PENGEMBANGAN INDUSTRI PEMBENIHAN IKAN TA

PENGEMBANGAN INDUSTRI PEMBENIHAN IKAN TAWES
MK. PENGEMBANGAN INDUSTRI AKUAKULTUR

Oleh :
Savni Retalia Sababalat
C14120023

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
2016

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kegiatan perikanan budidaya meliputi pembenihan dan pembesaran.
Strategi pengembangan usaha budidaya dapat diterapkan dengan memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal untuk meningkatkan produksi ikan air tawar
guna memenuhi kebutuhan pasar ( Rahmawati 2012). Komoditas ikan konsumsi
yang dibudidayakan saat ini mengalami peningkatan . namun masih terdapat jenis
ikan konsumsi yang belum populer dan perlu untuk dibudidayakan. Hal ini terjadi
karena informasi potensi dan peluang budidayanya masih sangat sedikit. Salah

satu jenis komoditasnya yaitu ikan tawes ( Barbonymus gonionotus).
Ikan tawes termasuk ke dalam family Cyprinidae seperti ikan mas dan
ikan nilem.Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi,
kepala kecil, moncongmeruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut
sangat kecil atau rudimeter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 ½ buah dan 33 ½ buah diantara garis rusuk dan permulaansirip perut.Ikan tawes merupakan
salah satu ikan asli Indonesia. Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang
berkembang biak di sungai, danau dan rawa-rawa dengan lokasi yang disukai
adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat banyak aliran air, mengingat
ikanini memiliki sifat biologis ang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di
perairan tawar dengan suhu tropis 22-28 C, serta ph 7 (Didik 2015).
Ikan tawes adalah salah satu ikan favorit bagi pemancing air tawar, karena
ikan tawes memiliki daging yang kenyal dan sedikit lemak, bahkan menduduki
nomor dua sebagai ikan konsumsi di negara –negara Asia Tenggara. Kelebihan
dalam budidaya ikan tawes yaitu mudah dipelihara diberbagai jenis media dan
tidak membutuhkan lahan yang terlalu istimewa, tidak memerlukan modal yang
banyak, serta mudah dikembangbiakan. Ikan tawes adalah ikan yang termasuk
herbivore atau pemakan tumbuhan, namun ikan tawes yang sudah dikembang
biakkan di kolam dapat diberi makan pelet atau makanan alami berupa daunt
talas. Perkembangan ikan di kolam akan jauh lebih cepat karena pola makan
yang cukup dan teratur dan tujuannya adalah sebagai ikan konsumsi

menyebabkan ikan tawes jarang di gunakan sebagai ikan pancingan di kolam–
kolam pancing ( Hanief, 2014).
1.2 Tujuan
Mengembangkan komoditas lokal dan memperkenalkan teknik untuk
membudidaya ikan tawes dikalangan manyarakat.

II.

PENGEMBANGAN

2.1 Peran, Misi dan Ruang Lingkup
Pengembangan budidaya ikan tawes sangat langkah dikalangan petani, oleh
karena itu pengembangan ini berperan untuk memberikan wawasan dan keinginan
masyarakat supaya lebih memperhatikan dan memperkenalkan komoditas lokal
seperti ikan tawes. Misi dari pengembangan yaitu membuka wawasan masyarakat
dalam budidaya ikan lokal dan memanfaatkan SDM sebagai tenaga kerja yang
handal.
2.2 Proses Produksi
2.2.1 Pemiliihan induk
Perbandingan induk ikan tawes jantan dan betina 2:1 dengan jantan 50 ekor

dan betina 25 ekor, dan dipijahkan secara alami di bak pemijahan dan
pemeliharaan. Meskipun ikan tawes sudah diketahui bisa dipijahkan pada umur 6
bulan untuk jantan dan setahun untuk ikan betina, namun sebaiknya
mempergunakan induk yang berumur lebih dari sepuluh bulan untuk jantan dan
14 bulan untuk betina. Induk jantan yang di pergunakan untuk pemijahan
sebaiknya jangan terlalu tua dan tidak terlalu sering dikawinkan, sebagai batas
yang ideal maka sebaiknya induk betina tidak lebih 6 kali perkawinan.
Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak dalam
pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri :
a. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
b. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
c. Sisik-sisiknya besar dan teratur
d. Pangkal ekor lebar dan kokoh
Pada umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1
tahun, dan induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk
mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang kelamin dan siap untuk
dipijahkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
 Induk betina
- Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba
lebih lembek

- Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
- Tutup insang bila diraba lebih licin
 Induk jantan
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan
kehitam-hitaman. induk jantan.
-Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan
berwarna keputih-putihan (sperma)
- Tutup insang bila diraba terasa kasar.

.

2.2.2 Persiapan wadah pemijahan
Tahap awal yang harus dilakukan adalah persiapan wadah/ bak pemijahan
dan pemeliharaaan. Sebelum dipakai bak dibersihkan terlebih dahulu dicuci tanpa
menggunakan sabun, disiram air dan dibersihkan menggunakan spons/sikat,
kemudian dilakuakn pengerinangan sekitar 1 hari untuk menghindari adanya
pengaruh bahan kimia yang larut dalam air. Selesai pengeringan bak pemijahan
dan pemeliharaan diisi air, selanjutnya pemasangan aerasi di setiap sisi bak
pemeliharaan. Bak pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan bak penetasan dan
kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.

Perbaikan pematang dan dasar bak dibuat saluran memanjang (caren/kamalir)
dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 2030 cm. Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok,
pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah selama 45 hari, Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan, Pemasukan induk ke kolam pada saat air mencapai
kurang lebih 20 cm, Jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk
jantan 50 ekor, Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam
diperbesar sehingga aliran air lebih deras. Biasanya induk ikan tawes memijah
pada pukul 19.00-22.00, Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah
mulai berkejarkejaran di sekitar tempat pemasukan air.
2.2.3 Penetasan Telur
Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar
telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga, Pagi
hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian
lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar
kolam, Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari, Dari ikan hasil
penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.
2.2.4 Pendederan
Terlebih dahulu dilakukan pengeringan bak/ kolam selama 2-3 hari,
perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran. Dasar kolam diolah dicangkul,
kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 1 0 gr/m2 dan pupuk kandang 1 - 1,5

kg/m2 tergantung kesuburannya. Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi
2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit
sampai kedalaman 50 cm, kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan
padat tebar 10-20 ekor/m2. Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1
bulan. Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di
kolam pendederan II.

2.2.5 Manajemen Pakan
Manajemen pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakukan
untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya, dengan manajemen pemberian
pakan diharapkan agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara
efektif dan efisien sehingga menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Pada
masa perawatan larva, selama 3 hari larva tidak diberi pakan karena masih
memiliki cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning telur.setelah cadangan
makanan habis kemudian larva tawes diberi pakan buatan yang memiliki
kandungan protein tinggi. Pakan buatan yang diberikan pada larva tawes
menggunakan kuning telur ayam, dengan cara telur ayam direbus terlebih dahulu
hingga matang, kemudian diambil kuning telurnya, selanjy=utnya kuning telur
dicampur dengan air dan kemudian disaring menggunakan kassa atau kain untuk
mengambil sari kuning telur. Pengambilan sari kuning telur agar tidak terjadi

penurunan kualitas air dan kekeruhan yang mengakibatkan ikan stress ( Didik
2015).
Pemberian pakan dilakukan selama 8 jam sekali. Ada pun pemberian pakan
larva menggunakan pakan alami berupa plankton seperti Daphnia spp. pada saat
proses pendederan dikolam tanah. Keunggulan dari pakan alami seperti ukuran
sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, mudah dicerna oleh benih ikan, nilai
nutrisi yang tinggi, kandungan asam amino esensial dan asam lemak esensial
Daphnia sp. hampir sama dengan Artemia sp. dan pemberian pakan dilakuakan
dengan menebar langsung kedalam kolam pemeliharaan pada pagi dan sore. Dan
metode pemberian pakan yang sosok untuk ikan tawas menurut Hanief (2014)
metode at satiation bertujuan agar setiap pakan yang diberikan habis termakan
oleh ikan, hal ini menyebabkan pakan akan dapat dikonsumsi secara optimal dan
mencegah menumpuknya sisa-sisa pakan yang tak termakan oleh ikan sehingga
diharapkan menghasikan pertumbuhan yang optimal.
Pembudidaya pada umumnya memberikan pakan pada ikan budidaya hanya
menurut kebiasaan, tanpa mengetahui tentang kebutuhan nutrisi masing-masing
ikan budidaya, baik itu kualitas, kuantitas dan waktu pemberian pakan yang tepat.
menyebabkan pakan yang diberikan kurang memberikan pertumbuhan yang
optimal bagi ikan karena tidak sesuai dengan kebutuhan ikan. Manajemen
pemberian pakan mengharuskan pakan yang diberikan kepada ikan harus tepat

secara kualitas, kuantitas dan tepat waktu pemberiannya demi keberhasilan usaha
budidaya. Konsumsi pakan ikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya
adalah ukuran tubuh, stadia, ketersediaan pakan, laju pengosongan lambung, suhu
air, aktifitas dan kesehatan tubuh ikan. Wardhani et al. (2011) berpendapat bahwa
pemilihan pakan untuk ikan air tawar tidak hanya melibatkan kriteria nilai gizi
dan efisiensi biaya saja namun juga harus mempertimbangkan kriteria lainnya
seperti kecernaan, kandungan racun dan ketersediannya.

2.2.6 Penyakit dan hama
Penyakit yang sering menyerang larva maupun benih ikan tawes antara lain
lernea sp dan jamur. Sedangkan hama pada pemeliharaan larva tidak ditemukan
karena pada pemeliharaan larva dalam kondisi terkontrol. Namun ada banyak
ditemukan dikolam indukan ikan tawes, seperti siput, katak dan lintah.
2.2.7 Manajemen Panen
Panen dilakukan pada pagi hari karena menjaga kestabilan suhu dan ikan
tidak stress. Menyurutkan/mengeringkan kolam, Setelah benih berada
dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser, Benih
ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran
air tidak deras, Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan
atau dijual. larva yang sudah berumur sekitar 7-9 hari dapat dipanen unntuk

didederkan ke bak/kolam tanak pendederan,dengan cara menggunaka scoopnet.
Setelah ikan berumur 6 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan atau dijadikan
ikan lauk di meja makan, jika produksi ikan tawes meningkat maka jalan
penyelamatanya selain sebagian di ambil sebagai induk baru, dapat juga
diawetkan sebagai ikan asin yang sangat digemari oleh masyarakat, untuk
pemasaran ikan tawes ini tidak begitu susah karena ikan inisudah lama dikenal
oleh masyarakat dan cukup banyak peminatnya

III.

ANALISIS USAHA

3.1 Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai
usaha. Biaya investasi digunakan untuk menganalisa biaya pengadaan peralatan,
proses produksi dan sarana penunjang. Biaya investasi pengembangan
pembenihan ikan tawes pada tabel berikut :
Tabel 1. Biaya investasi pembenihan ikan tawes.
No


Komponen

Spesifikasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Induk
Sumur bor
Bangunan hatchery
Bangunan inkubasi telur
Tandon
Corong penetasan telur
Bak fiber
High Blow
Genset
Selang sifon
Instalasi listrik
Instalasi aerasi
Kolam induk
Waring
Lemari es
Baskom
Ember
Hapa larva
Bak sortir
Timbangan digital
Mangkok Plastik
Kateter
Hand Counter
Planktonnet
Pompa (panasonic)
Rumah genset
Selang 1 inci
Termometer
Tabung Oksigen
pompa celup

kg
100 m
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
m
unit
unit
unit

unit
5 liter
25 liter

buah
unit
buah
buah
buah
buah
buah
unit
m
buah
buah
buah

Jumlah Harga Satuan
(unit)
(Rp)
80
50.000
1 30.000.000
2 25.000.000
0
4.000.000
2
3.000.000
0
250.000
2
1.000.000
1
450.000
1 40.000.000
15
5.000
1
1.000.000
1
500.000
15
500.000
0
10.000
2
1.000.000
12
40.000
5
55.000
4
50.000
3
25.000
1
2.500.000
20
20.000
1
200.000
2
25.000
3
750.000
2
400.000
1
10.000.000
20
7.000
2
25.000
1
500.000
2
720.000

Total

Harga Total (Rp)
4.000.000
30.000.000
50.000.000
6.000.000
2.000.000
450.000
40.000.000
75.000
1.000.000
500.000
7.500.000
2.000.000
480.000
275.000
200.000
75.000
2.500.000
400.000
200.000
50.000
2.250.000
800.000
10.000.000
140.000
50.000
500.000
1.440.000

Nilai Sisa
Umur
(Rp)
Teknis (th)
2.800.000
2
20
30.000.000
10
10
3.600.000
15
10
1.200.000
10
270.000
10
24.000.000
15
45.000
2
600.000
5
300.000
5
4.500.000
10
2
1.200.000
10
288.000
2
165.000
2
120.000
2
45.000
2
1.500.000
10
240.000
2
120.000
5
30.000
2
1.350.000
2
480.000
5
6.000.000
15
84.000
2
30.000
2
300.000
20
864.000

290.381.667

Penyusutan
(Rp)
600.000
1.500.000
2.000.000
160.000
80.000
18.000
1.066.667
15.000
80.000
40.000
300.000
80.000
96.000
55.000
40.000
15.000
100.000
80.000
16.000
10.000
450.000
64.000
266.667
28.000
10.000
10.000

7.180.333

2.3.2 Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan tetapi
tidak dipengaruhi oleh kegiatan produksi. Berikut merupakan tabel biaya tetap
untuk pengembanagan pembenihan ikan tawes.
Tabel 2. Biaya tetap pembenihan ikan tawes
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Komponen
Gaji sarjana
Gaji Teknisi
Sewa lahan
Abodemen listrik
pakan rucah
multivitamin
PBB
Biaya penyusutan

Satuan
bulan
bulan
tahun
bulan
kg
mg
tahun
tahun

Jumlah
Unit

Jumlah
orang

Harga Satuan
(Rp)

12
12
12
12

3
3

2.700.000
1.500.000
166.667
300.000
12.000
12.000
150.000
7.180.333

72.000
1
1

Total Biaya Tetap (FC)

Total Harga (Rp)
97.200.000
54.000.000
2.000.000
3.600.000
180.000.000
150.000
7.180.333

344.130.333

3.3 Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya saat ada kegiatan
produksi. Berikut merupakan tabel biaya variabel untuk pengembangan
pembenihan ikan Tawes.
Tabel 3. Biaya variabel pembenihan ikan tawes
No

Komponen

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Daphania sp
Pelet
Plastik packing
Oksigen
Karet gelang
Chorulon
Syringe
OTC
Garam Ikan
Total per siklus
Total per tahun

Satuan

Jumlah

kantong
kg
kg (60x40 cm)
tabung
kg
set
buah
gram
kg
bulan
siklus

50
15
8
1
1 /4
2
10
6
2

Total Biaya Variabel (VC)

Harga Satuan
(Rp)
50.000
12.000
18.000
10.000
8.000
250.000
3.000
2.500
8.000

Total Harga (Rp)
2.500.000
180.000
144.000
10.000
8.000
500.000
36.000
7.500
400.000
3.785.500
7.571.000

7.571.000

3.4 Komponen Biaya
Tabel 4. Komponen Biaya keselurahan selama proses produksi pembenihan
ikan tawes.

KOMPONEN

ikan tawes

Biaya investasi

290.381.667

Biaya tetap

344.130.333

Biaya variabel
Biaya total
Produksi
Harga/unit

7.571.000
351.701.333
287.522
3.000

Penerimaan

862.565.709

Keuntungan

510.864.376

BEP (Rp)

347.177.616

BEP (Unit)
PERIKSA
HPP

115.726
347.177.616
1.223,22

PP

0,57

R/C

2,45

DAFTAR PUSTAKA
Didik Moch Arianti. 2015. Teknik Pemeliharaan Ikan Tawes. ADLNPerpustakaan Universitas Airlangga. Jakarta.
Hanief M.A.R, Subandiyono dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Frekuensi
Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih
Tawes. [Journal of Aquaculture Management and Technology] Volume 3,
Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 67-74.
Rahmawati H dan Dede Hartono. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya
Ikan Air Tawar. [Jurnal Penelitian Pengolahan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (NATURALIS)] . ISSN 2302-6715. Volume 1 Nomor 2 sep
2012.
Wardhani, L.K, M. Safrizal dan A. Chariri. 2011. Optimasi Komposisi Bahan
Pakan pada Ikan Air Tawar menggunakan metode multi-objective genetic
algorithm. dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI) di Yogyakarta Tanggal 17-18 Juni 2011. pp. 112-117.