Ips kesadaran nasional indonesia dan

Kelas: 8.1
A. Proses Kesadaran Nasional di Indonesia
Proses terbentunya kesadaran nasional diawali dengan kondisi
bangsa Indonesia yang sangat memprihatinkan akibat penjajahan.
Kehidupan rakyat yang tertindas telah memunculkankan politik etis
yang memerhatikan sistem pendidikan.

1. Perluasan Kekuasaan Kolonial
Selama abad ke-19, Belanda barusaha menguasai seluruh wilayah
Indonesia untuk dijadikan wilayah kolonialnya. Kegiatan belanda
tersebut membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan rakyat
Indonesia di semua bidang, yaitu bidang politik, sosial, ekonomi,
maupun budaya. Inti dari pengaruh tersebut adalah penderitaan yang
dialami oleh rakyat Indonesia karena kekuasaan penguasa pribumi
semakin lemah dan Belanda semakin kuat.
Usaha-usaha perluasaan kekuasaan kolonial Belanda dilakukan di
hampir semua daerah di Indonesia, maka penderitaan dan kebencian
yang ditimbulkan terjadi merata dimana-mana. Aksi perlawanan terjadi
hampir semua daerah, namun perlawanan tersebut selalu mengalami
kegagalan.
Gagalnya perlawanan-perlawanan tersebut disebabkan oleh hal-hal

berikut:
a. Perlawanan-perlawanan tersebut masih bersifat kedaerahan.

b. Belum adanya rasa persatuan yang saling mengikat antar daerah
agar bisa lebih kuat menghadapi penjajah dan tidak mudah diadu
domba.
c. Lebih menekankan pada perlawanan atau pertempuran fisik,
sementara pihak musuh mempunyai persenjataan yang jauh
lengkap dan modern.
Rasa kesadaran nasional dan nasionalisme mulai muncul di kalangan
rakyat pribumi. Nasionalisme adalah kesadaran untuk mencintai bangsa
dan Negara sendiri atau semangat untuk bersama-sama
mempertahankanidentitas,
kemakmuran,
dan
kekuatan
bangsa.semangat nasionalisme Indonesia mulai bangkit pada
permulaan abad ke-20

2. Perkembangan Pendidikan Barat

Semangat nasionalisme yang tumbuh dari kalangan yang pernah
mengenyam pendidikan di negara Barat ini dipersubur oleh faktor mulai
diperhatikannya pendidikan di Hindia Barat. Meningkatnya pendidikan
di negeri jajahan sebagai akibat pelaksanaan politik etis menimbulkan
golongan baru, yaitu golongan terpelajar.
Dengan semakin banyaknya rakyat Indonesia yang mendapat
kesempatan mengenyam pendidikan Barat yang diajarkan pada sekolahsekolah kolonial, maka kemampuan dan wawasannya semakin luas. Baik
dalam kemampuan berbahasa Asing, pengetahuan tentang politik dan
demokrasi, maupun pengetahuan-pengetahuan yang lain.
3. Perkembangan Pendidikan Islam

Sebelum masa penjajahan, islam telah melakukan sistem pendidikan
langgar dan pesantren. Sejalan dengan perkembangan pemeluk islam
dan zaman, telah berdiri beberapa lembaga pendidikan islam di
Indonesia.
a. Pendidikan Langgar atau Surau
Pelajaran agama yang diberikan di langgar atau surau ialah
pengajaran dasar mengenai huruf Arab.
b. Pendidikan pesantren
Pendidikan pesantren merupakan perkembangan dari pendidikan

langgar atau surau. Pemimpin pondok pesantren di sebut kyai,
sedangkan siswanya disebut santri. Pelajaran utama yang diberikan
pada pendidikan di pesantren adalah ilmu keagamaan (ushuluddin)
c. Pendidikan Madrasah
Sistem pendidikan madrasah pertama dipelopori oleh Nizam El-Mulk.
Ia adalah seorang perdana menteri dari Arab pada abad ke-11 M. ia
memperkenalkan sistem pendidikan yang bersifat murni teologi
(ketuhanan).
d. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan. Sifat dari pendidikan
ini adalah reformis dan social. Tujuannya adalah memurnikan agama
islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad.