Uji Sitotoksisitas Ekstrak Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam) terhadap Kultur Sel HeLa.

(1)

iv

Thomas Anggara, 2006 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr., MKes.

Buah Merah diduga secara empiris dapat mengobati kanker. Kandungan kimia dalam Buah Merah seperti tokoferol dan β karoten mempunyai efek antikanker, disamping efek kandungan kimia lainnya yang menunjang penyembuhan kanker. Karsinoma serviks merupakan salah satu keganasan penyebab utama kematian wanita di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk melihat efek toksik ekstrak Buah Merah terhadap kultur sel karsinoma serviks (sel HeLa).

Penelitian dilakukan secara dengan berbagai dosis ekstrak Buah Merah, sebagai kontrol positif, doksorubisin 15 g/ml. Setelah sel/sel HeLa perlakuan diinkubasi selama 24, 48 dan 72 jam, dilakukan pengamatan dengan cara menghitung jumlah sel hidup.

Hasilnya menunjukkan ekstrak Buah Merah dapat bersifat toksik terhadap sel

HeLa. (LC50) Buah Merah pada pengamatan 24, 48 dan 72

jam sebesar 0,1343 g/ml; 0,02511 g/ml dan kurang dari 0,0078125 g/ml sedangkan persentase kematian sel menggunakan doksorubisin 15 g/ml pada pengamatan 24, 48 dan 72 jam sebesar 40,30%; 75,96% dan 90,87%. Hasil uji terlihat jumlah sel hidup menurun secara linear terhadap waktu inkubasi dan besar dosis Buah Merah yang digunakan. Dari hasil Uji dan pada waktu inkubasi 24, 48 dan 72 jam menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel HeLa yang sangat signifikan (p = 0,000)

Dapat disimpulkan bahwa semakin besar pemberian dosis ekstrak Buah Merah pada kultur sel dan semakin lama waktu inkubasi terhadap kultur sel, maka semakin besar persentase kematian sel HeLa

Kata Kunci : Buah Merah ( Lam), Karsinoma Serviks, Kultur


(2)

v

Thomas Anggara, 2006 Tutor : Hana Ratnawati, dr., MKes.

! ! " # $

! % β $$

! & % ' ' ' "

( ' " $ '

& $$ $ ' $

) "

&! ' ' $ &

& ! " $ & '

$ *+ ' '

! $ $ ' ,-% -. /, '

& "

' & ' & %

' *+ $ $ ,-% -. /, $

+%01-1 ) 2 +%+,*00 ) +%++/.0,* ) " 3

! $ ' & 0* ) $ ,-% -. /, $

-+%1+ 42 /*%564 5+%./4" '

' "

' $ ,-% -. /, $

' & $$ ' $ !7+%+++

( $ &

8 '

! $ $ "


(3)

viii

Judul Dalam... (i)

Lembar Persetujuan ... (ii)

Surat Pernyataan ... (iii)

Abstrak ... (iv)

... (v)

Prakata... (vi)

Daftar Isi... (viii)

Daftar Diagram ... (xii)

Daftar Grafik ... (xiii)

Daftar Tabel... (xiv)

Daftar Gambar ... (xv)

Daftar Lampiran ... (xvi)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1. Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2. Hipotesis Penelitian... 4

1.6 Metodologi ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Karsinoma ... 6

2.1.1 Siklus Sel Normal ... 8


(4)

ix

2.1.3.Agen Karsinogenik ... 10

2.1.3.1 Karsinogen Kimia ... 10

2.1.3.2 Karsinogen Virus Onkogenik ... 10

2.1.3.3 Karsinogen Radiasi ... 11

2.1.4 Insidensi dan Epidemiologi Karsinoma Serviks... 12

2.1.5 Faktor Risiko ... 13

2.1.6 Klasifikasi Karsinoma Serviks ... 14

2.1.6.1 Klasifikasi CIN ... 14

2.1.6.2 Klasifikasi FIGO ... 15

2.1.7 Hubungan dengan HPV ... 16

2.1.7.1 Histopatogenesis Karsinoma Serviks ... 17

2.1.7.2 Infeksi HPV ... 18

2.1.8 Pemeriksaan Skrining ... 20

2.1.9 Terapi ... 20

2.1.10 Prognosa ... 21

2.2 Buah Merah... 21

2.2.1 Klasifikasi Buah Merah ... 21

2.2.2 Morfologi Buah Merah ... 22

2.2.3 Kandungan Kimia Buah Merah... 23

2.3 Antioksidan ... 25

2.3.1 Pengertian Antioksidan ... 25

2.3.2 Peran Antioksidan dalam Kesehatan ... 30

2.3.3 Kandungan Buah Merah sebagai antioksidan ... 30

2.3.3.1 Betakaroten ... 30

2.3.3.2 Tokoferol ... 31

2.3.3.3 Vitamin C... 31

2.3.3.4 Karotenoid ... 31

2.4 Sel HeLa ... 32

2.5 Kultur Sel ... 33

2.5.1 (Sel Turunan)... 35


(5)

x

2.5.3 Mempertahankan Kehidupan ... 36

2.5.4 Memelihara ... 37

2.6 Uji Sitotoksisitas (Akut) ... 37

2.6.1 Metode ... 39

2.6.2 Uji ... 39

2.7 Doksorubisin ... 39

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat ... 40

3.2 Pemilihan Tanaman ... 40

3.3 Persiapan Penelitian... 41

3.3.1 Sterilisasi Alat ... 41

3.3.2 Pembuatan Medium RPMI 1640 ... 41

3.3.3 Preparasi Sel HeLa... 41

3.3.4 Pembuatan Larutan Uji ... 42

3.4 Percobaan Pendahuluan ... 42

3.5 Metode Penelitian... 43

3.5.1 Desain Penelitian ... 43

3.5.1.1 Uji Sitotoksisitas ... 43

3.5.1.2 Uji ... 43

3.5.2 Variabel Penelitian... 43

3.5.3 Cara Kerja ... 44

3.5.3.1 Perlakuan Percobaan ... 44

3.5.3.2 Cara Penghitungan Sel ... 45

3.6 Analisa Data ... 46

3.6.1 Hipotesis Statistik ... 46

3.6.2 Kriteria Uji ... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Pendahuluan ... 47


(6)

xi

4.2.1 Uji Sitotoksisitas Buah Merah terhadap

sel HeLa secara kualitatif ... 49

4.2.2 Uji Sitotoksisitas Buah Merah terhadap sel HeLa secara kuantitatif (24jam) ... 52

4.2.3 Uji Sitotoksisitas Buah Merah terhadap sel HeLa secara kuantitatif (48jam) ... 57

4.2.4 Uji Sitotoksisitas Buah Merah terhadap sel HeLa secara kuantitatif (72 jam) ... 62

4.3 Uji ... 68

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 69

4.5 Kesimpulan ... 69

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(7)

xii

Diagram 4.1 Perbandingan Rata/rata Persentase Kematian Sel Hela

antara kelompok Bahan Uji dengan Kontrol positif (24 jam)... 55 Diagram 4.2 Perbandingan Rata/rata Persentase Kematian Sel Hela

antara kelompok Bahan Uji dengan Kontrol positif (48 jam)... 60 Diagram 4.3 Perbandingan Rata/rata Persentase Kematian Sel Hela


