makalah ilmu pengetahuan bumi dan antari

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan
memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Bintang yang terdekat dengan bumi
adalah matahari. Bila pada malam hari kita hendak mengamati bintang maka kita
akan melihat bintang dengan variasi ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan variasi
ukuran itu bisa terjadi karena pengaruh jarak bintang terhadap pengamat.
Bintang-bintang lahir di nebula dari hasil pengerutan, kemudian terjadi
fragmentasi sehingga membentuk kelompok-kelompok. Inilah yang disebut proto
bintang. Bintang yang bermassa besar dan panas umumnya membentuk raksasa
biru dan bintang yang relatif kecil membentuk katai kuning, seperti Matahari.
Bintang-bintang besar dan panas memiliki inti konvektif dan lapisan selubung
yang radiatif. Lain halnya pada bintang-bintang kecil seperti Matahari yang
memiliki inti radiatif dan lapisan selubung konvektif. Bintang tersebut terus
berevolusi seiring dengan waktu. Bintang bermassa besar jauh lebih terang dan
lebih singkat umurnya daripada bintang bermassa sedang. Begitu pula nasib suatu
bintang ditentukan oleh massanya.
B. Rumusan Masalah
1.


Apa yang dimaksud dengan bintang ?

2.

Apa yang dimaksud dengan jarak bintang ?

3.

Apa yang dimaksud dengan evolusi bintang dalam sistem tata surya?

4.

Apa yang dimaksud dengan magnitudo bintang ?

5.

Apa yang dimaksud dengan spektrum bintang ?

C. Tujuan Penulisan
1.


Mengetahui pengertian bintang.

2.

Mengetahui jarak bintang.

3.

Mengetahui evolusi bintang dalam sistem tata surya.

4.

Mengetahui magnitudo suatu bintang.

5.

Mengetahui spektrum suatu bintang.

1


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bintang.
Pengertian bintang dalam organisasi.org
Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan
memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Bintang yang terdekat dengan bumi
adalah matahari. Matahari dikelilingi oleh planet-planet anggota tata surya seperti
pelanet bumi, merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus dan
jupiter.
Pengertian bintang dalam www.indomp3z.us
Bintang adalah adalah benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri dan
terdiri atas gas pijar. Matahari merupakan salah satu bintang biasa berukuran
sedang dari kira-kira 1020 bintang yang ada di jagad raya. Matahari adalah
bintang yang paling dekat dengan bumi (jaraknya 150 juta km). Bintang kedua
yang terdeka dari bumi adalah Alpha Centa (jaraknya 48.000 miliar km).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bintang
merupakan seluruh benda angkasa yang dapat memancarkan cahayanya sendiri
yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, sehingga menimbulkan variasi warna yang
berbeda-beda. Karena cahaya yang ditimbulkan atau dihasilkan oleh suatu bintang

semuanya berasal dari sebuah reaksi kimia (reaksi fusi), sehingga menghasilkan
spektrum-spektrum tampak berupa cahaya yang bervariasi warnanya. Variasi
warna yang ditimbulkan oleh suatu bintang semuanya tergantung dari atom-atom
yang ada di bintang tersebut, dimana reaksi dari atom yang berbeda akan
menghasilkan unsur yang berbeda yang memiliki sifat yang berbeda pula.(Wahyu
Wardani.2009).
2.2

Jarak Bintang

2.2.1

Parallax

Bila pada malam hari kita hendak mengamati bintang maka kita akan
melihat bintang dengan variasi ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan variasi
ukuran itu bisa terjadi karena pengaruh jarak bintang terhadap pengamat. Hal
yang dapat menjadi analogi kita adalah ketika kita melihat lampu pada jarak lebih

2


dekat maka lampu akan terlihat lebih terang sedangkan bila kita melihat lampu
pada jarak lebih jauh maka lampu akan terihat lebih redup. Cara yang dapat kita
gunakan untuk menentukan jarak suatu bintang adalah dengan mengukur paralaks
bintang tersebut, yaitu perubahan arah penampakan bintang dari satu sisi terhadap
sisi orbit yang lain. Paralaks (pengamatan) dapat memiliki ralat yang besar namun
ini adalah salah satu jalan yang mungkin dapat dilakukan untuk menentukan jarak
bintang. Semakin dekat jarak kutub bintang dengan kutub utara atau selatan, maka
presisi menurun dan akurasinya meningkat dan sebaliknya semakin jauh jarak
kutub bintang dengan dengan kutub utara atau selatan, maka presisi
meningkat dan akurasinya menurun.(Yoel Prawiro,dll.2010)

G
Gambar 2.1 Persepsi parallax
Dengan sudut 45 derajat, panjang OP adalah sama dengan panjang OC. Kita
dapat mengasumsikan bahwa segitiga pada gambar 2.1 merupakan segitiga
kongruen antara segitiga ABC dan segitiga POC. Jika OC adalah jarak bintang,
jika OP dari bumi, maka dengan prinsip segitiga memiliki sudut 180 0, kita akan
dapati bahwa sudut P harus 450 sehingga dengan bergitu kita peroleh bahwa
panjang OC = OP.


Gambar 2.2 asumsi jarak bintang

3

Bila kita perhatikan gambar 2.2, maka kita dapat melihat bintang seakanakan mengalami perubahan kedudukan di langit dari sisi antar orbit yang satu sisi
dan orbit yang lainnya. Inilah yang disebut paralaks bintang.
Setengah sumbu panjang orbit paralaks bintang dinamakan paralaks
heliosentrik yaitu  sudut. Maka kita dapat menurunkan perhitungan paralaksnya
sebagai berikut:
sin=

MB a
=
BS d

jadi sin=

a
d

Maka ¿ a/d

2.2.2 Parsec
Sebagai sudut dan jarak berbanding terbalik, adalah mungkin untuk
menentukan satuan jarak sedemikian rupa sehingga sebuah bintang yang terletak
pada jarak ini akan memiliki paralaks dari 1 arcsec. Jika kita mengasumsikan
bahwa

sebagai p. p adalah paralaks dan a benilai 1 maka besarnya menjadi
d=1/ p atau p=1/d

dimana p adalah paralaks bintang dalam detik busur dan d dalam parsec. 1 parsec
jarak dari matahari kesuatu tempat yang mempunyai paralax 1 detik busur.
P = 1 arcsecond d = 1 parc second = 1 pc
p=1/10 arc sec d 10 pc
Dari hasil pengamatan ternyata paralaks bintang lebih kecil dari satu detik
busur(1”), dan yang terbesar paralaksnya adalah 0,76 detik busur (0”,76). Maka
jika 1 paralaks = 1” maka d=1 pc(parsec). Karena satuan jarak bintang pada
umumnya digunakan adalah tahun cahaya (TC) maka kita dapat mengkonversika
satuan parsec ke dalam satuan TC dengan cara:

10 =60” =3600 arcsecond
π radian=180

0

sehingga 1 radian =180/3,14 =57,295780

1 rad=57,295780 sehingga 1 rad=57,29578*3600=206264,8 detik busur
Jika dibulatkan 1 rad=206265 detik busur
1 rad = 206265” atau 1”=1/206265 radian
Sehingga dapat dihitung besarnya 1 pc adalah

4

1
1
d= atau p= jika d =1 pc maka
p
d
1

1
1 pc=
SA=206265 SA
206265
1
Jadi d= ( pc )
p
Sesuai dengan perhitungan 1tahun cahaya =9.46 x 1015

dimasukkan

besarnya jarak 1 tahun cahaya maka kita dapay mengkonvesikan 1 TC dalam SA
menjadi
1TC =

9,46 x 1015 m
=63236,1395 SA
1,49598 x 1011 m/SA

Sehingga


1 pc=

206265 SA
=3,26 TC
SA
63236,1395
TC

Contoh
Diketahui bintang sirius paralaksnya 0”,38 maka berpakah jaraknya dalam
TC (tahun cahaya)?
Penyelesaian Dik : p= o”,38
Dit : d=...?
Jawab: d=1/p
d=1/0.38pc
d=2,6 pc
d=8,5 TC
(Riswanto &Nyoto Suseno.2015)
2.3


Evolusi Bintang
Bintang adalah benda angkasa berupa bola gas raksasa yang memancarkan

energinya sendiri dari reaksi inti dalam bintang, baik berupa panas, cahaya
maupun berbagai radiasi lainnya. Berikut ini adalah diagram sederhana dari
evolusi bintang.

5

PROTO BINTANG

RAKSASA BIRU
(>1,44 M)

KATAI KUNING
( 30 000 K

Ciri utama

: Garis adsorbsi yang tampak sangat sedikit. Garis helium

terionisasi. Garis nitrogen terionisasi dua kali, garis silikon terionisasi tiga kali
dan garis atom lain yang terionisasi beberapa kali tampak, tapi lemah. Garis
hidrogen juga tampak, tapi lemah.
Contoh

: Bintang 10 Lacerta dan Alnitak

17

2. Kelas Spektrum B
Warna

: biru

Temperatur

: 11 000 – 30 000 K

Ciri utama

: Garis helium netral, garis silikon terionisasi satu kali dan

dua kali serta garis oksigen terionisasi terlihat. Garis hidrogen lebih jelas daripada
kelas O.
Contoh

: Rigel dan Spica

3. Kelas Spektrum A
Warna

:

putih kebiruan

Temperatur

: 7 500 – 11 000 K

Ciri utama

: Garis hidrogen tampak sangat kuat. Garis magnesium,

silikon, besi, dan kalsium terionisasi satu kali mulai tampak. Garis logam netral
tampak lemah.
Contoh :

Sirius dan Vega

4. Kelas Spektrum F
Warna

: putih

Temperatur

: 6 000 – 7 500 K

Ciri utama

: Garis hidrogen tampak lebih lemah daripada kelas A, tapi

masih jelas. Garis-garis kalsium, besi dan kromium terionisasi satu kali dan juga
garis besi dan kromium netral serta garis-garis logam lainnya mulai terlihat.
Contoh

: Canopus dan Procyon

5. Kelas Spektrum G
Warna

: putih kekuningan

Temperatur

: 5 000 – 6 000 K

Ciri utama

: Garis hidrogen lebih lemah daripada kelas F. Garis

kalsium terionisasi terlihat. Garis-garis logam terionisasi dan logam netral
tampak. Pita molekul CH (G-Band) tampak sangat kuat.
Contoh

: Matahari dan Capella

18

6.

Kelas Spektrum K

Warna

: jingga

Temperatur

: 3 500 – 5 000 K

Ciri utama

: Garis logam netral tampak mendominasi. Garis hidrogen

lemah sekali. Pita molekul Titanium Oksida (TiO) mulai tampak.
Contoh :

Arcturus dan Aldebaran

7. Kelas Spektrum M
Warna

: merah

Temperatur

: 2 500 – 3 000 K

Ciri utama

: Pita molekul TiO terlihat sangat mendominasi, garis

logam netral juga tampak dengan jelas.
Contoh

: Betelgeuse dan Antares (S. Eka Gautama.2010).

Pada bintang kelas O yang memiliki tempeatur tertinggi kelimpahan
hidrogen rendah yang disebabkan semua atom hidrogen terionisasi sempurna.Pada
bintang kelas B kelimpahan hidogen mulai tampak . Sebagian hidrogrn masih ada
yang tereksitasi namun karena temperatur tidak terlalu tinggi,kelimpahan atom
hidrogen masih terlihat. Bintang kelas Adan F menunjukkan kelimpahan unsur
hidrogen terbanyak . Hal ini disebabkan temperatur yang masih menyebabkan
perpindahan atom hidrogen ke tingkat energi yang lebih tinggi ,namun tidak
sampai terionisasi sempuna.Sedangkan bintang kelas G dan K,kelimpahan unsur
hidrogen tampak lemah karena temperatur rendah.Selain itu juga disebabkan oleh
mulai berkurangnya unsu hidrogen karena terjadi reaksi fusi menjadi unsur yang
lebih berat.(Fathia .R. Syahroni.2010)
2.5.3 Graf Bintang
Teori graf adalah cabang kajian yang mempelajari sifatsifat graf. Secara
informal, suatu graf adalah himpunan benda-benda yang disebut simpul (vertex
atau node) yang terhubung oleh sisi (edge). Biasanya graf digambarkan sebagai
kumpulan titik-titik (melambangkan simpul) yang dihubungkan oleh garis-garis
(melambangkan sisi) atau garis berpanah (melambangkan busur). Suatu sisi dapat

19

menghubungkan suatu simpul dengan simpul yang sama. Sisi yang demikian
dinamakan gelang (loop). Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan
dengan graf, dan banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf.
Perkembangan algoritma untuk menangani graf akan berdampak besar bagi ilmu
komputer. Di antara rasi-rasi bintang yang sangat banyak tersebut, terkenal 13 rasi
bintang yang disebut rasi bintang zodiak. Rasi bintang zodiak adalah semua rasi
bintang yang berada di sepanjang lingkaran ekliptika yang dihubungkan dengan
nasib manusia melalui ilmu astrologi.
2.1. Rasi Bintang Aries
Rasi bintang Aries merupakan rasi bintang yang terletak di antara Pisces di
sebelah barat dan Taurus di sebelah timur. Bintang-bintang yang membentuk garis
konstelasinya adalah α Ari, β Ari, γ Ari, dan 41 Ari.
2.2. Rasi Bintang Taurus
Rasi bintang Taurus terletak di antara Aries di sebelah barat dan Gemini di
sebelah timur; di sebelah utara terdapat Perseus dan Auriga, di sebelah barat daya
terdapat Orion, dan di sebelah tenggara terdapat Eridanus dan Cetus.
2.3. Rasi Bintang Gemini
Rasi bintang ini adalah bagian dari langit musim dingin, berada antara
Taurus di sebelah barat dan Cancer yang redup di sebelah timur, dengan Auriga
dan Lynx yang hampir tak kelihatan di sebelah utara, serta Monoceros
dan Canis Minor di sebelah selatan.
2.4. Rasi Bintang Cancer
Rasi bintang yang digambarkan sebagai kepiting ini terletak di antara
Gemini di sebelah barat dan Leo di sebelah timur, Lynx di sebelah utara serta
Canis Minor dan Hydra di sebelah selatan.
2.5. Rasi Bintang Leo
Rasi bintang Leo merupakan rasi bintang yang secara simbolis dianggap
sebagai rasi bintang singa. Leo berada di antara Cancer di sebelah barat dan Virgo
di sebelah timur.

20

2.6. Rasi Bintang Virgo
Rasi bintang Virgo merupakan rasi bintang yang berada di antara Leo di
sebelah barat dan Libra di sebelah timur, rasi ini adalah salah satu dari rasi bintang
terbesar di langit
2.7. Rasi Bintang Libra
Rasi bintang Libra adalah suatu rasi bintang yang redup dan tidak memiliki
bintang dengan magnitudo pertama, berada di antara Virgo di sebelah barat dan
Scorpius di sebelah timur. Rasi ini mempunyai penggambaran sebagai timbangan.
2.8. Rasi Bintang Scorpius
Rasi bintang Scorpius atau Kalajengking ini berada di antara Libra di
sebelah barat dan Sagitarius di sebelah timur serta merupakan salah satu rasi besar
yang terletak di belahan selatan dekat pusat Bima Sakti.
2.9. Rasi Bintang Sagittarius
Rasi bintang Sagittarius dengan gambar seorang pemanah seperti pada
gambar di atas berada di antara Scorpius di sebelah barat dan Capricornus di
sebelah timur.
2.10. Rasi Bintang Capricornus
Rasi bintang Capricornus ini melambangkan kambing bertanduk, sekalipun
kadang banyak yang menyebutnya kambing laut dan biasa dikenal sebagai
Capricorn.
2.11. Rasi Bintang Aquarius
Rasi bintang Akuarius, atau pembawa air, adalah salah satu dari 88 rasi
bintang di langit dan termasuk rasi bintang zodiak
2.12. Rasi Bintang Pisces
Rasi bintang Pisces (Ikan) berada di antara Akuarius di sebelah barat dan
Aries di sebelah timur. Pisces merupakan lambang astrologi ke-12 dalam sebuah
zodiak, yang berasal dari Konstelasi Pisces. Dalam astrologi, Pisces identik
dengan lambang feminin atau negatif. Juga merupakan perlambangan air.
2.13. Rasi Bintang Ophiuchus
Rasi Bintang Ophiuchus adalah salah satu dari 88 rasi bintang, dan juga satu
dari 48 rasi yang didaftar oleh Ptolemeus. Dari ke-13 zodiak modern (rasi bintang
pada ekliptika), Ofiukus adalah satu-satunya yang tidak termasuk lambang

21

astrologi. Jika dilihat secara keseluruhan, rasi bintang Ophiuchus berbentuk
gambar seseorang yang memegang ular. .(Reni Tri Damayanti.2011).
Dari 13 rasi bintang zodiak, semuanya merupakan graf planar, graf yang
dapat digambarkan pada bidang datar dengan sisi-sisinya tidak saling bersilangan.
Ini dikarenakan semua rasi bintang zodiak merupakan graf yang “sederhana”,
bukan termasuk dari graf Kuratowski. Semua rasi bintang zodiak juga tidak
mempunyai sirkuit sederhana. Hanya beberapa rasi bintang yang upagrafnya
memiliki sirkuit. Graf yang terbentuk dari rasi-rasi bintang zodiak tidak ada yang
saling isomorfik. Hal ini disebabkan oleh tidak ada kesamaan dalam jumlah
derajat tiap simpul walau ada graf yang memiliki simpul dan sisi yang sama.
Sebenarnya ada rasi bintang yang mempunyai isomorfik dengan rasi bintang yang
telah dibahas di atas, namun rasi bintang yang grafnya isomorfik tersebut
bukanlah termasuk ke dalam rasi bintang zodiak( M.Wachid Kusuma.2011).

22

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan
memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Bintang yang terdekat dengan bumi
adalah matahari.Jaral bintang dapat diketahui dengan menggunakan parallax dan
parsec. Berawal dari proses kelahiran bintang, hingga terbentuknya cakram
bintang, tata surya dan sistem keplanetan berkembang dengan kesetimbangan
internal dan syarat batas tertentu. Magnitudo adalah tingkat terang suatu bintang
yag dilihat oleh pengamat di bumi. Magnitudo dibagi menjadi dua yakni
magnitudo semu dan magnitudo mutlak.
Klasifikasi bintang berdasarkan kelas spektrumnya didasarkan pada
temperatur bintang. Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan tingkat energi
pada atom-atom dalam bintang yang menyebabkan perbedaan tingkat ionisasi,
sehingga terjadi perbedaan spektrum yang dipancarkan. Kelas spektrum itu dibagi
menjadi kelas O, B, A, F, G, K dan M.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

23

DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, R. T. (2011). Automofisme Graf Bintang dan Graf Lintasan. Malang: UIN
Maulana Mailk Ibrahim.
Derlina, & Ginting, E. (2011). Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa. medan: UNIMED.
Gautama, S. E. (2010). Astronomi dan Astrofisika. Makasar: SMA N 1 Makasar.
Khoiriyah, K. (2016). Evolusi Bintang Pada Pembentukan Tata Surya Dan Sistem
Keplanetan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi .
Kusuma, M. W. (2011). Aplikasi Graf dalam Rasi Bintang. Jurnal Pendidikan Fisika .
Prawiro, Y., & dll. (2010). Penentuan Azimut Pada pengamatan Bintang Dengan Metode
Diurnal Circle. Jurnal Fisika .
Riswanto, & Nyoto, S. (2015). Dasar-Dasar Astronomi Dan Fisika Kebumian. Jakarta:
Lembaga Peneliti UM.
Suwitra, N. (2001). Astronomi Dasar. Bali: Institut Keguruan dan Ilmu Negeri Singaraja.
Syahroni, F. R. (2010). Analisis Kelimpahan Hidrogen Bintang-Bintang Deret Utama Dari
Spektroskopi Revolusi Tinggi. depok: UI.
Wardani, W. (2009). Konsep,Tingkat Terang,Spektum dan Zodiak Bintang. Malang:
Universitas Negeri Malang.

24