Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Terhadap Sel Karsinoma Serviks Pada Kultur Sel HeLa.

(1)

iv ABSTRAK

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH

(Pandanus conoideus Lam) TERHADAP SEL KARSINOMA SERVIKS

PADA KULTUR SEL HeLa

Mastarya Romauly, 2008 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr., MKes.

Karsinoma serviks merupakan karsinoma yang paling banyak ditemukan pada wanita Indonesia. Buah Merah merupakan salah satu alternatif pengobatan karsinoma. Tingginya kandungan antioksidan pada Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) diduga memiliki aktifitas antikanker.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas dan kadar toksik 4 fraksi Buah Merah (fraksi I, fraksi II, fraksi IV, fraksi VI) terhadap sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.

Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan berbagai dosis fraksi Buah Merah dan doksorubisin sebagai kontrol positif. Setelah perlakuan, jumlah sel pada kultur sel HeLa yang telah diinkubasi 24 jam dihitung di bawah mikroskop cahaya. Data diolah dengan uji statistik One Way Anova dan Tukey B.

Hasil penelitian menunjukan fraksi Buah Merah yang paling potensial mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa adalah fraksi II dengan dosis 0,05 µl.

Dapat disimpulkan bahwa fraksi Buah Merah berefek toksik terhadap sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.

Kata Kunci : Karsinoma serviks, Buah Merah (Pandanus conoideus Lam), Sel HeLa.


(2)

v ABSTRACT

CYTOTOXICITY TEST OF RED FRUIT FRACTION

(Pandanus conoideus Lam) TOWARDS CERVICAL CANCER CELL IN HeLa CELLS CULTURE

Mastarya Romauly, 2008 Tutor: Hana Ratnawati, dr., MKes.

Cervical cancer is the most common type of cancer in Indonesian women. The high level of antioxidant in Red Fruit has been estimated has anticancer activity.

The aim of this study was to determine the effectiveness and the toxicity rate of 4 Red Fruit fractions (fraction I, fraction II, fraction IV, and fraction VI) towards cervical cancer cell in HeLa cells culture.

The experiment was done with various concentrations of Red Fruit fractions and doxorubicin as positive control. After 24 hours cell incubation, culture of HeLa cells was count under light microscope. Data were analyzed using Anova Test and Tukey B.

The result shows that second fraction of Red Fruit has the most potentially dose (0,05 µl) to inhibit the growth of HeLa cells.

It might be concluded that fraction of Red Fruit has cytotoxic activity towards cervical cancer cell in HeLa cells culture.

Key Words : Cervical cancer, Red Fruit (Pandanus conoideus Lam), HeLa cells culture


(3)

(4)

(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL DALAM ………i

LEMBAR PERSETUJUAN ………...ii

SURAT PERNYATAAN ………..iii

ABSTRAK ……….iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR GRAFIK ...xiv

DAFTAR DIAGRAM ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Identifikasi Masalah ...2

1.3. Maksud dan Tujuan ...2

1.4. Manfaat Penelitian ...2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran ...3

1.5.2. Hipotesis ...5

1.6. Metodologi ...5


(6)

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Insidensi dan Epidemiologi Karsinoma Serviks ...7

2.1.1. Faktor Resiko ...8

2.1.2. Etiologi ...9

2.1.2.1.Human Papilloma Virus (HPV) dengan Karsinoma Serviks ………...10

2.1.2.2.Herpes Simpleks Virus dengan Karsinoma Serviks ...11

2.1.3. Gambaran Klinik dan Diagnosa Karsinoma Serviks ...12

2.1.4. Patogenesis Karsinoma Serviks ...13

2.1.4.1.Klasifikasi NIS (Neoplasia Intraepitel Serviks) untuk Karsinoman Serviks ...14

2.1.4.2.Klasifikasi FIGO untuk Karsinoma Serviks ...14

2.1.5. Terapi Karsinoma Serviks ...……….….15

2.1.6. Prognosis Karsinoma Serviks ……….…16

2.1.7. Vaksin Karsinoma Serviks ……….……16

2.2. Buah Merah ……….…...17

2.2.1. Morfologi Buah Merah ………..….18

2.2.2. Kandungan Kimia Buah Merah ………..…19

2.2.3. Kandungan Antioksidan Buah Merah ………...21

2.3. Fraksi Buah Merah ………..23

2.3.1 Kromatografi Cair Vakum (KCV) ………....…...24

2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ………... .24

2.4. Antioksidan ………..……...25

2.5. Radikal Bebas ………...……26

2.6. Kultur Sel ………..……..29

2.7. Cell Line (Lini sel) ………...……..…….30

2.8. Sel HeLa ………...…………..……30


(7)

