MAKALAH RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR

MAKALAH
RANGKUMAN ILMU BUDAYA DASAR
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Ilmu Budaya Dasar”
Dosen Pengajar
Dra.Hj Yuyun Yuningsih, M.si,
-

Disusun Oleh :
Muhammad wahyu purnama

( 132020008)

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2013

“KATA PENGANTAR”

Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Rangkuman ilmu budaya dasar.
Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya
dasar.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan –
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Disadari bahwa dalam makalah ini telah melibatkan banyak pihak yang
membantu baik dalam segi formil maupun materil. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih atas segala waktu,masukan dan koreksi yang diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga amal baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam kelancaran pembuatan makalah ini mendapat pahala serta ridho
dari Allah S.W.T.Amiin.

Bandung, Desember 2013

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................ 1
1.4 Metode penulisan.............................................................................. 2
1.5 Sistematika penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
2.1

Latar belakang dan tujuan ruang lingkup IBD.................................................3

2.2

Manusia dan keindahan....................................................................................4


2.3

Manusia dan kebudayaan. ...............................................................................4

2.4

Manusia dan cinta serta cinta kasih..................................................................5

2.5

Manusia dan penderitaan .................................................................................7

2.6

Manusia dan pandangan hidup ........................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................
2.7 Kesimpulan............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang masalah.

Dalam hal ini saya melakukan perangkuman buku Ilmu Budaya Dasar dalam rangka
mempermudah dalam menemukan inti materi mengenai isi buku Ilmu Budaya Dasar itu sendiri
agar dapat lebih cepat pada materi nya tanpa harus bertele-tele dengan pembahasan lain dan lebih
objektif serta lebih ringkas untuk di baca serta di mengerti dalam kata-katanya karena langsung
pada inti pembahasan.
1.2

Rumusan masalah.
Dari latar belakang diatas maka dapat disusun rumsan masalah seperti berikut

:

1. Latar belakang dan tujuan ruang lingkup IBD

2. Manusia dan keindahan
3. Manusia dan kebudayaan.
4. Manusia dan cinta serta cinta kasih
5. Manusia dan penderitaan serta keadilan
6. Manusia dan pandangan hidup
1.3

Tujuan.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk adanya pengetahuan yang dapat dikatakan lebih
mendalam mengenai IBD secara lebih objektif dan mendasar terhadap IBD itu sendiri seperti,
Latar belakang dan ruang lingkup IBD
Manusia dan keindahan,Manusia dan kebudayaan,Manusia dan cinta serta cinta
kasih,Manusia dan penderitaan serta keadilan,Manusia dan pandangan hidup.
Dengan maksud demikian diharap reka-rekan mahasiswa dapat memahami dan mengerti
mengenai konsep IBD dengan lebih objektif dan cepat

1.4

Metode Penulisan.


Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
1.5

Sistematika Penulisan.

Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
I.4 Metode dan Prosedur
I.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi
II.2

II.3
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
2.1

Latar Belakang dan Ruang lingkup IBD
Hal yang melatar belakangi Ilmu budaya dasar

bagi kalangan mahasiswa khususnya ternyata di adakan dalam suatu rangka pemikiran agar
mahasiswa memiliki beberapa sikap serta pemikiran setelah mempelajari konsep-konsep ilmu
budaya dasar dan diharap pula memiliki tiga kemampuan setelah mempelajari ilmu budaya dasar
itu sendiri dan tiga kemampuan itu
adalah

:

1. Kemampuan personal.

Yaitu kemampuan untuk menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan,kemasyarakatan dan
kenegaraan ,serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat indonesia
2. Kemampuan akademis.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah,baik lisan maupun tulisan ,menguasai
peralatan analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
3. Kemampuan profesional.
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan .para ahli diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesi nya.
Ruang lingkup dan tujuan Ilmu Budaya Dasar
Dalam hal ini tujuan dari Ibd adalah mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran
khususnya berkenaan dengan budaya kebudayaan agar daya tangkap ,persepsi dan penalaran
mengenai lingkungan budaya bagi mahasiswa khususnya dapat menjadi halus.
Untuk tujuan hal tersebut, maka diharapkan ibd pun memiliki ruang lingkup dengan sebagai
berikut:
I.
II.


Mengusahakan penajaman kepekaan terhadap lingkungan.
Memberikan kesempatan pandangan yang luas dan kritis terhadap persoalan
yang ada.

III.

Memeprluas pola pikir dalam berkehidupan tanpa hanya terikat oleh disiplin
ilmu yang dimilikinya.

IV.

Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar
daya tanggap ,persepsi dan penalaran daat ditingkatkan

2.2

Manusia dan keindahan
Keindahan
Keindahan, sering dikaaitkan dengan situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari

kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik
dengan kebenaran. sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak
indah.
Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan,
waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai
sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala
anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari
kata“bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan

dengan

kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan

Italy

dan

Spanyol ”beloo”.

Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti
estetik keindahan mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan
hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas
keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal.
Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan
tujuan dari sifat baik tersebut.
Hubungan Manusia dan Keindahan
Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan
dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang
indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu

bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin
dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Jadi keindahan
mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda,
manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang
melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan
tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai
dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu
saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia
secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:

2.3

1)

Tata nilai yang telah usang

2)

Kemerosotan Zaman

3)

Penderitaan Manusia

4)

Keagungan Tuhan

Manusia dan kebudayaan
Budaya bersal dari sansekerta Budhi artinya akal juga atau suatu bagian dari kata hati
manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu membedakan baik dan
buruk.Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan bebagai hal dan
kebudayaan adalah pemikiran dan benda dibuat atau diciptakan manusia dalam
perkembangan sejarahnya.
Dan para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia
berdasarkan hal-halyang dipelajari.
Selanjutnya apabila menilik lebih mendalam mengenai budaya rupanya ada tujuh unsur
kebudayaan menurut Koentjaraningrat dengan mengacu pada C Kluchohn 1953 ,
berpendapat bahwakebudayaan terbagi pada tujuh unsur, dan tujuh unsur itu adalah
 Bahasa
 Sistem pengetahuan
 Organisasi sosial
 Sistem peralatan hidup dan tekhnologi
 Sistem mata pencaharian hidup
 Sistem religi
 Kesenian

Dan dalam hakikat nya kebudayaan adalah salah satu atau gabungan dari beberapa usaha
dalam beberapa aktifitas yang terkai dengan, segala sesuatu
yang bersifat :- Menciptakan
 Kreasi
 Memperlakukan
 Memperbaruhi
 Memperbaiki
 Mengembangkan dan Meningkatkan sesuatu
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan

2.4

Manusia dan cinta kasih

Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama
dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi
sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar
memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin
membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu
unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan,
keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung
jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

Macam-macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang adanya
empat macam syarat untuk mewujudkan cinta kasih,yaitu :
 Knowledge (pengenalan)
 Responsbility (tanggung jawab)
 Care (perhatian)
 Respect (saling menghormati)
Dan menurut nya juga ada berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
 Cinta Diri Sendiri
 Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
 Cinta Erotis
 Cinta Keibuaan
 Cinta terhadap Allah
 Cinta terhadap Rasul
Dan terdiri dari beberapa unsur cinta, yaitu :
 Afeksi (menghargai orang lain )
 reciprocation
 Ikatan
 Alturisme (perhatian non egois)


Reciprocation(cinta saling menguntungkan)

 Comitment(keinginan mengabadikan cinta)
 Keintiman emosional
 Kinship (ikatan keluarga)
 Passion (nafsu seksual)
 Psychal intimacy (berbaagi kehidupan)
 Self-interest (cinta mengharapkan imbalan pribadi)
 Service (keinginan ingin memantu)

2.5

Manusia dan penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan.
Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan
“risiko” hidup.

SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat
juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan.
iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan
ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat
menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari
kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan
seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah
berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan
itu berkepanjangan.
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya
sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai,
Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti
yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang
sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat
dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu
cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan

penderitaan batin.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak
pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang
memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular,
serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan
itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada
kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun
lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya
psikis.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa,
atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah
hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak
mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.
Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa,
dan lain-lain.

2.6

Manusia dan pandangan hidup
Pandangan hidup adalah sebuah pandangan manusia mengenai
kehidupan

atau

bagaimana

manusia

mengenai

kehidupan

atau

bagaimana manusia memiliki konsep tentang kehidupan dan Pada
dasarnya, pandangan hidup mempunyai empat unsur yang saling terkait
satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan, yaitu :
 cita-cita, kebijakan,


usaha

 keyakinan

 kepercayaan.
Yang dimaksud dengan cita-cita adalah apa yang ingin dicapai
dengan

usaha

atau

perjuangan

yang

akan

ditempuh

untuk

mendapatkannya. Tujuan yang ingin dicapai adalah kebajikan. Kebajikan
adalah segala sesuatu hal yang baik yang dapat manusia itu bahagia,
makmur dan tentram. Usaha atau perjuangan yaitu kerja keras yang
dilandasi oleh kepercayaan dan keyakinan. Keyakinan atau kepercayaan
itu dapat diukur dengan

kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan

kepercayaan kepada Tuhan.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi
berikut adalah klasifkasi berdasarkan asalnya, antara lain:
 Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup
yang mutlak kebenarannya.
 Pandangan hidup yang berupa ideologi, yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
 Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
Orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan
ini biasa disebut cita-cita. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang
disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada
dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa
yang ingin dicapai seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu
tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut
angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan
datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah
seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga
faktor berikut:
 Faktor manusia ;
 Faktor kondisi ; dan
 Faktor tingginya cita-cita
Terdapat formula sukses yang dapat kita jadikan pedoman untuk
menggapai cita-cita kita.

 Pertama,

kita

harus

mengubah belief

system (keyakinan

dan

tujuan) kita.
 Kedua, kita harus mengubah cara berpikir kita dan emosi kita.
 Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat menghambat
cita-cita kita.
 Keempat, kita harus mengubah segala tindakan-tindakan buruk
kita. Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi
keyakinan dan tujuan kita dari awal.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dicapai melalui kerja keras,
kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan
hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena
banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun

itu

untuk

dapat

mencapai

dan

berhasil

dalam

kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting
adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik yakni:
 Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang
dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada
sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
 Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah
mengerti.
pandangan

Mengerti
hidup

disini
itu

dimaksudkan

sendiri.

Bila

mengerti

dalam

terhadap

bemegara

kita

berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup
pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan

bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti
apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
 Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup
adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang
terkandung

didalamnya,

yaitu

dengan

memperluas

dan

mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan
hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih
berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan
hidup

kita

akan

memperoleh

mengenai

kebenaran

tentang

pandangan hidup itu sendiri.

 Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini
merupakan

suatu

hal

untuk

cenderung

memperoleh

suatu

kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
 Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam
menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan
mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan

perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita
sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup
dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat

BAB III
2.7

Penutup
Alhamdulillah penulisan mengenai ringkasan Ilmu Budaya Dasar
berdasarkan buku Yang dirujukan dapat ditulis dan dikerjakan dengan se
maksimal mungkin dan diharapkan dengan telah ditulisnya makalah ini
penulis dan pembaca dapat mendapatkan manfaat nya, namun
dikarenakan , terbatasnya ilmu pengetahuan dan metode penulsan
dengan metode ringkas yang baik maka penulis ,merasa sangat perlu
perbaikan dan pendapat atau komentar dalam rangka memperbaiki dan
memaksimalkan metode penulisan agar di kemudian hari penulis dapat
menulis dan menyusun metode secara lebih baik, dan sangat diharapkan
kritikan membangun mengenai tulisan ini, terimakasih.

Wasalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Daftar pustaka
Keseluruhan materi dalam penulisan makalah ini diambil dari :
ILMU BUDAYA DASAR,Ramdani Wahyu, M.ag., M.si.//cv pustaka setia