BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu - Pengaruh intellectual capital disclosure, Asimetri informasi dan ukuran perusahaan Terhadap cost of equity capital dengan Kepemilikan manajerial sebagai Variabel moderating - Perbanas Institutional Reposi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

  Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki keterkaitan yang sama beserta persamaan maupun perbedaan dalam objek yang akan diteliti.

1. Noer, Haris, Rina dan Wiyadi (2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba, pengungkapan modal intelektual, asimetri informasi, dan ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital. Variabel independen yang digunakan adalah manajemen laba, pengungkapan modal intelektual dan asimetri informasi, sedangkan variabel dependennya adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 183 perusahaan pada indeks JII dan 231 perusahaan untuk indeks LQ-45. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi dan ukuran perusahaan mempengaruhi cost of equity capital di JII dan LQ45, sedangkan manajemen laba dan pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan penelitian sekarang yaitu pengungkapan modal intelektual, asimetri informasi dan ukuran perusahaan. Serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital .

  b.

  Penelitian ini sama-sama menggunakan analisis regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan sampel 183 perusahaan pada indeks JII dan 231 perusahaan untuk indeks LQ-45, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Rini dan Nita (2016)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengaruh asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual, dan kualitas audit terhadap

  cost of equity capital

  . Variabel independen yang digunakan adalah asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual, dan kualitas audit. Variabel dependen yang digunakan adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan adalah Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian dari Rini dan Nita (2016) menunjukkan bahwa asimetri informasi, pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital, sedangkan kualitas audit berpengaruh terhadap cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama dengan penelitian sekarang yaitu asimetri informasi dan pengungkapan modal intelektual. Serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

  b.

  Penelitian ini sama-sama menggunakan analisis regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

3. Yu dan Wang (2016)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak kualitas pengungkapan informasi sukarela terhadap cost of equity capital. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas pengungkapan adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dewan UKM Shenzhen perusahaan Beijing, China. Teknik analisis data menggunakan Time Series dan analisis regresi. Hasil penelitian Yu dan Wang (2016) adalah kualitas pengungkapan informasi sukarela (Information Disclosure Quality) berpengaruh terhadap cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menguji biaya ekuitas (cost of equity) sebagai variabel dependen dan penelitian ini mengungkapkan keterkaitan informasi sukarela sebagai pengaruh dari cost of equity capital perusahaan.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan kualitas pengungkapan informasi sukarela sebagai variabel independen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan

  intellectual capital disclosure dan komponennya (human capital, structural capital, dan relational capital).

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan Dewan UKM Shenzhen perusahaan Beijing, China periode 2005-2006, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

  c.

  Penelitian terdahulu tidak melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang melibatkan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

4. Putri dan Nova (2015)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan modal intelektual beserta komponennya terhadap cost of equity

  

capital . Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah intellectual capital

disclosure dan komponennya (human capital, structural capital, dan relational

capital) sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependen dalam

  penelitian ini adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik sektor konsumsi periode 2012-2014 dengan menggunakan enam puluh satu indeks komponen dalam pengungkapan modal intelektual serta menggunakan metode PEG (price earnings growth) untuk menghitung cost of

  

equity capital . Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  statistik deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nova (2015) adalah intellectual capital disclosure tidak berpengaruh terhadap

  

cost of equity . Komponen structural capital dan relational capital tidak

  berpengaruh pada cost of equity capital, sedangkan komponen human capital s ecara signifikan berpengaruh pada cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menguji intellectual capital disclosure beserta komponennya sebagai variabel independen dan cost of equity capital sebagai variabel b.

  Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu tidak menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan sampel tiga puluh lima perusahaan sektor konsumsi periode tahun 2012-2014, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

5. Ratri dan Ahmad (2015)

  Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi, tingkat disclosure dan kepemilikan manajerial sebagai moderasi terhadap cost of equity capital. Penelitian ini menggunakan variabel independen asimetri informasi dan tingkat disclosure dan biaya ekuitas (cost of equity) sebagai variabel dependen serta kepemilikan manajerial digunakan sebagai variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga puluh lima perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indnesia (BEI) tahun 2010- 2013. Teknik analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dan hasil dari penelitian Ratri dan Ahmad (2015) adalah asimetri informasi dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap cost of equity capital, tingkat disclosure berpengaruh tidak signifikan terhadap cost of equity capital sedangkan kepemilikan manajerial memperkuat pengaruh asimetri informasi dan tingkat disclosure terhadap cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan cost of equity capital sebagai variabel dependen dan asimetri informasi sebagai variabel independen.

  b.

  Penelitian ini menggunakan sama-sama menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014- 2016.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan asimetri informasi sebagai variabel independen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan intellectual capital

  disclosure beserta komponennya.

  c.

  Penelitian sebelumnya menggunakan teknik analisis PLS, sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi moderasi (MRA).

6. Lisa dan Yasser (2015)

  Pada penelitian ini meneliti pengaruh manajemen laba dan ukuran perusahaan terhadap cost of equity capital. Variabel independen yang digunakan adalah manajemen laba dan ukuran perusahaan, dan cost of equity capital sebagai manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian Lisa dan Yasser (2015) adalah manajemen laba dan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen ukuran perusahaan dan cost of equity capital sebagai variabel dependen.

  b.

  Penelitian ini menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

  Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

  b.

  Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel moderasi, sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi yaitu Kepemilikan Manajerial.

7. Barus dan Siregar (2014)

  Pada penelitian ini meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap cost of equity dan cost of debt. Variabel independen yang

  disclosure

  digunakan yaitu meliputi intellectual capital disclosure dan komponennya (human

  

capital, structural capital, dan relational capital), sedangkan terdapat dua

  

Intellectual capital disclosure menggunakan indeks yang berisi enam puluh satu

  item sebagai alat ukur penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan ketentuan perusahaan manufaktur yang berbasis teknologi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010- 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian Barus dan Siregar (2014) menunjukkan bahwa

  

intellectual capital disclosure berpengaruh negatif terhadap cost of equity.

  Komponen structural capital disclosure berpengaruh signifikan negatif pada cost

  

of equity serta komponen human capital dan relational capital tidak berpengaruh

  pada cost of equity, sedangkan intellectual capital disclosure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of debt.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual

  capital disclosure beserta komponennya dan menggunakan variabel dependen cost of equity capital .

  b.

  Penelitian ini menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur yang berbasis teknologi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2011, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014- b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan variabel dependen cost of equity dan

  cost of debt dan penelitian sekarang hanya menggunakan cost of equity capital.

  c.

  Penelitian sebelumnya tidak menggunakan variabel moderasi, sedangkan penelitian sekarang menggunakan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi.

8. Talaromi dan Nezhad (2013)

  Pada penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang pengaruh

  

intellectual capital disclosure terhadap cost of equity. Variabel independen yang

  digunakan pada penelitian ini adalah intellectual capital disclosure beserta komponennya (human capital, structural capital, dan capital employed). Variabel dependen yang digunakan adalah cost of equity. Di dalam penelitian ini menggunakan Value Added Intellectual Capital (VAIC) dan intellectual capital

  index untuk pengukuran intellectual capital disclosure.

  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan puluh perusahaan yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange periode 2008-2012.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, analisis regresi, dan uji

  2

  koefisien determinasi (R ). Hasil penelitian Talaromi dan Nezhad (2013) menunjukan bahwa human capital dan structural capital disclosure berpengaruh tidak signifikan terhadap cost of equity dan komponen capital employed berpengaruh positif terhadap cost of equity.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual

  capital disclosure beserta komponennya yaitu human capital dan structural capital serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

  b.

  Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada

  Tehran Stock Exchange periode 2008-2012, sedangkan penelitian sekarang

  menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan salah satu komponen variabel independen yaitu capital employed, sedangkan penelitian sekarang menggunakan komponen relational capital.

  c.

  Penelitian sebelumnya tidak melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi.

9. Boujelbene dan Affes (2013)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital

  

disclosure terhadap cost of equity. Variabel yang digunakan pada penelitian ini

  yang pertama adalah variabel independen yaitu intellectual capital disclosure dan komponennya (human capital, structural capital, dan structural capital). Variabel dependen yang digunakan adalah cost of equity. Pada pengukuran intellectual penelitian adalah seratus dua perusahaan yang terdaftar pada SBF periode 2009. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi, dan additional analyse. Penelitian tersebut menunjukkan komponen human &

  

structural capital disclosure berpengaruh negatif terhadap cost of equity dan

  hanya relational capital disclosure yang tidak berpengaruh negatif terhadap cost of equity .