x

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan ………..33

3.2. Pemilihan Tanaman ……….…...34

3.3. Persiapan Penelitian ...34

3.3.1. Sterilisasi Alat ...34

3.3.2. Pembuatan Medium RPMI 1640 ...34

3.3.3. Pembuatan Medium Pertumbuhan ...35

3.3.4. Preparasi Sel HeLa (24 jam sebelum perlakuan) ...35

3.4. Metode Penelitian ...36

3.4.1. Desain Penelitian ...36

3.4.2. Variabel Penelitian ...36

3.4.3. Cara Kerja ...37

3.4.3.1.Perlakuan Percobaan ...37

3.4.3.2.Perlakuan dengan Doksorubisin ...39

3.4.3.3.Cara Perhitungan Sel ...40

3.5. Analisis Data ...40

3.5.1. Hipotesis Statistik ...41

3.5.2. Kriteria Uji ...41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Sitotoksisitas Berbagai Dosis antar Fraksi Buah Merah ...42

4.2. Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah ...49

4.3. Uji Hipotesis ...53

4.4. Kesimpulan ...54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...55

5.2. Saran ...55


(8)

xi

LAMPIRAN 1 ...59

LAMPIRAN 2 ...61

LAMPIRAN 3 ...63

LAMPIRAN 4 ...65

LAMPIRAN 5 ...67

LAMPIRAN 6 ...69

LAMPIRAN 7 ...71


(9)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Karoten ………..20

Tabel 2.2 Kandungan Tokoferol ………...20

Tabel 2.3 KandunganSenyawa Aktif dalam Sari Buah Merah ...20

Tabel 2.4 Komposisi Gizi per 100 gram Buah Merah ...21

Tabel 4.1 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 1 µl ...42

Tabel 4.2 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 1 µl ...43

Tabel 4.3 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,5 µl ...43

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,5 µl...44

Tabel 4.5 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,25µl ...45

Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,25 µl ...45

Tabel 4.7 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,125 µl ...46

Tabel 4.8 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel HeLa antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,125 µl ...47

Tabel 4.9 Uji ANOVA fraksi Buah Merah dosis 0,0625 µl ...47

Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey Persentase Kematian Sel Hela antar Kelompok Perlakuan Pada Dosis 0,0625 µl...….48

Tabel 4.11 Aktivitas Sitotoksik Fraksi I Buah Merah terhadap Sel HeLa ...49

Tabel 4.12 Aktivitas Sitotoksik Fraksi II Buah Merah terhadap Sel HeLa ...50

Tabel 4.13 Aktivitas Sitotoksik Fraksi IV Buah Merah terhadap Sel HeLa...50

Tabel 4.14 Aktivitas Sitotoksik Fraksi IV Buah Merah terhadap Sel HeLa...51


(10)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Mekanisme oksidasi lipid dan netralisasi oleh enzim antioksidan ..4 Gambar 2.1 Hubungan Virus HPV dengan Karsinoma Serviks ..………...11 Gambar 2.2 Patologi Karsinoma Serviks ...13 Gambar 2.3 Buah Merah (Pandanus copoideus Lam) ...17


(11)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Perbandingan Antar Dosis Fraksi Buah Merah …….………. 49 Grafik 4.2 Perbandingan IC 50 dari Kelompok Perlakuan ………... 53


(12)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 2.1 Persentase Karsinoma Payudara dan Karsinoma Serviks di dunia…8


(13)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Sel ……….……….59 Lampiran 2. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 1µl ...61 Lampiran 3. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,5µl ...63 Lampiran 4. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,25 µl ...65 Lampiran 5. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,125 µl ...67 Lampiran 6. Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,0625 µl ...69 Lampiran 7. Foto sel HeLa ...71


(14)

59

LAMPIRAN 1

Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Hasil penghitungan sel dimasukkan dalam rumus di bawah ini : Jumlah sel dalam 1 ml = n : 10 x 106

4 Perlakuan mengunakan fraksi : Jumlah sel hitung (n) = 90

Maka jumlah sel dalam 1 ml = 2.250.000 Jumlah sel dalam 100 µl = 225.000

Perlakuan menggunakan doksorubisin: Jumlah sel hitung (n) = 172

Maka jumlah sel dalam 1 ml = 4.300.000 Jumlah sel dalam 100 µl = 430.000

Penghitungan Kebutuhan Pemberian Jumlah Sel dalam Sumuran

Dalam percobaan diperlukan 1 plate (96 well) :

Dosis tiap fraksi = 8 dosis, 3 replikasi 8 x 3 = 24 Fraksi yang digunakan = 4 fraksi 24 x 4 = 96 well

Dalam 1 well diperlukan 2 x 104 sel (Freshney)


(15)

60

Jika dalam 100 µl terdapat 225.000 sel, maka untuk mengambil 1.920.000 sel diperlukan 85,33 µl 100 µl

Sehingga untuk mengisi 96 well diambil sebanyak 100 µl dari flask yang berisi sel HeLa dalam larutan RPMI menggunakan mikropipet.

Sedangkan untuk doksorubisin diperlukan :

Dosis doksorubisin = 8 dosis, 3 replikasi 24 well

Dalam 1 well diperlukan 2 x 104 sel (Freshney)

Maka jumlah sel yang diperlukan dalam 24 well = 480.000

Jika dalam 100 µl terdapat 430.000 sel, maka untuk mengambil 480.000 sel diperlukan kira-kira 100 µl

Sehingga untuk mengisi 24 well diambil sebanyak 100 µl dari flask yang berisi sel HeLa dalam larutan RPMI menggunakan mikropipet.

Penghitungan Jumlah Sel Hidup

Sel Hidup = sel hidup x 10 x 200 4


(16)

61

LAMPIRAN 2

Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 1 µl

Oneway

Descriptives

Persentase Sel HeLa yang Mati

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum

Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Kontrol (+) 3 91.00 1.44 .83 87.40 94.59 89.33 91.89

Fraksi I 3 47.38 .87 .50 45.21 49.55 46.37 47.88

Fraksi II 3 100.00 .00 .00 100.00 100.00 100.00 100.00

Fraksi IV 3 97.62 .83 .48 95.54 99.70 97.10 98.59

Fraksi VI 3 50.21 2.95 1.70 42.86 57.55 47.82 53.52

Total 18 64.37 36.92 8.70 46.00 82.73 .00 100.00

Model Fixed effects 1.43 .33 63.63 65.10

Random

Eeffects 16.03 23.14 105.59

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Sel HeLa yang Mati

Levene statistic df1 df2 Sig. 6.589 5 12 .004


(17)

62

ANOVA

Persentase Sel HeLa yang Mati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 23151.272 5 4630.254 2259.582 .000

Within Groups 24.590 12 2.049

Total 23175.862 17

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B

Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah

Merah Pada Dosis 1ul N 1 2 3 4

Kontrol (-) 3 .000

Fraksi I 3 47.383

Fraksi VI 3 50.214

Kontrol (+) 3 91.002

Fraksi IV 3 97.625

Fraksi II 3 100.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.


(18)

63

LAMPIRAN 3

Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,5 µl

Oneway

Descriptives

Persentase Sel HeLa yang Mati

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum maximum

Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Kontrol (+) 3 86.94 1.40 .80 83.46 90.42 85.33 87.83

Fraksi I 3 40.74 1.56 .90 36.85 44.62 39.13 42.25

Fraksi II 3 100.00 .00 .00 100.00 100.00 100.00 100.00

Fraksi IV 3 89.10 .64 .37 87.49 90.71 88.73 89.85

Fraksi VI 3 46.44 .05 .03 46.29 46.59 46.37 46.47

Total 18 60.54 35.96 8.47 42.65 78.42 .00 100.00

Model Fixed Effects .89 .21 60.07 61.00

Random

Effects 15.62 20.36 100.71

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Sel HeLa yang Mati

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(19)

64

ANOVA

Persentase Sel HeLa yang Mati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 21978.550 5 4395.710 5459.549 .000

Within Groups 9.662 12 .805

Total 21988.212 17

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B

Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah

Merah Pada Dosis 0.5ul N 1 2 3 4 5 6

Kontrol (-) 3 .000

Fraksi I 3 40.743

Fraksi VI 3 46.444

Kontrol (+) 3 86.947

Fraksi IV 3 89.106

Fraksi II 3 100.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.