(8)

xiii Grafik 4.1 Persentase Kematian sel HeLa

(Percobaan Pendahuluan) ... 48

Grafik 4.2 Persentase Kematian sel HeLa (24 Jam) ... 56

Grafik 4.3 Persentase Kematian sel HeLa (48 Jam) ... 61

Grafik 4.4 Persentase Kematian sel HeLa (72 Jam) ... 66

Grafik 4.5 Grafik Dosis Buah Merah v/s Persentase Kematian Sel ... 66


(9)

xiv

Tabel 2.1 Hubungan Virus dengan Kanker Manusia... 11

Tabel 2.2 Klasifikasi FIGO ... 16

Tabel 2.3 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah... 23

Tabel 2.4 Komposisi Gizi per 100 gram Buah Merah ... 24

Tabel 2.5 Kandungan Karoten... 24

Tabel 2.6 Kandungan Betakaroten... 24

Tabel 2.7 Kandungan Tokoferol... 25

Tabel 4.1 Aktivitas sitotoksik Buah Merah terhadap sel HeLa (Percobaan Pendahuluan)... 47

Tabel 4.2 Aktivitas sitotoksik Buah Merah terhadap sel HeLa (24 jam) ... 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Anova Efek Toksik Ekstrak Buah Merah terhadap sel HeLa pada inkubasi 24 jam ... 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata/Rata Metode Persentase Kematian sel HeLa antar Kelompok Perlakuan (24 Jam) ... 54

Tabel 4.5 Aktivitas sitotoksik Buah Merah terhadap sel HeLa (48 jam) ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Anova Efek Toksik Ekstrak Buah Merah terhadap sel HeLa pada inkubasi 48 jam ... 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata/Rata Metode Persentase Kematian sel HeLa antar Kelompok Perlakuan (48 Jam) ... 59

Tabel 4.8 Aktivitas sitotoksik Buah Merah terhadap sel HeLa (72 jam) ... 62

Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Efek Toksik Ekstrak Buah Merah terhadap sel HeLa pada inkubasi 72 jam ... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata/Rata Metode Persentase Kematian sel HeLa antar Kelompok Perlakuan (72 Jam) ... 64


(10)

xv

Gambar 2.1 Patologi Karsinoma Serviks ... 6

Gambar 2.2 Histopatologi Karsinoma Serviks berdasarkan CIN... 15

Gambar 2.3 Tingkatan Karsinoma Serviks menurut FIGO... 15

Gambar 2.4 Proses metaplasia sel epitel ... 18

Gambar 2.5 Konsep Hubungan HPV dan Kanker Serviks... 19

Gambar 2.6 Buah Merah ( ... 22

Gambar 2.7 Reaksi radikal bebas terhadap kerusakan sel ... 26

Gambar 2.8 Sel Normal yang terpapar sedikit radikal bebas ... 28

Gambar 2.9 Sel yang mengalami & ; < karena radikal bebas... 29

Gambar 2.10 Sel yang mendapat terapi antioksidan... 29

Gambar 2.11 Mekanisme Antioksidan... 29

Gambar 2.12 Sel HeLa... 33

Gambar 2.13 Peralatan Kultur Sel ... 34

Gambar 4.1 Sel HeLa pada kontrol (/)... 49

Gambar 4.2 Sel HeLa pada pemberian dosis BM 0,125 Hg/ml... 50

Gambar 4.3 Sel HeLa pada pemberian dosis BM 0,25 Hg/ml... 50

Gambar 4.4 Sel HeLa pada pemberian doksorubisin 15 Hg/ml (Kontrol positif)... 51


(11)

xvi

Lampiran 1 Penghitungan Jumlah Sel ... 74 Lampiran 2 Penghitungan Statistik SPSS 12 untuk Uji Sitotoksisitas

Buah Merah pengamatan 24 Jam ... 76 Lampiran 3 Penghitungan Statistik SPSS 12 untuk Uji Sitotoksisitas

Buah Merah pengamatan 48 Jam ... 79 Lampiran 4 Penghitungan Statistik SPSS 12 untuk Uji Sitotoksisitas

Buah Merah pengamatan 72 Jam ... 82 Lampiran 5 Foto Peralatan ... 85


(12)

! "

# $ % # & ' % ( %

) ! % %

&* ( ' ( + & , - ./

&* 0 1 ( 2

&0 3 455 (

&06 0 % , - /


(13)

74

LAMPIRAN 1

Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan

Penghitungan sel dilakukan dibawah mikroskop dengan menggunakan kamar hitung ' $ . Penghitungan sel dilakukan pada 4 bidang leukosit (bidang sedang).

Hasil dari jumlah sel, dimasukkan dalam rumus :

Jumlah sel dalam 1 ml = n : 10 x 106 4

Jumlah sel hitung (n) = 447

Maka Jumlah sel dalam 1 ml = 11.175.000 Jumlah sel dalam 100 l = 1.117.500

Penghitungan Kebutuhan Pemberian Jumlah Sel dalam Sumuran

Jumlah sumuran yang dipakai dalam 1 plate (96 sumuran) : Dosis Buah Merah : 8 dosis, 3 replikasi 8 x 3 = 24 Dosis Doksorubisin : 3 dosis, 3 replikasi 3 x 3 = 9 Kontrol ( ) : 1 dosis, 3 replikasi 1 x 3 = 3 Jumlah = 36

Dalam percobaan diperlukan 3 , karena dilakukan inkubasi selama 24, 48 dan 72 jam. Sehingga jumlah seluruh sumuran yang diperlukan (3 ) = 36 x 3 = 108 sumuran

Dalam 1 sumuran diperlukan 2 x 104 sel (( )


(14)

75

Jika dalam 100 l terdapat 1.117.500 sel, maka untuk mengambil 2.160.00 sel diperlukan 193,288 l ≈ 200 l

Sehingga untuk mengisi seluruh sumuran (3 ) diambil 200 l dari sel HeLa (dalam larutan medium RPMI) menggunakan mikropipet.

Penghitungan Jumlah Sel Hidup

∑ sel hidup : ∑ sel hidup x 10 x 200 4


(15)

76

LAMPIRANB2B B

PenghitunganB StatistikB B SPSSB 12B untukB UjiB SitotoksisitasB BuahB MerahB pengamatanB24BJamB OnewayB24BJamB DescriptivesB Replikasi B B TestBofBHomogeneityBofBVariancesB Replikasi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 8,000 6 14 ,001

ANOVA Replikasi B B B B B B B B B 95% Confidence Interval for Mean N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum Kontrol ( ) 3 44,67 ,577 ,333 43,23 46,10 44 45 doxo15 3 26,67 ,577 ,333 25,23 28,10 26 27 Dosis

0,0078125 3 38,67 ,577 ,333 37,23 40,10 38 39 Dosis

0,015625 3 36,00 ,000 ,000 36,00 36,00 36 36 Dosis

0,03125 3 33,33 ,577 ,333 31,90 34,77 33 34 Dosis

0,0625 3 29,00 ,000 ,000 29,00 29,00 29 29 dosis 0,125 3 24,00 ,000 ,000 24,00 24,00 24 24 Total 21 33,19 6,875 1,500 30,06 36,32 24 45

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 942,571 6 157,095 824,750 ,000 Within Groups 2,667 14 ,190


(16)

77

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Replikasi

95% Confidence Interval (I) Dosis (J) Dosis

Mean Difference (I

J)

Std. Error Sig.

Lower Bound

Upper Bound Doxo15 18,000(*) ,356 ,000 16,78 19,22 dosis

0,0078125 6,000(*) ,356 ,000 4,78 7,22 dosis

0,015625 8,667(*) ,356 ,000 7,45 9,88 dosis

0,03125 11,333(*) ,356 ,000 10,12 12,55 Dosis

0,0625 15,667(*) ,356 ,000 14,45 16,88 Kontrol ( )

Dosis 0,125 20,667(*) ,356 ,000 19,45 21,88 doxo15 Kontrol ( ) 18,000(*) ,356 ,000 19,22 16,78

dosis

0,0078125 12,000(*) ,356 ,000 13,22 10,78 dosis

0,015625 9,333(*) ,356 ,000 10,55 8,12 dosis

0,03125 6,667(*) ,356 ,000 7,88 5,45 Dosis

0,0625 2,333(*) ,356 ,000 3,55 1,12

Dosis 0,125 2,667(*) ,356 ,000 1,45 3,88 Dosis

0,0078125

Kontrol ( )

6,000(*) ,356 ,000 7,22 4,78 Doxo15 12,000(*) ,356 ,000 10,78 13,22 dosis

0,015625 2,667(*) ,356 ,000 1,45 3,88 dosis

0,03125 5,333(*) ,356 ,000 4,12 6,55 Dosis

0,0625 9,667(*) ,356 ,000 8,45 10,88 Dosis 0,125 14,667(*) ,356 ,000 13,45 15,88 Dosis

0,015625

Kontrol ( )

8,667(*) ,356 ,000 9,88 7,45 doxo15 9,333(*) ,356 ,000 8,12 10,55 dosis

0,0078125 2,667(*) ,356 ,000 3,88 1,45 dosis

0,03125 2,667(*) ,356 ,000 1,45 3,88 dosis 0,0625 7,000(*) ,356 ,000 5,78 8,22 dosis 0,125 12,000(*) ,356 ,000 10,78 13,22 Dosis

0,03125

Kontrol ( )

11,333(*) ,356 ,000 12,55 10,12 Tukey

HSD


(17)

78

dosis

0,0078125 5,333(*) ,356 ,000 6,55 4,12 dosis

0,015625 2,667(*) ,356 ,000 3,88 1,45 dosis 0,0625 4,333(*) ,356 ,000 3,12 5,55 dosis 0,125 9,333(*) ,356 ,000 8,12 10,55 dosis 0,0625 Kontrol ( ) 15,667(*) ,356 ,000 16,88 14,45 doxo15 2,333(*) ,356 ,000 1,12 3,55 dosis

0,0078125 9,667(*) ,356 ,000 10,88 8,45 dosis

0,015625 7,000(*) ,356 ,000 8,22 5,78 dosis

0,03125 4,333(*) ,356 ,000 5,55 3,12 dosis 0,125 5,000(*) ,356 ,000 3,78 6,22 dosis 0,125 Kontrol ( ) 20,667(*) ,356 ,000 21,88 19,45 doxo15 2,667(*) ,356 ,000 3,88 1,45 dosis

0,0078125 14,667(*) ,356 ,000 15,88 13,45 dosis

0,015625 12,000(*) ,356 ,000 13,22 10,78 dosis

0,03125 9,333(*) ,356 ,000 10,55 8,12 dosis 0,0625 5,000(*) ,356 ,000 6,22 3,78 * The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

Replikasi

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Subset for alpha = .05

Dosis N 1 2 3 4 5 6 7

dosis 0,125 3 24,00 doxo15 3 26,67 dosis 0,0625 3 29,00 dosis 0,03125 3 33,33 dosis 0,015625 3 36,00 dosis 0,0078125 3 38,67 Kontrol ( ) 3 44,67 Tukey HSD(a)


(18)

79

LAMPIRANB3B B

PenghitunganBStatistikBBSPSSB12BuntukBUjiBSitotoksisitasBBuahBMerahB pengamatanB48BJamB

B

OnewayB48BJamB DescriptivesB Replikasi

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper

Bound Minimum Maximum Kontrol ( ) 3 61,00 1,000 ,577 58,52 63,48 60 62 doxo15 3 14,67 ,577 ,333 13,23 16,10 14 15 dosis

0,0078125 3 35,67 ,577 ,333 34,23 37,10 35 36 dosis

0,015625 3 33,33 ,577 ,333 31,90 34,77 33 34 dosis

0,03125 3 28,67 ,577 ,333 27,23 30,10 28 29 dosis

0,0625 3 25,00 ,000 ,000 25,00 25,00 25 25 dosis 0,125 3 18,33 ,577 ,333 16,90 19,77 18 19 Total 21 30,95 14,479 3,160 24,36 37,54 14 62

TestBofBHomogeneityBofBVariances Replikasi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,619 6 14 ,214

ANOVAB Replikasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 4187,619 6 697,937 1832,083 ,000 Within Groups 5,333 14 ,381

Total 4192,952 20


(19)

80

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Rep

95% Confidence Interval (I) Dosis (J) Dosis

Mean Difference

(I J)

Std.

