Macam Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya (1)
About
Contact Us
Privacy Policy
Disclaimer
TipsSerbaSerbi
Home
DAFTAR ISI
KEUANGAN
PEMASARAN
KOMUNIKASI BISNIS
CONTOH SKRIPSI
LAMARAN KERJA
Search...
Home » Kinerja Keuangan » Rasio Keuangan » Macam-Macam Rasio Keuangan dan
Rumusnya
Macam-Macam Rasio Keuangan dan
Rumusnya
Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan
Macam-Macam Rasio Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu
hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam
suatu laporan keuangan. Tujuan analisis rasio keuangan dimaksudkan
agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap pos-pos dalam
laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang logis, dengan
menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui
mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil analisisnya layak
dipakai
sebagai
pedoman
pengambilan
keputusan.
(Pahami
pula:
Pengertian
dan
Tujuan
Laporan
Keuangan)
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat
sesuai kebutuhan penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Pertama, Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasiorasio yang disusun dari data dalam neraca.
Kedua, Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio),
yakni rasio-rasio yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.
Ketiga, Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yaitu
rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data lainnya yang berasal dari laporan rugi laba.
Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni:
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas
yang
dapat
dijelaskan
berikut
ini:
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi
(hutang jangka pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup
kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan
yang likuid sedang bila tidak disebut ilikuid. Rasio likuiditas yang umum
dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara
lain:
1.
Current
Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current
Ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk
menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang
dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya
yang segera harus dibayar (Sutrisno, 2001:247). Rumus current ratio
adalah:
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika
rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas
jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301)
2.
Quick
Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara
jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar.
Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena
persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat
likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva
lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang
dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek (Martono,
2003:56). Jadi rumusnya:
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat
(Harahap,
2002:302).
3.
Cash
Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang
perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening
Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang
dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama
seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).
B.
Rasio
Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang
mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak
disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid ,
demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Macammacam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang biasa
digunakan
adalah:
1.
Total
Debt
to
Total
Assets
Ratio
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur
prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang yang
dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang
berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor lebih
menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya
menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur besarnya
rasio hutang ini digunakan rumus:
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap
aktiva
harus
lebih
kecil
(Harahap,
2002:304).
2.
Debt
to
Equity
Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah
imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak
boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi
hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya:
C.
Rasio
Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba (Baca
pula: pengertian dan analisis rasio profitabilitas). Perhatian ditekankan
pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup
perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:
1.
Profit
Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung
pada analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).
Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu (Hanafi dan Halim, 2000:84). Rasio profit margin bisa dihitung
sebagai berikut:
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik,
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup
tinggi
(Harahap,
2002:304).
2.
Gross
Profit
Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang
diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap rupiahpenjualan. Semakin besar rasionya
berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89).
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan
pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya
tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
Semakin besar rasionya semakin baik (Harahap, 2002:306).
3. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur
rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan
mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran,
pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi
rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi
pada
tingkat
penjualan
tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah
untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan
Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap
satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi
pada
tingkat
penjualan
tertentu.
4.
Return
On
Investment
(ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah
laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001:255). Rasio ini
dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin
besar
rasionya
semakin
baik
(Sutrisno,
2001:255).
5.
Return
On
Assets
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum
bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio ini dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang
digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254).
D.
Rasio
Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam
padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio aktivitas
yang
digunakan
adalah:
1.
Perputaran
Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan
efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan analisis
terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa cepat piutang
perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang,
menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih (jangka waktu
pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar
pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty,
2003:82). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno,
2001:252).
2.
Perputaran
Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan
likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan
dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas
manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendah
menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan
Halim, 2000:80). Rumus perhitungannya adalah:
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya
(Sutrisno,
2001:251).
3.
Perputaran
Aktiva
Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi
aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang
mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting
diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri
jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini
barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim,
2000:81). Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253).
4.
Perputaran
Total
Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio
perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva
tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio
yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya
rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan
Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253).
Demikian uraian macam-macam rasio keuangan dan rumusnya. Dalam
menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan, rasio keuangan menjadi
pertimbangan utama. (baca juga: indikator kesehatan keuangan
perusahaan asuransi). Semoga artikel ini dapat membantu dan
memudahkan dalam membuat analisis rasio laporan keuangan.
0
inShare
Related Posts :
Macam-Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya Macam-Macam Rasio
Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dalam suatu … Read More...
Perihal Kinerja dan Rasio Keuangan Bank Perihal Kinerja dan Rasio
Keuangan Bank - Kinerja keuangan sebagaimana diuraikan dalam pengertian kinerja
keuangan menurut para ahli meru… Read More...
Analisa Rasio Keuangan Bank dengan Metode CAMEL Analisa rasio
keuangan bank sebagaimana analisa rasio keuangan perusahaan pada umumnya
adalah studi tentang informasi yang menggam… Read More...
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan
dapat dipahami sebagai hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi … Read More...
Newer Post Older Post Home
Copyright 2016 TipsSerbaSerbi
Powered by Blogger.com
Pengertian Analisis Rasio Keuangan Jenis
dan Rumusnya
02:22:00
Manajemen Keuangan
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada
kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga
dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk– bentuk
rasio keuangan :
Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan
adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan
dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan
adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya
di
masa
depan.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha
dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan
perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan
menjadi lima kelompok, yaitu :
Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka
tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau
aktiva.
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi
dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Baca: Definisi Rasio Likuiditas
Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar yang tersedia
Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan.
Aktiva Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x
Hutang Lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi /
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Rumusnya
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
Persediaan
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva
3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang
digunakan adalah:
Baca: Pengertian Rasio Solvabilitas Jenis Tujuan
dan Manfaatnya
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya
dibawah ini
Total hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
Modal Aktiva
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui
jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.
Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya”.
Baca: Pengertian Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan
sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak,
atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
Laba setelah pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Laba setelah pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
Daftar Pustaka Makalah Analisis Rasio Keuangan
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Irawati
Susan,
2005,
Manajemen
Keuangan,
Pustaka,
Bandung
Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Home
Who We Are
Services & Capabilities
Gallery
Articles
Newsletter
Contact
Articles
Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and
technology
Articles Category
ALL
INTERNAL AUDIT
HUMAN RESOURCE
INFORMATION AND TECHNOLOGY
TAX
ACCOUNTING
AUDIT
PRODUCTIVITY AND QUALITY
MANAGEMENT SYSTEM
SECRETARY
View Articles By Period
2017
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
2016
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
2015
o
o
o
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Desember
November
Oktober
o
o
o
o
o
o
o
o
2014
o
o
o
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Desember
November
Oktober
RASIO: CARA ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN
02 June 2017
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Christine Yohandoyo, S.E., GMA.
Tujuan utama dari manajemen adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai
tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara
terus menerus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
Analisa laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan
sepanjang waktu.
Cara perusahaan untuk dapat menganalisa laporan keuangan salah satunya adalah dengan
analisa rasio. Berikut beberapa rasio keuangan beserta dengan kegunaannya untuk analisa
laporan keuangan:
1.RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban
lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
-Cash Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancar
berdasarkan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan.
-Quick Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek tanpa mengandalkan persediaan.
-Current Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar
berdasarkan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2.RASIO AKTIVITAS
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga
untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang disajikan tidak
terlalu tinggi, terlalu rendah.
-Inventory Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dari barang jadi digudang barang
jadi hingga barang terjual
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dari bahan baku sampai digudang
hingga siap untuk diproduksi
-Account Receivable Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan mengubah piutang menjadi kas
-Account Payable Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan perusahaan untuk membayar
hutang
3.RASIO SOLVABILITAS
-Debt Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan
oleh kreditur dengan total aset
-Debt to Equity Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan
oleh kreditur dengan modal usaha
-Time Interest Earned
Rasio ini mengukur seberapa besar laba operasional dapat menurun sampai perusahaan tidak
dapat memenuhi beban bunga tahunan
*EBIT : Earning Before Interest Tax
4.RASIO MODAL KERJA
-Working Current Aset
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar aset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total
aset yang dimiliki
-Working Current Liabilities
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar hutang lancar yang dimiliki dibandingkan dengan
total hutang yang dimiliki
-Working Current Turn Over
Rasio ini untuk mengukur penjualan bersih yang dapat dihasilkan dari setiap modal kerja
yang dimiliki oleh perusahaan
Diatas merupakan beberapa rasio yang dapat digunakan untuk analisa laporan keuangan.
Berdasarkan rasio tersebut dapat dilakukan analisa untuk menentukan strategi perusahaan ke
depan.
For Further Information, Please Contact Us!
Home | Who We Are | Services & Capabilities | Our Divisions | News & Articles |
Contact
Our Division:
© Copyright 2014 Drs. J. Tanzil & Associates
About
Contact Us
Privacy Policy
Disclaimer
TipsSerbaSerbi
Home
DAFTAR ISI
KEUANGAN
PEMASARAN
KOMUNIKASI BISNIS
CONTOH SKRIPSI
LAMARAN KERJA
Search...
Home » Kinerja Keuangan » Rasio Keuangan » Macam-Macam Rasio Keuangan dan
Rumusnya
Macam-Macam Rasio Keuangan dan
Rumusnya
Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan
Macam-Macam Rasio Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu
hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam
suatu laporan keuangan. Tujuan analisis rasio keuangan dimaksudkan
agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap pos-pos dalam
laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang logis, dengan
menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui
mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil analisisnya layak
dipakai
sebagai
pedoman
pengambilan
keputusan.
(Pahami
pula:
Pengertian
dan
Tujuan
Laporan
Keuangan)
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat
sesuai kebutuhan penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Pertama, Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasiorasio yang disusun dari data dalam neraca.
Kedua, Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio),
yakni rasio-rasio yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.
Ketiga, Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yaitu
rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data lainnya yang berasal dari laporan rugi laba.
Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni:
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas
yang
dapat
dijelaskan
berikut
ini:
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi
(hutang jangka pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup
kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan
yang likuid sedang bila tidak disebut ilikuid. Rasio likuiditas yang umum
dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara
lain:
1.
Current
Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current
Ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk
menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang
dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya
yang segera harus dibayar (Sutrisno, 2001:247). Rumus current ratio
adalah:
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika
rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas
jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301)
2.
Quick
Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara
jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar.
Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena
persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat
likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva
lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang
dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek (Martono,
2003:56). Jadi rumusnya:
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat
(Harahap,
2002:302).
3.
Cash
Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang
perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening
Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang
dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama
seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).
B.
Rasio
Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang
mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak
disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid ,
demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Macammacam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang biasa
digunakan
adalah:
1.
Total
Debt
to
Total
Assets
Ratio
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur
prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang yang
dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang
berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor lebih
menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya
menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur besarnya
rasio hutang ini digunakan rumus:
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap
aktiva
harus
lebih
kecil
(Harahap,
2002:304).
2.
Debt
to
Equity
Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah
imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak
boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi
hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya:
C.
Rasio
Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba (Baca
pula: pengertian dan analisis rasio profitabilitas). Perhatian ditekankan
pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup
perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:
1.
Profit
Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung
pada analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).
Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu (Hanafi dan Halim, 2000:84). Rasio profit margin bisa dihitung
sebagai berikut:
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik,
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup
tinggi
(Harahap,
2002:304).
2.
Gross
Profit
Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang
diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap rupiahpenjualan. Semakin besar rasionya
berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89).
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan
pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya
tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
Semakin besar rasionya semakin baik (Harahap, 2002:306).
3. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur
rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan
mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran,
pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi
rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi
pada
tingkat
penjualan
tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah
untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan
Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap
satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi
pada
tingkat
penjualan
tertentu.
4.
Return
On
Investment
(ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah
laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001:255). Rasio ini
dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin
besar
rasionya
semakin
baik
(Sutrisno,
2001:255).
5.
Return
On
Assets
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum
bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio ini dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang
digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254).
D.
Rasio
Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam
padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio aktivitas
yang
digunakan
adalah:
1.
Perputaran
Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan
efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan analisis
terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa cepat piutang
perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang,
menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih (jangka waktu
pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar
pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty,
2003:82). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno,
2001:252).
2.
Perputaran
Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan
likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan
dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas
manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendah
menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan
Halim, 2000:80). Rumus perhitungannya adalah:
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya
(Sutrisno,
2001:251).
3.
Perputaran
Aktiva
Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi
aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang
mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting
diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri
jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini
barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim,
2000:81). Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253).
4.
Perputaran
Total
Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio
perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva
tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio
yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya
rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan
Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253).
Demikian uraian macam-macam rasio keuangan dan rumusnya. Dalam
menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan, rasio keuangan menjadi
pertimbangan utama. (baca juga: indikator kesehatan keuangan
perusahaan asuransi). Semoga artikel ini dapat membantu dan
memudahkan dalam membuat analisis rasio laporan keuangan.
0
inShare
Related Posts :
Macam-Macam Rasio Keuangan dan Rumusnya Macam-Macam Rasio
Keuangan Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain dalam suatu … Read More...
Perihal Kinerja dan Rasio Keuangan Bank Perihal Kinerja dan Rasio
Keuangan Bank - Kinerja keuangan sebagaimana diuraikan dalam pengertian kinerja
keuangan menurut para ahli meru… Read More...
Analisa Rasio Keuangan Bank dengan Metode CAMEL Analisa rasio
keuangan bank sebagaimana analisa rasio keuangan perusahaan pada umumnya
adalah studi tentang informasi yang menggam… Read More...
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan
dapat dipahami sebagai hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi … Read More...
Newer Post Older Post Home
Copyright 2016 TipsSerbaSerbi
Powered by Blogger.com
Pengertian Analisis Rasio Keuangan Jenis
dan Rumusnya
02:22:00
Manajemen Keuangan
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada
kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga
dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk– bentuk
rasio keuangan :
Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan
adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan
dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan
adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya
di
masa
depan.
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha
dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan
perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan
menjadi lima kelompok, yaitu :
Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka
tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau
aktiva.
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi
dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio
likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Baca: Definisi Rasio Likuiditas
Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
sebagai berikut:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar yang tersedia
Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan.
Aktiva Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x
Hutang Lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi /
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Rumusnya
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
Persediaan
b. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva
3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang
digunakan adalah:
Baca: Pengertian Rasio Solvabilitas Jenis Tujuan
dan Manfaatnya
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya
dibawah ini
Total hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
Modal Aktiva
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui
jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.
Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya”.
Baca: Pengertian Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan
sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak,
atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
Laba setelah pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Laba setelah pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan
Daftar Pustaka Makalah Analisis Rasio Keuangan
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Irawati
Susan,
2005,
Manajemen
Keuangan,
Pustaka,
Bandung
Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Home
Who We Are
Services & Capabilities
Gallery
Articles
Newsletter
Contact
Articles
Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and
technology
Articles Category
ALL
INTERNAL AUDIT
HUMAN RESOURCE
INFORMATION AND TECHNOLOGY
TAX
ACCOUNTING
AUDIT
PRODUCTIVITY AND QUALITY
MANAGEMENT SYSTEM
SECRETARY
View Articles By Period
2017
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
2016
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
2015
o
o
o
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Desember
November
Oktober
o
o
o
o
o
o
o
o
2014
o
o
o
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Desember
November
Oktober
RASIO: CARA ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN
02 June 2017
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Christine Yohandoyo, S.E., GMA.
Tujuan utama dari manajemen adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai
tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara
terus menerus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
Analisa laporan keuangan mencakup perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan
lain dalam industri yang sama, evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan
sepanjang waktu.
Cara perusahaan untuk dapat menganalisa laporan keuangan salah satunya adalah dengan
analisa rasio. Berikut beberapa rasio keuangan beserta dengan kegunaannya untuk analisa
laporan keuangan:
1.RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban
lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
-Cash Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancar
berdasarkan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan.
-Quick Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek tanpa mengandalkan persediaan.
-Current Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar
berdasarkan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
2.RASIO AKTIVITAS
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga
untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang disajikan tidak
terlalu tinggi, terlalu rendah.
-Inventory Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dari barang jadi digudang barang
jadi hingga barang terjual
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dari bahan baku sampai digudang
hingga siap untuk diproduksi
-Account Receivable Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan mengubah piutang menjadi kas
-Account Payable Turn Over Ratio
Rasio ini berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan perusahaan untuk membayar
hutang
3.RASIO SOLVABILITAS
-Debt Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan
oleh kreditur dengan total aset
-Debt to Equity Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur presentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan
oleh kreditur dengan modal usaha
-Time Interest Earned
Rasio ini mengukur seberapa besar laba operasional dapat menurun sampai perusahaan tidak
dapat memenuhi beban bunga tahunan
*EBIT : Earning Before Interest Tax
4.RASIO MODAL KERJA
-Working Current Aset
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar aset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total
aset yang dimiliki
-Working Current Liabilities
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar hutang lancar yang dimiliki dibandingkan dengan
total hutang yang dimiliki
-Working Current Turn Over
Rasio ini untuk mengukur penjualan bersih yang dapat dihasilkan dari setiap modal kerja
yang dimiliki oleh perusahaan
Diatas merupakan beberapa rasio yang dapat digunakan untuk analisa laporan keuangan.
Berdasarkan rasio tersebut dapat dilakukan analisa untuk menentukan strategi perusahaan ke
depan.
For Further Information, Please Contact Us!
Home | Who We Are | Services & Capabilities | Our Divisions | News & Articles |
Contact
Our Division:
© Copyright 2014 Drs. J. Tanzil & Associates