Resume buku antara Tuhan Manusia dan Ala

Nama

: Nining Gustianingsih

Kelas / Semester

: Biologi A / Semester VII

Judul Buku

: Antara Tuhan, Manusia, dan Alam

Pengarang

: Seyyed Hossein Nasr

Penerbit

: IRCISoD

Jumlah Halaman


: 176

A. Gambaran Tentang Buku
Buku ini membahas mengenai hubungan manusia dengan Tuhan dan alam. Buku
ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
1)
2)
3)
4)

Permasalahan
Sebab Intelektual Dan Sebab Sejarahnya
Beberapa Asas Metafisik Yang Berkenaan Dengan Alam
Beberapa Penerapannya Dalam Situasi Kontemporer
Inti dari pembahasan pada Bagian Pertama itu sendiri adalah : Yang sudah kita

ketahui bahwa kini zaman sudah semakin modern, teknologi sudah semakin canggih dan
maju, manusia semakin dimanjakan dengan gemerlapnya teknologi dan sains sehingga
mereka melupakan urusan religious yakni hubungan kedekatan dengan sang pencipta

yang tidak lagi seimbang sehingga menimbulkan dampak pula bagi alam. Manusia
kehilangan arah dan tersesat didunianya sendiri. Di masa sekarang ini, sebagian besar
orang – oranng sudah hidup di pusat – pusat dunia barat. Dalam lingkungan yang seperti
itu lah orang – orang beragama telah kehilangan arti alam yang spiritual. Keharmonisan
manusia dan alam telah dihancurkan adalah sebuah fakta yang diakui oleh sebagian
orang, sebenarnya penyebab dari ketidak harmonisan itu sendiri dikarenakan ketidak
seimbangnya hubungan antara

manusia dan Tuhan. Sedangakan bagi manusia non

modern bahan alam semesta ini adalah sesuatu aspek yang sacral, tentunya itu sangat
berbeda dengan

manusia

modern. Hubungan yang tidak seimbang ini karena
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 1

mengabaikan metafisika sehingga manusia menjadi arogan terhadap


alam termasuk

saintis. Metafisika direduksi menjadi filsafat yang rasionalistik, dan filsafat secara
perlahan – lahan sekedar dijadikan sebagai tambahan bagi sains – sains alam dan
matemati, sehingga beberapa sekolah modern hanya menganggap filsafat berperan sebagi
pengurai metode dan pengklarifikasian konsistensi logis dari sains. Pengetahuan tentang
seluruh alam semesta tidak berada dalam kompetensi sains, tetapi dalam metafisika.
Maka dari itu jika dipandang sekilas kurangnya hubungan antara sains, filsafat dan
teologi sebagai landasan. Salah satu yang dapat menjadi landasan pertemuan antara
manusia dan alam itu sendiri adalah dengan doktrin metafisika atau gnosis, itu Adalah
salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Bagian Kedua membahas mengenai Sebab Intelektual Dan Sebab Sejarahnya,
yang terdiri dari 3 sub pokok yaitu Refleksi Historis, Sekulerasi Kosmos dan Tentang
Teori Evolusi.
Di dalamnya dibahas bahwa sebab dari situasi sekarang ini dimana terjadi krisis
perjumpaan manusia dan alam itu sendiri harus dilihat dari sejarahnya, karena dimanapun
hidup individu ataupun budaya, didalamnya pasti ada akar masa lalu. Jika ingin
menggunakan sejarah sains untuk memecahkan persoalan akut yang ditimbulkan oleh
sains modern dan penerapannya, tidak boleh puas dengan metode studi mutakhir di dalam
sejarah sains, juga harus mempelajari sains alam yang ada di dalam peradaban dan

periode lain. Semenjak lahirnya Aristoteles mulailah filsafat sebagaimana dipahami di
Barat dan berakhirlah filsafat sebagaimana dipahami di Timur. Sedikit member perhatian
pada signifikansi sains yang bersifat metafisik dan teologis. Agama Kristen mengakui
karya keimanan dan melupakan esensi spiritual dari intelegensi natural di dalam diri
manusia. Hanya melalui cara ini, agama Kristen dapat menyelamatkan peradaban dan
menanamkan sebuah kehidupan spiritual yang baru pada dunia yang dekaden, tetapi
dalam prosesnya terjasi alienasi terhadap alam yang tandanya dapat dilihat dalam sejarah
agama Kristen berikutnya. Ini adalah salah satu akar krisis manusia modern di zaman
sekarang dalam perjumpaannya dengan alam.
Hanya dengan cara menegaskan kembali sebuah hirarki pengetahuan dan
membangun kembali sebuah sains alam yang simbolik, yang secara efektif akan
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 2

melengkapi sains kuantitatif di masa sekarang dapat menciptakan keseimbangan antara
manusia dan alam. Dengan terlepasnya manusia dari symbol, transpirasi metafisika akam
memunculkan perkembangan sains eksperimental yang bersifat anarkis dan tak
bertanggung jawab.
Di abad pertengahan diakhiri dengan pandangan alam yang simbolik dan
kontemplatif sebagian besar telah digantikan oleh pandangan rasionalistik. Dengan
hancurnya elemen gnostik dan metafisik di dalam agama Kristen, sains kosmologis

mnejadi kabur dan tak dapat di mengerti.
Di abad ketujuh belas, terjadi sebuah langkah terakhir dalam sekulerisasi
kosmos di tangan para filsuf dan saintis di zaman Renaissans, elemen filsafa tradisional
masih hidup. Selama abad kedelapan belas, pengaruh filosofisnya lebih nyata. Di masa
ini persoalan terletak di dalam manfaat pengetahuan bagi manusia, yang hanya
merupakan makhluk bumi dengan tanpa tujuan selain mengeksploitasi dan menguasai
kekayaan bumi. Abad kesembilan belas, konsepsi alam materialistic tidak berjalan tanpa
tantangan. Wujud absolute sendiri dibuat memasuki arus proses dan menjadi ( process
and becoming). Visi tentang realitas yang tak berubah dan abadi menjadi sepenuhnya
dilupakan dalam sebuah alam semesta di mana, di saat ini realitas yang tak bisa
dimengerti telah kehilangan status obyekti dan ontologisnya.
Teori evolusi tidak memberikan sebuah pandangan organic bagi sains fisik. Teori
evolusi juga berjalan bergandengan dengan historisisme umum yang merupakan sebuah
parody filsafat sejarah Kristen, dan ini hanya dapat terjadi di dunia Kristen dimana
kebenaran telah terinkarnasi dalam waktu dan sejarah.
Bagian ketiga membahas secara rinsi mengenai beberapa asas metafisik yang
berkenaan dengan alam. Bahwa hilangnya pengetahuan metafisik adalah penyebab
hilangnya harmoni antara manusia dan alam, hilangnya peran sains alam dari kerangka
pengetahuan total dan berdasarkan fakta bahwa pengetahuan ini hamper terlupakan di
barat. Bahwa dalam tradisi Cina terutama Taoisme dan juga Neo Konfusianisme

pemujaan pada alam dan pemahaman mengenai metafisik sangatlah penting, begitu pun
di Jepang. Dalam Islam hubungan yang tak terpisahkan antara manusia dan alam, juga
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 3

antara sains alam dan agama, dapat ditemukan dalam Al Qur’an. Menurut Islam tujuan
kemunculan manusia di dunia adalah untuk memperoleh pengetahuan total tentang
benda, untuk menjadi manusia yang universal. Kehadiran metafisik dan hirarki
pengetahuan telah memungkinkan Islam untuk mengembangkan banyak sains yang
memiliki pengaruh terbesar pada sains barat. Metafisika adalah ilmu yang aman dan tak
mengganggu, yang menyadari manifestasi tanpa kehilangan pandangan tentang asas.
Dalam islam, orang menemukan hirarki pengetahuan yang disatukan oleh asa
tauhid, yang berjalan sebagai poros bagi segala cara pengetahuan dan keberadaan. Dalam
sejarah islam juga ditemukan hubungan yang erat antara gnosis atau dimensi tradisi
metafisik dengan studi alam sebagaimana juga ditemukan dalam Taoisme Cina.
Sebenarnya, manusia adalah saluran rahmat bagi alam, melalui partisipasinya yang aktif
di dunia spiritual, ia akan memberkan cahaya ke dalam dunia alam. Manusia adalah
mulut hidup dan nafas alam. Dapat dijelaskan mengapa sains modern tidak pernah
muncul di Cina dan Islam, hal ini terjadi karena di dalam keduanya muncul doktrin
metafisik dan struktur keagamaan tradisional yang menolak memprofankan benda alam.
Berbeda lagi dengan suku Indian, mereka tidak mengembangkan sebuah metafisika,

namun mereka memiliki doktrin metafisika yang paling mnedlam, yang diungkapkan
dalam symbol – symbol paling primordial dan kongkret. Dengan semangat simbolis yang
kuat, orang Indian dimana – mana melihat kesan tentang realitas langit. Baginya alam
adalah suci. Bagi suku Indian, alam yang masih perawan merupakan katedral tempat
dirinya hidup dan memuja.
Metafisika dan doktrin kosmologis timur dapat membantu memulihkan visi
spiritual alam yang dapat mnejadi latar belakang sains. Gereja barat, karakter
penyelamatan yang bersifat pilih – pilih lebih ditekankan nmaun gereja timur pandangan
alam mendapat penekanan dan arti yang jauh lebih sentral. Alam dianggap sebagai
pendukung kehidupan spiritual dan muncul kepercayaan bahwa seluruh alam sama –
sama mendapatkan penyelamatan.
Sebenarnya, manusia berada antara ciptaan spiritual dan material dan memiliki
sifat keduanya. Nasib manusia erta tak terpishkan dari dunia alam dan spiritual. Dalam
alkimia, alam adalah suci sama halnya dengan pendapat suku Indian. Dan seorang
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 4

alkimia adalah penjaga alam yang dianggap sebagai teofani dan cerminan realitas
spiritual. Tradisi panjang visi alam spiritual, dengan doktrin metafisik yang menjadi
landasannya, harus kembali dihidupkan di dalam agama Kristen jika perjumpaan manusia
dan alam tidak ingin mneimbulkan bencana. Terlalu banyak pemikir agama dan teolog

modern yang mengesampingkan persoalan alam, dan menganggap keselamatan manusia
hanya dapat dicapai dengan merendahkan secara total ciptaan Tuhan yang lain. Karena
penghinaan yang tak berperasaan terhadap hak alam dan makhluk hidup lainnya, tibalah
saatnya bagi mereka yang memiliki perhatian terhadap keadaan manusia untuk beralih
ketradisi panjang studi alam di dalam agama Kristen dan berusha memulihkan doktrin
metafisik agama Kristen dengan bantuan metafisika timur. Dengan kebangkitan kembali
konsepsi spiritual tentang alam yang didasarkan pada doktrin metafisik dan intelektual,
ada harapan untuk menetralisasi kegemparan yang ditimbulkan oleh penerapan sains
modern, ada harapan untuk mengintegrasikan sains kedalam sebuah perspektif yang lebih
universal.
Bagian Empat membahas mengenai beberapa penerapannya dalam situasi
kontemporer, yang didalamnya membahas mengenai kritisisme atas sains modern tidak
ada sains tunggal sebagai kebenaran tunggal, alam semesta tidak pernah berevolusi, dan
agama – agama sebagai pendamai tuhan, manusia, dan alam.
Apabila ada penemuan kembali metafisika dan pendirian kembali sebuah tradisi
metafisika di Barat dengan metode spiritual maka tentunya akan meremajakan kembali
teologi dan filsafat. Harus ada kritisisme yang sadar dan cerdas terhadap sains dan
penerapannya, baik terhadap semua yang terlibat dalam sains maupun terhadap semua
yang menerima versi popular dari teoti – teori ilmiah. Dalam beberapa kasus, filsafat
sains telah mencoba menunjukkan kurang konsistennya, dan kurang logisnya beberapa

definisi dan metode ilmiah. Manusia telah kehilangan struktur tripartinya : Ruh ( spirtus),
jiwa ( anima), dan badan ( corpus), sehingga ia tidak lagi menjadi sebuah pikiran yang
secara misterius terkait dengan sebuah badan yang tak bisa di ukur. Demikian pula,
semua yang termasuk wilayah fisik dan spiritual menjadi terpisah dari alam. Hilangnya
pengetahuan metafisika ini telah membuat sains Nampak sebagai takhayul, yang
bertentangan dengan akal dan pengalaman. Penolakan sains – sains tradisional ini oleh
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 5

pandangan ilmiah resmi, bagaimanapun belum bisa melenyapkan eksitensi mereka.
Manusia modern belum mengalami substansi psikis alam hingga ke tingkat yang telah
dialami oleh manusia zaman lain. Maka dari itu doktrin metafisik dapat membantu
menemukan kembali alam yang perawan dengan cara menghilangkan kekangan yang
mencekik visi manusia tentang alam yang ditimbulkan oleh rasionalisme. Alam harus
kembali menjadi sarana untuk mengingat kembali surge dan kebahagiaan yang diperoleh
manusia secara alami.
Tidak ada sains yang menyeluruh ini juga telah melupakan fenomena yang turut
campur dalam beberapa tingkatan kosmis. Untuk setiap fenomena itu sendiri harus di
pandang dan dapat dipelajari dari berbagai tahap eksitensi. Dengan metafisika akan
secara hati – hati membedakan antara fakta – fakta yang dikumpulkan secara rajin oleh
saintis dan hipoteisis. Dengan doktrin metafisik juga semua sains akan dikaji secara luas

karena tidak hanya dikaji untuk memenuhi rasa ingin tahu mengenai sains itu saja tetapi
dikaitkan dengan nilai spiritualnya, seperti dikaitkan dengan mencari jejak – jejak ilahi.
Karena sudut pandnag metafisik, dunia tidak pernah sepenuhnya terpisahkan dari
penciptanya.
Dalam seluruh persoalan tentang teori evolusi dan implikasiny, tidak ada
pembedaan yang jelas antara unsure obyektif dan unsure subyektif. Yang paling penting
dan sedikit menggangu bahwa di dunia ilmiah tempat kita hidup, sama sekali belum
dilakukan pengamatan tentang evolusi. Belum terjadi juga keberhasilan eksperimen
laboratorium untuk meneliti perubahan dari satu spesies ke spesies lain. Sebenarnya,
dengan doktrin metafisika dapat membantu mengeliminasi implikais palsu dari teori –
teori biologi, terutama implikasi teori evolusi. Metafisika juga dapat memiliki nilai besar
lainnya, yakni menerangi arti sejati dari sains alam tradisional yang, karena punahnya
pengetahuan metafisik, tidak lagi memiliki makna. Manusia modern juga terlalu sedikit
memahami makna symbol dan karena kurangnya pengetahuan pembeda, maka akan
condong salah mengerti bentuk dan tanda asal – usul symbol yang bersifat diabolical,
yang sumbernya bersifat transenden dan bercahaya. Orang harus dikuasai oleh
pengetahuan tentang simbolisme dan asas – asas yang terkait agar dapat melihat makna
simbolik yang inheren di dalam setiap situasi. Jika alam kembali diberi makna, jika
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 6