Error Sig. Lower Bound Bound Upper doxo15 46,333(*) ,504 ,000 44,61 48,05 dosis

0,0078125 25,333(*) ,504 ,000 23,61 27,05 dosis

0,015625 27,667(*) ,504 ,000 25,95 29,39 dosis

0,03125 32,333(*) ,504 ,000 30,61 34,05 dosis

0,0625 36,000(*) ,504 ,000 34,28 37,72 Kontrol ( )

dosis 0,125 42,667(*) ,504 ,000 40,95 44,39 doxo15 Kontrol ( ) 46,333(*) ,504 ,000 48,05 44,61

dosis

0,0078125 21,000(*) ,504 ,000 22,72 19,28 dosis

0,015625 18,667(*) ,504 ,000 20,39 16,95 dosis

0,03125 14,000(*) ,504 ,000 15,72 12,28 dosis

0,0625 10,333(*) ,504 ,000 12,05 8,61 dosis 0,125 3,667(*) ,504 ,000 5,39 1,95 dosis

0,0078125

Kontrol ( )

25,333(*) ,504 ,000 27,05 23,61 doxo15 21,000(*) ,504 ,000 19,28 22,72 dosis

0,015625 2,333(*) ,504 ,006 ,61 4,05 dosis

0,03125 7,000(*) ,504 ,000 5,28 8,72 dosis

0,0625 10,667(*) ,504 ,000 8,95 12,39 dosis 0,125 17,333(*) ,504 ,000 15,61 19,05 dosis

0,015625

Kontrol ( )

27,667(*) ,504 ,000 29,39 25,95 doxo15 18,667(*) ,504 ,000 16,95 20,39 dosis

0,0078125 2,333(*) ,504 ,006 4,05 ,61 dosis

0,03125 4,667(*) ,504 ,000 2,95 6,39 dosis

0,0625 8,333(*) ,504 ,000 6,61 10,05 dosis 0,125 15,000(*) ,504 ,000 13,28 16,72 dosis

0,03125

Kontrol ( )

32,333(*) ,504 ,000 34,05 30,61 doxo15 14,000(*) ,504 ,000 12,28 15,72 Tukey

HSD

dosis


(20)

81

dosis

0,015625 4,667(*) ,504 ,000 6,39 2,95 dosis

0,0625 3,667(*) ,504 ,000 1,95 5,39 dosis 0,125 10,333(*) ,504 ,000 8,61 12,05 dosis

0,0625

Kontrol ( )

36,000(*) ,504 ,000 37,72 34,28 doxo15 10,333(*) ,504 ,000 8,61 12,05 dosis

0,0078125 10,667(*) ,504 ,000 12,39 8,95 dosis

0,015625 8,333(*) ,504 ,000 10,05 6,61 dosis

0,03125 3,667(*) ,504 ,000 5,39 1,95 dosis 0,125 6,667(*) ,504 ,000 4,95 8,39 dosis 0,125 Kontrol ( ) 42,667(*) ,504 ,000 44,39 40,95 doxo15 3,667(*) ,504 ,000 1,95 5,39 dosis

0,0078125 17,333(*) ,504 ,000 19,05 15,61 dosis

0,015625 15,000(*) ,504 ,000 16,72 13,28 dosis

0,03125 10,333(*) ,504 ,000 12,05 8,61 dosis

0,0625 6,667(*) ,504 ,000 8,39 4,95 * The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

Replikasi

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Subset for alpha = .05

Dosis N 1 2 3 4 5 6 7

doxo15 3 14,67 dosis 0,125 3 18,33 dosis 0,0625 3 25,00 dosis 0,03125 3 28,67 dosis 0,015625 3 33,33 dosis 0,0078125 3 35,67 Kontrol ( ) 3 61,00 Tukey HSD(a)


(21)

82 LAMPIRANB4B B PenghitunganBStatistikBBSPSSB12BuntukBUjiBSitotoksisitasBBuahBMerahB pengamatanB72BJamB OnewayB72BJamB Descriptives Replikasi 95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum Kontrol ( ) 3 84,00 1,000 ,577 81,52 86,48 83 85 doxo15 3 2,67 ,577 ,333 1,23 4,10 2 3 dosis

0,0078125 3 34,00 1,732 1,000 29,70 38,30 32 35 dosis

0,015625 3 28,00 ,000 ,000 28,00 28,00 28 28 dosis

0,03125 3 24,67 ,577 ,333 23,23 26,10 24 25 dosis

0,0625 3 20,67 ,577 ,333 19,23 22,10 20 21 dosis 0,125 3 12,33 ,577 ,333 10,90 13,77 12 13 Total 21 29,48 24,837 5,420 18,17 40,78 2 85 B

TestBofBHomogeneityBofBVariancesB Replikasi

Levene Statistic df1 df2 Sig. 4,182 6 14 ,013 B

ANOVAB Replikasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 12326,571 6 2054,429 2696,438 ,000 Within Groups 10,667 14 ,762

Total 12337,238 20

B B B B B B B B B


(22)

83

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Replikasi

95% Confidence Interval (I) Dosis (J) Dosis

Mean Difference (I

J)

Std. Error Sig.

