Makalah Biodiversitas dan Konservasi PEN

Makalah Biodiversitas dan Konservasi

“PENINGKATAN APRESIASI DAN KESADARAN AKAN
NILAI BIODIVERSITY”

Oleh
Wa Ode Zulhulaifah
431 410 056

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013

1

KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULAHI WABARAKATU
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa karena hanya dengan
izin dan kuasa-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat
banyak kendala sehingga masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu kesempurnaan penulis makalah ini diucapkan banyak terima kasih
yang sedalam-dalamnya khususnya kepada dosen pengajar mata kuliah ini, yang
telah memberikan arahan dan masukan sehingga tugas ini selesai tepat pada
waktunya.
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah kita kembali dan hanya kepada-Nyalah
terdapat kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.
BILLAHITAUFIK WALHIDAYAH,
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Gorontalo,24 Desember 2013

penyusun


2

DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang ......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................5
Bab II Pembahasan
2.1. Konsep dasar, nilai dan manfaat biodiversitas......................................6
2.2 Apresiasi dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas ditinjau dari
kearifan budaya local..................................................................................8
2.3 Upaya Peningkatan Apresiasi dan Kesadaran Akan Nilai Biodiversitas
.....................................................................................................................9
Bab III Penutup
3.1Kesimpulan...........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12
Daftar pustaka ....................................................................................................13


3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Terminologi keanekaragaman hayati dan biodiversity merupakan istilah

baru yang dimunculkan dan dipopulerkan pada tahun 1986 pada forum nasional
keanekaragaman hayati (National Forum on Biodiversity) di Amerika Serikat.
Forum ini diadakan atas prakarsa national geographic of science dan Smitsonian
Institute. Istilah biodiversity sebenarnya bermula dari penggunaan istilah
biological diversity. Kata biodiversity berasal dari bahasa Yunani bios yang berarti
hidup dan bahasa latin diversitas yang berarti beranekaragam. Gabungan beberapa
kata

tersebut

memunculkan


pemaknaan

baru,

yaitu

kehidupan

yang

beranekaragam. Terminology ini dikemudian hari menjadi suatu konsep dalam
konteks perlindungan dan pelestarian alam. (Utama, 2011)
Perhatian terhadap persoalan biodiversity muncul karena ledakan populasi
manusia

yang

berimplikasi


pada

penurunan

kondisi

lingkungan

alam.

Pertumbuhan manusia dimuka bumi ini menuntut ruang untuk hidup dan juga
berbagai sumber daya alam lain untuk menunjang hidup. Segala aktivitas terkait
pemenuhan kebutuhan hidup dan juga berbagai sumber daya alam lain
untukenunjang hidup. Segala aktivitas terkait pemenuhan kebutuhan hidup
manusia dapat dianggap sebagai suatu persaingan dengan mahluk hidup lain.
sekitar 12% spesies burung dan 23 % spesies mamalia berada dalam kondisi
terancam punah (Sponsel 2008 dalam Utama 2011). Keadaan ini tentu
mengancam kehidupan manusia dimasa mendatang. (Utama, 2011)
1.2.


Rumusan masalah
a. Bagaimana konsep dasar, nilai dan manfaat dari biodiversitas?
b. Bagaimana apresiasi dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas ditinjau
dari kearifan budaya lokal?

4

c. Bagaimana upaya peningkatan dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas?

1.3.

Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar, nilai dan manfaat dari biodiversitas.
b. Untuk mengetahui apresiasi dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas
ditinjau dari kearifan budaya lokal.
c. Untuk mengetahui upaya peningkatan dan kesadaran akan nilai dari
biodiversitas.

5


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar, Nilai dan Manfaat dari Biodiversitas
2.1.1. Konsep dasar Biodiversity
Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau biodiversitas,
adalah semua kehidupan di atas bumi in “tumbuhan, hewan, jamur dan
mikroorganisme” serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya
kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang
berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem
perairan lainnya.
Keanekaragaman hayati karena itu lazimnya dianggap memiliki tiga
tingkatan yang berbeda: keanekaragaman genetik, keanekaragaman spesies dan
keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman genetik merujuk kepada berbagai macam informasi
genetik yang terkandung di dalam setiap makhluk hidup. Keanekaragaman
genetik terjadi di dalam dan di antara populasi-populasi spesies serta di
antara spesies-spesies.
2. Keanekaragaman spesies merujuk kepada keragaman spesies-spesies yang
hidup.

3. Keanekaragaman

ekosistem

berkaitan

dengan

keragaman

habitat,

komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta keanekaragaman yang
6

ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-perbedaan
habitat dan keragaman proses-proses ekologis.
Perubahan secara evolusi menghasilkan proses diversifikasi terus menerus
di dalam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati meningkat ketika variasi
genetik baru dihasilkan, spesies baru berevolusi atau ketika satu ekosistem baru

terbentuk; keanekaragaman hayati akan berkurang dengan berkurangnya spesies,
satu spesies punah atau satu ekosistem hilang maupun rusak. Konsep ini
menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-prosesnya. (Southwest
Australia Ecoregion Initiative (2006) dalam persemakmuran Australia 2007).
2.1.2. Nilai dan Manfaat Biodiversitas
Biodiversitas memiliki beragam manfaat berkaitan dengan faktor hak
hidup biodiversitas, faktor etika dan agama, serta faktor estetika bagi manusia.
Nilai jasa biodiversitas adalah sebagai pelindung keseimbangan siklus hidrologi
dan tata air; penjaga kesuburan tanah, lingkungan laut melalui pasokan unsur hara
dari serasah hutan; pencegah erosi, abrasi dan pengendali iklim mikro. Manfaat
biodiversitas lainnya adalah nilai warisan yang berkaitan dengan keinginan
menjaga kelestarian biodiversitas untuk generasi mendatang. Biodiversitas
merupakan nilai pilihan dan menjadi penting di masa depan. Manfaat langsung
biodiversitas adalah nilai konsumtif untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan
dan papan. Nilai produktifnya berkaitan dengan perdagangan lokal, nasional
maupun internasional. (Buletin KBR4, 2013).
Sumber daya alam merupakan suatu kekayaan yang nilainya begitu besar
bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia pada masa kini tidak hanya terbatas
pada kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan akan kesehatan juga
menjadi hal penting dalam hidup manusia. Semua kebutuhan manusia tersebut

disediakan oleh alam. Dengan kata lain, manusia tergantung pada alam.
Sementara

alam

itu

sendiri

terbentuk

dari

susunan

hubungan

saling

ketergantungan antara elemen satu dengan lainnya yang sangat kompleks.

Ditinjau dari sudut pandang ilmu ekologi, Odum dalam bukunya Fundamentals of
7

Ecology (1996) menyebutkan saling ketergantungan antara organisme hidup dan
lingkungnnya. Hubungan yang terjalin antar elemen adalah saling mempengaruhi
sehingga arus energi mengarah pada struktur makanan, keanekaragaman biotik,
dan daur material. Kehilangan atau ketidakseimbangan salah satu elemen pada
mata rantai arus energi tersebut sudah tentu akan menyebabkan gangguan pada
yang lain pada sistem tersebut (Team Teaching, 2012).
Menyimak perkembangan yang terjadi dengan nilai biodiversity yang
tinggi, sehingga penyusutan dan punahnya keanekaragaman hayati. Terdapat
banyak aktivitas manusia yang merusak habitat, mengeksploitasi dan mengubah
kekayaan hayati berlebihan, masuknya spesies eksotik, lemahnya aturan dan
penegakan hukum, rendahnya kesadaran dan komitmen telah mengurangi
kekayaan hayati. (Team Teaching, 2012).
2.2. Apresiasi dan Kesadaran Akan Nilai dari Biodiversitas Ditinjau dari
Kearifan Budaya Lokal
Dari perspektif budaya, konsep biodiversity tidak dapat lepas dari factor
manusia

yang

memiliki

tanggung

jawab

terhadap

keberlangsungan

keanekaragaman yang ada dimuka bumi. UNESCO dan UNEP pada KTT dunia
mengenai pembangunan berkelanjutan yang diadakan di Johannesburg tahun 2002
menyatakan bahwa pembangunan yang lestari memerlukan kenaekaragaman
budaya dan keanekaragaman budaya dan keanekaragaman hayati sebagai
komponen yang sama penting dan utama. Maksud dari pernyataan tersebut adalah
untuk melindungi kenekaragaman hayati sekaligus menghargai dan mengakui hak
dan peran masyarakat local sebagai agen utama yang menjaga dan membentuk
keanekaragaman hayati. (Utama, 2011)
Berbagai contoh dari parktik-praktik masyarakat local yang menerapkan
aktivitas konservasi biodiversity dapat dijumpai diseluruh belahan dunia. Seperti
di Negara Zimbabwe-afrika selatan, masyarakat yang tinggal di dekat hutan
disepanjang aliran sungai Musengezi percaya bahwa hutan yang ada di dekat
pemukiman mereka adalah hutan keramat. Penduduk dilarang mengambil hasil

8

hutan tanpa meminta izin seorang pawing yang merupakan medium bagi roh-roh
yang tinggal di dalam hutan. Roh-roh penduduk yang meninggal juga akan
bergabung dengan leluhur mereka di hutan dalam wujud satwa liar, missal : para
kepala suku akan mengambil wujud singa. (Utama, 2011).
Kearifan local dalam menjaga keanekaragman hayati ini tidak saja
dilakukan oleh masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sumber daya
alam yang ada di darat. Masyarakatpun memiliki kebajikan setempat dalam
mengkonservasi ekosistemnya. Sebagai contoh dinegara Tanzania, penduduk
pesisir memiliki kepercayaan bahwa gugusan terumbu karang di jaga oleh rohroh jahat sehingga mereka tidak berani sembarangan menangkap ikan di area
tersebut. Kepercayaan ini tentu sangat membantu mengkonservasi habitat terbaik
untuk pemijahan biota-biota laut. (Utama, 2011)
Masing-masing budaya lokal memperlihatkan ketergantungannya pada
alam untuk hidup. Ketergantungan ini secara otomatis menhasilkan perilaku
penghargaan terhadap alam beserta segala isinya yang terwujud dalam berbagai
bentuk tradisi, ritual, ataupun aturan-aturan adat sebagai produk budaya dari
manusia yang tinggal dilingkungan tersebut. Wujud budaya yang muncul bersifat
fisik maupun nonfisik, lateral maupun simbolisasi. Bentuk-bentuk fisik yang
terlihat seperti persawahan terasering dan adanya alokasi hutan penyangga seperti
sawah terasering Banaue-Filipina dan juga di Bali-Indonesia. Bentuk non-fisik
dapat berupa manajemen pengaturan jenis tanaman dan siklus tanaman hingga
organisasi adat yang mengelola lanskap alam tersebut seperti organisasi subak di
Bali. (Sponsel 2008 dalam Utama 2011).
2.3. Upaya Peningkatan Apresiasi dan Kesadaran Akan Nilai Biodiversitas
Peningkatan apresiasi dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas dapat
terjadi apabila pihak-pihak terkait dalam hal ini pemerintah, masyarakat, pebisnis
dan peniliti memahami konsep dasar dari biodiversitas dan nilai serta manfaat dari
biodiversitas itu sendiri. Hal ini sesuai dengan laporan Kondisi Lingkungan
(2006) ancamana utama keanekaragaman hayati di Australia salah satunya adalah:
9

Kurangnya pemahaman kita terhadap nilai-nilai keanekaragaman hayati (terutama
peranan dari banyak spesies dan ekosistem) serta peranannya di dalam fungsi
ekosistem. (persemakmuran Australia 2007).
Dimana pemahaman tentang konsep dasar, nilai dan manfaat dari
biodiversitas, dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
1. Melakukan kampanye penyadaran lingkungan
Masyarakat lokal perlu menyadari keunikan kehidupan liar disekitar
mereka dan ketergantungannya kehabitat alami, juga manfaat konservasi serta
konsekuensinya jika tidak ada tindakan yang dilakukan. Hal ini dapat dicapai
dengan berbagai cara seperti memasukan materi dalam kurikulum SMP dan SMU,
mengundang pembicara dalam pertemuan di kota, poeter, video dan pulblikasipublikasi bergambar.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan
konservasi.
Penduduk local memiliki peluang yang sangat bagus untuk melakukan dan
mengelola inisiatif konservasi yang akan berperan penting untuk memelihara
keanekaragaman hayati laut di perairan sekitarnya . masyarakat harus bekerjasama
untuk mewujudkan tujuan bersama dari konservasi terumbu karang dalam jangka
panjang.
3. Mengadakan

program-program

dimasyarakat

untuk

meningkatkan

partisipasi dalam kegiatan konservasi
Partisipasi masyarakat dapat di dorong melalui bantuan dana untuk
(melaui lembaga-lembaga pemrintah, perusahaan dan LSM) berbagai kegiatan di
masyarakat seperti bantuan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Mengadakan

program-program pengembangan

alternative

ekonomi

berkelanjutan untuk menggantikan aktivitas ilegal dikalangan masyarakat
local.

10

5. Mengontrol dan mengurangi aktivitas illegal yang berdampak negative
bagi ekositem alam.
Pengrusakan SDA tak terkendali dan penangkapan ikan secara illegal
merupakan masalah diseluruh Indonesia. Akibatnya diperlukan kepastian hokum,
khususnya ditingkat local yang mencakup semua aspek dari perusakan lingkungan
dan perikanan.

6. Mengadakan program pemantapan lingkungan jangka panjang.
Masyarakat local perlu dilatih untuk memonitori terumbu karang secara
berkala. Hal ini mungkin dapat dicapai melalui kerjasama pemerintah dengan
LSM konservasi.

(Mckenna dkk, 2002)

7. Meningkatkan efektivitas pengelolaan daerah konservasi in situ dan ex situ
8. Melestarikan keanekaragaman hayati di kawasan agro-ekosistem dan di
luar kawasan lindung
9. Meningkatkan apresiasi pengetahuan tradisional dan pemberdayaan
masyarakat

(Team Tecahing, 2012)

Upaya terakhir untuk peningkatan apresiasi dan kesadaran akan nilai
biodiversitas yang sudah dibahas di paragaraf sebelumnya sejalan dengan apa
yang dikatakan UNESCO dalam Utama 2011 bahwa kita tidak akan bisa
memahami dan mengkonservasi lingkungan alam kita, jika tidak memahami
kebudayaan dari manusia yang ikut membentuk alam tersebut. UNEP dalam
Utama 2011 bahkan menyebutkan bahwa keanekaragaman budaya merupakan
pencerminan dari keanekaragaman hayati. Hal ini menjelaskan bahwa masingmasing budaya memiliki pengetahuan, praktik-prakik, maupun representasi
budaya lain dalam memanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan dan sumber
daya alam. hal-hal tersebut terefleksikan dalam keseharian hidup dan tradisi local
setempat yang sering disebut dengan kearifan lokal.(Utama, 2011)

11

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

a. Biodiversitas/keanekaragaman hayati merupakan semua kehidupan dimuka
bumi. Keanekaragaman hayati terdiri atas keanekaragaman, genetik, spesies
dan keanekaragaman ekosistem. Selain itu biodiversitas memiliki beragam
manfaat berkaitan dengan faktor hak hidup biodiversitas, faktor etika dan
agama, serta faktor estetika bagi manusia.
b. Terbukti bahwa kearifan lokal disetiap daerah sebenarnya banyak berperan
dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dimana masyarakat memiliki
kearifan lokalnya sudah memiliki apresiasi dan kesadaran terhadap nilai dari
biodiversitas.
c. Dari

pembahasan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

untuk

dapat

meningkatkan apresiasi dan kesadaran akan nilai dari biodiversitas dapat
terwujud apabila kita memiliki pemahaman yang pas mengenai konsep
dasar, nilai serta manfaat dari biodiversitas itu sendiri. Selain itu kebudayaan
lokal

suatu

daerah

merupakan

12

satu

aspek

penting

yang

sangat

mempengaruhi nilai dari kenekaragaman hayati (biodiversitas)

serta

keterlibatan pemerintah dalam bidang hukum.
3.2.

Saran
Akan lebih baik apabila peningkatan apresiasi dan kesadaran akan nilai

biodiversity diawali dengan keharusan untuk memahami konsep dasar, nilai dan
manfaat dari biodiversitas.

DAFTAR PUSTAKA
Buletin KBR4. 2013. Konservasi biodiversitas Raja4. Papua : www.Ibraja4.org
Mckenna, A. Sheila, dkk. 2002. A Marine Rapid Assesmant of the Raja4 islands,
Papua province Indonesia. Washington Dc: Conservation International.
Persemakmuran Australia. 2007. Pengelolaan Keanekaragaman hayati. Australia:
Persemakmuran Australia.
Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Biodiversitas dan Konservasi. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo
Utama, I Made, dkk. 2011. Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan Kearifan
Lokal. Bali : Universitas Udayana.

13