ANALYSIS OF CUSTOMER NEEDS FOR APLICATION OF EMMA SMART HOMEUSING INTEGRATION PRODUCT QUALITY and KANO MODEL
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2767
ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN APLIKASI EMMA SMART HOME
MENGGUNAKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY dan MODEL KANO
ANALYSIS OF CUSTOMER NEEDS FOR APLICATION OF EMMA SMART
HOMEUSING INTEGRATION PRODUCT QUALITY and KANO MODEL
Winda Munthe1, Dr., Ir., Agus Achmad Suhendra M.T.2, Ir., Rosad Ma’ali El Hadi M.Pd., M.T3
1,3
1
Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Emma adalah smart home platform yang fokus pada kenyamanan dan keamanan. Aplikasi Emma sangat cerdas
karena dapat mengenali pengguna, sehinnga Emma Smart Home mampu mengendalikan semua prangkat eletronik
sesuai dari aktivitas dari pengguna dan kebiasa dari pengguna aplikasi Emma Smart Home.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelanggan Emma Smart Home menggunakan integrasi
Product Quality dan Kano sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk aplikasi Emma Smart Home .
Terdapat 20 atribut kebutuhan pelanggan yang digunakan untuk mengukur tingkat harapan dan kepentingan layanan,
mengklasifikasikan atribut kebutuhan, dan menentukan atribut kebutuhan yang perlu diprioritaskan sebagai True
Customer Needs.
Berdasarkan hasil pengukuran Product Quality didapatkan sebelas atribut kuat dan sembilan atribut lemah.
Berdasarkan pengklasifikasian Kano diperoleh sepuluh atribut yang perlu untuk diprioritaskan dan satu atribut yang
perlu untuk dikembangkan.
Rekomendasi berisi atribut kebutuhan aplikasi Emma Smart Home yang diprioritaskan untuk ditingkatkan sebagai
true customer need.
Kata kunci :Emma Smart Home, Analisis Kebutuhan, Product Quality, Kano, Integrasi Product Quality dan
Kano.
Abstract
Emma is a smart home platform that focuses on comfort and security. Emma's application is very intelligent because
it can recognize the user, so Emma Smart Home is able to control all electronic devices according to the activity of
the users and the habit of the user of Emma Smart Home application.
This study aimed to analyze the needs of customers using Product Quality and Kano as one way to improve the
quality of Emma Smart Home application products. There are 20 customer needs attributes used to measure the
level of expectations and importance of services, classify attribute needs, and determine the attribute needs that
need to be prioritized as True Customer Needs.
Based on Product Quality measurement results obtained eleven strong attributes and nine weak attributes. Based on
Kano classification can be obtained ten attributes that need to be prioritized and one attribute that needs to be
developed.
Recommendation contains the attribute of Emma Smart Home application requirement that prioritized to be
improved as true customer need.
Keywords: Emma Smart Home, Needs Analysis, Product Quality, Kano, Integration Product Quality and Kano.
1.
Pendahuluan
Aplikasi Emma sangat cerdas karena dapat mengenali pengguna, sehinnga Emma Smart Home mampu
mengendalikan semua prangkat eletronik sesuai dari aktivitas dari pengguna dan kebiasa dari pengguna aplikasi
Emma Smart Home. Selain dilengkapi dengan sistem mengenali pengguna dari aplikasi Emma Smart Home, Emma
Smart Home juga dapat melakukan pengendalian cerdas sesuai kebiasan aktivitas pengguna sehingga tidak perlu
membuka aplikasi tetapi Emma sendiri mengendalikan seluruh eletronik yang ada di rumah pengguna sendiri, dan
juga mampu menerima perintah dari pengguna sesuai keinginan dari pengguna melalui aplikasi Emma Smart Home
yang pada ponsel pengguna. Sebagai platfrom, Emma Smart Home dapat diintegrasikan dengan berbagai prangkat
eletronik yang ada dipasaran/market.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan CEO dari perusahaan Emma Smart Home sendiri masalah yang
sedang dihadapi perusahaan sendiri adalah perusahaan ini adalah perusahaan yang masih merintis untuk bagian
aplikasi Emma Smart Home sendiri, sehingga perusahaan membutuhkan untuk pengenalan aplikasi Emma sendiri
kepada calon pelanggan. Sehingga perusahaan juga membutukan voice of customer (VoC) untuk dapat memenuhi
keinginan pelanggan.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2768
Melihat peluang bisnis dimana pengguna internet dan mobile di Indonesia cukup tinggi dan melihat keadaan
perkotaan Indonesia yang masih bergelut dengan kemacetan yang sangat buruk, produk Emma Smart Home ini
sangat dibutuhkan untuk memantau rumah untuk keamanan dan kenyaman saat meninggalkan rumah hampir sehari
penuh.
Dengan demikian peneliti akan melakukan riset dari produk tersebut untuk analisis kebutuhan planggan atau (VoC)
untuk produk Emma Smart Home, karena Memuaskan kebutuhan pelanggan adalah keinginan setiap perusahaan dan
faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan (Yamit, 2001) [8].
Oleh karena itu perlu dilakukan adanya analisa kebutuhan dengan memperhatikan seluruh kebutuhan pelanggan
yang belum terpenuhi sebagai langkah awal dalam meningkatkan kualitas dari aplikasi Emma sendiri. Dengan
demikian pengembangan produk yang akan di tawarkan oleh peneliti adalah untuk menganalisis kebutuhan
pelanggan melalui metode Integrasi Product Quality Dan Kano.
2. Dasar Teori
2.1Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk melakukan perubahan layanan berdasarkan kebutuhan pelanggan dengan
melihat perbedaan antara layanan yang diinginkan dan dirasakan oleh pelanggan (Kaufman, Browne, Watkins, &
Leigh, 2003) [2].
2.2Affinity Diagram
Menurut Kawakita (1986), Affintiy Diagram adalah tools yang digunakan untuk mengatur ide-ide dan data. Affinity
diagram sering digunakan dalam kontekstual sebagai cara untuk mengatur catatan dan wawasan dari wawancara
lapangan. Untuk membuat affinity diagram dibutuhkan sekelompok orang, kartu atau notes, dan ruangan fisik.
2.3 Product Quality
tersebut dengan produk pesaing. Berikut beberapa perbandingan dimensi kualitas produk. Kualitas produk
merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya. Produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen (Kotler, 2003) [3]. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya
dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan
produk yang dijual perusahaan. Dimensi product quality yang digunakan pada penelitian ini meliputi, Aesthetics,
conformance, reability, performance, feature, serviceability.
2.4 Model Kano
Model Kano merupakan alat yang efektif untuk mengategorikan atribut pada produk atau jasa berdasarkan seberapa
besar tingkat kepuasan yang dihasilkan oleh setiap atribut, Kano, dkk, (1984) dalam Tan dan Pawitra (2003) [4].
Pemahaman tentang kebutuhan dan harapan pelanggan adalah prasyarat untuk mencapai kepuasan pelanggan, Shen,
dkk., (2000) dalam Baki, dkk., (2009) [1]. Tidak semua atribut layanan yang diberikan oleh perusahaan dapat
memberikan kepuasan bagi pelanggan. Model Kano dapat mengelompokkan atribut kebutuhan pelanggan ke dalam
enam kategori, yaitu:
1. Kategori Must-be atau Basic Need Konsumen menganggap bahwa atribut yang ada dalam kategori ini
merupakan suatu keharusan yang ada dalam produk. Pelanggan tidak akan puas bila atribut yang ada dalam
kategori ini tidak dipenuhi.
2. Kategori One-Dimensional Kepuasan konsumen akan meningkat jika atribut yang ada dalam kategori ini
diberikan, tapi konsumen juga tidak akan puas jika atribut yang ada dalam kategori ini tidak ada. Dapat
dikatakan bahwa ketersediaan atribut dalam kategori ini berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan
konsumen.
3. Kategori Attractive Konsumen akan merasa puas jika atribut yang ada dalam kategori ini diberikan, namun
konsumen tidak akan kecewa jika atribut dalam kategori ini tidak diberikan. Tingkat kepuasan pelanggan akan
meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut, akan tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan
menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. Pemberian atribut dalam kategori ini akan memberikan kesenangan
yang mengejutkan bagi konsumen serta dapat juga membedakan dari produk pesaing bahkan mengungguli
pesaing. Atribut dalam kategori ini memiliki nilai diferensiasi positif dan menjadikan perusahaan lebih
kompetitif dalam persaingan pasar. Biasanya konsumen mau membayar lebih untuk pemberian atribut yang ada
dalam kategori ini.
4. Kategori Indifferent Kategori ini dilihat sebagai kebutuhan yang netral bagi konsumen dan tidak berpengaruh
kepada kepuasan dan ketidakpuasan konsumen jika disediakan. Hal ini berarti bahwa konsumen tidak
memperhatikan kebutuhan ini.
5. Kategori Reverse Pada kategori ini, kepuasan pelanggan akan menurun dengan adanya pemenuhan atribut
terhadap suatu kebutuhan. Sebaliknya, pelanggan akan merasa puas jika atribut tersebut dihilangkan atau tidak
disediakan.
ISSN : 2355-9365
6.
