Filsafat Barat Zaman Renaissance docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya
Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini
kehidupan. Memahami tradisi pemikiran Barat sebagaimana tercermin dalam pandangan
filsafatnya merupakan kearifan tersendiri, karena kita akan dapat melacak segi-segi positifnya
yang layak kita tiru dan menemukan sisi-sisi negatifnya untuk tidak kita ulangi.
Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi ini
didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah zaman Yunani
Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah ditujukannya perhatian terutama
pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mula (arche)
yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. Para filosof pada masa ini
mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya, sehingga ciri pemikiran filsafat pada
zaman ini disebut kosmosentris. Kedua, adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat
pada zaman ini di sebut teosentris. Para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat untuk
memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya perkembangan alam pemikiran Eropa
pada abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan dengan ajaran
agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak
penting bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para
filosof zaman ini menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman

ini lazim disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang
berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas
kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan
mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas
kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern
tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya
sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja
dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer
dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat. 1
B. Rumusan Masalah
1

Rizal Muntasyir dan Misnan Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 58-59.

1

1. Latar belakang terjadinya Renaissance
2. Tokoh-tokoh penting pada masa Renaissance
3. Dampak Renaissance
C. Tujuan Pembahasan

1. Pembaca dapat mengetahui latar belakang terjadinya Renaissance
2. Pembaca dapat mengetahui tokoh-tokoh Zaman Renaissance
3. Pembaca dapat mengetahui dampak Renaisssance

2

BAB II
PEMBAHASAN

1. Renaissance
Istilah renaissance berasal dari bahasa parancis (renaissance) yang berarti
kebangkitan kembali. . Dalam bahasa Latin berarti “re + nasci” berarti lahir
kembali (rebirth). Oleh sejarawan istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa.2
Orang yang mula-mula menggunakan istilah tersebut adalah jukes Michelet,
sejarahwan perancis terkenal. Menurutnya renaissance adalah periode penemuan
manusia dan dunia dan bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang
merupakan permulaan kebangkitan modern, di tandai dengan oleh terjadinya
sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat astrologi,
kepercayaan yang bersangkutan dengan dunia hitam, perang-perang agama,dan

sebagainya.
Awal mula dari suatu masa baru di tandai oleh usaha besar Descartes(15961650M) untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru. Memang
dalam bidang filsafat zaman renaissance kurang menghasilkan karya penting bila
dibandingkan dengan bidang seni dan sains. namun di antara perkembangan itu
terjadi dalam perkembangan dalam bidang filsafat. Descartes sering disebut
dengan tokoh pertama filsafat modern.
Dilihat dari definisinya, kata “renaissance” menyiratkan sebuah pembangunan
kembali atau kebangkitan. Periode yang dikenal sebagai renaissance dipandanag
sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban yunani dan Romawi (yang
dianggap sebgai klasik) ketika keduanya mengalami masa keemasan, faktanya
sekalipun semasa renaissance banyak orang membaca kesustraan klasik dan
mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari
renaissance adalah lahirnya pembaharuan maupun penciptaan.
Zaman renaissance sering disebut sebagai zaman humanisme, sebab pada abad
pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur
berdasarakan

2

kebenaran


gereja,

bukan

Waris, Filsafat Umum (Ponorogo: STAIN Po PREES, 2009),h. 52-53.

3

menurut

yang

dibuat

oleh

manusia.3 Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia
mempuyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka
humanisme menganggap manusia mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Cirriciri


utam

renaissance

dengan

demikian

adalahmenghidupkan

kembali

rasionalisme yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama.
Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam
merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui filsafat belum menentukan
bentuk

zaman


berkembanag

renaissance.
pada

waktu

Melainkan
sains,

pada

dan

zaman

sesudahnya,

penemuan-penemuan


dari

yang
hasil

pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan
agama Kristen karena semangat humanisme-fenomena tersebut cukup tampak
pada abad modern.4
2. Latar belakang Munculnya Renaissance
Datangnya sejarah yunani di Eropa karena minat orang-orang terhadapnya
kebudayaan Yunani pada khususnya dan kebudayaan kuno pada umumnya. Orang
mau mengambilnya kebudayaan kuno itu di dunia itulah yang dianggap
kebudayaan yang sempurna. Masa itu terkenal dengan sejarah sebagai lahirnya
kembali zaman kuno atau renaissance. Dalam pandangan pun tidak ketinggalan.
Orang tidak lagi memutuskan pikirannya kepada Tuhan dan Surga.
Sejarah Renaissance munculnya karena berbagai faktor antara lain adalah
gerakan cultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan
kemasyarakatan, di kegerejaan di Italia pada abad pertengahan abad XIV, berakar
pada cita-cita keksatrian abad pertengahan yang menginginkan kemewahan,
kemegahan, keperkasaan dan kemasyhuran, mereka mensitesakan gagasan

Kristiani dengan pemikiran klasik (Yunani-Romawi).
Pada masa renaissance muncul aliran yang menetapakan kebenaran berpusat
pada manusia, yang kemudian disebut dengan humanisme. Aliran ini lahir
disebabkan kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai penemuan manusia,
bahkan dengan doktrin dan kekuasaanya, gereja telah meredam para filosofis dan
ilmuwan yang dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab
suci yang selama in diacu oleh kaum Kristiani.
3
4

Hendra suhendi, Filsafat Umum (Bandung: CV Pustaka seta, 2008),h. 340.
Fuadi Ihasan, Filsafat ilmu (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),h. 147.

4

Selain itu pada saat itu mengalami kegelapan karena kepentingan pemikiran
yang dikuasai oleh para pemmipin Gereja. Middle Age merupakan zaman dimana
Orang Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur
oleh gereja. Pemikiran pada abad pertengahan diatur oleh gereja, termasuk ilmu
pengetahuan. Seperti kasus pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya

yang menyebutnya bahwa matahari pusat tata surya, tetapi bertolak belakang dari
gereja.5
Berbeda dari pandangan filsafat yang berkembang pada abad pertengahan, pada
zaman ini banyak filsuf berpegang teguh pada pendirian bahwa manusia pada
hakikatnya bukan sebagai viator mundi (penjiarah dimuka bumi), melainkan sebagai
vaber mundi (pekerja atau pencipta dunianya). Manusia harus mencari sendiri
kebenaran, bukan bersandar pada ajaran yang telah diberikan oleh gereja dan agama. 6
Pada saat itu manusia mulai dianggap sebagai pusat kenyataan, hal itu terlihat
secara nyata dalam karya-karya seniman zaman renaissance seperti Donatello,
Botticelli, Michelangelo (1475-1564), Raphael (1483-1520, Perugino (1446-1526,
dan Leonardo da Vinci (1452-1592). Dalam bidang penjelajahan terlihat beberapa
nama besar seperti Cristopher Colombus (1451-1506) dan Ferdinand Magellan (14801521). Sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan terdapat beberapa tokoh hebat
antara lain Nicolaus Copernicus (1478-1543), Andreas Vasalius (1514-1564), Galileo
Galilei (1546-1642), Johannes Kepler (1571-1642), dan Francis Bacon (1561-1632)
bangsawan Inggris yang meletakkan dasar filosofis untuk perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan dengan mengarang suatu maha karya yang bermaksud
menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan suatu teori baru
dalam bukunya Novum Organon.7

Selain penejelasan diatas latar belakang timbulnya renaissance secara garis

besar disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu :
1. Kondisi sosial.
Saat itu kehidupan masayarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala
kegiatan kehidupan ditujukan untk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan
untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga diri. Kehidupn manusia
tidak tenteram karena selalu diintip oleh intelejen gereja, sehingga
menimbulkan sikap saling mencurigai dalam massyarakat.
5

Rizal Muntasir dan Misnan Munir,Filsafat Umum (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),h. 132
Zainal Abidin, pengantar flsafat barat.( Jakarta: rajawali press, 2012), h. 110
7
K. Bertens, Ringkasan sejarah flsafatt ( Yogyakarta: Kanisius, 1998) , h. 44-45
6

5

2. Kondisi budaya.
Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tetnatang tokoh-tokoh
injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan

akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidanag
ilmu enegethuan karena segala kebanaran hanya kebenaran gereja.
3. Kondisi politik.
Raja secara teoritis merupakan pusata kekuasaan politik dalam Negara,
kenyataanya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan poltik ada pada kelompok
bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang
sewaktu-waktu dapat untk melancarkan ambsisnya. Adakalanaya kekuatan
militer kaum bangswan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer raja.
4. Kondisi ekonomi.
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya
golongan

penguasa,

kondisi

diatas

menyebabkan

masyarakat

Eropa

terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak sebagai mansia. Oleh
karena itu timbulah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.8
Selaian itu Mahmud hamdi juga mengemukakan pendapatanya mengenai
beberapa faktor yang mempengaruhi Renaissance, yaitu:
1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan
filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam
ke dalam bahasa latin selama dua abad (13-14). Bahkan sebelumnya telah terjadi
penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu penegetahuan. Hal ini
dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci Khasanah turas
klasik Yunani.
2. Pasca penaklukan konstantnopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para
pendeta dan sarjana ke Italia dan Negara-negara Eropa lainya. Para sarjana
tersebut menjadi pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di eropa. Mereka
menghidupakan turas klasik Yunani di Florensia dengan membawa teks dan
manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan ilmu.9

8

Tuan Guru, Latar Belakang Renaissance dalam htp://www.tuanguru.com, (diakses pada tanggal 16 Mei
2014, jam 09:00).
9
Rizal Muntasyir dan Misnan Munir, Filsafat umum (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),h. 134.

6

3. Karakteristik Filsafat Modern Masa Renaissance
Renaissance Eropa yang mengantar babak modern, memicu berkembangnya
filsafat yang bercorak empirik. Akibatnya metodologi pun berkembang ke
induksi-eksprimentasi. Tokoh-tokoh yang membuka jalan ke gerbang ini antara
lain adalah, Copernicus, Kepler, Galileo, Bacon dll.10
Lahirnya metodologi baru pada era ini akibat terjadinya pergeseran paradigma
filsafat. Manusia melihat, merasakan dan menyadari adanya potensi pada dirinya
untuk menentukan kebenaran, tolak ukur dan validitasnya lewat metode
penginderaan-observasi, eksprimen terhadap realitas fisik melahirkan cara yang
selanjutnya disebut metode ilmiah. Efek metode ini melahirkan teori holosentris
(Copernicus), Kepler mengganti teologi langit skolastisisme dengan fisika langit.
Demikian juga dengan Galileo yang menurunkan derajat alam sebagai benda yang
memiliki kualitas ketuhanan menjadi benda alam yang matematis-kuantitatif
(profan). Newton, sang jenius, berhasil menumbangkan kosmologi gereja yang
menganut paham teologis-skolastik dengan prinsip determinisme mekanika
universal.11
Kebebasan dan kreativitas berpikir ini menimbulkan kemarahan pihak gereja
yang merasa otoritasnya terancam sehingga kaum gerejawan memilih jalan suram
dengan menghukum mereka bahkan membunuhnya.
Keberhasilan ilmu-ilmu empirik yang diraih pada masa Renaissance
menjadikan

filsafat,

terutama

epistemologi

rasional-intuitif,

mengalami

kemunduran. Gereja terjebak dalam reaksi ekstrim dengan memutuskan
kemampuan akal dan ilmu serta membentengi ajarannya dengan perisai kalbu dan
keimanan. Sesuatu yang sangat apologis. Di sisi lain kegemilangan ilmu-ilmu
alam (fisika) dengan Newton sebagai tokoh utamanya telah membangkitkan
semangat empirisme rasional-materialistik dibidang astronomi, biologi, psikologi,
sosiologi, maupun filsafat. Laplace misalnya, berani mengatakan bahwa teori
astronomi yang dibangunnya tidak membutuhkan hipotesis tentang peran Tuhan
untuk menjelaskan asal-usul alam semesta.12 Begitu juga Darwin yang menafikan
keterlibatan Tuhan dalam kehidupan organis, yang berjalan sendiri melalui prinsip
mekanika hukum evolusi yaitu seleksi alamiah. Demikian juga dengan Freud yang
10

Joko Siswanto, Kosmologi Einstein, (Tiara Wacana, 1996), h. 11
Husain Herianto, Paradigma Holistk, Dialog Filsafat Sains Dan Kehidupan Menurut Sadra Dan White Head,
(Jakarta: Teraju, 2002), h. 37
12
Ibid, h. 36
11

7

memandang konsep Tuhan bagi orang-orang beragama sebagai ide ilusif karena
berasal dari imajinasi ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi fenomena
yang ada diluar dirinya.13 Sedangkan bagi Durkheim, kekuatan supranatural atau
hal-hal yang gaib tidak lebih dari kekuatan-kekuatan listrik yang terkonsentrasi
dalam diri manusia, sehingga ia tidak bercaya pada metafisika atau Tuhan.14
Menurutnya, yang lebih pantas disebut sebagai Tuhan adalah masyarakat, karena
masyarakat mampu mengakomodasi hal-hal diyakini sebagai sifat-sifat Tuhan.
Peradaban Eropa modern terbentang mulai dari abad -15 hingga abad ke-19
dengan watak pemberontakannya terhadap periode pertengahan. Bertrand Russel,
sebagaimana dikutip oleh Rodliyah Khuzai, mengemukakan lima perbedaan
antara periode modern dibanding periode pertengahan.
1. Pertama, berkurangnya otoritas gereja dan meningkatnya otoritas ilmu.
2. kekuasaan gereja yang semula dominan mulai berkurang dan digantikan
fungsinya oleh raja.
3. jika abad pertengahan manusia berusaha memahami dunia (theorical science),
maka masa modern manusia berusaha mengubah dunia yaitu (practical Science).
4. jika pada masa pertengahan manusia yang berusaha memahami dunia dan tidak
sesuai dengan isi kitab suci maka akan dihukum. Tetapi pada masa modern
penolakan terhadap kitab suci dianggap sah jika menemukan sebuah teori yang
dilandasi oleh ilmu pengetahuan.
5. kebebasan dari otoritas gereja menimbulkan individualisme atau bahkan
anarkisme.15
4. Dampak dari Renaissance

1. Positif
Pada zaman renaissance ini manusia barat mulai berpikir secara baru dan
secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang
selama ini membelenggu kebebasan Dalam mengemukaan kebenaran filsafat dan
ilmu. Tradisi-tradisi yang diwariskan oleh bangasa Yunani kepada bangsa Barat
inilah yang melahirkan kebangkitan dan kemajuan bangsa barat dengan begitu
cepatnya dengan kemampuan akal dan pemikiran dalam memahami gejala yang
13

Mulyadhi Kartanegara, Mengislamkan Nalar; sebuah Respon Terhadap Modernitas, (Jakarta: Erlangga, 2007),
h. 12
14
Ibid, h. 11
15
Rodliyah Khuzai, Dialog Epistemologi; Muhammad Iqbal, (Bandung: Rafka Aditama, 2007) h. 20

8

ada dalam kehidupanya. Filosofisnya membuat pemikiran manusia ketingkat
mutlak.
Selain perkembangan di bidanag ilmu dan kekebebasan berpikir yang
melahirkan humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absotulisme serta berani
mempersolakan kepercayaan dan pmikiran, renaissance juga memberikan
damapak positif terhadapa bidang laian, diantaranya adalah :
a.Terbentuknya masayarakat perdagangan yan berdaya maju. Keadaan ini telah
melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feudal.
b.Melahirkan tokoh-tokoh pemikir.
c.Melahirkan ahli sains dan perubahan
d.Melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat inquiri
sehnigga membawa kepada aktivitas penelajahan dan pergerakan.
e.Masayarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri.
Dan kota beralih fungsi dari kota politis menjadi kota menjadi pusat perdagangan
dan industry.
f.Munculnya kaum borjuis yang dapat menyaingi kaum bangasawan dan gereja
2. Negatif
selain memiliki dampak positive, renaissance juga melahirkan dampak negatif,
diantaranya adalah :
1. Pada masa itu selain terjadi kebangunan kembali juga tejadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatau norma yang bisa mengatur kehidupan .
2. Pada zaman abad tengah segala sesuatu dilakukan secara kolektif. Sebalaiknya
pada zaman renaissance, segala sesutau dilakukan secara individu.
3. Pada zaman renaissance, segala sesuatu dilakukan berdasarkan materi.16
5. Tokoh-tokoh Penting Masa Renaissance
Pada zaman renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di
antara tokoh-tokohnya adalah:
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)

16

Adi, Filsafat Umum Renaissance, dalam htp://adipustakawan.blogspot.com, (diakses pada tanggal 16 Mei
2014, jam 09:00).

9

Ia dilahirkan di Torun, Polandia dan belajar di Universitas Cracow.
Walaupun ia tidak mengambil studi astronomi, namun ia mempunyai koleksi
buku-buku astronomi dan matematika. Ia sering disebut sebagai Founder of
Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya
dan bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada
porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut
heliocentric menggeser teori Ptolemaic. Ini adalah perkembangan besar, tetapi
yang lebih penting adalah metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode
mencakup penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik
dari pergerakan benda-benda tersebut.17
2. Johannes Kepler (1571 M-1630 M)
Adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal
melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi.
Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To
Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang
menjelaskan cara kerja mata.18
Ia menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe
sebelumnya, yaitu :
1) Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan
circle, namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk
elips.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari
selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua
planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk
melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3.
3. Galileo Galilei (1564-1642 M)
Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar di bidang ilmu
pengetahuan. Ia menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan
17

Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 14.
Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”, dalam
htp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12
November 2011.
18

10

membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian
berubah menjadi gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari
adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan
menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang
banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga
berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.19
4. Francis Bacon (1561-1626 M)
Francis Bacon adalah seorang filosof dan politikus Inggris. Ia belajar di
Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan penting di
pemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen. Ia adalah
pendukung penggunaan scientific methods, ia berpendapat bahwa pengakuan
tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya
bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan inductive method,
tetapi lebih dahulu harus membersihkan fikiran dari prasangka yang ia
namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang klasik
tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the Mind.
Pertama, Arca-arca Suku (Idols of the Tribes). Kita condong menerima
bukti-bukti dan kejadian-kejadian yang menguntungkan pihak atau kelompok
kita (suku atau bangsa). Kedua, Arca-arca Gua (Idols of Cave). Kita
cenderung memandang diri kita sebagai pusat dunia dan menekankan
pendapat kita yang terbatas. Ketiga, Arca-arca Pasar (Idols of the Market)
yang menjadikan kita terpengaruh oleh kata-kata atau nama-nama yang kita
kenal dalam percakapan kita sehari-hari. Kita disesatkan oleh kata-kata yang
diucapkan secara emosional. Sebagai contoh, dalam Masyarakat (Amerika)
kata-kata komunis, radikal dan teroris. Keempat, Arca-arca Panggung (Idols of
Theatre) yang timbul karena sikap kita berpegang pada partai, kepercayaan
atau keyakinan. Tingkah laku, cara-cara dan aliran-aliran pikiran adalah
seperti panggung, dalam arti bahwa mereka membawa kita ke dunia khayal.
Akhirnya arca panggung membawa kita kepada kesimpulan yang salah
dasar.20
19

Harold H. Titus et al., Living Issues in philosophy, diterjemahkan H.M. Rasjidi, Persoalan-Persoalan Filsafat
(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984), h. 192.
20
Ibid., h. 191.

11

Bacon menolak silogisme, sebab dipandang tanpa arti dalam ilmu
pengetahuan karena tidak mengajarkan kebenaran-kebenaran yang baru. Ia
juga menekankan bahwa ilmu pengetahuan hanya dapat dihasilkan melalui
pengamatan, eksperimen dan harus berdasarkan data-data yang tersusun.
Dengan demikian Bacon dapat dipandang sebagai peletak dasar-dasar metode
induksi modern dan pelopor dalam usaha sitematisasi secara logis prosedur
ilmiah.21

BAB III
21

Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 15.

12

PENUTUP
Kesimpulan


Renaissance berasal dari bahasa Prancis (renaissance) yang berarti kelahiran
kembali. Istilah ini sering digunakan untuk menamai berbagai gelombang
kebudayaan dan pemikiran di Eropa yang terjadi mulai dari Italia, kemudian
meluas ke beberapa negara Eropa lainnya. Kemunculan renaisans telah
membawa hidupnya kembali ilmu pengetahuan, filsafat dan perubahan di
berbagai lini kehidupan, sehingga para sejarawan menganggapnya sebagai
awal zaman modern. Berbagai perubahan yang terjadi selama era renaisans
menjadi persiapan bagi pembentukan filsafat pad abad ke-17, atau yang
dikenal dengan filsafat modern.



Suasana kefilsafatan abad pertengahan yang bercorak teosentris, dan latar
belakang masyarakat Eropa yang terkekang oleh otoritas geraja, menimbulkan
pemberontakan terhadap nilai-nilai (tradisi) gerejawi, menjadi penyebab
lahirnya renaissance dan filsafat modern.

 Karakteristik filsafat modern adalah antroposentrisme, Manusia melihat,
merasakan dan menyadari adanya potensi pada dirinya untuk menentukan
kebenaran (eksistensialisme), tolak ukur dan validitasnya lewat metode
penginderaan-observasi atau eksprimen terhadap realitas fisik yang melahirkan
cara yang selanjutnya disebut metode ilmiah.
 Dampak dari renaissance bagi perkembangan peradaban barat adalah sebagAi
berikut:
1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian
individu.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
3. Munculnya faham pemikiran baru seperti humanisme,
rasionalisme, empirisme, dan materealisme.
4. Runtuhnya dominasi gereja.
5. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka
tumbuh menjadi kelas penguasa.
6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era
penjelajahan samudera.

13

 Lahirnya tokoh-tokoh penting dalam ilmu pengetahuan, Diantaranya:
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)
2. Johannes Kepler (1571 M-1630 M)
3. Galileo Galilei (1564-1642 M)
4. Francis Bacon (1561-1626 M)

DAFTAR PUSTAKA

14

Muntasyir, Rizal. Filsafat Ilmu. Yokyakartaa: Pustaka Belajar, 2004.
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Cet. IX; Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Cet. VII; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008.
Titus, Harold H., et al. Living Issues in philosophy. Diterjemahkan oleh H.M. Rasjidi dengan
judul Persoalan-Persoalan Filsafat. Cet. I; Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984.
Waris, Filsafat Umum. Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009.
Ihsan, Fuadi. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Adi, Filsafat Umum Renaissance, dalam http://adipustakawan.blogspot.com, (diakses pada
tanggal 16 Mei 2014, jam 09:00).
Tuan Guru, Latar Belakang Renaissance dalam http://www.tuanguru.com, (diakses pada
tanggal 16 Mei 2014, jam 09:00).
Abidin, Zainal. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Rajawali Press, 2010.

15