(20)

65

LAMPIRAN 4

Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,25 µl

Oneway

Descriptives

Persentase Sel HeLa yang Mati

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum

Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Kontrol (+) 3 81.54 1.34 .77 78.21 84.87 80.00 82.43

Fraksi I 3 34.11 .97 .56 31.68 36.54 33.33 35.21

Fraksi II 3 85.29 1.07 .61 82.62 87.96 84.05 85.91

Fraksi IV 3 81.99 .53 .30 80.67 83.31 81.69 82.60

Fraksi VI 3 38.38 .92 .53 36.07 40.69 37.68 39.43

Total 18 53.55 32.75 7.72 37.26 69.84 .00 85.91

Model Fixed Effects .91 .21 53.08 54.02

Random

Effects 14.23 16.97 90.13

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Sel HeLa yang Mati

Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.640 5 12 .031


(21)

66

ANOVA

Persentase Sel HeLa yang Mati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 18227.700 5 3645.540 4333.712 .000

Within Groups 10.094 12 .841

Total 18237.794 17

Post Hoc Test

Homogeneous Subsets

Persentase Sel HeLa yang Mati Tukey B

Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah

Merah Pada Dosis 0.25ul N 1 2 3 4 5

Kontrol (-) 3 .000

Fraksi I 3 34.115

Fraksi VI 3 38.381

Kontrol (+) 3 81.541

Fraksi IV 3 81.996

Fraksi II 3 85.296

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.


(22)

67

LAMPIRAN 5

Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,125 µl

Oneway

Descriptives

Persentase Sel HeLa yang Mati

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum

Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Kontrol (+) 3 75.67 1.22 .70 72.63 78.72 74.32 76.71

Fraksi I 3 27.95 .36 .21 27.05 28.86 27.53 28.16

Fraksi II 3 68.71 .51 .29 67.42 70.00 68.11 69.01

Fraksi IV 3 74.88 .41 .23 73.86 75.91 74.64 75.36

Fraksi VI 3 27.95 .36 .21 27.05 28.86 27.53 28.16

Total 18 45.86 29.70 7.00 31.09 60.63 .00 76.71

Model Fixed Effects .60 .14 45.55 46.17

Random

Effects 12.90 12.68 79.04

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Sel HeLa yang Mati

Levene Statistic df1 df2 Sig. 4.424 5 12 .016


(23)

68

ANOVA

Persentase Sel HeLa yang Mati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 14994.331 5 2998.866 8145.610 .000

Within Groups 4.418 12 .368

Total 14998.749 17

Post Hoc Test

Homogeneous Subsets

Persentase Sel HeLa yang Mati

Tukey B

Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah Merah

Pada Dosis 0.125ul N 1 2 3 4

Kontrol (-) 3 .000

Fraksi I 3 27.958

Fraksi VI 3 27.958

Fraksi II 3 68.714

Fraksi IV 3 74.886

Kontrol (+) 3 75.678

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.


(24)

69

LAMPIRAN 6

Perhitungan Statistik SPSS 14 untuk Uji Sitotoksisitas Fraksi Buah Merah pada Perbandingan Dosis 0,0625 µl

Oneway

Descriptives

Persentase Sel HeLa yang Mati

95% Confidence Interval for Mean

N Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper

Bound Minimum Maximum

Kontrol (-) 3 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

Kontrol (+) 3 66.65 1.18 .68 63.70 69.60 65.75 68.00

Fraksi I 3 25.56 2.06 1.19 20.44 30.69 23.18 26.76

Fraksi II 3 60.66 .17 .10 60.22 61.10 60.56 60.86

Fraksi IV 3 65.87 .56 .32 64.46 67.27 65.21 66.19

Fraksi VI 3 18.00 .53 .30 16.68 19.32 17.39 18.30

Total 18 39.46 26.90 6.34 26.08 52.83 .00 68.00

Model Fixed Effects 1.02 .24 38.93 39.98

Random

Effects 11.68 9.41 69.50

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Sel HeLa yang Mati

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(25)

70

ANOVA

Persentase Sel HeLa yang Mati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12291.732 5 2458.346 2343.840 .000

Within Groups 12.586 12 1.049

Total 12304.318 17

Post Hoc Test

Homogeneous Subsets

Persentase Sel HeLa yang Mati

Tukey B

Subset for alpha = .05 Kelompok Fraksi Buah

Merah Pada Dosis 0.0625ul N 1 2 3 4 5

Kontrol (-) 3 .000

Fraksi VI 3 18.003

Fraksi I 3 25.569

Fraksi II 3 60.665

Fraksi IV 3 65.870

Kontrol (+) 3 66.656

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.


(26)

71

LAMPIRAN 7

Foto Kultur Sel HeLa (kontrol negatif)

Foto Kultur Sel HeLa Dosis 1 µl

Fraksi I Fraksi II


(27)

72

Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,5 µl

Fraksi I Fraksi II

Fraksi IV Fraksi VI

Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,25 µl


(28)

73

Fraksi IV Fraksi VI

Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,125 µl

Fraksi I Fraksi II


(29)

74

Foto Kultur Sel HeLa Dosis 0,0625 µl

Fraksi I Fraksi II

Fraksi IV Fraksi VI


(30)

75

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mastarya Romauly

NRP : 0410159

Tempat/tanggal lahir : Serang / 27 Oktober 1986

Alamat : Jl. Sarimanah Raya 16 Sarijadi, Bandung

Riwayat Pendidikan :

SD BPK Penabur , Serang, Banten, lulus tahun 1998

SMP N 1 Serang, Banten, lulus tahun 2001


(31)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang yang mencetuskan perubahan tersebut (Robbins dan Cotran, 2005). Di Indonesia, terdapat 200.000 penduduk yang terdiagnosis mengidap karsinoma, 20% (40.000) dari jumlah tersebut adalah wanita dengan karsinoma serviks. Karsinoma serviks merupakan karsinoma yang paling banyak dan paling umum ditemukan pada wanita Indonesia. Di dunia, kasus karsinoma serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di temukan setelah karsinoma payudara. Diperkirakan terdapat 371.200 kasus karsinoma serviks setiap tahunnya atau 9,8% dari jumlah total wanita yang mengidap karsinoma (Faysal A.Saksouk, 2007).

Sejak dahulu, masyarakat Indonesia telah terbiasa memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Buah Merah merupakan salah satu alternatif pengobatan karsinoma. Tingginya kandungan antioksidan pada Buah Merah diduga memiliki aktivitas antikanker (Abdul Mun’im, 2006).

Buah Merah bergizi tinggi dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Namun, apakah Buah Merah dapat berperan sebagai obat penyakit tertentu masih menjadi tanda tanya karena belum tuntasnya penelitian ilmiah. Sebagian besar kalangan medis masih menggangap Buah Merah hanyalah obat herbal karena khasiatnya cuma berdasarkan pengalaman empiris (Made, 2005).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai fraksi Buah Merah sebagai penghambat karsinoma serviks.


(32)

2

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah pemberian fraksi Buah Merah bersifat toksik terhadap kultur sel karsinoma serviks

2. Fraksi Buah Merah manakah yang paling potensial dalam mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas fraksiBuah Merah terhadap sel karsinoma serviks.apakah Buah Merah efektif dalam mematikan sel karsinoma.

Tujuan dari penelitian ini adalah

i. Untuk mengetahui apakah fraksi Buah Merah efektif dalam mematikan sel karsinoma.

ii. Untuk mengetahui kadar toksik fraksi Buah Merah terhadap kultur sel karsinoma serviks

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk melihat pengaruh zat-zat aktif yang terkandung dalam Buah Merah pada berbagai tingkat dosis, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan Buah Merah untuk pengobatan karsinoma serviks.

Dalam penelitian ini akan diuji apakah zat tersebut dapat mematikan sel karsinoma. Dengan diketahuinya kadar Inhibitor Concetration 50 diharapkan dosis efektif Buah Merah terhadap penderita karsinoma serviks dapat diketahui.


(33)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Buah Merah mempunyai kandungan kimia berupa zat antioksidan yang cukup tinggi. Zat antioksidan yang terkandung di dalam Buah Merah antara lain: karotenoid (12.000 ppm), tokoferol (11.000 ppm), dan betakaroten (700 ppm). Betakaroten mampu meningkatkan kekebalan tubuh karena interaksi vitamin A dengan protein (asam amino) yang berperan dalam pembentukan antibodi. Selain itu betakaroten juga merangsang sel-sel T helpers dan limfosit sehingga dapat melawan sel-sel kanker dan mengendalikan radikal bebas (Made,2005).

Dalam tubuh dari satu molekul betakaroten akan berubah menjadi dua molekul vitamin A. Dari satu molekul betakaroten ternyata dapat menangkap atau membersihkan 1000 radikal bebas yang ada, bahkan menghalangi terbentuknya radikal bebas. Selain itu betakaroten juga bekerja sama dengan tokoferol sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan, kedua senyawa ini berperan mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker (Made, 2005).


(34)

4

Universitas Kristen Maranatha ·**OH

NAD(P)H oksidase xantin-xantin oksidase

L*.

