LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAPAK HASAN BASR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh:
NAMA

: INDAH NOVIPARANI UTAMI

NPM

: E1D015088

PRODI

: AGRIBISNIS

KELOMPOK

: V (LIMA)

HARI/JAM


: RABU, 12.00 – 14.00

TANGGAL

: 21, OKTOBER 2015

CO-ASS

: - LORTINA SITANGGANG (E1G012065)
- FAIZAL NASUTION (E1G013041)

DOSEN

: Drs. HASAN BASRI DAULAY, M.S.

OBJEK PRATIKUM: PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM
LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU


2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita
sebagai praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi
peralatan dasar serta lambang bahaya yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia. Pengenalan alat-alat dan lambang bahaya yang akan dipergunakan dalam
laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan
diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alatalat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Serta paham akan efek dari lambang berbahaya.
Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus
mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium
kimia. Serta mengetahui apa saja lambang berbahaya di lab.
Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmuilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam menggunakan peralatan laboratorium dan mengetahui
lambang berbahaya praktikan harus memiliki keterampilan, kecermatan dan
ketelitian agar data yang diperoleh akurat. Untuk memudahkan mengenal alat
kimia,digunakan pengelompokkan yang umum dipakai yaitu peralatan gelas dan

peralatan non gelas. Serta lambang yang berbahaya di laboratorium.
Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui alatalat yang digunakan dalam praktikum. Kita juga harus mengetahui fungsi alat-alat
yang digunakan, bagaimana cara penggunaannya. Hal ini bertujuan agar
praktikum yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar, baik, dan benar. Selain
itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh ketelitian dalam menggunakan alatalat laboratorium, karena sebagian alat-alat laboratorium tersebut terbuat dari
kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat mudah pecah.

Sedangkan lambang berbahaya pada laboratorium ada banyak. Namun
yang memiliki lambang atau kode ada 10 lambang berbahaya yang wajib kita
ketahui, karena resiko yang besar jika tidak tahu apa peringatan dari lambang.
1.2. Tujuan
 Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
 Mahasiswa mengetahui, jenis, sifat dan fungsi zat kimia.
 Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.

BAB II
TUJUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat

yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja
pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat
umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk
suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan
untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alatalat ini dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus
diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut. Penggunaan alat-alat
gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa
macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker
gelas), erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan
gelas penutup, cawan petri dan kamar hitung. Terdapat dua kelompok alat-alat
ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti
(kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti

(kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang

tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam
prakteknya baik analisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau
menekuni bidang kimia pasti akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia. kebersihan alat yang digunakan
dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan
dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka
kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di
laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih,
tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat
kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun
atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan
larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan
tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan halhal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan
diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna
yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka
untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan

bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance
on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahanbahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk
klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua
bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia. Dalam mengukur suatu zat atau benda
hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat
dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur
sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah
satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik

dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari
kesalahan (Rohman, 1998).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
1. gelas piala


19. Corong

2. erlemeyer

20. Rak Tabung Reaksi

3. labu ukur

21. Penjepit Tabung Reaksi

4. petridish

22. Statif dan Klem

5. gelas ukur

23. Sikat Tabung Reaksi

6. kaca arloji


24. Segitiga

7. tabung reaksi

25. Bola Hisap

8. cawan penguap

26. Lampu Spiritus

9. mortal dan alu

27. Bunsen

10. krush

28. Kaki Tiga

11. pipet tetes


29. Botol Semprot

12. pipet tetes

30. Kawat Kasa

13. pipet volume

31. Klem Utilitas

14. pipet gondok

32. Oven

15. batang pengaduk

33. Tanur

16. sudip spatula


34. Hot Plane

17. corong pisah

35.Timbangan Analitis

18. desikator

3.2 Cara kerja
1. Koas menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta
menjelaskan fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.

2.Mendengar serta memerhatikan koas yang sedang mengenalkan alat-alat
laboratorium.
3.Menuliskan fungsi dan gambar dari alat-alat laboratorium tersebut di buku
panduan praktikum kimia sesuai yang dijelaskan oleh koas.
4.Mengumpulkan buku panduan praktikum kimia untuk ditandatangani oleh koas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pembahasan

N
o
1

Nama dan Gambar Alat
Gelas Piala

Fungsi
 Tempat menyimpan
larutan
 Tempat memanaskan

2

Erlemeyer

larutan
 Mereaksikan dan
mencampurkan zat
 Tepat untuk bahan yang

3

Labu Ukur

di nitrasi
 Membuat larutan
 Tempat mengencerkan

4

Petedirsh

larutan
 Tempat membiakan
mikroba

5

Gelas Ukur

 Mengukur volume larutan

6

Kaca Arloji

 Alat untuk menimbang

7

Tabung Reaksi

 Mereaksikan 2 zat atau
lebih dalam skala kecil

8

Cawan Penguap

 Tempat mengeringkan

bahan ke dalam oven &
9

Mortal

desikator
 Untuk menghaluskan zat
yang bersifat padat /

1

Krush

0
1

abu
Pipet Tetes

1
1

Pipet Volum

 Mengambil zat /larutan
dengan ukuran yang jelas

Pipet Gondok

3
1

 Mengambil zat dalam
jumlah kecil

2
1

kristal
 Memanaskan zat menjadi

 Untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu

Batang Pengaduk

4

 Untuk mengaduk suatu
larutan yang akan
direaksikan, maupun
reaksi sementara

1

Sudip

5
1

berlangsung.
 Untuk mengmbil zat kimia
yang akan ditimbang.

Corong Pemisah

6

 Untuk memisahkan 2
larutan yang tidak
bercampur karena ada

1

Desikator

7

perbedaan massa jenis.
 Untuk menyimpan bahanbahan yang bebas air dan
mengeringkan zat-zat
yang ada dalam

1
8

Buret

laboratorium
 Digunakan untuk titrasi
dan
 Mengukur volume larutan

1

Corong

9

 Untuk memindahkan atau
memasukan larutan dari
suatu tempat ke tempat
lain

2

Rak Tabung

0

Reaksi

2

Penjepit Tabung

1

Reaksi

2

Statif dan Klem

2

 Tempat menyaring larutan
 Tempat meletakan tabung
reaksi
 Untuk menjepit tabung
reaksi
 Untuk meletakan buret
dalam proses titrasi
 Untuk menjepit kondensor

2

Sikat Tabung

3

Reaksi

2

Segitiga

4
2

reaksi
 Meletakan gelas piala /
erlemeyer ketika

Bola Hisap

5
2

pada destilasi
 Membersihkan tabung

dipanaskan
 Menghisap larutan yang
akan dipindahkan dari

Lampu Spiritus

botol larutan
 Untuk memanaskan

6

larutan dengn bahan

2

bakar spiritus
 Untuk memanaskan zat /

Bunsen

7

larutan
 Stebilisasi dalam suatu
proses dan

2
8

Kaki Tiga

 Bebahan bakar gas
 Penyagga pembakar
spiritus

2

Botol Semprot

9
3

akuades
Kawat Kasa

0
3

 Sebagai tempat /wadah

 Tempat untuk menahan
gelas piala / labu ukur

Klem Utilitas

pada waktu pemanasan
 Untuk mengangkat gelas

Oven

 Untuk memanaskan zat

1
3
2

 Untuk mengeringkan alatalat sebelum digunakan

3

Tanur

3
3

untuk percobaan
 Untuk memanaskan zat
dengan suhu diatas 200 c

Hot Plate

 Untuk memanaskan zat

3

Timbangan

 Untuk menimbang zat

5

Analitis

4

LAMBANG BAHAYA DI LABORATORIUM
No
1.

Nama Lambang
Explosive(bersifat
mudah meledak)
E

Gambar

Fungsi
Sifatnya dapat meledak
dengan adanya panas,
percikan bunga api,
guncangan atau

2.

Oxidizing

gesekan.
Bersifat pengoksidasi,

(pengoksidasi)

dapat menyebabkan

O

kebakaran dengan
menghasilkan panas
saat kontak dengan
bahan organik, bahan

3.

Extremely

pereduksi, dll
Mudah Terbakar

flammable (amat

(Flamable)

sangat mudah

Apabila berdekata

terbakar)

dengan api,percikan
F

api,gesekan atau
sumber nyala lain akan
mudah menyala atau
terbakar dan apabila
telah nyala akan terus
terbakar hebat dalam
waktu lama.

4.

Highly flammable

Beberapa bahan sangat

(sangat mudah

mudah terbakar

terbakar)

menghasilkan gas yang
F+

amat sangat mudah
terbakar di bawah
pengaruh kelembaban.
Bahan-bahan yang
dapat menjadi panas di
udara pada temperatur
kamar tanpa tambahan
pasokan energi dan

5.

Very toxic (sangat

akhirnya terbakar.
Bahan dan formulasi

beracun)

yang ditandai dengan
T+

notasi bahaya VERY
TOXIC dapat
menyebabkan
kerusakan kesehatan
akut atau kronis dan
bahkan kematian pada
konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke
tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak

6.

Toxin (beracun)
T

dengan kulit.
Bahan dan formulasi
yang ditandai dengan
notasi bahaya TOXIC
dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan
akut atau kronis dan
bahkan kematian pada

konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke
tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak
7.

