Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis : Studi kasus pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT PADA USAHA AGRIBISNIS

(Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)

Bagus Harida

1110092000015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT PADA USAHA AGRIBISNIS

(Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (SP)

Bagus Harida

1110092000015

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2015


(6)

iv

RIWAYAT HIDUP

PENDIDIKAN FORMAL

2010-2015 : Strata 1 Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2007-2010 : SMAN 79 Jakarta

2004-2007 : SMPN 1 Pamulang

1998-2004 : SDN 7 Ciputat

PENGALAMAN ORGANISASI

2011-2012 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis bidang Kerohanian, Olahraga, dan Seni.

2011-2012 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi bidang Pembinaan, Penelitian, dan Pengembangan Anggota.

2012-2013 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi sebagai kepala divisi pengkaderan.

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Bagus Harida

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 10 Juni 1992

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Rumah : Kesatrian POLRI Ciputat, Blok D nomor 74, Rt 03/012, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

No. Telephon/HP : 082111183293


(7)

v

RINGKASAN

Bagus Harida, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat). Di bawah bimbingan Akhmad Riyadi Wastra dan Akhmad Mahbubi.

Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak dan terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 sampai 2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak 53.823.732 unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan kenaikan sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit menunjukkan kenaikan sebesar 2,41%. Namun masalah-masalah mendasar yang biasa dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil dan menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya perbankan. Untuk mengatasi masalah pembiayaan, koperasi dinilai lebih diminati oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan sebagai lembaga keuangan formal yang melayani masyarakat terutama anggotanya dalam keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana. Koperasi Kodanua adalah salah satu Koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan prestasi yang dapat diperhitungkan.

Penelitian ini ditujukan untuk (1) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi Kredit di Koperasi Kodanua, (2) mengetahui seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi realisasi kredit, dan yang (3) mengetahui apakah secara bersama-sama faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit.

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kodanua Latumenten Jakarta Barat. Pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dimulai bulan maret hingga april 2015. Dengan jumlah responden 102 orang yang memiliki usaha dibidang agribsinis dan sedang aktif meminjam di Koperasi Kodanua. Pengujian data dengan persamaan regresi linear berganda dan dengan alat SPSS 21.

Hasil yang didapatkan adalah (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit adalah karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan. (2) Karakter berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 75%, Kapasitas berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%, modal berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99%, kondisi berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%, dan jaminan berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99%. (3) Secara bersama-sama faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 95%.


(8)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah membawa umat

manusia ke jalan kebaikan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikan skripsi ini bukan merupakan kerja

keras sendiri namun berkat bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam

atas dukungan dan pasrtisipasi yang telah diberikan. Ucapan terima kasih, penulis

berikan kepada :

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mengesahkan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Bapak Akhmad Mahbubi, SP.,

MM selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak

masukan, bimbingan, serta meluangkan waktunya hingga selesainya skripsi


(9)

vii menjadikan penulis menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan

datang.

4. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, M.Si dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si

selaku dosen penguji I dan II dalam sidang munaqosyah yang telah

meluangkan waktu untuk memeriksa sekaligus memberikan kritik dan saran

sehingga skripsi ini mendapat banyak masukan untuk lebih baik.

5. Seluruh dosen Agribisnis yang telah memberikan perhatian, semangat, nasihat,

doa, serta segala ilmu yang diajarkan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

6. Seluruh pihak Koperasi Kodanua yang telah memberikan kesempatan penulis

untuk melaksanakan penelitian di tempat tersebut.

7. Keluarga penulis yaitu Mams, Paps dan eno netral yang senantiasa

mencurahkan kasih dan sayangnya yang tiada henti, selalu memberikan

dukungan moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk

penulis. Semoga berkah kesehatan, umur yang panjang, serta perlindungan

dari Allah SWT senantiasa untuk Mams dan Papa. Amin Ya Rabbal „Alamin. 8. Bella Yunita yang telah banyak membantu penulis di segala kegiatan dan

selalu meluangkan waktunya untuk memberikan semangat serta keceriaan

bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat Kosan An-nisa yang telah memberikan dukungan semanngat

dan selalu memberikan solusi dikala penulisan skripsi ini mengalami


(10)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

RINGKASAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kredit ... 8

2.2 Analisis Perealisasian Kredit ... 12

2.2.1 Karakter ... 13

2.2.2 Kapasitas ... 14

2.2.3 Modal ... 15

2.2.4 Kondisi ... 17

2.2.5 Jaminan ... 18

2.3 Penelitian Terdahulu ... 20

2.4 Kerangka Penelitian Konseptual ... 21


(11)

ix

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 26

3.2.1 Populasi ... 26

3.2.2 Sampel ... 27

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

3.3.1 Analisis Deskriptif ... 27

3.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 28

3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda ... 29

3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda ... 30

3.4 Instrumen Penelitian... 32

3.4.1 Realisasi Kredit (Y) ... 32

3.4.2 Karakter (X1) ... 32

3.4.3 Kapasitas (X2) ... 33

3.4.4 Modal (X4) ... 34

3.4.5 Kondisi (X5) ... 35

3.4.6 Jaminan (X6) ... 36

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.5.1 Validitas ... 36

3.5.2 Reliabilitas ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 38

4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua ... 38

4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua ... 38

4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua ... 41

4.3.1 Visi Koperasi Kodanua ... 41

4.3.2 Misi Koperasi Kodanua ... 41

4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ... 41

4.5 Karakteristik Responden ... 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua ... 52

5.1.1 Pembahasan Tentang Variabel Karakter ... 52

5.1.2 Pembahasan Tentang Variabel Kapasitas ... 54

5.1.3 Pembahasan Tentang Variabel Modal ... 55

5.1.4 Pembahasan Tentang Variabel Kondisi ... 57


(12)

x

5.1.6 Nilai Koefisien Regresi Variabel ... 60

5.2 Pengujian Parameter Secara Tunggal (Uji t) ... 62

5.2.1 Hasil Uji t Variabel Karakter ... 63

5.2.2 Hasil Uji t Variabel Kapasitas ... 65

5.2.3 Hasil Uji t Variabel Modal ... 67

5.2.4 Hasil Uji t Variabel Kondisi ... 69

5.2.5 Hasil Uji t variabel Jaminan ... 71

5.3 Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji f)... 72

5.4 Uji Determinasi (R2) ... 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

6.1 Kesimpulan ... 75

6.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013

di Indonesia... 1

Tabel 2 Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013.. ... 3

Tabel 3 Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 37

Tabel 4 Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua ... 60

Tabel 5 Hasil Uji t ... 62

Tabel 6 Hasil Uji f ... 73


(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan

usaha non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014 ... 5

Gambar 2 Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual ... 23

Gambar 3 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ... 42

Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48

Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis... 51

Gambar 8 Persentase Indikator Dalam Variabel Karakter ... 63

Gambar 9 Persentase Indikator Dalam Variabel Kapasitas ... 65

Gambar 10 Persentase Indikator dalam Variabel Modal ... 67

Gambar 11 Persentase Indikator dalam Variabel Kondisi ... 69


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Input Data SPSS ... 79

Lampiran 2 HasilOutput SPSS ... 81

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 85


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak dan

terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 sampai

2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak 53.823.732

unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan kenaikan

sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit menunjukkan

kenaikan sebesar 2,41%. Sebagaimana Tabel 1 yang menampilkan data

perkembangan UMKM dan usaha besar dengan beberapa indikator.

Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013 di Indonesia

No Indikator Satuan 2011 2012 2013

1 Jumlah UMKM Unit 53.823.732 55.206.444 56.534.592

2 Pertumbuhan

Jumlah UMKM

Persen 2,51 2,57 2,41

3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM

Orang 99.401.775 101.722.458 107.657.509

4 Pertumbuhan

jumlah tenaga kerja UMKM

Persen 3,32 2,33 5,83

5 Sumbangan PDB UMKM

Rp. Milliar

1.282.571,80 1.369.326,00 1.504.928,20

6 Pertumbuhan

sumbangan PDB UMKM

Persen 5,77 6,76 9,90

Sumber : BPS, Tabel perkembangan UMKM tahun 2011-2013

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara tidak perlu diragukan lagi,

karena telah terbukti di beberapa negara, termasuk Indonesia, bahwa UMKM


(17)

2

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan melalui UMKM terus tumbuh

dengan rata-rata 7,47% pertahunnya, jika terus mengalami perkembangan, maka

UMKM akan menjadi salah satu sektor yang ikut menopang pendapatan negara.

UMKM dapat mengalami perkembangan yang signifikan jika masalah dalam

UMKM dapat dituntaskan. Wijono (2005) berpendapat bahwa masalah-masalah

mendasar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil

dan menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya

pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap

sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya

perbankan.

Sulitnya mendapat pinjaman dari bank dikarenakan ketatnya persyaratan dan

bank juga mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi oleh UMKM tersebut,

karena UMKM biasanya memiliki resiko yang lebih besar dibanding dengan

usaha yang sudah mapan dan memiliki nama besar. Berdasarkan hal tersebut

pelaku UMKM lebih memilih untuk meminjam uang dari Lembaga Keuangan

Mikro (LKM), karena LKM mempermudah pinjaman kepada pengusaha kecil dan

menengah untuk mendapatkan dana sebagai penunjang permodalan dari usaha

mereka dan juga sebagai modal untuk mengembangkan usaha mereka.

Berikut ini adalah Tabel 2 yang menunjukan profil dari lembaga keuangan

mikro yang menunjukan jumlah peminjam dan penabung dari lembaga bank dan


(18)

3

Tabel 2. Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013 N

o. Jenis LKM Jumlah

(unit) Jumlah Peminjam (orang) Jumlah Pinjaman (Rp orang) Jumlah Penabung (orang) Jumlah Tabungan (Rp Juta) Bank

1 BPR 2.164 2.161.000 11.639.000 5.692 10.795.000

2 BRI Unit 4.064 3.210.678 21.334.800 31.271.553 32.881.790 3 Badan Kredit

Desa (BKD)

4.518 11.667.054 3.829.209 464.812 28.464

Non Bank A.Formal

4 KSP 1.596 684.874 1.156.692 481.152 325.341

5 USP 36.466 10.523.585 13.488.092 5.015.596 1.451.576

6 Pegadaian 827 7.768.278 9.631.772 Na Na

B.Non Formal

7 BMT 2.017 280.000 1.200.000 450.000 1.500.000

8 LSM 143 69.188 84.140 71.845 47.707

Total 51.777 36.084.937 36.084.937 37.311.100 47.029.878

Sumber : Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil 2013

Berdasarkan Tabel 2, jenis Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki unit

terbanyak adalah Unit Simpan Pinjam (USP) sebanyak 36.466 unit, dan dalam

segi jumlah pinjaman didominasi oleh LKM dengan kategori bank yaitu BRI unit

yaitu sebesar Rp 21.334.800 per orang. Hal tersebut karena jatah kredit yang

ditawarkan oleh BRI Unit lebih besar dari pada USP. Namun sejatinya, Koperasi

dinilai lebih diminati oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di

daerah pedesaan. Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan

sebagai lembaga keuangan formal yang melayani masyarakat terutama

anggotanya dalam keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana (Sulaeman,

2004). Mengingat cukup strategisnya peran Koperasi simpan pinjam dalam

menyalurkan dan menampung dana anggota, Bank Indonesia menjelaskan bahwa

dalam hal jumlah pembiayaan yang disalurkan, posisi Koperasi Simpan Pinjam


(19)

4

Salah satu Koperasi Simpan Pinjam yang bergerak dalam melakukan kegiatan

kredit bagi UMKM adalah Koperasi Kodanua.

Pada tahun 1970-an Koperasi Simpan Pinjam Kodanua didirikan dengan nama

awal Gurindo Jaya (Guru-guru Indonesia Jakarta Raya) dalam bentuk arisan yang

beranggotakan sekitar 15 orang guru. Namun setelah berjalan selama beberapa

tahun, pada tahun 1977 Arisan Gurindo Jaya ini berganti jenis dan nama menjadi

Koperasi Simpan Pinjam Kodanua. Dan pada tanggal 27 Agustus 1977

pengesahan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kodanua sebagai badan hukum

dengan nomor:1212/B.H/I. Dalam kegiatannya Koperasi Kodanua memiliki

fungsi yang sama seperti Koperasi lain yaitu untuk menjaga kesejahteraan

anggotanya dan calon anggota. Anggota adalah yang membayar simpanan pokok

dan simpanan wajib, sedangkan calon angota adalah hanya orang yang meminjam

tanpa membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Dalam 37 tahun kiprah

dari Koperasi Kodanua, banyak anggota dan calon anggota dari kalangan

pengusaha Agribisnis yang meminjam sejumlah uang untuk modal atau

pengembangan usahanya kepada Koperasi Kodanua. Dengan karakteristik produk

Agribisnis yang mudah rusak dan cepat rusak, maka menjdai bahan pertimbangan

untuk Koperasi dalam menyalurkan pinjamannya kepada anggota dan calon

anggota. Koperasi merupakan salah satu dari lembaga keuangan non bank yang

juga ikut mendukung UMKM di Indonesia. Koperasi Kodanua merupakan salah

satu Koperasi syarat prestasi yang menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan anggota dan calon anggota yang terus tumbuh.

Menurut data dari Koperasi Kodanua anggota maupun calon anggota dari


(20)

5

sebanyak 2035 anggota, dan 2011 sebanyak 2174 anggota, kemudian mengalami

penurunan anggota di tahun 2012 menjadi 2170 anggota dan pada tahun 2013

menjadi 2163 anggota. Anggota Koperasi Kodanua mayoritas adalah pengusaha

dengan skala kecil mengengah dan dengan jenis-jenis usaha yang berbeda-beda,

berikut ini adalah Gambar 1 yang membandingkan antara usaha agribisnis dan

non-agribisnis dalam segi kuantitas jenis usaha anggota Koperasi Kodanua.

Sumber : Koperasi Kodanua September 2014

Gambar 1. Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan usaha non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014

Gambar diatas menunjukkan, dari 920 jenis usaha yang terdapat dalam

Koperasi Kodanua yang tersebar didaerah sekitar Jakarta Barat (Ancol, Kosambi,

Jelambar, Tomang, Tanah abang, Pasar Baru, dang Angke) ini terdapat 102 unit

usaha yang melakukan kegiatan usaha dibidang agribisnis hilir. Namun proporsi

perealisasian kredit yang sesuai oleh yang diajukan oleh peminjam pada usaha

yang bergerak dalam bidang agribisnis dari Koperasi Kodanua masih terdapat

ketidak sesuaian dalam perealisasiannya, sedangkan permohonan untuk

mendapatkan kredit yang sesuai dari anggota Koperasi Kodanua yang memiliki

usaha dibidang agribisnis cukup banyak, karena usaha dibidang agribisnis

mayoritas merupakan usaha yang juga bergerak dalam pemenuhan kebutuhan

pokok terutama pangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terjadinya ketidak

sesuian perealisasian kredit ini dapat menyebabkan menurunnya minat dari 0

500 1000

Usaha Agribisnis (Restoran, pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang daging, pedagang buah, dan lain-lain)


(21)

6

masyarakat untuk meminjam dari Koperasi karena berbagai hal baik internal

maupun eksternal dari Koperasi Kodanua, hal ini dapat menyebabkan penurunan

pendapatan Koperasi Kodanua yang bergerak di sektor Koperasi simpan pinjam

yang pendapatan utamanya adalah dari kegiatan simpan pinjam. Oleh karena itu

tidak semua usaha yang bergerak dibidang agribisnis yang mengajukan pinjaman

dapat mendapatkan kredit yang sesuai dengan keinginan peminjam. Sehingga

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi

Kasus pada Koperasi Kodanua) perlu diteliti sebagai bahan untuk perbaikan oleh

Koperasi Kodanua kedepannya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah

:

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi

Kodanua?

b. Seberapa besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi realisasi

kredit di Koperasi Kodanua?

c. Apakah secara bersama-sama faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh

terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua?

1.3Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah diatas , maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi


(22)

7

b. Menganalisis besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi

realisasi kredit di Koperasi Kodanua.

c. Menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut secara bersama-sama

terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua.

1.4Manfaat Penelitian

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Koperasi

Kodanua untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Sehingga

faktor-faktor tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan utama bagi

Koperasi Kodanua dalam realisasi kredit selanjutnya.

b. Bagi anggota Koperasi untuk mengetahui apa saja yang menjadi bahan

pertimbangan Koperasi Kodanua untuk merealisasikan kredit kepada

peminjam.

c. Selain itu diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua dengan

peruntukan sektor usaha agribisnis hilir dan dilakukan kepada anggota dan calon

anggota yang sedang aktif dalam melakukan kredit di Koperasi Kodanua


(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya adalah percaya.

Percaya yang dimaksudkan disini adalah kepercayaan pemberi kredit kepada

penerima kredit, bahwa nantinya kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai

dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Undang-Undang

Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 tentang pokok-pokok

perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil

keuntungan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berbentuk

uang atau bukan uang yang dapat dinilai dengan uang dan dalam kredit terdapat

sebuah kesepakatan yang dibuat antara peminjam dan pihak meminjam mengenai


(24)

9

Menurut Ismail (2010) terdapat 7 unsur-unsur kredit yaitu kreditor, debitur,

kepercayaan, perjanjian, resiko, jangka waktu dan balas jasa.

a. Kreditor

Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit kepada pihak lain yang

mendapat pinjaman. Pihak tersebut bias perorangan atau badan usaha. Bank yang

memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor.

b. Debitur

Debitur adalah pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat

pinjaman dari pihak lain.

c. Kepercayaan (Trust)

Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman

bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya

sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberi pinjaman

kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada

pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.

d. Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara kreditur dengan pihak peminjam.

e. Resiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko tidak

kembalinya dana pinjaman. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan


(25)

10

f. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk

membayar pinjaman kepada kreditur.

g. Balas jasa

Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan

membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam perbankan

konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara dalam bank syariah

terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya.

Menurut Suyatno (2005) menyatakan bahwa dalam transaksi kredit terdapat

unsur-unsur kredit, yaitu :

a. Kepercayaan

Merupakan keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan

baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali

dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini timbul

karena sebelumnya si pemberi kredit telah melakukan penyelidikan dan analisa

terhadap kemampuan dan kemauan calon nasabah dalam membayar kembali

kredit yang akan disalurkan.

b. Waktu

Suatu masa yang akan memisahkan antara pemberi prestasi dengan

kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur

waktu ini terkandung pengertian nilai uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih

tinggi nilainya dari uang yang akan diterimanya kembali pada masa yang akan


(26)

11

c. Degree of Risk

Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu

yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan

diterimanya pada masa yang akan datang. Semakin lama jangka waktu kredit yang

diberikan semakin tinggi resiko yang dihadapinya, karena dalam waktu tersebut

terdapat juga unsur ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Keadaan

inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Oleh karena itu, dalam

pemberian kredit timbul adanya jaminan.

d. Prestasi atau Objek Kredit

Pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat

diberikan dalam bentuk barang dan jasa, namun dapat dinilai dengan bentuk uang.

Dalam prakteknya transaksi kredit pada umumnya adalah menyangkut uang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kredit adalah

kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pinjaman uang yang

diberikan kepada seorang yang meminjam akan benar-benar diterimanya atau

dikembalikan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Waktu

yaitu dalam waktu terdapat pengertian nilai uang yaitu uang yang ada pada masa

kini akan berbeda dengan nilai uang pada masa depan. Resiko terkait dengan

waktu, waktu yang semakin lama dalam pengembalian kredit maka akan semakin

banyak terjadi resiko-resiko yang tidak dapat diperhitungkan, karena itulah maka

munculnya unsur resiko dalam hal ini dan munculnya jaminan.

Manfaat dari kredit itu sendiri sangat banyak, bagi penyalur dana kredit yaitu

untuk kelangsungan hidup atau mencari keuntungan perusahaan yang


(27)

12

mendapatkan dana yang diperuntukan bagi sesuatu yang mereka inginkan seperti

memperbesar usaha, kredit mobil, kredit rumah dan sebagainya. Bagi pemerintah

manfaat dari kredit ini juga sangat besar, karena dengan adanya kredit untuk

membantu permodalan usaha dan investasi, maka akan menumbuhkan banyak

pengusaha-pengusaha yang dapat menguntungkan Negara secara massif karena

banyaknya pendapatan dari usaha-usaha yang dibantu permodalannya oleh kredit

sehingga dapat mengangkat pendapatan nasional.

2.2 Analisis Perealisasian Kredit

Menurut Ismail (2010) analisis realisasi kredit adalah suatu proses analisis

yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah

diajukan oleh calon debitur. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mencegah

terjadinya kerugian atau kredit bermasalah lainnya, dengan melakukan analisis

kredit sebelum merealisasikan kredit, kreditor ingin dapat melihat apakah

nantinya setelah diberikan kredit nasabah ini mampu untuk menjalankan

kewajibannya dalam perjanjian kredit yang sebelumnya sudah disepakati.

Analisis kredit ini juga adalah penentu diterima atau ditolaknya kredit yang

diajukan oleh peminjam. Menurut Kasmir (2011) dalam melakukan penilaian

terhadap pengajuan kredit nasabah ini lembaga keuangan mengacu pada

ukuran-ukuran yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standar-standar penilaian setiap

bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum digunakan oleh lembaga keuangan


(28)

13

2.2.1 Karakter (Character)

Menurut Kasmir (2011) Character merupakan sifat atau watak. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat

dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari

latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun

yang bersifat pribadi seperti cara hidup, atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan

keluarga, hobi dan jiwa sosisal. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu

ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar.

Menurut Ismail (2010) Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur,

tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan

untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas.

Pendapat Firdaus dan Arianti (2004) tentang character sebagai berikut, dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya

keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak ataupun

sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif serta mempunyai tanggungjawab

yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota

masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Pendapat Abdullah (2005) mengenai character yaitu, Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan

kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu,

bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki


(29)

14

merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang

disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa character adalah suatu analisis yang menilai kebiasaan, watak, serta kehidupan calon peminjam di dalam

lingkungan sehari-harinya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah calon

peminjam tersebut baik dalam watak dan kesehariannya sehingga calon peminjam

tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari perjanjian kredit

tersebut

2.2.2Kapasitas (Capacity)

Menurut Kasmir (2011) Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat

kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan

dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam

mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemempuannya dalam megembalikan

kredit yang disalurkan.

Menurut Ismail (2010) Capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan

keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama

pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan

calon debitur, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya

dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu


(30)

15

Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi

kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi

jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk

melunasi hutang-hutangnya pada waktunya.

Pendapat Abdullah (2005) tentang capacity adalah penggunaan analisis ini adalah untuk bank mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen

mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya

terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan

nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak

yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau

melalui perhitungan rasio keuangan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capacity adalah analisis yang melihat sejauh mana calon peminjam dapat mengelola usahanya dengan

baik. Dengan kemampuannya untuk mengelola bisnis dengan baik maka

kemungkinan besar calon peminjam tersebut dapat memenuhi kewajiban kredit

yang telah disepakati.

2.2.3Modal (Capital)

Menurut Kasmir (2011) Capital ini untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangn (neraca dan laporan laba

rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan


(31)

16

menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk

persentase yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa

modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

Menurut Ismail (2010) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah

modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan

diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar

modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan

keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2004) capital yaitu jumlah dana atau modal dasar yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatan kontradiktif dengan

tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, namun demikian halnya

dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang, ia semakin dipercaya

untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah

mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya

dalam proporsi yang besar dibandingkan dengan kredit kesungguhan.

Kemampuan modal sendiri ini merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah

terkena goncangan dari luar.

Capital menurut Abdullah (2005) yaitu Analisis aspek capital ini meliputi

struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan dalam

struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu

tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek.

Bank tidak akan membiayai kredit 100%. Artinya harus ada modal dari nasabah.


(32)

17

kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk

bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar

kewajiban kreditnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capital adalah modal yang dimiliki oleh calon peminjam, analisis ini digunakan untuk melihat berapa

besar modal dari calon peminjam dalam usahanya tersebut, karena semakin besar

modal dari calon peminjam tersebut dalam usahanya maka akan semakin memiliki

rasa tanggung jawab yang besar, sehingga kemungkinan unutk mendapatkan

kredit lebih besar.

2.2.4Kondisi (Condition)

Menurut Kasmir (2011) dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi

ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekaran dan prediksi untuk di masa yang

akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai

hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan

kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Menurut Ismail (2010) Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur

dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan

berpengaruh pada usaha calon debitur dimasa yang akan datang.

Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun


(33)

18

dari perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di

luar negeri.

Condition menurut Abdullah (2005) yaitu analisis terhadap aspek ini meliputi

analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable

regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama

adalah variable ekonomi (walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik,

hukum dan lain-lain).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa condition atau condition

of economy digunakan untuk melihat variabel-variabel eksternal yang

mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut. Dengan melihat situasi

ekonomi, social, budaya, dan politik yang dapat mempengaruhi usaha dari calon

peminjam tersebut sehingga dapat dilihat bagaimana keadaan usaha dari calon

peminjam tersebut kedepannya.

2.2.5Jaminan atau Agunan (Collateral)

Menurut Kasmir (2011) Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisiki maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi

jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan

kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang

dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Menurut Ismail (2010) Collateral merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakn sumber


(34)

19

angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan

eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber

pembayaran kedua.

Menurut Firdaus dan Arianti (2004) Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai

jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau

sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya

yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam

menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan

datang saat kredit tersebut harus dilunasi.

Collateral menurut Abdullah (2005) adalah penilaian ini meliputi penilaian

terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan

bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan

tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Di

samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam

membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa collateral adalah jaminan. Jaminan disini berfungsi sebagai alat pembayaran lain yang akan digunakan

ketika pada suatu kondisi tertentu, contohnya ketika terjadi kebangkrutan pada

usaha yang dimiliki oleh peminjam dan peminjam tidak dapat mengembalikan

piutangnya kepada penyalur kredit tersebut maka jaminan ini akan digunakan


(35)

20

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Kurnialestari (2007) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi besar pembiayaan mitra KBMT Ibbadurahman dipengaruhi

signifikan dan positif oleh variabel pendapatan bersih, lama menjadi mitra, dan

dummy usaha lain. Sedangkan dipengaruhi secara negative oleh pinjaman lain dan

jenis kelamin. Dan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah

jumlah tanggungan.

Febrio (2010) dari penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang

mempengaruhi realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon simpan pinjam unit

Cibinong, Kabupaten Bogor. Menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh

nyata terhadap realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon unit Cibinong ini

adalah pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Beberapa variabel dalam

merealisasikan kredit terdiri atas pendapatan perbulan, pengalaman usaha, waktu

perealisasian, frekuensi pinjaman, usia dan jenis kelamin.

Silvia (2012) dari penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis (studi kasus pada kantor

pusat Bank Syariah Mandiri) didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

besarnya penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri adalah

jangka waktu, pendapatan perbulan nasabah dan jaminan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang merujuk pada penelitian sebelumnya

sebagai bahan tinjauan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya

terdapat pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian terdahulu memiliki

variabel yang berbeda dengan penelitian ini yaitu, asset anggota, omset usaha, dan


(36)

21

konvensional. Karena penelitian terdahulu lebih memilih tempat di bank

konvensional, bank syariah, dan Koperasi dengan konsep syariah. Dan juga belum

ada yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada

usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.

2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu ujung tombak

dalam perekonomian nasional. UMKM juga berperan penting dalam banyak hal,

diantaranya adalah menambah pemasukan Negara, membuka lapangan pekerjaan

dan juga menambah kreatifitas para pengusaha. Perkembangan UMKM di

Indonesia juga sangat pesat karena mulai banyaknya muncul jiwa-jiwa kreatif di

Indonesia. Ditambah kedepannya Indonesia akan menghadapi AFTA (Asian Free

Trade Area) atau pasar bebas, UMKM dapat menjadi salah satu pejuang untuk

dapat bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Salah satu bidang yang

banyak membentuk UMKM ini adalah bidang agribisnis. Agribisnis adalah bisnis

dibidang pertanian tujuannya adalah mencari laba. Namun karena karakteristik

usaha dibidang pertanian yang banyak memiliki resiko dan juga banyak terkena

dampak faktor eksternal dari usaha itu sendiri menyebabkan sulitnya

mendapatkan pinjaman yang bertujuan untuk mengembangkan usaha agribisnis

tersebut. Tingginya resiko seperti kekeringan, kebanjiran, gagal panen, hama,

iklim yang tidak menentu menjadi faktor eksternal yang dapat menyebabkan

kerugian pada usaha agribisnis. Lembaga keuangan bank selama ini menjadi

lembaga yang dapat menyalurkan pinjaman bagi pengusaha dinilai terlalu sulit


(37)

22

belum mapan dan masih terus berkembang menjadi salah satu hal yang

menyulitkan bank untuk menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil terutama

di bidang agribisnis mengingat resiko yang tidak dapat diprediksi.

Koperasi simpan pinjam yang juga merupakan salah satu lembaga keuangan

hadir dengan konsep penyaluran kredit bagi usaha mikro kecil dan menengah.

Dengan syarat dan ketentuan yang tidak terlalu baku dan dianggap memudahkan

para peminjam khususnya dari pengusaha UMKM, maka Koperasi menjadi salah

satu solusi bagi UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Koperasi Kodanua

bergerak dibidang simpan pinjam, dimana Koperasi Kodanua ini adalah Koperasi

yang syarat prestasi dalam bidangnya. Dalam Koperasi Kodanua terdapat banyak

anggota dan calon anggota dengan berbagai macam usaha, termasuk usaha

dibidang agribisnis yang aktif melakukan peminjaman atau kredit. Perealisaian

kredit kepada para peminjam khususnya pada usaha yang bergerak dibidang

agribisnis masih banyak yang tgidak sesuai dengan harapan dari peminjam.

Sehingga kejadian ini memungkinkan terjadinya penurunan pendapatan Koperasi

Kodanua. Karena sumber pendapatan utama dari Koperasi Kodanua ini adalah

dari hasil kegiatan simpan pinjam.

Koperasi Kodanua menerapkan prinsip 5 C dalam mempertimbangkan

perealisasian kredit terhadap anggotanya maupun calon anggotanya. Prinsip 5 C

yaitu character, capacity, capital, condition dan collateral. Berdasarkan dengan prinsip 5 C yang diterapkan oleh Koperasi Kodanua tersebut penulis melakukan

persamaan regresi mengenai perealisasian kredit bagi usaha yang bergerak

dibidang agribisnis dalam bentuk kuantitatif. Persamaan regresi ini berguna bagi


(38)

23

mengetahui mana yang sangat berpengaruh dan kurang berpengaruh dalam

pertimbangannya memberikan kredit kepada anggota dan calon anggota sehingga

nantinya akan diperoleh keterangan tentang apa saja hal yang seharusnya

dipersiapkan lebih untuk melakukan pinjaman di Koperasi Kodanua tersebut.

Keterangan :

: Bagian yang akan dibahas

: Bagian yang tidak dibahas

Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual UMKM Agribsinis

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada Koperasi Kodanua:

1. Karakter (Character) 2. Kapasitas (Capacity) 3. Modal (Capital) 4. Kondisi (Condition)

5. Jaminan atau agunan (Collateral) Sesuai atau tidak sesuai

Usaha Non-Agribisnis (818 orang) Usaha Agribisnis (102) orang

Mendapatkan Pinjaman Anggota dan calon anggota

Koperasi (920 orang) Koperasi Kodanua

Hasil dan Rekomendasi Analisis Regresi Linear Berganda


(39)

24

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumuan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:64). Berdasarkan kajian pustaka dan

kerangka pemikiran, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat

pengaruh antara, karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan terhadap

realisasi kredit. Berikut ini adalah jabaran hipotesis secara parsial :

a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan

calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi

Kodanua.

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan calon

anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi

Kodanua.

b. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan

calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi

Kodanua.

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan calon

anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi

Kodanua.

c. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon

anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi


(40)

25

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon

anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi

Kodanua.

d. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition)

terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition) terhadap

realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.

e. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral)

anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis

di Koperasi Kodanua.

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral)

anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis

di Koperasi Kodanua.

Setelah dijabarkan hipotesis secara parsial, berikut ini adalah penjabaran

hipotesis secara simultan :

a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas

(capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan

calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.

H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas

(capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan

calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.


(41)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Kodanua, Latu Menten, Jakarta Barat.

Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan Koperasi Kodanua merupakan

Koperasi yang didalamnya mewadahi sektor agribisnis dan juga memiliki banyak

prestasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Maret 2015

periode tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari

pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2013), adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian adalah anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua Jakarta

barat. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota dan calon anggota

Koperasi yang memiliki usaha di bidang agribisnis hilir sebanyak 102. Responden


(42)

27

3.2.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2013) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non

probability sampling dengan teknik Sampel jenuh.

Sofian Effendi dan Tukiran (2012 ; 172-173) berpendapat bahwa sampel jenuh

adalah metode pengambilan sampel bilamana semua anggota populasi diambil

sebagai sampel, beberapa referensi sampel jenuh disebut pula dengan sensus,

artinya semua populasi dianggap sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel

yang digunakan adalah anggota dan calon anggota Koperasi yang memiliki usaha

dibidang agribisnis hilir sebanyak 102 orang.

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data – data yang telah didapatkan berupa hasil dari kuesioner penelitian harus diolah dan dianalisis agar menghasilkan ouput atau kesimpulan yang sesuai

dengan rumusan masalah pada penelitian. Metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa metode analisis kuantitatif (persamaan regresi

berganda).

3.3.1 Analisis Deskriptif

Menurut Nazir (2003), analisis deskriptif adalah suatu metode untuk meneliti


(43)

28

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif mempunyai

tujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan

tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap realisasi kredit di Kopersi

Kodanua.

3.3.2 Persamaan Regresi Linear Berganda

Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat seberapa besar faktor-faktor

mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Alat

yang digunakan dalam pengolahan data ialah dengan bantuan program SPSS 21.

Analisis kuantitatif yang digunakan menggunakan metode persamaan regresi

linear berganda. Model persamaan regresi linear berganda merupakan suatu model

persamaan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent yang berskala metric terhadap variabel dependent yang juga berskala metrik. Model ini merupakan model terbaik untuk memprediksi arah, besar koefisien, dan

sensitifitas perubahan variabel dependent atas perubahan variabel-variabel

independent.

Variabel dependent pada penelitian ini adalah realisasi kredit pada anggota

Koperasi Kodanua di sektor agribisnis. Variabel independent karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition), dan agunan atau jaminan (collateral). Estimasi model untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi Koperasi Kodanua di sektor agribisnis adalah :


(44)

29

Dugaan nilai parameter:

α0, α1, α2, α3, α4, dan α5 < 0 adalah koefisien untuk setiap faktor Keterangan :

Y = Variabel dependent, yaitu kesesuaian realisasi kredit X1 = Karakter (character)

X2 = Kapasitas (capacity) X3 = Modal (capital)

X4 = Kondisi (condition)

X5 = Agunan dan jaminan (collateral)

3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda

Pengujian regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan 3

pengujian yaitu uji variabel secara parsial (uji t), uji parameter secara bersama (uji

F), uji determinasi (uji R2).

a. Uji variabel secara parsial (uji t)

Uji T digunakan untuk melihat masing-masing koefisien regresi berpengaruh

nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Jika tolak Ho berarti variabel bebas

yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan jika terima Ho

berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Kriteria uji :

H0 ditolak apabila : t-hitung > t-tabel atau P-value < α, derajat bebas tertentu.


(45)

30

b. Pengujian parameter secara keseluruhan (uji F)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel

yang ingin dijelaskan atau tidak. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05

Kriteria uji:

H0 ditolak apabila : F-hitung > F-tabel atau P-value < α

H0 diterima apabila : F-hitung < F-tabel atau P-value < α

Jika hasil perhitungan menunjukkan tolak Ho berarti seluruh variabel bebas X

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Sedangkan jika hasilnya adalah

terima Ho berarti seluruh variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat Y.

c. Uji determinasi (uji R2).

Koefisien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk menunjukkan

sampai sejauh mana keragaman realisasi kredit (Y) dapat diterangkan oleh model

dugaan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu, Jika nilai

koefisien determinasi semakin mendekati satu berarti semakin besar keragaman

hasil permintaan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda

a. Uji Normalitas

Uji ini untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil dalam uji global

dan uji parsial valid adanya. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang


(46)

31

data adalah dengan melihat plot garis dari standardized residual cummulative

probability (grafik probabilitas normal). Apabila sebaran data berada pada garis

normal atau cukup dekat dengan garis lurus yang ditarik dari kiri bawah ke kanan

atas dalam grafik, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji memiliki sebaran

normal atau jika pada grafik standardized residual cummulative probability

P-value > α, maka data menyebar normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi ketika variabel-variabel bebasnya saling berkolerasi.

Variabel-variabel yang berkorelasi ini membuat pendugaan koefisien menjadi

tidak stabil. Pengujian masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai

VIF (Variance Inflation Factors) pada setiap variabel bebas, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh menunjukkan adanya masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasitisitas terjadi ketika variasi di sekitar persamaan regresi bernilai

berbeda untuk semua nilai variabel-variabel bebas. Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedasitisitas dengan cara membuat scatter plot dari model persamaan regresi. Jika membentuk pola tertentu yaitu bergelombang, melebar

kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak membentuk pola

yang jelas serta titik-titik tersebut tersebar di atas dan di bawah angka nol pada


(47)

32

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Realisasi Kredit (Y)

1. Definisi Konseptual : Penyaluran Kredit antara pihak kreditor kepada

debitor.

2. Definisi Operasional : Dilihat dari kesesuaian jumlah dan kesesuaian

waktu penyaluran kredit bagi anggota dan calon anggota Koperasi

Kodanua.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah kesesuaian besarnya

realisasi kredit dan kesesuaian waktu realisasi kredit

4. Pernyataan :

a. Koperasi mencairkan kredit yang saya ajukan sesuai dengan jumlah

yang saya inginkan.

b. Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya

inginkan.

3.4.2 Karakter (X1)

1. Definisi Konseptual : Sifat, watak, kepribadian dan kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.

2. Definisi Operasional : Sifat, watak dan kebiasaan dalam kehidupan

sehari-hari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dapat dilihat dari

tanggung jawab, kerjasama, rasa memiliki, dan komitmen yang tinggi

dalam memenuhi kewajiban kredit.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah tanggung jawab, kerja


(48)

33

4. Pernyataan dalam kuesioner :

a. Jika terdapat anggota Koperasi melakukan kesalahan, saya tidak ragu

untuk menegurnya Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada

waktu yang saya inginkan.

b. Saya menjaga nama baik Koperasi.

c. Saya membentu sesama anggota Koperasi ketika dalam kesusahan.

d. Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan Koperasi.

e. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara

Koperasi tersebut dibandingkan acara lainnya.

f. Ketika saya butuh pinjaman, yang saya hubungi adalah Koperasi

Kodanua.

g. Saya tepat waktu dalam pembayaran cicilan kredit di Koperasi.

h. Saya mematuhi aturan-aturan yang diterapkan oleh Koperasi.

3.4.3 Kapasitas (X2)

1. Definisi Konseptual : Kemampuan calon peminjam untuk membayar

kredit sesuai dengan kesepakatan.

2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari kemampuan anggota dan calon

anggota Koperasi Kodanua dalam mengelola usahanya dan juga keadaan

keuangan perusahaannya guna memenuhi kewajiban kredit nya seperti

omset usaha perbulan, pendapatan bersih perbulan, dan pengalaman kredit.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah omset usaha perbulan,

pendapatan bersih perbulan dan pengalaman kredit.


(49)

34

a. Omzet usaha saya berkembang setiap bulan.

b. Saya menetapkan target penjualan produk, demi mendapatkan omset

yang sesuai dengan target yang telah saya buat.

c. Pendapatan bersih yang saya dapat dari usaha saya meningkat tiap

bulannya.

d. Pendapatan bersih yang saya dapatkan tiap bulannya, cukup untuk

membayar kewajiban-kewajiban saya (termasuk kewajiban kredit).

e. Saya pernah melakukan kegiatan kredit beberapa kali.

f. Saya tidak pernah mengalami masalah pada kegiatan kredit.

3.4.4 Modal (X3)

1. Definisi Konseptual : Keefektifan penggunaan modal, dan besar modal

yang ikut ditanamkan pada usaha tersebut oleh calon peminjam.

2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari baiknya laporan keuangan (neraca

dan laporan laba rugi) dan besarnya modal pribadi yang ditanamkan

anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah besar modal pribadi dan

baiknya laporan keuangan.

4. Pernyataan dalam kuesioner :

a. Besar modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya lebih besar

dibandingkan modal pinjaman dari Koperasi

b. Modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya sudah memenuhi


(50)

35

c. Dalam melakukan usaha, saya mebuat laoran keuangan (seperti :

neraca, laba rugi dan lain-lain).

d. Laporan keuangan dari usaha saya, memiliki hasil yang baik.

3.4.5 Kondisi (X4)

1. Definisi Konseptual : Pengaruh kondisi eksternal terhadap kondisi internal

usaha anggota dan calon anggota.

2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari pengaruh kondisi ekonomi, sosial,

politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah pengaruh kondisi ekonomi,

sosial, dan politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi

Kodanua

4. Pernyataan dalam kuesioner :

a. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya.

b. Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan ekonomi di Indonesia tidak

stabil.

c. Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh masyarakat setempat.

d. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya

yang belum dapat membayar ketika membeli produk saya.

e. Kebijakan pemerintah dalam hal mempermudah untuk mendapatkan

modal sangat membantu usaha saya.

f. Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kebanyakan


(51)

36

3.4.6 Jaminan atau Agunan (X5)

1. Definisi Konseptual : Barang yang diberikan calon peminjam kepada

Koperasi sebagai jaminan atau agunan untuk memperoleh kredit.

2. Definisi Operasional : Barang yang dijadikan sumber pembayaran kedua

ketika terjadi masalah dalam pembayaran kredit. barang tersebut bisa

bersifat fisik dan non fisik yang nilainya harus melebihi jumlah pinjaman

dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua.

3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah nilai agunan dan jenis

agunan

4. Pernyataan dalam kuesioner :

a. Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang

berlaku di Koperasi.

b. Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan

yang berlaku di Koperasi.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Validitas

Validitas menurut Sugiyono (2011 ; 361) adalah merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek penelitian. Pada penelitian ini validitas digunakan dengan taraf


(52)

37

dalam lampiran 4. Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa dari

28 pernyataan, terdapat 25 pernyataan valid dan 3 pernyataan yang tidak valid.

Pengujian validitas pernyataan kuesioner menggunakan SPSS 21. Pernyataan

yang tidak valid adalah :

a. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara Koperasi

tersebut dibandingkan acara lainnya.

b. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya.

c. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya yang belum dapat membayar ketika membeli produk saya.

3.5.2 Reliabilitas

Menurut Sumadi Suryabrata (2004 ; 28) reliabilitas menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus

reliable dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pada

penelitian ini reliabilitas digunakan dengan taraf kesalahan sebesar 5 %, dengan

nilai r tabel adalah 0,375. Berikut ini adalah Tabel 3 yang menunjukkan besar

nilai alfa dari hasil pengujian reliabilitas kuesioner penelitian ini.

Tabel 3. Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

.937 .938 28

Sumber : Data Primer (diolah)

Dari data diatas dapat dilihat nilai dari Cronbach’s Alpha sebesar 0,937 dan lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,375. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner


(53)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua

Pada awalnya Koperasi Simpan Pinjam Kodanua adalah perkumpulan arisan

para guru yang berdiri di Jelambar Ilir yang bernama Gurido Jaya (Guru

Indonesia Jakarta Raya). Pencetusan pembuatan perkumpulan arisan menjadi

Koperasi tersebut berawal ketika para anggota cukup jenuh karena tidak cukup

menghasilkan manfaat secara ekonomi. Setalah disepakati oleh seluruh anggota,

dengan bantuan koordinasi dari Koperasi lain, diadakanlah rapat pembentukan

Koperasi, serta disahkan pula berdirinya Koperasi Kodanua pada tanggal 5 Maret

1977. Koperasi ini awalnya akan dibentuk menjadi Koperasi serba usaha, namun

kala itu sudah ada Koperasi serba usaha di kelurahan Jelambar. Maka dengan

kesepakatan bersama dibentuklah Koperasi Kodanua menjadi Koperasi simpan

pinjam. Adapun nama Kodanua diambil dari salah satu anggota perkumpulan

yang berasal dari Timor – Timur, yang berjasa dalam membantu masyarakat bawah meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi Kodanua ini menjatidirikan

sebagai penyalur usaha simpan pinjam bagi pengusaha atau pedagang skala kecil

menengah.

4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua

Pada awal kegiatannya, pengurus dari Koperasi Kodanua turun langsung

sebagai petugas lapang untuk memberikan penyuluhan tentang Koperasi kepada


(54)

39

Koperasi. Pengurus juga merangkap tugas sebagai pengumpul tagihan pinjaman

anggota ataupun calon anggota dari Koperasi Kodanua. Dengan semangat dan

dedikasi untuk memberi pelayanan yang lebih baik tersebut, layanan kepada

anggota maupun calon anggota menjadi semakin banyak dan diminati da terlihat

pula pendapatan Koperasi juga semakin meningkat.

Awal berdiri Koperasi Kodanua tidak berjalan mulus, banyak masalah terjadi

karena internal perusahaan itu sendiri, seperti banyaknya anggota yang ingin

mencoba mengambil keuntungan Koperasi Kodanua dan ketidakcocokan

pemimpin. Tidak terelakkan lagi di tahun-tahun pertama berdirinya Koperasi

Kodanua diadakan beberapa kali rapat anggota khusus dan berganti-ganti

kepemimpinan.

Masalah modal yang kecil bahkan cenderung tidak mencukupi juga dialami

oleh Koperasi Kodanua. Pinjaman ke bank dan pencarian penanaman dana dari

pihak ketiga, yaitu keluarga atau kerabat dari para anggota juga dilakukan pada

awal karir Koperasi Kodanua. Masalah internal itu mulai hilang dan Koperasi

Kodanua mulai membaik kinerjanya ketika H.R. Soepriyono diangkat menjadi

Ketua di Koperasi Kodanua pada 28 Juli 1978. H.R Soepriyono dipercaya oleh

seluruh anggota dan disetujui pengangkatannya melalui rapat anggota. Berbagai

pelatihan dan studi banding dilakukan dengan harapan Koperasi Kodanua dapat

berkembang menjadi lebih baik.

Kinerja dari Koperasi Kodanua terus membaik dibawah kepemimpinan H.R

Soepriyono, sehingga sejak tahun 1978 Ia dipercaya dan berkali-kali dipilih untuk

memimpin Koperasi Kodanua hingga sekarang. Berkat kepemimpinannya hingga


(55)

40

orang calon anggota. Koperasi Kodanua telah berkembang pesat dan memiliki

kantor cabang yang tersebar diantaranya Capem. Jelambar, Capem. Rawamangun,

Capem. Kebayoran, Capem. Ps, Minggu, Capem. Tangerang, Capem. Bekasi,

Capem. Bogor, Capem. Karawang, Capem. Serang, Capem. Puncak, Capem.

Ciputat, Capem. Cikampek dan Capem. Sukabumi.

Koperasi Kodanua dibawah kepemimpinan H.R. Soepriyono juga bahkan

berhasil meraih prestasi dan penghargaan. Pada tingkat Jakarta Barat, tahun 1981

– 1982 Juara Harapan III, tahun 1983 – 1984 Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986 Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara Terbaik III, tahun 1989 – 1990 Juara Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik I, tahun 1993 – 1994 Juara Teladan, tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama. Tingkat DKI Jakarta, tahun 1984 – 1985 Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986 Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara Terbaik III, tahun 1988 – 1989 Juara Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik I, tahun 1991 – 1994 Juara Teladan, dan tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama. Tingkat Nasional, tahun 1993 – 1994 Juara Terbaik I, tahun 1994 – 1995 Juara Teladan tahun I ,tahun 1995 – 1996 Juara Teladan tahun II, tahun 1996 – 1997 Juara Teladan tahun III, tahun 1997 – 1998 Juara Teladan tahun IV, tahun 1998 – 1999 Juara Teladan tahun V, tahun 2001 mendapatkan Satya Lencana

Pembangunan, serta tahun 2002 – 2003 mendapatkan Penghargaan Koperasi Berprestasi.


(56)

41

4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua

4.3.1 Visi Koperasi Kodanua:

Menjadikan Koperasi Simpan Pinjam “KODANUA” sebagai pelopor dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan.

4.3.2 Misi KSP KODANUA:

a. Meningkatkan peran serta koprasi dalam kegiatan usaha kecil menengah

melalui wadah KSP “KODANUA”. b. Melakukan rapat anggota

c. Menjadikan KSP “KODANUA” sebagai lembaga keuangan alternatif dalam kegiatan simpan pinjam.

4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua

Koperasi Kodanua bergerak berdasarkan keputusan rapat anggota dan

memiliki dewan pengawas yang mengawasi kegiatan dan memastikan berjalannya

hasil keputusan rapat anggota. Dewan pengawas dibantu oleh penasehat dan

pengurus untuk mengawasi direktur yang dipercaya untuk menjalankan Koperasi

Kodanua. Sementara Divisi Keuangan, Divisi Supervisi dan Divisi Umum

menjalankan tugas langsung dari direktur yang dibantu oleh wakil direktur.

Direktur juga mengawasi langsung kinerja dari kepala cabang-kepala cabang yang

masing-masing kepala cabang tersebut memberikan pelayanan kepada anggota

Koperasi Kodanua di setiap cabangnya. Berikut diagram struktur organisasi pada


(57)

42

Gambar 3. Struktur Organisasi Koperasi Kodanua

Adapun gambaran tugas pokok dari masing-masing bagian dalam struktur

organisasi diatas adalah:

1. Rapat Anggota

A. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

Koperasi

B. Rapat anggota Koperasi dilaksanakan antara lain untuk menetapkan:

a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen usaha

dan permodalan Koperasi.

Rapat Anggota

Pengawas

Penasehat Pengurus

Direktur

Wakil Direktur

Ka.Divisi Umum Ka.Divisi Supervisi

Ka.Divisi Keuangan

Kepala Cabang


(58)

43

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan

Pengawas.

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja

Koperasi serta pengesahan laporan keuangan.

e. Pembagian Sisa Hasil Usaha.

C. Rapat anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu)

tahun.

D. Rapat anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui

perwakilan yang pengaturannya ditentukan dalam AD/ART.

2. Pengawas

A. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan

pengelolaan KSP Kodanua, termasuk konsistensi penerapan prinsip

bagi hasil.

B. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada KSP Kodanua,

C. Memberikan koreksi, saran teguran, dan peringatan kepada pengurus.

D. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

E. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan

kepada Rapat Anggota.

3. Pengurus

A. Bertanggungjawab atas aktivitas Koperasi Simpan Pinjam

KODANUA dan melaporkan perkembangan unit Koperasi kepada

seluruh anggota dan pengawas melalui mekanisme rapat yang telah


(59)

44

B. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan

da mengeluarkan Surat keputusan pengangkatan atau pemberhentian

karyawan.

C. Terkendalinya aktivitas jasa keuangan di KSP Kodanua.

D. Terjadinya kondisi kerja yang aman, nyaman di KSP Kodanua.

4. Penasehat

A. Memberi masukan serta saran atau petunjuk kepada pengurus untuk

perkembangan kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak

diminta.

5. Direktur

A. Sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan usaha.

B. Mengambil kebijaksanaan berdasarkan program kerja dan keputusan

rapat pengurus.

C. Direktur bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus.

6. Wakil Direktur

A. Mewakili tugas-tugaas Direktur apabila berhalangan hadir

B. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan usaha.

C. Bertanggung jawab atas persiapan Laporan Pertanggung jawaban

Pengurus.

D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus.

7. Kepala Divisi Keuangan

A. Mengatur sirkulasi keuangan Koperasi.


(60)

45

C. Mengesahkan pengeluaran dan penerimaan keuangan dalam rangka

pelaksanaan tugas.

D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus.

8. Kepala Divisi Umum

A. Sebagai kordinator pengadaan sarana dan prasarana kantor.

B. Melakukan pembinaan dan penilaian kinerja karyawan atau pekerja.

C. Membantu tugas tugas atas secara lisan atau tertulis.

D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus.

9. Kepala Divisi Pemasaran

A. Melakukan promosi terhadap produk-produk usaha.

B. Melakukan perencanaan pengembangan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan usaha.

C. Sebagai kordinator analisa dan evaluasi kredit.

D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus.

10.Kepala Cabang Pembantu

A. Selaku penanggung jawab seluruh aktivitas dan asset kantor cabang

pembantu yang menjadi kewenangannya.

B. Sebagai kordinator pelaksanaan usaha Cabang Pembantu yang telah

ditentukan.

C. Melakukan penelitian dan pengembangan usaha.

D. Melakukan promosi tentang kebijaksanaan usaha.

E. Melakukakan survey permohonan pinjaman.

Sedangkan susunan kepengurusan Koperasi Kodanua hingga saat ini yaitu :


(61)

46

Ketua : H.R. Soepriyono

Wakil Ketua : H.Machmud

Sekretaris : H.Djamingun MS.

Wakil Sekretaris : M.Marjudhi

Bendahara : H.Tugiman

2. Daftar susunan Pengawas Koperasi Kodanua

Ketua : Drs H. Djumiko As. MM

Sekretaris : Hj. Wasilah

Anggota : H. Shaleh Mahmud

4.5 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan anggota dan calon anggota

Koperasi Kodanua yang sedang aktif dalam melakukan kegiatan peminjaman

modal kredit dan memeiliki usaha yang bergerak dibidag agribisnis hilir sebanyak

102 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan

jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin yang melakukan kegiatan kredit di Koperasi Kodanua didominasi

oleh perempuan sebanyak 56 orang atau sebesar 54,9 %, sementara untuk jenis

kelamin laki-laki sebanyak 46 orang dengan persentase sebesar 45,1 %. Berikut

adalah Gambar 4 yang menyajikan data tentang karakteristik responden


(1)

85

Kuesioner Penelitian

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi

Kredit

Pada Usaha Agribisnis

(Studi Kasus pada Koperasi Kodanua Jakarta Barat)

Assalamu’alaikum wr. Wb

Kesediaan bapak/ibu/saudara/I dalam mengisi kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi sebagai data primer dalam penelitian. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari saya ucapkan terima kasih.

Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan 3. Umur : Tahun 4. Pendidikan Terakhir :

a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Diploma 1/2/3 e. S1/S2/S3


(2)

86 Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda (√) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Ada 5 alternatif jawaban, yaitu : STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral TS = Setuju

SS = Sangat Setuju

A. Besar Realisasi Kredit

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Koperasi mencairkan kredit yang saya ajukan sesuai dengan jumlah yang saya inginkan

2 Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya inginkan

B. Karakter

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Jika terdapat anggota koperasi melakukan kesalahan, saya tidak ragu untuk

menegurnya

2 Saya menjaga nama baik koperasi. 3 Saya membantu sesama anggota koperasi


(3)

87 4 Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan

koperasi

5 Ketika saya butuh pinjaman, yang saya hubungi adalah Koperasi Kodanua 6 Saya tepat waktu dalam pembayaran

cicilan kredit di koperasi

7 Saya mematuhi aturan-aturan yang diterapkan oleh koperasi

C. Kapasitas

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Omzet usaha saya berkembang setiap bulan

2 Saya menetapkan target penjualan produk, demi mendapatkan omset yang sesuai dengan target yang telah saya buat 3 Pendapatan bersih yang saya dapat dari

usaha saya meningkat tiap bulannya. 4 Pendapatan bersih yang saya dapatkan

tiap bulannya, cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban saya (termasuk kewajiban kredit)

5 Saya pernah melakukan kegiatan kredit beberapa kali

6 Saya tidak pernah mengalami masalah pada kegiatan kredit


(4)

88 D. Modal

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Besar modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya lebih besar dibandingkan modal pinjaman dari Koperasi

2 Modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya sudah memenuhi syarat yang diajukan oleh Koperasi.

3 Dalam melakukan usaha, saya mebuat laoran keuangan (seperti : neraca, laba rugi dan lain-lain).

4 Laporan keuangan dari usaha saya, memiliki hasil yang baik.

E. Kondisi

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan ekonomi di Indonesia tidak stabil

2 Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh masyarakat setempat

3 Kebijakan pemerintah dalam hal

mempermudah untuk mendapatkan modal sangat membantu usaha saya

4 Kebijakan-kebijakan yang diambil

pemerintah kebanyakan mendukung usaha saya


(5)

89 F. Agunan

No Pernyataan Keterangan

STS TS N S SS

1 Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi

2 Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi


(6)

90 Sumber : Data Primer (diolah)

Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Pernyataan 1 .687 Valid

Pernyataan 2 .583 Valid

Pernyataan 3 .750 Valid

Pernyataan 4 .442 Valid

Pernyataan 5 .394 Valid

Pernyataan 6 .757 Valid

Pernyataan 7 .170 Tidak Valid

Pernyataan 8 .842 Valid

Pernyataan 9 .744 Valid

Pernyataan 10 .676 Valid

Pernyataan 11 .808 Valid

Pernyataan 12 .784 Valid

Pernyataan 13 .691 Valid

Pernyataan 14 .757 Valid

Pernyataan 15 .692 Valid

Pernyataan 16 .765 Valid

Pernyataan 17 .421 Valid

Pernyataan 18 .769 Valid

Pernyataan 19 .444 Valid

Pernyataan 20 .424 Valid

Pernyataan 21 -.178 Tidak Valid

Pernyataan 22 .776 Valid

Pernyataan 23 .674 Valid

Pernyataan 24 -.209 Tidak Valid

Pernyataan 25 .749 Valid

Pernyataan 26 .809 Valid

Pernyataan 27 .618 Valid