PEMAHAMAN GURU MATA PELAJARAN IPA MTS SE-KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

  

PEMAHAMAN GURU MATA PELAJARAN IPA

MTS SE-KECAMATAN KALINYAMATAN

KABUPATEN JEPARA

TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika

  Oleh:

  

MUCHTAR LUTFI

NIM. 073611023

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

  ii

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muchtar Lutfi Nim : 073611023 Jurusan/Program Studi : Pendidikan Fisika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 30 Nopember 2011 Saya yang menyatakan,

  Muchtar lutfi NIM: 073611023 iii

iv

v

vi

  

ABSTRAK

  Judul : Pemahaman Guru Mata Pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Penulis : Muchtar Lutfi NIM : 073611023

  Skripsi ini membahas pemahaman guru mata pelajaran IPA tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Peneitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian yang dilaksanakan di MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang terdiri dari MTs Nurul Islam, MTs Darul Ulum, MTs Al-Falah, dan MTs Tasywiqul Banat.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi lapangan. Subyek penelitiannya adalah guru IPA (khususnya Fisika) dari keempat MTs tersebut yang diambil melalui purposive sampling. Jumlah responden penelitian ini sebanyak empat orang dari jumlah semua guru sebelas orang. Datanya diperoleh dengan cara pengisian angket dan wawancara terhadap para responden.

  Hasil penelitian yang telah diolah menunjukan bahwa pemahaman yang dialami guru fisika tentang strategi pembelajaran Inkuiri persentasenya sebesar 89, 17% dengan kategori sangat tinggi. Indikator-indikator pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri meliputi indikator pemahaman dalam kegiatan perencanaan pembelajaran diantaranya responden mengetahui pengertian tentang strategi pembelajaran Inkuiri terarah dan responden dapat menyebutkan tujuan dari strategi pembelajaran Inkuiri. Indikator pemahaman dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran diantaranya responden dapat menguraikan langkah- langkah yang harus ditempuh dalam strategi pembelajaran Inkuiri, responden mengetahui peranan guru dalam strategi pembelajaran Inkuiri, dan responden mengetahui apa saja yang menjadi kendala akan keterlaksanaan dalam strategi pembelajaran Inkuiri. Indikator pemahaman dalam kegiatan evaluasi pembelajaran diantaranya responden memahami bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa setelah dilakukannya starategi pembelajaran Inkuiri, dan responden memahami alat yang digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa dalam strategi pembelajaran Inkuiri.

  Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa pemahaman yang dialami guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran Inkuiri dikategorikan sangat tinggi

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk memahami bagaimanakah melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri dengan baik dalam proses mengajar IPA khususnya fisika. vii

KATA PENGANTAR

  ميحرلا نمحرلا للها مسب Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan ke Hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang umat muslim.

  Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1.

  Andi Fadllan M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Ismail, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  2. Bapak dan Ibu dosen fisika tercinta yang selalu memberi senyuman dalam perkuliahan.

  3. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

  4. Kepala MTs Al-Falah Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  5. Kepala MTs Darul Ulum Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  6. Kepala MTs Nurul Islam Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  7. Kepala MTs Tasywiqul Banat Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

  8. Bapak Muflih Akhroni, selaku guru IPA Terpadu MTs Al-Falah Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

  9. Bapak Ali Akrom, selaku guru IPA Terpadu MTs Darul Ulum Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

  10. Bapak Nasekhan, selaku guru IPA Terpadu MTs Nurul Islam Jepara, yang viii 11. Ibu Nur Laili selaku guru IPA Terpadu MTs Tasywiqul Banat Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

  12. Kedua orang tuaku yang selalu bekerja keras dan berdo’a tanpa minta balasan 13.

  Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.

  14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih baik dari bantuan yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  ix

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

  HALAMAN KEASLIAN ....................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................... iv HALAMAN ABSTRAKS ...................................................................................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

  BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah ................................................................................

  1 Rumusan Masalah ............................................................................................

  5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................

  5 BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.

  Kajian Pustaka ..........................................................................

  7 B. Landasan Teori .........................................................................

  9 1. Pengertian dan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran InkuirModel Pembelajaran Guided Inquiry .......................

  9 2. Konsep dasar pembelajaran inkuiri……………………. ...

  11 3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Inkuiri………... ....

  12 4. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri……. ...

  13 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri……………… ....

  15 6. Peran guru dalam pembelajaran Inkuiri……………….. ...

  18

  x 8. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran

  Inkuri 21 ……………………………………………………... ..

  BAB III: METODE PENELITIAN A.

  23 Jenis Penelitian .........................................................................

  B.

  23 Tempat danWaktu Penelitian ...................................................

  C.

  23 Populasi, Sampel penelitian .....................................................

  D.

  24 Variabel Penelitian dan Indikator.............................................

  E.

  26 Pengumpulan Data penelitian ..................................................

  F.

  27 Teknik Analisis Data ................................................................

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  30 Hasil Penelitian...........................................................................................

  1.

  30 Gambaran umum lokasi dan subyek penelitian …….…..

  2.

  32 Hasil penelitian dengan angket………………………… ...

  3.

  33 Hasil penelitian dengan wawancara…………………… ...

  B.

  36 Pembahasan hasil penelitian.. ..................................................

  1.

  36 Pembahasan data hasil angket…………………… ......

  2.

  42 Pembahasan data hasil wawancara…………………. .

  BAB. V. PENUTUP A.

  53 Simpulan .................................................................................

  B.

  53 Saran .........................................................................................

  C.

  54 Penutup ....................................................................................

  DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  xi

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. :

  Contoh instrument angket……………………………

  25 Tabel 3.2. : Klasifikasi Tingkat Pemahaman Guru ……………….

  28 Tabel 4.1. : Kualifikasi pendidikan responden ……………………

  31 Tabel 4. 2. : Hasil pengisian angket……………………………….

  31 Tabel 4.3. : Persentase Pemahaman guru dalam tiap Indikator pada angket ...................................................

  36 Tabel 4.4. : klasifikasi tingkat pemahaman guru tiap indikator ......

  39 xii

  

DAFTAR BAGAN

Halaman

  Bagan 1 : Bagan langkah-langkah Inkuiri secara berurutan ...........................................................

  16 xiii

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Daftar Kisi Angket Lampiran 2 : Daftar Instrument Angket Lampiran 3 : Daftar Hasil Angket Lampiran 4 : Daftar Instrumen Wawancara Lampiran 5 : Daftar Hasil Wawancara Lampiran 6 : Daftar Piagam Passka Lampiran 7 : Daftar Piagam KKN Lampiran 8 : Daftar Surat Keterangan KO. Kurikuler Lampiran 9 : Daftar Nilai KO. Kurikuler Lampiran 10 : Daftar Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 11 : Daftar Surat Izin Riset Lampiran 12 : Daftar Surat Keterangan Penelitian Lampiran 13 : Daftar Peta Lokasi MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab

  berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menetukan macam kualifikasi lulusan suatu lembaga 1 pendidikan. Dengan dasar itu, suatu lembaga pendidikan khususnya sekolahan berlomba-lomba mencanangkan berbagai progam sekolah yang dapat menaikan citra/nama sekolah dengan menghasilkan lulusan-lulusan yang terbaik. Dalam hal tersebut salah satu progam sekolah yang dapat mencapai harapan/tujuan dari pendidikan adalah meningkatkan kualitas para siswa dengan ketercapain hasil belajar yang memuaskan.

  Kesuksesan hasil belajar para siswa tidak akan luput dari proses belajar mengajar dalam suatu kelas yang dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah kegiatan belajar yang menekankan para siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran itu sendiri sehingga efeknya pemahaman siswa akan lebih melekat dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak melibatkan sisiwa secara langsung. Hal tersebut sesuai dengan yang di harapkan dalam pendidikan IPA, dimana lebih menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada sikap siswa yang mempelajari mapel IPA sendiri .

  Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas adalah: 1.

  Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa, 2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah, dan 3. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  Sedangkan Tujuan pembelajaran IPA diantaranya: 1.

  Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa ber-dasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya,

  2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah,

  4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, dan

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan

  2 pendidikan ke jenjang selanjutnya.

  Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun

  IPA, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.

  Sebagaimana pentingnya proses berfikir manusia dituangkan dalam surat Ar- Ra’d ayat 19 sebagai berikut:

                 

  “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang

  diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran ”.

  Menyambung ayat di atas Surat Al-Baqarah ayat 269 juga memerintahkan untuk berfikir sebagaimana bunyinya:

                   

  “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam

  tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki- Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

  ” Maksud kedua ayat tersebut yakni dimana manusia itu dituntut untuk selalu berfikir supaya memperoleh informasi/jawaban yang diinginkannya.

  Hal tersebut sesuai dengan pola pembelajaran inkuiri dimana inkuiri dituntut untuk memperoleh jawaban sendiri dengan cara berfikir kritis secara sistematis.

  Sementara dalam Al-Hadits sebagai orang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu. Dimana ilmu tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain bahkan linkungan sekitar. Sebagaimana bunyi Al- Hadits tersebut adalah:

  Selain mewajibkan kita untuk menuntut Allah juga memberikan penghargaan/imbalan terhadap orang yang ingin belajar, menuntut ilmu yaitu Allah SWT akan memudahkan menuju surga-Nya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

   ْنَم : لاَق َمَلَس َو ِهْيَلَع ُللها ىَلَص ِّيِبَّنلا ِنَع ُهْنَع ُللها َىِضَر ٍساَبَّع ِنْبا ِنَع 3 ىَلِا اًقْيِرَط ُهَل ُللها َلَهَّس ِهِب ُبُلْطَي اًمْلِع ِهِب ُبُلْطَي اًقْيِرَط َكَلَس Dari Ibnu Abbas R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mencari jalan menuju ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan . menuju surga.” (HR. Bukhori)

  Inkuiri merupakan model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berfikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan 4 persoalan secara sistematis. Dan apabila siswa belum pernah mempunyai pengalaman belajar dengan kegiatan-kegiatan inkuiri, maka diperlukan bimbingan yang cukup luas dari guru. Hal inilah yang disebut dengan inkuiri terbimbing

  Di kecamatan Kalinyamtan Jepara terdapat empat MTs yaitu MTs Al- Falah, MTs Darul Ulum, MTs Nurul Islam, dan MTs Tasyawiqul Banat. Dimana keempat MTs tersebut mempunyai program sekolah masing-masing. Tetapi dari hasil observasi awal peneliti diperoleh informasi bahwa 1) mengetahui jumlah guru mapel IPA sebanyak sembilan guru dimana dua guru di MTs Al-Falah, dua guru di MTs Darul Ulum, tiga guru di MTs Nurul Islam, dan dua guru di MTs Tasyawiqul Banat. 2) kegiatan proses belajar mengajar, dimana keempat MTs tersebut dalam kegiatan proses belajar mengajar mempunyai kesamaan yaitu guru lebih menekankan aktifnya siswa dalam pembelajaran khususnya dalam mapel IPA. Meski demikian, masih terdapat perbedaan terhadap pemahaman suatu strategi pembelajaran yang berbeda 3 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhori, (Makkah: Darul Ilm, t.th.), hlm. 24 . oleh guru di masing-masing MTs. Khususnya yaitu strategi pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, salah satunya strategi pembelajaran inkuiri.

  Berpijak dari permasalahan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman guru tentang strategi pembelajaran inkuiri tersebut.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasakan latar belakang di atas permasalahan yang dapat diangkat adalah bagaimanakah tingkat pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se- Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran inkuiri?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang strategi pembelajaran inkuiri.

  Sedangkan Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Guru

  Hasil penelitian ini dapat dijadikan oleh guru MTs Se-kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara secara khusus, dan bagi guru SMP pada umumnya sebagai bahan kajian untuk memahami bagaimanakah melaksanakan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses mengajar IPA khususnya fisika MTs.

2. Peneliti

  Peneliti adalah calon guru, sehingga penelitian ini berguna sebagai informasi untuk terus menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran.

3. Peneliti Lain

  Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan refferensi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap strategi pembelajaran inkuiri dalam proses belajar mengajar IPA SMP/MTs.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan informasi atau sebagai bahan rujukan yang

  digunakan dalam penelitian, baik berupa buku atau beberapa penelitian yang sudah teruji keabsahannya.Kajian pustaka juga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang meliputi kekurangan maupun kelebihannya.

  Dari hasil penelusuran yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang berjudul

  “Pemahaman guru mata pelajaran IPA MTs Se-Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri”, baik dari segi

  metodologi maupun dari segi materinya. Beberapa di antara penelitian itu adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan Discovery-Inqury Untuk

  Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menerapkan Konsep Sistem Koordinasi di SMAN 1 Kudus oleh Umi Iskandhari mahasiswa FMIPA

  UNNES tahun 2007. 5 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa SMAN 1 Kudus dalam menerapkan konsep termasuk dalam kategori baik. Dibuktikan dengan hasil belajar kelas eksperimen yang dikenai dengan penerapan pendekatan Discovery-Inqury adalah 75,35 sedang kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan adalah 60,66. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika dengan pendekatan Discovery-Inqury dalam menerapkan konsep sistem koordinasi lebih baik dibandingkan hasil belajar Fisika yang

5 Umi Iskandhari, Penerapan Pendekatan Discovery-Inqury Untuk Meningkatkan

  Kemampuan Siswa Dalam Menerapkan Konsep Sistem Koordinasi di SMAN

   1 Kudus . (Semarang: menggunakan model pembelajaran konvensional dengan persentase 75,00%, 2.

   Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Umiyati mahasiswa FMIPA

  UNNES tahun 2004 dengan judul Penerapan Pembelajaran Inkuiri

  terarah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pokok Bahasan Cahaya 6 Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negri Ngijo 03 Tahun Ajaran 2004/2005.

  Pada penelitian ini diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 85,25 sedangkan kelas control nilai rata-ratanya hanya 62,50. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajaran Inkuiri terarah dapat meningkatkan hasil belajar sains pokok bahasan Cahaya untuk siswa kelas V SDN Ngijo 03 dengan besar persentase 85%, dan

  3. Penelitian yang berjudul Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Sains di 7 SD/MI. Penelitian ini dilakukan oleh Wulan Fitriani, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang pada tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana hasil angket menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap pembelajaran sains di SD/MI berkategori baik, dengan presentase 67,00%.

  Selain beberapa penelitian yang telah teruji di atas, peneliti juga mengkaji buku-buku tentang strategi pembelajaran Inkuiri baik dari segi pengertian, ciri-ciri pembelajaran Inkuiri, macam-macam pembelajaran Inkuiri, prinsip penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri langkah pembelajaran Inkuiri, peran guru dalam proses belajar-mengajar Inkuiri, evaluasi pembelajaran Inkuiri, dan keunggulan dari strategi pembelajaran Inkuiri tersebut.

  Dari rujukan/referensi di atas terdapat perbedaan yang mendasar pada penelitian ini, dimana ketiga penelitian terdahulu tidak ada yang sama dengan Sekolah Dasar Negri Ngijo 03 Tahun Ajaran 2004/2005 , (Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007), hlm. V. penelitian ini, karena sumber data (responden) dalam penelitian ini adalah 6 Umiyati, Penerapan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pokok Bahasan Cahaya Siswa Kelas V guru mata pelajaran Fisika MTs pada tahun ajaran 2011/2012 di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Selain itu, penelitian ini menggunakan kolaborasi antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dimana fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman guru tentang strategi pembelajaran Inkuiri.

B. Landasan Teori

  Penelitian ini menggunakan dasar-dasar dan teori yang mendukung tema yang diajukan oleh peneliti. Adapun beberapa teori yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pengertian dan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Strategi pembelajaran Inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Fisika dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau 8 mempelajari suatu gejala. Selain itu, juga didefinisikan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan 9 menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 10 Adapun ciri-ciri utama Inkuiri adalah sebagai berikut.

  a.

  Menempatkan siswa sebagai pelaku aktif dalam proses belajar, bukan hanya menerima pelajaran melalui penjelasan guru, b.

  Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang dipertanyakan, c.

  Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, logis, dan kritis, dan d.

  Prinsip keterbukaan, bahwa belajar mengajar adalah proses mencoba 8 berbagai kemungkinan.

  Supriyono Koes, Strategi Pembelajaran Fisika, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 12-13. 9 Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Direktorat Tenaga kependidikan Ditjen PMPTK, 2008), hlm. 41-46.

  Pengembangan Inkuiri dapat dilakukan dalam pembeajaran IPA di sekolah melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah Guided

  Discovery-Inquiry Laboratory Lesson , dimana guru menyediakan

  bimbingan yang luas kepada siswa, membuat perencanaan kegiatan, memberikan arahan dalam berdiskusi, menuntun siswa untuk dapat 11 berfikir secara kritis dan ilmiah.

  Para ahli lain juga mengemukakan pengertian Inkuiri, di antaranya Kindsvatter dkk mengemukakan bahwa dalam Inkuiri guru melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, sehingga siswa lebih lebih aktif.

  Prinsip yang mendasari Inkuiri ini adalah teori belajar Piaget, yaitu 12 pengetahuan akan bermakna jika mencari dan menemukan.

  Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan

  Sementara itu, Joyce dkk dalam buku “

  Kompetensi Laboratorium

  ” karangan Wiyanto menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran Inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawaban. Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses ilmiah dan strategi berinkuiri siswa, yang merupakan tujuan pembelajaran. Efek yang lain adalah menumbuhkan semangat berkreativitas, kemandirian belajar, toleransi terhadap pendapat yang berbeda, dan 13 pandangan bahwa pengetahuan bersifat tentative (sementara). Selain itu Ronald D. Anderson dalam Journal of Science Teacher

  Education menyatakan Strategy of inquiry means a series of learning activities that involve the most of the students' ability to search and investigate in a systematic, critical, logical, analytical, so that they can 14 . 11 formulate their own inventions

  Mohammad Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Yogayakarta, 2007), hlm. 33.

Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”, (Jakarta: Depdikbud P2LPTK, 1987), hlm. 35.

13 Wiyanto, Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium, (Semarang: UNNES PRESS, 2008), hlm. 26

12 Paul Suparno, Metodelogi Pembelajaran Fisika(Konstruktivisme & Menyenangkan), (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

  Sesuai dengan uraian di atas, strategi pembelajaran Inkuiri yaitu strategi yang melibatkan keaktifan siswa dalam mencari jawaban sendiri dari pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya, dengan bimbingan guru.

2. Konsep dasar pembelajaran inkuiri

  Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir kedunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir.

  Menurut Edmund C. Short,

  “ inquiry is an intellectual activity in which we seek to find out something not yeat known or clearly understood. Inquiry is prompted by the need to have reliable answerd to certain 15 perplexing question Inkuiri merupakan aktifitas intelektual di mana

  ”. kita mencari sesuatu yang belum di ketahui atau di fahami dengan jelas. Pembelajaran inkuiri di dorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang membingungkan”.

  Menurut Gulo, seperti yang di kutip oleh Trianto menyatakan bahwa strategi inkuiri merupakan satu rangkaian kegiatan belajar yang mengakibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sasaran 16 utama kegiatan pembelajaran inquiri adalah : a.

  Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, b.

  Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan c.

  Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang di temukan dalam proses inquiri.

15 Edmun C. Short, Forms of curicculim inquiry, (New York : State University of New York Press, 1991), hlm. 3.

  Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual,

  17 berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Dalam penerapan strategi Inkuiri terbagi menjadi dua jenis

  berdasarkan

  besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Kedua jenis 18 pendekatan Inkuiri tersebut adalah: a.

  Inkuiri terarah (Guided Inquiry) Pendekatan Inkuiri terarah yaitu pendekatan Inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap- tahap pemecahannya. Pendekatan Inkuiri terarah ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan Inkuiri.

  Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas- tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

  Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap- tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa 17 mampu melakukan proses Inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang

  Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), Cet. 4, hlm. 173. diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.

  b.

  Inkuiri Bebas (Free Inquiry) Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan Inkuiri. Karena dalam pendekatan Inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

  Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan strategi ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

4. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

  Dalam penggunaanya, strategi pembelajaran Inkuiri menggunakan 19 berbagai prinsip, di antaranya: a.

  Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

  Dimana tujuan prinsip ini adalah mengembangkan kemampuan berfikir. Dengan demikian strategi pembelajran Inkuiri selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri adalah sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan suatu.

  b.

  Prinsip Interaksi Dalam pembelajaran, guru harus mampu berinteraksi secara baik dengan siswanya sehingga menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru setidaknya memberikan motivasi atau semangat terhadap siswa bila terjadi keadaan, dimana Inkuiri macet tidak berjalan sesuai alur tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga harus bisa memberikan sedikit solusi yang sedang dihadapi oleh siswa- siswanya dalam pemecahan masalah.

  c.

  Prinsip Bertanya Dimana peran guru yang harus dilakukan dalam strategi pembelajaran adalah sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya merupakan bagian dari proses berfikir. Karena itu, guru harus mempunyai kemampuan bertanya yang baik. Pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak hanya sebatas pertanyaan tingkat dasar, melainkan harus pertanyaan tingkat lanjut jika diperlukan.

  d.

  Prinsip Belajar untuk Berfikir Prinsip ini diperlukan dalam penerapan pembelajaran Inkuiri.

  Karena dalam prinsip ini belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar akan tetapi belajar adalah proses berpikir

  (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh

  otak, dimana pembelajaran yang memanfaatkan dan menggunakan seluruh potensi otak secara maksimal.

  Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru dalam prinsip ini adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukannya. Seperti halnya Daniel C. Edelson menyatakan dalam bukunya Addressing the Challenges of Inquiry-

  Based Learning Through Technology and Curriculum Design dimana By providing learners with the opportunity to pursue answers to questions, inquiry activities can enable learners to uncover new scientific principles and refine their preexisting understanding of 20 scientific principles in the answers that they construct . Maksudnya

  dengan memberikan peserta didik kesempatan untuk mencari jawaban pertanyaan sendiri

  , diharapkan dapat mengungkap prinsip ilmiah yang benar dan menyempurnakan pemahaman mereka terhadap prinsip-prinsip ilmiah tersebut dalam jawaban yang mereka temukan. Karena secara umum Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh karena itu, siswa harus diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

  Dalam strategi pembelajaran Inkuiri terdapat berbagai langkah- 21 langkah yang harus ditempuh yakni: a.

  Orientasi Langkah orientasi ini untuk membina suasana atau iklim 20 pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan

  Daniel C. Edelson, Addressing the Challenges of Inquiry-Based Learning Through

Technology and Curriculum Design, (Northwestern University: Institute for the Learning Sciences and School of Education and Social Policy ), hlm. 394 agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada proses ini di antaranya adalah: 1)

  Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, 2)

  Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah- langkah Inkuiri serta tujuan setiap langkah, dan

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

  b.

  Perumusan masalah Dalam Inkuiri terarah, permasalahan diajukan oleh guru.

