Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemandir

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari:
1.

Pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari.

2.

Pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Kendari dan
waktu pelaksanaannya pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Tahapan
pelaksanaan pembelajaran pada kelas ekperimen dilakukan pada tanggal 20
Agustus 2013 sampai 10 September 2013. Pembelajaran di kelas kontrol
dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2013 sampai 12 September 2013.

Pembelajaran dilakukan sebanyak enam kali pertemuan pada masing-masing
kelas. Pengambilan data kemandirian belajar dilaksanakan pada tanggal 20
September 2013 pada kelas ekperimen dan 21 September 2013 pada kelas kontrol.
Pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis dilakukan pada tanggal 27 September

28

2013 pada kelas ekperimen sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal
28 September 2013.

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa kelas IX
SMP Negeri 9 Kendari yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 dan tersebar
pada 10 kelas paralel yaitu kelas IX-1 sampai IX-10.
Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Kendari
Tahun Ajaran 2013/2014
No.
Kelas
Jumlah

Rata-Rata Nilai
Siswa
Matematika
1.
IX-1
38
90,92
2.
IX-2
39
84,3
3.
IX-3
38
78,9
4.
IX-4
39
81,76
5.

IX-5
38
76,49
6.
IX-6
39
78,3
7.
IX-7
38
78,7
8.
IX-8
39
79
9.
IX-9
40
81,9
10.

IX-10
38
76,87
Sumber : TU SMP Negeri 9 Kendari
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Purposive
dengan pertimbangan mengambil dua kelas yang memiliki kemampuan yang
relatif sama sehingga diperoleh kelas IX-3 dan IX-7. Penentuan kelas yang diajar
dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional
dilakukan secara random. Hasil proses pengacakan diperoleh kelas IX-3 sebagai
29

kelas ekperimen yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan
kelas IX-7 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional.

D. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu:
a. Variabel bebas yaitu perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran dan kemandirian belajar.
b. Variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang dilihat dari
model pembelajaran dan kemandirian belajar.

2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2 yang digambarkan pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2
Desain Perlakuan Antara Faktor Model Pembelajaran
dan Faktor Kemandirian Belajar
Kemandirian Belajar
Model Pembelajaran (A)
Berbasis
Masalah
(A1)
Konvensional (A2)
(B)
Di atas rata-rata (B1)
A1B1
A2B1

Di bawah rata-rata (B2)
A1B2
A2B2

Di mana :

30

A1B1
A1B2
A2B1
A2B2

= Rerata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran berbasis masalah yang memiliki kemandirian belajar
tinggi
= Rerata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlukan model
pembelajaran berbasis masalah yang memiliki kemandirian belajar
rendah
= Rerata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan model

pembelajaran konvensional yang memiliki kemandirian belajar tinggi
= Rerata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran konvensional yang memiliki kemandirian belajar rendah

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mempunyai tiga instrumen, yaitu lembar observasi, tes
kemampuan berpikir kritis, dan skala kemandirian belajar.
1.

Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas/partisipasi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah. Lembar observasi yang dibuat terdiri atas
beberapa

aspek

observasi


yang

bertujuan

untuk

mengontrol

setiap

tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas, selama
proses pembelajaran berlangsung, persiapan materi pelajaran serta teknik yang
digunakan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
2.

Skala Kemandirian Belajar
Instrumen untuk mengukur tingkat kemandirian belajar menggunakan

skala kemandirian belajar. Skala kemandirian belajar dimodifikasi dari skala
kemandirian belajar yang disusun oleh Fahinu (2007). Tujuan memodifikasinya

adalah untuk menyesuaikannya dengan karakteristik pembelajaran. Skala
31

kemandirian belajar siswa yang dikembangkan mempunyai indikator, yaitu (1)
inisiatif belajar, (2) mendiagnosa kebutuhan belajar, (3) menetapkan tujuan
belajar, (4) memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, (5) memandang
kesulitan sebagai tantangan, (6) memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan,
(7) memilih dan menerapkan strategi belajar, dan (8) konsep diri.
Sebelum digunakan, skala kemandirian belajar terlebih dahulu dianalisis
oleh panelis untuk menganalisis validitas dan reliabilitasnya. Skala kemandirian
belajar ini terdiri dari 96 pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan
negatif, yang harus direspon oleh siswa dengan pilihan STS (sangat tidak setuju),
TS (tidak setuju), S (setuju), dan SS (sangat setuju). Respon siswa terhadap
pernyataan positif diberikan skor STS = 1, TS = 2, S = 3, dan SS = 4. Sedangkan
respon siswa terhadap pernyataan negatif diberikan skor STS = 4, TS = 3, S = 2,
dan SS = 1.
Skala kemandirian belajar untuk uji panelis terdiri dari: (1) definisi
konsep, (2) definisi operasional, (3) kisi-kisi dan (4) pernyataan. Instrumen
berpikir kritis sebelum digunakan pada penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu
dianalisis validitas dan reliabilitasnya melalui panelis. Jumlah panelis yang

dibutuhkan dalam pengujian validitas dan reliabilitas terdiri dari 20-40 orang
(Djali dan Muljono, 2000:96). Definisi konse,i definisi o,eassions,i dsn kisikkisi
skala kemandirian belajar diuasiksn ,sds Lsm,iasn 11 hs,smsn 229.

32

3.

Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes tertulis untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa, dalam bentuk uraian sebanyak 10 nomor pada
materi kesebangunan dan kekongruenan. Tujuan dari penyusunan soal tes berpikir
kritis adalah untuk mengukur kemampuan berpikir kritis setelah proses
pembelajaran dalam empat aspek dari berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis,
evaluasi, dan inferensi. Tes yang disusun dan telah dikonsultasikan serta disetujui
terlebih dahulu oleh dosen pembimbing. Sebelum digunakan, intrumen tersebut
terlebih dahulu dianalisis melalui panelis, kemudian diuji cobakan untuk
mengetahui validitas dan reliabiltasnya.
Instrumen kemampuan berpikir kritis untuk uji panelis terdiri dari: (1)

definisi konsep, (2) definisi operasional, (3) kisi-kisi dan (4) tes uraian. Instrumen
berpikir kritis sebelum digunakan pada penelitian sesungguhnya, terlebih dahulu
dianalisis validitas dan reliabilitasnya melalui panelis. Jumlah panelis yang
dibutuhkan dalam pengujian validitas dan reliabilitas terdiri dari 20-40 orang
(Djali dan Muljono, 2000:96).
Foamst isisn ,eni,sisn ,sne,is dsai instaumen kemsm,usn bea,ikia kaestif
mstemstik sds,sh mencocokksn setis, butia sos, dengsn kom,etensi dsssa dsn
stsndsa kom,etensi dengsn skoa ,eni,sisn 1 ssm,si 5 dengsn ketentusni skoa 1
jiks ds,sm ,eanystssn tidsk sstu,un kaiteais ysng muncu,i skoa 2 jiks ds,sm
,eanystssn hsnys sds sstu kaiteais ysng muncu,i skoa 3 jiks ds,sm ,eanystssn

33

hsnys sds dus kaiteais ysng muncu,i skoa 4 jiks ds,sm ,eanystssn sds tigs kaiteais
ysng muncu, dsn skoa 5 jiks ds,sm ,eanystssn sds semus kaiteais muncu,. Skoa
butiakbutia teasebut dibeaiksn o,eh ,sne,is sesusi dengsn kesesusisn sntsas butia
,eanystssn dengsn indikstoai stsndsa kom,etensi dsn kom,etensi dsssa untuk
vsaisbe, kemsm,usn bea,ikia kaestif mstemstik sisws. Ads,un kaiteais ,eni,sisn
,sne,is sds,sh sebsgsi beaikut: (s) Kesesusisn sntsas butia sos, dengsn
kom,etensi dsssa dsn stsndsa kom,etensii (b) Kesesusisn sntsas butia sos, dengsn
ss,ek dsn indikstoa kemsm,usn bea,ikia kaestif mstemstiki (c) Penggunssn
bshsss Indonesis ysng bensa dsn (d) Tidsk beamskns gsnds. Definisi konse,i
definisi o,eassions,i dsn kisikkisi instaumen teasebut diuasiksn ,sds Lsm,iasn 15
hs,smsn 240

F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian tiga
instrumen berupa lembar observasi, tes kemampuan berpikir kritis dan skala
kemandirian belajar. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan yaitu sebanyak
empat kali pertemuan. Hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas atau partisipasi guru dan siswa.
Pengisian skala kemandirian belajar dan tes instrumen kemampuan
berpikir kritis diberikan setelah selesai materi pada pertemuan terakhir. Hasil
skala kemandirian belajar digunakan sebagai penentuan kelompok siswa antara
34

siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah.
Hasil tes kemampuan berpikir kritis dipergunakan untuk membandingkan kedua
model pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar siswa.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan perangkat program siap
pakai, yaitu SPSS yang terdiri dari:
1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Penilaian Panelis
Analisis validitas penilaian panelis digunakan untuk mengetahui validitas
konsep instrumen melalui penilaian panelis dengan menggunakan rumus dari
Aiken (1996:91):
V=

∑ n i|i−l0|
[ N (c−1) ]

dimana :
V = Indeks validitas isi
n = Cacah dari titik skala hasil penilaian rater
i = Titik skala ke-I (I = 1,2,3,4,5)
lo = Titik skala terendah
N = Jumlah rater (Σni)
c = Banyaknya titik skala
Nilai V terletak antara 0 dan 1 (valid ≥ 0,6).
Analisis reliabilitas instrumen diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
konsep yang disusun menggambarkan keadaan sesungguhnya. Reliabilitas tes
ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu (Basir, 1988:65):

35

k
∑ si
r 11 = k−1 1− 2
st

{

2

}

Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
k = banyak butir yang valid
si2 = varians skor butir
st2 = varians skor total
2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen
Validitas butir pada suatu instrumen bertujuan mencari hubungan antara
masing-masing skor butir dengan skor total melalui besaran koefisien korelasi
produk momen untuk item soal uraian dengan formula sebagai berikut (Nawawi
dan Hadari, 1995:187).
r xy =n ¿ ¿
Dimana:
r xy = korelasi antara X dan Y
N = jumlah sampel
X = skor butir ke-i dari setiap responden
Y = skor total dari butir ke-i dari setiap responden
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika
b. Jika

r XY
r XY


<

rtabel

rtabel

dengan α = 0,05 maka item tersebut valid
dengan α = 0,05 maka item tersebut tidak valid.

Koefisien reliabilitas instrumen ditentukan dengan menggunakan rumus:
n
∑ σi
r 11 = n−1 1−
σt 2

(

)(

2

)

Dimana:
r 11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
n = banyaknya item
σ i2 = varians skor butir
σ t2 = varians skor total
36

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas

r
tes ( 11 ) pada umumnya digunakan patokan :
r11 ≤ 0,20
0,20 < r11 ≤ 0,40
0,40 < r11 ≤ 0,70
0,70 < r11 ≤ 0,90
0,90 < r11 ≤ 1,00

reliabilitas : sangat rendah
reliabilitas : rendah
reliabilitas : sedang
reliabilitas : tinggi
reliabilitas : sangat tinggi.

3. Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil tes instrumen berpikir kritis diberi skor sesuai dengan rubrik penskoran
yang telah dibuat. Rubrik penskoran terdiri dari rubrik penskoran kemampuan
berpikir kritis. Hasil tes diberi skor untuk setiap aspek yang diukur dalam
penelitian. Selanjutnya skor seluruh siswa pada setiap aspek dijumlahkan dan
dicari persentasenya. Misal persentasi setiap aspek adalah P.
P=

X
×100%
Y

dengan,
X = jumlah total skor per aspek dari tiap butir
Y = skor maksimum tiap aspek
Kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori hasil persentase berikut:
Tabel 3.3
Konversi Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Persentase
Kategori
90 % ≤ P
Sangat tinggi
80 % ≤ P < 90 %
Tinggi
65 % ≤ P < 80 %
Sedang
55 % ≤ P < 65 %
Rendah
P < 55 %
Sangat rendah
Sumber : (Nurkancana & Sumarta, 1986:80)
37

Skor seluruh siswa pada semua aspek dijumlahkan dan dicari
persentasenya. Hal ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Misal
persentase kemampuan berpikir kritis adalah Q.
Q =

∑ X ×100%
∑Y

dimana,
∑X adalah total skor pada tiap butir dari seluruh aspek
Kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 3.2.
Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa secara individu, hasil
tes setiap individu pada setiap aspek dijumlahkan dan dicari persentasenya. Misal
persentase kemampuan berpikir kritis tiap individu adalah R.
X
R = Y N ×100%
N
dimana,
XN = total skor tiap individu
YN = skor maksimum tiap individu
Kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 3.2.
5.

Analisis Deskriptif
Analisis

deskriptif

merupakan

analaisis

yang

digunakan

untuk

menggambarkan keadaan sampel dalam bentuk persentase (%), rata-rata ( ´x ),
median (Me), modus (Mo), standar deviasi (S), varians (S2), nilai maksimum ( x max
), dan nilai minimum ( x min).

38

6.

Analisis Inferensial
Analisis inferensial merupakan analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian, namun terlebih dahulu melalui tahapan uji yang lain, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat berdasarkan model
pembelajaran yang digunakan. Uji hipotesis penelitian menggunakan perbedaan
perlakuan antara variabel bebas termasuk interaksi variabel bebas terhadap
variabel terikat.
a.

Uji Prasyarat Analisis
Statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis
yaitu menguji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov dan uji homogenitas yang
digunakan adalah uji Levene. Kedua uji ini menggunakan program SPSS 15.0
for Windows Evaluation Version.
1) Uji Normalitas
Menguji normalitas data dengan kriteria jika nilai Sig(α) > α maka
sebaran data berdistribusi normal. Rumus hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

39

2) Uji Homogenitas
Menguji homogenitas data dengan kriteria jika nilai Sig(p) > α maka data
berasal dari populasi yang varians sama. Rumus hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Data berasal dari populasi yang homogen
H1 : Data berasal dari populasi yang tidak homogen
b.

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, digunakan analisis varian dua
jalur dengan bantuan aplikasi SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version
dengan hipotesis yang diujikan adalah:
1) Uji pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari dengan rumus statistik sebagai
berikut:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Dan rumus hipotesisnya adalah
H0 : Model

pembelajaran

tidak

mempunyai

pengaruh

terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari.
H1 : Model pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari.

40

2) Uji pengaruh kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari dengan rumus statistik sebagai
berikut:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Dan rumus hipotesisnya adalah
H0 : Kemandirian

belajar

tidak

mempunyai

pengaruh

terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX SMP Negeri 9 Kendari.
H1 : Kemandirian belajar mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
Dengan pengambilan keputusan adalah jika Sig(α) > ½α maka H 0 diterima
dan sebaliknya jika Sig(α) < ½α maka H0 ditolak.

41