Selain itu, buku pegangan yang dimiliki siswa juga sangat terbatas dan hanya bisa digunakan ketika jam pelajaran berlangsung saja. Padahal dalam TCL keberadaan buku pegangan menjadi hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut. Lalu berdasarkan data rekapitulasi hasil ujian tengah semester (UTS), diperoleh nilai rata – rata dari 35 siswa kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 2 Kota Bandung adalah 7,20 dengan standar nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum) 7,50 dan hanya 30% saja yang nilainya diatas KKM.


(15)

3

Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2

Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan perubahan cara pandang dalam proses pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk dapat mendukung hal tersebut adalah model pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Istilah SCL merupakan suatu metode dalam dunia pembelajaran dan pengajaran dimana didalamnya siswa memiliki tanggung jawab atas beberapa aktivitas penting seperti perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru – siswa, penelitian dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.

30%

60%

Presentase Nilai UTS Siswa Kelas

XI TKJ 2

% Siswa dengan nilai ≥ KKM

% Siswa dengan nilai < KKM


(16)

4

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SCL merupakan metode pembelajaran dengan karakteristik berpusat pada siswa. Metode ini memberikan otonomi dan pembelajaran yang lebih baik pada siswa. Pada SCL, siswa ikut serta dalam menentukan input materi, metode serta waktu pembelajaran. Pengajar berperan sebagai penunjang dan menerima kritik/saran dari para siswanya. Dalam SCL yang efektif adalah harus adanya sosialisasi materi, assessment (siswa bisa mengukur sendiri tingkat kemampuannya), interaksi antar siswa, strategi penyampaian, orientasi motivasi siswa, serta pengawasan berkala. Untuk merepresentasikan hal itu semua, diperlukan suatu media pembelajaran yang cocok agar siswa mampu melakukan interaksi pembelajaran secara berkala.

Untuk membangun suatu model pembelajaran SCL agar tujuanya tepat sasaran, maka diperlukan suatu pemanfaatan teknologi pendidikan, yaitu dengan memilih software MOODLE sebagai media pembelajarannya. Pemilihan MOODLE sebagai media pembelajaran, dilatarbelakangi oleh fitur – fitur yang terdapat didalamnya serta kelebihannya dalam menyediakan layanan pembelajaran yang dirasa sangat cocok dalam mengimplementasikan model pembelajaran SCL ini. Semua perencanaan, program, serta evaluasi pembelajaran disiapkan di dalam MOODLE tersebut sehingga permasalahan seperti keterbatasan buku pegangan pun bisa diatasi dengan adanya fasilitas ini, karena didalam MOODLE guru bisa menyediakan modul – modul, artikel, jurnal ataupun e-book yang berkaitan dengan mata pelajaran sebagai sumber pembelajaran siswa.


(17)

5

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE di SMK Negeri 2 Bandung

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Student centered learning merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan otonomi dan pembelajaran yang lebih baik pada siswa dalam rangka membangkitkan potensi yang terdapat pada masing – masing siswa, lalu MOODLE sebagai suatu media pembelajaran berbasis web dipilih sebagai media pendukung model SCL ini karena fitur – fitur yang terdapat didalamnya sangat koheren dengan prinsip dasar model SCL ini. Dengan SCL ini akan dibuat suatu eksperimen untuk mengukur seberapa efektifkah model ini diterapkan terhadap mutu pembelajaran yang dihasilkan.

Maka dalam penelitian ini diperoleh suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah efektivitas penggunaan model student centered learning berbasis MOODLE dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran pada Mata Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Bandung ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diterapkanya model pembelajaran student centered learning berbasis MOODLE dalam upaya meningkatkan perkembangan mutu pembelajaran pada


(18)

6

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mata Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Bandung, secara khusus prestasi belajar, motivasi belajar, kreativitas siswa dan interaksi siswa.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti akan dibatasi agar tidak terjadi penyimpangan topik pembahasan yang ada, maka batasan masalahnya adalah :

1. Membuat suatu fasilitas pembelajaran online untuk satu mata diklat saja yaitu DKKTKI (Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan Informatika).

