Peningkatan Keterampilan Smash Bola Voli (1)

ARTIKEL ILMIAH
PENINGKATAN KETERAMPILAN SMASH BOLA VOLI
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT BANTU
(Penelitian Tindakan Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli
di SMKN 1 Sagaranten Kabupaten Sukabumi)

TAUFIK JAMIL
7216157111

PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017

SMASH'S SKILL STEP-UP VOLLEYBALL BY USE OF TOOL
MEDIA HELPS
(Action research On Volleyballs Extracurricular Student at SMKN 1 Sagaranten
Sukabumi's Regency)

TAUFIK JAMIL

ABSTRAC


This research intent to know increase smash’s skill training result volleyball by
use of tool media helps on volleyballs extracurricular student SMKN 1
Sagaranten. Total subjek its research as much 25 students. Observational
method that is utilized is action observational method by design from kemmis and
McTaggart. This research consisting of two cycles, and each cycle consisting of
eight meet times. Each appointment final is done essays, essay that is utilized is
essay smash's skill volleyball. Acquired observational result is at the moment
essay pre complete student cycle is 44,00%, hereafter on cycle i. to increase
becomes 68,00%, then on cycle II. thoroughness attainment zoom student
increases to become 84,00%. Therefore on cycle II. success criterion was
reached, therefore researcher not necessarily drawn out research on next cycle.
Thus can be concluded that training utilizes tool media help to get increase
smash's skill result volleyball on SMKN'S extracurricular student 1 Sagaranten
Sukabumi's Regency.
Key word: Smash's skill Volleyball, Tool media Helps

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN SMASH BOLA VOLI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA ALAT BANTU
(Penelitian Tindakan Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli di SMKN 1 Sagaranten
Kabupaten Sukabumi)

TAUFIK JAMIL
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan hasil latihan
keterampilan smash bola voli dengan menggunakan media alat bantu pada siswa
ekstrakurikuler bola voli SMKN 1 Sagaranten. Jumlah subjek penelitiannya
sebanyak 25 orang siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian tindakan dengan desain dari Kemmis dan McTaggart. Penelitian ini
terdiri dari dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari delapan kali pertemuan. Setiap
akhir pertemuan dilakukan tes, tes yang digunakan adalah tes keterampilan
smash bola voli. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pada saat tes pra siklus
siswa yang tuntas adalah 44,00%, selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi
68,00%, kemudian pada siklus II tingkat pencapaian ketuntasan siswa meningkat
menjadi 84,00%. Oleh karena itu pada siklus II kriteria keberhasilan telah
tercapai, maka peneliti tidak perlu melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan menggunakan media alat

bantu dapat meningkatkan hasil keterampilan smash bola voli pada siswa
ekstrakurikuler SMKN 1 Sagaranten Kabupaten Sukabumi.
Kata Kunci: Keterampilan Smash Bola Voli, Media Alat Bantu

Pendahuluan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMKN 1 SagarantenKabupaten Sukabumi ditemukan bahwa dalam kegiatan olahraga siswa
lebih mengarah pada olahraga permainan seperti sepak bola dan
bola voli yaitu, khusus bola voli keinginan siswa untuk meningkatkan
kemampuan bermain bola voli terhambat oleh berbagai hal seperti
masalah sarana dan prasarana hingga

program latihan

yang

tidak

terarah belum lagi keadaan fisik yang kurang mendukung.

2


Selama mengikuti aktvitas belajar banyak yang dialami dan
dirasakan oleh para siswa. Situasi yang mungkin baru dirasakan, mulai
dari perubahan lingkungan, teman baru, suasana pergaulan dalam
konteks bermain yang menyenangkan sehingga situasi kedisiplinan,
kerjasama dan tanggung jawab yang dirasakan terkadang begitu
mengikat. Aktivitas belajar dalam kurikulum 2013 terkadang cukup lama
hingga sore hari, proses belajar yang monoton, membosankan, serta
menyulitkan. Hal ini mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan
esktrakurikuler di waktu yang tersisa sedikit. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan sekali suatu terobosan baru dalam menyusun strategi dan
metode latihan/ pembelajaran ekstrakurikuler.
Nana Sudjana (2012:4) menjelaskan bahwa penelitian tindakan
adalah “Kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data
yang diperoleh dari suatu tindakan tertentu yang sengaja direncanakan
dan dilaksanakan berulang-ulang untuk melihat efektif tidaknya tindakan
tersebut.”
Penelitian tindakan mempunyai keunikan dan karakteristik sendiri
Kusnandar menjelaskan bahwa: “penelitian tindakan memiliki beberapa
karakteristik, yaitu: 1) On-the job problem Oriented; 2) Problem solving