(Radikal lipid )

Fe-O2 kompleks

LH

(asam lemak tak jenuh)

LOO* (radikal peroksil)

O2

LOOH LOH

Glutation peroksidase

Produk-produk sekunder MDA, 4-hidroksinonenol dan senyawa C reaktif

Kerusakan DNA Kanker Penuaan

LH L*. O2

O2·—

H2O2 H2O

katalase SOD

Gbr 1.1 Mekanisme oksidasi lipid dan netralisasi oleh enzim antioksidan

(Shahidi, 1999; Papas, 1999)

Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi

komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak. Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri dari tiga tahap utama yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi.

Pada tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal asam lemak, yaitu suatu senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat hilangnya satu atom hidrogen ( L ). Tahap selanjutnya, yaitu propagasi, radikal asam lemak akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi (LOO *). Radikal peroksi lebih lanjut akan menyerang asam lemak menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam lemak baru (LOOH, LOH).


(35)

5

Universitas Kristen Maranatha Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil. Tanpa adanya antioksidan, reaksi oksidasi lemak akan mengalami terminasi melalui reaksi antar radikal bebas membentuk kompleks bukan radikal seperti kanker. Adanya ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi lemak.

Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera setelah senyawa tersebut terbentuk. Dari berbagai antioksidan yang ada, mekanisme kerja serta kemampuannya sebagai antioksidan sangat bervariasi. Seringkali, kombinasi beberapa jenis antioksidan memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding dengan satu jenis antioksidan saja (Nugroho, 2007). Dalam penelitian terhadap karsinoma serviks, kultur sel (secara in vitro) dipilih atas pertimbangan segi keefektivitasan dalam klarifikasi suatu efek obat terhadap penyakit tertentu. Penelitian terhadap kultur sel bersifat spesifik terhadap sel tertentu dalam Cawan Petri.

Dengan adanya zat antioksidan yang berkadar tinggi, maka Buah Merah diharapkan dapat berefek toksik terhadap sel karsinoma.

1.5.2 Hipotesis

Fraksi Buah Merah berpotensi mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.

1.6 Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode uji farmakologi eksperimental in vitro, dengan desain RAL (Rancang Acak Lengkap). Dilakukan perbandingan jumlah rata-rata sel karsinoma yang mati antar kelompok uji menggunakan One Way Anova dan Post Hoc Test, dengan tingkat kepercayaan 95% yang berarti suatu perbedaan dikatakan bermakna bila nilai p<0,05. Analisis


(36)

6

Universitas Kristen Maranatha data selanjutnya adalah studi statistik analitik terhadap Inhibitor Concentration 50.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, pada bulan Mei hingga Desember 2007.


(37)

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Fraksi Buah Merah berefek toksik terhadap sel karsinoma serviks pada

kultur sel HeLa

2. Fraksi Buah Merah yang paling potensial mematikan sel karsinoma

serviks pada kultur sel HeLa adalah fraksi II dengan dosis 0,05 µl

5.2 Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut :

1. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah terhadap sel normal

2. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah dengan berbagai dosis

3. Uji sitotoksisitas secara in vivo pada hewan coba untuk mengetahui efek


(38)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun‘im, Retnosari Andrajati, Heni Susilowati. 2006. Uji hambatan tumorigenesis sari buah merah (Pandanus conoideus lam.) terhadap tikus puith

betina yang diinduksi 7,12 dimetilbenz(a) antrasen (DMBA). Majalah Ilmu

Kefarmasian Vol. III, No.3: 153-161

Bristow, Robert. E. 2003. Cervical cancer. In: Danforth. D. N., R. James, Scott,

editors. Danforth’s Obstetriecand Gynecology, 9th , Baltimore: Williams &

Wilkins. p. 58

Chemocare. 2005. Chemotherapy drugs.

http://www.chemocare.com/bio/doxorubicin.asp. 11 Nov 2007

Deri Edianto. 2006. Kanker serviks. Aziz. F., Andrijono, Saifuddin. A.B.,

editor. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi 1. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 442-448, 453

Eddy Hartono, H. A. A. Djuanna. 2006. Lesi pra kanker serviks.

http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/prakanker-serviks.htm.

15 nov 2007

Faysal A Saksouk, MD. 2007. Cervix, cancer. http://www.emedicine.com

Freshney R.I., 2000. Cell Lines. In: Cultures of AnimalCells: a Manual of Basic

Technique. 4th . Canada: Wiley-Liss, Inc. p. 177-182, 309-312, 329, 352,

388

Hacker N. F. 2000. Cervical cancer. In: Berek. J. S., Hacker. N. F, editors.

