Kata Imbuhan (1) Kata Imbuhan (1) Kata Imbuhan (1)
1
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
2
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1Pendahuluan……………………………………………………………………………………
……………………………………..
1.2Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………………
……………………..
1.3Tujuan………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1………………………………………………….
2.2……………………………………………………
2.3…………………………………………………
2.4……………………………………………………
2.5…………………………………………………..
2.6…………………………………………………….
2.7………………………………………………….
2.8……………………………………………………
2.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
……………………………………
3.2
Saran……………………………………………………………………………………………………
………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………
3
a Imbuhan: Awalan, Akhiran, Sisipan, Imbuhan Gabung.
BAB I
PENDAHULUAN
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat
digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan
fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan
penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula
sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula
dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe3. Sisipan : -el, -em, dan –er
4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-,
memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an,
se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan
4
imbuhan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah
membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah,
kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan
subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek
atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai
berikut :
a. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan
pada :
1) Kata sifat
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
2) Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh : hubungan telepon telah mereka putuskan
Putuskan artinya “jadikan putus”
3) Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh : daerah itu harus kita hutankan kembali
Hutankan artinya “jadikan hutan”
b. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan harus
diibuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat. Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
Pinggirkan artinya “jadikan berada dipinggir”
c. Untuk mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada
kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
Lemparkan artinya “lakukan lempar akan bola”
d. Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
Ambilkan artinya “ambil untuk orang lain”
e. Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan harus digunakan
pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.
Asramakan artinya “masukkan ke asrama”
Catatan :
Akhiran –kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi
5
me-kan yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan disehingga menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
2. Akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana
saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan katakata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain
yang menyatakan :
a. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata
kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan tempat. Contoh :
Jangan duduki kursi itu.
Duduki artinya “duduk di kursi.
c. Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu!
Hormati artinya “merasa hormat pada gurumu.
d. Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan.
Contoh :
Tolong nasihati anak-anak itu!
Nasihati artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus
diimbuhkan pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat
khasnya. Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!
Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada
kata sifat. Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!
Lengkapi artinya “jadikan lengkap pada”
Catatan :
Akhiran –I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I
yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DIsehingga menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
3. Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
6
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata
kerja tertentu. Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.
Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
b. Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja. Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.
Pikulan artinya “alat untuk memikul.
c. Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –
AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Makanan ini lezat sekali
Makanan artinya “sesuatu yang dimakan”
d. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja. Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.
Kubangan artinya “tempat kerbau berkubang.
e. Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –AN harus digunakan pada
kata benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.
Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan.
f. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata
dasarnya” akhiran –AN harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh :
Ayah sudah ubanan
Ubanan artinya “banyak ubannya
g. Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –AN
harus digunakan pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
Belasan artinya “himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h. Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –AN
harus digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan
Murahan artinya “harganya murah”.
4. Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau
pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah
7
sebagai berikut :
a. Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
b. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus
diimbuhkan pada kata benda. Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada
beberapa kata tertentu. Contoh :
Agaknya dia tidak akan dating.
5. Awalan berFungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna
yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
b. Untuk mendapatkan makna “memaknai atau mengenakan” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan. Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya
Berdasi artinya “memakai dasi”
c. Untuk mendapatkan makna “mengendarai, menaiki, atau menumpang”
awalan BER- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan
atau alat angkutan. Contoh : setiap hari dia bersepeda ke kantor
Bersepeda artinya “mengendarai” sepeda
d. Untuk mendapatkan makna “mengeluarkan” atau “menghasilkan awalan BERharus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau
kejadian. Contoh : beliau sudah banyak berkarya dibidang seni.
Berkarya artinya “menghasilkan karya”
e. Untuk mendapatkan makna “berisi atau mengandung” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat. Contoh :
Bahan makanan ini cukup bergizi
Bergizi artinya mengandung “gizi”
f. Untuk mendapatkan makna “mengusahakan atau melakukan sebagai mata
pencaharian” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan
bidang usaha. Contoh :
Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor
Beternak artinya “mengusahakan peternakan”
g. Untuk mendapatkan makna “memanggil, menyebut, atau menyapa” awalan
BER- harus diimbuhkan pada beberapa kata ganti dan kata yang menyatakan tali
perkerabatan. Contoh :
Sejak dulu dia berkakak kepada saya.
Berkakak artinya memanggil atau menyapa degan kata kakak
h. Untuk mendapatkan makna “melakukan atau mengerjakan” awalan BERharus diimbuhkan pada :
8
1) Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan. Berolah raga artinya
melakukan olah raga.
2) Beberapa kata kerja
Contoh : lebih baik kita berdamai saja dengan dia. Berdamai artinya melakukan
perbuatan damai.
3) Sejumlah bentuk dasar praktegonal yang menyatakan tindakan seperti :
Mereka berkelahi di kelas kemarin
Kami akan bertempur melawan musuh
Saya tidak dapat bergaul dengan mereka
a) Untuk mendapatkan makna’ merasakan, mengalami, atau dalam keadaan’
awalan BER- harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh: kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.
Bergembira artinya “merasa gembira”
b) Untuk mendapatkan makna “kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang
disebut kata dasarnya” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan
utama.
Contoh: kami berdua tidak dapat hadir.
Berdua artinya “kelompok yang terdiri dari dua orang”
Catatan: awalan ber- dengan arti kiasan banyak juga digunakan pada kata kerja.
Umpanya:
- Berpulang dengan arti “meningal”
- Bertolak dengan arti “melakukan perjalanan”
- Bertekuk lutut dengan arti “menyerah”
6. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara
bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan
secara bertahap. Mula-mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi
dengan sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil
pengimbuhan itu adalah menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya
sebagai yang disebut kata dasarnya.
Cntoh: pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun hanya
bersenjatakan bamboo runcing.
Bersenjatakan artinya “menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata”
7. Imbuhan gabung BER-AN
Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan BER akhiran AN yang
digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar. Cara
mengimbuhkannya dilakukan sekaligus. Umpanya pada kata dasar lari
diimbuhkan imbuhan BER-AN sehingga menjadi kata berlarian.
Dalam hal ini perlu diingat ada kata-kata yang berimbuhan BER-AN tetapi
pengimbuhannya dilakukan tidak sekaligus melainkan bertahap. Umpamanya
pada kata atur, mula-mula diimbuhkan akhiran an sehingga menjadi aturan,
kemudian diimbuhkan pula awalan BER sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung BER-AN adalah membentuk kata kerja intransitive,
9
sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses pengimbuhannya adalah:
- Banyak serta tidak teratur
- Saling atau tidak berbalasan
- Saling berada di
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN adalah sebagai berikut
1) Untuk mendapatkan makna “ banyak serta tidak teratur” imbuhan BER-AN
harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh: mereka berlarian kesana –sini untuk menyelamaykan diri
Berlarian artinya “banyak yang berlari dan larinya tidak teratur”
2) Untuk mendapatkan makna “saling atau berbalasan” imbuhan gabungan BERAN harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,
Berpotongan artinya “ saling memotong”
3) Untuk mendapatkan makna “ saling berada di” imbuhan gabungan BER-AN
harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak atau jarak.
Contoh: kami duduk bersebelahan didalam kereta pai itu.
Bersebelahan artinya “saling berada disebelahnya.
8. Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti:
peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan
dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat
digunakan dalam
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+
aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan
- Jadikan lebih
- Anggap sebagai
- Bagi
1). Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus diimbuhkan
pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya!
Pertegas artinya “jadikan tegas”
2). Untuk mendapatkan makna “jadikan atau anggap sebagai” awalan PERharus diimbuhkan pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu
10
Perbudak artinya “jadikan atau anggap sebagai budak”
3). Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan PER- harus
diimbuhkan pada beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja
Perdua artinya “jadikan dua”
9. Imbuhan Gabung PER-kan
Imbuhan Gabung PER-kanadalah awalan PER dan akhiraan KAN yang digunalkan
secara bersama-sama pada sebuah klata dasar. Pengimbuhan dilakukan secara
serentak.
Imbuhan gabung PER-kan berfungsi membentuk kata kerja yang digunakan:
a) Dalam kalimat predikatnya berpola aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: masalah itu akan kita berdebatkan lagi minggu depan
b) Sebagai keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang +
aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: tarian yang sudah mereka pertunjukan akan di ulangoi lagi.
c) Dalam kalimat perintah
Contoh: persiapkan dulu bahan-bahannya
1) Untuk mendapatkan makna “jadikan bahan” imnbuhan gabungan PER-kan
harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu!
Perdebatkan artinya “jadikan bahan p[erdebatan”
2) Untuk mendapatkan makana “jadikan supaya” imbuhangabungan PER-kan
harus diimbuhkan pada beberapa kata sifat tertentu
Contoh: bahan-bahannya akan segera kami persiapkan
Persiapkan artinya “jadilkan supaya siap”
3) Untuk mendapatkan makna lakukan imbuhan gabung PER-kan harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu
Contoh: pertahankan benteg ini sekuat tenaga kalian
P[ertahankan artinya “lakukan pertahanan”
4) Untuk mendapatkan makna “jadikan me” imbuhan gabung per-kan harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu
Contoh: nanti akan kami perlihatkan kepadamu
Perlihatkan artinya “jadikan orang lain melihat”
5) Untuk mendapatkan makana “jadikan ber” imbuhan gabung per-kan harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: akan kita perhubungkan daerah-daerah itu dengan jalan-jalan baru
Perhubungkan artinya “jadikan berhubungan”
10. Imbuhan gabung PER-I
imbuhan ini dilakukan bersama-sama pada sebuah kata dasar pengimbuhannya
dilakukan secara serentak.
Mana yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan imbuhan per-i antara lain
lakukan supaya jadi dan lakukan yang disebut kata dasarnya pada objeknya.
11
a) Untuk mendapatkan makana “supaya jadi” imbuhan gabung per-i harus
diimbuhkan pada kata sifat tertentu
Contoh: mereka kami perlengkapi dengan alat-alat pertanian
Perlengkapi artinya “lakukan supaya lengkap”
b) Untuk mendapatkan makana “lakukan yang disebut kata dasarnya pada
objeknya” imbuhan gabung per-i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan kamu perturuti terus permintaannya
Perturuti artinya “lakukan agar permintaanya terturuti”
11. Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan
cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai
enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y;
serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- merasa (me + rasa)
- melihat (me + lihat)
- mewarisi (me + warisi)
- meyakinkan (me + yakinkan)
- memerah (me + merah)
- menanti (me + nanti)
- menyanyi (me + nyanyi)
- menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.
umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- membawa (mem + bawa)
- memilih (mem + pilih)
- memfitnah (mem + fitnah)
- memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.
konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan,
melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti
terdapat dalam kata-kata berikut:
- mendengar (me + dengar)
- menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan
konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contoh:
- menyingkir (me + singkir)
- menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank
kh; serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan,
tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan
lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- mengirim (me + kirim)
- menggali (me + gali)
12
- menghitung (me + hitung)
- mengkhayal (me + khayal)
- mengambil (me + ambil)
- mengiris (me + iris)
- mengutus (me + utus)
- mengekor (me + ekor)
- mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya
seperti:
- mengetik (me + tik)
- mengebom (me + bom)
Fungsi awalan Me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain
menyatakan: melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan
bahan, memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi,
menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap atau
memberlakukan seperti, dan memperingati.
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini
adalah:
a). untuk mendapatkan makna “melakukan perbuatan yang disebutkan
dasarnya” awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran.
Membaca artinya “melakukan pekerjaan baca”
b). Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan alat yang disebutkan kata
dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan
alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu?
Menggergaji artinya “bekerja dengan alat gergaji”
c). untuk mendapatkan makna “membuat baraang yang disebut kata dasarnya”
awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan
atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
Menggambar artinya “membuat gambar”
d). untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut kata
dasarnya” awalan ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan
bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
Mengecat artinya “bekerja dengan cat sebagai dasarnya”
e). untuk mendapatkan makna “mamakan, meminum, dan menghisap” awaln
me harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau
minuman.
12. imbuhan me- -kan
Yang dimaksud dengan imbuhan me- -kan adalah awalan me- dan akhiran –kan
yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
13
bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap, mula-mula pada
sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –kan. Setelah
itu diimbuhkan awalam me-.
Contohnya pada kata dasar baca mula-mula diimbuhkan akhiran –kan sehingga
menjadi bacakan. Setelah itu diimbuhkan awalam me- sehingga menjadi
membacakan.
Fungsi imbuhan gabung me- -kan adalah membentuk kata kerja aktif transitif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya, antara lain
menyatakan:
1) Menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya
2) Melakukuan sesuatu untuk orang lain
3) Menjadikan berada di…
4) Melakukan yang disebut bentuk dasar
5) Melakukan yang disebut kata dasarnya akan
1. untuk mendapatkan makna yang “menyebabkan jadi yang disebut kata
dasarnya” imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada:
a. kata sifat
contohnya:
Pemerintah akan melebarkan jalan didepan sekolah kami.
Melebarkan artinya ‘membuat jadi lebar’
b. kata kerja yang menyatakan keadaan
contohnya:
Kapal perang Inggris dengan mudah menenggelamkan kapal perang Argentina
itu.
Menenggelamkan artinya ‘membuat jadi tenggelam’
c. kata benda yang mempunyai ciri khas
contohnya:
Kami akan membukukan hasil seminar itu.
Membukukan artinya ‘menjadikan buku’
d. kata keterangan yang menyatakan derajat
contohnya:
Kami berhasil menyamakan kedudukan kami.
Menyamakan artinya ‘menjadikan sama’
Untuk mendapatkan makna ‘menyebabkan atau membuat jadi’ imbuhan gabung
me- -kan dapat juga diimbuhkan pada:
1. kata kerja keadaan yang berbentuk kata jadian
contoh:
Gubernur akan menyeragamkan pakaian semua sopir taksi.
Menyeragamkan artinya ‘membuat jadi seragam’
2. kata kerja keadaan atau kata sifat yang berbentung gabungan kata
contoh:
Pemerintah bertekad untuk melipatgandakan produksi pangan.
Melipatgandakan artinya ‘membuat jadi berlipat ganda’
2. Untuk mendapatkan makna “melakukan untuk orang lain” imbuhan gabung
me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang sudah transitif .
Contoh:
Saya membelikan rokok untuk ayah.
14
Membelikan artinya ‘membeli untuk (ayah)
3. Untuk mendapatkan makna “menjadikan berada di…”, imbuhan gabung me-kan harus diimbuhkan pada kata dasar yang menyatakan lokasi, wadah, atau
ruang.
Contoh:
Pilot mendaratkan pesawatnya dengan baik.
Mendaratkan artinya ‘menyebabkan jadi berada di darat’
4. Untuk mendapatkan makna “melakukan yang disebutkan bentuk dasarnya”
imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan
tindakan.
Contoh:
Jangan mengharapkan bantuan lagi.
Mengharapkan artinya ‘mengharap akan (bantuan-nya)
13. Imbuhan gabung me- - i
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i
yang digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –i setelah itu diimbuhkan awalam
me-. Contohnya pada kata dasar tanam diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi
Tanami. Setelah itu diimbuhkan pula awalan me- sehingga menjadi menanami.
fungsi imbuhan gabung me- -i adalah membentuk kata kerja transitif aktif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan, antara lain
menyatakan:
1. membuat jadi yang disebut kata dasarnya pada
2. memberi atau membubuhi pada
3. melakukan pada
4. melakukan berulang-ulang
5. merasa pada
1) untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi yang yang disebut kata dasar pada
objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus digunakan pada kata sifat.
Contoh:
Bulan menerangi bumi.
Menerangi artinya ‘membuat jadi terang pada (bumi)’.
2) Untuk mendapatkan makna ‘memberi atau membubuhi yang disebut kata
dasarnya pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata
benda yang menyatakan zat, atau bahan.
Contoh:
Siapa yang menggarami laut?
Menggarami artinya ‘memberi atau membubuhi garam pada (laut).
3) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan atau berbuat sesuatu pada atau
di’imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:
Mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan tanam di(halaman rumah).
4) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan berulang-ulang’ imbuhan gabung me15
-i harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh:
Mereka memukuli pencuri itu sampai babak belur.
Memukuli artinya ‘berilang kali memukul’
5) Untuk mendapatkan makna ‘merasa sesuatu pada’ imbuhan gabung me- -i
harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan emosi atau sikap batin.
Contoh:
Kami tidak menyukai sikap anak itu.
Menyukai artinya ‘merasa tidak suka pada (sikap anak itu)’.
14. Imbuhan gabung memperyang dimaksud dengan imbuhan memper- adalah awalan me- dan awalan peryang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- adalah membentuk kata kerja aktif transitif.
Sedangkan makna yang didapatkan sebagai hasil pengimbuhannya, antara lain
menyatakan :
1. membuat jadi lebih
2. menjadikan atau menganggap sebagai
a. untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi lebih’ imbuhan gabung memperharus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh:
Jalan layang dibuat untuk memperlancar lalu lintas.
Memperlancar artinya ‘membuat lebih lancar’.
b. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan atau menganggap sebagai’ imbuhan
gabung memper- harus diimbuhkan pada kata benda tertentu.
Contoh:
Mereka memperbudak tawanan itu dengan sewenang-wenang.
Memperbudak artinya ‘menjadikan sebagai budak.
15. Imbuhan gabung memper- -kan
yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper- -kan adalah awalam me-,
awalan per-, dan akhiran –kan yang digunakan secara bersama-sama pada
sebuah kata dasar , atau pada sebuah bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- -kan adalah membentuk kata kerja aktif
transitif. Sedangkan makna yang dimiliki sebagai hasil dari proses
pengimbuhannya, antara lain, menyatakan:
1. menjadikan bahan
2. menjadikan supaya
3. melakukan per- -an
4. menjadikan dapat di5. menjadikan bera. untuk mendapatkan makna ‘menjadikan sebagai bahan’ imbuhan gabung
memper- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:
Tidak baik mempermainkan orang tua seperti itu.
Mempermainkan artinya ‘menjadikan (orang tua seperti itu) sebagai bahan
16
permainan.
b. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan supaya’ imbuhan gabung memper-kan harus diimbuhkan pada kata sifat dan kata kerja yang menyatakan keadaan.
Contoh:
Saya ingin memperkenalkan kamu pada ayahku.
Memperkenalkan artinya ‘menjadikan (kamu) supaya berkenalan’.
c. Untuk mendapatkan makna ‘melakukan per- -an’ imbuhan memper- -kan harus
diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata benda berbentuk
per- -an.
Contoh:
Trans 7 akan mempersembahkan kesenian daerah.
Mempersembahkan artinya ‘melakukan persembahan’.
d. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan dapat di…’ imbuhan memper- -kan
harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar kata kerja.
Contoh:
Saya akan memperlihatkan naskah aslinya.
Memperlihatkan artinya ‘menjadikan dapat dilihat’.
e. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan ber…’ imbuhan memper- -kan harus
diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata kerja berbentuk
ber-.
Contoh:
Janganlah kau mempersekutukan Tuhan.
Mempersekutukan artinya ‘menjadikan bersekutu’.
16. Imbuhan gabung memper- -i
imbuhan gabung memper- -i adalah awalan me-, awalan per-, dan akhiran –i,
yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- -i adalah membentuk kata kerja aktif transitif,
sedangkan makna yang didapat sebagai hasil proses pengimbuhan adalah:
a. untuk mendapatkan makna ‘membuat supaya objeknya menjadi atau menjadi
lebih’ imbuhan gabung memper- -i harus diimbuhkan pada beberapa kata sifat
tertentu.
Contoh:
Saya akan memperbaiki dulu rumah itu.
Memperbaiki artinya ‘membuat agar (rumah ini) menjadi baik.
b. Untuk mendapatkan makna ‘melakukan yang disebut kata dasarnya pada
objeknya’ imbuhan gabung memper- -i harus diimbuhkan pada kata kerja
tertentu.
Contoh:
Siapa yang harus memperturuti kata hatinya akan celaka.
Memperturuti artinya ‘melakukan agar segala(kata hatinya) dituruti’
17. Awalan diawalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi
17
mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan
di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang
diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif
transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di- membaca - dibaca
- menulis - ditulis
18. Imbuhan gabung di- -kan
imbuhan gabung di- -kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai
kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabung me- -kan. Semua kata kerja
aktif berimbuhan gabung di- 0kan adalah kata kerja transitif.
Contoh kata kerja pasif berimbuhan di- -kan
- digunakan
- disamakan
sebagai kebalikan dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung me- -kan,
contohnya:
- menggunakan
- menyamakan
19. Imbuhan gabung di- -i
imbuhan gabung di- -i berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan
dari kata kerja aktif berimbuhan gabung me- -i.
contoh kata kerja pasif berimbuhan gabung di- -i
- diawasi
- ditemani
sebagai kebalikan, kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung me- -i,
contohnya:
- mengawasi
- menemani
20. Imbuhan gabung diperimbuhan gabung diper- berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan
dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung mempercontoh kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- dipercepat
- diperbesar
sebagai kebalikan dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung memper-,
18
contohnya:
- mempercepat
- memperbesar
21. Imbuhan gabung diper- -kan
imbuhan gabung diper- -kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai
kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabung memper- -kan
semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper- -kan adalah kata kerja
transitif. Oleh karena itu setiap kata kerja berimbuhan gabung memper- -kan ada
kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- -kan.
Contoh kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- -kan
- dipergunakan
- dipertemukan
sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung memper- -kan
contohnya:
penghitung (kata dasar: hitung)
penggali (kata dasar: gali)
pengambil (kata dasar : ambil)
penginap (kata dasar: inap)
pengurus (kata dasar: urus)
pengekor (kata dasar: ekor)
pengobat (kata dasar: obat)
22. Imbuhan Pengedigunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Umpamanya seperti
terdapat pada kata-kata berikut:
pengetik (kata dasar: tik)
pengecat (kata dasar: cat)
pengelas (kata dasar: las)
pengelem (kata dasar: lem)
23. Awalan PEFungsi awalan PE- adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhannya adalah:
(1) orang yang melakukan atau yang berbuat
(2) orang yang pekerjaannya
(3) orang yang suka, gemar, atau acapkali melakukan
(4) orang yang bersifat
(5) alat untuk mengerjakan sesuatu
Aturan pengimbuhannya adalah:
a). Untuk mendapatkan makna’ orang yang melakukan atau berbuat’ awalan PEharus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: - Siapa penulis buku ini?
Penulis artinya ‘orang yang menulis’
19
b). Untuk mendapatkan makna’orang yang pekerjaannya’ awalan PE- harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: - Ibunya seorang pelukis terkenal
Pelukis artinya’ornagyang pekerjaannya melukis’
c), Untuk mendapatkan makna ‘orangyang suka, gemar, atau seringkali
melakukan yang disebut kata dasarnya’ awalan PE- harus diimbuhkan pada kata
kerja tertentu.
Contoh: - Jangan berteman dengan pendusta itu.
Pendusta artinya ‘orang yang sering kali berdusta’
d).Untuk mendapatkan makna ‘orangyang bersifat’ awalan PE- harus diimbuhkan
pada kata sifat.
Contoh : - Hanya pemalas yang tidak ikut bekerja.
Pemalas artinya ‘orang yang malas’
e).Untuk mendapatkan makna ‘alat untuk mengerjakan sesuatu’ awalan PEharus diimbuhkan pada kat akerja tertentu.
Contoh: - Tolong bersihkan papan tulis ini dengan penghapus itu.
Penghapus artinya ‘alat untuk menghapus’
Catatan:
(1) Kata kerja berawalan PE- mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan
ME-, kata kerja berimbuhan gabung ME- -kan, dan kata kerja berimbuhan gabung
ME- -I. Oleh karena itu maka:
(a) Kaidah persengauan yang berlaku pada awalan PE-, berlaku juga pada awalan
ME-. Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut:
perawat - merawat
pembaca - membaca
pemotong - memotong
(b) Arti yang dimilki kata benda berawalan PE- ada hubungannya dengan arti
yang dimilki kata kerja berawalan Me-. Umpamanya:
perawat berarti ‘yang merawat’
pemotong berarti ‘yang memotong’
penggali berarti ‘yang menggali’
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berawalan PE- ada pasangannya kata kerja berawalan ME-, kata kerja
berimbuhan gabung Me- - KAN, atau berimbuhan gabung ME- -I. Tetapi
sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan ME-, berimbuhan gbaubg ME- -kan,
atau ME- -I, mempunyai pasangan kata benda berawalan PE-. Umpamanya, katakata berawalan PE- berikut tidak ada:
membiasakan - * pembiasa
merestui - * perestu
melirik - * pelirik
(c) Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan
dengan awalan PE-, yaitu kata kerja berawalan ME-, kata kerja berimbuhan
gabung ME- -kan, adan kata kerja berimbuhan gabung ME- -I, maka ada
kemungkinan sebuah kata benda berawalan PE- mempunyai hubungan makna
dengan lebih dari sebuah kata kerja itu. Umpamanya seperti yang dipunyai kata
20
benda berikut: pendengar, dapat berarti : (a) yang mendengar, atau (2) yang
mendengarkan
(2) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata
berawalan BER-. Oleh karena itu, maka:
(a) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan BER- ini tidak mengalami proses persengauan. Malah mempunyai
variasi benda yang mirip dengan variasi bentuk yang ada pada awalan BER-.
Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut:
pekerja - bekerja
peternak - beternak
pelajar - belajar
(b) Arti yang dimiliki kata benda berawalan PE- tersebut ada hubungannya
dengan arti yang dimilki kata kerja berawalan BER-. Umpamanya:
pekerja, berarti ‘yang bekerja’
peternak, berarti ‘yang beternak’
pelajar, berarti ‘yang belajar’
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berawalan PE- ada pasangannya kata benada berawalan BER-. Tetapi sebaliknya
tidak setiap kata kerja berawalan BER- mempunyai pasangan kata benda
berawalan PE-. Umpamanya kata-kata benda berawalan PE- berikut tidak ada..
bersepeda - * pesepeda
berkarya - * pekarya
bermimpi - * pemimpi
(3) Kata benda berawalan PE- selain mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan ME- dan kata kerja BER- juga mempunyai hubungan dengan kata kerja
dasar atau kata sifat dasar. Dalam hal ini:
(a) kaidah persengauan yang berlaku pada kata benda berawalan PE- itu sesuai
dengan kaidah yang berlaku untuk awalan PE-, yang berhubungan dengan
awalan ME-. Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut :
pendatang – datang
pemberani – berani
penakut – takut
(b) arti kata benda yamh dimiliki kata benda berawalan PE-, ada hubungannya
dengan arti yang dimiliki kata kerja atau kata sifat dasar itu. Umpamanya :
pendatang, berarti “yang datang”
pemberani, berarti “yang berani”
penakut, berarti “yang takut”
(4) Oleh karena sebuah kata benda yang berawalan PE-, mempunyai
kemungkinan berhubungan dengan kata kerja berawalan ME-, atau kerja yang
berawalan BER- atau juga kata kerja atau kata sifat dasar, maka ada
kemungkinan makna yang dimiliki oleh sebuah kata benda berawalan PEmenajdi lebih dari sebuah. Umpamanya kata-kata benda berikut :
Penakut berarti (a) ‘orang yang takut’ atau (b) ‘alat untuk menakuti’ seperti pada
penakut burung.
Pembesar berarti (a) ‘orang besar (pemimpin)’, atau (b) ‘alat untuk
membesarkan’, seperti pada kata pembesar.
21
(5) Awalan PE- dengan sengau digunakan untuk membentuk kata benda yang
mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan ME- atau dengan kata kerja
atau kata sifat dasar. Sedangkan awalan PE- tanpa sengau digunakan untuk
emmbentuk kata benda yang mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan BER-. Oleh karena itu, perbedan arti yang pokok diantara keduanya
adlah PE- dengan sengau berarti ‘yang me..’, sedangkan PE-tanpa sengau
mempunyai arti yang ber..’. Jadi pengajar adalah ‘orang yang mengajar’, pelajar
adlah ‘orang yang belajar’. Peninju adalah ‘orang yang meninju’ sedangkan
peninju berarti ‘orang yang bertinju’
Berdasarkan konsep dasar di atas, kini dalam perbendaharaan kata bahasa
Indonesia sebagai hasil proses analogo, kita jumpai pemakaian kedua bentuk
awalan PE- itu dengan arti yang berbeda.
Kata-kata itu antara lain :
Penyuruh x pesuruh
Penunjuk x petunjuk
Pengasih x pekasih
Penatar x petatar
24. Imbuhan Gabungan PE-AN
Imbuhan gabung PE-AN adalah awalan PE- dan akhiran –AN yangdiimbuhkan
secara bersamaan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar.
Imbuhan gabung PE-AN mempunyai enam macam bentuk, yaitu Pe-an, Pem-an,
Pen-an, Peny-an, Peng-an, dan Peng-an.
(1) Pe-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan l, r, w, y, m, n,
ng, dan ny. Misalnya seperti terdapat pada kata-kata :
Pelarian
Perawatan
Pewarisan
Peyakinan
(2) Pem-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan b dan p,
konsonan b tetap diwujudkan, sedangkan konsonan p tidak diwujudkan tetapi
disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya seperti terdapat
pada kata-kata berikut :
Pembinaan
Pembacaan
Pemotongan
Pemisahan
(3) Pen-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan d dan r,
konsonan d tidak diwujudkan sedangkan konsonan t tidak diwujudkan tetapi
disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya seperti terdapat
pada kata-kata :
Pendirian
Pendapatan
Penentuan
Penembakan
Selain itu, sesuai dengan system ejaan yang berlaku, bentuk Pen-an digunakan
juga pada kata-kata yang mulai dengan konsonan c dan j. Misalnya seperti
22
terdapat pada kata-kata :
Pencarian
Pencegahan
Penjualan
Penjernihan
Padahal secara fonetis kata-kata di atas dilafalkan :
(penycarian)
(penycegahan)
(penyjualan)
(penyjernihan)
(4) Peny-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan s, dan
konsonan s itu disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya
seperti terdapat pada kata-kata :
Penyaringan
Penyetoran
Penyusunan
(5) Peng-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan k, kh, h, g,
serta a, u, I, e, dan o. Konsonan k disenyawakan dengan bunyi nasal dari
imbuhan itu. Sedangkan konsonan kh, h, dan g, serta vocal a, I, u, e dan o, tetap
diwujudkan. Misalnya seperti terdapat pada kata-kata berikut :
Pengiriman
Pengurangan
Pengkhianatan
Penghabisan
(6) Penge-an digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Misalnya
terdapat pada kata-kata :
Pengetikan
Pengesahan
Pengecatan
Pengelasan
Imbuhan gabung PE-AN berfungsi membentuk kata benda. Sedangkan makna
yang didapat sebagai hasil pengimbuhan adalah :
(1) menyatakan hal atau peristiwa
(2) menyatakan proses
(3) menyatakan tempat
(4) menyatakan alat
Aturan pengimbuhannya adalah :
a). Untuk mendapatkan makna ‘hal atau peristiwa’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, atau kata sifat tertentu
Contoh :
Pembinaan bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Pembinaan artinya ‘hal
membina’
Pekan penghijauan dipusatkan di Jawa Tengah. Penghijauan artinya ‘hal
menghijaukan
Pemasaran barang-barang itu tidak lancar. Pemasaran artinya ‘hal memasarkan’
b). untuk mendapatkan makna ‘proses’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, atau kata sifat tertentu.
23
Contoh :
Pembayaran dilakukan bertahapa. Pembayaran artinya ‘proses membayar’
Penulisan buku itu memerlukan waktu dua tahun. Penulisan artinya ‘proses
menulis’
Pengadilan terhadao koruptor itusudah berjalan lima tahun. Pengadilan artinya
‘proses mengadili’
c). Untuk mendapatkan makna ‘tempat’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, dan kata sifat tertentu.
Contoh :
Ayah bekerja di pelelangan ikan. Peleangan artinya ‘tempat melelang’
Jenazahnya dikuburkan di pemakaman umum. Pemakaman artinya ‘tempat
memakamkan’
d). Untuk mendapatkan makna ‘alat’ mbuhan gabung PE-AN harus dibutuhkan
pada kata kerja tertentu.
Contoh :
Ibu membeli penggorengan baru. Penggorengan artinya ‘alat untuk menggoreng’
Walupun usianya sudah lanjut tetapi penglihatannya masih baik. Penglihatan
artinya ‘alat untuk melihat’
Pembakaran arkue ini mmerlukan listrik 200 watt. Pembakaran artinya ‘alat
untuk membakar’
Catatan :
(1) Imbuhan gabung PE-AN digunakan juga pada kata jadian dan pada kata
gabung, dengan arti seperti yang berlaku untuk kata dasar.
Contoh :
Pemberhentian bis terletak di dekat simpang jalan itu. Pemberhentian artinya
‘tempat memberhentikan’
Penyeragaman pakaian kerja dimulai bulan depan. Penyeragaman artinya
‘proses menyergamkan’
(2) Kata benda berimbuhan gabung PE-AN mempunyai hubungan dengan kata
kerja berawalan ME-, kata kerja brimbuhan gabung ME-kan, atau kata kerja
berimbuhan gabung ME-I. Oleh karena itu, maka:
(a) Kaidah persengauan yang berlaku pada awalan ME- berlaku pula pada
imbuhan gabung PE-AN. Umpamanya seperti terlihat pada kata-kata berikut :
Merawat - perawatan
Membaca - pembacaan
Memotong - pemotongan
(b) Makna yang dimiliki imbuhan gabung PE-AN ada hubungannya dengan
makna yang dimilki awalan ME-, imbuhan gabung ME-kan, atau ME-I.
Umpamanya:
Perawatan berarti ‘hal atau proses merawat’
Penemuan berarti ‘hal atau proses menemukan’
Pemotongan berarti ‘hal atau proses memotong’
(3) Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berimbuhan gabung PE-AN ada pasangannya kata kerja berawalan ME-,
berimbuhan gabung ME-kan atau yang berimbuhan gabung ME-I. Tetapi
24
sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan ME-, berimbuhan gabung ME-kan,
atau berimbuhan gabung ME-I ada pasangannya kata benda berimbuhan gabung
PE-AN. Umpamanya kata-kata berimbuhan gabung PE-AN yang berikut tida ada.
Menari - *penarian
Mencoba - *pencobaan
Membisikkan - *pemisikan
(3) Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan
dengan kata benda berimbuhan gabung PE-AN, yaitu kata kerja berawalan ME-,
kata kerja berimbuhan gabung ME-kan, dan kata kerja berimbuhan gabung ME-I,
maka ada kemungkinan sebuah kata benda berimbuhan gabung PE-AN
mempunyai hubungan maka dengan lebih dari sebuah kata kerja itu.
Umpamanya seperti yang dipunyai kata benda berikut :
Penyamanan dapat berarti (a) ‘hal menyamakan’ atau (b) ‘hal menyamai’
Pencangkolan dapat berarti (a) ‘hal mencangkok’ atau (b) ‘hal mencangkokkan’
25. Imbuhan Gabung PER- -AN
Imbuhan gabung PER- -AN adalah awalan PER- dan akhiran –AN yang diimbuhkan
secara sekaligus pada sebuah bentuk dasar.
Imbuhan gabung PER- -AN mempunyai tiga macam bentuk. Yaitu per-an, pe- -an,
dan pel- -an.
Aturan penggunaannya adalah:
(1) Per-an digunakan pada:
(a) kata dasar kata kerja dan kata sifat , yang kata kerja berimbuhannya
berawalan BER-, berimbuhan gabung MEMPER, berimbuhan gabung MEMPER-kan, atauberimbuhan gabung MEMPER- -I Umpamanya seperti terdapat pada
kata-kata berikut:
Perdagangan (kata kerja : berdagang)
Pertanian (kata kerja : bertani)
Perbaikan (kata kerja: memperbaiki)
(b) kata benda dalam arti ‘tentang masalah’. Umpamanya seperti terdapat pada
kata-kata berikut : perminyakan
(2) Pe- -an digunakan pada:
a). kata- kata tertentu yang kata kerjaberimbuhannya berawalan BER- dalam
bentuk BE- contohnya: pekerjaan (kata kerja : bekerja)
b) kata benda yang menyatakan tempat, wilayah, atau daerah. Contohnya:
pekuburan, pedesaan, dll.
(3) Pel- -an hanya terdapat padakata ajar, yaitu menjadi kata pelajaran. Tidak
ada kata yang lain.
Imbuhan gabung PER- -AN berfungsi membentuk kata benda. Sedangkan makna
yang didapat dari pengimbuhannya adalah: menyatakan “hal melakukan”.
Menyatakan “hal tentang atau masalah”. Menyatakan “tempat kejadian”,
menyatakan “kawasan, wilayah, dan daerah”. Aturan pengimbuhannya adalah:
a). Untuk mendapatkan makna “hal melakukan” imbuhan gabung PER- -AN harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: Perbaikan mobil ini membutuhkan waktu dua hari.
25
Perbaikan artinya “hal memperbaiki”
b). Untuk mendapatkan makna”hal, tentang, masalah” imbuhan gabungan PER-AN harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh: Usaha perhotelan diindonesia cukup baik.
Perhotelan artinya “tentang atau mengenai hotel”.
c). untuk mendapatkan makna “ Tempat kejadian”imbukan harus digabungkan
pada kata kerja tertentu.
Contoh: Rumah-rumah peristirahatan banyak terdapat didaerah itu.
Peritirahatan artinya “tempat beristirahat”.
d). Untuk mendapatkan makna “ daerah, wilayah, dan kawasan”imbuhan harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh : Mereka tinggal dipegunungan
Pegunungan artinya daerah yang bergunung.
26. Sisipan –EL, -EM, dan –ER
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan
yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata
baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan
volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Arti yang yang dikandung oleh ketiga sisipan itu adalah:
1. Menyatakan banyak dan bermacam- macam.
2. Menyatakan intensitas.
3. Menyatakan yang melakukan yang disebut kata dasar.
a). Untuk mendapatkan makna “bermacam-macam” sisipan ini harus diimbuhkan
pada kata benda tertentu, contohnya yaitu: temali, gerigi, dsb.
b). Untuk mendapatkan makna “intensitas” sisipan ini harus diimbuhkan pada
kata benda tertentu, contohnya seperti: gemetar, gemuruh, dll.
c). Untuk mendapatkan makna “yang melakukan” sisipan ini harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu, contohnya seperti: pelatuk, telapak, dan telunjuk.
Karena sisipan ini tidak produktif lagi, maka penggunaanya terbatas pada contoh
yang sudah ada saja.
26
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
2
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1Pendahuluan……………………………………………………………………………………
……………………………………..
1.2Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………………
……………………..
1.3Tujuan………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1………………………………………………….
2.2……………………………………………………
2.3…………………………………………………
2.4……………………………………………………
2.5…………………………………………………..
2.6…………………………………………………….
2.7………………………………………………….
2.8……………………………………………………
2.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
……………………………………
3.2
Saran……………………………………………………………………………………………………
………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………
3
a Imbuhan: Awalan, Akhiran, Sisipan, Imbuhan Gabung.
BAB I
PENDAHULUAN
Acapkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat
digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan
fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya
berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan
penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula
sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula
dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran : -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan : ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe3. Sisipan : -el, -em, dan –er
4. Imbuhan gabung : ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-,
memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an,
se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan
4
imbuhan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akhiran -kan
Akhiran –kan tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Fungsi akhiran –kan adalah
membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam kalimat perintah,
kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata kerja, dan
subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada subjek
atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja.
Pembentukan kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai
berikut :
a. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan
pada :
1) Kata sifat
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
2) Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh : hubungan telepon telah mereka putuskan
Putuskan artinya “jadikan putus”
3) Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh : daerah itu harus kita hutankan kembali
Hutankan artinya “jadikan hutan”
b. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan harus
diibuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat. Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
Pinggirkan artinya “jadikan berada dipinggir”
c. Untuk mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada
kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
Lemparkan artinya “lakukan lempar akan bola”
d. Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
Ambilkan artinya “ambil untuk orang lain”
e. Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan harus digunakan
pada beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.
Asramakan artinya “masukkan ke asrama”
Catatan :
Akhiran –kan lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi
5
me-kan yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan disehingga menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
2. Akhiran –i
Akhiran –I tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana
saja bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan katakata yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain
yang menyatakan :
a. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata
kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan tempat. Contoh :
Jangan duduki kursi itu.
Duduki artinya “duduk di kursi.
c. Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus
diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu!
Hormati artinya “merasa hormat pada gurumu.
d. Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan.
Contoh :
Tolong nasihati anak-anak itu!
Nasihati artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus
diimbuhkan pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat
khasnya. Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!
Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada
kata sifat. Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!
Lengkapi artinya “jadikan lengkap pada”
Catatan :
Akhiran –I lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I
yaitu yang digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DIsehingga menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
3. Akhiran –AN
Akhiran –AN tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana
pun bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhinya.
6
Fungsi akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata
kerja tertentu. Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.
Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
b. Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja. Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.
Pikulan artinya “alat untuk memikul.
c. Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –
AN harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Makanan ini lezat sekali
Makanan artinya “sesuatu yang dimakan”
d. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada
beberapa kata kerja. Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.
Kubangan artinya “tempat kerbau berkubang.
e. Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –AN harus digunakan pada
kata benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.
Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan.
f. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata
dasarnya” akhiran –AN harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh :
Ayah sudah ubanan
Ubanan artinya “banyak ubannya
g. Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –AN
harus digunakan pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
Belasan artinya “himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h. Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –AN
harus digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan
Murahan artinya “harganya murah”.
4. Akhiran -NYA
Akhiran -NYA tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi
mana pun bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
merangkaikannya dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau
pemilik. Contoh : saya minta tolong kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah
7
sebagai berikut :
a. Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
b. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus
diimbuhkan pada kata benda. Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada
beberapa kata tertentu. Contoh :
Agaknya dia tidak akan dating.
