P26. KD 3.10 Perjuangan militer bangsa I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok

: Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Yogyakarta
: Sejarah Wajib
: XI/ II
: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman 
Belanda

Sub Materi Pokok

: Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda 

Alokasi Waktu: 2 x 45 =90 Menit
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1.

2.
3.

Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia
Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.10 Menganalisis strategi dan 3.10.1 Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan
bentuk perjuangan bangsa
tujuan kedatangan Sekutu dan Belanda ke
Indonesia dalam upaya
Indonesia
mempertahankan
3.10.2 Menganalisis strategi militer dan bentuk

kemerdekaan dari ancaman
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
Sekutu dan Belanda
mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda
4.10

Mengolah informasi
tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Sekutu dan Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah

4.10.1 Membuat karya tulis (artikel) tentang
strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan

kemerdekaan dari ancaman Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah

C. Materi Pembelajaran:
1. Materi
Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Fakta
- Perlawanan Militer

Konsep
- Militer
- Perang
- Strategi
Prosedur
- Sebab-akibat
- perubahan

Prinsip
- Kemerdekaan
- Harga Diri

D. Metode Pembelajaran:
1. Metode Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
3. Pendekatan

: Diskusi, Presentasi, kuis dan penugasan
: Students Team Achievment Divisions (STAD)
: Saintifik

E. Media dan Alat Pembelajaran
1. Power point
2. Gambar-gambar yang relevan
3. Video tentang Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi 
ancaman Belanda

4.
5.

Laptop

LCD projector

Sumber Belajar
1. Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah
Indonesia : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013. viii, 168 hlm. : ilus. ; 25 cm..

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Penda
hulua
n

Deskripsi











Kegiat
an Inti

Abstraksi
Waktu
10 menit

Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengabsensi peserta didik.
Menyiapkan
sarana
pembelajaran.
Guru
menyampaikan topik tentang “Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi   ancaman

Belanda”.
Untuk memberikan stimulus, guru memberikan
pertanyaan “selain strategi diplomasi, strategi lain
apa yang digunakan bangsa Indonesia dalam
menghadapi Belanda yang ingin menjajah
kembali Indonesia ?”
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
Menyampaikan arti penting mempelajari tentang
“Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi
ancaman Belanda”
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok (I,
II, III, IV dan V)
1. Mengamati
65 menit
- Guru menayangkan video tentang materi
yang akan dipelajari
- Peserta didik memperhatikan(mengamati)
video tersebut
2. Menanya

- Guru bertanya kepada peserta didik apa yang
didapat dari video yang sudah ditayangkan
- Peserta didik diberikan waktu untuk
bertanya tentang video yang sudah
ditayangkan oleh guru
3. Menalar
- Guru menyajikan materi pembelajaran

secara singkat
- Peserta didik diminta untuk berfikir tentang
permasalahan yang disampaikan guru
- Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal –hal yang
berkaitan dengan video yang telah di
tayangkan (menalar)
4. Mengumpulkan informasi
- Peserta didik diminta mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing dengan membaca
sumber-sumber dari buku sumber dan
internet (mencoba/experimenting)

5.Mengasosiasi
- Guru memberikan tes/soal kepada seluruh
peserta didik
- Setiap peserta didik mengerjakan soal-soal
secara individual
- Peserta didik mendiskusikan jawaban
mereka
kepada
masing-masing
kelompoknya
- Guru memberikan kuis
- Guru memberikan skor kepada kelompok
peserta didik yang bias menjawab kuis
tersebut
6.Mengkomunikasikan
- Kelompok yang sudah mengerti dapat
menjelaskan
(mempresentasikan)
pada
anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti
- Guru memberikan skor total yang
didapatkan masing-masing kelompok
- Guru memberi kesimpulan
Penutu
p

 Evaluasi (Soal terlampir)
 Refleksi
Sebagai refleksi, guru mengajak siswa untuk
menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman
Belanda”.
 Peserta didik diberi tugas untuk Menyajikan Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman 

15 menit

Belanda


dalam bentuk tulisan
 Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang: “Strategi diplomasi Indonesia menghadapi
Penjajahan kembali Indonesia”
 Kegiatan diakhiri dengan salam.
G. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : skala sikap (ceklist)
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Uraian
b) Instrumen :Soal Uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk
: Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : Skala Nilai Observasi
c) Karya ilmiah: Kumpulan tugas siswa

Lampiran 1
Materi pokok

: “Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda”.

Setelah   Indonesia   meerdeka,   Indonesia   masih   harus   menghadapi   Belanda
yang hendak merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Akibatya, terjadilah
konflik antara Indonesia dengan Belanda.
Faktor Penyebab Konflik Indonesia­Belanda:

1. Keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia.
               Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada
tanggal   15   Agustus   1945,   Belanda   langsung   bersiap­siap   untuk   kembali
menguasai   bekas   jajahannya.   Ini   menjadi   salah   satu   penyebab   konflik
Indonesia­Belanda   setelah   proklamasi   kemerdekaan.   Sebenarnya   Belanda
tidak memiliki hak apapun lagi atas wilayah Indonesia. 
                Pemerintah   Hindia­Belanda   telah   menandatangani   dokumen   pada
tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, yang menyatakan bahwa mereka menyerah
tanpa   syarat   kepada   bala   tentara   Jepang   dan   Belanda   telah   menyerahkan
seluruh wilayah Hindia­Belanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.
2. Adanya dukungan tentara sekutu terhadap Belanda.
               Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menandatangani Civil Affairs
Agreement (CAA) pada tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya perjanjian tentang
penyerahan   wilayah   Indonesia   yang   telah   dibersihkan   dari   tentara   Jepang.
Penyerahan ini dilakukan Inggris kepada Belanda lewat Netherland Indies Civil
Administration (NICA). 
         Pasukan Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus menerima
penyerahan   kekuasaan   dari   tangan   bangsa   Jepang.   Kedatangan   Sekutu   ke
Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia. Akan
tetapi,   setelah   diketahui   mereka   datang   disertai   orang­orang   NICA,   sikap
rakyat   Indonesia   berubah   menjadi   penuh   kecurigaan   dan   bahkan   akhirnya
bermusuhan. 
         Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakan kembali
kekuasaannya.   Situasi   berubah   memburuk   tatkala   NICA   mempersenjatai

kembali   bekas   anggota   KNIL   (Koninklijk   Netherlands   Indies   Leger).   Satuan­
satuan   KNIL   yang   telah   dibebaskan   Jepang   kemudian   bergabung   dengan
tentara NICA. Di berbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris atau
Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin
nasional.

3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan.
               Pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yang
diwakili sang dwi tunggal menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
18 Agustus 1945, Ir. Soerkarno sebagai Presiden didampingi Drs. Moh Hatta
sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian membentuk kabinet untuk
melaksanakan   roda   pemerintahan   Republik   Indonesia.   Selain   itu,   juga
ditunjuk gubernur­gubernur yang mengepalai beberapa provinsi. 

        Dengan demikian, tiga syarat perbentukan suatu negara telah terpenuhi
di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh sebab
itu,   seluruh   elemen   bangsa   Indonesia   berusaha   mempertahankan   negara
Indonesia   yang   telah   berdiri   sah.   Hal   tersebut   menjadi   penyebab   konflik
Indonesia­Belanda   setelah   proklamasi   kemerdekaan   dari   sisi   bangsa
Indonesia.
    
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
               Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia
memakai   dua   strategi   dalam   menghadapi   usaha   Belanda   yang   hendak
menguasai   Indonesia,   yaitu   lewat   perjuangan   bersenjata   dan   perjuangan
diplomasi. 

2. Perjuangan Bersenjata (militer)
a). Pertempuran 10 November
Surabaya   merupakan   kota   Pahlawan.   Surabaya   menjadi   ajang   pertempuran
yang   paling   hebat   selama   revolusi  mempertahankan  kemerdekaan,   sehingga
menjadi   lambang   perlawanan   nasional.   Peristiwa   di   Surabaya   merupakan

rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945   terjadi   pertempuran   yang   hebat   di   Gedung   Bank   Internasional   di
Jembatan   Merah.   Pertempuran   itu   menewaskan   Brigjen   Mallaby.   Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya   menyerah   kepada   Sekutu.   Secara   resmi   rakyat   Surabaya,   yang
diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal
10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri
dengan   senjata­senjata   berat   dan   menyerbu   Surabaya   dari   darat,   laut,   dan
udara.
               Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo
memimpin   rakyat   dengan   berpidato   membangkitkan   semangat   lewat   radio.
Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut,
banyak sekali rakyat Surabaya yang gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya
berdampak   luas   di   kalangan   Internasional,   bahkan   masuk   dalam   agenda
sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7­13 Februari 1946.

b). Palagan Ambarawa
               Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen  Bethel  di Semarang  pada   tanggal  20  Oktober  1945  untuk
membebaskan  tentara  Sekutu. Setelah  itu  menuju  Magelang  karena  Sekutu
diboncengi   oleh   NICA   dan   membebaskan   para   tawanan   Belanda   secara
sepihak,   maka   terjadilah   perlawanan   dari   TKR   dan   para   pemuda.   Pasukan
Inggris   akhirnya   terdesak   mundur   ke   Ambarawa.   Dalam   peristiwa   tersebut,
Letkol Isidiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman
terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember
1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampai Semarang.
Karena   jasanya,   maka   pada   tanggal   18   Desember   1945,   Kolonel   Sudirman
diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jenderal.

c). Bandung Lautan Api
               Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara

Republik   Indonesia)   membakar   rumah   mereka,   meninggalkan   kota   menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda   akan   menguasai   kota   Bandung   dan   menuntut   TRI     meninggalkan
Bandung. Hal ini dilakukan agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai
markas mereka.
         Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang
tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi
rakyat   tidak   sebanding   dengan   kekuatan   pihak   Sekutu   dan   NICA   yang
berjumlah besar.

d). Medan Area
        Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah   pimpinan   Brigadir   Jenderal   Ted   Kelly   diikuti   pasukan   NICA,   yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan
kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi
tawanan   dari   beberapa   kamp   di   luar   kota   Medan.   Dengan   dalih   menjaga
keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.

Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1.    Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang­wenang.
2.         Ulah   seorang   penghuni   hotel   yang   merampas   dan   menginjak­injak
lencana merah putih.
3.         Pemberian   batas   daerah   Medan   secara   sepihak   oleh   Sekutu   dengan
memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”
(Batas Resmi Medan Area) di sudut­sudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya:
1.    Melarang rakyat membawa senjata.
2.    Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.
               Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, pasukan
Sekutu   mengerahkan   kekuatannya   untuk   menggempur   kota   Medan   dan

sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh penjuang
RI dibawah koordinasi Kolonel Ahmad Tahir.

e). Peristiwa Merah Putih di Manado
        Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado. Para
pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII bersama laskar rakyat
dari   barisan   pejuang   melakukan   perebutan   kekuasaan   pemerintahan   di
Manado,   Tomohon,   dan   Minahasa.   Sekitar   600   orang   pasukan   dan   pejabat
Belanda   berhasil   ditahan.   Pada   tanggal   16   Februari   1946   mereka
mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh
Manado   telah   berada   di   tangan   Republik   Indonesia.   Untuk   memperkuat
kedudukan   Republik   Indonesia,   para   pemimpin   dan   pemuda   menyusun
pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin
oleh Mayor Waisan.
               Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir
selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi
diangkat   sebagai   Gubernur   Sulawesi   dan   bertugas   untuk   memperjuangkan
keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan
badan   perjuangan   pusat   keselamatan   rakyat.   Dr.   Sam   Ratulangi   membuat
petisi   yang   menyatakan   bahwa   seluruh   rakyat   Sulawesi   tidak   dapat
dipisahkan dari Republik Indonesia. Petisi tersebut ditandatangani oleh 540
pemuka   masyarakat   Sulawesi.   Oleh   karena   petisi   itu,   Sam   Ratulangi
ditangkap dan dibuang ke Serui oleh pihak Belanda.

f). Agresi Militer Belanda I
               Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana­
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer  I. Belanda  tidak
menyangka   bahwa   Amerika   Serikat   dan   Inggris   memberikan   reaksi   yang
negatif.   Australia   dan   India   mengajukan   masalah   Indonesia   ini   ke   Dewan
Keamanan PBB. 

         Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembak­menembak.   Untuk   mengawasi   genjatan   senjata,   PBB   membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1.   Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2.   Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby. 
3.   Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
                Tugas   utama   KTN   adalah   mengawasi   secara   langsung   penghentian
tembak­menembak   sesuai   dengan   Resolusi   Dewan   Keamanan   PBB.   KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain   itu   juga   mengembalikan   para   pemimpin   Republik   Indonesia   yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.

g). Agresi Militer Belanda II
               Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel   mengumumkan   bahwa   Belanda   tidak   terkait   lagi   dengan   perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk   melakukan   perang   gerilya.   Sebelum   Presiden   Soekarno   ditangkap
Belanda,   beliau   mengirimkan   mandat   lewat   radio   kepada   Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
        Untuk melakukan perlawanan kepada Belanda di Yogyakarta, maka TNI
melakukan serangan umum 01 Maret 1949 melalui penjuru, yang bertujuan
untuk   menguasai   kota   Yogyakarta   selama   enam   jam.     Reaksi   dari   agresi
militer Belanda II:
1.       Dari   dalam   negeri   :   Negara   Pasundan   dan   Negara   Indonesia   Timur
membubarkan diri dan menyerahkan mandat kembali ke Presiden RI. LN Palar
ditugasi pemerintah Indonesia untuk melaporkan agresi militer Belanda II.
2.   Dari luar negeri:

a.                       Negara Srilanka, India, dan Pakistan melarang kapal perang dan
pesawat terbang Belanda melintasi negaranya.
b.            Konferensi antara negara Asia di New Delhi menghasilkan resolusi
pemimpin RI  yang  ditahan Belanda  dibebaskan  dan tentara  Belanda  ditarik
mundur.
c.                       Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar kedua belah
pihak   melakukan   genjatan   sejata,   pimpinan   RI   yang   ditahan   Belanda
dibebaskan dan penyerahan kedaulatan kepada RIS segera dilaksanakan.

Lampiran 1
Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilian : Tes Tertulis (Essay)

Tujuan
Pembelajaran
Menjelaskan minimal 2 latar
belakang dan tujuan
kedatangan Belanda kembali
ke Indonesia

Menganalisis strategi militer
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Belanda

No
Soal

Soal

Sko
r

Jelaskanlah 2 latar belakang
terjadinya kedatangan Belanda
kembali ke Indonesia ?

30

Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan
Belanda kembali ke Indonesia?

30

Analisislah strategi militer dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan
dari ancaman Belanda

40

Jawaban :
1. Jelaskanlah 2 latarbelakang terjadinya kedatangan Belanda kembali ke Indonesia ?
a. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2 Tahun 1945.
b. Dikembalikannya Indonesia sebagai Jajahan Belanda (Sekutu)
2. Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia?
a. Melucuti tentara Jepang dan membebaskan para tentara Belanda yang
ditawan Jepang saat menduduki Indonesia
b. Menjajah kembali bangsa Indonesia
3. Analisislah strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda). 
a. Pertempuran 10 November
Surabaya   merupakan   kota   Pahlawan.   Surabaya   menjadi   ajang   pertempuran
yang   paling   hebat   selama   revolusi  mempertahankan  kemerdekaan,   sehingga

menjadi   lambang   perlawanan   nasional.   Peristiwa   di   Surabaya   merupakan
rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945   terjadi   pertempuran   yang   hebat   di   Gedung   Bank   Internasional   di
Jembatan   Merah.   Pertempuran   itu   menewaskan   Brigjen   Mallaby.   Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu. 

b). Palagan Ambarawa
               Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen  Bethel  di Semarang  pada   tanggal  20  Oktober  1945  untuk
membebaskan tentara Sekutu. 

c). Bandung Lautan Api
               Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara
Republik   Indonesia)   membakar   rumah   mereka,   meninggalkan   kota   menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda   akan   menguasai   kota   Bandung   dan   menuntut   TRI     meninggalkan
Bandung. 

d). Medan Area
        Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah   pimpinan   Brigadir   Jenderal   Ted   Kelly   diikuti   pasukan   NICA,   yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling. 

e). Peristiwa Merah Putih di Manado
        Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado. 
f). Agresi Militer Belanda I

               Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana­
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer  I. Belanda  tidak
menyangka   bahwa   Amerika   Serikat   dan   Inggris   memberikan   reaksi   yang
negatif.   Australia   dan   India   mengajukan   masalah   Indonesia   ini   ke   Dewan
Keamanan PBB. 
         Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembak­menembak.   Untuk   mengawasi   genjatan   senjata,   PBB   membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1.   Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2.   Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby. 
3.   Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
                Tugas   utama   KTN   adalah   mengawasi   secara   langsung   penghentian
tembak­menembak   sesuai   dengan   Resolusi   Dewan   Keamanan   PBB.   KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain   itu   juga   mengembalikan   para   pemimpin   Republik   Indonesia   yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.

g). Agresi Militer Belanda II
               Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel   mengumumkan   bahwa   Belanda   tidak   terkait   lagi   dengan   perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk   melakukan   perang   gerilya.   Sebelum   Presiden   Soekarno   ditangkap
Belanda,   beliau   mengirimkan   mandat   lewat   radio   kepada   Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
        

Lampiran 2
Penilaian Keterampilan
A. Instrumen Penilaian Keterampilan :
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk
portofolio.

Soal
Buatlah karya tulis
(artikel) tentang strategi
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan
dari
ancaman
Belanda
dalam
bentuk
portofolio.

Kategori
1
Terdapat > 2
kesalahan
membuat
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda

2
Terdapat
2
kesalahan
dalam
pembuatan
karya
tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda

3
Ada 1
kesahalan
dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahank
an
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda

4
Tepat dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda

Keterangan:



Skor 4,3,2,1 sesuai kategori yang ditentukan. (lihat pada instrument penilaian)
Nilai ditentukan dari rata-rata setiap komponen penilaian



Catatan perbaikan diisi dengan komponen 2 yang kurang pada setiap tugas

Lampiran 3
Penilaian Keterampilan:

B. Instrumen Portofolio
Buatlah karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
Mata Pelajaran
Kelas / Semester

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

:
:

Sejarah
XI / 2

Nama Peserta Didik

Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan

:
:

2016/2017

Relevansi

Kelengkapan

Kebahasaan

1–4

1–4

1–4

1–4

3

4

3

4

Isi

Jumlah
Skor

14

Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi)
bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan
mengamati.

Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit
sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan
mudah dipahami).

Kriteria Penilaian
NA :

Skor perolehan
Skor Maksimal

X 100

14/16 X 100 : 87,5
Kriteria Penilaian :
• 81 – 100 = 4
• 51 – 65 = 2
• 66 – 80 = 3
• 0 - 50 = 1
ketentuan :
 Peserta didik dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai ≥ KKM (75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi
 Peserta didik yang mencapai ≥ KKM diberikan pengayaan

Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Materi Pokok
: Strategi Militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Kelas
: XI
Kelompok
: ......
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1.
………………………………………………
…………
2.
………………………………………………
…………
Tujuan Pembelajaran :
1.
Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
2.
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
3.
Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
4.
Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
5.
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis
6.
Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio