Makalah ptp klompok 1. teknolgi pertania

MAKA LAH
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
“TEKNOLOGI PERTANIAN PASANG SURUT”

OLEH KELOMPOK I :
KOMANG AYU MAS RATNA DEWI (C1G015089)
RONA LIANA

(C1G015172)

ROSIANA

(C1G015173)

ABDUL MUHLIS

(C1G016001)

ALPIAN BUKHARI

(C1G016005)


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, semoga
kita semua senantiasa istiqomah menjalankan sunnahnya.
Makalah ini disusun sebagai tugas presentasi kuliah pengantar teknologi pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Yang berisikan mengenai “Teknologi Pertanian
Pasang Surut”.
Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan penulis yang telah ikut serta berperan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Terima kasih.


Mataram, 03 Agustus 2018

Penulis

2

DAFTAR ISI
SAMPUL ……………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..…….iii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………….………………………..1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………….………………………1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN ...............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................................2
A. Pengertian Pertanian Pasang Surut ..........................................................................2
B. Teknologi Yang Diterapkan Dalam Pertanian Pasang Surut..................................2
C. Cara Menerapkan Teknologi “Tepulikampar”........................................................2
BAB III. PENUTUP ................................................................................................................3

A. KESIMPULAN ............................................................................................................3
B. SARAN .........................................................................................................................3
SUMBER REFRENSI .............................................................................................................3

3

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahan pasang surut mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi
lahan pertanian berbasis tanaman pangan dalam menunjang ketahanan pangan nasional.
Lahan pasang surut Indonesia cukup luas sekitar 20,1 juta ha dan 9,3 juta diantaranya
mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman pangan (Ismail et al. 1993).
Hasil penelitian Ismail et al. (1993) menunjukkan bahwa lahan rawa ini cukup
potensial untuk usaha pertanian baik untuk tanaman pangan, perkebunan, hortikultura
maupun usaha peternakan. Kedepan lahan rawa ini menjadi sangat strategis dan penting bagi
pengembangan pertanian sekaligus mendukung ketahanan pangan dan usaha agribisnis
(Alihamsyah, 2002).
Usahatani di lahan rawa pasang surut umumnya produktivitasnya masih rendah,
karena tingkat kesuburan lahannya rendah, mengandung senyawa pirit, masam, terintrusi air
laut dan dibeberapa bagian tertutup oleh lapisan gambut. Pertumbuhan tanaman di lahan

pasang surut menghadapi berbagai kendala seperti kemasaman tanah, keracunan dan
defisiensi hara, salinitas serta air yang sering tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Komoditas yang banyak diusahakan petani adalah padi dengan teknik budidaya yang
diterapkan masih sederhana dan menggunakan varietas lokal serta pemupukan tidak lengkap
dengan takaran rendah (Suwarno et al, 2000).

B.
1.
2.
3.

RUMUSAN MASALAH
Apa Pengertian Pertanian Pasang Surut
Bagaimana Teknologi Yang di Terapkan Dalam Pertanian Pasang Surut (lahan)
Bagaimana Cara Menerapkan Teknologi Yang di Terapakan Dalam Pertanian Pasang
Surut; (Tepulikampar)

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu agar penulis mengetahui teknologi apa
yang diterapkan dan mengetahui bagaimana cara menerapkannya dalam pertanian pasang

surut (lahan pasang surut).

BAB II. PEMBAHASAN
1

A. Pengertian Pertanian Pasang Surut
Pertanian pasang surut adalah budidaya pertanian pada dataran rendah yang di
pengaruhi oleh air pasang surut, budidaya biasanya dilakukan di lahan pinggiran rawa,
sungai, pingggiran pantai atau air laut.
Misalnya; di pinggiran air sungai, pada saat musim hujan pinggiran sungai tertutup
dengan air. Sementara di musim kemarau pinggiran sungai bisa ditanami dengan tanaman
semusim (misalnya tanaman jagung) karena musim kemarau sekitar 3 bulan yang cukup
untuk menanan jagung sampai panen.
B. Teknologi Yang Diterapkan Dalam Pertanian Pasang Surut
Teknologi yang diterapakan dalam pasang surut ini ialah masih dengan “tradisional”.
Teknologi tinggi tidak harus canggih dan serba modern, tetapi dapat digali dari cara-cara
tradisional yang berkembang di masyarakat. Teknologi penyiapan lahan sawah pasang surut
“Tepulikampar” yang diterapkan petani secara turun-temurun ternyata mengandung kaidahkaidah konservasi lahan yang bermanfaat dalam mempertahankan kesuburan tanah serta
memperbaiki kualitas tanah dan air.
C. Cara Menerapkan Teknologi “Tepulikampar” Dalam Pertanian Pasang Surut

Pada sistem Tepulikampar, petani tidak melakukan pengolahan tanah, melainkan
hanya melakukan penebasan gulma dan sisa jerami padi dengan menggunakan alat tradisional
tajak pada kondisi lahan berair. Rumput/gulma dan sisa jerami padi yang telah ditebas
dibiarkan terhampar selama 1-1,5 bulan, dan setelah mulai membusuk dikumpulkan dan
dibentuk seperti bola (dipuntal) berdiameter 40-50 cm. Gumpalan-gumpalan rumput dan sisa
jerami yang sudah mulai membusuk tersebut dibiarkan sekitar 2 minggu kemudian dibalik
dan dibiarkan lagi sekitar 2 minggu untuk selanjutnya dihamparkan merata ke permukaan
sawah. Sebelum dihamparkan, gumpalan-gumpalan rumput dan gulma tersebut dipotong
dengan menggunakan parang untuk memudahkan penghamparan.
Proses penyiapan lahan yang cukup panjang ini berkaitan erat dengan sistem tanam
pindah yang proses penyiapan bibit padinya juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu guna
mendapatkan bibit yang kuat dan tinggi yang cukup. Cara penyiapan lahan juga berkaitan
dengan waktu tanam yang menunggu kedalaman dan kualitas air yang baik.
BAB III. PENUTUP

2

A. KESIMPULAN
Lahan pasang surut merupakan lahan marginal karena kesuburan tanahnya rendah dan
kemasaman tanah dan air tinggi sehingga tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.

Pengembalian bahan organik pada sistem Tepulikampar ternyata dapat memperbaiki
kemasaman dan kesuburan tanah.
Menurut hasil penelitian Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra)
menunjukkan pengembalian jerami padi 2,5 t/ha dapat menurunkan kemasaman atau pH
tanah dari sekitar 3,5 menjadi 4,5 serta meningkatkan kandungan hara kalium dalam tanah.
Teknologi Tepulikampar terbukti mengandung kaidah-kaidah konservasi lahan,
penerapannya menghadapi masalah lambatnya dekomposisi (perombakan) bahan organik
secara alami. Berkaitan dengan itu, Balittra telah menemukan sejenis jamur perombak dari
jenis Trichoderma yang dapat mempercepat perombakan bahan organik.
B. SARAN
Sebaiknya Pemerintah harus menyediakan teknologi yang modern untuk petani-petani
yang ada di Indonesia khususnya bagi petani yang membudidaya tanamannya di lahan pasang
surut, agar petani tidak khawatir lagi menanam di lahan pasang surut, dengan adanya
teknologi modern yang diterapkan maka dapat mempertahankan keutuhan dan keaslian lahan.

SUMBER REFRENSI :
Kenzhi,
2012.
Pertanian
Berkelanjutan

di
Tanah
pasang
surut,
http://kenzhi17.blogspot.com/2012/11/pertanian-berkelanjutan-di-tanah-pasang.html?
m=1 (Diakses 03 Agustus, 2018).
Muhammad, 2007. Jurnal Konservasi Lahan Pasang Surut, Banjarmasin; 10-11.
Ontorejo,
Oryza
sativa,
2013.
Pertanian
Pasang
Surut,
https://id.answers.yahoo.com/question/index/qid=20130916001528AAFwEIO (Diakses
03 Agustus, 2018).

3