Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Min

Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Minat
Peserta Didik Melalui Pembelajaran
Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Mamat Supriatna, M.Pd.

disusun oleh
Kelompok 6
Ellin Sulistyana
Rindy Indri Ismayanti
Chandra Apriyana

1604546
1606521
1606713

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

1

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, penyusunan makalah
yang berjudul Memfasilitasi Perkembangan Bakat dan Minat Peserta Didik Melalui
Pembelajaran dapat diselesaikan.
Makalah ini ditulis berdasarkan tugas mata kuliah psikologi pendidikan,
penyusun menyatakan hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas
kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Sedangkan tujuan disusunnya makalah
ini adalah sebagai pedoman dalam penyampaian salah satu sub-bab dalam mata
kuliah psikologi pendidikan pada Program S-1 PTAG sebagai calon pendidik.
Makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena
itu, saran dan kritik para pembaca sungguh kami harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan.

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1)

LATAR BELAKANG.............................................................................................................4

2)

RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4

3)

TUJUAN............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
1)

Penjelasan Minat..............................................................................................................5


2)

Penjelasan Bakat..............................................................................................................5

3)

Penjelasan Bagaimana Memfasilitasi Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik.. . .6

4)

Penjelasan Mengenai Motiasi Dengan Cara Yang Tepat.................................................8

5)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat.............................................10

BAB III.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12


3

BAB I
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Hubungan antara
pendidikan dan psikologi sangatlah kuat. Karena dengan mempelajari
psikologi, para pendidik dapat mengetahui berbagai tindakan yang tepat untuk
diterapkan sesuai dengan keadaan psikis peserta didik.
Dengan mempelajari psikologi pendidikan para pendidik akan mampu
mengetahui dan mengembangkan secara optimal sesuai dengan kemampuan,
bakat dan minat. Setiap individu konseli memiliki bakat tersendiri, namun
tidak dapat dilihat secara langsung. Karena banyak faktor-faktor yang
mendukung bakat setiap individu konseli.
Oleh karena itu, melalui penyusunan makalah ini kami harap dapat
memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai bagaimana cara
memfasilitasi bakat dan minat peserta didik melalui pembelajaran
2) RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan minat?
2. Apakah yang dimaksud dengan bakat?
3. Bagaimana memfasilitasi pengembangan minat dan bakat peserta didik?
4. Apakah yang dimaksud dengan motivasi?
5. Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat?
3) TUJUAN
1. Memberikan penjelasan tentang minat;
2. Memberikan penjelasan mengenai kesadaran bakat dalam diri;
3. Mengetahui dan memberikan penjelasan bagaimana memfasilitasi
pengembangan minat dan bakat peserta didik.
4. Memberikan penjelasan mengenai motivasi dengan cara yang tepat
5. Menjelaksan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat

4

BAB II
PEMBAHASAN
1) Penjelasan Minat
Minat adalah kecenderungan individu konseli konseli untuk tertarik
pada suatu kegiatan tertentu. Minat merupakan potensi typical yang

menunjang perilaku individu konseli. Individu konseli yang memiliki
intensitas minat tinggi untuk mengikuti konseling, menunjukkan perilaku
yang aktif, sebaliknya bila intensitas minat individu konseli terhadap
pelayanan konseling sangat rendah maka, perilakunya juga tidak kuat dalam
mengikuti konseling yang dapat ditunjukan dalam bentuk; sering tidak
menghadiri kegiatan konseling walaupun mereka sudah janji dengan konselor.
Idealnya dalam pelayanan konseling individu konseli memiliki
intensitas minat yang tinggi, supaya proses konseling daoat berlangsung
dengan baik untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Bila individu
konseli menunjukan minat yang rendah, maka konselor perlu memberikan
penguatan, misalnya dalam bentuk memberikan penjelasan bahwa konseling
bersifat rahasia, menunjukkan hasil-hasil konseling yang dicapai oleh
konseling lain (nama samaran), mengembangkan harapan-harapan individu
konseli ke depan agar ia tergelitik, dan menunjukkan bahwa konseling sebagai
pelayanan profesional yang sudah membudidaya di masyarakat.
2) Penjelasan Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus individu konseli dalam berbagai bidang,
misalkan : bidang numerical yaitu kemampuan bekerja dengan angka ; bidang
verbal yaitu kemampuan dalam menggunakan ungkapan verbal ; bidang
musik yaitu kemampuan dalam bermain musik ; bidang bahasa yaitu

kemampuan menggunakan kaidah bahasa tertentu ; bidang seni yaitu
kemampuan dalam seni seperti ; seni lukis, seni patung, dan seni drama ;
bidang mekanik yaitu kemampuan memahami pola kerja mekanik seperti pola
kerja mesin cuci, pola kerja mesin AC, pola kerja mesin kulkas, dan
sebagainya.
Setiap individu konseli mempunyai bakat yang berbeda beda, dan hal ini
harus diperhatikan oleh konselor dalam proses konseling. Konseli adalah
individu konseli yang unik dalam hal bakatnya, yang mana potensi ini
memengaruhi kecenderungan – kecenderungan mereka dalam berperilaku.

5

Layanan konseling pada hakikatnya memfasilitasi perkembangan individu
konseli, termasuk bakat (aptitude development ).
Bakat mengacu pada kemampuan khusus ( berg, 2000 ) sepeti menyelesaikan
perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca.
Bakat menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang
untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan dating.[[5]]
Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan
kesempatan belajar di lingkungan ( Cohen dan Swedlik, 2002 ) . Bakat ini

merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan.
Menurut Bingham, kondisi atau sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda
kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti
kemampuan berbahasa, musik, dan sebagainya.[[6]]
Jadi dari definisi di atas, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus
atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok
yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan,
merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu.
Bila seseorang mengetahui keunggulannya dalam suatu bidang, maka ia akan
terasa lebih mudah dalam memasuki peluangnya artinya; dalam mempelajari
dan mengembangkan bakatnya. Dengan kemampuan bakat, tentu seseorang
akan mempunyai peluang besar untuk meraih keberhasilan pada masa
mendatang.
3) Penjelasan Bagaimana Memfasilitasi Pengembangan Minat dan Bakat Peserta
Didik.
Bakat merupakan potensi bawaan yang masih membutuhkan latihan agar
dapat terwujud secara nyata. Sedangkan minat merupakan faktor yang dapat
mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam
pengembangan bakat. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak
diawali dengan adanya minat untuk hal yang berkaitan dengan bidang yang

akan ditekuni. Minat dapat menjadi kekuatan seseorang dibidang tertentu
dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya. Strategi pembelajaran yang
dalam memfasilitasi perkembangn minat dan bakat:
a) Konselor sebagai fasilitator

6

Konselor sebagai fasilitator yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran
yang aktif untuk mendorong individu konseli untuk mandiri berpikir
dalam perkembangan bakat.
b) Konselor sebagai motivator
Konselor sebagai motivator yaitu cara yang dapat dilakukan dalam
pendekatan ini adalah dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan
diajarkan dengan kebutuhan individu konseli. Minat individu konseli akan
tumbuh ketika ia menangkap bahwa materi itu berguna untuk
kehidupannya. Karena kehadiran motivasi untuk menggerakan dan
menguatkan intensitas perilaku konseli. Konselor harus berupaya agar
individu konseli termotivasi misalkan dengan cara menjelaskan proses dan
tujuan konseling, agar individu konseli membutuhkan pelayanan
konseling. Cara lain adalah menciptakan atmosfer konseling yang

kondusif, menyenangkan, dan simpatik.
c) Konselor sebagai evaluator
Konselor sebagai evaluator yaitu dengan pendekatan belajar konselor
berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Cara yang dapat dilakukan adalah
mengadakan evaluasi. Hal ini dapat menentukan apakah individu konseli
yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan,
sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran. Konselor harus
memerhatikan aspek inteligensi individu konseli, hal ini diperlukan untuk
memilih strategi konseling yang tepat. Bila masalah ini diabaikan, maka
proses konseling bisa mengalami hambatan, sehingga tujuan konseling
tidak dapat dicapai.
d) Konselor sebagai Change Agent (Agen perubahan)
 Nothing is permanent but change. You cannot step twice into the same
river, for other waters are always flowing in. (Heraclitus). Tak ada
yang permanent kecuali perubahan, kita tak bias melangkah masuk ke
dalam sungai yang airnya sama karena air yang lain selalu mendesak
mengalir yang sebelumnya



Our real problem, then, is not our strength today; it is rather the vital
necessity of action today to ensure our strength tomorrow. (Dwight D.
Eisenhower).Masalah kita sebenarnya bukanlah kekuatan kita pada
7

hari ini; tetapi
kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu pada hari ini yang
bisa
menjamin kekuatan kita esok hari
Sebagai agen perubahan, maka dia harus memprioritaskan untuk
meletakkan landasan yang kokoh kepada konselor, individu konseli, dan
orang tua. tentang paradigma belajar. Untuk itu diperlukan pengetahuan
yang memadai, keberanian, dan keuletan yang ditunjang oleh kemampuan
komunikasi serta kepribadian.
e) Konselor Sebagai Integrator
Konselor dan konseling harus mengetahui lebih awal tentang profil
individu konseli. Dia harus mengenali secara umum, apakah dia termasuk
type promotor, fasilitator, analytical, atau controller.
Setelah konselor dan konseling mengidentifikasi masing masing
individu konseli, maka kewajibannya adalah mengembangkan segala hal
yang positif yang ada pada diri individu konseli dan meminimumkan halhal negatif. Melalui program yang telah dipersiapkan, konselor dan
konseling harus memanfaatkan potensi konselor, para orang tua, bahkan
para alumni untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi masing
masing individu konseli sesuai kondisi psikhologisnya.
Sebagai integrator, dia harus faham bahwa setiap individu konseli
memiliki potensi dan bisa dikembangkan secara optimum sesuai dengan
kapasitasnya. Kompetensi individu harus difasilitasi dengan suhu, tanah,
dan lingkungan yang kondusif untuk partumbuhannya.

4) Penjelasan Mengenai Motivasi Dengan Cara Yang Tepat.
Setiap individu memiliki motif (motive) dan motivasi (motivation) dalm
intensitas yang tidak sama. Motif individu konseli adalah suatu keadaan
dimana diri konseli yang berperan mendorong timbulnya tingkah laku.
Menurut Suryabrata yang dikutip Hartono (2000) motif adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Jadi jelas bahwa individu
konseli yang memiliki motif dalam intensitas tinggi perilakunya dalam
8

konseling cenderung lebih aktif bila dibandingkan dengan individu konseli
yang intensitas motifnya rendah.
Berbeda dengan motif, motivasi adalah segala sesuatu yang menggerakan
organisme baik sumbernya dari faktor internal maupun dari faktor eksternal.
Menurut Petri (1981) motivation is the concept we use when we decribe the
force acting or within an organism to initiate and direct behavior. Motivasi
adalah suatu konsep untuk menjelaskan tentang daya yang dimiliki organisme
yang memungkinkan muncul dan mengarahkan perilaku.
Motivasi individu konseli memiliki kaitan dengan motifnya, karena kehadiran
motivasi untuk menggerakan motif dalam menguatkan intensitas perilaku
individu konseli. Untuk meningkatkan peran serta individu konseli dalam
proses konseling, konselor harus berupaya agar individu konseli termotivasi.
Motivasi memiliki beberapa pengaruh terhadap pembelajaran dan perilaku
siswa, yaitu :
1.

Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.
Motivasi menetukan tujuan-tujuan spesifik yang menjadi arah usaha
siswa (Maehr & Meyer 1997; Pintrich at. Al.,1993). Jadi, motivasi
mempengaruhi pilihan yang dibuat siswa, misalnya apakah akan
menyelesaikan tugas PR yang sulit atau bermain videogame dengan
teman-teman.

2.

Motivasi meningkatkan usaha dan energi.
Motivasi menentukan apakah mereka mengejar suatu tugas secara
antusias dan sepenuh hati atau secara apatis dan malas-malasan.

3.

Motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap
berbagai aktivitas.
Siswa lebih cenderung memulai suatu tugas yang benar-benar mereka
inginkan . Mereka juga lebih cenderung melanjutkan pekerjaan yang
diinginkan sampai mereka menyelesaikannya meskipun terkadang
diganggu atau merasa frustasi selama mengerjakannya (Larson 2000,
Maehr 1984, Wigfield 1994). Secara umum motivasi meningkatkan
waktu mengerjakan tugas , suatu faktor penting yang mempengaruhi
pembelajaran dan prestasi mereka (Wigfield dalam Ormrod, 2008)

4.

Motivasi memengaruhi proses-proses kognitif
9

Motivasi mempengaruhi apa yang diperhatikan oleh siswa seberapa
efektif mereka memprosesnya
5.

Motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan
menghukum

6.

Motivasi sering meningkatkan performa.

5) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
a) Faktor internal yakni dari individu sendiri. Misalnya anak itu tidak atau
kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau
kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin
pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami
hambatan dalam pengembangan diri dan berprestasi sesuai bakatnya.
b) Faktor eksternal yaitu lingkungan anak. Contoh, orang tuanya kurang
mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia
butuhkan atau orang tua mampu tetapi perhatian terhadap pendidikan dan
bakat anak, bahkan ada orang tua yang benar-benar tidak mau
mendukung bakat anak.

10

BAB III
KESIMPULAN

Pada dasarnya setiap individu konseli memiliki berbagai macam minat
dan bakat dalam proses pembelajarannya. Individu konseli harus mengetahui
minat dan menunjukan perilaku yang aktif. Bakat dapat diketahui dalam suatu
kemampuan yang ada dalam diri individu tersebut. Setiap individu harus
memiliki motivasi agar individu tersebut dapat terpacu dalam
mengembangkan minat dan bakat. Sebagai seorang konselor dapat
memberikan motivasi kepada individu konseli agar individu bisa terdorong
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu sebagai pembelajaran.

11

DAFTAR PUSTAKA

Soedarmadji Boy, S.Pd., M.Pd., Dr. Hartono, M.Si.,2012. Psikologi
Konseling. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.
Drs. Sujanto Agus, Drs. Lubis Halem, dan Drs. Hadi Taufik. 2004. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.
Dr. Sjarkawi, M.Pd. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
http://precilnadlirin29.blogspot.co.id/2013/11/makalah-intelegensi-danbakat-psikologi.html
http://mgmpmatoi.blogspot.co.id/2011/12/minat-dan-bakat-padapendidikan.html
http://www.wikipedia.com/hakekatbimbingandankonseling.html

12