perjumpaan manusia dan alam hendak menghindari bencana dan penyakit yang
mengancam di masa sekarang, maka pengetahuan simbolik ini harus di hadirkan.asas –
asas metafisika dapat memberikan suatu cahaya bukan dengan menyediakan solusi yang
tanpa rasa sakit. Asas – asas metafisika tersebut dapat membantu mengoreksi beberapa
kesalahan sains lain yang terkait dengan manusia dan masyarakat, yang masih menyalin
secara jelas metode fisika abad pertengahan dan mempelajari manusia tanpa mengetahui
siapa manusia itu sebenarnya. Asas – asas metafisika tersebut juga dapat memberikan
batasan pada penerapan teknologi dan batasan terhadap keinginan untuk terus
memuaskan keinginan hewani manusia dan bahkan menciptakan kebutuhan dan
keinginan baru jika di mungkinkan.
Penemuan kembali pengetahuan metafisika, revitalisasi teologi dan filsafat alam,
dapat membatasi penerapan sains dan teknologi. Di zaman dahulu, manusia harus
diselamatkan dari alam, namun kini alam yang harus diselamatkan dari manusia. Dan
Agar dapat menciptakan perdamaian dan harmoni denga alam, orang harus berharmoni
dan berselaras dengan langit, dengan sumber dan asal – usul segala makhluk. Siapa pun
yang berdamai dengan Tuhan, ia juga akan berdamai dengan Ciptaan- Nya, dengan alam
juga dengan manusia.
Jadi pada intinya, krisisnya perjumpaan manusia dan alam itu sendiri harus dilihat
dari sejarah masa lalunya. Penyebab hilangnya keseimbangan antara alam dan manusia
itu sendiri karena dalam mengkaji suatu sains tidak dilihat dari sudut pandang metafisika
nya sehingga hilang sifat religiusnya. Jika di pandang dari segi metafisikanya, tentu sains
itu akan secara luas dikaji tidak hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu saja dengan
mengobrak – abrik alam dengan anarkis tanpa ada tanggung jawab, dengan metafisika itu
lah setelah dikaji lalu kita sadar bahwa ini lah ciptaan Tuhan yang harus kita jaga,
sehingga akan muncul keselarasan dan keharmonisan antara manusia dan alam.
Sebagaimana anggota tubuh kita tidak akan bisa bergerak kecuali ada jiwa didalamnya,
maka demikian juga alam semesta dan bagian – bagiannya, tidak mungkin bisa bergerak
kecuali ada didalamnya kekuatan immaterial yang disebutnya jiwa universal. Jiwa
universalah yang mempertahankan struktur kosmos tetap berdiri kokoh. Manusia modern
hanya mementingkan dan memikirkan masalah duniawi atau yang dersifat benda saja itu
Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 7

juga merupakan salah satu penyebab rusaknya keharmonisan ynag mennimbulkan sifat
anarkis terhadap alam. Metafisik menjadi pudar pada kalangan manusia modern.
Sehingga dalam buku ini penulis mengajak para pembaca dan yang lainnya untuk
menjaga hubungan yang baik dengan sang pencipta, terlebih manusia hidup di dunia ini
hanyalah sementara. Dengan adanya hubungan yang baik antara Tuhan dan manusia
tentunya hubungan antara manusia dan alam pun ikut terjaga dengan baik.
B. Gambaran Tentang Pengarang
Seyyed Hossein Nasr dilahirkan di Teheran dari keluarga teradisional penganut Syi’ah
ortodoks. Beliau merupakan intelektual garda yang sangat disegani. Seyyed Hossein Nasr
memperoleh gelar B. Sc. Dari Massachusetts Institute Of Technology ( MIT) dalam
bidnag Fisika. Kemudian mengambil jurusan Geologi dan Geofisika di Universitas
Harvard dan Meraih gelar M. A. Demikian juga dengan gelar Ph. D yang diraih di
Universitas yang sama dengan disertasi yang sangat gemilang, An Intoduction to Islamic
Cosmological Doctrines.
Seyyed Hossein Nasr menjadi guru besar untuk disiplin ilmu sejarah sains dan filsafat
di universitas Teheran dan universitas Amerika di Berut. Ia seringkali diundang oleh
berbagai kelompok akademis internasional untuk memberikan kuliah – kuliah keliling.
Diantaranya adalah kuliah – kuliah yang disampaikan secara khusus di Universitas
Chicago Amerika yang disponsori oleh Rockefeller Foundation.
Karya – karya Seyyed Hossein Nasr yang selalu berhasil menyita perhatian akademis
adalah :
1)
2)
3)
4)

Ideals and Realities of Islam
Knowledge and The Sacred
Islam : An Intoduction, The Three Sages Of Islam
The Encounter Man ang Nature ( Antara Tuhan Manusia dan Alam )

C. Point – point Penting
1) Dimana pun hidup individu ataupun budaya, di dalamnya pasti ada akar masa lalu.

Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 8

2) Terlepasnya manusia dari simbolis, transparasi metafisik maka akhirnya akan
memunculkan perkembangan sains eksperimental yang bersifat anarkis dan tak
bertanggung jawab.
3) Hanya dengan menemukan kembali metafisika sejati maka akan mengembalikan
hubungan manusia dan alam.
4) Manusia adalah mulut hidup dan nafas alam.
5) Jiwa- lah yang mungkin dapat merenungkan alam, yang dapat memisahkan diri
darinya, yang sekaligus memungkinkan persatuan itu, sebagaimana hubungan si
pincang dan si buta, dan melalui ( persatuan) itu, alam semesta dibentuk.
6) Harus ada kritisisme yang sadar dan cerdas terhadap sains dan penerapannya.
7) Alam suci merupakan jejak surga di Bumi dan merupakan gambaran awal tentang
Surga Langit.
8) Untuk berbahagia dengan alam, orang harus secara benar menerima norma dna ritme
alam, bukan berusaha mendominasi dan menguasainya.
9) Agar dapat menciptakan perdamaian dan harmoni denga alam, orang harus
berharmoni dan berselaras dengan langit, dengan sumber dan asal – usul segala
makhluk. Siapa pun yang berdamai dengan Tuhan, ia juga akan berdamai dengan
Ciptaan- Nya, dengan alam juga dengan manusia.
D. Komentar
1) Kritik
Buku yang berjudul Antara Tuhan, Manusia dan Alam menggunakan
bahasa yang kurang di pahami sehingga saat di baca ada kata – kata maupun
kalimat yang tidak dimengerti, sehingga menimbulkan dampak ketidak pahaman
secara luas mengenai isi buku tersebut. Walaupun memang, ada sedikit yang bisa
dicerna dan dimengerti maksud dari isi buku tersebut. Sebenarnya, apabila isi
buku tersebut di olah menjadi kalimat – kalimat yang mudah dicerna dan
dipahami pasti buku tersebut akan memberikan daya tarik tersendiri sehingga para
pembaca asyik dalam memahami isi buku tersebut. Untuk masalah ketebalan
buku mungkin cukup standar, karena jika buku tersebut sangat tebal menurut saya

Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 9

kurang bagus apalagi ditambah dengan bahasa yang kurang dimengerti mungkin
akan menambah rasa bingung dan rasa malas untuk diketahui lebih lanjut.
2) Komentar
Buku ini sangat bagus, karena membahas penyebab terjadinya
kerenggangan hubungan antara manusia dan alam serta memberi suatu cara atau
jalan untuk memperbaiki renggangnya hubungan manusia dan alam itu sendiri.
Memberikan pengetahuan dan kesadaran bagi kita semua untuk pentingnya
menjaga keharmonisan antara Manusia dan Alam, tentunya dengan menjaga
hubungan baik antara kita dengan Maha Pencipta.

Antara Tuhan, Manusia dan Alam | 10