Practical Gynecology Oncology, 3rd, Baltimore: Williams & Wilkins. p.

337-339, 341

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Edisi 1.

Jakarta: Penebar Swadaya. h. 8-13, 16-19

Huh J., Bristow. R., Trimble. C. L. 2002. In: Bankowski. B. J., Hearne. A. E.,

Lambrou. N. C., Fox. H. E., Wallach. E. E, editors. The Johns Hopkins

Manual of Gynecology and Obstetriec, 2nd, Baltimore: Wiliams & Wilkins.


(39)

57

Universitas Kristen Maranatha

Ida Bagus Gde Manuaba. 2006. Konsep pengobatan kanker.

http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/pengobatan-kanker.htm. 15 nov 2007

Khotimah, K. 2004. Uji Sitotoksisitas dan Antiproliferasi Fraksi Petroleum Eter

dan Fraksi Etanol Kulit Batang Kamboja (Plumeria acuminate Ait) Terhadap

Sel HeLa. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Krivak T. C., McBroom. J. W., Elkas. J. C. 2002. In: Berek. J. S, editors.

Novak’s gynecology, 12th, Baltimore: Williams & Wilkins. p. 39

Lina Mardiana. 2004. Kanker pada Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan

Tanaman Obat. Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 1-2, 5, 18-20

M. Farid Aziz. 2001. Masalah pada kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran:

5-8

Nugroho. 2007. Antioksidan.

http://nugroho.wordpress.com/2007/12/03/antioksidan/ 4 januari 08

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas.

http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-22-Mengenal-dan-Menangkal-Radikal-Bebas.shtml. 28 Juni 2007

Robbins S. L., et al. 2005. Cellular adaptation, cell injury, and cell death. In:

Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., editors: Robbins and Cotran Pathologic

Basis of Disease. 7th . China: Elsevier. Inc. p. 16-18, 324.

Rosai J. 2004. Surgical Pathology, 9th, vol 2. St.Louis, Missiouri: Mosby.

R. Sumastuti, Sonlimar. M. 2002. Efek sitotoksik ekstrak buah dan daun

mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] terhadap sel hela .

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/122002/art-3.htm. 12 juli 2007 Siné Bayo et al. 2002. Risk factors of invasive cervical cancer in Mali.

International Journal of Epidemiology: 202-209

Sjahrul Sjamsuddin. 2001. Pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Cermin


(40)

58

Universitas Kristen Maranatha

Trimbos J. B., Fleuren. G. J. 1999. Tumor alat kelamin wanita (terj) dalam:

Arjono, editor. Onkologi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. h. 494-498

Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah. Jakarta:

Penebar Swadaya. h. 5, 17-21, 26-30

Wang, Linda. 2002. Herpes simplex virus-2 may increase risk of cervical cancer. http://www.eurekalert.org/pub_releases/2002-11/jotn-hsv103102.php. 10 nov 2007


(1)

5

Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil. Tanpa adanya antioksidan, reaksi oksidasi lemak akan mengalami terminasi melalui reaksi antar radikal bebas membentuk kompleks bukan radikal seperti kanker. Adanya ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi lemak.

Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera setelah senyawa tersebut terbentuk. Dari berbagai antioksidan yang ada, mekanisme kerja serta kemampuannya sebagai antioksidan sangat bervariasi. Seringkali, kombinasi beberapa jenis antioksidan memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding dengan satu jenis antioksidan saja (Nugroho, 2007). Dalam penelitian terhadap karsinoma serviks, kultur sel (secara in vitro) dipilih atas pertimbangan segi keefektivitasan dalam klarifikasi suatu efek obat terhadap penyakit tertentu. Penelitian terhadap kultur sel bersifat spesifik terhadap sel tertentu dalam Cawan Petri.

Dengan adanya zat antioksidan yang berkadar tinggi, maka Buah Merah diharapkan dapat berefek toksik terhadap sel karsinoma.

1.5.2 Hipotesis

Fraksi Buah Merah berpotensi mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa.