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini menggunakan variabel independen yang sama yaitu intellectual

  capital disclosure beserta komponennya yaitu human capital, relational dan structural capital serta menggunakan variabel dependen cost of equity capital.

  b.

  Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang menggunakan analisis desktiptif dan regresi.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada

  SBF Prancis periode 2009, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

  b.

  Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel moderasi, sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan variabel moderasi yaitu Kepemilikan Manajerial.

10. Putu dan Sari (2012)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela terhadap cost of equity capital.

  Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of equity capital. Sampel yang digunakan adalah delapan puluh empat perusahaan yang tercatat di IDX sampai Desember 2007.

  Penelitian ini menggunakan teknik regresi multipel dan t-test dengan total asset sebagai variabel kontrol.

  Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan pengaruh pengungkapan sukarela antara perusahaan lancar dan tidak lancar. Pengungkapan wajib tidak berpengaruh pada perusahaan lancar dan tidak lancar, sedangkan pengungkapan sukarela berpengaruh signifikan pada perusahaan tidak lancar tetapi pengungkapan sukarela tidak berpengaruh pada perusahaan lancar.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Penelitian ini mengungkapkan keterkaitan antara pengungkapan sukarela perusahaan dan cost of equity capital sebagai variabel dependen.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Penelitian terdahulu menggunakan sampel delapan puluh empat perusahaan yang tercatat di IDX sampai Desember 2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 yang b.

  Penelitian sebelumnya tidak melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi, sedangkan penelitian saat ini melibatkan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel moderasi.

Tabel 2.1 Matriks Penelitian

  Variabel Dependen: Cost of equity capital No Peneliti

  ML KA KPS TS PW PS

  ICD AI UP

  1. Noer,dkk TBS BS BS BS

  (2016)

  2. Rini dan Nita TBS TBS BS

  (2016)

  3. Yu dan Wang BS

  (2016)

  4. Putri dan TBS

  Nova (2015)

  5. Ratri dan Ahmad (2015) BS BS

  6. Lisa dan BS/- BS/-

  Yasser (2015)

  7. Barus dan BS/-

  Siregar (2014)

  8. Talaromi dan Nezhad TBS (2013)

  9. Boujelbene dan Affes BS/-

  (2013)

  10. Putu dan Sari BS TBS

  (2012) Sumber: data diolah

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Agency Theory

  Teori Agensi menganalogikan manejemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau trasidional pengguna perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (Kusumadilaga, 2010). Menurut Jogiyanto (2000), dasar teori keagenan yaitu agen memiliki akses informasi langsung terhadap informasi perusahaan dan agen dapat menutupi informasi dari prinsipal untuk keuntungan pribadi. Upaya ini dilakukan untuk mendorong pengendalian oleh prinsipal untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan sesuai peraturan yang ditetapkan. Hal ini menimbulkan biaya keagenan atau agency cost. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan agensi adalah adanya asimetri informasi yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya tidak sama informasi antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah dipercayakan kepada agen.

  Kepemilikan saham manajerial dapat mengurangi masalah keagenan. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan saham mayoritas perusahaan mampu mensejajarkan perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan menyatukan kepentingan manajer dan pemegang saham.

  2.2.2 Resource based theory

  Menurut Basyar (2009) resource based theory memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan. Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan positif. Sebuah perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif jika memilki sumber daya yang superior, dimana sumber daya dapat membantu strategi bisnis suatu perusahaan (Suhermin, 2014). Dapat disimpulkan bahwa

  

resource based theory merupakan pemikiran dalam manajemen serta keunggulan

  kompetitif perusahaan agar mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya unggul. Sumber daya yang dimiliki perusahaan salah satunya adalah dari aset tidak berwujud yang diungkapkan yaitu intellectual capital.

  2.2.3 Signaling theory Signalling theory menjelaskan suatu perusahaan agar mempunyai

  daya saing dalam memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal serta dorongan perusahaan tersebut dapat memberikan asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Kurangnya informasi untuk investor tentang kondisi perusahaan menyebabkan pihak luar berasumsi buruk tentang perusahaan.

  Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan

  .

  menyajikan laba dan aktiva yang tepat Teori sinyal ini memberikan ruang bagi dengan nilai perusahaan di mata investor, ketika informasi kekayaan perusahaan seperti informasi aset perusahaan berubah otomatis memberikan dampak kepada investor dalam memberikan penilaian terhadap perusahaan tersebut.

  Brigham dan Houston (2011:186) menyatakan sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen suatu perusahaan dalam memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut. Salah satu cara perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan mengungkapkan informasi sukarela, misalnya informasi yang berhubungan dengan intellectual capital contohnya keahlian karyawan, struktur organisasi, hubungan dengan pemasok dan lainnya.

2.2.4 Intellectual capital

  Terdapat berbagai definisi tentang intellectual capital dalam berbagai literatur. Diantaranya adalah definisi intellectual capital yang dikemukakan dalam buku Kencana et al. (2014) yaitu intellectual capital merupakan sumber daya pengetahuan yang didapatkan dari pekerja, pelanggan, proses maupun teknologi yang dapat digunakan dalam proses penciptaan nilai suatu perusahaan, sedangkan definisi yang dikemukakan di dalam Mangena et al. (2010) mengemukakan definisi intellectual capital sebagai

  “The possession of knowledge and experience,

  

professional knowledge and skill, good relationships, and technological

capacities, which when applied will give organisations competitive advantage ”.

  Dari definisi-definisi diatas, intellectual capital memiliki peran penting untuk meningkatkan daya saing dan keuntungan bagi suatu perusahaan. Setiap tinggi suatu perusahaan dapat mengembangkan dan memanfaatkan modal intelektual maka akan semakin baik nilai perusahaan dimata investor maupun pihak eksternal.

2.2.5 Komponen intellectual capital

  Terdapat komponen intellectual capital yang terdiri dari 3 kategori utama, yaitu human capital, structural capital dan relational capital.

  1. Human capital

  Mangena et al. (2010) berpendapat bahwa human capital penting karena

  human capital menjadi sumber daya yang dapat meningkatkan competitive advantage bagi perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan

  perusahaan untuk menghasilkan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam suatu perusahaan. Human capital merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan yang mencakup tentang pelatihan, pengalaman, keahlian, serta pemahaman dari manajer maupun karyawan di dalam suatu perusahaan.

  2. Structural capital Structural capital adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi rutinitas

  dan struktur perusahaan yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja secara optimal misalnya: inovasi, teknologi, filosofi manajemen, fleksibilitas organisasi dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Structural capital terdiri dari dua elemen penting yaitu intellectual property dan infrastructure asset (Joko dan Mari, 2010). paten, hak cipta, dan merek dagang, sedangkan infrastructure asset merupakan elemen intellectual capital yang dapat diciptakan perusahaan.

3. Realtional capital

  Relational capital merupakan hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan

  para mitranya, seperti pemasok berkualitas, pelanggan yang loyal, atau dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat sekitar.

  Relational capital juga mencakup pengetahuan pasar, hubungan dengan

  konsumen, pemasok, dan pemerintah, serta jaringan industri perusahaan (Mangena et al., 2010). Hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pihak eksternal merupakan bagian yang mendukung kelancaran kegiatan usaha serta akan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut.

2.2.6 Intellectual capital disclosure

  Penelitian yang dikemukakan oleh Botosan (2006) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pengungkapan dan dampak terhadap cost of

  

equity capital. Terdapat dua cara pengungkapan informasi perusahaan yaitu

  pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

  

(voluntary disclosure) . Definisi dari mandatory disclosure sendiri adalah

  pengungkapan informasi yang harus disajikan manajemen dan diwajibkan oleh regulator dalam laporan perusahaan, sedangkan voluntary disclosure adalah pengungkapan informansi yang sifatnya kondisional atau sebagai informasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

  Manfaat yang diperoleh atas kegiatan pengungkapan sukarela

  

visible , sehingga diharapkan mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan

  pihak-pihak eksternal (Mangena et.al 2010) dan (2) mengurangi estimasi risiko bagi investor atas payoff distribution (Botosan 1997). Mangena et al. (2010) menyatakan dalam bahwa terdapat beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan secara sukarela menilai dan mengungkapkan intellectual

  

capital . Selain itu beberapa peneliti menyatakan lima alasan perusahaan untuk

  melaporkan intellectual capital menurut Widjanarko (2006) dalam Ahmadi (2012), yaitu sebagai berikut: 1.