5. Awalan berFungsi awalan ber- adalah membentuk kata kerja intransitive. Sedangkan makna
yang diperoleh sebagai hasil pengimbuhan dengan awalan ber- antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna ‘mempunyai atau memiliki” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda umum. Contoh :
Anak itu sudah tidak berayah lagi
Berayah artinya “mempunyai ayah”
b. Untuk mendapatkan makna “memaknai atau mengenakan” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian atau perhiasan. Contoh :
Orang yang berdasi itu bukan paman saya
Berdasi artinya “memakai dasi”
c. Untuk mendapatkan makna “mengendarai, menaiki, atau menumpang”
awalan BER- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan kendaraan
atau alat angkutan. Contoh : setiap hari dia bersepeda ke kantor
Bersepeda artinya “mengendarai” sepeda
d. Untuk mendapatkan makna “mengeluarkan” atau “menghasilkan awalan BERharus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil perbuatan atau
kejadian. Contoh : beliau sudah banyak berkarya dibidang seni.
Berkarya artinya “menghasilkan karya”
e. Untuk mendapatkan makna “berisi atau mengandung” awalan ber- harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat. Contoh :
Bahan makanan ini cukup bergizi
Bergizi artinya mengandung “gizi”
f. Untuk mendapatkan makna “mengusahakan atau melakukan sebagai mata
pencaharian” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan
bidang usaha. Contoh :
Banyak orang beternak ayam di daerah Bogor
Beternak artinya “mengusahakan peternakan”
g. Untuk mendapatkan makna “memanggil, menyebut, atau menyapa” awalan
BER- harus diimbuhkan pada beberapa kata ganti dan kata yang menyatakan tali
perkerabatan. Contoh :
Sejak dulu dia berkakak kepada saya.
Berkakak artinya memanggil atau menyapa degan kata kakak
h. Untuk mendapatkan makna “melakukan atau mengerjakan” awalan BERharus diimbuhkan pada :
8
1) Kata benda yang menyatakan kegiatan.
Contoh : kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan. Berolah raga artinya
melakukan olah raga.
2) Beberapa kata kerja
Contoh : lebih baik kita berdamai saja dengan dia. Berdamai artinya melakukan
perbuatan damai.
3) Sejumlah bentuk dasar praktegonal yang menyatakan tindakan seperti :
Mereka berkelahi di kelas kemarin
Kami akan bertempur melawan musuh
Saya tidak dapat bergaul dengan mereka
a) Untuk mendapatkan makna’ merasakan, mengalami, atau dalam keadaan’
awalan BER- harus diimbuhkan pada kata sifat yang menyatakan keadaan batin.
Contoh: kalau kamu lulus ujian, sayapun ikut bergembira.
Bergembira artinya “merasa gembira”
b) Untuk mendapatkan makna “kelompok atau himpunan yang terdiri dari yang
disebut kata dasarnya” awalan ber- harus diimbuhkan pada kata bilangan
utama.
Contoh: kami berdua tidak dapat hadir.
Berdua artinya “kelompok yang terdiri dari dua orang”
Catatan: awalan ber- dengan arti kiasan banyak juga digunakan pada kata kerja.
Umpanya:
- Berpulang dengan arti “meningal”
- Bertolak dengan arti “melakukan perjalanan”
- Bertekuk lutut dengan arti “menyerah”
6. Imbuhan Gabung ber-kan
Imbuhan gabung ber-kan adalah awalan ber- dan akhiran -kan yang secara
bersama-sama digunakan pada sebuah kata dasar. Pengimbuhannya dilakukan
secara bertahap. Mula-mula diberi awalan ber- kemudian diberi akhiran -kan.
Fungsi imbuhan BER-kan adalah bentuk kata kerja intasitif yang dilengkapi
dengan sebuah pelengkap sedangkan makna yang didapat sebagai hasil
pengimbuhan itu adalah menyatakan menjadikan yang disebut pelenglkapnya
sebagai yang disebut kata dasarnya.
Cntoh: pemuda-pemuda pada waktu itu berani melawan belanda wlaupun hanya
bersenjatakan bamboo runcing.
Bersenjatakan artinya “menjadiakan bamboo runcing sebagai senjata”
7. Imbuhan gabung BER-AN
Yang dimaksud dengan gabungan ini adalah awalan BER akhiran AN yang
digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar. Cara
mengimbuhkannya dilakukan sekaligus. Umpanya pada kata dasar lari
diimbuhkan imbuhan BER-AN sehingga menjadi kata berlarian.
Dalam hal ini perlu diingat ada kata-kata yang berimbuhan BER-AN tetapi
pengimbuhannya dilakukan tidak sekaligus melainkan bertahap. Umpamanya
pada kata atur, mula-mula diimbuhkan akhiran an sehingga menjadi aturan,
kemudian diimbuhkan pula awalan BER sehingga menjadi beraturan.
Fungsi imbuhan gabung BER-AN adalah membentuk kata kerja intransitive,
9
sedangkan makna yang diperoleh sebagai proses pengimbuhannya adalah:
- Banyak serta tidak teratur
- Saling atau tidak berbalasan
- Saling berada di
Aturan pengimbuhan dengan imbuha BER-AN adalah sebagai berikut
1) Untuk mendapatkan makna “ banyak serta tidak teratur” imbuhan BER-AN
harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan gerak.
Contoh: mereka berlarian kesana –sini untuk menyelamaykan diri
Berlarian artinya “banyak yang berlari dan larinya tidak teratur”
2) Untuk mendapatkan makna “saling atau berbalasan” imbuhan gabungan BERAN harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: kedua jalan itu berpotongan dibalik bukit itu,
Berpotongan artinya “ saling memotong”
3) Untuk mendapatkan makna “ saling berada di” imbuhan gabungan BER-AN
harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja yang menyatakan letak atau jarak.
Contoh: kami duduk bersebelahan didalam kereta pai itu.
Bersebelahan artinya “saling berada disebelahnya.
8. Awalan PER
Awalan PER mempunyai tiga macam bentuk, yaitu PER, PE, dan PEL
PER digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan konsonan r, seperti:
peristri, percepat, dan perketat.
PE digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan r, seperti peringan
dan perendah.
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Fungsi awalan PER adalah membentuk kata kerja perintah, yang dapat
digunakan dalam
a) Kalimat perintah
Contoh: persingkat saja acaranya!
Pensempit dulu masalahnya!
b) Kalimat yang predikatnya berbentuk : (aspek)+pelaku+kata kerja.
Contoh: penjagaan akan saya perketet nentimalam
c) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berbentuk: yang+
aspek+pelaku+kata kerja.
Contoh: saluran yang telah kami perdalam telah dangkal lagi.
Adapun aturan pengimbuhan dengan awalan PER- antara lain menyatakan
- Jadikan lebih
- Anggap sebagai
- Bagi
1). Untuk mendapatkan makna “jadikan lebih” awalan PER- harus diimbuhkan
pada kata sifat.
Contoh: pertegas aturannya!
Pertegas artinya “jadikan tegas”
2). Untuk mendapatkan makna “jadikan atau anggap sebagai” awalan PERharus diimbuhkan pada beberapa kata benda, yang dikenal dengan sifatnya.
Contoh: jangan kalian perbudak anak-anak itu
10
Perbudak artinya “jadikan atau anggap sebagai budak”
3). Untuk mendapatkan makna “jadikan atau bagi” awalan PER- harus
diimbuhkan pada beberapa kata bilangan.
Contoh: uang sebanyak ini kita perdua saja
Perdua artinya “jadikan dua”
9. Imbuhan Gabung PER-kan
Imbuhan Gabung PER-kanadalah awalan PER dan akhiraan KAN yang digunalkan
secara bersama-sama pada sebuah klata dasar. Pengimbuhan dilakukan secara
serentak.
Imbuhan gabung PER-kan berfungsi membentuk kata kerja yang digunakan:
a) Dalam kalimat predikatnya berpola aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: masalah itu akan kita berdebatkan lagi minggu depan
b) Sebagai keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang +
aspek + pelaku + kata kerja.
Contoh: tarian yang sudah mereka pertunjukan akan di ulangoi lagi.
c) Dalam kalimat perintah
Contoh: persiapkan dulu bahan-bahannya
1) Untuk mendapatkan makna “jadikan bahan” imnbuhan gabungan PER-kan
harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan perdebatkan lagi masalah itu!
Perdebatkan artinya “jadikan bahan p[erdebatan”
2) Untuk mendapatkan makana “jadikan supaya” imbuhangabungan PER-kan
harus diimbuhkan pada beberapa kata sifat tertentu
Contoh: bahan-bahannya akan segera kami persiapkan
Persiapkan artinya “jadilkan supaya siap”
3) Untuk mendapatkan makna lakukan imbuhan gabung PER-kan harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu
Contoh: pertahankan benteg ini sekuat tenaga kalian
P[ertahankan artinya “lakukan pertahanan”
4) Untuk mendapatkan makna “jadikan me” imbuhan gabung per-kan harus
diimbuhkan pada beberapa kata kerja tertentu
Contoh: nanti akan kami perlihatkan kepadamu
Perlihatkan artinya “jadikan orang lain melihat”
5) Untuk mendapatkan makana “jadikan ber” imbuhan gabung per-kan harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: akan kita perhubungkan daerah-daerah itu dengan jalan-jalan baru
Perhubungkan artinya “jadikan berhubungan”
10. Imbuhan gabung PER-I
imbuhan ini dilakukan bersama-sama pada sebuah kata dasar pengimbuhannya
dilakukan secara serentak.
Mana yang didapat sebagai hasil pengimbuhan dengan imbuhan per-i antara lain
lakukan supaya jadi dan lakukan yang disebut kata dasarnya pada objeknya.
11
a) Untuk mendapatkan makana “supaya jadi” imbuhan gabung per-i harus
diimbuhkan pada kata sifat tertentu
Contoh: mereka kami perlengkapi dengan alat-alat pertanian
Perlengkapi artinya “lakukan supaya lengkap”
b) Untuk mendapatkan makana “lakukan yang disebut kata dasarnya pada
objeknya” imbuhan gabung per-i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu
Contoh: jangan kamu perturuti terus permintaannya
Perturuti artinya “lakukan agar permintaanya terturuti”
11. Awalan ME
Awlan ME adalah imbuhan yang produktif, pengimbuhannya dilakukan dengan
cara merangkaikannya dimuka kata yang diimbuhinya. Awlan ME mempunyai
enam macam bentuk yaitu: me, mem, men, meny, meng, dan menge.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. dan y;
serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat pada kata-kata.
- merasa (me + rasa)
- melihat (me + lihat)
- mewarisi (me + warisi)
- meyakinkan (me + yakinkan)
- memerah (me + merah)
- menanti (me + nanti)
- menyanyi (me + nyanyi)
- menganga (me + nganga)
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan konsonan b, p, f, dan v.
umpamanya seperti terdapat dalam kata-kata:
- membawa (mem + bawa)
- memilih (mem + pilih)
- memfitnah (mem + fitnah)
- memvonis (mem + vonis)
3). Men- digunakan dengan kata-kata yang dimulai dengan konsonan d dan t.
konsonan d tetap diwujudkan; sedangkan konsonan t tidak diwujudkan,
melainkan disenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu. Contohnya seperti
terdapat dalam kata-kata berikut:
- mendengar (me + dengar)
- menarik (me + tarik)
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s; dan
konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan bunyi asal dari
awalan itu. Contoh:
- menyingkir (me + singkir)
- menyingkat (me + singkat)
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k, g, h, dank
kh; serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak diwujudkan,
tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan itu.sedangkan konsonan
lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
- mengirim (me + kirim)
- menggali (me + gali)
12
- menghitung (me + hitung)
- mengkhayal (me + khayal)
- mengambil (me + ambil)
- mengiris (me + iris)
- mengutus (me + utus)
- mengekor (me + ekor)
- mengolah (me + olah)
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu. Contohnya
seperti:
- mengetik (me + tik)
- mengebom (me + bom)
Fungsi awalan Me- adalah membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai proses pengimbuhannya antara lain
menyatakan: melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan
bahan, memakan meminum menghisap, menuju arah, mengeluarkan, menjadi,
menjadikan lebih, menjadi atau berlaku seperti, menjadikan menganggap atau
memberlakukan seperti, dan memperingati.
Adapun aturan dengan menggunakan dengan menggunakan imbuhan Me-nini
adalah:
a). untuk mendapatkan makna “melakukan perbuatan yang disebutkan
dasarnya” awaln Me- harus diimbuhkan pada kata dasar kata kerja.
Contoh: ayah membaca Koran.
Membaca artinya “melakukan pekerjaan baca”
b). Untuk mendapatkan makna “bekerja dengan alat yang disebutkan kata
dasarnya” awalan me- harus diimbuhkan dengan kata benda yang menyatakan
alat atau perkakas.
Contoh: siapa yang sedang menggergaji itu?
Menggergaji artinya “bekerja dengan alat gergaji”
c). untuk mendapatkan makna “membuat baraang yang disebut kata dasarnya”
awalan me- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan hasil olahan
atau kerajinan.
Contoh: adik menggambar dengan spidol.
Menggambar artinya “membuat gambar”
d). untuk mendapatkan makna “bekerja dengan bahan yang disebut kata
dasarnya” awalan ME- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan
bahan.
Contoh: siapa yang mengecat rumah ini?
Mengecat artinya “bekerja dengan cat sebagai dasarnya”
e). untuk mendapatkan makna “mamakan, meminum, dan menghisap” awaln
me harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan makanan atau
minuman.
12. imbuhan me- -kan
Yang dimaksud dengan imbuhan me- -kan adalah awalan me- dan akhiran –kan
yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
13
bentuk dasar. Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap, mula-mula pada
sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –kan. Setelah
itu diimbuhkan awalam me-.
Contohnya pada kata dasar baca mula-mula diimbuhkan akhiran –kan sehingga
menjadi bacakan. Setelah itu diimbuhkan awalam me- sehingga menjadi
membacakan.
Fungsi imbuhan gabung me- -kan adalah membentuk kata kerja aktif transitif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhannya, antara lain
menyatakan:
1) Menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya
2) Melakukuan sesuatu untuk orang lain
3) Menjadikan berada di…
4) Melakukan yang disebut bentuk dasar
5) Melakukan yang disebut kata dasarnya akan
1. untuk mendapatkan makna yang “menyebabkan jadi yang disebut kata
dasarnya” imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada:
a. kata sifat
contohnya:
Pemerintah akan melebarkan jalan didepan sekolah kami.
Melebarkan artinya ‘membuat jadi lebar’
b. kata kerja yang menyatakan keadaan
contohnya:
Kapal perang Inggris dengan mudah menenggelamkan kapal perang Argentina
itu.
Menenggelamkan artinya ‘membuat jadi tenggelam’
c. kata benda yang mempunyai ciri khas
contohnya:
Kami akan membukukan hasil seminar itu.
Membukukan artinya ‘menjadikan buku’
d. kata keterangan yang menyatakan derajat
contohnya:
Kami berhasil menyamakan kedudukan kami.
Menyamakan artinya ‘menjadikan sama’
Untuk mendapatkan makna ‘menyebabkan atau membuat jadi’ imbuhan gabung
me- -kan dapat juga diimbuhkan pada:
1. kata kerja keadaan yang berbentuk kata jadian
contoh:
Gubernur akan menyeragamkan pakaian semua sopir taksi.
Menyeragamkan artinya ‘membuat jadi seragam’
2. kata kerja keadaan atau kata sifat yang berbentung gabungan kata
contoh:
Pemerintah bertekad untuk melipatgandakan produksi pangan.
Melipatgandakan artinya ‘membuat jadi berlipat ganda’
2. Untuk mendapatkan makna “melakukan untuk orang lain” imbuhan gabung
me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang sudah transitif .
Contoh:
Saya membelikan rokok untuk ayah.
14
Membelikan artinya ‘membeli untuk (ayah)
3. Untuk mendapatkan makna “menjadikan berada di…”, imbuhan gabung me-kan harus diimbuhkan pada kata dasar yang menyatakan lokasi, wadah, atau
ruang.
Contoh:
Pilot mendaratkan pesawatnya dengan baik.
Mendaratkan artinya ‘menyebabkan jadi berada di darat’
4. Untuk mendapatkan makna “melakukan yang disebutkan bentuk dasarnya”
imbuhan gabung me- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan
tindakan.
Contoh:
Jangan mengharapkan bantuan lagi.
Mengharapkan artinya ‘mengharap akan (bantuan-nya)
13. Imbuhan gabung me- - i
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung me- -i adalah awalan me- dan akhiran –i
yang digunakan bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk
dasar.
Pengimbuhannya dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk dasar diimbuhkan akhiran –i setelah itu diimbuhkan awalam
me-. Contohnya pada kata dasar tanam diimbuhkan akhiran –i sehingga menjadi
Tanami. Setelah itu diimbuhkan pula awalan me- sehingga menjadi menanami.
fungsi imbuhan gabung me- -i adalah membentuk kata kerja transitif aktif.
Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil pengimbuhan, antara lain
menyatakan:
1. membuat jadi yang disebut kata dasarnya pada
2. memberi atau membubuhi pada
3. melakukan pada
4. melakukan berulang-ulang
5. merasa pada
1) untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi yang yang disebut kata dasar pada
objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus digunakan pada kata sifat.
Contoh:
Bulan menerangi bumi.
Menerangi artinya ‘membuat jadi terang pada (bumi)’.
2) Untuk mendapatkan makna ‘memberi atau membubuhi yang disebut kata
dasarnya pada objeknya’ imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata
benda yang menyatakan zat, atau bahan.
Contoh:
Siapa yang menggarami laut?
Menggarami artinya ‘memberi atau membubuhi garam pada (laut).
3) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan atau berbuat sesuatu pada atau
di’imbuhan gabung me- -i harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:
Mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan tanam di(halaman rumah).
4) Untuk mendapatkan makna ‘melakukan berulang-ulang’ imbuhan gabung me15
-i harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan tindakan.
Contoh:
Mereka memukuli pencuri itu sampai babak belur.
Memukuli artinya ‘berilang kali memukul’
5) Untuk mendapatkan makna ‘merasa sesuatu pada’ imbuhan gabung me- -i
harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan emosi atau sikap batin.
Contoh:
Kami tidak menyukai sikap anak itu.
Menyukai artinya ‘merasa tidak suka pada (sikap anak itu)’.
14. Imbuhan gabung memperyang dimaksud dengan imbuhan memper- adalah awalan me- dan awalan peryang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- adalah membentuk kata kerja aktif transitif.
Sedangkan makna yang didapatkan sebagai hasil pengimbuhannya, antara lain
menyatakan :
1. membuat jadi lebih
2. menjadikan atau menganggap sebagai
a. untuk mendapatkan makna ‘membuat jadi lebih’ imbuhan gabung memperharus diimbuhkan pada kata sifat.
Contoh:
Jalan layang dibuat untuk memperlancar lalu lintas.
Memperlancar artinya ‘membuat lebih lancar’.
b. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan atau menganggap sebagai’ imbuhan
gabung memper- harus diimbuhkan pada kata benda tertentu.
Contoh:
Mereka memperbudak tawanan itu dengan sewenang-wenang.
Memperbudak artinya ‘menjadikan sebagai budak.
15. Imbuhan gabung memper- -kan
yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper- -kan adalah awalam me-,
awalan per-, dan akhiran –kan yang digunakan secara bersama-sama pada
sebuah kata dasar , atau pada sebuah bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- -kan adalah membentuk kata kerja aktif
transitif. Sedangkan makna yang dimiliki sebagai hasil dari proses
pengimbuhannya, antara lain, menyatakan:
1. menjadikan bahan
2. menjadikan supaya
3. melakukan per- -an
4. menjadikan dapat di5. menjadikan bera. untuk mendapatkan makna ‘menjadikan sebagai bahan’ imbuhan gabung
memper- -kan harus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh:
Tidak baik mempermainkan orang tua seperti itu.
Mempermainkan artinya ‘menjadikan (orang tua seperti itu) sebagai bahan
16
permainan.
b. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan supaya’ imbuhan gabung memper-kan harus diimbuhkan pada kata sifat dan kata kerja yang menyatakan keadaan.
Contoh:
Saya ingin memperkenalkan kamu pada ayahku.
Memperkenalkan artinya ‘menjadikan (kamu) supaya berkenalan’.
c. Untuk mendapatkan makna ‘melakukan per- -an’ imbuhan memper- -kan harus
diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata benda berbentuk
per- -an.
Contoh:
Trans 7 akan mempersembahkan kesenian daerah.
Mempersembahkan artinya ‘melakukan persembahan’.
d. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan dapat di…’ imbuhan memper- -kan
harus diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar kata kerja.
Contoh:
Saya akan memperlihatkan naskah aslinya.
Memperlihatkan artinya ‘menjadikan dapat dilihat’.
e. Untuk mendapatkan makna ‘menjadikan ber…’ imbuhan memper- -kan harus
diimbuhkan pada beberapa bentuk dasar yang memiliki kata kerja berbentuk
ber-.
Contoh:
Janganlah kau mempersekutukan Tuhan.
Mempersekutukan artinya ‘menjadikan bersekutu’.
16. Imbuhan gabung memper- -i
imbuhan gabung memper- -i adalah awalan me-, awalan per-, dan akhiran –i,
yang digunakan secara bersama-sama pada sebuah kata dasar atau sebuah
bentuk dasar.
Fungsi imbuhan gabung memper- -i adalah membentuk kata kerja aktif transitif,
sedangkan makna yang didapat sebagai hasil proses pengimbuhan adalah:
a. untuk mendapatkan makna ‘membuat supaya objeknya menjadi atau menjadi
lebih’ imbuhan gabung memper- -i harus diimbuhkan pada beberapa kata sifat
tertentu.
Contoh:
Saya akan memperbaiki dulu rumah itu.
Memperbaiki artinya ‘membuat agar (rumah ini) menjadi baik.
b. Untuk mendapatkan makna ‘melakukan yang disebut kata dasarnya pada
objeknya’ imbuhan gabung memper- -i harus diimbuhkan pada kata kerja
tertentu.
Contoh:
Siapa yang harus memperturuti kata hatinya akan celaka.
Memperturuti artinya ‘melakukan agar segala(kata hatinya) dituruti’
17. Awalan diawalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk posisi dan kondisi
17
mana pun sama saja. Hanya perlu diperhatikan adanya di- sebagai awalan dan
di- sebagai kata depan.
di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang
diimbuhinya. Sedangkan di- sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Maka makna yang didapat
sebagai hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja aktif
transitif, yakni kata kerja berawalan me- yang transitif.
Contoh:
Kata kerja transitif kata kerja pasif
Berawalan me- berawalan di- membaca - dibaca
- menulis - ditulis
18. Imbuhan gabung di- -kan
imbuhan gabung di- -kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai
kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabung me- -kan. Semua kata kerja
aktif berimbuhan gabung di- 0kan adalah kata kerja transitif.
Contoh kata kerja pasif berimbuhan di- -kan
- digunakan
- disamakan
sebagai kebalikan dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung me- -kan,
contohnya:
- menggunakan
- menyamakan
19. Imbuhan gabung di- -i
imbuhan gabung di- -i berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan
dari kata kerja aktif berimbuhan gabung me- -i.
contoh kata kerja pasif berimbuhan gabung di- -i
- diawasi
- ditemani
sebagai kebalikan, kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung me- -i,
contohnya:
- mengawasi
- menemani
20. Imbuhan gabung diperimbuhan gabung diper- berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai kebalikan
dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung mempercontoh kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- dipercepat
- diperbesar
sebagai kebalikan dari kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung memper-,
18
contohnya:
- mempercepat
- memperbesar
21. Imbuhan gabung diper- -kan
imbuhan gabung diper- -kan berfungsi membentuk kata kerja pasif, sebagai
kebalikan dari kata kerja aktif berimbuhan gabung memper- -kan
semua kata kerja aktif berimbuhan gabung memper- -kan adalah kata kerja
transitif. Oleh karena itu setiap kata kerja berimbuhan gabung memper- -kan ada
kebalikannya dalam bentuk kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- -kan.
Contoh kata kerja pasif berimbuhan gabung diper- -kan
- dipergunakan
- dipertemukan
sebagai kebalikan kata kerja aktif transitif berimbuhan gabung memper- -kan
contohnya:
penghitung (kata dasar: hitung)
penggali (kata dasar: gali)
pengambil (kata dasar : ambil)
penginap (kata dasar: inap)
pengurus (kata dasar: urus)
pengekor (kata dasar: ekor)
pengobat (kata dasar: obat)
22. Imbuhan Pengedigunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Umpamanya seperti
terdapat pada kata-kata berikut:
pengetik (kata dasar: tik)
pengecat (kata dasar: cat)
pengelas (kata dasar: las)
pengelem (kata dasar: lem)
23. Awalan PEFungsi awalan PE- adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang
didapat sebagai hasil pengimbuhannya adalah:
(1) orang yang melakukan atau yang berbuat
(2) orang yang pekerjaannya
(3) orang yang suka, gemar, atau acapkali melakukan
(4) orang yang bersifat
(5) alat untuk mengerjakan sesuatu
Aturan pengimbuhannya adalah:
a). Untuk mendapatkan makna’ orang yang melakukan atau berbuat’ awalan PEharus diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: - Siapa penulis buku ini?
Penulis artinya ‘orang yang menulis’
19
b). Untuk mendapatkan makna’orang yang pekerjaannya’ awalan PE- harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: - Ibunya seorang pelukis terkenal
Pelukis artinya’ornagyang pekerjaannya melukis’
c), Untuk mendapatkan makna ‘orangyang suka, gemar, atau seringkali
melakukan yang disebut kata dasarnya’ awalan PE- harus diimbuhkan pada kata
kerja tertentu.
Contoh: - Jangan berteman dengan pendusta itu.
Pendusta artinya ‘orang yang sering kali berdusta’
d).Untuk mendapatkan makna ‘orangyang bersifat’ awalan PE- harus diimbuhkan
pada kata sifat.
Contoh : - Hanya pemalas yang tidak ikut bekerja.
Pemalas artinya ‘orang yang malas’
e).Untuk mendapatkan makna ‘alat untuk mengerjakan sesuatu’ awalan PEharus diimbuhkan pada kat akerja tertentu.
Contoh: - Tolong bersihkan papan tulis ini dengan penghapus itu.
Penghapus artinya ‘alat untuk menghapus’
Catatan:
(1) Kata kerja berawalan PE- mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan
ME-, kata kerja berimbuhan gabung ME- -kan, dan kata kerja berimbuhan gabung
ME- -I. Oleh karena itu maka:
(a) Kaidah persengauan yang berlaku pada awalan PE-, berlaku juga pada awalan
ME-. Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut:
perawat - merawat
pembaca - membaca
pemotong - memotong
(b) Arti yang dimilki kata benda berawalan PE- ada hubungannya dengan arti
yang dimilki kata kerja berawalan Me-. Umpamanya:
perawat berarti ‘yang merawat’
pemotong berarti ‘yang memotong’
penggali berarti ‘yang menggali’
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berawalan PE- ada pasangannya kata kerja berawalan ME-, kata kerja
berimbuhan gabung Me- - KAN, atau berimbuhan gabung ME- -I. Tetapi
sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan ME-, berimbuhan gbaubg ME- -kan,
atau ME- -I, mempunyai pasangan kata benda berawalan PE-. Umpamanya, katakata berawalan PE- berikut tidak ada:
membiasakan - * pembiasa
merestui - * perestu
melirik - * pelirik
(c) Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan
dengan awalan PE-, yaitu kata kerja berawalan ME-, kata kerja berimbuhan
gabung ME- -kan, adan kata kerja berimbuhan gabung ME- -I, maka ada
kemungkinan sebuah kata benda berawalan PE- mempunyai hubungan makna
dengan lebih dari sebuah kata kerja itu. Umpamanya seperti yang dipunyai kata
20
benda berikut: pendengar, dapat berarti : (a) yang mendengar, atau (2) yang
mendengarkan
(2) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata
berawalan BER-. Oleh karena itu, maka:
(a) Kata benda berawalan PE- yang mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan BER- ini tidak mengalami proses persengauan. Malah mempunyai
variasi benda yang mirip dengan variasi bentuk yang ada pada awalan BER-.
Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut:
pekerja - bekerja
peternak - beternak
pelajar - belajar
(b) Arti yang dimiliki kata benda berawalan PE- tersebut ada hubungannya
dengan arti yang dimilki kata kerja berawalan BER-. Umpamanya:
pekerja, berarti ‘yang bekerja’
peternak, berarti ‘yang beternak’
pelajar, berarti ‘yang belajar’
Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berawalan PE- ada pasangannya kata benada berawalan BER-. Tetapi sebaliknya
tidak setiap kata kerja berawalan BER- mempunyai pasangan kata benda
berawalan PE-. Umpamanya kata-kata benda berawalan PE- berikut tidak ada..
bersepeda - * pesepeda
berkarya - * pekarya
bermimpi - * pemimpi
(3) Kata benda berawalan PE- selain mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan ME- dan kata kerja BER- juga mempunyai hubungan dengan kata kerja
dasar atau kata sifat dasar. Dalam hal ini:
(a) kaidah persengauan yang berlaku pada kata benda berawalan PE- itu sesuai
dengan kaidah yang berlaku untuk awalan PE-, yang berhubungan dengan
awalan ME-. Umpamanya seperti terdapat pada kata-kata berikut :
pendatang – datang
pemberani – berani
penakut – takut
(b) arti kata benda yamh dimiliki kata benda berawalan PE-, ada hubungannya
dengan arti yang dimiliki kata kerja atau kata sifat dasar itu. Umpamanya :
pendatang, berarti “yang datang”
pemberani, berarti “yang berani”
penakut, berarti “yang takut”
(4) Oleh karena sebuah kata benda yang berawalan PE-, mempunyai
kemungkinan berhubungan dengan kata kerja berawalan ME-, atau kerja yang
berawalan BER- atau juga kata kerja atau kata sifat dasar, maka ada
kemungkinan makna yang dimiliki oleh sebuah kata benda berawalan PEmenajdi lebih dari sebuah. Umpamanya kata-kata benda berikut :
Penakut berarti (a) ‘orang yang takut’ atau (b) ‘alat untuk menakuti’ seperti pada
penakut burung.
Pembesar berarti (a) ‘orang besar (pemimpin)’, atau (b) ‘alat untuk
membesarkan’, seperti pada kata pembesar.
21
(5) Awalan PE- dengan sengau digunakan untuk membentuk kata benda yang
mempunyai hubungan dengan kata kerja berawalan ME- atau dengan kata kerja
atau kata sifat dasar. Sedangkan awalan PE- tanpa sengau digunakan untuk
emmbentuk kata benda yang mempunyai hubungan dengan kata kerja
berawalan BER-. Oleh karena itu, perbedan arti yang pokok diantara keduanya
adlah PE- dengan sengau berarti ‘yang me..’, sedangkan PE-tanpa sengau
mempunyai arti yang ber..’. Jadi pengajar adalah ‘orang yang mengajar’, pelajar
adlah ‘orang yang belajar’. Peninju adalah ‘orang yang meninju’ sedangkan
peninju berarti ‘orang yang bertinju’
Berdasarkan konsep dasar di atas, kini dalam perbendaharaan kata bahasa
Indonesia sebagai hasil proses analogo, kita jumpai pemakaian kedua bentuk
awalan PE- itu dengan arti yang berbeda.
Kata-kata itu antara lain :
Penyuruh x pesuruh
Penunjuk x petunjuk
Pengasih x pekasih
Penatar x petatar
24. Imbuhan Gabungan PE-AN
Imbuhan gabung PE-AN adalah awalan PE- dan akhiran –AN yangdiimbuhkan
secara bersamaan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar.
Imbuhan gabung PE-AN mempunyai enam macam bentuk, yaitu Pe-an, Pem-an,
Pen-an, Peny-an, Peng-an, dan Peng-an.
(1) Pe-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan l, r, w, y, m, n,
ng, dan ny. Misalnya seperti terdapat pada kata-kata :
Pelarian
Perawatan
Pewarisan
Peyakinan
(2) Pem-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan b dan p,
konsonan b tetap diwujudkan, sedangkan konsonan p tidak diwujudkan tetapi
disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya seperti terdapat
pada kata-kata berikut :
Pembinaan
Pembacaan
Pemotongan
Pemisahan
(3) Pen-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan d dan r,
konsonan d tidak diwujudkan sedangkan konsonan t tidak diwujudkan tetapi
disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya seperti terdapat
pada kata-kata :
Pendirian
Pendapatan
Penentuan
Penembakan
Selain itu, sesuai dengan system ejaan yang berlaku, bentuk Pen-an digunakan
juga pada kata-kata yang mulai dengan konsonan c dan j. Misalnya seperti
22
terdapat pada kata-kata :
Pencarian
Pencegahan
Penjualan
Penjernihan
Padahal secara fonetis kata-kata di atas dilafalkan :
(penycarian)
(penycegahan)
(penyjualan)
(penyjernihan)
(4) Peny-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan s, dan
konsonan s itu disenyawakan dengan bunyi sengau dari imbuhan itu. Misalnya
seperti terdapat pada kata-kata :
Penyaringan
Penyetoran
Penyusunan
(5) Peng-an digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan k, kh, h, g,
serta a, u, I, e, dan o. Konsonan k disenyawakan dengan bunyi nasal dari
imbuhan itu. Sedangkan konsonan kh, h, dan g, serta vocal a, I, u, e dan o, tetap
diwujudkan. Misalnya seperti terdapat pada kata-kata berikut :
Pengiriman
Pengurangan
Pengkhianatan
Penghabisan
(6) Penge-an digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu. Misalnya
terdapat pada kata-kata :
Pengetikan
Pengesahan
Pengecatan
Pengelasan
Imbuhan gabung PE-AN berfungsi membentuk kata benda. Sedangkan makna
yang didapat sebagai hasil pengimbuhan adalah :
(1) menyatakan hal atau peristiwa
(2) menyatakan proses
(3) menyatakan tempat
(4) menyatakan alat
Aturan pengimbuhannya adalah :
a). Untuk mendapatkan makna ‘hal atau peristiwa’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, atau kata sifat tertentu
Contoh :
Pembinaan bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Pembinaan artinya ‘hal
membina’
Pekan penghijauan dipusatkan di Jawa Tengah. Penghijauan artinya ‘hal
menghijaukan
Pemasaran barang-barang itu tidak lancar. Pemasaran artinya ‘hal memasarkan’
b). untuk mendapatkan makna ‘proses’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, atau kata sifat tertentu.
23
Contoh :
Pembayaran dilakukan bertahapa. Pembayaran artinya ‘proses membayar’
Penulisan buku itu memerlukan waktu dua tahun. Penulisan artinya ‘proses
menulis’
Pengadilan terhadao koruptor itusudah berjalan lima tahun. Pengadilan artinya
‘proses mengadili’
c). Untuk mendapatkan makna ‘tempat’ imbuhan gabung PE-AN harus
diimbuhkan pada kata kerja, kata benda, dan kata sifat tertentu.
Contoh :
Ayah bekerja di pelelangan ikan. Peleangan artinya ‘tempat melelang’
Jenazahnya dikuburkan di pemakaman umum. Pemakaman artinya ‘tempat
memakamkan’
d). Untuk mendapatkan makna ‘alat’ mbuhan gabung PE-AN harus dibutuhkan
pada kata kerja tertentu.
Contoh :
Ibu membeli penggorengan baru. Penggorengan artinya ‘alat untuk menggoreng’
Walupun usianya sudah lanjut tetapi penglihatannya masih baik. Penglihatan
artinya ‘alat untuk melihat’
Pembakaran arkue ini mmerlukan listrik 200 watt. Pembakaran artinya ‘alat
untuk membakar’
Catatan :
(1) Imbuhan gabung PE-AN digunakan juga pada kata jadian dan pada kata
gabung, dengan arti seperti yang berlaku untuk kata dasar.
Contoh :
Pemberhentian bis terletak di dekat simpang jalan itu. Pemberhentian artinya
‘tempat memberhentikan’
Penyeragaman pakaian kerja dimulai bulan depan. Penyeragaman artinya
‘proses menyergamkan’
(2) Kata benda berimbuhan gabung PE-AN mempunyai hubungan dengan kata
kerja berawalan ME-, kata kerja brimbuhan gabung ME-kan, atau kata kerja
berimbuhan gabung ME-I. Oleh karena itu, maka:
(a) Kaidah persengauan yang berlaku pada awalan ME- berlaku pula pada
imbuhan gabung PE-AN. Umpamanya seperti terlihat pada kata-kata berikut :
Merawat - perawatan
Membaca - pembacaan
Memotong - pemotongan
(b) Makna yang dimiliki imbuhan gabung PE-AN ada hubungannya dengan
makna yang dimilki awalan ME-, imbuhan gabung ME-kan, atau ME-I.
Umpamanya:
Perawatan berarti ‘hal atau proses merawat’
Penemuan berarti ‘hal atau proses menemukan’
Pemotongan berarti ‘hal atau proses memotong’
(3) Dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia dewasa ini setiap kata benda
berimbuhan gabung PE-AN ada pasangannya kata kerja berawalan ME-,
berimbuhan gabung ME-kan atau yang berimbuhan gabung ME-I. Tetapi
24
sebaliknya tidak setiap kata kerja berawalan ME-, berimbuhan gabung ME-kan,
atau berimbuhan gabung ME-I ada pasangannya kata benda berimbuhan gabung
PE-AN. Umpamanya kata-kata berimbuhan gabung PE-AN yang berikut tida ada.
Menari - *penarian
Mencoba - *pencobaan
Membisikkan - *pemisikan
(3) Karena ada tiga macam bentuk kata kerja yang mempunyai hubungan
dengan kata benda berimbuhan gabung PE-AN, yaitu kata kerja berawalan ME-,
kata kerja berimbuhan gabung ME-kan, dan kata kerja berimbuhan gabung ME-I,
maka ada kemungkinan sebuah kata benda berimbuhan gabung PE-AN
mempunyai hubungan maka dengan lebih dari sebuah kata kerja itu.
Umpamanya seperti yang dipunyai kata benda berikut :
Penyamanan dapat berarti (a) ‘hal menyamakan’ atau (b) ‘hal menyamai’
Pencangkolan dapat berarti (a) ‘hal mencangkok’ atau (b) ‘hal mencangkokkan’
25. Imbuhan Gabung PER- -AN
Imbuhan gabung PER- -AN adalah awalan PER- dan akhiran –AN yang diimbuhkan
secara sekaligus pada sebuah bentuk dasar.
Imbuhan gabung PER- -AN mempunyai tiga macam bentuk. Yaitu per-an, pe- -an,
dan pel- -an.
Aturan penggunaannya adalah:
(1) Per-an digunakan pada:
(a) kata dasar kata kerja dan kata sifat , yang kata kerja berimbuhannya
berawalan BER-, berimbuhan gabung MEMPER, berimbuhan gabung MEMPER-kan, atauberimbuhan gabung MEMPER- -I Umpamanya seperti terdapat pada
kata-kata berikut:
Perdagangan (kata kerja : berdagang)
Pertanian (kata kerja : bertani)
Perbaikan (kata kerja: memperbaiki)
(b) kata benda dalam arti ‘tentang masalah’. Umpamanya seperti terdapat pada
kata-kata berikut : perminyakan
(2) Pe- -an digunakan pada:
a). kata- kata tertentu yang kata kerjaberimbuhannya berawalan BER- dalam
bentuk BE- contohnya: pekerjaan (kata kerja : bekerja)
b) kata benda yang menyatakan tempat, wilayah, atau daerah. Contohnya:
pekuburan, pedesaan, dll.
(3) Pel- -an hanya terdapat padakata ajar, yaitu menjadi kata pelajaran. Tidak
ada kata yang lain.
Imbuhan gabung PER- -AN berfungsi membentuk kata benda. Sedangkan makna
yang didapat dari pengimbuhannya adalah: menyatakan “hal melakukan”.
Menyatakan “hal tentang atau masalah”. Menyatakan “tempat kejadian”,
menyatakan “kawasan, wilayah, dan daerah”. Aturan pengimbuhannya adalah:
a). Untuk mendapatkan makna “hal melakukan” imbuhan gabung PER- -AN harus
diimbuhkan pada kata kerja tertentu.
Contoh: Perbaikan mobil ini membutuhkan waktu dua hari.
25
Perbaikan artinya “hal memperbaiki”
b). Untuk mendapatkan makna”hal, tentang, masalah” imbuhan gabungan PER-AN harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh: Usaha perhotelan diindonesia cukup baik.
Perhotelan artinya “tentang atau mengenai hotel”.
c). untuk mendapatkan makna “ Tempat kejadian”imbukan harus digabungkan
pada kata kerja tertentu.
Contoh: Rumah-rumah peristirahatan banyak terdapat didaerah itu.
Peritirahatan artinya “tempat beristirahat”.
d). Untuk mendapatkan makna “ daerah, wilayah, dan kawasan”imbuhan harus
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan tempat.
Contoh : Mereka tinggal dipegunungan
Pegunungan artinya daerah yang bergunung.
26. Sisipan –EL, -EM, dan –ER
Sisipan ini tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan
yang tidak produktif. Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata
baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonandan
volal suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak – telapak, -ER + gigi – gerigi, -EM + tali – temali.
Arti yang yang dikandung oleh ketiga sisipan itu adalah:
1. Menyatakan banyak dan bermacam- macam.
2. Menyatakan intensitas.
3. Menyatakan yang melakukan yang disebut kata dasar.
a). Untuk mendapatkan makna “bermacam-macam” sisipan ini harus diimbuhkan
pada kata benda tertentu, contohnya yaitu: temali, gerigi, dsb.
b). Untuk mendapatkan makna “intensitas” sisipan ini harus diimbuhkan pada
kata benda tertentu, contohnya seperti: gemetar, gemuruh, dll.
c). Untuk mendapatkan makna “yang melakukan” sisipan ini harus diimbuhkan
pada kata kerja tertentu, contohnya seperti: pelatuk, telapak, dan telunjuk.
Karena sisipan ini tidak produktif lagi, maka penggunaanya terbatas pada contoh
yang sudah ada saja.
26