P26. KD 3.10 Perjuangan militer bangsa I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok
: Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Yogyakarta
: Sejarah Wajib
: XI/ II
: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman
Belanda
Sub Materi Pokok
: Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Alokasi Waktu: 2 x 45 =90 Menit
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1.
2.
3.
Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia
Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.10 Menganalisis strategi dan 3.10.1 Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan
bentuk perjuangan bangsa
tujuan kedatangan Sekutu dan Belanda ke
Indonesia dalam upaya
Indonesia
mempertahankan
3.10.2 Menganalisis strategi militer dan bentuk
kemerdekaan dari ancaman
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
Sekutu dan Belanda
mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda
4.10
Mengolah informasi
tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Sekutu dan Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
4.10.1 Membuat karya tulis (artikel) tentang
strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. Materi Pembelajaran:
1. Materi
Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Fakta
- Perlawanan Militer
Konsep
- Militer
- Perang
- Strategi
Prosedur
- Sebab-akibat
- perubahan
Prinsip
- Kemerdekaan
- Harga Diri
D. Metode Pembelajaran:
1. Metode Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
3. Pendekatan
: Diskusi, Presentasi, kuis dan penugasan
: Students Team Achievment Divisions (STAD)
: Saintifik
E. Media dan Alat Pembelajaran
1. Power point
2. Gambar-gambar yang relevan
3. Video tentang Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi
ancaman Belanda
4.
5.
Laptop
LCD projector
Sumber Belajar
1. Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah
Indonesia : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013. viii, 168 hlm. : ilus. ; 25 cm..
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Penda
hulua
n
Deskripsi
Kegiat
an Inti
Abstraksi
Waktu
10 menit
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengabsensi peserta didik.
Menyiapkan
sarana
pembelajaran.
Guru
menyampaikan topik tentang “Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi ancaman
Belanda”.
Untuk memberikan stimulus, guru memberikan
pertanyaan “selain strategi diplomasi, strategi lain
apa yang digunakan bangsa Indonesia dalam
menghadapi Belanda yang ingin menjajah
kembali Indonesia ?”
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
Menyampaikan arti penting mempelajari tentang
“Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi
ancaman Belanda”
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok (I,
II, III, IV dan V)
1. Mengamati
65 menit
- Guru menayangkan video tentang materi
yang akan dipelajari
- Peserta didik memperhatikan(mengamati)
video tersebut
2. Menanya
- Guru bertanya kepada peserta didik apa yang
didapat dari video yang sudah ditayangkan
- Peserta didik diberikan waktu untuk
bertanya tentang video yang sudah
ditayangkan oleh guru
3. Menalar
- Guru menyajikan materi pembelajaran
secara singkat
- Peserta didik diminta untuk berfikir tentang
permasalahan yang disampaikan guru
- Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal –hal yang
berkaitan dengan video yang telah di
tayangkan (menalar)
4. Mengumpulkan informasi
- Peserta didik diminta mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing dengan membaca
sumber-sumber dari buku sumber dan
internet (mencoba/experimenting)
5.Mengasosiasi
- Guru memberikan tes/soal kepada seluruh
peserta didik
- Setiap peserta didik mengerjakan soal-soal
secara individual
- Peserta didik mendiskusikan jawaban
mereka
kepada
masing-masing
kelompoknya
- Guru memberikan kuis
- Guru memberikan skor kepada kelompok
peserta didik yang bias menjawab kuis
tersebut
6.Mengkomunikasikan
- Kelompok yang sudah mengerti dapat
menjelaskan
(mempresentasikan)
pada
anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti
- Guru memberikan skor total yang
didapatkan masing-masing kelompok
- Guru memberi kesimpulan
Penutu
p
Evaluasi (Soal terlampir)
Refleksi
Sebagai refleksi, guru mengajak siswa untuk
menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman
Belanda”.
Peserta didik diberi tugas untuk Menyajikan Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman
15 menit
Belanda
dalam bentuk tulisan
Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang: “Strategi diplomasi Indonesia menghadapi
Penjajahan kembali Indonesia”
Kegiatan diakhiri dengan salam.
G. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : skala sikap (ceklist)
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Uraian
b) Instrumen :Soal Uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk
: Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : Skala Nilai Observasi
c) Karya ilmiah: Kumpulan tugas siswa
Lampiran 1
Materi pokok
: “Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda”.
Setelah Indonesia meerdeka, Indonesia masih harus menghadapi Belanda
yang hendak merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Akibatya, terjadilah
konflik antara Indonesia dengan Belanda.
Faktor Penyebab Konflik IndonesiaBelanda:
1. Keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia.
Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada
tanggal 15 Agustus 1945, Belanda langsung bersiapsiap untuk kembali
menguasai bekas jajahannya. Ini menjadi salah satu penyebab konflik
IndonesiaBelanda setelah proklamasi kemerdekaan. Sebenarnya Belanda
tidak memiliki hak apapun lagi atas wilayah Indonesia.
Pemerintah HindiaBelanda telah menandatangani dokumen pada
tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, yang menyatakan bahwa mereka menyerah
tanpa syarat kepada bala tentara Jepang dan Belanda telah menyerahkan
seluruh wilayah HindiaBelanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.
2. Adanya dukungan tentara sekutu terhadap Belanda.
Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menandatangani Civil Affairs
Agreement (CAA) pada tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya perjanjian tentang
penyerahan wilayah Indonesia yang telah dibersihkan dari tentara Jepang.
Penyerahan ini dilakukan Inggris kepada Belanda lewat Netherland Indies Civil
Administration (NICA).
Pasukan Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus menerima
penyerahan kekuasaan dari tangan bangsa Jepang. Kedatangan Sekutu ke
Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia. Akan
tetapi, setelah diketahui mereka datang disertai orangorang NICA, sikap
rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya
bermusuhan.
Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakan kembali
kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai
kembali bekas anggota KNIL (Koninklijk Netherlands Indies Leger). Satuan
satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung dengan
tentara NICA. Di berbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris atau
Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin
nasional.
3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yang
diwakili sang dwi tunggal menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
18 Agustus 1945, Ir. Soerkarno sebagai Presiden didampingi Drs. Moh Hatta
sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian membentuk kabinet untuk
melaksanakan roda pemerintahan Republik Indonesia. Selain itu, juga
ditunjuk gubernurgubernur yang mengepalai beberapa provinsi.
Dengan demikian, tiga syarat perbentukan suatu negara telah terpenuhi
di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh sebab
itu, seluruh elemen bangsa Indonesia berusaha mempertahankan negara
Indonesia yang telah berdiri sah. Hal tersebut menjadi penyebab konflik
IndonesiaBelanda setelah proklamasi kemerdekaan dari sisi bangsa
Indonesia.
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia
memakai dua strategi dalam menghadapi usaha Belanda yang hendak
menguasai Indonesia, yaitu lewat perjuangan bersenjata dan perjuangan
diplomasi.
2. Perjuangan Bersenjata (militer)
a). Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga
menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan
rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang
diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal
10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri
dengan senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, dan
udara.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo
memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio.
Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut,
banyak sekali rakyat Surabaya yang gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya
berdampak luas di kalangan Internasional, bahkan masuk dalam agenda
sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 713 Februari 1946.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang karena Sekutu
diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara
sepihak, maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan
Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut,
Letkol Isidiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman
terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember
1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampai Semarang.
Karena jasanya, maka pada tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman
diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jenderal.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara
Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan
Bandung. Hal ini dilakukan agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai
markas mereka.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang
tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi
rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang
berjumlah besar.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan
kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi
tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengan dalih menjaga
keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenangwenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjakinjak
lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan
memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”
(Batas Resmi Medan Area) di sudutsudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya:
1. Melarang rakyat membawa senjata.
2. Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, pasukan
Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan
sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh penjuang
RI dibawah koordinasi Kolonel Ahmad Tahir.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado. Para
pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII bersama laskar rakyat
dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di
Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat
Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal 16 Februari 1946 mereka
mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh
Manado telah berada di tangan Republik Indonesia. Untuk memperkuat
kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun
pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin
oleh Mayor Waisan.
Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir
selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi
diangkat sebagai Gubernur Sulawesi dan bertugas untuk memperjuangkan
keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan
badan perjuangan pusat keselamatan rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat
petisi yang menyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat
dipisahkan dari Republik Indonesia. Petisi tersebut ditandatangani oleh 540
pemuka masyarakat Sulawesi. Oleh karena petisi itu, Sam Ratulangi
ditangkap dan dibuang ke Serui oleh pihak Belanda.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak
menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang
negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan
Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembakmenembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian
tembakmenembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap
Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
Untuk melakukan perlawanan kepada Belanda di Yogyakarta, maka TNI
melakukan serangan umum 01 Maret 1949 melalui penjuru, yang bertujuan
untuk menguasai kota Yogyakarta selama enam jam. Reaksi dari agresi
militer Belanda II:
1. Dari dalam negeri : Negara Pasundan dan Negara Indonesia Timur
membubarkan diri dan menyerahkan mandat kembali ke Presiden RI. LN Palar
ditugasi pemerintah Indonesia untuk melaporkan agresi militer Belanda II.