2. Dalam hal ini variabel mutu pembelajaran yang akan diteliti yaitu ditinjau dari :

a. Prestasi belajar siswa, mengukur prestasi belajar siswa ditinjau dari ranah kognitifnya saja yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) dengan pretest dan posttest/uji gain .

b. Motivasi belajar siswa, mengukur pengaruhnya terhadap motivasi siswa dimana indikatornya berupa durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, ketabahan dan keuletan beserta devosi/pengabdian dalam mempelajari mata diklat DKKTKI dengan menggunakan instrumen angket.


(19)

7

c. Interaksi siswa, mengukur pengaruhnya terhadap interaksi siswa dimana indikatornya berupa komunikasi siswa – guru, komunikasi siswa – siswa dan komunikasi siswa – guru – siswa dalam mempelajari mata diklat DKKTKI dengan menggunakan instrument angket.

d. Kreativitas siswa, mengukur pengaruhnya terhadap kreativitas

siswa, yaitu kemampuan siswa dalam menemukan atau mengkombinasikan gagasan yang telah ada sebelumnya dengan gagasan yang baru melalui aktivitas berimajinasi dan berfantasi, sehingga mampu melahirkan kreasi baru yang menunjukan kelancaran, keluwesan dan keaslian siswa dalam mempelajari mata diklat DKKTKI dengan menggunakan instrumen angket serta pembagian tugas.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar di lingkungan SMKN 2 Bandung. Serta manfaat lain yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran DKKTKI. b. Meningkatkan kreativitas siswa dalam mempelajari mata pelajaran


(20)

8

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran DKKTKI.

d. Meningkatkan interaksi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung baik itu komunikasi siswa – siswa, siswa – guru ataupun siswa – guru – siswa.

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru mata pelajaran DKKTKI dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran. b. Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan konsep yang diaplikasikan

dalam eksperimen sehingga mampu melihat kecakapan hidup siswa.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, pada bagian ini mengungkap latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bagian ini dibahas tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berpikir dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN, pada bagian ini dibahas mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi, populasi dan sampel, metode dan desain penelitian, definisi operasional, variabel penelitian,


(21)

9

paradigma penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur dan alur penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, pada bagian ini menyajikan hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan penafsiran data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bagian penutup, penulis memberikan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari tulisan ini.


(22)

35 Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1992) “… pembatasan populasi dilakukan dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau (accessible population)”. Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 2 Kota Bandung yang sedang menempuh mata pelajaran Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI TKJ 1 dan XI TKJ 2 yang berjumlah 85 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 118). Sedangkan menurut Sudjana (1991), sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat dan karakteristek populasi harus tergambar dalam sampel.


(23)

36

Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124). Pemilihan teknik sampling purposive ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pembelajaran, maka sampel sumber datanya adalah siswa yang melakukan kegiatan belajar. Maka sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 2 Kota Bandung yang berjumlah 35 orang.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian ini tujuan yang dimaksud adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model student centered learning terhadap mutu pembelajaran di sekolah, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut maka metode penelitian yang dipilih adalah metode pre-experimental design. Menurut Sugiyono (2011: 6) mengatakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Pemilihan metode pre-experimental design ini dikarenakan subjek penelitian yaitu kelompok tunggal atau kelompok jamak dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sering disebut sebagai single group experiment.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design, yang merupakan pengembangan dari one-shot case


(24)

37

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

study. Pengembangannya yaitu dengan cara melakukan satu kali pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretest kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penggunaan web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya dimana presentase tatap muka dikelas dengan online adalah 50 % : 50% dan setelah itu diberi posttest.

Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2011: 111) Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran. X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran. O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak


(25)

38

menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran

Menurut Nurul (2012) model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada penelitian ini model pembelajaran yang dimaksud adalah suatu pola atau kerangka yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran dalam proses treatment. 2. Student Centered Learning

Menurut Pongtuluran (2001) dikutip dalam jurnalnya menyatakan bahwa SCL adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar instructor centered learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Dalam menerapkan konsep SCL, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam penelitian ini pendekatan model SCL yang digunakan adalah dengan memanfaatkan suatu media pembelajaran berbasis web yaitu dengan memanfaatkan MOODLE.