1.6 Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode uji farmakologi eksperimental in vitro, dengan desain RAL (Rancang Acak Lengkap). Dilakukan perbandingan jumlah rata-rata sel karsinoma yang mati antar kelompok uji menggunakan One Way Anova dan Post Hoc Test, dengan tingkat kepercayaan 95% yang berarti suatu perbedaan dikatakan bermakna bila nilai p<0,05. Analisis


(2)

data selanjutnya adalah studi statistik analitik terhadap Inhibitor Concentration 50.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, pada bulan Mei hingga Desember 2007.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Fraksi Buah Merah berefek toksik terhadap sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa

2. Fraksi Buah Merah yang paling potensial mematikan sel karsinoma serviks pada kultur sel HeLa adalah fraksi II dengan dosis 0,05 µl

5.2 Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut :

1. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah terhadap sel normal 2. Uji sitotoksisitas fraksi II Buah Merah dengan berbagai dosis

3. Uji sitotoksisitas secara in vivo pada hewan coba untuk mengetahui efek


(4)

Abdul Mun‘im, Retnosari Andrajati, Heni Susilowati. 2006. Uji hambatan tumorigenesis sari buah merah (Pandanus conoideus lam.) terhadap tikus puith betina yang diinduksi 7,12 dimetilbenz(a) antrasen (DMBA). Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. III, No.3: 153-161

Bristow, Robert. E. 2003. Cervical cancer. In: Danforth. D. N., R. James, Scott, editors. Danforth’s Obstetriec and Gynecology, 9th , Baltimore: Williams & Wilkins. p. 58

Chemocare. 2005. Chemotherapy drugs.

http://www.chemocare.com/bio/doxorubicin.asp. 11 Nov 2007

Deri Edianto. 2006. Kanker serviks. Aziz. F., Andrijono, Saifuddin. A.B., editor. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. 442-448, 453

Eddy Hartono, H. A. A. Djuanna. 2006. Lesi pra kanker serviks.

http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/prakanker-serviks.htm. 15 nov 2007

Faysal A Saksouk, MD. 2007. Cervix, cancer. http://www.emedicine.com

Freshney R.I., 2000. Cell Lines. In: Cultures of Animal Cells: a Manual of Basic Technique. 4th . Canada: Wiley-Liss, Inc. p. 177-182, 309-312, 329, 352, 388

Hacker N. F. 2000. Cervical cancer. In: Berek. J. S., Hacker. N. F, editors. Practical Gynecology Oncology, 3rd, Baltimore: Williams & Wilkins. p. 337-339, 341

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 8-13, 16-19


(5)

57

Ida Bagus Gde Manuaba. 2006. Konsep pengobatan kanker.

http://www.geocities.com/klinikobgin/onkologi/pengobatan-kanker.htm. 15 nov 2007

Khotimah, K. 2004. Uji Sitotoksisitas dan Antiproliferasi Fraksi Petroleum Eter dan Fraksi Etanol Kulit Batang Kamboja (Plumeria acuminate Ait) Terhadap Sel HeLa. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Krivak T. C., McBroom. J. W., Elkas. J. C. 2002. In: Berek. J. S, editors. Novak’s gynecology, 12th, Baltimore: Williams & Wilkins. p. 39

Lina Mardiana. 2004. Kanker pada Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat. Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 1-2, 5, 18-20

M. Farid Aziz. 2001. Masalah pada kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran: 5-8

Nugroho. 2007. Antioksidan.

http://nugroho.wordpress.com/2007/12/03/antioksidan/ 4 januari 08

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas.

http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-22-Mengenal-dan-Menangkal-Radikal-Bebas.shtml. 28 Juni 2007

Robbins S. L., et al. 2005. Cellular adaptation, cell injury, and cell death. In: Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., editors: Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th . China: Elsevier. Inc. p. 16-18, 324.

Rosai J. 2004. Surgical Pathology, 9th, vol 2. St.Louis, Missiouri: Mosby.

R. Sumastuti, Sonlimar. M. 2002. Efek sitotoksik ekstrak buah dan daun mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] terhadap sel hela . http://www.tempo.co.id/medika/arsip/122002/art-3.htm. 12 juli 2007 Siné Bayo et al. 2002. Risk factors of invasive cervical cancer in Mali.

International Journal of Epidemiology: 202-209

Sjahrul Sjamsuddin. 2001. Pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Cermin


(6)

Trimbos J. B., Fleuren. G. J. 1999. Tumor alat kelamin wanita (terj) dalam: Arjono, editor. Onkologi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. h. 494-498

Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 5, 17-21, 26-30

Wang, Linda. 2002. Herpes simplex virus-2 may increase risk of cervical cancer. http://www.eurekalert.org/pub_releases/2002-11/jotn-hsv103102.php. 10 nov 2007