Lower Bound

Upper Bound doxo15 81,333(*) ,713 ,000 78,90 83,77 dosis

0,0078125 50,000(*) ,713 ,000 47,57 52,43 dosis

0,015625 56,000(*) ,713 ,000 53,57 58,43 dosis

0,03125 59,333(*) ,713 ,000 56,90 61,77 dosis

0,0625 63,333(*) ,713 ,000 60,90 65,77 Kontrol ( )

dosis 0,125 71,667(*) ,713 ,000 69,23 74,10 doxo15 Kontrol ( ) 81,333(*) ,713 ,000 83,77 78,90

dosis

0,0078125 31,333(*) ,713 ,000 33,77 28,90 dosis

0,015625 25,333(*) ,713 ,000 27,77 22,90 dosis

0,03125 22,000(*) ,713 ,000 24,43 19,57 dosis

0,0625 18,000(*) ,713 ,000 20,43 15,57 dosis 0,125 9,667(*) ,713 ,000 12,10 7,23 dosis

0,0078125

Kontrol ( )

50,000(*) ,713 ,000 52,43 47,57 doxo15 31,333(*) ,713 ,000 28,90 33,77 dosis

0,015625 6,000(*) ,713 ,000 3,57 8,43 dosis

0,03125 9,333(*) ,713 ,000 6,90 11,77 dosis

0,0625 13,333(*) ,713 ,000 10,90 15,77 dosis 0,125 21,667(*) ,713 ,000 19,23 24,10 dosis

0,015625

Kontrol ( )

56,000(*) ,713 ,000 58,43 53,57 doxo15 25,333(*) ,713 ,000 22,90 27,77 dosis

0,0078125 6,000(*) ,713 ,000 8,43 3,57 dosis

0,03125 3,333(*) ,713 ,005 ,90 5,77 dosis

0,0625 7,333(*) ,713 ,000 4,90 9,77 dosis 0,125 15,667(*) ,713 ,000 13,23 18,10 dosis

0,03125

Kontrol ( )

59,333(*) ,713 ,000 61,77 56,90 doxo15 22,000(*) ,713 ,000 19,57 24,43 Tukey

HSD

dosis


(23)

84

dosis

0,015625 3,333(*) ,713 ,005 5,77 ,90 dosis

0,0625 4,000(*) ,713 ,001 1,57 6,43 dosis 0,125 12,333(*) ,713 ,000 9,90 14,77 dosis

0,0625

Kontrol ( )

63,333(*) ,713 ,000 65,77 60,90 doxo15 18,000(*) ,713 ,000 15,57 20,43 dosis

0,0078125 13,333(*) ,713 ,000 15,77 10,90 dosis

0,015625 7,333(*) ,713 ,000 9,77 4,90 dosis

0,03125 4,000(*) ,713 ,001 6,43 1,57 dosis 0,125 8,333(*) ,713 ,000 5,90 10,77 dosis 0,125 Kontrol ( ) 71,667(*) ,713 ,000 74,10 69,23 doxo15 9,667(*) ,713 ,000 7,23 12,10 dosis

0,0078125 21,667(*) ,713 ,000 24,10 19,23 dosis

0,015625 15,667(*) ,713 ,000 18,10 13,23 dosis

0,03125 12,333(*) ,713 ,000 14,77 9,90 dosis

0,0625 8,333(*) ,713 ,000 10,77 5,90 * The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

Replikasi

Dosis N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 7

Tukey HSD(a) doxo15 3 2,67 dosis 0,125 3 12,33 dosis 0,0625 3 20,67 dosis 0,03125 3 24,67 dosis 0,015625 3 28,00 dosis 0,0078125 3 34,00 Kontrol ( ) 3 84,00 Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


(24)

85

LAMPIRAN 5

Foto Peralatan Kultur Sel didalam Inkubator CO2

Foto Laminar Air Flow


(25)

1

BABBIB PENDAHULUANB

B 1.1BBLatarBBelakangBB

Neoplasma secara harafiah berarti pertumbuhan baru, adalah massa abnormal dari sel sel yang mengalami proliferasi. Sel neoplastik adalah otonom dalam arti tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan hospes dan fungsi yang sangat tidak bergantung pada pengawasan homeostasis sebagaian besar sel tubuh lainnya.(Abrams, 1995)

Hingga saat ini, karsinoma serviks masih menempati urutan pertama penyakit yang paling banyak menyerang wanita di Indonesia. Sementara didunia, penderita karsinoma ini terbanyak kedua setelah karsinoma payudara.

Banyak kasus baru yang ditemukan setiap tahunnya dan hampir 80 % terjadi di negara berkembang. Dari data 13 pusat patologi di Indonesia menunjukkan persentase karsinoma serviks, angka kejadiannya mencapai 28,7 %. Data Departemen Kesehatan menyebutkan di Indonesia terdapat 90 – 100 kasus karsinoma serviks per 100.000 penduduk. Setiap tahunnya terjadi 200.000 kasus karsinoma serviks di Indonesia. Sebagian besar kasus terdiagnosis pada stadium invasif lanjut bahkan terminal dengan keadaan umum dan sosial ekonomi relatif rendah dan disertai oleh berbagai penyulit. (Bestantia Indraswati, 2005)

Selama ini cara yang banyak ditempuh oleh para penderita adalah dengan pengobatan medis. Pengobatan medis tersebut antara lain dengan operasi, radioterapi, kemoterapi, hormonal terapi, dan immunoterapi. Pada penggunaan pengobatan medis ternyata masih banyak kekurangannya, belum memberikan hasil yang memuaskan, dan umumnya harganya mahal. Oleh sebab itu dicari tanaman tanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati kanker.

Secara empiris tanaman telah lama digunakan oleh nenek moyang sebagai obat. Pada prinsipnya tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan kanker berfungsi menghambat pertumbuhan kanker, menghancurkan kanker, dan memperbaiki fungsi organ vital yang rusak oleh kanker. Namun penggunaan


(26)

2

tanaman sebagai salah satu alternatif pencegah dan penyembuh kanker masih membutuhkan penelitian lebih lanjut oleh para ahli. (Lina Mardiana, 2004)

Akhir akhir ini banyak diberitakan mengenai khasiat dari Buah Merah ( ) yang ditemukan di dataran tinggi Papua. Menurut I Made Budi (2005) Buah Merah terbukti dapat mengobati berbagai penyakit, seperti kanker, jantung koroner, , diabetes bahkan dapat meningkatkan sistem imun pada penderita HIV/AIDS (I Made Budi, 2005)

Mengenai efek suatu bahan sangat erat kaitannya dengan senyawa kimia yang terkandung dalam bahan tersebut. Buah Merah mempunyai kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi, seperti tokoferol, β karoten, Vitamin C. Selain itu terdapat kandungan kimia lain seperti asam lemak tak jenuh, Vitamin B1 dan beberapa mineral. Kandungan tokoferol dan β karoten dapat berperan mematikan sel kanker, dengan menetralkan radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh. Selain sebagai antioksidan, tokoferol dan β karoten dapat berfungsi sebagai anti HIV, immunostimulant, antiradang, antiparasit, antihepatotoksik, antihiperlipidemia. (I Made Budi, 2005).