2. Dari luar negeri:
a. Negara Srilanka, India, dan Pakistan melarang kapal perang dan
pesawat terbang Belanda melintasi negaranya.
b. Konferensi antara negara Asia di New Delhi menghasilkan resolusi
pemimpin RI yang ditahan Belanda dibebaskan dan tentara Belanda ditarik
mundur.
c. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar kedua belah
pihak melakukan genjatan sejata, pimpinan RI yang ditahan Belanda
dibebaskan dan penyerahan kedaulatan kepada RIS segera dilaksanakan.
Lampiran 1
Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilian : Tes Tertulis (Essay)
Tujuan
Pembelajaran
Menjelaskan minimal 2 latar
belakang dan tujuan
kedatangan Belanda kembali
ke Indonesia
Menganalisis strategi militer
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Belanda
No
Soal
Soal
Sko
r
Jelaskanlah 2 latar belakang
terjadinya kedatangan Belanda
kembali ke Indonesia ?
30
Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan
Belanda kembali ke Indonesia?
30
Analisislah strategi militer dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan
dari ancaman Belanda
40
Jawaban :
1. Jelaskanlah 2 latarbelakang terjadinya kedatangan Belanda kembali ke Indonesia ?
a. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2 Tahun 1945.
b. Dikembalikannya Indonesia sebagai Jajahan Belanda (Sekutu)
2. Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia?
a. Melucuti tentara Jepang dan membebaskan para tentara Belanda yang
ditawan Jepang saat menduduki Indonesia
b. Menjajah kembali bangsa Indonesia
3. Analisislah strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda).
a. Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga
menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan
rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara
Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan
Bandung.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak
menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang
negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan
Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembakmenembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian
tembakmenembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap
Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
Lampiran 2
Penilaian Keterampilan
A. Instrumen Penilaian Keterampilan :
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk
portofolio.
Soal
Buatlah karya tulis
(artikel) tentang strategi
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan
dari
ancaman
Belanda
dalam
bentuk
portofolio.
Kategori
1
Terdapat > 2
kesalahan
membuat
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
2
Terdapat
2
kesalahan
dalam
pembuatan
karya
tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
3
Ada 1
kesahalan
dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahank
an
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
4
Tepat dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
Keterangan:
Skor 4,3,2,1 sesuai kategori yang ditentukan. (lihat pada instrument penilaian)
Nilai ditentukan dari rata-rata setiap komponen penilaian
Catatan perbaikan diisi dengan komponen 2 yang kurang pada setiap tugas
Lampiran 3
Penilaian Keterampilan:
B. Instrumen Portofolio
Buatlah karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
:
:
Sejarah
XI / 2
Nama Peserta Didik
Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan
:
:
2016/2017
Relevansi
Kelengkapan
Kebahasaan
1–4
1–4
1–4
1–4
3
4
3
4
Isi
Jumlah
Skor
14
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi)
bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan
mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit
sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan
mudah dipahami).
Kriteria Penilaian
NA :
Skor perolehan
Skor Maksimal
X 100
14/16 X 100 : 87,5
Kriteria Penilaian :
• 81 – 100 = 4
• 51 – 65 = 2
• 66 – 80 = 3
• 0 - 50 = 1
ketentuan :
Peserta didik dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai ≥ KKM (75)
Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi
Peserta didik yang mencapai ≥ KKM diberikan pengayaan
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Materi Pokok
: Strategi Militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Kelas
: XI
Kelompok
: ......
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1.
………………………………………………
…………
2.
………………………………………………
…………
Tujuan Pembelajaran :
1.
Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
2.
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
3.
Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
4.
Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
5.
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis
6.
Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok
: Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Yogyakarta
: Sejarah Wajib
: XI/ II
: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman
Belanda
Sub Materi Pokok
: Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Alokasi Waktu: 2 x 45 =90 Menit
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1.
2.
3.
Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia
Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.10 Menganalisis strategi dan 3.10.1 Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan
bentuk perjuangan bangsa
tujuan kedatangan Sekutu dan Belanda ke
Indonesia dalam upaya
Indonesia
mempertahankan
3.10.2 Menganalisis strategi militer dan bentuk
kemerdekaan dari ancaman
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
Sekutu dan Belanda
mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Belanda
4.10
Mengolah informasi
tentang strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Sekutu dan Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
4.10.1 Membuat karya tulis (artikel) tentang
strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Belanda dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. Materi Pembelajaran:
1. Materi
Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Fakta
- Perlawanan Militer
Konsep
- Militer
- Perang
- Strategi
Prosedur
- Sebab-akibat
- perubahan
Prinsip
- Kemerdekaan
- Harga Diri
D. Metode Pembelajaran:
1. Metode Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
3. Pendekatan
: Diskusi, Presentasi, kuis dan penugasan
: Students Team Achievment Divisions (STAD)
: Saintifik
E. Media dan Alat Pembelajaran
1. Power point
2. Gambar-gambar yang relevan
3. Video tentang Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi
ancaman Belanda
4.
5.
Laptop
LCD projector
Sumber Belajar
1. Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah
Indonesia : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013. viii, 168 hlm. : ilus. ; 25 cm..
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Penda
hulua
n
Deskripsi
Kegiat
an Inti
Abstraksi
Waktu
10 menit
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengabsensi peserta didik.
Menyiapkan
sarana
pembelajaran.
Guru
menyampaikan topik tentang “Strategi Militer
bangsa Indonesia menghadapi ancaman
Belanda”.
Untuk memberikan stimulus, guru memberikan
pertanyaan “selain strategi diplomasi, strategi lain
apa yang digunakan bangsa Indonesia dalam
menghadapi Belanda yang ingin menjajah
kembali Indonesia ?”
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
Menyampaikan arti penting mempelajari tentang
“Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi
ancaman Belanda”
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok (I,
II, III, IV dan V)
1. Mengamati
65 menit
- Guru menayangkan video tentang materi
yang akan dipelajari
- Peserta didik memperhatikan(mengamati)
video tersebut
2. Menanya
- Guru bertanya kepada peserta didik apa yang
didapat dari video yang sudah ditayangkan
- Peserta didik diberikan waktu untuk
bertanya tentang video yang sudah
ditayangkan oleh guru
3. Menalar
- Guru menyajikan materi pembelajaran
secara singkat
- Peserta didik diminta untuk berfikir tentang
permasalahan yang disampaikan guru
- Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal –hal yang
berkaitan dengan video yang telah di
tayangkan (menalar)
4. Mengumpulkan informasi
- Peserta didik diminta mengutarakan hasil
pemikiran masing-masing dengan membaca
sumber-sumber dari buku sumber dan
internet (mencoba/experimenting)
5.Mengasosiasi
- Guru memberikan tes/soal kepada seluruh
peserta didik
- Setiap peserta didik mengerjakan soal-soal
secara individual
- Peserta didik mendiskusikan jawaban
mereka
kepada
masing-masing
kelompoknya
- Guru memberikan kuis
- Guru memberikan skor kepada kelompok
peserta didik yang bias menjawab kuis
tersebut
6.Mengkomunikasikan
- Kelompok yang sudah mengerti dapat
menjelaskan
(mempresentasikan)
pada
anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti
- Guru memberikan skor total yang
didapatkan masing-masing kelompok
- Guru memberi kesimpulan
Penutu
p
Evaluasi (Soal terlampir)
Refleksi
Sebagai refleksi, guru mengajak siswa untuk
menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman
Belanda”.
Peserta didik diberi tugas untuk Menyajikan Strategi
Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman
15 menit
Belanda
dalam bentuk tulisan
Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang: “Strategi diplomasi Indonesia menghadapi
Penjajahan kembali Indonesia”
Kegiatan diakhiri dengan salam.
G. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
3) Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
b) Instrumen : skala sikap (ceklist)
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Uraian
b) Instrumen :Soal Uraian
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk
: Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : Skala Nilai Observasi
c) Karya ilmiah: Kumpulan tugas siswa
Lampiran 1
Materi pokok
: “Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda”.
Setelah Indonesia meerdeka, Indonesia masih harus menghadapi Belanda
yang hendak merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Akibatya, terjadilah
konflik antara Indonesia dengan Belanda.
