PANCASILA SEBAGAI NILAI ETIKA EKONOMI

PANCASILA SEBAGAI NILAI
ETIKA EKONOMI

Disusun Oleh :
Ekarista Dennis Daniel
Timothy Yosefo Zebua
Yonsi Rendra Hanggawan
Tabita Mida Theresa
Krestian Tiwow

/ 672017133
/ 672017137
/ 672017144
/ 672017146
/ 672017229

PANCASILA-G
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA

2018

Kata Pengantar

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan kita nafas kehidupan dan kesehatan, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah tentang “Pancasila
sebagai nilai etika ekonomi”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pancasila. Dalam makalah ini kami mengulas tentang pengertian etika,
pengertian ekonomi, pengertian etika ekonomi, pengertian etika ekonomi
pancasila dan hubungan antara Pancasila dengan nilai etika ekonomi .
Kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada pihak yang
sudah boleh membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran para
pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan makalah berikutnya.
Mudah - mudahan itu semua bisa menjadi pelajaran bagi kami agar lebih
meningkatkan kualitas pembuatan makalah ini di waktu mendatang.


Salatiga, Januari 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II ISI
2.1 Pengertian Etika
2.2 Pengertian Ekonomi
2.3 Prinsip Etika Ekonomi
2.4 Pengertian Prinsip Etika Ekonomi pancasila

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik Dan Saran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang
menang,sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan
bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai
dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi
yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat
secara luas (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan
seluruh bangsa.
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena
perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti
keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya,

serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Pancasila merupakan landasan yang mendasari segala kegiatan, termasuk
kegiatan ekonomi dan pembangunan nasional.
Ekonomi Negara haruslah berlandaskan pada sila-sila dalam pancasila,
dan pancasila memiliki peran sebagai dasar dari berlangsungnya kegiatan
ekonomi, sehingga perekonomianpun berjalan sesuai jati diri bangsa dan tidak
terpengaruh pada globalsasi yang bisa merugikan perekonomian Negara.
Dalam hal ini perokonomian di Indonesia tidak bisa lepas dari masyarakat
dimana kita tahu bersama bahwa masyarakat sangat memiliki pengaruh penting
dalam dunia ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran di atas, maka tersusunlah beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa definisi dari pancasila sebagai nilai etika ekonomi.

2. Bagaimana hubungan antara pancasila dengan nilai etika ekonomi.
3. Nilai apa saja yang terkandung dalam pancasila sebagai nilai etika
ekonomi.


1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi dari pancasila sebagai nilai etika ekonomi.
2. Memahami apa hubungan antara pancasila dengan nilai etika ekonomi.
3. Mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
nilai etika ekonomi.

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Etika
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua
kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu
atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran
moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam

Hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (etika individual) maupun mahluk sosial (etika sosial) .

2.2 Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum
atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara
menghasilkan,mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam
masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaikbaiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta
kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan, pengembangan maupun
distribusi.
Manusia hidup dalam suatu kelompok yang membentuk suatu sistem.
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, kaitan, atau hubungan
dari unsur-unsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan
komplek sifatnya.

Dengan demikian sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit yang
kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar
disuatu wilayah tertentu.


2.3 Prinsip Etika Ekonomi
Secara umum prinsip yang dipakai sama dengan kehidupan
sehari hari yaitu :
1. Prinsip Kejujuran
Kejujuran adalah modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari
pelaku ekonomi lainnya, baik itu kepercayaan komersial, material ataupun
moril.
2. Prinsip Keadilan
Dalam hal keadilan, para pelaku ekonomi menjalankan kegiatan ekonomi
nya secara adil sesuai dengan aturan dan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan
3. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini mengarahkan untuk menjaga nama baik, tidak menjelekan
pihak pihak pelaku ekonomi lain nya dalam berbagai hal.
Dari semua prinsip itu, prinsip keadilan lah yang paling penting, karena
didalamnya telah mewakili prinsip prinsip lainnya.

2.4 Pengertian Etika Ekonomi Pancasila
Dalam konsep kita, pembangunan nasional adalah pengamalan Pancasila.

Pembangunan ekonomi kita pun harus berlandaskan Pancasila, sebagai dasar,
tujuan dan pedoman dalam penyelenggaraannya. Dengan dasar pemikiran
tersebut, maka sistem ekonomi yang ingin kita bangun adalah sistem ekonomi
Pancasila.
Kita mengetahui bahwa banyak pakar telah mencoba merumuskan apa
yang dimaksud dengan Ekonomi Pancasila. Tampaknya selama ini belum
tercapai konsensus ke arah satu pengertian. Bahkan banyak yang mencoba
menghindari menggunakan istilah itu.

Kita bisa memahami kalau selama ini ada kekhawatiran dalam
merumuskan Ekonomi Pancasila, oleh karena memang kondisi ekonomi kita
pada waktu yang lalu masih begitu tertinggalnya, sehingga berbicara mengenai
idealisme yang demikian akan dirasakan bertentangan dengan kenyataan dalam
kehidupan yang sesungguhnya.
Namun, dewasa ini bahwa sudah saatnya kita menentukan sikap dan
membulatkan niat untuk membangun ekonomi menuju arah sesuai cita-cita para
pendiri Republik ini.
Pembangunan selama ini telah memberikan hasil yang cukup nyata dalam
meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi nasional, sehingga
memberikan modal dan kesempatan kepada kita untuk memikirkan lebih jauh

idealisme pembangunan dan menjabarkannya dalam konsep-konsep yang
operasional, yang secara bertahap membawa kita ke tujuan itu.
Jelas tidak akan mudah bagi kita untuk mengembangkan konsep ini,
karena sebagai konsep ekonomi dan konsep pembangunan harus memenuhi
berbagai syarat, di samping idealisme atau pandangan-pandangan yang
normatif, harus juga memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, sehingga ada asas-asas
objektif dan rasional yang dapat dikembangkan. Namun, kita juga tidak berhenti
mengupayakannya semata-mata karena belum ada atau belum banyak literatur
yang secara mendalam mengkaji konsep ini. Justru kita harus memulainya dan
mengembangkan konsensus ke arah itu.
Sistem ekonomi kita, menganut paham ekonomi pasar, atau menurut
istilah yang digunakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ekonomi
pasar terkendali (tahun 1990) atau ekonomi pasar terkelola (tahun 1996) . Kata
kuncinya adalah terkelola.
Kemudian yang dimaksud dengan sistem ekonomi Pancasila adalah
sistem ekonomi pasar yang terkelola dan kendali pengelolaannya adalah nilainilai Pancasila. Dengan perkataan lain ekonomi Pancasila tentulah harus
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

Atas dasar itu maka Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis,
karena berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan

kita .

2.4.1 Sila Pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)
Keimanan dan ketakwaaan menjadi landasan spiritual, moral dan etik
bagi penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan. Dengan demikian sistem
ekonomi pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan etika, sehingga
pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak.

2.4.2 Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi
manusia dalam kehidupan ekonomi. Dengan dasar-dasar moral dan
kemanusiaan seperti di atas, ekonomi pancasila meskipun tidak menghalangi
motivasi ekonomi untuk memperoleh keuntungan, namun tidak mengenal
predator-predator ekonomi, yang satu mangsa yang lain.
2.4.3 Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)
Mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai penjabaran wawasan
nusantara di bidang ekonomi. Globalisasi kegiatan ekonomi tidak menyebabkan
internasionalisasi kepentingan ekonomi. Kepentingan ekonomi kita tetap
diabdikan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan
demikian berwawasan kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap patriotik

meskipun kegiatannya sudah mengglobal.
2.4.4 Sila Keempat (Kerakyatan yang Dipimpin
kebijaksanaan Dalam Pemusyawaratan Perwakilan)

Oleh

Hikmat

Pancasila menunjukkan pandangan bangsa Indonesia mengenai
kedaulatan rakyat dan bagaimana demokrasi dijalankan di Indonesia. Di bidang
ekonomi, Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang
dalam Undang-undang Dasar secara eksplisit disebut demokrasi ekonomi.

2.4.5 Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Menunjukkan betapa seluruh upaya pembangunan kita, untuk
mengembangkan pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang
berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2.5 Hubungan System Ekonomi Indonesia dan Filsafah Pancasila
Pancasila adalah khas milik Indonesia dan tidak dimiliki oleh bangsa dan
Negara lain.Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah pandangan hidup dalam ber
masyarakat, khususnya dalam bernegara. Oleh karena itu system ekonomi pun
tidak luput dari pengaruh Pancasila. Negara Indonesia memiliki system
ekonomi yang berbeda dengan system – system lain yang digunakan Negara
lain. System ekonomi Indonesia disebut ekonomi pancasila. Ekonomi pancasila
dari segi filsafat di bidang kehidupan ekonomi sebagai implikasi langsung dari
diterimanya Pancasila di Indonesia
2.5.1 Teori dari Ahli-Ahli Ekonomi Indonesia
Istilah ekonomi pancasila atau ekonomi kerakyatan, diperkenalkan sejak
1980 selalu identik dengan figure Mubyarto, namun tidak banyak yang tahu
bahwa sebelum Mubyarto menyempurnakan ekonomi pancasila ada seorang
Emil Salim yang telah memperkenalkan ekonomi pancasila sejak tahun 1965
(Nugroho, 2006). Pada tahun itu Emil Salim mempublikasikan dua tulisan yang
telah diterbitkan. Pada tulisan karangannya Emil Salim membahas tentang
empat model system ekonomi, yaitu ekonomi sastra, ekonomi control, ekonomi
kolektif, dan ekonomi perencanaan sentral. motivasi beliau menulis karangan
tentang system ekonomi tersebut adalah untuk menemukan dan merumuskan
system ekonomi yang sesuai dengan Indonesia. Pada akhir tulisannya Emil
Salim menyimpulkan system ekonomi yang cocok dengan Indonesia dengan
sebutan 'Sistem ekonomi Sosialisme Pancasila ( Nugroho,2006) yang kemudian
berubah dengan sebutan “ekonomi pancasila”.

Pada tahun 19 September 1980, atas inisiatif Mubyarto gagasan ekonomi
pancasila untuk pertama kalinya diseminarkan. Menurut Mubyarto Ekonomi
Pancasila memiliki lima ciri, yaitu:
1. Roda perekonomian digerakan oleh rangsangan ekonomi, social dan
moral
2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah pemerataan social
(egalitarianism), sesuai asas kemanusiaan.
3. Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional
yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan
ekonomi.
4. Koperasi merupakan saka guru perekonomian dan merupakan bentuk
paling konkret dari usaha bersama.
5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat
nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi yang
menjamin keadilan social.
2.5.2. Profil Ekonomi Indonesia Yang Mampu Menata Kehidupan
Ekonomi Bangsa dan Rakyat Indonesia
Salah satu indikator yang dijadikan acuan perkembangan suatu Negara
adalah perkembangan sektor ekonominya. Suatu Negara dikatakan maju jika
memiliki struktur sistem ekonomi yang kuat yang tidak mudah goyah oleh
penyakit – penyakit perekonomian seperti deflasi, inflasi, devaluasi dan lain
sebagainya. Sejak Indonesia merdeka Negara ini telah mencoba beberapa jenis
system ekonomi yang pada akhirnya pada tahun 1980 diperkenalkan ekonomi
pancasila oleh Mubyarto yang digunakan dan dikembangkan sampai sekarang.
Dengan era globalisasi seperti sekarang ini bukan tidak mungkin sedikit
demi sedikit akan mengikis arti dari system ekonomi pancasila sendiri. Jadi
profil ekonomi yang paling ideal adalah mengembalikan Indonesia pada
karakter yang menjadi ciri khas bangsa ini yaitu Pancasila di segala sector
termasuk ekonomi. Dalam system perekonomian Indonesia terdapat 3 pilar
penyangga perekonomian yaitu BUMS (Badan Usaha Milik Swasta), BUMN
(Badan Usaha Milik Negara), dan koperasi. Masing – masing badan usaha
tersebut memiliki peran dan andil yang berbeda dalam menggerakan roda
perekonomian Indonesia, namun sangat disayangkan koperasi adalah badan
usaha yang paling lambat perkembangannya.

Hal tersebut sangat disayangkan, padahal koperasi adalah badan usaha
yang sangat didukung oleh pemerintah dan mendapat kedudukan istimewa
dalam perekonomian Indonesia sesuai dengan pasal 1 UUD 1945, khususnya
ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
atas asas kekeluargaan”. Dalam penjelasan UUD1945 itu dikatakan bahwa
bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi.
Hal ini didukung pula dengan kondisi budaya bangsa Indonesia yang pada
dasarnya rakyat Indonesia memang bukan “homo ekonomikus” melainkan lebih
bersifat “homo societas”, lebih mementingkan hubungan antar manusia daripada
kepentingan materi/ekonomi.
Berdasarkan data resmi dari Departemen Koperasi dan UKM, sampai
dengan bulan Desember 2013, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat
sebanyak 203.701 unit dengan rincian 143.177 unit aktif dan 60.548 unit tidak
aktif, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 35 juta orang. jumlah itu jika
dibanding dengan jumlah koperasi per-Juni 2013 sebanyak 200.808 unit (naik
1,44%) dengan rincian 142.387 unit aktif (naik 0,51%) dan 58.421 unit tidak
aktif (naik 3,70). Jumlah koperasi memang mengalami kenaikan namun
kenaikan ini juga diiringi dengan naiknya koperasi tidak aktif yang jauh lebih
besar.
Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan modal yang dialami banyak
koperasi untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini merupakan salah satu
imbas kenaikan harga bahan bakar minyak tahun 2014 lalu, sehingga anggota
koperasi kekurangan modal untuk tabungan.Penyebab lainnya, pemerintah
kurang menjalankan perannya sebagai pembina koperasi, dan kebijakan yang
digulirkan tidak mendukung pengembangan koperasi rakyat. Contoh : kebijakan
pemerintah yang menyebabkan koperasi pasar tradisional semakin tersingkir
oleh pasar modern. Menurutnya, perbankan juga kerap tidak berpihak pada
koperasi kecil. Koperasi kecil kerap kesulitan mendapat pinjaman modal untuk
pengembangan usaha.
Dari penjelasan di atas terlepas dari kelebihan dan kekurangannya
koperasi di Indonesia selalu mendapatkan tempat istimewa dalam roda
perekonomian Indonesia. Jika dibandingkan dengan BUMN dan BUMS
koperasi adalah badan usaha yang paling gampang di akses langsung oleh

masyarakat dari semua golongan dan strata sosial. Hal ini bisa menjadikan
koperasi sebagai alat pemerataan kesejahteraan yang efektif dalam
perekonomian Indonesia. Salah satu alternative solusi untuk menggairahkan
kembali koperasi di Indonesia adalah melibatkannya dalam system kerja sama
dengan berbagai pelaku dalam dunia usaha nasional.
Lebih lanjut juga dapat dijelaskan melalui tinjauan yang sederhana dari
sudut pandang ekonomi terhadap diperlukannya koperasi yaitu tidak lain adalah
dalam rangka meningkatkan efisiensi. Penggabungan usaha yang sama yang
berskala kecil menjadi usaha bersama yang berskala lebih besar dan sangat
mungkin untuk menghasilkan efisiensi yang lebih besar karena adanya
penggunaan secara bersama terhadap factor produksi, manajemen, dan berbagai
aspek ekonomi. Sementara kebersamaan juga sangat memungkinkan untuk
memperbesar cakupan usaha sehingga akses usaha yang dapat dimanfaatkan
oleh masing – masing akan semakin besar.
Kebersamaan pada tingkat operasional juga sangat penting untuk memperkecil
resiko secara kolektif serta mengatasi informasi yang bercampur dalam proses
operasional. Melalui usaha bersama dalam bentuk koperasi, resiko kolektif
dapat diperkecil sehingga juga dapat memperkecil kerugian.
Meskipun koperasi memiliki banyak keuntungan dalam menggerakkan
roda perekonomian, namun pengembangannya bagi Negara yang sedang
berkembang (Suhartono,2012). Oleh karena itu diperlukan peran serta dari
pihak luar karena masih terdapat kesulitan menumbuhkan koperasi yang
sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat lapisan bawah. Salah satu peranan pihak
ketiga adalah akademisi dari kalangan perguruan tinggi. Pengamatan para ahli
di berbagai Negara – Negara Asia menunjukan masih pentingnya peranan pihak
ketiga terutama pemerintah dalam mengembangkan koperasi seperti disebutkan
“in the developing countries of Asia, the cooperative movement was introduced
by government “( Suhartono,2012).
Untuk mencapai sasaran pengembangan koperasi pada umumnya
sebagaimana yang diinginkan, maka perlu ditempuh langkah langkah, antara
lain :

a) Meningkatkan prakarsa, kemampuan dan peran serta gerakan koperasi
melalui peningkatan kualitas SDM dalam rangka mengembangkan dan
memantapkan kelembagaan dan usaha untuk mewujudkan peran
utamanya di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat.
b) Menciptakan iklim usaha yang makin kondusif sehingga memungkinkan
koperasi mendapat kesempatan atau akses kepada berbagai sumber daya
yang penting.
Guna mengatasi kelemahan koperasi maka langkah-langkah di atas
dapatdioperasionalisasikan dalam bentuk :
a)

Meningkatkan akses dan pangsa pasar. Operasionalisasi ini dilaksanakan
antara lain dengan cara meningkatkan keterkaitan usaha,kesempatan usaha,
kepastian usaha, perluasan akses terhadap informasi usaha, penyediaan saran
dan prasarana usaha untuk mewujudkan peran utamanya di segala bidang
kehidupan ekonomi rakyat.
b)
Menciptakan iklim usaha yang makin kondusif sehingga
memungkinkankoperasi mendapat kesempatan atau akses kepada berbagai
sumber daya yang penting.
c)
Memperluas akses terhadap sumber permodalan. Hal ini dilakukan antara
lain dengan cara memperkukuh struktur permodalan dan meningkatkan
kemampuan pemanfaatan permodalan. Secara lebih rinci program yang
dilaksanakan meliputi peningkatan jumlah pagu kredit, menciptakan berbagai
kemudahan untuk memperoleh pembiayaan usaha, pendayagunaan sumber daya
yang tersedia, seperti dana BUMN, serta pengembangan berbagai lembaga
keuangan, seperti lembaga jaminan kredit dan asuransi.
d)
Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dalam hal ini dapat
ditempuh antara lain dengan cara meningkatkan kemampuan kewirausahaan dan
profesionalisme pengelolaan koperasi.
e)
Meningkatkan akses terhadap terknologi. Hal ini dapat ditempuh antara
lain dengan cara meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan,
memanfaatkan hasil penelitian dan pengkajian yang telah dihasilkan oleh
berbagai lembaga yang telah ada, meningkatkan kegiatan alih teknologi, dan
berbagai kemudahan untuk modernisasi peralatan berikut pemanfaatannya.
f)
Mengembangkan kerja sama usaha dalam hal ini ditempuh melalui
pengembangan kerja sama usaha antar pelaku ekonomi baik secara vertical
maupun horizontal. Pada upaya pengembangan kerja sama ini terdapat muatan

yang beraasan pembinaan dan beraasan ekonomis yang bertujuan jangka
panjang. Manfaat kerja sama yang dibangun diharapkan bukan saja bagi pelaku
yang terlibat langsung dalam kerja sama usaha tersebut, melainkan bermanfaat
secara keseluruhan dalam memperbaiki struktur ekonomi nasional menghadapi
persaingan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berkenaan Pancasila sebagai Sistem Etika, kita menyadari bahwa nilainilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan antara untaian
sila dengan sila lainnya. Setiap sila mengandung makna dan nilai tersendiri.

3.2 Kritik dan Saran
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis perlukan dari
pembaca untuk memperbaiki makalah ini yang jauh dari kata sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Linkolin. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Yayasan Keluarga Pahlawan Negara,
2004.

Nugroho, Tarli. Ekonomi Pancasila Refleksi Setelah 3 Dekade, http//Academia.edu,2006.
Suhartono, Iman. Strategi Pengembangan Koperasi Berorientasi Bisnis.
http//jurnal.steiama.ac.id, 2012
Tambunan, Tulus dan M. Anik, Chairulhadi. Polemik Mengenai Koperasi: Penyebab Masih
Buruknya Kinerja Koperasi di Indonesia. http//fe.trisakti.ac.id, 2009
https://www.academia.edu/6725782/Hubungan_system_ekonomi_Indonesia_dan_Falsafah_P
ancasila