(26)

39

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

3. MOODLE

Menurut moodle.org, MOODLE (singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) adalah paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. MOODLE merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Dalam penelitian ini MOODLE digunakan sebagai media pembelajaran pendukung penerapan model SCL.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya.


(27)

40

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah mutu pembelajaran (prestasi belajar, motivasi belajar, interaksi dan kreativitas siswa) pada mata diklat DKKTKI.

3.5 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 66), paradigma penelitian diartikan sebagai : Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Adapun gambaran paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Penggunaan model

student centered learning

Mutu Pembelajaran

Pretest Treatment Posttest

Prestasi Belajar Interaksi Siswa Kreativitas Siswa Subjek

Penelitian

Variabel Y

Motivasi Belajar Siswa Variabel X


(28)

41

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen tes hasil belajar berupa soal-soal (pretest-posttest) dan instrumen angket. Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk pengambilan data primer (prestasi belajar) sedangkan instrumen angket/kuisioner digunakan untuk pengambilan data sekunder (interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa).

3.6.1 Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji coba instrumen adalah sebagai berikut :

1. Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2010: 59). Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

rxy = nΣXY− ΣX ΣY

nΣX2− ΣX 2 nΣY2− ΣY 2

Keterangan :


(29)

42

∑X : jumlah skor tiap siswa pada item soal ∑Y : jumlah skor total seluruh siswa n : banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75) Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut :

t =r n−2 1−r2

Keterangan : t : thitung

r : koefisien korelasi n : banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat


(30)

43

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal

dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010: 90).

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut:

ri =

k k−1

st2 − Σpq

st2

Keterangan :

ri : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab benar

q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p) Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

k : banyaknya item st2 : varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

st2 =xt

2

n

dimana :

xt2 =ΣXt2−

ΣXt 2 n


(31)

44

Keterangan : xt2 : varians

∑Xt : jumlah skor seluruh siswa

n : jumlah siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen

dinyatakan tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi

Cikup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75)

3. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2010: 207).


(32)

45

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6 P = B

JS

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah

(Arikunto, 2010: 210)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.


(33)

46

c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada tiap butir soal.

d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif

Jelek Cukup

Baik Baik Sekali

Tidak Baik, Harus Dibuang (Arikunto, 2010: 218)

3.6.2 Instrumen Angket/Kuisioner

Angket menurut Sugiyono (2008) disebut juga kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis pada responden untuk dijawab. Pertanyaan yang

D = BA JA

BB


(34)

47

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

digunakan dalam angket ini adalah pertanyaan tertutup sehingga membantu responden dalam menjawab selain memudahkan peneliti untuk melakukan analisis data. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa, dengan jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Tabel 3.6 Format Instrumen Angket

No. Pernyataan SS S R TS STS

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain :

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran serta penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komunikasi dan Informatika.

2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan


(35)

48

cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan prestasi belajar siswa setelah digunakannya web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya pada mata diklat DKKTKI. 4. Angket, menurut Sugiyono (2008) disebut juga kuisioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis pada responden untuk dijawab. Pertanyaan yang digunakan dalam angket ini adalah pertanyaan tertutup sehingga membantu responden dalam menjawab selain memudahkan peneliti untuk melakukan analisis data. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa.

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 3.7 dibawah ini :


(36)

49

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

No. Teknik Instrumen Jenis data Sumber

Data

1. Studi

Pendahuluan Angket siswa dan guru, beserta observasi melalui kegiatan PPL Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Guru dan Siswa

2. Studi

Literatur -

Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian Buku-buku referensi, skripsi, internet 3. Tes Soal pretest dan

posttest Prestasi belajar siswa Siswa 4. Angket Skala Likert

Interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa

Siswa

3.8 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan prestasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan (posttest), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain) prestasi belajar setelah digunakannya web pembelajaran berbasis MOODLE dengan student


(37)

50

centered learning sebagai model pembelajarannya. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest dan gain siswa:

1. Pemberian skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa =  skor siswa

skor maksimum x 100 2. Menghitung gain semua subjek penelitian (siswa)

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

Gain = Nilai posttest Nilai pretest

Data gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan prestasi belajar siswa. Adapun prestasi belajar ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang positif sebelum dan sesudah pembelajaran (gain bernilai positif).

3. Menghitung rata-rata gain

Nilai rata-rata (mean) dari gain ditentukan dengan menggunakan rumus:

x= ���� siswa banyaknya siswa


(38)

51

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku/standar (a).

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012: 80), untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

PK =(data terbesar – data terkecil) Jumlah kelas interval (6)

34,13% 34,13% 13,53% 13,53%

2,7% 2,7%

? ?

? ?

? ?

(b) (a)


(39)

52

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2 ��− �� � ��

Keterangan :

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo – fh) dan

(fo− fh)2

fh

dan menjumlahkannya.

Harga (fo− fh)

2

fh

merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

�2 hitung 2 tabel maka data terdistribusi normal

�2 hitung > 2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.8.3 Analisis Data Sekunder/Data Angket

Untuk menganalisis data sekunder (motivasi belajar siswa, interaksi siswa dan kreativitas siswa) digunakan suatu teknik analisis deskriptif, yakni mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya


(40)

53

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Klasifikasi jawaban angket dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : Sangat setuju dan setuju : kategori tinggi

Ragu – ragu : kategori sedang

Tidak setuju dan sangat tidak setuju : kategori rendah

3.9 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:

3.9.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi beberapa hal, diantaranya :

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari keadaan pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada mata diklat DKKTKI yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang

menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Integrasi bahan ajar kedalam web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya yang akan diimplementasikan.


(41)

54

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes dan instrumen angket. f. Melakukan uji coba instrumen tes.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan kegiatan tahap pelaksanaan yang meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya dimana presentase tatap muka dikelas dengan online adalah 50 % : 50%

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif dan penyebaran instrumen angket setelah digunakannya web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model pembelajarannya.

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:


(42)

55

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6 a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan prestasi belajar siswa.

c. Mengolah data hasil pengukuran interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa.

d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

e. Membuat laporan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:


(43)

56

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Integrasi Bahan Ajar ke MOODLE

Penyusunan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Tahap Pelaksanaan

Treatment

Posttest dan Penyebaranan Angket Pretest

Penentuan Sampel

Hosting

Instalasi dan Perancangan MOODLE Tahap Persiapan


(44)

57

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

Pengolahan Data

Kesimpulan Tahap Akhir


(45)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) berbasis MOODLE di SMK Negeri 2 Bandung”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model SCL berbasis MOODLE dapat dikatakan efektif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran pada Mata Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Bandung, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan gain untuk prestasi belajar, lalu adanya pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar, interaksi siswa dan kreativitas siswa.

5.2 Rekomendasi

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Sebaiknya lebih diperketat lagi dalam melakukan penjadwalan siswa dalam mengakses MOODLE untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. 2. Dalam rangka meningkatkan kesadaran siswa dalam mengakses

MOODLE, diharapkan sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk meminimalisir alasan siswa kesulitan dalam mengakses MOODLE.


(46)

73

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Ketika melakukan ujian/evaluasi secara online, diperlukan suatu metode khusus seperti penjadwalan dalam mengisi soal, untuk meminimalisir kecurangan siswa.

4. Keberlangsungan model pembelajaran SCL berbasis MOODLE ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya kerjasama berbagai pihak untuk mendukung model SCL ini, seperti kebijakan – kebijakan kepala sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, kebijakan guru sehingga siswa lebih antusias untuk melaksanakan model SCL ini. Maka diperlukan kerjasama yang baik antara guru mata pelajaran, admin, pihak sekolah beserta siswanya agar model pembelajaran SCL ini dapat berjalan secara ideal. 5. Dalam menyusun instrumen angket sebaiknya penomoran butir soal

disusun berurutan berdasarkan urutan indikator – indikator variabel penelitian, jangan dibuat acak (random) karena akan sangat menyulitkan ketika melakukan pengolahan data.