Karena alasan tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian (kultur sel) yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek toksik ekstrak Buah Merah terhadap sel sel karsinoma serviks (sel HeLa).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pemberian ekstrak Buah Merah bersifat toksik terhadap sel karsinoma serviks dalam kultur sel HeLa?

2. Berapa kadar toksik pemberian ekstrak Buah Merah pada kultur sel HeLa? 3. Bagaimana pengaruh lama inkubasi terhadap pertumbuhan sel HeLa pada


(27)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui apakah Buah Merah efektif dalam mematikan sel kanker

Tujuan penelitian adalah

i. Untuk mengetahui adanya efek sitotoksik Buah Merah terhadap sel HeLa

ii. Untuk mengetahui nilai ambang toksik Buah Merah terhadap kultur sel HeLa

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk mengoptimalkan penggunaan Buah Merah terhadap penderita karsinoma serviks dan melihat pengaruh zat zat aktif yang terkandung dalam Buah Merah pada berbagai tingkat dosis. Hal ini memungkinkan pada tingkat dosis tertentu, Buah Merah dapat sangat potensial untuk membunuh sel karsinoma atau sebaliknya.

Dalam penelitian ini, akan diuji apakah zat tersebut dapat mematikan sel karsinoma. Penetapan kadar toksik ini diharapkan berguna sebagai pertimbangan dalam mengkonsumsi Buah Merah.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Buah Merah mempunyai kandungan kimia berupa zat antioksidan yang cukup tinggi. Zat antioksidan yang terkandung didalam Buah Merah antara lain: karotenoid (12.000 ppm), tokoferol (11.000 ppm), betakaroten (700 ppm). Betakaroten mampu meningkatkan kekebalan tubuh karena interaksi vitamin A dengan protein (asam amino) yang berperan dalam pembentukan antibodi. Selain itu betakaroten juga dapat merangsang sel sel T helpers dan limfosit sehingga


(28)

4

dapat melawan sel sel kanker dan mengendalikan radikal bebas. (Trubus, 2005) Dalam penelitian terhadap karsinoma serviks, kultur sel (secara ) dipilih atas pertimbangan segi keefektivitasan dalam klarifikasi suatu efek obat terhadap penyakit tertentu. Penelitian terhadap kultur sel bersifat spesifik terhadap sel tertentu pada cawan petri.

Uji sitotoksisitas adalah suatu uji untuk mengetahui efek toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk memperoleh data pada dosis takaran yang khas dari zat uji. Data yang diperoleh dapat memberikan informasi mengenai derajat bahayanya bila terjadi pemaparan pada manusia, sehingga dapat ditentukan mengenai penggunaanya demi keamanan manusia.

Dengan adanya zat antioksidan yang berkadar tinggi, maka Buah Merah diharapkan dapat berefek toksik terhadap sel karsinoma.

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak Buah Merah berefek toksik terhadap kultur sel HeLa

1.6 Metodelogi

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium sungguhan, dengan desain RAL (Rancang Acak Lengkap). Uji sitotoksisitas ini dinilai dengan melihat dua aspek; yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Secara kualitatif, pertumbuhan sel dinilai berdasarkan hasil pengambilan gambar terhadap koloni sel HeLa pada medium. Sedangkan secara

kuantitatif, diadakan studi statistik analitik terhadap / LC

50 (kadar ekstrak Buah Merah yang dapat menyebabkan kematian sel HeLa sebanyak 50%). Selain itu, dilakukan perbandingan jumlah rata rata sel HeLa


(29)

5

, dengan tingkat kepercayaan 95% dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila nilai p < 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Desember 2005, dan bertempat di Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gadjah Mada, Laboratorium Farmasi ITB.


(30)

70

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1BBKesimpulanB

1. Ekstrak Buah Merah dapat bersifat toksik terhadap sel karsinoma serviks dalam kultur sel HeLa

2. Kadar toksik Buah Merah yang menyebabkan 50 % kematian (LC 50) sel HeLa pada kultur yang diinkubasi 24 jam sebesar 0,1316 g/ml; pada inkubasi 48 jam sebesar 0,0238 g/ml dan pada inkubasi 72 jam sebesar kurang dari 0,0078125 g/ml.

3. Semakin lama waktu inkubasi maka semakin besar kematian sel Hela pada kultur yang diberi Buah Merah

5.2BBSaranB

1. Perlu penelitian i pada hewan percobaan untuk melihat efek terapi. 2. Perlu dicari isolat dari senyawa aktif terduga yang diujikan pada hewan

hewan percobaan penderita kanker.

3. Perlu dilakukan uji klinis pada penderita karsinoma serviks sebagai pengobatan alternatif.


(31)

71

DAFTAR PUSTAKA

Abrams G.D. 1995. Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi dan Diferensiasi Sel

(terj) dalam: Price S.A., Wilson L.M., editor: 9 3 3

! . Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 114 120

Acton R.T., Barstad P.A., Zwerner, R.K. 1979. Propagation and Scaling Up of

Suspension Cultures in: William B.J., editors: & : % . 58th

ed. London: Academic Press, Inc. p. 211 221

Bestantia Indraswati. 2005. Kanker Leher Rahim, Pembunuh No.1 Para Wanita

di Indonesia dalam: * . No.6 / Vol.3. Jakarta: PT Mitra Media Prima. h.

15 17

Bosman F.T. 1999. Aspek Aspek Fundamnetal Kanker (terj) dalam: Arjono,

editor: . Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. h.

2,7

Cox JT Epidemiology of cervical intraepitelial neoplasm. 1995. The role of

Human Papillomavirus. , (9): 1 37

C Sixty Inc. 2004. ; ( . http://www.csixty.com/antioxidant.

html/DFree%2BRadical%26start. 22 Desember 2005 Frappart L., Fontaniere B., Sankaranarayanan R. 2005.

; < . http://screening.iarc.fr/atlashisto_detail.

php=E1a. 15 Desember 2005

Freshney, R.I. 2000. Biology of Cultured Cells in: 9

& , + - . 4th ed. Canada: Wiley Liss, Inc. p. 9 16, 89

101, 149 157, 177 181, 309 328, 352

Ham R.G., McKeehan W.L. 1979. Media and Growth Requirements in: William

B.J., editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press,

Inc. p. 44 54

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. + , . Edisi 1.

Jakarta: Penebar Swadaya. h. 9 21

Icom H.C., Wigdahl B., Howlet M.K. 1996. Moleculer Pathology of Human

Oncogenic Virus in: * . 2nd ed. New York: Lippincott Raven. p. 356


(32)

72

I Made Budi. 2005. * , & . Jakarta: Penebar Swadaya. h.

17 23

Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A. 1996. Virus Tumor dan Onkogen (terj) dalam: Brooks G.F., Butel J.S., Ornston L.N., editor: &

3 . Jakarta: EGC. h. 567 571,583 585

Jose A. Montero J. A., Larkin J.A., Toney J. 1999. :; ;

7 4 .

http://www.medscape.com/viewarticle/408860. 22 Desember 2005

Kaur H., Silverman P. M., Iyer R. B. 2002. 4 / * / *

# http://catalog.nucleusinc.com/imagescooked/4065W. jpg. 22 Desember 2005

King R.J.B. 2000. Natural History: The Life of a Cancer , . 2nd

ed. England: Longman Imprint. p. 16 20, 148 151

La Terra et al. 2005. + 4 $

!& .

http://www.jcb.org /cgi /content /full/168/5/713. 25 Oktober 2005 Lina Mardiana. 2004. 3

+ . Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h.5 6,18 20

McLimans W.F. 1979. Mass Culture of Mammalian Cells in: William B.J.,

editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p.

194 202

Munoz N., Bosch X.F. 1997. Cervical Cancer and Human Papilomavirus

Epidemiologic Evidence and Prespektif For# * (4): 274 82

Perlman D. 1979. Use of Antibiotics in Cell Culture Media in: William B.J.,

editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p.

110 116

Pfister H. 1996. The Role of Human Papillomavirus in Anogenital Cancer in:

Lorincz T., Reid R., editor: $

9 = '. America: W. B Saunders Company. p. 579 590

Piehl E.J. 1995. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita (terj) dalam: Price S.A.,

Wilson L.M., editor: 9 3 3 ! .

Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 1137 1138

Retnowardani A. 1996. Peran pemeriksaan DNA HPV dalam uji saring kanker


(33)

73

Robbins S.L., Kumar V. 1995. Neoplasia (terj.) dalam: Jonathan Oswari, editor: Buku Ajar Patologi II Robbins dan Kumar. Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 226 227

Robbins S.L., et al. 2005. Cellular Adaptations, Cell Injury, and Cell Death in: Kumar V., Abbas A.K., Fausto N, editors: 7

, 4 . 7th ed. China: Elsevier Inc. p. 16 18, 302 303, 324 325 Schneider A., Zahm D. M. 1996. New Adjunctive Methods for Cervical Cancer

Screening in: Lorincz T., Reid R., editor:

$ 9 = '. America: W. B Saunders Company. p. 657 670

Schiffman MH. 1995. HPV Infection Causes Most Cervical Neoplasia: What

Next for The Clinician. : 24 40

Sigma Aldrich Co. 2004. 7 &' & . http:/www.sigmaaldrich.com/ Area_of_Interest/Life_Science/Cell_Culture/Product_Lines/Classic_Media_S alts/RPMI_Media.html. 11 Agustus 2004

Siswono. 2005. , & + * 3 . http://

www.gizi.net/cgi bin/berita/fullnews.cgi?newsid1112590748,25695 4 April 2005

Sjahrul Sjamsuddin. 1988. Natural History & Detection of Cervical Intraepithelial Neoplasia in: Arjatmo Tjokronegoro et al, editor:

6 . Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 807 816

Syamsuddin S, Kampono P, Aziz MF. 1985. & 3 6 3

> . Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI. h. 15 28

Trimbos J.B., Fleuren G.J. 1999. Tumor Alat Kelamin Wanita (terj) dalam: Arjono, editor: . Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. H. 493 498, 502, 505 507

Trubus. 2005. , & , : ' . Jakarta:

Penebar Swadaya. h. 14 20

Watson J.D. 1977. The Control of Cell Proliferation in: & , ) . 3rd ed. United States: Benjamin, Inc. p. 547 562

Wright T.C., Richard R.M. 1995. Patogenesis and Diagnosis of Pre Invasif Lesion of the Lower Genital Tract in: Hoskin W.J., Perez C.A., Young R.C.,

editors: ) . Philadelphia: Lippincott. p.


(1)

dapat melawan sel sel kanker dan mengendalikan radikal bebas. (Trubus, 2005) Dalam penelitian terhadap karsinoma serviks, kultur sel (secara ) dipilih atas pertimbangan segi keefektivitasan dalam klarifikasi suatu efek obat terhadap penyakit tertentu. Penelitian terhadap kultur sel bersifat spesifik terhadap sel tertentu pada cawan petri.

Uji sitotoksisitas adalah suatu uji untuk mengetahui efek toksik suatu zat pada sistem biologi dan untuk memperoleh data pada dosis takaran yang khas dari zat uji. Data yang diperoleh dapat memberikan informasi mengenai derajat bahayanya bila terjadi pemaparan pada manusia, sehingga dapat ditentukan mengenai penggunaanya demi keamanan manusia.

Dengan adanya zat antioksidan yang berkadar tinggi, maka Buah Merah diharapkan dapat berefek toksik terhadap sel karsinoma.

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak Buah Merah berefek toksik terhadap kultur sel HeLa

1.6 Metodelogi

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium sungguhan, dengan desain RAL (Rancang Acak Lengkap). Uji sitotoksisitas ini dinilai dengan melihat dua aspek; yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Secara kualitatif, pertumbuhan sel dinilai berdasarkan hasil pengambilan gambar terhadap koloni sel HeLa pada medium. Sedangkan secara kuantitatif, diadakan studi statistik analitik terhadap / LC 50 (kadar ekstrak Buah Merah yang dapat menyebabkan kematian sel HeLa sebanyak 50%). Selain itu, dilakukan perbandingan jumlah rata rata sel HeLa yang hidup antar kelompok uji menggunakan dan


(2)

, dengan tingkat kepercayaan 95% dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila nilai p < 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Desember 2005, dan bertempat di Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gadjah Mada, Laboratorium Farmasi ITB.


(3)

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1BBKesimpulanB

1. Ekstrak Buah Merah dapat bersifat toksik terhadap sel karsinoma serviks dalam kultur sel HeLa

2. Kadar toksik Buah Merah yang menyebabkan 50 % kematian (LC 50) sel HeLa pada kultur yang diinkubasi 24 jam sebesar 0,1316 g/ml; pada inkubasi 48 jam sebesar 0,0238 g/ml dan pada inkubasi 72 jam sebesar kurang dari 0,0078125 g/ml.

3. Semakin lama waktu inkubasi maka semakin besar kematian sel Hela pada kultur yang diberi Buah Merah

5.2BBSaranB

1. Perlu penelitian i pada hewan percobaan untuk melihat efek terapi. 2. Perlu dicari isolat dari senyawa aktif terduga yang diujikan pada hewan

hewan percobaan penderita kanker.

3. Perlu dilakukan uji klinis pada penderita karsinoma serviks sebagai pengobatan alternatif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams G.D. 1995. Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi dan Diferensiasi Sel (terj) dalam: Price S.A., Wilson L.M., editor: 9 3 3

! . Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 114 120

Acton R.T., Barstad P.A., Zwerner, R.K. 1979. Propagation and Scaling Up of Suspension Cultures in: William B.J., editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p. 211 221

Bestantia Indraswati. 2005. Kanker Leher Rahim, Pembunuh No.1 Para Wanita di Indonesia dalam: * . No.6 / Vol.3. Jakarta: PT Mitra Media Prima. h. 15 17

Bosman F.T. 1999. Aspek Aspek Fundamnetal Kanker (terj) dalam: Arjono, editor: . Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. h. 2,7

Cox JT Epidemiology of cervical intraepitelial neoplasm. 1995. The role of

Human Papillomavirus. , (9): 1 37

C Sixty Inc. 2004. ; ( . http://www.csixty.com/antioxidant. html/DFree%2BRadical%26start. 22 Desember 2005

Frappart L., Fontaniere B., Sankaranarayanan R. 2005.

; < . http://screening.iarc.fr/atlashisto_detail. php=E1a. 15 Desember 2005

Freshney, R.I. 2000. Biology of Cultured Cells in: 9

& , + - . 4th ed. Canada: Wiley Liss, Inc. p. 9 16, 89

101, 149 157, 177 181, 309 328, 352

Ham R.G., McKeehan W.L. 1979. Media and Growth Requirements in: William B.J., editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p. 44 54

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. + , . Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 9 21

Icom H.C., Wigdahl B., Howlet M.K. 1996. Moleculer Pathology of Human Oncogenic Virus in: * . 2nd ed. New York: Lippincott Raven. p. 356 362


(5)

I Made Budi. 2005. * , & . Jakarta: Penebar Swadaya. h. 17 23

Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A. 1996. Virus Tumor dan Onkogen (terj) dalam: Brooks G.F., Butel J.S., Ornston L.N., editor: &

3 . Jakarta: EGC. h. 567 571,583 585

Jose A. Montero J. A., Larkin J.A., Toney J. 1999. :; ;

7 4 .

http://www.medscape.com/viewarticle/408860. 22 Desember 2005

Kaur H., Silverman P. M., Iyer R. B. 2002. 4 / * / *

# http://catalog.nucleusinc.com/imagescooked/4065W.

jpg. 22 Desember 2005

King R.J.B. 2000. Natural History: The Life of a Cancer , . 2nd

ed. England: Longman Imprint. p. 16 20, 148 151

La Terra et al. 2005. + 4 $

!& .

http://www.jcb.org /cgi /content /full/168/5/713. 25 Oktober 2005 Lina Mardiana. 2004. 3

+ . Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h.5 6,18 20

McLimans W.F. 1979. Mass Culture of Mammalian Cells in: William B.J.,

editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p.

194 202

Munoz N., Bosch X.F. 1997. Cervical Cancer and Human Papilomavirus

Epidemiologic Evidence and Prespektif For# * (4): 274 82

Perlman D. 1979. Use of Antibiotics in Cell Culture Media in: William B.J.,

editors: & : % . 58th ed. London: Academic Press, Inc. p.

110 116

Pfister H. 1996. The Role of Human Papillomavirus in Anogenital Cancer in:

Lorincz T., Reid R., editor: $

9 = '. America: W. B Saunders Company. p. 579 590

Piehl E.J. 1995. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita (terj) dalam: Price S.A.,

Wilson L.M., editor: 9 3 3 ! .

Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 1137 1138

Retnowardani A. 1996. Peran pemeriksaan DNA HPV dalam uji saring kanker


(6)

Robbins S.L., Kumar V. 1995. Neoplasia (terj.) dalam: Jonathan Oswari, editor: Buku Ajar Patologi II Robbins dan Kumar. Edisi 4. Jakarta: EGC. h. 226 227

Robbins S.L., et al. 2005. Cellular Adaptations, Cell Injury, and Cell Death in: Kumar V., Abbas A.K., Fausto N, editors: 7

, 4 . 7th ed. China: Elsevier Inc. p. 16 18, 302 303, 324 325 Schneider A., Zahm D. M. 1996. New Adjunctive Methods for Cervical Cancer

Screening in: Lorincz T., Reid R., editor:

$ 9 = '. America: W. B Saunders Company. p. 657 670

Schiffman MH. 1995. HPV Infection Causes Most Cervical Neoplasia: What

Next for The Clinician. : 24 40

Sigma Aldrich Co. 2004. 7 &' & . http:/www.sigmaaldrich.com/ Area_of_Interest/Life_Science/Cell_Culture/Product_Lines/Classic_Media_S alts/RPMI_Media.html. 11 Agustus 2004

Siswono. 2005. , & + * 3 . http://

www.gizi.net/cgi bin/berita/fullnews.cgi?newsid1112590748,25695 4 April 2005

Sjahrul Sjamsuddin. 1988. Natural History & Detection of Cervical Intraepithelial Neoplasia in: Arjatmo Tjokronegoro et al, editor:

6 . Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 807 816

Syamsuddin S, Kampono P, Aziz MF. 1985. & 3 6 3

> . Jakarta: Bagian Obstetri Ginekologi FKUI. h. 15 28

Trimbos J.B., Fleuren G.J. 1999. Tumor Alat Kelamin Wanita (terj) dalam: Arjono, editor: . Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. H. 493 498, 502, 505 507

Trubus. 2005. , & , : ' . Jakarta:

Penebar Swadaya. h. 14 20

Watson J.D. 1977. The Control of Cell Proliferation in: & , ) . 3rd ed. United States: Benjamin, Inc. p. 547 562

Wright T.C., Richard R.M. 1995. Patogenesis and Diagnosis of Pre Invasif Lesion of the Lower Genital Tract in: Hoskin W.J., Perez C.A., Young R.C.,

editors: ) . Philadelphia: Lippincott. p.