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2769
Kategori Questionable Situasi ini terjadi ketika ada kontradiksi pada jawaban konsumen terhadap suatu
pertanyaan yang berpasangan. Questionable mengindikasikan bahwa adanya ketidaksesuaian pertanyaan,
kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau respon yang tidak tepat. Kebutuhan pelanggan tidak dapat
diterjemahkan secara jelas dalam dimensi ini.
Gambar 2.4 merupakan gambar dari model kano terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap keberadaan
atribut dari sebuah produk atau jasa. Gambar ini juga memperlihatkan kepuasan yang akan dirasakan pelanggan
apabila atribut dipenuhi berdasarkan kategori dari Model Kano.
Gambar 2. 4 Model Kano
(Shen, Tan, & Xie, 2000)[6]
Penentuan kategori untuk setiap atribut berdasarkan Model Kano didapatkan dengan mengklasifikasikan kategori
antara jawaban pada pernyataan functional dan pernyataan dysfunctional pada kuesioner Model Kano.
Pengklasifikasian kategori ini dapat dilakukan dengan menggunakan Evaluasi Model Kano pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Evaluasi Kano
Dysfungtional
Customer Need
Functional
Like
Must-be
Neutral
Live With
Dislike
Like
Q
A
A
A
Q
Must-be
R
I
I
I
M
Neutral
Live
With
Dislike
R
R
I
I
I
I
I
I
M
M
R
R
R
R
Q
Tabel 2.4 memperlihatkan cara untuk menentukan kategori untuk masing-masing atribut kebutuhan berdasarkan
Model Kano. Pertama dengan mengklasifikasikan jawaban setiap responden dari pernyataan functional dan
pernyataan dysfunctional ke dalam tabel Evaluasi Model Kano untuk setiap atribut. Atribut yang
dihasilkan pada tabel Evaluasi Model Kano kemudian dimasukan ke dalam tabel yang dibuat untuk merekap seluruh
jawaban responden.
Untuk menentukan kategori Kano dari setiap atribut dapat dilakukan dengan menggunakan Blauth’s formula
(Walden, 1993) [12] sebagai berikut :
1. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) > jumlah nilai (indiferent + reverse + questionable)
maka penentuan kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara (one dimensional, attractive, must be).
2. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) < jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable)
maka penentuan kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara (indifferent, reverse , questionable). 3.
Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) = jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable)
maka kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara semua kategori Kano yaitu (one dimensional,
attractive, must be dan indifferent, reverse , questionable).
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2770
3. Pembahasan
3.1 Model Konseptual
Pada model konseptual berikut dapat dilihat mengenai pola pikir dalam memandang permasalahan yang ada. Model
konseptual penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Model Konseptual Penelitian
Atribut kebutuhan yang sudah tergali dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dimensi Product Quality yaitu
aesthetics, conformance, Durability dan performance. Ada dua jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kuesioner Product Quality dan kuesioner Model Kano.
3.2 Pengkodean Atribut
Kebutuhan Produk Pengkodean atribut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan pengolahan data
diantaranya rekapitulasi dan pengolahan kuesioner product quality dan kuesioner model Kano. Setiap atribut
kebutuhan diberi notasi nama yang disesuaikan dengan dimensi product quality. Pengkodean atribut dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.Pengkodean Atribut
No.
Dimensi
Jenis Atribut
1 Performance Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat
2 Performance
elektronik(berdasarkan waktu yang sudah di setting)
3 Performance Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
4 Performance Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
5
Reability Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
6
Reability
7
Kode
PER1
PER2
PER3
PER4
REA1
Aplikasi hemat paket data internet
REA2
Reability
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan
device
REA3
8
Reability
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan
ruangan di dalam rumah
REA4
9
Reability
Aplikasi dapat dimonitor oleh beberapa penghuni rumah
REA5
10
Reability
Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
REA6
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2771
Tabel 3.1.Pengkodean Atribut (Lanjutan)
No.
Dimensi
11
Reability
12
Reability
13 Confromance
14 Confromance
Jenis Atribut
Kode
Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
REA7
Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
REA8
Aplikasi memiliki ukuran kapasitas memori yang kecil
CON1
Terdapat informasi penginstalan perangkat pada aplikasi
CON2
15 Serviceability Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada SER1
pengguna
16
Serviceability
Fitur
17
Fitur
18
19
20
Aesthetics
Aesthetics
Informasi penginstallan yang diberikan mudah dimengerti
SER2
Adanya informasi pembelian pada aplikasi
FIT1
Adanya support chat pada aplikasi
FIT2
Tampilan aplikasi Emma Smart Home menarik
AES1
Tampilan aplikasi Smart Home Emma menarik
AES2
3.3 Integrasi Product Quality dan Model Kano
Implementasi dari integrasi Product Quality dan Kano dilakukan ketika sudah diketahui atribut kuat atau atribut
lemah berdasarkan perhitungan Product Quality dan hasil kategori Kano dari setiap atribut kebutuhan. Setelah
diketahui atribut-atribut yang termasuk kategori keunggulan dan kelemahan menggunakan perhitungan Product
Quality serta kategori Kano untuk setiap atribut seperti pada penjelasan sebelumnya, maka langkah selanjutnya
adalah mengintegrasikan klasifikasi atribut kebutuhan berdasarkan kategori Kano dengan hasil identifikasi atribut
keunggulan dan kelemahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atribut mana saja yang mendapat prioritas untuk
dipertahankan dan atribut mana saja yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan. Tindak lanjut perbaikan terhadap
atribut kebutuhan menggunakan integrasi Product Quality dengan model Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Integrasi Product Quality dengan Model Kano
Kode
PER1
PER2
PER3
PER4
REA1
REA2
REA3
REA4
REA5
REA6
REA7
REA8
CON1
CON2
SER1
SER2
FIT1
FIT2
AES1
AES2
NHP
12.67
11.76
13.87
12.74
12.96
11.56
12.39
10.62
11.62
13.32
13.10
13.76
9.60
8.46
13.06
13.35
9.21
9.74
9.87
9.88
Jenis Atribut
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Lemah
Kuat
Kuat
Kuat
Lemah
Lemah
Kuat
Kuat
Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
Kategori Kano
O
O
M
O
O
I
M
O
M
M
O
O
I
M
O
A
I
I
M
I
Rekomendasi
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Dikembangkan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Implementasi dari integrasi product quality dan model Kano dilakukan ketika sudah diketahui atribut kuat dan
atribut lemah berdasarkan perhitungan product quality dan hasil kategori Kano dari setiap atribut kebutuhan. dari
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2772
integrasi product quality dan Model Kano akan menghasilkan atribut kebutuhan yang dapat dikembangkan,
diprioritaskan, dan dipertahankan. Atribut-atribut yang mendapatkan kategori diprioritaskan inilah yang dapat
dikatakan sebagai true customer needs. Atribut yang merupakan true customer needs dapat dilihat pada dibawah.
a. Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
b. Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat elektronik(berdasarkan waktu yang
sudah di setting)
c. Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
d. Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
e. Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
f. Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan device
g. Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
h. Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
i. Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
j. Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
k. Informasi penginstalan yang diberikan mudah dimengerti
4. Kesimpulan
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Didapatkan 20 atribut kebutuhan aplikasi Emma Smart Home yang diproleh dari VoC dan studi literatur dengan
metode Product Quality, dimensi yang disgunakan adalah Performance, Durability, Features, Conformance,
Reliabilty, dan Serviceability.
Berdasarkan pengolahan data dengan Model Kano didapatkan enam kategori must-be, delapan kategori one
dimentional, satu atribut attractive, dan lima kategori indifferent.
Didapatkan sebelas atribut kebutuhan yang menjadi True Customer Needs, yaitu:
Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat elektronik(berdasarkan waktu yang
sudah di setting)
Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan device
Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
Informasi penginstalan yang diberikan mudah dimengerti
Daftar Pustaka
[1] Baki, Birdogan, Basfirinci, C.S., Cilingir, Zuhal, dan AR Murat, Ilker, 2009. An Application of Integrating
SERVQUAL and Kano’s Model into QFD for logistics services. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics,
21(1), pp.106-126
[2] Kaufman, R., Browne, H. O., Watkins, R., & Leigh, D. (2003). Strategic Planning for Success : Aligning people,
performance, and payoffs.
[3] Kotler, P . (2003). Marketing Management (11th ed.). New Jersey: Pretence Hall International.
[4]. Pawitra, Theresia A., dan Tan, Kay C., 2001. Tourist Satisfaction in Singapore – Perspective from
Indonesian Tourist. Integrating SERVQUAL and Kano’s Model into QFD for service excellent
development, Vol 11. hal 418-430.
[5]. Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
[6] Shen, X. X., Tan, K. C., & Xie, M. (2000). An Integrated Approach to Innovative Product Development Using
Kano's Model and QFD. 3(2).
[7] Walden, David, 1993. Kano’s Methods for Understanding Customer-defined Quality. Center for Quality of
Management Journal, Volume 2.
[8] Yamit, Zulian. (2001). Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta: Ekonisia Indonesia.