6. Pertanyaan – pertanyaan pada instrumen angket yang digunakan dalam mengukur variabel kreativitas siswa kurang efektif dan tidak mengenai sasaran, sehingga untuk penelitian selanjutnya diperlukan pengembangan dan perbaikan dalam membuat pertanyaan – pertanyaan pada instrumen angket yang digunakan dalam mengukur variabel kreativitas siswa.


(47)

74

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Amiroh. (2011). Media Belajar IT Siswa dan Guru : MOODLE. [Online]. Tersedia: http://amiroh.web.id/ [02 Agustus 2012]

Anonim. (2012). MOODLE Guide. [Online]. Tersedia: http://www.moodle.org/ [30 Juli 2012]

Anonim. (2012). MOODLE. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle [02 Agustus 2012]

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: IMSTEP. Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bender, B.(2003). Student-Centered Learning: A Personal Journal, Educause Center For Applied Research – Research Bulletin. [Online].Tersedia: http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf [02 Agustus 2012] Brandes, Donna & Paul Ginnis. (1987). A Guide to Student-Centred Learning.

England: Basil Blackwell Ltd.

Dahlan, M.D. (1990). Model – model Mengajar. Bandung : Diponegoro.

Hake, Richard. (1997). “Interactive-engagement versus traditional methods : A six Thousand-student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998. [Online]. Tersedia : web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipapers/Hake.pdf [14 September 2012]

Hall, B. (2006). The nature of "Student-Centred Learning".[Online].Tersedia: http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2006/Jul/Student centeredLearning.html. [02 Agustus 2012]

Ingleton dkk,.2000, Leap into Student-centred Learning.[Online].Tersedia: http://www.adelaide.edu.au/clp/resources/leap/leapinto/StudentCentredLea rning.pdf [ 02 Agustus 2012]


(48)

75

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

J. Hannafin, Michael and Susan M. Land. (1997). The Foundations and Assumptions of Technology-enhanced Student-centered Learning Environments. Kluwer Academic Publishers.

Kurniawan, Rulianto. (2009). Membangun Media Ajar Online untuk Orang Awam. Palembang : Maxikom.

M, Melfachrozi. (2006). Penggunaan Aplikasi E-Learning MOODLE. [Online]. Tersedia: http://repository.unand.ac.id/6/1/rozie-moodle.pdf [30 Juli 2012] Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. 70(12), 1259-1268. Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Munandar, Utami. (1997). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Gramedia.

Munandar, Utami. (2002). Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta : Gramedia Pusaka Utama.

Natawijaya, R. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : FIP IKIP Bandung.

Nurkencana. (1986). Pengaruh Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Rineka Cipta. Nurul, Eka. (2012). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251772-pengertian-model-pembelajaran/ [30 Juli 2012]

Pongtuluran, Aris. (2001). Student Centered Learning : The Urgency and

Possibilities. [Online]. Tersedia:

http//uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/scl1.pdf [30 Juli 2012] Renaldo, Ferri. (2007). MOODLE dan Fitur – Fiturnya. [Online]. Tersedia:

http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2009/02/ferri-fiturmoodle.pdf [02 Agustus 2012]


(49)

76

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Seitzinger, J. (2006). Be Constructive: Blogs, Podcasts, and Wikis as Constructivist Learning Tools. [Online]. Tersedia: http://www.elearningguild.com/pdf/2. [16 agustus 2010]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA. Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito. Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


(1)

57

Pengolahan Data

Kesimpulan

Tahap Akhir


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) berbasis MOODLE di SMK Negeri 2 Bandung”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model SCL berbasis MOODLE dapat dikatakan efektif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran pada Mata Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di SMK Negeri 2 Bandung, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan gain untuk prestasi belajar, lalu adanya pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar, interaksi siswa dan kreativitas siswa.

5.2 Rekomendasi

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Sebaiknya lebih diperketat lagi dalam melakukan penjadwalan siswa dalam mengakses MOODLE untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. 2. Dalam rangka meningkatkan kesadaran siswa dalam mengakses

MOODLE, diharapkan sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk meminimalisir alasan siswa kesulitan dalam mengakses MOODLE.


(3)

73

3. Ketika melakukan ujian/evaluasi secara online, diperlukan suatu metode khusus seperti penjadwalan dalam mengisi soal, untuk meminimalisir kecurangan siswa.

4. Keberlangsungan model pembelajaran SCL berbasis MOODLE ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya kerjasama berbagai pihak untuk mendukung model SCL ini, seperti kebijakan – kebijakan kepala sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, kebijakan guru sehingga siswa lebih antusias untuk melaksanakan model SCL ini. Maka diperlukan kerjasama yang baik antara guru mata pelajaran, admin, pihak sekolah beserta siswanya agar model pembelajaran SCL ini dapat berjalan secara ideal. 5. Dalam menyusun instrumen angket sebaiknya penomoran butir soal

disusun berurutan berdasarkan urutan indikator – indikator variabel penelitian, jangan dibuat acak (random) karena akan sangat menyulitkan ketika melakukan pengolahan data.

6. Pertanyaan – pertanyaan pada instrumen angket yang digunakan dalam mengukur variabel kreativitas siswa kurang efektif dan tidak mengenai sasaran, sehingga untuk penelitian selanjutnya diperlukan pengembangan dan perbaikan dalam membuat pertanyaan – pertanyaan pada instrumen angket yang digunakan dalam mengukur variabel kreativitas siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Amiroh. (2011). Media Belajar IT Siswa dan Guru : MOODLE. [Online]. Tersedia: http://amiroh.web.id/ [02 Agustus 2012]

Anonim. (2012). MOODLE Guide. [Online]. Tersedia: http://www.moodle.org/ [30 Juli 2012]

Anonim. (2012). MOODLE. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle [02 Agustus 2012]

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: IMSTEP. Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bender, B.(2003). Student-Centered Learning: A Personal Journal, Educause

Center For Applied Research – Research Bulletin. [Online].Tersedia:

http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf [02 Agustus 2012] Brandes, Donna & Paul Ginnis. (1987). A Guide to Student-Centred Learning.

England: Basil Blackwell Ltd.

Dahlan, M.D. (1990). Model – model Mengajar. Bandung : Diponegoro.

Hake, Richard. (1997). “Interactive-engagement versus traditional methods : A six Thousand-student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998. [Online]. Tersedia : web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipapers/Hake.pdf [14 September 2012]

Hall, B. (2006). The nature of "Student-Centred Learning".[Online].Tersedia: http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2006/Jul/Student centeredLearning.html. [02 Agustus 2012]

Ingleton dkk,.2000, Leap into Student-centred Learning.[Online].Tersedia: http://www.adelaide.edu.au/clp/resources/leap/leapinto/StudentCentredLea rning.pdf [ 02 Agustus 2012]


(5)

75

J. Hannafin, Michael and Susan M. Land. (1997). The Foundations and

Assumptions of Technology-enhanced Student-centered Learning Environments. Kluwer Academic Publishers.

Kurniawan, Rulianto. (2009). Membangun Media Ajar Online untuk Orang

Awam. Palembang : Maxikom.

M, Melfachrozi. (2006). Penggunaan Aplikasi E-Learning MOODLE. [Online]. Tersedia: http://repository.unand.ac.id/6/1/rozie-moodle.pdf [30 Juli 2012] Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. 70(12), 1259-1268.

Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Munandar, Utami. (1997). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Gramedia.

Munandar, Utami. (2002). Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta : Gramedia Pusaka Utama.

Natawijaya, R. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : FIP IKIP Bandung.

Nurkencana. (1986). Pengaruh Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Rineka Cipta. Nurul, Eka. (2012). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251772-pengertian-model-pembelajaran/ [30 Juli 2012]

Pongtuluran, Aris. (2001). Student Centered Learning : The Urgency and

Possibilities. [Online]. Tersedia:

http//uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/scl1.pdf [30 Juli 2012] Renaldo, Ferri. (2007). MOODLE dan Fitur – Fiturnya. [Online]. Tersedia:

http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2009/02/ferri-fiturmoodle.pdf [02 Agustus 2012]


(6)

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Seitzinger, J. (2006). Be Constructive: Blogs, Podcasts, and Wikis as

Constructivist Learning Tools. [Online]. Tersedia: http://www.elearningguild.com/pdf/2. [16 agustus 2010]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA. Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito. Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.