  Permasalahan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, dialami, dan dipecahkan oleh siswa. Sedangkan dalam Inkuiri bebas permasalahan yang diajukan oleh guru tidak harus jelas melainkan bebas. Tetapi untuk setiap permasalahan yang diajukan hendaknya tidak terlalu mudah atau sulit. Jika terlalu mudah, siswa tidak tertarik sedangkan jika terlalu sulit, siswa tidak semangat mengerjakan karena permasalahan sulit dipecahkan.

  c.

  Penyusunan Hipotesis Pada langkah ini siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara (hipotesis) terhadap permasalahan yang dikemukakan.

  Hipotesis siswa hendaknya dikaji terlebih dahulu. Karena perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, melainkan harus mempunyai landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang diajukan tersebut bersifat rasional dan logis.

  d.

  Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam tahapan ini, peran guru adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan e.

  Pengujian Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam pengujian hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

  f.

  Perumusan Kesimpulan Langkah ini adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan tahapan akhir dalam proses pembelajaran. Banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan.

  Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

  Langkah-langkah strategi pembelajaran Inkuiri di atas dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut.

  Perumusan Penyusunan Orientasi

  Masalah Hipotesis Perumusan

  Pengujian Pengumpulan

  Kesimpulan Hipotesis Data

  Bagan 1. Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri secara berurutan Sementara itu, menurut Suchman dan Trowbridge et.al. (1996: 179) menjelaskan beberapa syarat agar terjadi Inkuiri yang baik, yaitu: 22 a. Kebebasan

  Dalam menemukan dan mencari informasi siswa perlu adanya kebebasan. Baik kebebasan dalam berhipotesis, menyusun eksperimen, maupun dalam mencari data-data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.

  b.

  Lingkungan atau suasana yang responsif Pembelajaran Inkuiri dapat berjalan dengan lancar jika sarana prasarana yang ada di sekolah tersedia atau dapat disediakan dan staf pengajarnya juga harus kompeten dalam berinkuiri.

  c.

  Fokus Permasalahan yang diajukan oleh guru harus jelas dan dapat dipecahkan oleh siswa, dan d.

  Tidak ada tekanan dari pihak manapun Sehingga siswa dapat mengeluarkan kemampuannya secara maksimal yaitu dapat berfikir kreatif dan kritis.

6. Peran guru dalam pembelajaran Inkuiri

  Guru memiliki peran yang besar dalam proses belajar-mengajar dengan strategi pembelajran Inkuiri terarah, di antaranya: 23 a. Memancing siswa untuk berfikir, dengan pertanyaan-pertanyaan

  Dimana guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing kepada siswa sehingga siswa diharapkan dapat berfikir kreatif dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapinya.

  b.

  Memberikan kebebasan dan keluwesan kepada siswa untuk berpendapat, berinisiatif, dan bereksperimen 22 Paul Suparno, Metod

  Yogayakarta, 2007), hlm. 69-70 o logi Pembelajaran Fisika (Konstruktivisme & Menyenangkan) , (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma . 23 Mohammad Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

  Peran Guru dalam hal ini adalah memberikan kebebasan dan keluwesan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dalam berinkuiri. Sehingga siswa dapat mengemukakan seluruh pendapat dan inisiatifnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

  c.

  Memberikan dukungan dan semangat dalam berinkuiri Jika kegiatan Inkuiri mengalami kemacetan, tidak berjalan sesuai alur tujuan pembelajaran guru setidaknya mempunyai peran yaitu memberikan motivasi atau semangat kepada siswa untuk berinkuiri. Sehingga siswa tetap bersemangat untuk melakukan tugasnya dalam berinkuiri yakni mencari dan menemukan informasi.

  d.

  Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu memecahkannya Dimana dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri, guru harus bisa memberikan solusi yang sedang dihadapi oleh siswa. Sehingga permasalahan yang dihadapi tidak mengalami kebuntuan terhadap pemecahan masalah.