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2767
ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN APLIKASI EMMA SMART HOME
MENGGUNAKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY dan MODEL KANO
ANALYSIS OF CUSTOMER NEEDS FOR APLICATION OF EMMA SMART
HOMEUSING INTEGRATION PRODUCT QUALITY and KANO MODEL
Winda Munthe1, Dr., Ir., Agus Achmad Suhendra M.T.2, Ir., Rosad Ma’ali El Hadi M.Pd., M.T3
1,3
1
Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Emma adalah smart home platform yang fokus pada kenyamanan dan keamanan. Aplikasi Emma sangat cerdas
karena dapat mengenali pengguna, sehinnga Emma Smart Home mampu mengendalikan semua prangkat eletronik
sesuai dari aktivitas dari pengguna dan kebiasa dari pengguna aplikasi Emma Smart Home.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelanggan Emma Smart Home menggunakan integrasi
Product Quality dan Kano sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk aplikasi Emma Smart Home .
Terdapat 20 atribut kebutuhan pelanggan yang digunakan untuk mengukur tingkat harapan dan kepentingan layanan,
mengklasifikasikan atribut kebutuhan, dan menentukan atribut kebutuhan yang perlu diprioritaskan sebagai True
Customer Needs.
Berdasarkan hasil pengukuran Product Quality didapatkan sebelas atribut kuat dan sembilan atribut lemah.
Berdasarkan pengklasifikasian Kano diperoleh sepuluh atribut yang perlu untuk diprioritaskan dan satu atribut yang
perlu untuk dikembangkan.
Rekomendasi berisi atribut kebutuhan aplikasi Emma Smart Home yang diprioritaskan untuk ditingkatkan sebagai
true customer need.
Kata kunci :Emma Smart Home, Analisis Kebutuhan, Product Quality, Kano, Integrasi Product Quality dan
Kano.
Abstract
Emma is a smart home platform that focuses on comfort and security. Emma's application is very intelligent because
it can recognize the user, so Emma Smart Home is able to control all electronic devices according to the activity of
the users and the habit of the user of Emma Smart Home application.
This study aimed to analyze the needs of customers using Product Quality and Kano as one way to improve the
quality of Emma Smart Home application products. There are 20 customer needs attributes used to measure the
level of expectations and importance of services, classify attribute needs, and determine the attribute needs that
need to be prioritized as True Customer Needs.
Based on Product Quality measurement results obtained eleven strong attributes and nine weak attributes. Based on
Kano classification can be obtained ten attributes that need to be prioritized and one attribute that needs to be
developed.
Recommendation contains the attribute of Emma Smart Home application requirement that prioritized to be
improved as true customer need.
Keywords: Emma Smart Home, Needs Analysis, Product Quality, Kano, Integration Product Quality and Kano.
1.
Pendahuluan
Aplikasi Emma sangat cerdas karena dapat mengenali pengguna, sehinnga Emma Smart Home mampu
mengendalikan semua prangkat eletronik sesuai dari aktivitas dari pengguna dan kebiasa dari pengguna aplikasi
Emma Smart Home. Selain dilengkapi dengan sistem mengenali pengguna dari aplikasi Emma Smart Home, Emma
Smart Home juga dapat melakukan pengendalian cerdas sesuai kebiasan aktivitas pengguna sehingga tidak perlu
membuka aplikasi tetapi Emma sendiri mengendalikan seluruh eletronik yang ada di rumah pengguna sendiri, dan
juga mampu menerima perintah dari pengguna sesuai keinginan dari pengguna melalui aplikasi Emma Smart Home
yang pada ponsel pengguna. Sebagai platfrom, Emma Smart Home dapat diintegrasikan dengan berbagai prangkat
eletronik yang ada dipasaran/market.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan CEO dari perusahaan Emma Smart Home sendiri masalah yang
sedang dihadapi perusahaan sendiri adalah perusahaan ini adalah perusahaan yang masih merintis untuk bagian
aplikasi Emma Smart Home sendiri, sehingga perusahaan membutuhkan untuk pengenalan aplikasi Emma sendiri
kepada calon pelanggan. Sehingga perusahaan juga membutukan voice of customer (VoC) untuk dapat memenuhi
keinginan pelanggan.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2768
Melihat peluang bisnis dimana pengguna internet dan mobile di Indonesia cukup tinggi dan melihat keadaan
perkotaan Indonesia yang masih bergelut dengan kemacetan yang sangat buruk, produk Emma Smart Home ini
sangat dibutuhkan untuk memantau rumah untuk keamanan dan kenyaman saat meninggalkan rumah hampir sehari
penuh.
Dengan demikian peneliti akan melakukan riset dari produk tersebut untuk analisis kebutuhan planggan atau (VoC)
untuk produk Emma Smart Home, karena Memuaskan kebutuhan pelanggan adalah keinginan setiap perusahaan dan
faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan (Yamit, 2001) [8].
Oleh karena itu perlu dilakukan adanya analisa kebutuhan dengan memperhatikan seluruh kebutuhan pelanggan
yang belum terpenuhi sebagai langkah awal dalam meningkatkan kualitas dari aplikasi Emma sendiri. Dengan
demikian pengembangan produk yang akan di tawarkan oleh peneliti adalah untuk menganalisis kebutuhan
pelanggan melalui metode Integrasi Product Quality Dan Kano.
2. Dasar Teori
2.1Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk melakukan perubahan layanan berdasarkan kebutuhan pelanggan dengan
melihat perbedaan antara layanan yang diinginkan dan dirasakan oleh pelanggan (Kaufman, Browne, Watkins, &
Leigh, 2003) [2].
2.2Affinity Diagram
Menurut Kawakita (1986), Affintiy Diagram adalah tools yang digunakan untuk mengatur ide-ide dan data. Affinity
diagram sering digunakan dalam kontekstual sebagai cara untuk mengatur catatan dan wawasan dari wawancara
lapangan. Untuk membuat affinity diagram dibutuhkan sekelompok orang, kartu atau notes, dan ruangan fisik.
2.3 Product Quality
tersebut dengan produk pesaing. Berikut beberapa perbandingan dimensi kualitas produk. Kualitas produk
merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya. Produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen (Kotler, 2003) [3]. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya
dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan
produk yang dijual perusahaan. Dimensi product quality yang digunakan pada penelitian ini meliputi, Aesthetics,
conformance, reability, performance, feature, serviceability.
2.4 Model Kano
Model Kano merupakan alat yang efektif untuk mengategorikan atribut pada produk atau jasa berdasarkan seberapa
besar tingkat kepuasan yang dihasilkan oleh setiap atribut, Kano, dkk, (1984) dalam Tan dan Pawitra (2003) [4].
Pemahaman tentang kebutuhan dan harapan pelanggan adalah prasyarat untuk mencapai kepuasan pelanggan, Shen,
dkk., (2000) dalam Baki, dkk., (2009) [1]. Tidak semua atribut layanan yang diberikan oleh perusahaan dapat
memberikan kepuasan bagi pelanggan. Model Kano dapat mengelompokkan atribut kebutuhan pelanggan ke dalam
enam kategori, yaitu:
1. Kategori Must-be atau Basic Need Konsumen menganggap bahwa atribut yang ada dalam kategori ini
merupakan suatu keharusan yang ada dalam produk. Pelanggan tidak akan puas bila atribut yang ada dalam
kategori ini tidak dipenuhi.
2. Kategori One-Dimensional Kepuasan konsumen akan meningkat jika atribut yang ada dalam kategori ini
diberikan, tapi konsumen juga tidak akan puas jika atribut yang ada dalam kategori ini tidak ada. Dapat
dikatakan bahwa ketersediaan atribut dalam kategori ini berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan
konsumen.
3. Kategori Attractive Konsumen akan merasa puas jika atribut yang ada dalam kategori ini diberikan, namun
konsumen tidak akan kecewa jika atribut dalam kategori ini tidak diberikan. Tingkat kepuasan pelanggan akan
meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut, akan tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan
menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. Pemberian atribut dalam kategori ini akan memberikan kesenangan
yang mengejutkan bagi konsumen serta dapat juga membedakan dari produk pesaing bahkan mengungguli
pesaing. Atribut dalam kategori ini memiliki nilai diferensiasi positif dan menjadikan perusahaan lebih
kompetitif dalam persaingan pasar. Biasanya konsumen mau membayar lebih untuk pemberian atribut yang ada
dalam kategori ini.
4. Kategori Indifferent Kategori ini dilihat sebagai kebutuhan yang netral bagi konsumen dan tidak berpengaruh
kepada kepuasan dan ketidakpuasan konsumen jika disediakan. Hal ini berarti bahwa konsumen tidak
memperhatikan kebutuhan ini.
5. Kategori Reverse Pada kategori ini, kepuasan pelanggan akan menurun dengan adanya pemenuhan atribut
terhadap suatu kebutuhan. Sebaliknya, pelanggan akan merasa puas jika atribut tersebut dihilangkan atau tidak
disediakan.
ISSN : 2355-9365
6.
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2769
Kategori Questionable Situasi ini terjadi ketika ada kontradiksi pada jawaban konsumen terhadap suatu
pertanyaan yang berpasangan. Questionable mengindikasikan bahwa adanya ketidaksesuaian pertanyaan,
kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau respon yang tidak tepat. Kebutuhan pelanggan tidak dapat
diterjemahkan secara jelas dalam dimensi ini.
Gambar 2.4 merupakan gambar dari model kano terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap keberadaan
atribut dari sebuah produk atau jasa. Gambar ini juga memperlihatkan kepuasan yang akan dirasakan pelanggan
apabila atribut dipenuhi berdasarkan kategori dari Model Kano.
Gambar 2. 4 Model Kano
(Shen, Tan, & Xie, 2000)[6]
Penentuan kategori untuk setiap atribut berdasarkan Model Kano didapatkan dengan mengklasifikasikan kategori
antara jawaban pada pernyataan functional dan pernyataan dysfunctional pada kuesioner Model Kano.
Pengklasifikasian kategori ini dapat dilakukan dengan menggunakan Evaluasi Model Kano pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Evaluasi Kano
Dysfungtional
Customer Need
Functional
Like
Must-be
Neutral
Live With
Dislike
Like
Q
A
A
A
Q
Must-be
R
I
I
I
M
Neutral
Live
With
Dislike
R
R
I
I
I
I
I
I
M
M
R
R
R
R
Q
Tabel 2.4 memperlihatkan cara untuk menentukan kategori untuk masing-masing atribut kebutuhan berdasarkan
Model Kano. Pertama dengan mengklasifikasikan jawaban setiap responden dari pernyataan functional dan
pernyataan dysfunctional ke dalam tabel Evaluasi Model Kano untuk setiap atribut. Atribut yang
dihasilkan pada tabel Evaluasi Model Kano kemudian dimasukan ke dalam tabel yang dibuat untuk merekap seluruh
jawaban responden.
Untuk menentukan kategori Kano dari setiap atribut dapat dilakukan dengan menggunakan Blauth’s formula
(Walden, 1993) [12] sebagai berikut :
1. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) > jumlah nilai (indiferent + reverse + questionable)
maka penentuan kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara (one dimensional, attractive, must be).
2. Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) < jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable)
maka penentuan kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara (indifferent, reverse , questionable). 3.
Jika jumlah nilai (one dimensional + attractive + must be) = jumlah nilai (indifferent + reverse + questionable)
maka kategori Kano diperoleh dari nilai yang paling besar diantara semua kategori Kano yaitu (one dimensional,
attractive, must be dan indifferent, reverse , questionable).
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2770
3. Pembahasan
3.1 Model Konseptual
Pada model konseptual berikut dapat dilihat mengenai pola pikir dalam memandang permasalahan yang ada. Model
konseptual penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Model Konseptual Penelitian
Atribut kebutuhan yang sudah tergali dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dimensi Product Quality yaitu
aesthetics, conformance, Durability dan performance. Ada dua jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kuesioner Product Quality dan kuesioner Model Kano.
3.2 Pengkodean Atribut
Kebutuhan Produk Pengkodean atribut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan pengolahan data
diantaranya rekapitulasi dan pengolahan kuesioner product quality dan kuesioner model Kano. Setiap atribut
kebutuhan diberi notasi nama yang disesuaikan dengan dimensi product quality. Pengkodean atribut dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.Pengkodean Atribut
No.
Dimensi
Jenis Atribut
1 Performance Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat
2 Performance
elektronik(berdasarkan waktu yang sudah di setting)
3 Performance Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
4 Performance Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
5
Reability Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
6
Reability
7
Kode
PER1
PER2
PER3
PER4
REA1
Aplikasi hemat paket data internet
REA2
Reability
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan
device
REA3
8
Reability
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan
ruangan di dalam rumah
REA4
9
Reability
Aplikasi dapat dimonitor oleh beberapa penghuni rumah
REA5
10
Reability
Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
REA6
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2771
Tabel 3.1.Pengkodean Atribut (Lanjutan)
No.
Dimensi
11
Reability
12
Reability
13 Confromance
14 Confromance
Jenis Atribut
Kode
Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
REA7
Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
REA8
Aplikasi memiliki ukuran kapasitas memori yang kecil
CON1
Terdapat informasi penginstalan perangkat pada aplikasi
CON2
15 Serviceability Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada SER1
pengguna
16
Serviceability
Fitur
17
Fitur
18
19
20
Aesthetics
Aesthetics
Informasi penginstallan yang diberikan mudah dimengerti
SER2
Adanya informasi pembelian pada aplikasi
FIT1
Adanya support chat pada aplikasi
FIT2
Tampilan aplikasi Emma Smart Home menarik
AES1
Tampilan aplikasi Smart Home Emma menarik
AES2
3.3 Integrasi Product Quality dan Model Kano
Implementasi dari integrasi Product Quality dan Kano dilakukan ketika sudah diketahui atribut kuat atau atribut
lemah berdasarkan perhitungan Product Quality dan hasil kategori Kano dari setiap atribut kebutuhan. Setelah
diketahui atribut-atribut yang termasuk kategori keunggulan dan kelemahan menggunakan perhitungan Product
Quality serta kategori Kano untuk setiap atribut seperti pada penjelasan sebelumnya, maka langkah selanjutnya
adalah mengintegrasikan klasifikasi atribut kebutuhan berdasarkan kategori Kano dengan hasil identifikasi atribut
keunggulan dan kelemahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atribut mana saja yang mendapat prioritas untuk
dipertahankan dan atribut mana saja yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan. Tindak lanjut perbaikan terhadap
atribut kebutuhan menggunakan integrasi Product Quality dengan model Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Integrasi Product Quality dengan Model Kano
Kode
PER1
PER2
PER3
PER4
REA1
REA2
REA3
REA4
REA5
REA6
REA7
REA8
CON1
CON2
SER1
SER2
FIT1
FIT2
AES1
AES2
NHP
12.67
11.76
13.87
12.74
12.96
11.56
12.39
10.62
11.62
13.32
13.10
13.76
9.60
8.46
13.06
13.35
9.21
9.74
9.87
9.88
Jenis Atribut
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah
Lemah
Kuat
Kuat
Kuat
Lemah
Lemah
Kuat
Kuat
Lemah
Lemah
Lemah
Lemah
Kategori Kano
O
O
M
O
O
I
M
O
M
M
O
O
I
M
O
A
I
I
M
I
Rekomendasi
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Diprioritaskan
Dipertahankan
Dipertahankan
Diprioritaskan
Dikembangkan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Implementasi dari integrasi product quality dan model Kano dilakukan ketika sudah diketahui atribut kuat dan
atribut lemah berdasarkan perhitungan product quality dan hasil kategori Kano dari setiap atribut kebutuhan. dari
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 | Page 2772
integrasi product quality dan Model Kano akan menghasilkan atribut kebutuhan yang dapat dikembangkan,
diprioritaskan, dan dipertahankan. Atribut-atribut yang mendapatkan kategori diprioritaskan inilah yang dapat
dikatakan sebagai true customer needs. Atribut yang merupakan true customer needs dapat dilihat pada dibawah.
a. Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
b. Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat elektronik(berdasarkan waktu yang
sudah di setting)
c. Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
d. Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
e. Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
f. Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan device
g. Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
h. Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
i. Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
j. Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
k. Informasi penginstalan yang diberikan mudah dimengerti
4. Kesimpulan
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Didapatkan 20 atribut kebutuhan aplikasi Emma Smart Home yang diproleh dari VoC dan studi literatur dengan
metode Product Quality, dimensi yang disgunakan adalah Performance, Durability, Features, Conformance,
Reliabilty, dan Serviceability.
Berdasarkan pengolahan data dengan Model Kano didapatkan enam kategori must-be, delapan kategori one
dimentional, satu atribut attractive, dan lima kategori indifferent.
Didapatkan sebelas atribut kebutuhan yang menjadi True Customer Needs, yaitu:
Aplikasi dapat mengontrol perangkat elektonik yang ada di rumah
Aplikasi dapat mengenali kebiasaan user dalam menggunakan perangkat elektronik(berdasarkan waktu yang
sudah di setting)
Aplikasi dapat membantu user mengetahui atau memonitor kondisi rumah
Aplikasi memberikan notifikasi kepada user sesuai dengan keadaan rumah
Aplikasi mudah digunakan atau easy to use
Aplikasi dapat mengatur mematikan /menghidupkan alat elekronik berdasarkan device
Aplikasi cepat merespon pengontrolan dari jarak jauh
Aplikasi mendukung untuk semua merek elektronik
Aplikasi aman untuk digunakan tidak merusak alat elektronik
Kecepatan customer service dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
Informasi penginstalan yang diberikan mudah dimengerti
Daftar Pustaka
[1] Baki, Birdogan, Basfirinci, C.S., Cilingir, Zuhal, dan AR Murat, Ilker, 2009. An Application of Integrating
SERVQUAL and Kano’s Model into QFD for logistics services. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics,
21(1), pp.106-126
[2] Kaufman, R., Browne, H. O., Watkins, R., & Leigh, D. (2003). Strategic Planning for Success : Aligning people,
performance, and payoffs.
[3] Kotler, P . (2003). Marketing Management (11th ed.). New Jersey: Pretence Hall International.
[4]. Pawitra, Theresia A., dan Tan, Kay C., 2001. Tourist Satisfaction in Singapore – Perspective from
Indonesian Tourist. Integrating SERVQUAL and Kano’s Model into QFD for service excellent
development, Vol 11. hal 418-430.
[5]. Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
[6] Shen, X. X., Tan, K. C., & Xie, M. (2000). An Integrated Approach to Innovative Product Development Using
Kano's Model and QFD. 3(2).
[7] Walden, David, 1993. Kano’s Methods for Understanding Customer-defined Quality. Center for Quality of
Management Journal, Volume 2.
[8] Yamit, Zulian. (2001). Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta: Ekonisia Indonesia.