Faktor Penyebab Konflik IndonesiaBelanda:
1. Keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia.
Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada
tanggal 15 Agustus 1945, Belanda langsung bersiapsiap untuk kembali
menguasai bekas jajahannya. Ini menjadi salah satu penyebab konflik
IndonesiaBelanda setelah proklamasi kemerdekaan. Sebenarnya Belanda
tidak memiliki hak apapun lagi atas wilayah Indonesia.
Pemerintah HindiaBelanda telah menandatangani dokumen pada
tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, yang menyatakan bahwa mereka menyerah
tanpa syarat kepada bala tentara Jepang dan Belanda telah menyerahkan
seluruh wilayah HindiaBelanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.
2. Adanya dukungan tentara sekutu terhadap Belanda.
Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menandatangani Civil Affairs
Agreement (CAA) pada tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya perjanjian tentang
penyerahan wilayah Indonesia yang telah dibersihkan dari tentara Jepang.
Penyerahan ini dilakukan Inggris kepada Belanda lewat Netherland Indies Civil
Administration (NICA).
Pasukan Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus menerima
penyerahan kekuasaan dari tangan bangsa Jepang. Kedatangan Sekutu ke
Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia. Akan
tetapi, setelah diketahui mereka datang disertai orangorang NICA, sikap
rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya
bermusuhan.
Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakan kembali
kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai
kembali bekas anggota KNIL (Koninklijk Netherlands Indies Leger). Satuan
satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung dengan
tentara NICA. Di berbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris atau
Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin
nasional.
3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yang
diwakili sang dwi tunggal menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
18 Agustus 1945, Ir. Soerkarno sebagai Presiden didampingi Drs. Moh Hatta
sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian membentuk kabinet untuk
melaksanakan roda pemerintahan Republik Indonesia. Selain itu, juga
ditunjuk gubernurgubernur yang mengepalai beberapa provinsi.
Dengan demikian, tiga syarat perbentukan suatu negara telah terpenuhi
di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh sebab
itu, seluruh elemen bangsa Indonesia berusaha mempertahankan negara
Indonesia yang telah berdiri sah. Hal tersebut menjadi penyebab konflik
IndonesiaBelanda setelah proklamasi kemerdekaan dari sisi bangsa
Indonesia.
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia
memakai dua strategi dalam menghadapi usaha Belanda yang hendak
menguasai Indonesia, yaitu lewat perjuangan bersenjata dan perjuangan
diplomasi.
2. Perjuangan Bersenjata (militer)
a). Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga
menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan
rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang
diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal
10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri
dengan senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, dan
udara.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo
memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio.
Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut,
banyak sekali rakyat Surabaya yang gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya
berdampak luas di kalangan Internasional, bahkan masuk dalam agenda
sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 713 Februari 1946.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang karena Sekutu
diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara
sepihak, maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan
Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut,
Letkol Isidiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman
terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember
1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampai Semarang.
Karena jasanya, maka pada tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman
diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jenderal.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara
Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan
Bandung. Hal ini dilakukan agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai
markas mereka.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang
tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi
rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang
berjumlah besar.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan
kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi
tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengan dalih menjaga
keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenangwenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjakinjak
lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan
memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area”
(Batas Resmi Medan Area) di sudutsudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya:
1. Melarang rakyat membawa senjata.
2. Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, pasukan
Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan
sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh penjuang
RI dibawah koordinasi Kolonel Ahmad Tahir.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado. Para
pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII bersama laskar rakyat
dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di
Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat
Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal 16 Februari 1946 mereka
mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh
Manado telah berada di tangan Republik Indonesia. Untuk memperkuat
kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun
pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin
oleh Mayor Waisan.
Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir
selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi
diangkat sebagai Gubernur Sulawesi dan bertugas untuk memperjuangkan
keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan
badan perjuangan pusat keselamatan rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat
petisi yang menyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat
dipisahkan dari Republik Indonesia. Petisi tersebut ditandatangani oleh 540
pemuka masyarakat Sulawesi. Oleh karena petisi itu, Sam Ratulangi
ditangkap dan dibuang ke Serui oleh pihak Belanda.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak
menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang
negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan
Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembakmenembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian
tembakmenembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap
Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
Untuk melakukan perlawanan kepada Belanda di Yogyakarta, maka TNI
melakukan serangan umum 01 Maret 1949 melalui penjuru, yang bertujuan
untuk menguasai kota Yogyakarta selama enam jam. Reaksi dari agresi
militer Belanda II:
1. Dari dalam negeri : Negara Pasundan dan Negara Indonesia Timur
membubarkan diri dan menyerahkan mandat kembali ke Presiden RI. LN Palar
ditugasi pemerintah Indonesia untuk melaporkan agresi militer Belanda II.
2. Dari luar negeri:
a. Negara Srilanka, India, dan Pakistan melarang kapal perang dan
pesawat terbang Belanda melintasi negaranya.
b. Konferensi antara negara Asia di New Delhi menghasilkan resolusi
pemimpin RI yang ditahan Belanda dibebaskan dan tentara Belanda ditarik
mundur.
c. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar kedua belah
pihak melakukan genjatan sejata, pimpinan RI yang ditahan Belanda
dibebaskan dan penyerahan kedaulatan kepada RIS segera dilaksanakan.
Lampiran 1
Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilian : Tes Tertulis (Essay)
Tujuan
Pembelajaran
Menjelaskan minimal 2 latar
belakang dan tujuan
kedatangan Belanda kembali
ke Indonesia
Menganalisis strategi militer
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman
Belanda
No
Soal
Soal
Sko
r
Jelaskanlah 2 latar belakang
terjadinya kedatangan Belanda
kembali ke Indonesia ?
30
Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan
Belanda kembali ke Indonesia?
30
Analisislah strategi militer dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan
dari ancaman Belanda
40
Jawaban :
1. Jelaskanlah 2 latarbelakang terjadinya kedatangan Belanda kembali ke Indonesia ?
a. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2 Tahun 1945.
b. Dikembalikannya Indonesia sebagai Jajahan Belanda (Sekutu)
2. Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia?
a. Melucuti tentara Jepang dan membebaskan para tentara Belanda yang
ditawan Jepang saat menduduki Indonesia
b. Menjajah kembali bangsa Indonesia
3. Analisislah strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda).
a. Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga
menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan
rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25
Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober
1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara
Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju
pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu
Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan
Bandung.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan
dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang
didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang
dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana
sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak
menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang
negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan
Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian
tembakmenembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van
Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian
tembakmenembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile.
Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang
ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke
Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke
Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada
pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr,
Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan
Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo.
Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta
untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap
Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin
Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
Lampiran 2
Penilaian Keterampilan
A. Instrumen Penilaian Keterampilan :
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk
portofolio.
Soal
Buatlah karya tulis
(artikel) tentang strategi
dan bentuk perjuangan
bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan
kemerdekaan
dari
ancaman
Belanda
dalam
bentuk
portofolio.
Kategori
1
Terdapat > 2
kesalahan
membuat
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
2
Terdapat
2
kesalahan
dalam
pembuatan
karya
tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
3
Ada 1
kesahalan
dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahank
an
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
4
Tepat dalam
pembuatan
karya tulis
(artikel)
tentang
strategi dan
bentuk
perjuangan
bangsa
Indonesia
dalam upaya
mempertahan
kan
kemerdekaan
dari ancaman
Belanda
Keterangan:
Skor 4,3,2,1 sesuai kategori yang ditentukan. (lihat pada instrument penilaian)
Nilai ditentukan dari rata-rata setiap komponen penilaian
Catatan perbaikan diisi dengan komponen 2 yang kurang pada setiap tugas
Lampiran 3
Penilaian Keterampilan:
B. Instrumen Portofolio
Buatlah karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
:
:
Sejarah
XI / 2
Nama Peserta Didik
Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan
:
:
2016/2017
Relevansi
Kelengkapan
Kebahasaan
1–4
1–4
1–4
1–4
3
4
3
4
Isi
Jumlah
Skor
14
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi)
bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan
mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit
sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan
mudah dipahami).
Kriteria Penilaian
NA :
Skor perolehan
Skor Maksimal
X 100
14/16 X 100 : 87,5
Kriteria Penilaian :
• 81 – 100 = 4
• 51 – 65 = 2
• 66 – 80 = 3
• 0 - 50 = 1
ketentuan :
Peserta didik dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai ≥ KKM (75)
Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi
Peserta didik yang mencapai ≥ KKM diberikan pengayaan
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Materi Pokok
: Strategi Militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Kelas
: XI
Kelompok
: ......
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1.
………………………………………………
…………
2.
………………………………………………
…………
Tujuan Pembelajaran :
1.
Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
2.
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
3.
Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
4.
Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
5.
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis
6.
Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio