SIMULASI HEDGING LINDUNG NILAI SEBAGAI S

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG

PROPOSAL PENELITIAN

SIMULASI HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI
PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH
Diajukan oleh :
ALFIAH KUSUMANINGRUM
KELAS VIII-C KHUSUS KURIKULUM KHUSUS
NPM : 144060006256

2015

TANDA PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN

NAMA


: ALFIAH KUSUMANINGRUM

NOMOR POKOK MAHASISWA

: 144060006256

BIDANG SKRIPSI

: AKUNTANSI PEMERINTAH

JUDUL SKRIPSI

: SIMULASI HEDGING (LINDUNG NILAI)
SEBAGAI

STRATEGI

PENGELOLAAN

UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH


Tangerang,

Agustus 2015

Mengetahui

Menyetujui

Kepala Bidang Akademis Pendidikan

Dosen Pembimbing

Akuntan

_____________

_______________

NIP ___________________


NIP ___________________

ii

DAFTAR ISI

COVER

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

1

2. Perumusan Masalah

5

3. Ruang Lingkup

6

4. Tujuan Penelitian

6

5. Manfaat Peneiitian

6


BAB II : LANDASAN TEORI
1. Hedging (Lindung Nilai)

7

2. Kerangka Pemikiran

9

3. Penelitian Terdahulu

10

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

11

2. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data


11

3. Metode Analisis Data

12

DAFTAR PUSTAKA

13

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian
Salah satu instrumen yang digunakan pemerintah untuk mengatasi defisit
anggaran adalah dengan pembiayaan utang luar negeri. Meski wacana tentang
pembiayaan luar negeri yang banyak menuai kritik karena menambah porsi utang. Toh
pemerintah belum akan melepaskan sepenuhnya pembiayaan kepada sumber dari luar

negeri. Rasio utang Indonesia terhadap PDB masih sangat sehat dan memungkinkan bagi
Pemerintah untuk mengambil utang luar negeri. Berikut adalah tabel rasio utang luar
negeri pemerintah hingga tahun 2013 :

Tabel 1 : Utang ValasPemerintah
Sumber : Portofolio Utang Pemerintah 2013 – DJPPR Kemenkeu
Tidak dipungkiri bahwa porsi utang luar negeri pemerintah pusat setiap tahunnya
mengalami lonjakan. Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

1

tahun 2012 menunjukkan adanya kenaikan utang luar negeri dari tahun 2012 senilai
Rp1.981 triliun menjadi senilai Rp2.375 triliun atau bertambah Rp393 triliun.
Kenaikan utang tersebut salah satunya dipicu oleh selisih kurs senilai Rp163,24
triliun dan pemerintah harus membayar adanya selisih kurs tanpa adanya tambahan
manfaat dari pembayaran tersebut.
BPK menyebutkan perlunya kebijakan dalam mengelola utang luar negeri
pemerintah untuk mengatasi risiko nilai tukar, yaitu dengan melakukan transaksi lindung
nilai (hedging), karena pemerintah tidak mau menanggung kerugian akibat fluktuasi nilai
tukar.

Menindaklanjuti rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan serta BUMN yang
menghendaki adanya kebijakan hedging maka Kementerian Keuangan c.q. Direktorat
Jenderal Pengelolaan Utang menerbitkan aturan yang secara khusus menangani masalah
Kebijakan Lindung Nilai. Kemudian Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 12/PMK.08/2013 Tentang Transaksi Lindung
Nilai Dalam Pengelolaan Utang Pemerintah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 113/KMK.08/2014 tentang Strategi
Pengelolaan Utang Negara Tahun 2014-2017 juga menyebutkan tentang penerapan
kebijakan hedging sebagai salah satu strategi pengelolaan utang.
Istilah hedging memang tidak asing bagi dunia usaha swasta tetapi untuk
implementasi di kepemerintahan khususnya keuangan negara, hedging adalah konsep
yang baru. Isu kerugian atas kebijakan hedging serta belum memadainya pencatatan atas
pelaporan keuangan transaksi hedging adalah pertimbangan utama penerapan kebijakan
ini. Namun di sisi lain, ada manfaat besar yang dapat diperoleh Pemerintah jika kebijakan
hedging dilaksanakan secara tepat dan akurat.

2

Terdapat empat indiikator risiko utang, yaitu: risiko tingkat bunga, risiko nilai
tukar, risiko refinancing (pembiayaan kemballi), dan ratio utang terhadap GDP. Salah

satu pemicu naiknya nominal utang luar negeri pemerintah adalah exchange rate rupiah
terhadap valas (dollas AS) yang makin melemah.
Nilai tukar tidak mengandung risiko jika transaksi pemerintah menggunakan asas
nilai tukar tetap. Pada kenyataannya, transaksi utang luar negeri tidak menganut sistem
fix rate. Pergerakan nilai tukar cenderung acak sesuai dengan sebuah hipotesis oleh
Brown tentang teori acak. Risiko nilai tukar inilah yang berusaha dihindari atau
diminimalisasi oleh pemerintah dengan salah satu caranya adalah Hedging. Tanpa
kebijakan hedging, outstanding pemerintah akan tidak terkendali dan bebas mengikuti
keadaan pasar.
Risiko nilai tukar meningkat dimana porsi utang valas pada akhir Desember 2014
semakin besar hingga mencapai 43.3%. Hal ini terutama disebabkan oleh pelemahan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang USD dalam periode tersebut. Dampak dari pelemahan
nilai tukar dimaksud telah menambah outstanding utang. Namun demikian risiko ini
diperkirakan dapat menurun apabila rupiah kembali menguat dan didukung dengan
kebijakan pembatasan utang baru dalam mata uang valuta asing. Berikut adalah tabel
yang menunjukkan perubahan jumlah outstanding utang pemerintah karena efek risiko
nilai tukar yang tidak dikendalikan

3


Tabel 2 : Perubahan Utang Valas
Sumber Portofolio Utang Pemerintah 2013 – DJPPR Kemenkeu
Berdasarkan tabel di atas, cukup jelas dampak risiko nilai tukar semakin
menambah jumlah utang pemerintah. Pada tahun 2013, porsi utang luar negeri
pemerintah bertambah 25%.. Hal ini sangat merugikan pemerintah yang harus
mengganggarkan dana pembayaran pokok utang dan bunga yang nyata-nyata seharusnya
tidak dikeluarkan karena adanya loss/ kerugian karena nilai tukar. Efek jangka panjang,
dengan asumsi bahwa rupiah terus menerus mengalami depresiasi, maka anggaran bunga
dan pokok utang akan semakin memberatkan APBN Bukan tanpa alasan bahwa nilai
tukar rupiah akan terus mengalami depresiasi. Sebuah rilis majalah The Economist
menyebutkan bahwa Rupiah adalah mata uang terendah ke-empat di dunia.
Berikut tabel sensitivitas nilai tukar yang dirilis oleh DJPPR Kementerian
Keuangan

4

Tabel 3 : Sensitivitas Nilai Tukar
Sumber : Portofolio Utang Pemerintah 2013 – DJPPR Kemenkeu
Tabel di atas menunjukkan bahwa perubahan kurs dapat menyebabkan perubahan
outstanding utang yang cukup signifikan. Peningkatan kurs USD yang merupakan porsi

terbesar pada portofolio utang valas sebesar Rp 100 akan menyebabkan outstanding
utang berubah sebesar 5,68 triliun di tahun 2013. Meningkat jika dibandingkan kondisi
pada tahun 2012.
Berdasarkan berbagai pertimbangan diatas maka peneliti menyusun proposal
dengan judul “SIMULASI HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI
PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH”

2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah :
1. Bagamana cara menghitung nilai hedging utang luar negeri pemerintah dengan
dua metode hedging, forward contract dan money market hedge?

5

3. Ruang Lingkup Penelitian
Calon Peneliti akan membatasi penelitian, yaitu menggunakan data portofolio utang
luar negeri pemerintah untuk SBN Valas USD sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 dari
DJPPR

4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah calon peneliti dapat menghitung
nilai hedging atas utang luar negeri pemerintah dalam bentuk Valas USD dan
menemukan metode dan cara perhitungan yang tepat dalam rangka pengambilan
keputsan hedgng.

5. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat, yaitu :
1. Manfaat akademis
Sebagai referensi kepada rekan-rekan mahasiswa

untuk mengambil dan

menyempurnakan penelitian tentang manajemen pengelolaan utang luar negeri
pemerintah
2. Manfaat praktis
Penulis berharap hasil penelitian ini memberikan masukan, saran, dan pertimbangan
kepada DJPPR untuk mengambil keputusan terkait kebijakan lindung nilai utang luar
negeri..



6

BAB II
LANDASAN TEORI

.
1. Hedging atau Lindung Nilai
Menurut Faisal (2001: 8) hedging adalah suatu tindakan melindungi perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat dari
terjadinya transaksi bisnis. Perusahaan dapat melakukan penjualan atau pembelian
sejumlah mata uang, untuk menghindari risiko kerugian akibat selisih kurs yang terjadi
karena adanya transaksi bisnis yang dilakukan perusahaan tersebut.
Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah dengan
mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging merupakan hal yang sangat jarang
sekali adanya. Penggunaan kontrak derivative diharapkan dapat mendekatkan pada
kondisi lindung nilai yang sesempurna mungkin sehingga nantinya diharapkan imbal
hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan imbal hasil yang telah diperkirakan (expected
return).
Menurut Madura (2000: 275) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk
melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap
fluktuasi nilai tukar adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar.
Hedging juga dapat memungkinkan perusahaan atau negara pelaku hedging untuk
mampu meramalkan pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih
akurat, sehingga dapat mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas (Weston
dan Copeland, 1995).

7

Jeff Madura dalam bukunya yang berjudul International Financial Management,
terdapat empat metode hedging yang dapat digunakan untuk melindungi nilai utang,
yaitu futures hedge, forward hedge money market hedge, dan currency option hedge
Menurut Hull (2008: 1) kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli
atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian
harga yang telah disepakati sebelumnya. Harga sebuah kontrak futures akan berlawanan
dengan harga pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures
diperlukan sejumlah initial margin, yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu
disetor oleh investor kepada broker.
Hull (2008: 5) menyatakan kontrak forward hampir sama dengan kontrak futures pada
perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan
datang dengan harga yang tertentu. Namun, kontrak futures diperdagangkan pada lantai
bursa sedangkan kontrak forward diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar
over-the-counter

(OTC)

merupakan

pasar

perdagangan

alternative

yang

menghubungkan dealers melalui jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi
pertemuan secara fisik antar dealers.
Forward contract dan future contract memungkinkan suatu entitas untuk membeli
mata uang tertentu pada kurs. Pembeli dan penjual akan melakukan negosiasi untuk
menentukan:
a. Mata uang yang akan entitas bayarkan
b. Mata uang yang akan entitas terima
c. Jumlah mata uang yang akan diterima oleh entitas
d. Tingkat nilai tukar atas mata uang tersebut
e. Waktu transaksi pertukaran

8

Konsep forward hedge dan future hedge sangatlah mirip. Perbedaan antara keduanya
adalah dengan siapa entitas melakukan perjanjian. Forward contract merupakan hasil
negosiasi antara entitas dan bank komersial, sementara future contract dilakukan di pasar
modal secara terorganisir dan terstandarisasi.
Money Market Hedge
Penggunaan metode money market hedging menggunakan instrumen pasar uang
untuk melindungi nilai utang atau piutang di masa yang akan datang dengan melakukan
pengambilan posisi di pasar uang. Beberapa waktu sebelum utangnya jatuh tempo,
entitas meminjam mata uang domestik ke pasar uang dan mengkonversikannya ke dalam
mata uang tertentu. Setelah itu, mata uang asing ini akan diinvestasikan hingga
pembayaran utang jatuh tempo. Ketika waktu jatuh tempo tiba, entitas akan menarik
uang yang diinvestasikan beserta keuntungan yang diperoleh untuk membayar utang
luar negerinya.
Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai
tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka (Wikipedia, 2015)

2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan jenis-jenis hedging yang telah disebutkan di atas, peneliti akan
melakukan simulasi penghitungan hedging dengan memakai dua metoed hedging, yaitu
metode forward hedging dan metode money market hedging. Hasil simulasi diasumsikan
sebagai salah satu komponen pertimbangan dalam pengambilan keputsan untuk
melakukan hedging terhadap utang luar negeri pemerintah yang akan diambil. Bagan
kerangka pemkiran adalah sebagai berikut :

9

Simulasi I : Forward Hedging
Decisssion Making :
Hedging Utang LN Pemerintah
Simulasi II : Money Market Hedging

Bagan 1 : Kerangka Pemikiran

3. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang perhitungan hedging telah banyak dilakukan di sektor
swasta. Adapun penelelitian yang membahas kebijakan hedging di Pemerintah masih
sangat sedikit.
Hasil penelitian Ripple dan Moosa (2004) futures hedging lebih efektif ketika
menggunakan nilai yang mendekati akhir kontrak. Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data harian dan bulanan dari crude oil futures dengan harga spot-nya
pada NYMEX untuk mengukur rasio hedge selama periode dari 2 Januari 1998 hingga
29 April 2005. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa rasio hedge akan lebih
rendah pada nilai yang mendekati akhir kontrak.
Bhargave (2007) meneliti perbandingan rasio yang optimal terhadap kontrak futures
pasar komoditas cotton (kapas) dan soybean (kedelai). Penelitian ini menggunakan data
dari tahun 1995 hingga 2000, dengan menggunakan 10 model yang digolongkan dalam
tiga kategori yakni metode tradisional regresi, metode regresi yang dimodifikasi, dan
model error-correction. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa metode regresi
yang dimodifikasi dan model errorcorrection mampu menunjukan efektivitas hedging
menggunakan kontrak futures dari komoditi kapas (cotton) dan kedelai (soybean).

10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitin merupakan obyek yang diteliti atau fenomena yang diamati oleh
peneitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil variabel kuantitatif dengan
subyek penelitian sebagai berikut
1. Data SBN Valas USD
Adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan pemerintah dalam mata uang
asing
2. Spot Rate
Adalah kurs mata uang yang berlaku saat kontrak terjadi pada tanggal tertentu.
3. BI Rate
Adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik
4. Data Jatuh Tempo Utang
Adalah data usia utang luar negeri yang akan jatuh tempo pada suatu periode.

2. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa data kuantitatif. Data
primer akan diperoleh dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Resiko
berupa data rinci per portofolio utang SBN Valas USD yang diterbitkan.
Data kuantitatif diperoleh melalui pengambilan sampel atau rilis resmi dari halaman
web Bank Indonesia dan web DJPPR.

11

3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode simulasi. Simulasi adalah satu metode
pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan
yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan
memakai model statistic atau pemeran.
Peneliti akan memakai asumsi jika hedging terjadi pada formula yang telah
ditentukan. Dalam simulasi ini penulis menguji formula-formula yang bersifat teoritis
untuk kemudian hasilnya dapat menjadi acuan pengambilan kebijakan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Biro Humas dan Luar Negeri BPK. (2014). Siaran Pers Badan Pemeriksaan Keuangan BPK : Perlunya Pengamanan Rupiah Melalui Transaksi Lindung Nilai (Hedging).
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.08/2014 Tentang Strategi Pengelolaan
Utang Negara Tahun 2014-2017
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12/PMK.08/2013 Tentang
Transaksi Lindung Nilai Dalam Pengelolaan Utang Pemerintah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. (2014). Statistik Utang Luar Negeri Indonesia
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Resiko. (2015). Profil Utang
Pemerintah Pusat
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. (2013). Laporan Analisis Portofolio dann
Risiko Utang Tahun 2013
Sujana, Saefudin Zuhdi, Purwita. (2006). Teknik Analisis Forward Contract Hedging
dengan Money Market Trading dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Utang
Anthonius. (2009). Analisa Perbandingan Penggunaan Open Position, Forward Contract
Dan Money Market Hedging Terhadap Utang Ekspedisi Luar Negeri (Studi
Kasus:Pada Perusahaan Jasa PT.X Di Bandung)

13

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1