Promosi Kesehatan dan Di RS

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

MODUL 20

PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

OLEH:
Joshua Runtuwene

0911232064

Tara Kairupan

0911232065

Pembimbing:
Dr. Jane Pangemanan, MS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

2009

MODUL 20
PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. PRINSIP DASAR
Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan
promotif saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif
atau pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah
sakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan
promotif

atau

yang

disebut

dengan


pelayanan

kesehatan

masyarakat.

Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan
masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi
kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga
orang yang sehat atau keluarga pasien.
Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatan
seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi
pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah
promosi kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk
membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi
masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.
Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakit
adalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan,
kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan
bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan

petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah
kesehatan atau penyakit yang mereka alami.
Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk individu-individu yang
sedang memerlukan pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit. Di
samping itu, promosi kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada

1

pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan, maupun keluarga pasien
yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit. Keluarga pasien juga
perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah sakit, karena keluarga
pasien diharapkan dapat membantu atau menunjang proses penyembuhan dan
pemulihan keluarganya yang sakit (pasien).
b. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan
pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah
kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus
mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti:
penyebab penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila penyakit menular),

cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila
pasien atau keluarga pasien memahami penyakit yang dideritanya, diharapkan
akan membantu mempercepat proses penyembuhan, dan tidak akan terserang
oleh penyakit yang sama.
c. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan
pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasien
sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upayaupaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya,
utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami.
d. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan “proses
belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah sakit,
baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau
“pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihatnasihat dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami,
didengar, dan dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih,
nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas rumah sakit,
terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan
sebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien
tentang kesehatan.

2


B. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasien
dan keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan di rumah sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengan
sasaran-sasaran tersebut, yakni tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuan
bagi rumah sakit itu sendiri.
1. Bagi pasien:
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior):
Promosi

kesehatan

di

rumah

sakit

mempunyai


tujuan

untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentang
kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit yang
diderita oleh pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yang
perlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuan
tentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit, tandatanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana proses
terjadinya penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakit
tersebut menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dari
segi perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepada
pasien adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar atau
mencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku ini
dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain:
1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
2) Mencegah

terserangnya


penyakit

yang

sama

atau

mencegah

kekambuhan penyakit.
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama
keluarganya.
4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada
orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seeking
behavior)

3


Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat oleh
pasien akan mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurang
pengetahuan tentang penyakit yang diderita, kadang-kadang mencari
pengobatan yang tidak tepat misalnya ke dukun atau para-normal,
sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan. Oleh sebab itu,
promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yang
benar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien akan
mencari penyembuhan dengan tepat.
2. Bagi keluarga:
Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan
pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya
semata-maka karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh
sebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien:
Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapi
lain saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakit
tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial sangat berperan. Dalam
mewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat penting
peranannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi

keluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit:
Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga pasien, mereka
akan mengetahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh anggota
keluarganya (pasien), cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluarga
pasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak terkena
penyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga
yang sakit tersebut.
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:
Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit dan
cara-cara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat

4

membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman
dekatnya.
3. Bagi Rumah Sakit:
Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di rumah sakit dapat
merugikan rumah sakit itu sendiri. Alasan mereka, karena promosi kesehatan

di rumah sakit merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di samping
itu apabila pasien cepat sembuh karena promosi kesehatan maka pendapatan
rumah sakit akan menurun. Memang ini logika yang mungkin benar, tetapi
terlalu sederhana. Pengalaman-pengalaman dari rumah sakit yang telah
melaksanakan promosi kesehatan (dulu penyuluhan kesehatan) justru
membuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit ini mempunyai
keuntungan bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit:
Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
khususnya rumah sakit, maka pasien mengunjungi rumah sakit tidak
sekedar untuk memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi juga
ingin pelayanan yang berkualitas, yang nyaman dan yang ramah. Pasien
ingin pelayanan yang holistik bukan hanya pelayanan fisik, tetapi juga
pelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah salah
satu bentuk pelayanan psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosi
kesehatan di rumah sakit adalah merupakan upaya meningkatkan mutu
rumah sakit.
b. Meningkatkan citra rumah sakit:
Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit diwujudkan dalam
memberikan informasi-informasi tentang berbagai masalah kesehatan atau

penyakit dan masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di masingmasing titik pelayanan rumah sakit disediakan atau diinformasikan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan proses penyembuhan pasien. Di tempat
loket pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat pemeriksaan, di tempat
pengambilan obat, di ruang perawatan, dan sebagainya, selalu dilakukan

5

penjelasan atau pemberian informasi terkait dengan apa yang harus
diketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi kesehatan ini
dapat memberikan kesan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa rumah
sakit tersebut pelayanannya baik.
c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)
Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan,
menyatakan bahwa kesembuhan pasien menjadi lebih pendek dari
sebelumnya.

Hal

ini

berarti

bahwa

promosi

kesehatan

dapat

memperpendek hari rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “turn
over”. Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat membawa dampak
bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik, karena pasien yang
dirawatnya cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor rumah sakit
tersebut. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan angka hunian rumah
sakit tersebut (Board Occupancy Rate), sebagai salah satu indikator
pelayanan rumah sakit yang baik.
C. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang
dikelompokkan menjadi kelompok orang sakit (pasien), kelompok orang yang
sehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit.
Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkatan penyakit:
pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat dari latar
belakang sosioekonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan penyakit
dan jenis pelayanan yang diperlukan. Dari sudut tingkat penyakitnya,
dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan penyakit
kronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan, dibedakan dengan adanya pasien
rawat jalan yang tidak memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap dengan
indikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai

6

jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukan
motode dan strategi promosi dan penyuluhannya.
2. Kelompok atau individu yang sehat:
Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang
mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat
inap. Di samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya
langsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagi
promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatan
untuk kelompok sasaran ini tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagi
orang sakit atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit ini
penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akan
dapat menunjang proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam
perawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang ke rumah.
3. Petugas rumah sakit
Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi: petugas
medis, para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapat
dibedakan menjadi: pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapun
fungsi dan strukturnya, semua petugas rumah sakit mempunyai kewajiban
untuk melakukan promosi atau penyuluhan kesehatan untuk pengunjung
rumah sakit, baik pasien maupun keluarganya, di samping tugas pokok
mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi dan penyuluhan
kepada pasien dan keluarga pasien, mereka harus dibekali kemampuan
promosi dan penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai kemampuan
tersebut, maka harus diberikan pelatihan tentang promosi dan pendidikan
kesehatan.
D. TEMPAT DAN KESEMPATAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH
SAKIT
Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah sakit atau pasien yang
akan berobat jalan di rumah sakit, sudah tentu pasien akan melewati serangkaian

7

prosedur yang telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien
rawat jalan prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:
a. Pendaftaran
b. Masuk ke ruang tunggu
c. Masuk ke ruang pemeriksaan
d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat
e. Pembayaran di kasir, dan seterusnya.
Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut idealnya merupakan tempattempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait dengan
pelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan tersebut
efektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-bagian
pelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lain
sebagai berikut:
1. Di ruang tunggu
Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi dan
penyuluhan kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien atau
para pengantar berkumpul dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggu
giliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini dapat dilakukan
penyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun penyuluhan
kesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau
video kaset. Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh pada
saat menunggu giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakan
untuk memberikan informasi-informasi atau pesan-pesan kesehatan agar
mencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga pasien.
Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau selebaranselebaran yang dapat dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atau
selebaran berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait dengan
penyakit-penyakit tertentu. Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perlu
ditempel poster-poster yang berisikan pesan-pesan kesehatan.

8

2. Di kamar periksa
Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dan
kesempatan yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yang
terkait dengan masalah kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksa
pasien atau setelah selesai memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokter
dapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, penyebabnya,
perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan
pengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segera
sembuh dari penyakitnya, apabila diberikan pesan-pesan, informasi-informasi,
atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudah
mematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang dalam keadaan sehat.
Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatankesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alat
peraga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya:
kerangka manusia, pantom, gambar-gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenis
makanan bergizi, skema perjalanan suatu penyakit, dan sebagainya.
3. Di ruang perawatan
Di ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat ini,
perawat mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan
pasien, dibanding dengan petugas yang lain. Perawat di ruang rawat
berkewajiban untuk memberikan obat, melayani kebutuhan pasien yang lain
seperti makan, minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya. Pada
kesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat menyampaikan pesan-pesan dan
atau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien dalam rangka
penyembuhannya.
Seorang perawat pada waktu mengambil sampel darah, pada waktu mengukur
tekanan darah pasien, dan sebagainya, dapat sekaligus memberikan
penyuluhan kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien tersebut.

9

E. MATERI PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesan
dan informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada pasien atau keluarga
pasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkan
menjadi 3 yakni:
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan:
Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy behavior), antara lain:
a. Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang.
b. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga dan kegiatan-kegiatan
lainnya seperti tugas dan pekerjaan sehari-hari yang mengeluarkan tenaga.
c. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alkohol.
d. Mengelola dan mengendalikan stres untuk memelihara kesehatan.
e. Istirahat cukup karena istirahat dapat mengendorkan keteganganketegangan yang dialami oleh seseorang.
2. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit:
Pasien yang sudah sembuh dari penyakit, bias saja terserang penyakit yang
sama (kambuh). Di samping itu, apabila penyakit itu menular maka
kemungkinan penyakit itu tertularkan kepada orang lain. Oleh sebab itu pesanpesan tentang pencegahan berbagai macam penyakit perlu dikemas dalam
media

leaflet

atau

poster. Pesan-pesan tersebut

sekurang-kurangnya

mencakup:
a. Gejala atau tanda-tanda penyakit.
b. Penyebab penyakit.
c. Cara penularan penyakit.
d. Cara pencegahan penyakit.
3. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan
pemulihan:
Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan atau rawat inap,
tujuan akhirnya adalah agar sembuh dari sakit dan pulih kesehatannya.

10

Masing-masing penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbedabeda. Oleh sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait
dengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah merupakan isi promosi
kesehatan di rumah sakit.
F. BENTUK METODE PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang tidak menguntungkan dari
segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan dari
bahasa Belanda memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan,
sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di negara-negara maju, rumah sakit disebut
Hospital atau keramahtamahan, sehingga bertentangan dengan kesan rumah sakit
seperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu promosi kesehatan rumah sakit
seyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi tempat yang
menyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk mengubah
kesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. Pemberian contoh:
Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit yang
menyeramkan tersebut adalah dengan menampilkan bangunan fisik dan
fasilitas rumah sakit itu antara lain sebagai berikut:
a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat bangunan
rumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada umumnya.
Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat yang warna-warni.
Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,
membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat berwarna,
lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan yang
hanya bercat putih.
b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau tidak
enak, tetapi justru berbau wangi. Air bersih seharusnya mengalir dengan
lancar dan cukup sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC.

11

c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun di
dalam ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampah
yang cukup, berarti tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk
berperilaku bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yang
indah atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yang
kering, sakit, yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Taman
di rumah sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, dan
ramah.
e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkan
kesan kesehatan, kebersihan, dan kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu,
kebersihan dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter dan
perawat yang secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijaga
dan dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.
2. Penggunaan media:
Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alat
bantu dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien dan
pengunjung rumah sakit lainnya. Media promosi yang layak digunakan di
rumah sakit diantaranya dalam bentuk cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster,
dan spanduk, serta dalam bentuk media elektronik, yakni radio kaset dan
video kaset. Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di ruangruang tunggu, atau di lobi rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para
pengunjung rumah sakit.
Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi pesan
kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien dapat digunakan di ruang-ruang
tunggu atau ruang rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan di
ruang-ruang rawat antara lain penggunaan sound system yang dikendalikan
dari ruang tertentu dapat menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses
penyembuhan pasien di ruang rawat. Di samping itu, melalui media elektronik
ini juga dapat digunakan untuk program musik, dan siraman rohani untuk
menghibur dan memperkuat iman para penderita atau pasien.

12

3. Promosi dan penyuluhan langsung:
Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau terprogram,
tetapi juga dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau terprogram.
Penyuluhan langsung secara terprogram harus direncanakan secara baik, dan
ditangani oleh petugas yang khusus mempunyai kemampuan bidang promosi
kesehatan, khususnya media. Bentuk program promosi langsung tidak
terprogram dapat dilakukan oleh para petugas medis dan paramedis yang
langsung berhadapan dengan pasien.
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan dapat
dilaksanakan pada:
a. Individual
Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan dalam
bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, perawat, atau petugas
gizi terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah
kesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya.
b. Kelompok
Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok dilakukan di
ruang tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis, misalnya ruang tunggu
penyakit dalam, ruang tunggu penyakit THT, ruang tunggu bagian anak,
dan sebagainya. Penyuluhan langsung kelompok juga dapat dilaksanakan
dengan mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di ruangan tertentu.
Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi kelompok,
simulasi, dan bermain peran (role play) tepat digunakan dalam promosi
kesehatan ini.
c. Massa
Bagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien
dan tamu rumah sakit, adalah sasaran promosi kesehatan dalam bentuk ini.
Promosi kesehatan dengan sasaran semacam ini perlu penyesuaian bentuk
promosi kesehatannya adalah dengan menggunakan metode penyuluhan
massa, seperti penggunaan poster dan spanduk.

13

Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada
umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan metode
tidak langsung.
a. Secara langsung:
Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu penyuluhan
langsung, yakni apabila antara sasaran (pasien dan keluarga pasien)
bertatap muka dengan petugas kesehatan sebagai promoter kesehatan.
Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi
kelompok, simulasi, dan bermain peran.
b. Secara tidak langsung:
Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti menggunakan
media, dan antara petugas promosi kesehatan tidak dapat bertatap muka
dengan pasien atau keluarga pasien sebagai clients. Oleh sebab itu, maka
metode promosi secara tidak langsung ini selalu menggunakan media atau
alat bantu pendidikan atau promosi, misalnya: leaflet, booklet, selebaran,
poster, radio kaset, video kaset, dan sebagainya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S., dkk. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005.

15

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65