Pengukuran Status Gizi dan Perkembangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran status gizi dan perkembangan motorik anak menjadi salah satu
hal yang harus diperhatikan oleh orang tua .Di masyarakat, cara pengukuran
status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini
dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita
menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.
Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu
menggunakan metode tersebut. (Supariasa, 2002)
Peningkatan derajat kesehatan anak sangat diperlukan dalam mengisi
pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia. Salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi pada anak, gizi yang
seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan
dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun
sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit
sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat
atau keluarga balita belum mengatahui cara menilai status berat badan anak
(status gizi anak) atau juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan
anak, sepertinya masyarakat atau keluarga hanya tahu bahwa anak harus
diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap harinya. Oleh
karena itu, pengukuran status gizi dan perkembangan motorik pada anak penting
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun?
2. Bagaimana cara mengetahui perkembangan pada anak usia 1-2 tahun?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun.
2. Untuk mengetahui perkembangan pada anak usia 1-2 tahun.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
2
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun
Penilaian status gizi merupakan landasan untuk memberikan asuhan gizi yang
optimal kepada anak. Dengan pemberian zat gizi yang sesuaidengan kebutuhan
anak secara optimal atau dengan upaya pemenuhankebutuhan anak secara optimal
atau dengan upaya pemenuhan yang sebaik-baiknya.
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal
dengan Antropometri. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros.
Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah
ukurantubuh.
Pengertian
ini
bersifat
sangat
umum
sekali.
Penggunaan
antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar
pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkajistatus gizi secara akurat,
beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan danpengukuran ini mencakup
pengukuran berat badan, indeks massa tubuh (IMT). (Supariasa, dkk, 2002)
Parameter yang digunakan untuk penilaian status gizi yang digunakan dalam
aplikasi pemantauan status gizi dan tumbuh kembang anak ada tiga: umur, berat
badan dan tinggi badan.
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang
mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12
bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan
penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
3
makanan
yang menurun. Berat badan paling banyak digunakan karena
hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat
dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.
Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi digunakan dalam
bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara masingmasingukuran
indikator antropometri yang umum digunakan untukmenilai status gizi adalah
BB/U, TB/U, dan BB/TB:
a. Indeks BB/U
Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang,
dan otot, dan diantara beberapa macam indeksantropometri, indeks BB/U
merupakan indikator yang paling umumdigunakan. Indikator BB/U menunjukkan
secara sensitif status gizisaat ini (saat diukur) karena mudah berubahUntuk anak
pada umumnya, indeks ini merupakan cara bakuyang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan. Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan dapat
dipergunakan sebagai indikator kurang gizi. Hasilpengukuran ini dapat
menunjukkan
keadaan
kurang
gizi
akut
ataugangguan-gangguan
yang
mengakibatkan laju pertumbuhanterhambat.
b. Indek TB/U
Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan
berat badan . Oleh karena itu tinggi badanmenurut umur yang rendah biasanya
akibat dari keadaan kurang giziyang kronis, tetapi belum pasti memberikan
petunjuk bahwakonsumsi zat gizi pada waktu ini tidak cukupIndeks TB/U
disamping dapat memberikan gambaran tentangstatus gizi masa lampau juga lebih
erat kaitannya dengan masalahsosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh
karena itu indeksTB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi dapat
puladigunakan sebagai indikator perkembangan keadaan sosial ekonomi
masyarakat.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
4
c. Indeks BB/TB
Ukuran antropometri yang terbaik adalah menggunakan BB/TB atau BB/PB
karena dapat menggambarkan status gizi saat inidengan lebih sensitif dan spesifik.
Berat badan memiliki hubunganlinier dengan berat badan. dalam keadaan normal
akan searah denganpertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.indeks
BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini,
terlebih bila data umur akuratsulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB disebut
pula indikatorstatus gizi yang independen terhadap umur. Karena indeks
BB/TBdapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatifterhadap
indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks BB/U.
2.2 Pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pengukuran perkembangan pada anak usia 1-2 tahun
dapat
menggunakan
DDST.
DDST
yaitu
suatu
tes
untuk
melakukan
skrining/pemeriksaan terhadap perkembangan anak usia satu bulan sampai dengan
enam tahun. Fungsi DDST yaitu untuk mengkaji dan mengetahui tingkat
perkembangan anak, menstimulasi perkembangan anak, pedoman dalam
perawatan perkembangan anak dan mendeteksi diniketerlambatan perkembangan
anak. Waktu yang dibutuhkan 15-20menit. Aspek Perkembangan yang dinilai
terdiri dari 125 tugasperkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining
hanya berkisar 25-30 tugas dan ada empat sektor perkembangan yang dinilai,
yaitu:
a. Gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagiantubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapimemerlukan koordinasi yang cermat.
c. Perilaku sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
5
d. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
6
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Kertas
c. Kubus
d. Bola kecil
e. Kerincingan
f. Botol yang berisi manik-manik
3.2 Cara Kerja
a. Mengetahui data berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin
probandus.
b. Melihat nilai median BB, dan SD berdasarkan jenis kelamin dan
umur.
c. Menentukan nilai Z-score.
d. Memasukkan nilai Z-Score pada kurva atau tabel Z-score..
e. Mengetahui tanggal lahir probandus.
f. Menarik garis vertikal pada lembar DDST sesuai denngan umur anak
yang memotong tugas-tugas perkembangan motorik.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
7
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Pengukuran Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun
Probandus 1
Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana
Umur : 17 Bulan
TB
: 80 cm
BB
: 11 kg
TL
: 19 November 2011
Ditanya:
a)
BB
U
=
=
=
BB rill−BB median
SD Lower/Upper
11 kg−10,7
14,9−13,4
0,3
1,5
= 0,2 (Gizi Baik)
b)
TB
U
=
TB rill−TB median
=
80 cm −74,5
=
SD Lower/Upper
81,5 – 79,2
5,5
2,3
= 2,3 (Gizi Lebih)
c)
BB
TB
=
=
=
BB rill − BB median
SD Lower/Upper
11 kg – 10,6
13,7 −12,6
0,4
1,1
= 0,3 (Gizi Baik)
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
8
Probandus 2
Nama : Zakia Safiratul U.
Umur : 17 Bulan
TB
: 75 cm
BB
: 11 kg
TL
: 26 Desember 2011
Ditanya:
a)
BB
U
=
=
=
BB rill−BB median
SD Lower/Upper
11 kg − 10,0
14,8 − 12,9
1
1,9
= 0,5 (Gizi Baik)
b)
TB
U
=
TB rill−TB median
=
80 cm − 72,8
=
SD Lower/Upper
80,3 – 77,8
7,2
2,5
= 2,88 (Gizi Lebih)
c)
BB
TB
=
=
=
BB rill − BB median
SD Lower/Upper
11 kg – 10,2
13,6 −12,3
0,8
1,3
= 0,6 (Gizi Baik)
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
9
4.2 Pengukuran Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun
Probandus 1
Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana.
Motorik Kasar
Naik Tangga
Pencapaian
Lulus
Motorik Halus
Menyusun
Menara
Pencapaian
4
Lulus
Mengeluarkan Manik dari
Lulus
Kubus
Menendang Bola
Lulus
Botol
Melempar Bola
Lulus
Probandus 2
Nama : Zakia Safiratul U.
Motorik Kasar
Naik Tangga
Pencapaian
Lulus
Motorik Halus
Menyusun
Menara
Pencapaian
4
Lulus
Mengeluarkan Manik dari
Gagal
Kubus
Menendang Bola
Lulus
Botol
Melempar Bola
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
Lulus
BIOLOGI
10
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo,
1996). Pengukuran status gizi usia 1-2 tahun menggunakan probandus pertama
bernama “Dalu Padang Danis Suara Pradana” dengan umur 17 bulan, tinggi
badan 80 cm, dan berat badan 11 kg. Pada indeks BB/U diketahui BB real > BB
median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status
gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik karena hasil BB/U
yaitu 0,2 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi indeks TB/U diketahui
TB real > TB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan
demikian status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah gizi lebih
karena hasil TB/U yaitu 2,3 > 2. Pada indeks BB/TB diketahui BB real > BB
median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status
gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan adalah gizi baik karena hasil
BB/TB yaitu 0,3 (-2 s/d +2).
Sedangkan probandus kedua bernama Zakiya Safirotul dengan umur 17
bulan, berat badan 11 kg, dan tinggi badan 75 cm. Pada indeks BB/U diketahui
BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan
demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik
karena hasil BB/U yaitu 0,5 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi
indeks TB/U diketahui TB real > TB median sehingga perhitungan
menggunakan SD upper, dengan demikian status gizi berdasarkan tinggi badan
menurut umur adalah gizi lebih karena hasil TB/U yaitu 2,88> 2. Pada indeks
BB/TB diketahui BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD
upper, dengan demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi
badan adalah gizi baik karena hasil BB/TB yaitu 0,6 (-2 s/d +2).
5.2 Pengukuran perkembangan motorik pada anak usia 1-2 tahun
Ciri-ciri perkembangan pada masa balita terutama pada tiga tahun pertama
kehidupan, yang ditandai dengan pertumbuhan danperkembangan sel-sel otak
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
11
masih berlangsung dan terjadi pertumbuhanserabut-serabut saraf dan cabangcabangnya.
Pada probandus pertama yang bernama “ Dalu Padang Danis Suara Pradana”
menghasilkan pencapaian lulus 100 % pada motorik kasar dan halus karena anak
tersebut melakukan tugas-tugas yang diperintahkan penguji dengan baik.
Sedangkan pada probandus kedua menghasilkan pencapaian lulus 100% pada
motorik kasar karena anak tersebut melakukan tugas dengan baik, namun pada
perkembangan motorik halus anak tersebut hanya melakukan tugas menyusun
menara 4 kubus dengan baik, dan tidak dapat menegeluarkan manik dari botol
dengan ujung jempol dan jari telunjuknya.
Kemampuan perkembangan motorik itu bukan hanya melibatkan otot,
melainkan
melibatkan
jugafungsi-fungsi
atau
modalitas
otak
lainnya,
sepertiemosi, auditori visual, kognitif, keterampilan, dankemampuan mengingat
gerak yang sesuai dengantahapan tumbuh kembang otak anak.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
12
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pada pengamatan pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun dengan
menggunakan 2 probandus berdasarkan indeks BB/U dan BB/TB masuk
kedalam kategori gizi baik, sedangkan berdasarkan TB/U masuk kedalam
kategori gizi lebih.
2. Pada pengamatan pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun
dapat disimpulkan bahwa probandus pertama memiliki pencapaian yang
sangat baik, sedangkan pada probandus kedua pencapaiannya kurang baik
karena ada beberapa tugas yang tidak dapat dilakukan.
6.2 Saran
Orang tua diharapkan memperhatikan status gizi dan perkembangan anak
karena dapat meminimalkan gangguan untuk perkembangan balita di
kemudian hari.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
13
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I.D.N. (2002). Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta.
Jakarta
Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Jakarta
Abunain Djumadias .1990. Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status
Gizi. Puslitbang Gizi: Bogor.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran status gizi dan perkembangan motorik anak menjadi salah satu
hal yang harus diperhatikan oleh orang tua .Di masyarakat, cara pengukuran
status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini
dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita
menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.
Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu
menggunakan metode tersebut. (Supariasa, 2002)
Peningkatan derajat kesehatan anak sangat diperlukan dalam mengisi
pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia. Salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi pada anak, gizi yang
seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan
dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun
sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit
sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat
atau keluarga balita belum mengatahui cara menilai status berat badan anak
(status gizi anak) atau juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan
anak, sepertinya masyarakat atau keluarga hanya tahu bahwa anak harus
diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap harinya. Oleh
karena itu, pengukuran status gizi dan perkembangan motorik pada anak penting
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun?
2. Bagaimana cara mengetahui perkembangan pada anak usia 1-2 tahun?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui status gizi pada anak 1-2 tahun.
2. Untuk mengetahui perkembangan pada anak usia 1-2 tahun.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
2
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun
Penilaian status gizi merupakan landasan untuk memberikan asuhan gizi yang
optimal kepada anak. Dengan pemberian zat gizi yang sesuaidengan kebutuhan
anak secara optimal atau dengan upaya pemenuhankebutuhan anak secara optimal
atau dengan upaya pemenuhan yang sebaik-baiknya.
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal
dengan Antropometri. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros.
Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah
ukurantubuh.
Pengertian
ini
bersifat
sangat
umum
sekali.
Penggunaan
antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar
pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkajistatus gizi secara akurat,
beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan danpengukuran ini mencakup
pengukuran berat badan, indeks massa tubuh (IMT). (Supariasa, dkk, 2002)
Parameter yang digunakan untuk penilaian status gizi yang digunakan dalam
aplikasi pemantauan status gizi dan tumbuh kembang anak ada tiga: umur, berat
badan dan tinggi badan.
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang
sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang
mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12
bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan
penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran
massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
3
makanan
yang menurun. Berat badan paling banyak digunakan karena
hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu.
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat
dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.
Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi digunakan dalam
bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara masingmasingukuran
indikator antropometri yang umum digunakan untukmenilai status gizi adalah
BB/U, TB/U, dan BB/TB:
a. Indeks BB/U
Ιndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang,
dan otot, dan diantara beberapa macam indeksantropometri, indeks BB/U
merupakan indikator yang paling umumdigunakan. Indikator BB/U menunjukkan
secara sensitif status gizisaat ini (saat diukur) karena mudah berubahUntuk anak
pada umumnya, indeks ini merupakan cara bakuyang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan. Pengukuran berat badan menurut umur secara teratur dan dapat
dipergunakan sebagai indikator kurang gizi. Hasilpengukuran ini dapat
menunjukkan
keadaan
kurang
gizi
akut
ataugangguan-gangguan
yang
mengakibatkan laju pertumbuhanterhambat.
b. Indek TB/U
Tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan
berat badan . Oleh karena itu tinggi badanmenurut umur yang rendah biasanya
akibat dari keadaan kurang giziyang kronis, tetapi belum pasti memberikan
petunjuk bahwakonsumsi zat gizi pada waktu ini tidak cukupIndeks TB/U
disamping dapat memberikan gambaran tentangstatus gizi masa lampau juga lebih
erat kaitannya dengan masalahsosial ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973). Oleh
karena itu indeksTB/U selain digunakan sebagai indikator status gizi dapat
puladigunakan sebagai indikator perkembangan keadaan sosial ekonomi
masyarakat.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
4
c. Indeks BB/TB
Ukuran antropometri yang terbaik adalah menggunakan BB/TB atau BB/PB
karena dapat menggambarkan status gizi saat inidengan lebih sensitif dan spesifik.
Berat badan memiliki hubunganlinier dengan berat badan. dalam keadaan normal
akan searah denganpertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.indeks
BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini,
terlebih bila data umur akuratsulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB disebut
pula indikatorstatus gizi yang independen terhadap umur. Karena indeks
BB/TBdapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatifterhadap
indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks BB/U.
2.2 Pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pengukuran perkembangan pada anak usia 1-2 tahun
dapat
menggunakan
DDST.
DDST
yaitu
suatu
tes
untuk
melakukan
skrining/pemeriksaan terhadap perkembangan anak usia satu bulan sampai dengan
enam tahun. Fungsi DDST yaitu untuk mengkaji dan mengetahui tingkat
perkembangan anak, menstimulasi perkembangan anak, pedoman dalam
perawatan perkembangan anak dan mendeteksi diniketerlambatan perkembangan
anak. Waktu yang dibutuhkan 15-20menit. Aspek Perkembangan yang dinilai
terdiri dari 125 tugasperkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining
hanya berkisar 25-30 tugas dan ada empat sektor perkembangan yang dinilai,
yaitu:
a. Gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagiantubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapimemerlukan koordinasi yang cermat.
c. Perilaku sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
5
d. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
6
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Kertas
c. Kubus
d. Bola kecil
e. Kerincingan
f. Botol yang berisi manik-manik
3.2 Cara Kerja
a. Mengetahui data berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin
probandus.
b. Melihat nilai median BB, dan SD berdasarkan jenis kelamin dan
umur.
c. Menentukan nilai Z-score.
d. Memasukkan nilai Z-Score pada kurva atau tabel Z-score..
e. Mengetahui tanggal lahir probandus.
f. Menarik garis vertikal pada lembar DDST sesuai denngan umur anak
yang memotong tugas-tugas perkembangan motorik.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
7
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Pengukuran Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun
Probandus 1
Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana
Umur : 17 Bulan
TB
: 80 cm
BB
: 11 kg
TL
: 19 November 2011
Ditanya:
a)
BB
U
=
=
=
BB rill−BB median
SD Lower/Upper
11 kg−10,7
14,9−13,4
0,3
1,5
= 0,2 (Gizi Baik)
b)
TB
U
=
TB rill−TB median
=
80 cm −74,5
=
SD Lower/Upper
81,5 – 79,2
5,5
2,3
= 2,3 (Gizi Lebih)
c)
BB
TB
=
=
=
BB rill − BB median
SD Lower/Upper
11 kg – 10,6
13,7 −12,6
0,4
1,1
= 0,3 (Gizi Baik)
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
8
Probandus 2
Nama : Zakia Safiratul U.
Umur : 17 Bulan
TB
: 75 cm
BB
: 11 kg
TL
: 26 Desember 2011
Ditanya:
a)
BB
U
=
=
=
BB rill−BB median
SD Lower/Upper
11 kg − 10,0
14,8 − 12,9
1
1,9
= 0,5 (Gizi Baik)
b)
TB
U
=
TB rill−TB median
=
80 cm − 72,8
=
SD Lower/Upper
80,3 – 77,8
7,2
2,5
= 2,88 (Gizi Lebih)
c)
BB
TB
=
=
=
BB rill − BB median
SD Lower/Upper
11 kg – 10,2
13,6 −12,3
0,8
1,3
= 0,6 (Gizi Baik)
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
9
4.2 Pengukuran Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun
Probandus 1
Nama : Dalu Padang Danis Suara Pradana.
Motorik Kasar
Naik Tangga
Pencapaian
Lulus
Motorik Halus
Menyusun
Menara
Pencapaian
4
Lulus
Mengeluarkan Manik dari
Lulus
Kubus
Menendang Bola
Lulus
Botol
Melempar Bola
Lulus
Probandus 2
Nama : Zakia Safiratul U.
Motorik Kasar
Naik Tangga
Pencapaian
Lulus
Motorik Halus
Menyusun
Menara
Pencapaian
4
Lulus
Mengeluarkan Manik dari
Gagal
Kubus
Menendang Bola
Lulus
Botol
Melempar Bola
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
Lulus
BIOLOGI
10
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo,
1996). Pengukuran status gizi usia 1-2 tahun menggunakan probandus pertama
bernama “Dalu Padang Danis Suara Pradana” dengan umur 17 bulan, tinggi
badan 80 cm, dan berat badan 11 kg. Pada indeks BB/U diketahui BB real > BB
median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status
gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik karena hasil BB/U
yaitu 0,2 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi indeks TB/U diketahui
TB real > TB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan
demikian status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah gizi lebih
karena hasil TB/U yaitu 2,3 > 2. Pada indeks BB/TB diketahui BB real > BB
median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan demikian status
gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan adalah gizi baik karena hasil
BB/TB yaitu 0,3 (-2 s/d +2).
Sedangkan probandus kedua bernama Zakiya Safirotul dengan umur 17
bulan, berat badan 11 kg, dan tinggi badan 75 cm. Pada indeks BB/U diketahui
BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD upper, dengan
demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut umur adalah gizi baik
karena hasil BB/U yaitu 0,5 (-2 s/d 2 = baik). Pada pengukuran status gizi
indeks TB/U diketahui TB real > TB median sehingga perhitungan
menggunakan SD upper, dengan demikian status gizi berdasarkan tinggi badan
menurut umur adalah gizi lebih karena hasil TB/U yaitu 2,88> 2. Pada indeks
BB/TB diketahui BB real > BB median sehingga perhitungan menggunakan SD
upper, dengan demikian status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi
badan adalah gizi baik karena hasil BB/TB yaitu 0,6 (-2 s/d +2).
5.2 Pengukuran perkembangan motorik pada anak usia 1-2 tahun
Ciri-ciri perkembangan pada masa balita terutama pada tiga tahun pertama
kehidupan, yang ditandai dengan pertumbuhan danperkembangan sel-sel otak
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
11
masih berlangsung dan terjadi pertumbuhanserabut-serabut saraf dan cabangcabangnya.
Pada probandus pertama yang bernama “ Dalu Padang Danis Suara Pradana”
menghasilkan pencapaian lulus 100 % pada motorik kasar dan halus karena anak
tersebut melakukan tugas-tugas yang diperintahkan penguji dengan baik.
Sedangkan pada probandus kedua menghasilkan pencapaian lulus 100% pada
motorik kasar karena anak tersebut melakukan tugas dengan baik, namun pada
perkembangan motorik halus anak tersebut hanya melakukan tugas menyusun
menara 4 kubus dengan baik, dan tidak dapat menegeluarkan manik dari botol
dengan ujung jempol dan jari telunjuknya.
Kemampuan perkembangan motorik itu bukan hanya melibatkan otot,
melainkan
melibatkan
jugafungsi-fungsi
atau
modalitas
otak
lainnya,
sepertiemosi, auditori visual, kognitif, keterampilan, dankemampuan mengingat
gerak yang sesuai dengantahapan tumbuh kembang otak anak.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
12
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pada pengamatan pengukuran status gizi pada anak usia 1-2 tahun dengan
menggunakan 2 probandus berdasarkan indeks BB/U dan BB/TB masuk
kedalam kategori gizi baik, sedangkan berdasarkan TB/U masuk kedalam
kategori gizi lebih.
2. Pada pengamatan pengukuran perkembangan motorik anak usia 1-2 tahun
dapat disimpulkan bahwa probandus pertama memiliki pencapaian yang
sangat baik, sedangkan pada probandus kedua pencapaiannya kurang baik
karena ada beberapa tugas yang tidak dapat dilakukan.
6.2 Saran
Orang tua diharapkan memperhatikan status gizi dan perkembangan anak
karena dapat meminimalkan gangguan untuk perkembangan balita di
kemudian hari.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI
13
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I.D.N. (2002). Penilaian Status Gizi: EGC. Jakarta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta.
Jakarta
Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Jakarta
Abunain Djumadias .1990. Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status
Gizi. Puslitbang Gizi: Bogor.
MOH. IMAM BAHRUL ULUM
BIOLOGI