  Dapat membantu organisasi atau perusahaan untuk merumuskan strategi bisnis.

  2. Dapat membawa pada pengembangan indicator-indikator kunci prestasi perushaan yang akan membantu mengevaluasi hasil-hasil pencapaian strategi.

  3. Dapat membantu mengevaluasi merger dan akuisisi perusahaan, khususnya untuk menentukan harga yang dibayar oleh perusahaan pengakuisisi.

  4. Dapat dihubungkan dengan rencana intensif dan kompensasi perusahaan.

  5. Dapat mengkomunikasikan pada stakeholder eksternal tentang intellectual property yang dimiliki perusahaan.

  Pengukuran intellectual capital disclosure menggunakan skoring indeks (48 indeks), yang dirumuskan sebagai berikut:

  ICDindex = (Σdi / M ) x 100%

2.2.7 Asimetri informasi

  Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana satu pihak memiliki informasi lebih banyak dibandingkan pihak lainnya. Menurut Scott (2012) terdapat dua jenis asimetri informasi yaitu: 1.

  Adverse selection, yaitu jenis asimetri informasi karena satu atau lebih kelompok dalam transaksi bisnis atau transaksi yang berpotensi memiliki lain. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan manajer untuk memanfaatkan keuntungan informasi mereka dari investor, yaitu dengan cara mengatur informasi yang diberikan kepada investor. Hal ini mungkin akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membuat keputusan investasi.

2. Moral hazard , yaitu jenis informasi asimetri yang terjadi karena salah satu

  atau lebih kelompok dalam transaksi bisnis atau transaksi yang potensial dapat memantau sejauh mana tindakannya dalam pemenuhan transaksi tersebut tetapi kelompok lain tidak bisa. Masalah ini muncul karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian yang menjadi karakteristik dari sebagian besar bentuk perusahaan.

  Asimetri informasi merupakan konflik yang sering terjadi antara

  

principal dan agent karena terdapat pemisahan kepemilikan yang didukung

  dengan teori keagenan yaitu agen memiliki akses informasi langsung terhadap informasi perusahaan dan agen dapat menutupi informasi dari prinsipal untuk keuntungan pribadi. Hal ini dapat terjadi karena kepentingan bisnis yang berbeda sehingga kebutuhan informasi oleh kedua belah pihak berbeda. Teori sinyal merupakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi dengan cara memberikan sinyal pada pihak luar yang berupa informasi keuangan yang mampu dipercaya oleh pihak eksternal sehingga mampu mengurangi ketidakpastian terkait prospek perkembangan perusahaan. Dalam penelitian ini asimetri informasi diukur menggunakan bid-ask spread yang merupakan salah satu ukuran dalam harga saat ask dengan harga bid saham perusahaan yaitu persentase selisih harga jual dengan harga beli saham perusahaan selama satu tahun dibagi setengah penjumlahan harga jual dan harga beli saham, ketika harga saham naik (high) para

  

stakeholder akan menawarkan saham (bid) dimana kondisi para stakeholder

  menjual saham dan sebaliknya ketika harga saham turun (low) akan terdapat permintaan (ask) karena harga saham turun, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

  RBAt = (Ha - Hb) x 100% ½ (Ha + Hb)

  2.2.8 Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat diklasifikasikan sebagai ukuran besar kecil perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, nilai penjualan dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan variabel yang dipertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Hal ini disebabkan dugaan banyaknya keputusan atau hasil keungan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Said Kelana (2005:274), secara umum ukuran perusahaan diproksi dengan total asset. Nilai total asset biasanya sangat besar apabila dibandingkan dengan variabel lainnya, maka variabel ukuran perusahaan diperhalus dengan menggunakan Log Natural (LN) total asset agar mengurangi peluang terjadinya heteroskedastisitas.

  2.2.9 Cost of equity capital

  Laporan keuangan merupakan sumber infomasi perusahaan. Pada laporan keuangan, modal perusahaan dicatat di sisi pasiva yang menunjukkan media untuk mendapatkan pendanaan. Sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari: (1) sumber internal yaitu: hasil akumulasi laba (laba ditahan) yang merupakan komponen dari modal sendiri (ekuitas) disamping modal disetor dan (2) sumber eksternal yaitu: hutang yang disebut dengan modal asing dan penanaman modal dari pemilik yang sering disebut dengan modal disetor (Muazaroh et al, 2014 : 60).

  Cost of capital dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang, yaitu:

  hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Biaya hutang berasal dari pinjaman/kredit yang merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah required rate of

  

return yang diharapkan investor yang digunakan sebagai tingkat diskonto dalam

  mencari nilai obligasi. Biaya saham preferen adalah dividen saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan dividen yang diharapkan diterima di masa yang akan datang, yang sering disebut dengan biaya modal ekuitas atau cost of equity capital.

  Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berupa tingkat pengembalian yang diharapkan (rate of return) oleh investor atas investasi modal yang diberikan kepada perusahaan (Botosan 2006). Menurut Brigham dan Houston (2006 : 472) model yang digunakan dapat mempengaruhi pengukuran cost of equity capital yaitu sebagai berikut:

1. Cost of Retained Earning.

  3. CAPM (Capital Asset Pricing Model).

  4. Bond-Yield Plus Risk Premium.

  Terdapat beberapa kecenderungan perusahaan ingin memaksimumkan nilai untuk pemegang saham. Jika terdapat prospek perusahaan yang bagus maka manajemen akan menggunakan laba ditahan agar kondisi tersebut dinikmati oleh pemegang saham saat ini, sedangkan prospek perusahaan kurang bagus maka perusahaan cenderung menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana. Dalam penelitian cost of equity capital diukur melalui laba ditahan.

  Cost of equity capital merupakan penjumlahan dari dividen periode mendatang dibagi dengan harga saham saat ini (D1/P0) dan tingkat pertumbuhan dividen (g). Mencari deviden yang akan dibagikan pada periode t+1 dengan rumus sebagai berikut:

1 D 1 = D (1+g)

  …………………………………………………….............…(1) Dengan demikian cost of equity capital dapat di hitung: 1 s D

  K   g

  ………………………………………………….............……..(2)

  P

2.2.10 Kepemilikan manajerial

  Kepemilikan manajerial adalah keadaan dimana seorang manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Kebijakan seorang manajer yang memiliki saham di dalam perusahaan akan berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer. Dengan kepemilikan manajerial, seorang manajer yang sekaligus pemegang saham tidak ingin perusahaan mengalami kebangkrutan karena dapat menghilangkan insentif serta pemegang saham akan kehilangan return dana yang diinvestasikan.

  Kepemilikan manajerial menurut Rustendi & Jimmi (2008) adalah sebagai berikut: Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan

  (Direktur dan Komisaris). Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah presentase saham yang dimiliki manajer.

  Semakin tinggi kepemilikan manajerial yang dimiliki dalam suatu perusahaan maka pihak manajemen akan lebih memperbaiki kinerja dalam perusahaan tersebut dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Selain itu manajemen juga ikut menanggung dampak langsung dari keputusan uang telah diambil. Kepemilikan manajerial diukur dengan jumlah saham yang dimiliki manajemen dibagi dengan jumlah saham beredar.

2.2.11 Hubungan antar variabel 1. Hubungan Intellectual Capital Disclosure dengan Cost of Equity

  Capital

  Penelitian terkait hubungan pengungkapan sukarela dan cost of equity dimulai oleh penelitian Botosan (1997). Permintaan atas pengungkapan informasi semakin tinggi karena terdapat informasi asimetris dan konflik keagenan antara perusahaan dan investor luar. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah pengungkapan. Hal ini meminimalisir masalah yang ditimbulkan asimetri informasi dan memberikan manfaat bagi perusahaan baik dalam aktivitas internal yang kecil akan meningkatkan likuiditas pasar sehingga dapat menurunkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Penurunan tingat pengembalian yang diharapkan investor berarti akan menurunkan cost of equity capital yang ditanggung perusahaan sehingga resiko yang ditanggung investor semakin rendah.

  Dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi intellecual capital disclosure yang perusahaan dilakukan, maka akan berpengaruh terhadap cost of equity

  

capital yang semakin rendah. Hal ini disebabkan bahwa para investor lebih

  menyukai perusahaan yang melakukan pengungkapan sukarela karena dapat mengetahui bagaimana kondisi perusahaan tersebut. Investor cenderung melihat

  

cost of equity capital perusahaan yang rendah, karena perusahaan yang memiliki

  tingkat resiko yang rendah dapat mengakibatkan tingkat return rendah serta cost of equity capital yang dikeluarkan perusahaan rendah begitu pula sebaliknya.

2. Hubungan komponen Intellectual Capital Disclosure dengan Cost of

  Equity Capital

  Beberapa peneliti mengklasifikasikan intellectual capital menjadi tiga elemen utama yaitu: human capital, structural capital atau organizational capital dan relational capital. Elemen pertama adalah Human capital yang merupakan salah satu sumber daya yang bagi perusahaan yang mencakup tentang pelatihan, pengalaman, keahlian, serta pemahaman dari manajer maupun karyawan di dalam suatu perusahaan. Semakin baik kinerja human capital yang dimiliki perusahaan tersebut dapat menurunkan cost of equity capital. Investor lebih percaya terhadap perusahaan yang memiliki human capital berkualitas baik karena dapat memberi keunggulan kompetitif, upaya yang dapat perusahaan dalam pengembangan kualitas dapat dilakukan kegiatan pelatihan guna menunjang hasil kinerja yang optimal. Informasi terkait human capital biasanya dijelaskan dalam laporan tahunan. Melalui pengungkapan human capital tersebut bertujuan untuk memberi gambaran bagi investor bahwa terdapat kompetensi sumberdaya manusia sebagai pendorong kegiatan usaha.

  Elemen yang kedua adalah structural capital yang merupakan kemampuan perusahaan untuk mendukung usaha karyawan agar dapat menghasilkan kinerja yang produktif, efektif dan inovatif. Structural capital memiliki peran penting sebagai penunjang kelancaran aktivitas perusahaan. Salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan perusahaan dapat dilihat berdasarkan ketersediaan infrastruktur, implementasi budaya dan struktur organisasi (Sawarjuono 2003).

  Elemen yang ketiga adalah relational capital. Relational capital merupakan hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pihak eksternal sebagai bagian yang mendukung kelancaran kegiatan usaha dan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Sawarjuwono 2003). Laporan tahunan menyediakan informasi mengenai hubungan yang terjalin antara perusahaan dan para mitranya. Penyampaian informasi kepada pengguna laporan disajikan oleh perusahaan sebagai feedback perusahaan yang didukung oleh berbagai pihak sehingga menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan komponen modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin kecil cost of equity capital pada perusahaan.

3. Hubungan Asimetri Informasi dengan Cost of Equity Capital

  Asimetri informasi merupakan ketimpangan informasi antara manajer dan pemegang saham atau stakeholder, dimana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibanding pemegang saham. Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham perusahaan.

  Penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap cost of equity capital sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti.

  Hasil penelitian Ratri dan Ahmad (2015) menunjukkan asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap cost of equity capital.

  Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Nuryaman (2014) yang menyimpulkan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap

  cost of equity capital . Dari penjelasan penelitian diatas bahwa semakin kecil

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh risiko usaha terhadap capital adequacy ratio (car) pada bank umum swasta nasional non devisa - Perbanas Institutional Repository

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan,dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan Dengan kebijakan dividen sebagai Variabel moderasi - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh capital intensity, leverage, kepemilikan Institusional, dan profitabilitas terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh audit tenure, rotasi audit, ukuran kap, dan ukuran perusahaan klien Terhadap kualitas audit - Perbanas Institutional Repository

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 33

Pengaruh profitabilitas, struktur modal, intellectual capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012–2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh profitabilitas, struktur modal, intellectual capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012–2016 - Perbanas Institutional Reposit

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh profitabilitas, struktur modal, intellectual capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012–2016 - Perbanas Institutional Rep

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh intellectual capital disclosure, Asimetri informasi dan ukuran perusahaan Terhadap cost of equity capital dengan Kepemilikan manajerial sebagai Variabel moderating - Perbanas Institutional Repository

0 0 12