oriented; 3) Improvement-oriented; 4) Cyclic; 5) Action oriented; 6)
Specific contextual; 7) Partisipatory (collaborative); 8) Penelitian sekaligus
sebagai praktisi yang melakukan refleksi”.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMKN 1 SagarantenKabupaten Sukabumi rata-rata siswa

kesulitan

dalam

melakukan

Smash. Hal ini di sebabkan karena teknik dasar belum berpola atau
tersusun dengan baik. Sehingga dalam melakukan smash bola sering
jatuh di lapangan sendiri (tidak melewati net). Salah satu cara dapat
dilakukan berdasarkan uraian di atas adalah dengan meningkatkan pola
pembelajaran atau latihan teknik dasar keterampila smash dengan baik.
Untuk meningkatkan keterampilan smash yang baik di perlukan latihan

3


kontinius terarah sesuai dengan tujuan dan tentu saja terprogram dengan
baik.
Pendapat mengenai konsep belajar yaitu Slameto (2015:2) dalam
belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya mengatakan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Belajar gerak merupakan studi tentang kemampuan motoric,
peningkatan performa keterampilan motorik dipelajari atau sangat
berpengalaman, untuk peroleh keterampilan yang sulit melakukan atau
tidak dapat dilakukan karena cedera, penyakit, dan sejenisnya. Richard
(2007:2) menjelaskan belajar gerak adalah pembelajaran tentang
bagaimana fungsi system neuromuscular untuk mengaktifkan dan
mengkoordinasikan otot-otot dan anggota badan yang terlibat dalam
kinerja keterampilan motorik.
Schmidt (2008:11) memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hal ini.
Menurutnya, bahwa “motor learning is the changes associated with practice or
experiences in internal process that determine the person's capability for
producing a motor skill”.

lingkungan belajar yang sehat yang dapat diatur secara baik, aktif dan
kompetitiif didesain untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh kesehatan jasmani siswa, baik secara psikomotor, kognitif, dan afektif
bagi setiap siswa menurut Samsudin (2008:2) dalam bukunya menyatakan
“pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi”.

Menurut Lutan, sebagaimana dikutip Yoyo Bahagia dan Sufyar
Mujianto (2009:9) mengatakan bahwa tujuan modifikasi adalah “Modifikasi
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar:
a)

Siswa

memperoleh

kepuasan


dalam

mengikuti

pelajaran,

b)

4

meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan c)
Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”. Menggunakan
pendekatan ini, siswa akan mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
dengan senang dan gembira karena pendekatan ini mempertimbangkan
tahap-tahap perkembangan dan karakteristik siswa
Selanjutnya Kenny (2006:33) mengatakan bahwa “The forearm
pass and the serve are the two most omportan skills in volley ball. Without
the serve and pass, the ball cannot be put into play
Berkaitan dengan perkembangan olahraga permainan bola voli,
Bactiar dkk (2007:1.15). Mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.

Jika kita amati perkembangan bola voli ini dari masa ke masa
selalu meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena: 1) olahraga bola
voli dapat menjadi olahraga rekreasibagi setiap orang dengan basis
massa yang luar biasa; 2) olahraga bola voli dapat menjadi
olahraga tontonan yang mempesona, menggairahkan dan menarik
hati penonton; 3) olahraga bola voli cocok bagi anak-anak.
Pengembangan olahraga ini di sekolah maupun di luar sekolah
akan dapat memikat para remaja. Dengan demikian masa depan
perkembangan bola voli akan tetap cerah, popularitasnya akan
terus meningkat.
Hasil latihan keterampilan smash bola voli dengan menggunakan
media alat bantu membuat siswa lebih antusias dan termotivasi pada saat
proses latihan berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan smash bola voli dengan menggunakan media alat bantu
pada siswa ekstrakurikuler bola voli di SMKN 1 Sagaranten Kabupaten
Sukabumi.
1. Konsep Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tersebut dapat meliputi pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya,
kebiasaan hidupnya, keterampilan,motoriknya, serta aspek-aspek lain

yang terdapat dalam dirinya. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman,

sikap

dan

tingkah

laku,

keterampilan

kecakapan,
5

kebiasaana serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu
yang belajar. Pada intinya pengertian dari belajar adalah merupakan suatu
prosedur


kegiatan

yang

dilakukan

seseorang

untuk

memperoleh

perubahan pada dirinya. Menurut Rusmono (2012:10) belajar adalah “
perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor yang diperoleh setelah siswa menyelesaikan program
pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan
lingkungan belajar”.
2. Konsep Belajar Gerak
Menurut Albert Gollhofer (2012:9), di dalam bukunya dijelaskan
bahwa belajar gerak merupakan Teori control yang optimal, ditambah
dengan perkiraan keadaan, menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk
menggambarkan koordinasi yang lebih dari tugas belajar di mana kita
sudah ahli. Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
untuk menjadi lebih baik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
bertambah.
Tahapan dalam mempelajari keterampilan motoric/gerak melalui
tahapan menurut Fits dan Posner Model mengidentifikasi tiga tahap dalam
kemampuan motorik: kognitif, asosiatif, dan otonom. Model ini merupakan
pendekatan teoritis kognitif untuk mengklasifikasikan tahap belajar,
dengan perkembangan dari deklaratif ke memori prosedural untuk
menjelaskan perubahan perilaku yang dapat diamati dalam setiap
tahapnya. Setiap tahap menyajikan pembelajaran dengan seperangkat
masalah unik, dan peran memori, sementara kognisi dipandang sebagai
kunci dalam memecahkan masalah-masalah.
Pengalaman dalam memperoleh keterampilan motorik dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai tahapan belajar umum untuk semua
keterampilan dan individu. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Richard A. Schimtdt dan Timothy D. Lee (2011:456-457) yang
mengatakan bahwa: Learners apper to pass through various stages (or

6

phases) when they practice a skill: a cognitive stage in which emphasis is
on discovering what to do, a fixation stage in which the concern is with
perfecting the movement patterns, and an autonomous stage in which the
atlentional requirements of the movement appear to be reduced or even
eliminated.
3.

Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani

Menurut Ega Trisna Rahayu (2012:7) bahwa “Pendidikan jasmani
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan

individu

secara

organik,

neuromuskuler,

perseptual,

kognitif, dan emosional, dalam kerangka pendidikan nasional”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa gerak dasar peserta didik dalam perkembangan
motorik dalam pendidikan jasmani direncanakan untuk pendidikan jasmani
itu berhasil dengan baik..
4.

Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medius,

secara

harfiah

yang

berarti

perantara

atau

pengantar.

Azhar

Arsyad

(2007:27), dalam proses belajar mengajar disekolah media berarti sebagai
sarana yang berfungsi menyalurkan dari guru atau peserta didik. Salah satu
manfaat praktis media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut :
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya

7

misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.

Selanjutnya

Samsudin

(2014:130)

mengemukakan

pendapat

Aussie dalam bukunya sebagai berikut:
Pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan
a) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti
orang dewasa
b) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan
mengurangi cidera pada anak
c)

Olahraga

yang

dimodifikasi

akan

mampu

mengembangkan

keterampilan anak lebih cepat disbanding dengan peralatan standard
untuk orang dewasa
d) Olahraga

yang

dimodifikasi

menumbuhkan

kegembiraan

dan

kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
Modifikasi tujuan pembelajaran menurut Yoyo Bahagia dan Sufyar
Mujianto (2014:30) dapat dikaitkan dengan cara membagi tujuan maateri
kedalam tiga komponen, yakni:
1) Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan

pada

perolehan

pengetahuan

dan

kemampuan

melakukan bentuk dan wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa
memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas.
2) Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang
lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
melakukan efisiensi gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
3) Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan

pada

perolehan

pengetahuan

dan

kemampuan

melakukan efektivitas gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
Teknik Dasar Permainan Bola Voli

8

Teknik dasar bola voli pada dasarnya merupakan suatu upaya
seorang pemain untuk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam
permainan bola voli. Teknik dalam permainan bola voli merupakan
aktivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif
dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai
suatu hasil yang optimal. Menurut Toto Subroto dan Yunyun Yudiana
(2012:45) untuk dapat melaksanakan seluruh teknik bermain bola voli,
minimal pemain harus memiliki enam keterampilan teknik dasar yang
dikuasai, yaitu: (a) Sikap penjagaan dan cara bergerak kearah bola, (b)
Passing dan umpan, (c) Spike, (d) Bendungan, (e) Servis, (f)
Penyelamatan bola.
Keterampilan Smash Bola Voli
Menurut Toto Subroto dan Yunyun Yudiana (2013:56-57) Smash/ Spike
merupakan salah satu bentuk teknik serangan yang paling efektif selama
permainan. Bola dipukul diatas depan dekat net yang mengakibatkan bola jatuh
menukik

tajam

ke

bidang

lapangan

lawan,

sehingga

lawan

sulit

mengembalikannya, bahkan sering langsung mematikan. Smash atau spike
merupakan salah satu teknik serangan yang mempunyai rangkaian gerak yang
kompleks, yaitu (1) langkah persiapan atau awalan, (2) tolakan atau lompatan,
(3) memukul bola saat melayang di udara, dan (4) mendarat. Proses gerak
keseluruhan dalam spike dapat diuraikan sebagai berikut; dengan anggapan
spiker menggunakan tangan kanan dan spike dilakukan dari posisi empat.

Metode Penelitian
Penelitian tindakan (studi action research) merupakan metode
penelitian yang digunakan oleh peneliti. Model penelitian yang digunakan
adalah model penelitian Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari dua
siklus. Satu siklus terdiri dari delapan kali pertemuan. Model Stephen
Kemmis dan Mc Taggart, merupakan pengembangan lebih lanjut dari
9

model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang perinsip
antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah
dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah
siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan),
pelaksanaan dan pengamatan (act dan observe), dan refleksi (reflect),
(Sukardi, 2012:8). James Tangkudung (2016:32) menjelaskan tahapantahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian
tercapai. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Sagaranten Kabupaten
Sukabumi yang berjumlah 25 siswa.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada
siklus I adalah 73.75, dengan presentase tingkat ketuntasan mencapai
68.00%. Kemudian jumlah nilai rata-rata pada siklus II adalah 79.5,
dengan presentase 84.00%. Maka dari itu, pemberian tindakan hanya
sampai siklus II tanpa dilanjutkan ke siklus berikutnya dikarenakan sudah
tercapainya tingkat ketuntasan siswa di atas 80% dalam latihan
keterampilan smash bola voli. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
media alat bantu dapat meningkatkan hasil latihan keterampilan smash
bola voli pada siswa ekstrakurikuler di SMKN 1 Sagaranten Kabupaten
Sukabumi.
Penerapan latihan dengan menggunakan media alat bantu
ternyata efektif dalam proses latihan keterampilan smash bola voli. Selain
itu, dapat menimbulkan antusias dan termotivasi siswa dalam latihan yang
lebih baik.
Penerapan latihan dengan menggunakan media alat bantu dalam
keterampilan smash bola voli merupakan alternative untuk memecahkan
beberapa masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan smash, guru/
pelatih dituntut harus lebih kreatif merancang media alat bantu latihan
yang dapat dicapai secara maksimal serta dapat meningkatkan hasil
latihan keterampilan smash bola voli dengan baik dan benar.

10

Tabel Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II Penilaian
keterampilan smash bola voli

No
1.
2.

Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah

Nilai Ketu
ntasan
Ekstrakuri
kuler
˃ 75,00
˂ 75,00

SIKLUS 1

SIKLUS II

F

%

F

%

17
8
25

68,00
32,00
100

21
4
25

84,00
16,00
100

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram di bawah ini:
Grafik Perbandingan Penilai Keterampilan Smash Bola Voli Siklus I &
Siklus II
16
14
12
10
8
6
4
2
0

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah
dilakukan oleh kolaborator dan peneliti maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1). Proses kegiatan latihan keterampilan smash bola voli dengan
menggunakan media alat bantu pada siswa ekstrakurikuler bola voli
SMKN 1 Sagaranten mempunyai peningkatan hasil latihan yang
signifikan. Artinya dengan penerapan media alat bantu latihan dapat
meningkatkan hasil keterampilan smash bola voli siswa. Berdasarkan data
11

yang diperoleh dapat dilihat peningkatan rerata nilai yang diperoleh oleh
siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada Pra Siklus siswa yang
tuntas adalah 44,00%, Pada Siklus I naik menjadi 68,00%, dan pada
Siklus II meningkat menjadi 84,00%. Hal ini menunjukan bahwa dengan
latihan menggunakan media alat bantu pada siswa ekstrakurikuler bola
voli SMKN 1 Sagaranten mengalami peningkatan. 2). Penerapan media
alat bantu dalam proses kegiatan latihan pada keterampilan smash bola
voli yang dikemas sedemikian rupa dapat menimbulkan hasil latihan yang
lebih baik, karena siswa merasa semangat dalam mengikuti latihan
keterampilan smash.
IMPLIKASI
Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan dari hasil penelitian
kolabolator dan peneliti maka dapat dikemukakan beberapa implikasi
sebagai berikut: 1). Penerapan media alat bantu dalam latihan
keterampilan smash bola voli merupakan salah satu alternative dalam
upaya memecahkan beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa. Salah
satunya adalah upaya peningkatan keterampilan smash dalam permainan
bola voli adalah salah satu teknik penyerangan. 2). Dalam setiap
penerapan

media

alat

bantu

latihan,

guru/pelatih

harus

mampu

menciptakan suasana latihan yang kondusif agar hubungan interaktif
antara siswa dengan guru/pelatih, siswa dengan siswa dapat terwujud
sehingga suasana latihan menjadi aantusias dan semangat. Guru/pelatih
harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi siswanya, bukan hanya
berupa kata-kata tetapi merupakan perbuatan nyata sehari-hari yang bisa
menjadi panutan bagi siswa. 3). Dengan penerapan media alat bantu
latihan siswa lebih termotivasi dan serius dalam mengikuti proses kegiatan
latihan, karena sebelum proses latihan dimulai guru/pelatih dan siswa
sudah membuat dan menyepakati aturan-aturan yang dibuat bersama.
DAFTAR RUJUKAN

12

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Bahagia, Yoyo dan Sufyar Mujianto, Fasilitas dan Perlengkapan Penjas.
Bandung: Jurusan Pendidikan Olahraga FKIP UPI Bandung, 2009.
Gollhofer, Albert. Wolfgang Taube, Jen Bo Nielsen, Routledge Hanbook of
Motor Control and Motor Learning New York: Routledge, 2012.
Magill,Richard A. Motor Learning and Control Eight Edition, USA:
McGraw-Hill, 2007.
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2012.
Samsudin, Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Litera
Prenada Media Group, 2014.
Samsudin, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Schmidt, Richard A & Craig A. Wrisberg
Motor Learning and
Performance, Human Kinetics; Champaign, IL, 2008..
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta,
Reneka Cipta, 2015.
Tangkudung, James Metode Penelitian, Jakarta: Lensa Media Pustaka,
2016.
Bonnie Kenny, Volleyball Step to Success, (United States: Human, 2006)
Bachtiar, dkk. Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007).
Nana Sudjana, Menyusun Karya Tulis IImiah Berbasis Penelitian
Tindakan, (Bekasi: Binamitra-Publising, 2012).
Kusnandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)

13