Harmful (berbahaya)
Xn

dengan kulit.
Bahan kimia dapat
menyebabkan iritasi,
luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu
sistem pernafasan bila
kontak dengan kulit,

8.

Irritant (menyebabka

dihirup atau ditelan
Bahan dan formulasi

n iritasi)

dengan notasi ‘irritant’
Xi

adalah tidak korosif
tetapi dapat
menyebabkan inflamasi
jika kontak dengan
kulit atau selaput
lendir.
Bahan dan formulasi

9.
Corrosive (korosif)
C

dengan notasi
CORROSIVE adalah
merusak jaringan
hidup. Jika suatu bahan
merusak kesehatan dan
kulit hewan uji atau
sifat ini dapat
diprediksi.

10.

NATURE

bersifat berbahaya bagi

POLLUTING.Bahan

satu atau beberapa

berbahaya bagi

komponen dalam

lingkungan.

lingkungan kehidupan.

N

4.2. Pembahasan
Ini uraian pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannyadalah agar setiap
praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta
perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,
berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung
berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan
terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik,
kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat
penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlemeyer, pipet gondok, gelas beker.
Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan
corong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas
ukur, erlenmeyer, dan lainnya.
 Alat- alat gelas yang ada dilaboratorium adalah, Gelas piala atau yang sering
disebut gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi sebagai tempat larutan dan
dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan penguapan pelarut untuk
memekatkan.
 Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur. Gelas ukur
digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini

berskala dan bermacam ukuran. Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai
tempat zat-zat yang dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan.
Setelah cairan diisi ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang-goyangkan agar
larutan tercampur sampai titik akhir tercapai.
 Pipet gondok sebagai alat pengambil larutan terbuat dari gelas dan bagian
tengahnya membesar serta ujungnya meruncing. Pipet gondok dapat
mengambil larutan tertentu dengan volume yang tepat. Pipet gondok
mempunyai skala 25 ml dan batas tera menggunakan bola hisap.
 Buret adalah alat yang digunakan pada saat proses titrasi. Zat yang digunakan
untuk menitrasi ditempatkan pada buret. Masih ada peralatan gelas lainnya
seperti tabung reaksi. Sesuai dengan namanya, tabung reaksi digunakan untuk
mereaksikan suatu zat. Tak hanya itu, di laboratorium juga terdapat botol
semprot yang berfungsi untuk menyimpan aquadest.
 Terdapat pula kaca arloji. Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri dari
berbagai ukuran diameter. Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan
dalam desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
 Alat-alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah, Rak tabung reaksi terbuat
dari kayu dengan lubang-lubang seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung
reaksi kedalam lubang-lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
 Kaki Tiga adalah Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa
dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen
dan kawat kasa.
 Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di
atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat
larutan yang akan dipanaskan.
 Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat
dari stainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia
yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.

 Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk
larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan
pada pipet ukur.
 Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
 Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah
terbakar.
 Timbangan analitis sebagai tempat untuk menimbang zat-zat yang akan
ditimbang dalam skala kecil.
 Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. Dan
untuk menentukan kadar abu.
 Labu ukur berfungsi tempat membuat larutan.
 Petridish berfungsi untuk mengembangbiakkan mikroba.
 Tabung reaksi berfungsi mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala kecil.
 Cawan penguap berfungsi mengeringkan suatu bahan dalam oven dan
desikator.
 Mortal dan alu berfungsi menghaluskan zat yang masih bersifat padat atau
krstal.
 Krush berfungsi untuk memanaskan logam-logam.
 Pipet tetes befungsi untuk mengambil larutan yang berukuran skla kecil.
 Pipet volume berfungsi untuk mengukur volume larutan.
 Batang pengaduk berfungsi mengaduk zat baik akan direaksikan maupun saat
reaksi sementara.
 Corong pisah berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak tercampur
karena adanya perbedaan massa jenis.
 Desikator berfungsi menyimpan bahan bahan yang bebas air.
 Buret berfungsiuntuk titrasi, dan mengukur volume pada suatu zat tertentu.
 Corong berfungsi memasukkan atau memindahkan larutan kewadah yang lain.
 Penjepit tabung reaksi berfungsi untuk menjepit tabung reaksi.
 Statif dan klem berfungsi sebagai penjepit biuret.
 Sikat tabung reaksi berfungsi untuk memebersihkan taung reaksi saat mencuci.
 Segitiga berfungi meletakkan gelas piala atau erlemeyer.

 Bunsen berfungsi memanaskan larutan dan sebagai sterilisasi suatu proses.
 Kaki tiga berfungsi sebagai penyangga pembajaran spritus.
 Kawat kasa berfungsi tempat alas labu beker pada saat dipanaskan.
 Klem utulitas berfungsi untuk menjepit alat alat gelas.

Ada pula lambang berbahaya di laboratorium, yang harus kita wasapadai agar
terjaga keselamatan kita saat berada di laboratorium. Dan lambang ini tidak bisa
kita abaikan begitu saja. Lambang itu antara lain:
 Explosive (bersifat mudah meledak), di lambangi dengan huruf E. Ledakan
akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Sifatnya dapat meledak dengan
adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Contoh asam nitrat
dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan solven seperti aseton.
Keamanan Hindari pukulan/ benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain.
 Oxidizing (pengoksidasi), di lambang oleh huruf O. Bahan-bahan dan
formulasi OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Bersifat pengoksidasi,
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik, bahan pereduksi, dll. Contohnya Kalium klorat ( KCLO3),
Kalium permanganat (KMnO4). Keamanan Hindari panas serta bahan mudah
terbakar dan reduktor.
 Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar), di lambangi dengan huruf
F. Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane
(gas). Hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
 Highly flammable (sangat mudah terbakar), di lambangi dengan huruf F+.
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang
amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan
yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan
pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly

flammable. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam
natrium. Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari
pengaruh pada kelembaban tertentu.
 Very toxic (sangat beracun), di lambangi oleh huruf T+. dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebut
misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
 Toxic (beracun), di lambangi dengan huruf T. dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau
kontak dengan kulit. Contoh misalnya solven-solven seperti metanol (toksik)
dan benzene (toksik, karsinogenik). Hindari Kontak atau masuk kedalam
tubuh, segera berobat kedokter bila kemungkinan keracunan.
 Harmful (berbahaya), Di lambangi dengan huruf Xn. Bahan kimia dapat
menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem
pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. Dapat melukai
jaringan/organ tubuh. Contoh misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen
glikol (berbahaya). Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan,
segera berobat jika terkena bahan.
 Irritant (menyebabkan iritasi), di lambangi dengan huruf Xi. Bahan dan
formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Yang
dapat menyebabkan irritan. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer. Hindari kontaminasi
pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
 Corrosive (korosif), dilambangi dengan huruf C. Bahan dan formulasinya
merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan
uji atau sifat ini dapat diprediksi. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
asam mineral seperti HCl. Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan
kulit dan mata.

 NATURE POLLUTING, Bahan berbahaya bagi lingkungan yang di tandai
dengan huruf N. Bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen,dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan
menyebabkan gangguan ekologi. Contoh misalnya tributil timah kloroda,
tetraklorometan. Hindari kontak atau bercambur dengan lingkungan yang dapat
membahayakan makhluk hidup, limbah dijauhkan dari lingkungan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Setelah melakukuan pengenalan alat-alat laboratorium kita basa menggunakan
alat-alat tsb dengan sesuai.
2. Dengan belajar alat-alat laboratorium kita bisa mengetahui fungsi dari masingmasing alat.
3. Sehingga kita bisa melatih ketelitian dan mengukur zat-zat yang kita gunakan.
4. mengetahui bahaya nya zat kimia dengan lambang berbahaya di lab.
Peralatan yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi dua bagian
yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas. Jadi, alat-alat yang ada di
laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya.
Untuk lambang berbahaya sangat penting untuk mengetahui apa saja zat
yang bisa merusak dan berbahaya bagi kita praktikan. Ada 10 lambang yang pnya
kode lambang dari lebih lambang.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.Sebaiknya
alat-alat dan lambang yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat
lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada
kekurangan. semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti

agar mendapat hasil yang maksimal. Serta berhati-hati dalam menggunakkan zat
kimia apalagi yang punya lambang berbahaya.
Saran yang dapat diberikan lagi adalah setiap praktikan harus menjaga
kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja
dengan teliti. Ketika percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga
keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda
ketika percobaan sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. www.wikipedia.com/alat-laboratorium. Di akses pada
tanggal 28 okt 2015.
Buku penuntun praktikum kimia 2015.laboratorium teknologi pertanian
unib.
Day& Underwood. 1998. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC
Loebis, maju. 2013.www.academia.edu/laporan_kimia_alat_dan_bahan..
di akses pada tanggal 27 okt 2015.
Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Padmaningrum, regna tutik. 2010. Staff.UNY.ac.id/sites/default/file. di
akses pada tanggal 28 okt 2015.
Rahadian, aditya. 2014. Sains-inaction.blogspot.co.id. di akses pada
tanggal 28 okt 2015.
H, riadi.1990. kimiaIPA. IPB. Bogor.
Rohman, Taifiqur. 1998. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas
Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan
Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia.
Banjarbaru.
.